• Tidak ada hasil yang ditemukan

Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTUKA(FLEKSIBILITY) OTOT PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA

LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Joel karo karo

STIKES HANG TUAH SURABAYA

ABSTRAK

Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Rancangan pra eksperimen menggunakan " One Group pra Test and Post Test design ". Sampel sebanyak 20 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P = 0,000 dan nilai signifikan ≤0,05 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Kata kunci:Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung, nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT

The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain inbone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence strength and flexibility exercise to degradationof low back pain of elderly in Nursing Home Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Design was Pre Experimental by using " One Group pra Test and Post Test design ". Number of sample 20 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was strength and flexibility exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that strength and flexibility exercise to decrease low back pain for elderly with p value = 0,000 and significant value ≤0,05 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of strength and flexibility exercise to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of strength and flexibility exercise can decrease low back painin for elder because of strength and flexibility exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate.

(2)

PENDAHULUAN

Penduduk lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu diciptakan suatu kondisi fisik maupun nonfisik yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum lansia di berbagai negara termasuk Indonesia tidak hanya diharapkan berumur panjang, namun juga dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahkan berdaya guna bagi pembangunan. Salah satu masalah fisik sehari hari yang sering ditemukan pada lansia adalah nyeri punggung bawah atau LBP (Bandiyah, 2009).

Nyeri punggung bawah atau low

back pain (LBP) merupakan manifestasi

keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang (Idyan,2007). LBP merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan mereka

pada usia dekade kedua dan insiden tinggi dijumpai pada dekade kelima (Mardjono & Sidharta, 2008). Menurut The International

for the Study of Pain (IASP), yang termasuk low back pain adalah nyeri yang dibatasi

daerah superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosessus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari vertebrata thorakal terakhir, daerah inferior oleh garis transversal imajiner melalui ujung processus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang di tarik dari batas lateral spina lumbalis (Guyton,2004).

Pada studi pendahuluan di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 20 February 2015 terdapat 5 orang lansia yang terdapat mengalami nyeri punggung bawah 3 dari lansia mengatasi nyeri dengan mengkonsumsi obat dan 2 diantaranya diabiarkan saja atau dibawa tidur, tetapi sangat jarang untuk melakukan

(3)

latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung secara otomatis akan melatih kekuatan otot punggung dan otot panggul, kemudian otot menjadi kuat dan lentur sehinnga nyeri akibat spasme otot ditekan sedemikianrupa.

METODE PENELITIAN

Desain ini adalah untuk pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada lansia, menggunakan desain pra eksperimen dengan rancangan One Group

pra Test and Post Test design, yaitu

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi setelah intervensi.

Subjek Pra Perlakuan Pasca_tes K O I OI Waktu 1Waktu 2 Waktu 3 Keterangan K : Subjek ( Lansia)

O : Observasi (tingkat nyeri sebelum latihan)

I : Intervensi (intervensi senam) OI : Observasi (observasi tingkat nyeri sesudah)

Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah probality sampling tipe random sampling yaitu dengan cara semua lansia didata terlebih dahulu untuk mengatahui tingkat nyerinya punggung bawah. Setelah itu hasil yang diperoleh untuk lansia yang menderita nyeri punggung bawah diberi perlakuan terapi. Variabel independen pada penelitian ini adalah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung bawah pada lansia. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan lembar observasi skala nyeri (VAS). Wawancara yang berisi :

(4)

usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah diderita.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Data Umum

Responden penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 19 orang. Di dalam data umum akan disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah di derita,

1. Karakteristik usia responden

Tabel 5.1 Tabel karakteristik usia responden Lansia di panti Tresna

Werdha Hargodedali

Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) 45-59 tahun 8 42.1 60-74 tahun 75-90 tahun >91 tahun 11 0 0 57.9 0 0 Total 19 100.0

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 11 orang (57,9%)

berusia 60-74 tahun dan 8 orang (42,1%) berusia 45-59 tahun.

2. Karakteristik jenis kelamin

Tabel 5.2 Tabel karakteristik jenis kelamin Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Laki-laki 0 0 Wanita 19 100 Total 19 100.0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 19 orang (100%) berjenis kelamin wanita.

3. Karakteristik riwayat pekerjaan

Tabel 5.3 Tabel karakteristik pekerjaan Lansia di Panti Jompo Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Pegawai 3 15.8 Swasta 5 26.3 Petani 6 31.6 tidak bekerja 5 26.3 Total 19 100.0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 6 orang (31,6%)

(5)

sebagai petani, 5 orang (26,3%) sebagai swasta, 5 orang (26,3%) tidak bekerja, 3 orang (15,8%) sebagai pegawai.

4. Karakteristik riwayat penyakit

Tabel 5.4 Tabel karakteristik penyakit Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Diabetes mellitus 5 26.3 Rematik 7 36.8 Hipertensi 7 36.8 Total 19 100.0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat hipertensi, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat penyakit rematik, 5 orang (26,3%) mengalami riwayat diabetes melitus.

5. Karakteristik nyeri yang diderita

Tabel 5.5 Tabel karakteristik nyeri yang diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Kaki 7 36.8 Tangan 5 26.3 Punggung 7 36.8 Total 19 100.0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada kaki, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada punggung , 5 orang (26,3%) mengalami nyeri pada tangan.

6. Karakteristik sebab nyeri

Tabel 5.6 Tabel karakteristik sebab nyeri diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya

pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) berjalan jauh 9 47.4 duduk terlalu lama 4 21.1 berdiri terlalu lama 6 31.6 Total 19 100.0

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 9 orang berjalan jauh (47,4%), 6 orang (31.6%) berdiri lama, 4 orang (21.1%) duduk terlalu lama.

7. Karakteristik pelaksanaan nyeri

Tabel 5.7 Tabel karakteristik pelaksanaan nyeri Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015

(6)

Responden (f) (%) mendengarkan musik 3 15.8 meminum obat nyeri 9 47.4 mengubah posisi yang tidak nyeri 7 36.8 Total 19 100.0

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 9 orang meminum obat nyeri (47,4%), 7 orang (36,8%) mengubah posisi yang tidak nyeri, 3 orang (15.8%) mendengarkan musik.

5.1.3 Data Khusus

Data khusus menyajikan tentang karakteristik nyeri responden sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan kelentukan diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya.

1. Karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum)

Tabel 5.8 Tabel karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya

pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Frekuensi Prosentase

Responden (f) (%) nyeri ringan 10 52.6 nyeri sedang 8 42.1 nyeri berat nyeri paling hebat 1 0 5.3 0 Total 19 100.0

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 10 orang mengalami nyeri ringan (52,6%), 8 orang (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami berat. 2. Karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah)

Tabel 5.9 Tabel karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah)

Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) tidak nyeri 5 26.3 nyeri ringan 13 68.4 nyeri sedang nyeri berat nyeri paling hebat 1 0 0 5.3 0 0 Total 19 100.0

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri

(7)

sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri berat.

3. Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi.

Tabel 5.10 Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung sebelum dan sesudah di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya

pada Tanggal 26 Mei 2015 -03 Juni 2015, dengan jumlah responden 20 orang.

N Median

(minimun-maksimum)  Nyeri punggung bawah sebelum latihan

kekuatan dan kelentukan otot punggung

19 2 (2-4) 0,000

Nyeri punggung bawah sesudah latihan

kekuatan dan kelentukan otot punggung 19 2 (1-3)

Tabel 5.11 Hasil analisis uji wilcoxon dengan tambahan informasi rerata dan simpang baku

N Median

(minimun-maksimum) Rerata  s.b.  Nyeri punggung bawah sebelum

latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung

19 2 (2-4) 2,10  0,612 0,000

Nyeri punggung bawah sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung

19 1 (1-3) 1,79  0,535

Uji wilcoxon

Berdasarkan hasil tabel 5.10 dapat disimpulkan bahwa  -value = 0,000, hal ini

menunjukkan bahwa Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung

terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi bahwa ada pengaruh (<

0,05).

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign

Test pada tabel 5.11 juga dapat diketahui

bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi.yang ditunjukkan pada informasi rerata sebelum dan sesudah diberikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung (2,10 > 1,79).

5.2.3 Pengaruh nyeri punggung sebelum dan sesudah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rerata nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung yaitu 2,10 dan

(8)

rerata nyeri punggung bawah pada lansia sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung menjadi 1,79. Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah nyeri ringan 10 responden (52.6%), 8 responden (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami hebat. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri hebat.

Penguatan otot juga dapat memberikan kebugaran tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar, 2009).Dengan melakukan olahraga dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung /olah raga dapat mengeliminasi berbagai resiko

penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner (Darmojo 2000). Latihan kekuatan dan kelentukan/ olah raga dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi berhubungan dengan aktivitas nitrit oksida (NO) meskipun dengan pertambahan umur terjadi penurunan aktivitas NO, tapi dengan aktivitas fisik teratur bisa memproduksi NO yang ada dalam tubuh yang bisa merileksasikan pembuluh darah sehingga bisa melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. aliran darah yang bersifat bergelombang yang mendorong produksi

nitrit oksida (NO) serta merangsang

pembentukan dan pelepasan endothelial

derive relaxing factor (EDRF), yang merileksi dan melebarkan pembuluh darah (Dede, 2002). Latihan kekuatan dan kelentukan /olah raga pada penderita DM akan mengalami mekanisme regulasi ambilan glukosa disebabkan adanya pelepasan bradikinin yang dipacu oleh

(9)

insulin pada otot yang sedang bergerak, sehingga ambilan glukosa oleh otot bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksi ikut meningkat (Short et al., 2003) sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.

Salah satu manfaat olahraga adalah perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2000). Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan mengurangi ketegangan dan nyeri otot. (Depkes, 2003).

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Pengumpulan data memungkinkan responden menjawab dengan tidak

jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud karena faktor usia sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

2. Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subyek penelitian yang digunakan sejumlah 20 lansia. Jumlah tersebut termasuk kecil bila digunakan untuk menganalisis populasi

PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian.

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil temuan hasil penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum mengikuti latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung di panti jompo

(10)

Hargodedali Surabaya lebih dominan mengalami nyeri ringan dan dan nyeri sedang.

2. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung ada dampak penurunan nyeri sedang ke nyeri lebih ringan

3. Ada pengaruh latihan dan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya

6.2 Saran

1. Bagi Responden (Lansia)

Sebaiknya lebih memahami pentingnya untuk latihan dan kelentukan otot punggung dan memahami manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri punggung bawah.

2. Bagi Profesi

Sebagai perawat dapat menegembangkan dan berpartisipasi dalam meningkatan pelayanan komunitas gerontik untuk

mengetahui pentingnya berolah raga dalam penururan tingkat nyeri

3. Bagi instansi (Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya)

Perlu memerhatikan kondisi lansia dan mendengarkan keluhan setiap lansia agar selalu membina lansia dalam meghadapi masalah, khususnya dalam penanganan nyeri untuk mendungkung sarana dan prasarana dalam melakukan olah raga. 4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan mengembangkan dan sebagai alat literatur selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Alter, M.J. (2008). 300 Teknik Peregangan

Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan

Keperawatan Gerontik.

Yogyakarta: Muha Medika. Bimaariotejo. (2009). Low-Back-Pain.

Http//:www.orthoinfoaaos.org. Diunduh 25 February 2015. Bull, E., & Archard, G. (2005). Simple

Guide: Nyeri Punggung. Jakarta:

(11)

Dahlan, S. M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Davies, K. (2007). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta: Erlangga.

Karim. F. (2005). Panduan Kesehatan Olah

Raga Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI Jakarata: Salemba

Lumbantobing, S.M, dan Arjatmo, T. 2009.

Nyeri Pinggang III:

Penatalaksanaan. FK UI. Jakarta.

Nugroho. A. (2008). Hidup Sehat Di Usia

Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan

Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses

Keperawatan Nyeri .Graha Ilmu: Yogyakarta.

Putri, P. 2010. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/ 1/Putri_P.pdf. Diakses 3April 2015

Setiadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Graha Ilmu

Setya. S. (2010). Konsep Dan Proses

KePerawatan Nyeri.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sidharta, P. (2005). Sakit

Neuromuskoleskeletal. PT Dian Rakyat. Jakarta.

Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar

Keperawatan Gerontik. Jakarta :

EGC

Sunarto, (2005). Latihan pada Penderita

Nyeri Punggung Bawah. Medika

Jwalita ed.III

Tamher. S. Noorkasimi (2009). Kesehatan

Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Tunjung, R. (2009). Diagnosis dan

Penatalaksanaan Nyeri

Punggung Bawah di Puskesmas.

Watson. (2005). Perawatan Lansia Jakarta : EGC

Wicaksono. F. (2011). Pendidikan Jasmani

Olah Raga Dan Kesehatan.

Jakarta: Ghalia Indonesia Printing

Widodo. (2010). Lansia: Sehat dan Bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Gambar

Tabel  5.8  Tabel  karakteristik  pre  latihan  kekuatan  dan  kelentukan  (sebelum)  diderita  Lansia  di  panti  Tresna  Werdha  Hargodedali  Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015  Karakteristik  Frekuensi  Prosentase

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tugas PPAT ini diatur dalam Pasal 2 PP Nomor 37 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa tugas PPAT adalah melaksanakan sebagaian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat

Suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budaya dan etniknya merupakan pengertian dari.. Salah

Mahendra (2008:16) mengemukakan bahwa : “D alam senam kependidikan anak belajar pada tingkatnya masing-masing, untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan

[r]

The C ontribution of cohesive ties to the cohesion of efl students’ expository writing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. LIST

penelitian dengan judul: BENTUK-BENTUK RESERSE DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR..

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah