PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTUKA(FLEKSIBILITY) OTOT PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA
LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Joel karo karo
STIKES HANG TUAH SURABAYA
ABSTRAK
Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Rancangan pra eksperimen menggunakan " One Group pra Test and Post Test design ". Sampel sebanyak 20 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P = 0,000 dan nilai signifikan ≤0,05 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Kata kunci:Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung, nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT
The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain inbone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence strength and flexibility exercise to degradationof low back pain of elderly in Nursing Home Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Design was Pre Experimental by using " One Group pra Test and Post Test design ". Number of sample 20 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was strength and flexibility exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that strength and flexibility exercise to decrease low back pain for elderly with p value = 0,000 and significant value ≤0,05 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of strength and flexibility exercise to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of strength and flexibility exercise can decrease low back painin for elder because of strength and flexibility exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate.
PENDAHULUAN
Penduduk lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu diciptakan suatu kondisi fisik maupun nonfisik yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum lansia di berbagai negara termasuk Indonesia tidak hanya diharapkan berumur panjang, namun juga dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahkan berdaya guna bagi pembangunan. Salah satu masalah fisik sehari hari yang sering ditemukan pada lansia adalah nyeri punggung bawah atau LBP (Bandiyah, 2009).
Nyeri punggung bawah atau low
back pain (LBP) merupakan manifestasi
keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang (Idyan,2007). LBP merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan mereka
pada usia dekade kedua dan insiden tinggi dijumpai pada dekade kelima (Mardjono & Sidharta, 2008). Menurut The International
for the Study of Pain (IASP), yang termasuk low back pain adalah nyeri yang dibatasi
daerah superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosessus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari vertebrata thorakal terakhir, daerah inferior oleh garis transversal imajiner melalui ujung processus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang di tarik dari batas lateral spina lumbalis (Guyton,2004).
Pada studi pendahuluan di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 20 February 2015 terdapat 5 orang lansia yang terdapat mengalami nyeri punggung bawah 3 dari lansia mengatasi nyeri dengan mengkonsumsi obat dan 2 diantaranya diabiarkan saja atau dibawa tidur, tetapi sangat jarang untuk melakukan
latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung secara otomatis akan melatih kekuatan otot punggung dan otot panggul, kemudian otot menjadi kuat dan lentur sehinnga nyeri akibat spasme otot ditekan sedemikianrupa.
METODE PENELITIAN
Desain ini adalah untuk pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada lansia, menggunakan desain pra eksperimen dengan rancangan One Group
pra Test and Post Test design, yaitu
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi setelah intervensi.
Subjek Pra Perlakuan Pasca_tes K O I OI Waktu 1Waktu 2 Waktu 3 Keterangan K : Subjek ( Lansia)
O : Observasi (tingkat nyeri sebelum latihan)
I : Intervensi (intervensi senam) OI : Observasi (observasi tingkat nyeri sesudah)
Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah probality sampling tipe random sampling yaitu dengan cara semua lansia didata terlebih dahulu untuk mengatahui tingkat nyerinya punggung bawah. Setelah itu hasil yang diperoleh untuk lansia yang menderita nyeri punggung bawah diberi perlakuan terapi. Variabel independen pada penelitian ini adalah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung bawah pada lansia. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan lembar observasi skala nyeri (VAS). Wawancara yang berisi :
usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah diderita.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.2 Data Umum
Responden penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 19 orang. Di dalam data umum akan disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah di derita,
1. Karakteristik usia responden
Tabel 5.1 Tabel karakteristik usia responden Lansia di panti Tresna
Werdha Hargodedali
Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) 45-59 tahun 8 42.1 60-74 tahun 75-90 tahun >91 tahun 11 0 0 57.9 0 0 Total 19 100.0
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 11 orang (57,9%)
berusia 60-74 tahun dan 8 orang (42,1%) berusia 45-59 tahun.
2. Karakteristik jenis kelamin
Tabel 5.2 Tabel karakteristik jenis kelamin Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Laki-laki 0 0 Wanita 19 100 Total 19 100.0
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 19 orang (100%) berjenis kelamin wanita.
3. Karakteristik riwayat pekerjaan
Tabel 5.3 Tabel karakteristik pekerjaan Lansia di Panti Jompo Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Pegawai 3 15.8 Swasta 5 26.3 Petani 6 31.6 tidak bekerja 5 26.3 Total 19 100.0
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 6 orang (31,6%)
sebagai petani, 5 orang (26,3%) sebagai swasta, 5 orang (26,3%) tidak bekerja, 3 orang (15,8%) sebagai pegawai.
4. Karakteristik riwayat penyakit
Tabel 5.4 Tabel karakteristik penyakit Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Diabetes mellitus 5 26.3 Rematik 7 36.8 Hipertensi 7 36.8 Total 19 100.0
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat hipertensi, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat penyakit rematik, 5 orang (26,3%) mengalami riwayat diabetes melitus.
5. Karakteristik nyeri yang diderita
Tabel 5.5 Tabel karakteristik nyeri yang diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Kaki 7 36.8 Tangan 5 26.3 Punggung 7 36.8 Total 19 100.0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada kaki, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada punggung , 5 orang (26,3%) mengalami nyeri pada tangan.
6. Karakteristik sebab nyeri
Tabel 5.6 Tabel karakteristik sebab nyeri diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya
pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) berjalan jauh 9 47.4 duduk terlalu lama 4 21.1 berdiri terlalu lama 6 31.6 Total 19 100.0
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 9 orang berjalan jauh (47,4%), 6 orang (31.6%) berdiri lama, 4 orang (21.1%) duduk terlalu lama.
7. Karakteristik pelaksanaan nyeri
Tabel 5.7 Tabel karakteristik pelaksanaan nyeri Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015
Responden (f) (%) mendengarkan musik 3 15.8 meminum obat nyeri 9 47.4 mengubah posisi yang tidak nyeri 7 36.8 Total 19 100.0
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 9 orang meminum obat nyeri (47,4%), 7 orang (36,8%) mengubah posisi yang tidak nyeri, 3 orang (15.8%) mendengarkan musik.
5.1.3 Data Khusus
Data khusus menyajikan tentang karakteristik nyeri responden sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan kelentukan diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya.
1. Karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum)
Tabel 5.8 Tabel karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya
pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Frekuensi Prosentase
Responden (f) (%) nyeri ringan 10 52.6 nyeri sedang 8 42.1 nyeri berat nyeri paling hebat 1 0 5.3 0 Total 19 100.0
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 10 orang mengalami nyeri ringan (52,6%), 8 orang (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami berat. 2. Karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah)
Tabel 5.9 Tabel karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah)
Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei – 03 Juni 2015 Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) tidak nyeri 5 26.3 nyeri ringan 13 68.4 nyeri sedang nyeri berat nyeri paling hebat 1 0 0 5.3 0 0 Total 19 100.0
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri
sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri berat.
3. Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi.
Tabel 5.10 Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung sebelum dan sesudah di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya
pada Tanggal 26 Mei 2015 -03 Juni 2015, dengan jumlah responden 20 orang.
N Median
(minimun-maksimum) Nyeri punggung bawah sebelum latihan
kekuatan dan kelentukan otot punggung
19 2 (2-4) 0,000
Nyeri punggung bawah sesudah latihan
kekuatan dan kelentukan otot punggung 19 2 (1-3)
Tabel 5.11 Hasil analisis uji wilcoxon dengan tambahan informasi rerata dan simpang baku
N Median
(minimun-maksimum) Rerata s.b. Nyeri punggung bawah sebelum
latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung
19 2 (2-4) 2,10 0,612 0,000
Nyeri punggung bawah sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung
19 1 (1-3) 1,79 0,535
Uji wilcoxon
Berdasarkan hasil tabel 5.10 dapat disimpulkan bahwa -value = 0,000, hal ini
menunjukkan bahwa Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung
terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi bahwa ada pengaruh (<
0,05).
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign
Test pada tabel 5.11 juga dapat diketahui
bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi.yang ditunjukkan pada informasi rerata sebelum dan sesudah diberikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung (2,10 > 1,79).
5.2.3 Pengaruh nyeri punggung sebelum dan sesudah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rerata nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung yaitu 2,10 dan
rerata nyeri punggung bawah pada lansia sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung menjadi 1,79. Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah nyeri ringan 10 responden (52.6%), 8 responden (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami hebat. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri hebat.
