• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TB 1006699 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TB 1006699 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

131

Firman Firdaus, 2015

ANALISA KEAMANAN STRUKTUR TUBUH BENDUNGAN JATIGEDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, dapat diberikan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pekerjaan grouting harus dilakukan sampai nilai Lugeon yang didapat

(Lu) < 3 atau dengan kata lain derajat permeabilitas pada pondasi sudah

ketat (tight) dan hampir tidak perlu digrout.

2. Nilai total deformasi tubuh dan pondasi bendungan selama masa

konstruksi sampai pengoperasian bendungan dengan menggunakan

program Plaxis 8.2 sebesar 3.91 meter. Nilai total deformasi yang

didapatkan lebih besar dari syarat penurunan ijin inti core yaitu 0.55 meter

dan syarat penurunan ijin tubuh dan pondasi bendungan sebesar 1.10

meter. Maka dari itu maka penurunan bendungan dalam kriteria tidak

aman.

3. Faktor keamanan yang didapatkan dari pemodelan bendungan

[image:1.595.106.515.492.661.2]

menggunakan program Plaxis 8.2 sebagai berikut.

Tabel 5.1

Faktor Keamanan Analisa Program Plaxis 8.2

Kondisi

Faktor Kemanan (FS) a. Tahap analisa akibat penimbunan bendungan dan waduk kosong

(Timbunan 12). 1.7892 > 1.5 OK

b. Tahap analisa pada saat muka air waduk naik sampai elevasi +202 meter. 1.6753 > 1.5 OK

c. Tahap analisa pada saat muka air waduk naik sampai elevasi +242 meter. 1.6462 > 1.5 OK d. Tahap analisa pada saat muka air waduk naik sampai elevasi +260 meter

(muka air normal) 1.5536 > 1.5 OK

e. Tahap analisa pada saat muka air waduk naik sampai elevasi +262 meter

(muka air maksimum) 1.5374 > 1.5 OK

f. Faktor keamanan akibat gempa saat muka air waduk elevasi +262 meter 1.2239 > 1.2 OK g. Tahap analisa pada saat muka air waduk turun hingga elevasi +204 meter

(Suddendrawdown) 1.2831> 1.2 OK

4. Nilai faktor keamanan setelah memasukkan percepatan gempa SNI tahun

2012 sebesar 0.5g didapatkan FK sebesar 1.2239, dan dengan percepatan

gempa PUSAIR 2004 sebesar 0.218g didapatkan FK sebesar 1.2437

(2)

132

Firman Firdaus, 2015

ANALISA KEAMANAN STRUKTUR TUBUH BENDUNGAN JATIGEDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar dari syarat faktor keamanan bendungan yaitu FK > 1.2 dengan 100%

faktor gempa.

5. A. Rembesan sebelum dan sesudah dilakukan grouting

Rembesan yang terjadi sebelum di-grouting yaitu:

a. Dari simulasi program Plaxis 8.2

Q = 7.07 x 103 m3/tahun

b. Dari simulasi program SEEP/W

Q = 3.11 x 105 m3/tahun

Rembesan yang terjadi setelah di-grouting yaitu:

a. Dari simulasi program Plaxis 8.2

Q = 1.13 x 104 m3/tahun

b. Dari simulasi program SEEP/W

Q = 1.57 x 103 m3/tahun

B. Pengaruh koefisien permeabilitas

Koefisien permeabilitas sangat berpengaruh terhadap nilai rembesan, hal

ini dapat dibuktikan ketika simulasi rembesan dengan menggunakan

program Plaxis 8.2 maupun program SEEP/W, ketika memasukkan

koefisien permeabilitas ke dalam material pondasi bendungan berdasarkan

tahapan pekerjaan grouting, maka nilai rembesan yang dihasilkan

berbeda-beda.

C. Faktor keamanan terhadap bahaya piping

Nilai faktor keamanan terhadap bahaya piping didapatkan sebesar 4.037.

Nilai FK yang didapatkan lebih besar dari syarat faktor kemanan terhadap

bahaya piping yaitu FK > 3 – 4. Maka bendungan dalam kriteria aman

(3)

133

Firman Firdaus, 2015

ANALISA KEAMANAN STRUKTUR TUBUH BENDUNGAN JATIGEDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Dari hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk melakukan analisis rembesan pada tubuh dan pondasi bendungan

sebaiknya menggunakan program SEEP/W, karena hasil analisis yang

dikeluarkan lebih teliti dibandingkan menggunakan program Plaxis 8.2.

2. Pemodelan yang dibuat dalam program Plaxis 8.2 maupun SEEP/W harus

sesuai dengan data teknis yang ada agar hasil yang didapatkan lebih teliti.

3. Data-data yang dibutuhkan untuk input ke dalam program maupun untuk

proses perhitungan harus lengkap agar mempermudah dalam menganalisa.

4. Untuk mengantisipasi bahaya piping yang terjadi sebaiknya kedalaman

material cut-off dibuat seaman mungkin.

5. Perlu dilakukan analisis ulang faktor keamanan dari adanya perubahan

peta wilayah gempa setiap tahunnya sangat mempengaruhi koefisien

percepatan gempa pada wilayah tersebut, walaupun gempa dengan skala

besar jarang terjadi namun harus tetap dilakukan analisa ulang terhadap

Gambar

Tabel 5.1 Faktor Keamanan Analisa Program Plaxis 8.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kemampuan mahasiswa dalam merancang disain interior dan menggambar dengan teknik presentasi gambar manual diperoleh. berdasarkan perolehan nilai tugas

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa faktor internal mahasiswa berpengaruh terhadap efektivitas belajar mahasiswa Program Studi

untuk ranah psikomotor kelas eksperiment memiliki nilai rata-rata lebih besar. 0.519 dari

panjang jaringan BMCA, sehingga nilai arus gangguan hubung singkat pada ujung.. jaringan PKDM lebih besar daripada nilai arus gangguan hubung singkat

Nilai numerik magnitudo ambang untuk fase tenang lebih besar daripada nilai magnitudo ambang pada saat fase aktif Matahari, artinya pada fase aktif diperlukan

ANALISIS TENTANG FAKTOR KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DPTS FPTK UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sementara dalam perolehan persentase dari perhitungan keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi sehingga dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa faktor pencahayaan

Hasil belajar yang didapatkan siswa dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual dengan pembelajaran Kelipatan dan Faktor Persekutuan dalam setiap siklus yaitu, siklus