• Tidak ada hasil yang ditemukan

s 03064 pb 2013 pedoman umum penyusunan kfr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s 03064 pb 2013 pedoman umum penyusunan kfr"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

P a g e |1

PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN

KAJIAN FISKAL REGIONAL

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN

Dalam rangka menjalankan fungsi sebagai representasi Kementerian Keuangan sebagai pengelola fiskal di daerah, Kanwil Ditjen Perbendaharaan dituntut untuk mampu menghasilkan suatu output berupa dokumen kajian yang dapat memotret profil maupun dinamika kondisi fiskal di wilayah masing-masing. Dengan demikian, Kajian Fiskal Regional (KFR) yang akan disusun oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan menjadi bukti dari pencapaian salah satu inisiatif strategis Ditjen Perbendaharaan.

Sebagai suatu dokumen kajian, KFR paling tidak memilki fungsi antara lain:

1. Sebagai output dari pelaksanaan tugas dan fungsi baru Kanwil Ditjen Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal.

2. Sebagai sarana pelaporan kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan untuk menjadi masukan dalam menyusun kajian fiskal secara nasional/komprehensif.

3. Sebagai media informasi yang bernilai strategis kepada pemangku kepentingan di wilayah masing-masing (satuan kerja K/L, pemerintah daerah, dll)

Panduan penyusunan KFR ini disamping bertujuan untuk menjamin konsistensi sistematika/outline penulisan antar Kanwil Ditjen Perbendaharaan, juga dimaksudkan untuk membantu tim penyusun KFR pada masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan agar lebih terarah dan memiliki kualitas yang terstandarisasi.

Namun demikian beberapa falsafah dasar yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan KFR ini adalah:

1. Panduan penyusunan KFR ini tidak dimaksudkan sebagai template penyusunan laporan oleh seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Dengan demikian, masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan dituntut memiliki daya analitis dan kreativitas yang tinggi dalam melakukan elaborasi naratif maupun deskriptif. Sebagai contoh:

a. Indikator-indikator fiskal di dalam panduan penyusunan KFR masih mungkin dikembangkan dan dimodifikasi oleh tim penyusun di Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kreativitas masing-masing.

b. Eksposisi ilustratif yang digunakan dapat sangat bervariasi seperti tabel, kurva, grafik, diagram batang, pie chart, spasial, dll. Tergantung konteks informasi yang disajikan dan kreativitas tim penyusun dalam hal desain grafis laporan.

(2)

P a g e |2

2. Pada dasarnya sumber data yang digunakan dalam penyusunan KFR ini merupakan data yang dapat diperoleh dari internal Ditjen Perbendaharaan maupun data lembaga lain yang sudah dipublikasi (BPS pusat, BPS provinsi, BPS Kab/Kota, DJPK, Bank Indonesia, dll), baik data dari media elektronik (website) maupun media cetak (buku, bulletin, jurnal, dan publikasi cetakan lainnya). Apabila data publik untuk melakukan kajian literatur yang tersedia masih kurang memadai, tim penyusun dapat melakukan interaksi dan komunikasi langsung dengan penyedia data/informasi, misalnya BPS provinsi/kab/kota, satuan kerja K/L, Bappeda, Biro Keuangan pemerintah daerah, dinas-dinas terkait, dll. Dengan demikian, dalam hal ini kunci keberhasilan dari tim penyusun adalah kemampuan untuk melakukan riset literatur.

3. KFR sebagai dokumen kajian diupayakan memenuhi kaidah-kaidah penulisan akademis. Untuk itu tetap harus diperhatikan metodologi penelitian yang digunakan, penyajian sumber data, kutipan-kutipan dari dokumen lain, batasan penelitian/kajian dan lain-lain.

4. Dalam proses penyusunan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat membagi tugas penyusunan sesuai dengan Bidang yang menangani tugas dan fungsi yang relevan, dan membentuk Tim yang melibatkan seluruh Bidang terkait pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

5. Tahapan penyusunan Kajian Fiskal Regional dilakukan sebagai berikut:

a. Bidang PPA I dan Bidang PPA II mengidentifikasi kebutuhan data dalam rangka penyusunan kajian;

b. Bidang PPA I dan Bidang PPA II melakukan pengumpulan data sesuai dengan bidang tugas masing-masing;

c. Data yang terkumpul dituangkan ke dalam tabel data fiskal regional

d. Kepala Kanwil membentuk tim lintas bidang untuk melakukan penyusunan kajian; e. Tim Penyusun melakukan penyusunan Kajian Fiskal Regional, dengan cara:

1) Melengkapi dan menguji validitas pengisian tabel data fiskal regional;

2) Melakukan eksplorasi dan deskripsi kualitatif terhadap data tabel kuantitatif ke dalam batang tubuh laporan;

3) Menyusun analisis, interpretasi, pengambilan kesimpulan dan rekomendasi; 4) Menyusun ringkasan eksekutif;

f. Tim Penyusun mempresentasikan konsep Kajian Fiskal Regional kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan;

g. Tim Penyusun melakukan finalisasi Kajian Fiskal Regional

h. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Tim Penyusun melakukan pembahasan, diskusi, dan forum group discussion dengan pihak-pihak terkait (Forum Komunikasi Pemda-K/L, BI,regional economist);

i. Laporan Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitianya Widya tahun 2015 mengembangkan model T.D Wilson 1981 dan model pencarian informasi David Ellis 1997 penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data

Motivasi Kunjungan Responden Wisatawan Mancanegara Berdasarkan gambar di atas motivasi kunjungan wisatawan mancanegara pada 1 Oktober – 31 November 2016 paling tinggi didasari

Permintaan tersebut kemudian dialokasikan ke dalam DRP worksheet menggunakan software Cargowiz sehingga didapatkan jadwal perencanaan distribusi yang optimal.Dari hasil

Dalam sebuah cerita terdapat unsur yang disebut latar, meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana3. Amanat/pesan apa yang disampaikan dalam

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar

Semua yang dikemukakan responden mengenai green product promotion yang dirasakannya ini tidak cukup mampu mendorong responden untuk merasa yakin dalam

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan XRD dan SEM menunjukan bahwa semakin lama waktu pengadukan semakin kecil ukuran kristalit maupun partikel serbuk paduan