Penguatan otot juga dapat memberikan kebugaran tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar, 2009).Dengan melakukan olahraga dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung /olah raga dapat mengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner (Darmojo 2000). Latihan kekuatan dan kelentukan/ olah raga dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi berhubungan dengan aktivitas nitrit oksida (NO) meskipun dengan pertambahan umur terjadi penurunan aktivitas NO, tapi dengan aktivitas fisik teratur bisa memproduksi NO yang ada dalam tubuh yang bisa merileksasikan pembuluh darah sehingga bisa melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. aliran darah yang bersifat bergelombang yang mendorong produksi
nitrit oksida (NO) serta merangsang
pembentukan dan pelepasan endothelial
derive relaxing factor (EDRF), yang merileksi dan melebarkan pembuluh darah (Dede, 2002). Latihan kekuatan dan kelentukan /olah raga pada penderita DM akan mengalami mekanisme regulasi ambilan glukosa disebabkan adanya pelepasan bradikinin yang dipacu oleh
insulin pada otot yang sedang bergerak, sehingga ambilan glukosa oleh otot bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksi ikut meningkat (Short et al., 2003) sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.
Salah satu manfaat olahraga adalah perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2000). Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan mengurangi ketegangan dan nyeri otot. (Depkes, 2003).
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:
1. Pengumpulan data memungkinkan responden menjawab dengan tidak
jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud karena faktor usia sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
2. Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subyek penelitian yang digunakan sejumlah 20 lansia. Jumlah tersebut termasuk kecil bila digunakan untuk menganalisis populasi
PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian.
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil temuan hasil penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum mengikuti latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung di panti jompo
Hargodedali Surabaya lebih dominan mengalami nyeri ringan dan dan nyeri sedang.
2. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung ada dampak penurunan nyeri sedang ke nyeri lebih ringan
3. Ada pengaruh latihan dan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya
6.2 Saran
1. Bagi Responden (Lansia)
Sebaiknya lebih memahami pentingnya untuk latihan dan kelentukan otot punggung dan memahami manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri punggung bawah.
2. Bagi Profesi
Sebagai perawat dapat menegembangkan dan berpartisipasi dalam meningkatan pelayanan komunitas gerontik untuk
mengetahui pentingnya berolah raga dalam penururan tingkat nyeri
3. Bagi instansi (Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya)
Perlu memerhatikan kondisi lansia dan mendengarkan keluhan setiap lansia agar selalu membina lansia dalam meghadapi masalah, khususnya dalam penanganan nyeri untuk mendungkung sarana dan prasarana dalam melakukan olah raga. 4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan mengembangkan dan sebagai alat literatur selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Alter, M.J. (2008). 300 Teknik Peregangan
Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo
Persada
Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Muha Medika. Bimaariotejo. (2009). Low-Back-Pain.
Http//:www.orthoinfoaaos.org. Diunduh 25 February 2015. Bull, E., & Archard, G. (2005). Simple
Guide: Nyeri Punggung. Jakarta:
Dahlan, S. M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Davies, K. (2007). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta: Erlangga.
Karim. F. (2005). Panduan Kesehatan Olah
Raga Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI Jakarata: Salemba
Lumbantobing, S.M, dan Arjatmo, T. 2009.
Nyeri Pinggang III:
Penatalaksanaan. FK UI. Jakarta.
Nugroho. A. (2008). Hidup Sehat Di Usia
Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri .Graha Ilmu: Yogyakarta.
Putri, P. 2010. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/ 1/Putri_P.pdf. Diakses 3April 2015
Setiadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Graha Ilmu
Setya. S. (2010). Konsep Dan Proses
KePerawatan Nyeri.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sidharta, P. (2005). Sakit
Neuromuskoleskeletal. PT Dian Rakyat. Jakarta.
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Jakarta :
EGC
Sunarto, (2005). Latihan pada Penderita
Nyeri Punggung Bawah. Medika
Jwalita ed.III
Tamher. S. Noorkasimi (2009). Kesehatan
Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Tunjung, R. (2009). Diagnosis dan
Penatalaksanaan Nyeri
Punggung Bawah di Puskesmas.
Watson. (2005). Perawatan Lansia Jakarta : EGC
Wicaksono. F. (2011). Pendidikan Jasmani
Olah Raga Dan Kesehatan.
Jakarta: Ghalia Indonesia Printing
Widodo. (2010). Lansia: Sehat dan Bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana