• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01246

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01246"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KORUPSI MENURUT SUDUT PANDANG KRISTEN PROTESTAN

(Sebuah Kajian Teologis tentang Korupsi dan Panggilan untuk Bebas Korupsi

Menurut Perjanjian lama)

Ira Desiawanti Mangililo PhD1

Korupsi adalah sebuah fenomena yang telah tumbuh dan berkembang di

Indonesia sejak lama. Salah satu faktor yang menumbuhkembangkan tindakan yang telah

mengakar kuat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita adalah dengan

munculnya sentralisasi kekuasaan yang berpusat di tangan segelintir elit saja. Pemusatan

kekuasaan ini mendorong timbulnya gaya kekuasaan yang bersifat otoriter yang

memudahkan mereka yang berkuasa untuk berlaku semena-mena terhadap rakyat

terutama dengan cara menggunakan dan memanfaatkan aset kekayaan milik negara untuk

memperkaya diri sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara menghisap pajak dan uang rakyat

dengan mengatasnamakan pembangunan atau “kepentingan bersama.”2

Fenomena atau budaya korupsi ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di masa

lampaupun di jaman Israel kuno, tindakan korupsi yang terstruktur dan sistematispun

telah berkembang dengan pesat dan menjadi sorotan mereka yang menamakan diri para

nabi. Mereka bukan hanya mengkritik tetapi pula mengutuk tindakan ini sebagai sesuatu

yang dibenci oleh Tuhan sendiri. Di dalam makalah ini saya pertama-tama akan

menggambarkan bentuk-bentuk tindakan korupsi yang terjadi di dalam masyarakat Israel

kuno. Selanjutnya saya akan menggambarkan tanggapan-tanggapan para nabi terutama

pada abad ke-8 Sebelum Zaman Bersama (SZB) untuk mengkritisi tindakan terkutuk ini

yang kemudian dapat dipahami sebagai solusi di dalam menyikapi dan mengatasi

permasalan ini.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

1 Paper dipresentasikan pada studium generale Pendidikan Agama Kristen Universitas Kristen Satya

Wacana 2 November 2013.

2!Herdiansyah Hamzah, “Membongkar Jejak Sejarah Korupsi di Indonesia (Bagian 1),” Media Online

Gagasan Hukum: Artikel, Legal Opinion, 28 Juni 2010,

(2)

Korupsi di Dalam Dunia Israel Kuno

Korupsi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan

untuk kepentingan pribadi. Korupsi tidak hanya terbatas pada tindakan suap. Lebih dari

pada itu korupsi meliputi penyalahgunaan dana, penyalahgunaan harta benda yang

dipercayakan, ketidakadilan di dalam sistem patron-klien dan bentuk-bentuk lainnya.3

Korupsi dapat pula didefinisikan sebagai tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh

kelompok penguasa melalui cara-cara yang tidak sah, tidak bermoral, atau yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai etis.4 Di dalam dunia Israel kuno, bentuk-bentuk tindakan yang

dapat dikategorikan di dalam upaya korupsi dapat digambarkan sebagai berikut: 1)

penyalahgunaan kekuasaan politik, 2) penyalahgunaan kekuasaan ekonomi, dan 3)

penyalahgunaan kekuasaan legal.5

Penyalahgunaan Kekuasaan Politik

Tindakan penyalahgunaan politik di dalam dunia Israel kuno terkait dengan

tindakan para raja Israel atau para penguasa elite yang tidak menjalankan fungsi dan

tanggung jawab kepemimpinan mereka secara benar. Idealnya tugas seorang raja Israel

seperti yang digambarkan di dalam Mazmur 72:1 adalah untuk melindungi hak-hak dari

orang-orang lemah dan tidak berdaya. Dengan demikian, seorang raja adalah penjaga dan

pencetus nilai-nilai keadilan dan kebenaran.6 Hossfeld dan Zenger berpendapat bahwa

sebagai aparat penegak keadilan ilahi maka tugas dari seorang raja atau kepala

administratif yang ideal adalah untuk melindungi kaum miskin dan terbuang, yang

merupakan anggota keluarga Allah. Mereka adalah pihak-pihak yang tidak hanya

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 3

Transparency International Deutschland e.V., Corruption in Development Cooperation – a Problem that Equally Affects Church Organisations (Berlin: Transparency International – Deutschland e.V., 2007), 6.

4 Business Dictionary.com, “Corruption,” http://www.businessdictionary.com/definition/corruption.html,

[Akses internet: Oct 25, 2013).

5!Lihat Joy Philip Kakkanattu, CMI, “Prophets and the Call for a Corruption Free Society,” Dharmaram

Journals, http://www.dharmaramjournals.in/ArticleDetails.aspx?AID=63, [Akses internet: 25 Oktober 2013.

(3)

menjadi korban ketidakadilan namun juga merupakan korban penyalahgunaan hukum.7

Idealisme ini tentu saja menjadi tercoreng ketika raja atau pimpinan yang diharapkan

untuk menjadi pelindung masyarakat yang lemah menggunakan kekuasaan untuk

melakukan tindakan semena-mena untuk menindas rakyatnya. Contohnya dapat kita lihat

di dalam tindakan Daud yang menggunakan kekuasaannya untuk membunuh Uriah guna

mengambil Batsheba sebagai istrinya (2 Sam 11:1-27). Contoh yang lain adalah cerita

tentang kebun anggur Nabot yang direbut oleh raja Ahab melalui istrinya Isabel yang

berakibat pada pembunuhan Nabot (1 Raja-raja 21).

Di dalam kitab Mikha sendiri, nabi Mikha menggambarkan kejahatan yang

dilakukan oleh para pemimpin Israel yang telah membengkokkan keadilan dan yang

mendirikan Sion dan Yerusalem dengan kelaliman dan darah. Terjadi pula tindakan

penerimaan suap yang dilakukan baik oleh para imam dan nabi-nabi yang tidak benar

yang tentu saja mengingkari tugas dan kewajiban mereka sebagai para pemimpin. Kitab

Yeremia menggambarkan bahwa para orang asing, para janda dan para anak yatim adalah

tiga pihak yang paling rentan terhadap tindakan pengkhianatan terhadap keadilan dan

kebenaran yang dilakukan oleh para pemimpin.

Penyalahgunaan Kekuasaan Ekonomi

Selain penyalahgunaan kekuasaan, hal lain yang digambarkan di dalam Perjanjian

Lama sebagai alat utama yang digunakan oleh kelompok penguasa untuk menindas kaum

lemah adalah uang. Di dalam dunia Israel kuno, uang merupakan alat transaksi yang

dipakai sebagai alat jual-beli. Yang menjadi permasalahan adalah ketika uang dipakai

oleh pihak penguasa untuk mendiamkan suara-suara orang kecil di dalam proses transaksi

jual beli hasil pertanian dan lain sebagainya.8 Joy Kakkanattu berpendapat bahwa bukti

utama ketidakpedulian kaum penguasa dan kelompok elit terhadap kesejahteraan para

orang kecil terlihat melalui upaya untuk memperoleh keuntungan dan surplus

sebesar-besarnya tanpa memperlihatkan akibatnya terhadap kaum miskin dan mereka yang

kurang beruntung di dalam masyarakat. Tindakan penyelewengan ini tentu saja menjadi

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

7 Frank Lothar Hossfeld and Erich Zenger, Psalms 2: A commentary on Psalms 51-100 (Minneapolis:

Fortress Press, 2005), 215.

(4)

ancaman terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa yang dilandaskan oleh

kesepakatan bersama yang berlandaskan kepada unsur keadilan.9 Lebih lanjut Premnath

mengemukakan bahwa yang menjadi perhatian utama para nabi pada abad ke-8 yang

mengkritisi praktek ketidakadilan yang dilakukan oleh kelompok penguasa terhadap

kaum kecil bukanlah semata-mata karena kemajuan ekonomi atau pertumbuhan keuangan

yang terjadi di dalam masyarakat Israel. Hal yang ditentang oleh para nabi terutama

adalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi seiring dengan pertumbuhan

ekonomi yang didasari oleh ketamakan para elit untuk memperluas dan memperbesar

penguasaan mereka terhadap hak kepemilikan tanah (latifundialization) yang dilakukan

baik secara halus maupun paksa.10

Lebih lanjut tindakan penyalahgunaan kekuasaan ekonomi terlihat di dalam upaya

kaum elite untuk terlibat di dalam kemewahan hidup yang tercermin di dalam tindakan

untuk makan dan minum serta berpakaian secara mewah melalui hasil penindasan mereka

terhadap orang miskin dan papah.11 Gaya hidup mewah dan hura-hura yang diusung oleh

para elite ini digambarkan secara gamblang di dalam Amos 6:3-7. Di dalam perikop ini

Amos memaparkan pesta perayaan marzeah12:

6:3 Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan

pemerintahan kekerasan; 4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk

berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;

5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud

menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; 6 yang minum anggur dari bokor, dan

berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya

keturunan Yusuf! 7 Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang

buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."

Perayaan dan gaya hidup seperti ini mendapat kecaman dari Amos karena segala para

penguasa melakukan pesta ini di atas keringat dan kerja keras dari para petani mereka

yang kian terpuruk akibat tindakan ini. Para pemimpin dengan kata lain adalah para !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

9

Ibid.

10 D. N. Premnath, Eight Century Prophets: A Socio Analysis (St. Louis, Missouri: Chalice Press, 2003),

20-21.

11

Joy Philip Kakkanattu, CMI, “Prophets and the Call for a Corruption Free Society.”

(5)

perampok yang mencuri dari rakyatnya sendiri yang dilakukan baik dengan cara suap

yang tentu saja bisa terjadi karena sistem pemerintahannya yang juga korup. Hal ini

menghantarkan kita pada bentuk yang terakhir dari tindakan korupsi di dalam masyarakat

Israel kuno.

Penyalahgunaan Kekuasaan Legal

Bagian ini memiliki kaitan erat dengan unsur pertama dan kedua dari bentuk

korupsi yang telah dibahas di atas. Bahwa tindakan penindasan yang dilakukan oleh

kaum pemimpin dan elite terhadap masyarakat kecil hanya mungkin terjadi karena

hukum legal yang berlaku dibuat sedemikian rupa untuk mendukung dan membenarkan

praktek tersebut. Di dalam kitab seperti Yesaya 10:1-2, nabi Yesaya berkata:

10:1. Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil,

dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, 2 untuk

menghalang-halangi orang-orang lemah mendapat keadilan dan untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umat-Ku, supaya mereka dapat merampas milik janda-janda, dan dapat menjarah anak-anak yatim!

Di sini ternyata jelas bahwa tindakan ketidakadilan kaum penguasa susah untuk

dihentikan karena mereka telah mendesain hukum sedemikian rupa untuk melegalkan

tindakan ketidakadilan mereka. Lebih lanjut para orang miskin tidak memiliki hak tawar

karena jelas bahwa hukum yang dibuat tidak pernah berpihak kepada mereka.

Sehubungan dengan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan berkenaan

dengan pembelokan hukum ini tergambar jelas di dalam Amos 2:6-7. Di sana

digambarkan bagaimana para penguasa menjual orang benar karena uang dan orang

miskin karena sepasang sepatu. Tindakan ini merujuk kepada penyalahgunaan hukum

yang mengatur tentang hutang dan perbudakan yang terdapat di dalam Imamat 25:39

yang mana hukum ini seyogyanya dibuat untuk melindungi orang miskin yang memiliki

hutang. Kecaman Amos yang lain tentang tindakan kaum penguasa untuk

menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara

kemungkinan merujuk kepada upaya untuk memerangkap orang yang tidak bersalah

untuk terlibat di dalam proses hukum melalui pemberian kesaksian yang salah atau

(6)

untuk disuap dan dengan demikian mengkhianati fungsinya sendiri untuk melindungi

orang benar dari kejahatan. Ungkapan bahwa orang orang-orang miskin dijual dengan

sepasang kasut kemungkinan berhubungan dengan cara orang kaya melihat nilai orang

miskin yang tidak ada ubahnya dengan sepasang kasut atau bisa pula merujuk pada

penjualan orang miskin yang berubah nasibnya menjadi budak ketika mereka tidak

sanggup untuk membayar hutang piutang mereka kepada orang kaya.13 Di dalam hukum

yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para orang kaya, keberadaan orang miskin tidak

berbeda dengan objek atau benda yang dapat diperlakukan seenaknya karena tidak ada

sanksi yang tegas untuk mencegah hal tersebut.

Seruan kenabian demi Terciptanya Masyarakat yang Adil dan Bebas Korupsi

Tindakan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh para raja beserta

dengan kelompok elite mereka yang mengakibatkan kesengsaraan dan penindasan yang

dialami oleh orang kecil tidak pernah dibiarkan berlalu begitu saja di dalam kitab-kitab

kenabian terutama yang ditulis pada abad ke-8 SZB. Di dalam kitab-kitab tersebut kita

memperoleh gambaran tentang kemunculan para nabi yang berbicara dengan keras dan

tegas untuk menyuarakan keprihatinan mereka terhadap situasi yang tidak berpihak

kepada orang kecil. Kritik utama para nabi adalah berkaitan dengan peringatan mereka

terhadap kaum elite yang telah melanggar nilai-nilai ketetapan bersama yang telah diatur

berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran. Di sini tanpa ragu mereka menyerukan

hukuman Tuhan yang tidak terelakkan kepada para elite ini sebagai konsekuensi

perbuatan mereka (Amos 2:6-8; 5:10-17, 21-24; 8:2-6).

Di dalam wacana yang mereka paparkan tentang alternatif utama yang harus

dilakukan guna mengatasi korupsi yang dilakukan secara sistematis oleh kaum penguasa,

para nabi mengatakan bahwa satu-satunya cara guna mengubah situasi yang tidak sehat

dan kondusif yang ada adalah dengan menggugah semangat keadilan dan rasa solidaritas

dari kaum elite terhadap kaum lemah dan tertindas. Di sini para elite harus bertobat dari

sikap yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan bersama.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 13

(7)

Sikap pertobatan ini, menurut para nabi, merupakan syarat utama bagi para elite untuk

untuk memperbaiki hubungan mereka yang telah lama rusak dengan Allah dan

merupakan syarat mutlak bagi mereka untuk berada di dalam hubungan yang benar lagi

dengan Allah.14 Di dalam Yesaya 11:1-9, nabi Yesaya menubuatkan kemunculan

pemimpin yang baru yang ideal dari dinasti Daud. Tanda bahwa seorang pemimpin

adalah adil (mispāt) dan benar (zedāqāh) di hadapan Allah menurut Yesaya adalah ketika

ia mampu berlaku adil dan jujur serta berpihak kepada orang miskin. Istilah (mispāt) dan

(zedāqāh) adalah dua istilah yang dipakai oleh para nabi seperti Amos, Mikha, dan

Yesaya. Kedua istilah ini selalu dipakai secara bersama-sama dan merujuk pada

kualitas-kualiatas yang dicari oleh Tuhan di dalam diri setiap manusia.15 Menurut J. Jeremias

setiap manusia mempunyai kemampuan untuk melakukan mispāt dan zedāqāh karena

kedua kualitas ini merupakan pemberian dari Tuhan.16 Tanpa pemberlakuan kedua hal ini

maka upaya apapun yang telah atau akan dilakukan oleh manusia untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan akan berbuah sia-sia karena Tuhan tidak berdiam di dalam ketidakbenaran

dan ketidakadilan. Dan salah satu upaya untuk menciptakan kehidupan yang penuh

keadilan dan kebenaran menurut saya adalah ketika semua pihak yang diberikan

kepercayaan untuk memegang kekuasaan mampu menahan diri mereka untuk tidak

terjerumus di dalam tindakan yang hanya mementingkan diri sendiri termasuk di

dalamnya memanjakan nafsu dan keinginan untuk hidup melampaui apa yang mereka

miliki. Di sinilah sikap jujur, adil, benar, dan bersolidaritas kepada sesama menjadi syarat

mutlatk untuk memberantas korupsi.

Demikianlah pemaparan tentang bentuk-bentuk korupsi di dalam dunia Israel

kuno dan solusi yang ditawarkan oleh para nabi khususnya pada abad-ke 8 SZB untuk

mengatasi persoalan ini. Dari gambaran di atas dapat disimbulkan bahwa korupsi adalah

salah satu bentuk “dosa” yang senantiasa mengintip di depan pintu menunggu waktu dan

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 14 Ibid.

15

R.W. Moberly, “Whose Justice? Which Righteousness? The Interpretation of Isaiah V 16,” Vetus Testamentum Vol. 51, Fasc. 1 (Jan., 2001), 59.

!

(8)

kesempatan yang tepat untuk menyerang siapa saja yang memiliki kekuasaan untuk

mengendalikan dan mengatur kehidupan orang lain. Di konteks kekinian kita di

Indonesia, kita melihat bahwa siapapun di antara kita bisa terlibat di dalam berbagai

praktek korupsi karena godaan untuk memperbaiki nasib sendiri begitu kuat. Hal ini

ditambah dengan kondisi di sekitar kita yang semakin mendorong kita untuk berpikir

bahwa melakukan tindakan korupsi adalah merupakan sesuatu yang wajar. Namun di sini

peringatan para nabi yang datang kepada kita untuk setia terhadap jalan hidup yang

mengusung nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta yang bersolider terhadap sesama

kiranya menjadi suatu pegangan yang memampukan kita untuk menghindarkan diri dari

tindakan yang tidak terpuji dan berperikemanusiaan itu. Di samping itu, kitapun dipanggil

untuk berani menyerukan keadilan dan kebenaran ketika berhadapan dengan para

penguasa yang melakukan praktek ini. Tindakan itu kita lakukan sebagai bagian dari

ibadah kita yang sejati!

BIBLIOGRAFI

Business Dictionary.com. “Corruption.”

http://www.businessdictionary.com/definition/corruption.html. [Akses internet: Oct 25, 2013).

Hamzah, Herdiansyah. “Membongkar Jejak Sejarah Korupsi di Indonesia (Bagian 1).” Media Online Gagasan Hukum: Artikel, Legal Opinion, 28 Juni 2010.

http://gagasanhukum.wordpress.com/2010/06/28/membongkar-jejak-sejarah-korupsi-di-indonesia-bagian-i/. [Akses Internet: 25 Oktober 2013).!

Hossfeld, Frank Lothar and Erich Zenger. Psalms 2: A commentary on Psalms 51-100 (Minneapolis: Fortress Press, 2005).

Jeremias, J. The Book of Amos (Louisville: Westminster John Knox Press, 1998). !

Moberly, R.W. “Whose Justice? Which Righteousness? The Interpretation of Isaiah V 16.” Vetus Testamentum Vol. 51, Fasc. 1 (Jan., 2001).

(9)

Transparency International Deutschland e.V. Corruption in Development Cooperation – a Problem that Equally Affects Church Organisations (Berlin: Transparency International – Deutschland e.V., 2007).

Kakkanattu, CMI, Joy Phillip. “Prophets and the Call for a Corruption Free Society.” Dharmaram Journals,

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil kali elementer A  hasilkali n buah unsur A tanpa ada pengambilan unsur dari baris/kolom yang sama...

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Guru kemarin lebih banyak berharap kepada pemerintah, dan tentu ini saya respon dengan baik, agar misalnya fasilitas perpustakaan itu bisa dibikin lebih baik lagi, kemudian

Selain itu, penelitian Kurniawan (2009) dalam melakukan analisis perhitungan CreditRisk + untuk kredit bisnis mikro pada Bank Rakyat Indonesia menunjukkan hasil

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

Menurut Dian et al., (2013 : 1), dalam pembelajaran fisika, peserta didik tidak hanya sekedar mendengar, mencatat dan mengingat dari materi pelajaran yang

Sebagai bagian dari anak bangsa, Lembaga kajian Pelopor Maritim (PORMAR) Indonesia, adalah sebuah lembaga kajian di bidang maritim yang beranggotakan para pakar, praktisi,