40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 SETTING PENELITIAN
sebagai koordinator (kepala ruangan poliklinik) pada ruangan poliklinik.
Subyek (partisipan) yang diteliti adalah delapan orang yang terdiri dari lima partisipan utama dan tiga partisipan triangulasi. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 30 menit sampai 1 jam. Wawancara yang dilakukan didalam ruang tunggu poliklinik dan teras belakang poliklinik. Selama prosesnya wawancara berjalan sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan peneliti, dan yang terutama semua informan bersedia dan siap diwawancara. Proses wawancara juga berjalan dengan lancar dan semua informan memperlihatkan keterbukaannya dalam memberikan informasi kepada peneliti.
4.2 HASIL PENELITIAN
2.2.1. Gambaran Umum Partisipan Utama
4.2.1.1 Partisipan 1
Gondohutomo dan sekarang sedang menjalani pengobatan rawat jalan. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Januari 2013, pukul 10:20 WIB. Partisipan terlihat agak santai dan serius menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti 4.2.1.2 Partisipan 2
Partisipan 2 bernama Tn. E berumur 27 tahun. Pendidikan terakhir adalah SD, dan mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta. Istri partisipan merupakan pasien yang pernah dirawat di RSJD Amino Gondohutomo dan sekarang sedang menjalani pengobatan rawat jalan. Partisipan sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak. Istri dan anak partisipan tinggal di Kendal. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Januari 2013, pukul 11:15 WIB. Partisipan terlihat agak canggung dan kaku saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
4.2.1.3 Partisipan 3
partisipan bersama keluarganya tinggal di Kab. Grobogan. Suami partisipan merupakan pasien rawat jalan RSJD Amino Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Jannuari 2013, pukul 12:35 WIB. Partisipan terlihat canggung namun santai saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
4.2.1.4 Partisipan 4
Partisipan 4 bernama Tn S berumur 35 tahun, sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Partisipan bersama Istri dan anak saat ini tinggal di Demak. Pendidikan terakhir SD dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Istri partisipan merupakan pasien rawat jalan RSJD Amino Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Januari 2013 pukul 11:20 WIB. Partisipan terlihat kaku dan agak canggung saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. 4.2.1.5 Partisipan 5
dengan pekerjaan sebagai kuli bangunan. Istri partisipan merupakan pasien rawat jalan RSJD Amino Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Januari 2013 pada pukul 12:00 WIB. Partisipan terlihat sangat santai dan antusias saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.
4.2.2 Gambaran Umum Partisipan Triangulasi
4.2.2.1 Partisipan 1
Partisipan 1 bernama Ny. N berumur 25 tahun. Partisipan sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak. pendidikan terakhir SMA. Partisipan merupakan pasien rawat inap RSJD Amino Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Januari 2013 pada pukul 01:00 WIB. Partisipan terlihat tegang saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.
4.2.2.2 Partisipan 2
Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Januari 2013 pada pukul 01:45 WIB. Partisipan terlihat tegang saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.
4.2.2.3 Partisipan 3
Partisipan 3 bernama Tn. Z berumur 45 tahun. Partisipan sudah menikah dan pendidikan terakhir STM. Partisipan merupakan pasien rawat inap RSJD Amino Gondohutomo. Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Januari 2013 pada pukul 09:00 WIB. Partisipan terlihat sangat santai saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.
4.2.3 Analisa Data
alat kelamin (kebersihan), keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik normal, keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik tidak normal, perilaku yang ditunjukan sebelum melakukan hubungan seks, perilaku yang ditunjukan saat berhubungan seks, perilaku yang ditunjukan setelah melakukan hubungan seks. Lebih rinci sub - sub tema tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Pengelompokan Sub Tema
Tema Sub Tema P1 P2 P3 P4 P5
Adapun penjabaran sub tema tersebut adalah sebagai berikut :
melakukan hubungan seks yang teratur 2 – 5 kali. Pernyataan selengkapnya dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(16)“saya biasanya seminggu 2 sampe 3 kal”i (P1)
(65)“yah biasanya seminggu 2 sampai 5 kali” (P2)
(93)“dalam seminggu 3 kali mas biasanya” (P3) (125)“yah seminggu kira kira 3 sampai 5 kali. Kalo saya tidak keluar kota” (P4)
(155)“kalo hitungan seminggu yah 4 kali” (P5)
4.2.3.2 Frekuensi hubungan seks dalam sehari 1 – 3 kali Hasil penelitian menunjukkan semua partisipan melakukan hubungan seks yang teratur dalam sehari 1 – 3 kali. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(18)“sehari yah paling 2 sampai 3 kali” (P1)
(67)“yah kalo 1 hari itu, biasanya 3 kali” (P2)
(95)“biasanya 1 kali aja ma” (P3)
(127)“yah 1 harinya 2 kali” (P4)
(155)“Kalo sehari biasanya 1 atau 2 kali” (P5)
4.2.3.3 Frekuensi hubungan seks tergantung kebiasaan
Hasil penelitian menunjukkan semua partisipan melakukan hubungan seks tergantung kebiasaan atau situasi. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(20)“Biasanya pada waktu malam” (P1)
(67)“seringnya pada malam hari, mau tidur jam 8, trus jam 12, trus pas mau subuh sebelum sholat subuh itu” (P2)
(95)“Biasanya pada saat pagi setelah anak anak kesekolah atau pada saat malam setelah anak anak tidur” (P3)
(127)”Pada saat malam hari pas anak anak sudah pada tidur. Atau waktu siang pas anak anak ngga ada di rumah” (P4)
(157)“biasanya dilakukan malam, sekitar mahgrib sampai jam 12” (P5)
4.2.3.4 Tingkat kepuasaan (puas)
Hasil penelitian menunjukkan semua partisipan memiliki tingkat kepuasaan (puas) saat melakukan hubungan seks. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(69)“woohhh… sangat puas, istriku bilang suamiku kok perkasa skali, saya juga merasa puas istri saya melayani juga dengan baik”
(71)“selalu, istri saya bilang, dia juga selalu puas dengan saya. Tiap hari puas.Punya suami kayak kamu puas” (P2)
(97)“merasa puas. Saya juga merasa puas dengan suami saya karena bisa tahan lama ngga cepat keluar. Dan biasanya 1 jam. Saya juga biasanya bisa” (P3)
(129)“yah, masih di batas kewajaran aja. Jadi
sama sama puas”
(131)“puas. kadang kan kalo tidak puas jadinya jengkel. Tapi kalo udah puas istri tambah sayang tambah ramah.”
(133)“selalu pada saat selesai melakukan. Saat air mani sudah keluar” (P4)
(159)“puas. Seringnya istri saya mainnya diatas, jadi saya juga puas. Jadinya sama sama puas” (161)“biasanya puas setelah main, setelah keluar yah puas, soalnya dia juga merasakan keluar gitu” (P5)
4.2.3.5 Tingkat kepuasaan (tidak puas)
Hasil penelitian menunjukkan hanya partisipan 1 yang memiliki kepuasaan (tidak puas) saat melakukan hubungan seks. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(24)“yah kadang kadang. pas pengen tapi Pas lagi capek belum bisa puas”(P1)
4.2.3.6 Waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh fit
dibutuhkan saat kondisi tubuh fit sewaktu melakukan hubungan seks cukup bervariasi. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut : (40)“Pas lagi pengen banget yah 1 jam bisa” (P1)
(79)“paling 1 Jam. Atau paling 45 menit, atau 1 jam lebih paling lama” (P2)
(99)“pemanasan biasanya 5 menitan. Saya kadang dari belakang. (101)kadang ditahan tahan, baru sama sama dikeluarin. Sekitar setengah jam” (P3)
(137)“yah kita sama sama saling memuaskan tergantung paling 10 sampai 15 menit. Kadang yah cuma 5 menit” (P4)
(167)“yah kira kira 10 menitlah pemanasannya biasanya 25 menit, setengah jamlah sampai keluar” (P5)
4.2.3.7 Waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh tidak
fit
Hasil penelitian menunjukkan hanya 3 partisipan dengan waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh tidak fit sewaktu melakukan hubungan seks cukup bervariasi. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(77)“Tapi kalo lagi cape pemanasannya sekitar 15 menit” (P2)
(135)“Tapi kalo pas lagi ngga enak badan, biasanya cuman sebentar. Jadinya 5 sampai 10 menit” (P4)
4.2.3.8 Keadaan alat kelamin (kebersihan)
Hasil penelitian menunjukkan semua keadaan alat kelamin (kebersihan) pasangan hidup partisipan bersih. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(44)“yah bersih” (P1)
(81)“yah biasa aja, jarang saya merhatiin, tapi bersih” (P2)
(105)“yah bersih. Saya juga bersih. sering dibersihin” (P3)
(139)“yah baik baik aja. Normal” (P4)
(169)“kalo kelamin istri saya bersih” (P5)
4.2.3.9 Keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik normal
ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(44)“Paling cairannya, kadang kaluar dikit, kadang kaluarnya banyak juga tergantung dari istri” (P1)
(83)“Yah biasa, tetap tegang karna nafsunya gede jadi tahan lama. Kalo nafsunya kurang yah pasti tegangnya kurang. Klo istri saya paling cairannya yang keluar” (P2)
(103)“kalau dulu cepat keluarnya. Sekarang bisa tahan lama baru keluar” (P3)
(139)“Biasanya tambah tebal kulitnya trus cairannya banyak” (P4)
4.2.3.10 Keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik tidak normal
Hasil penelitian menunjukkan ada 1 partisipan dengan kondisi fisik alat kelamin tidak normal dari pasangan hidup partisipan. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(169)“ada yang putus sedikit karena waktu kecil kecelakaan terus dijahit. Klo waktu main yah cairannya banyak” (P5)
4.2.3.11 Perilaku yang ditunjukan sebelum dan saat melakukan hubungan seks
4.2.3.12 Perilaku yang ditunjukan setelah melakukan hubungan seks
Hasil penelitian menunjukan adanya perilaku yang ditunjukan pasangan partisipan setelah melakukan hubungan seks. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(46)“ehh.. ngga sih, ngga ada paling Cuma meluk dan terima kasih itu aja” (P1)
(85)“yah senang, dari wajahnya kelihatan sampe tidur tetap senyum. Pagi harinya bangun langsung sholat subuh” (P2)
(107)“ngga ada. Paling Cuma meluk sama
(175)“ngga ada. Ngga ada perilaku yang aneh. Biasa yang wajar saja” (P5)
Tabel 4.2 Validasi Hasil Penelitian
Tema Sub Tema P1 P2 P3
Frekuensi hubungan seks
kelamin Kondisi fisik normal Kondisi fisik tidak normal
Perilaku yang ditunjukan
Sebelum Tidak terungkap Saat melakukan
Setelah
Adapun penjabaran sub tema tersebut adalah sebagai berikut 4.2.3.1 Frekuensi hubungan seks seminggu 2 – 5 kali
Hasil penelitian menunjukan semua partisipan triangulasi melakukan hubungan seks yang bervariasi yaitu kurang dan lebih dari 2 – 5 kali seminggu. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(183)“1 kali, kadang ngga pernah” (P1)
(203)“kadang 1 kali kadang 2 kali” (P2)
(237)“yah 7 kali atau paling jarang, 5 kali. Jadi 5 sampai 7 kali” (P3)
pernyataan yang bervariasi tentang frekuensi seks dalam sehari 1 - 3 kali . Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(205)“Bisa 3 kali sehari” (P2)
(241)“biasa, bisa sampai 5 kali” (P3)
4.2.3.3 Frekuensi hubungan seks tergantung kebiasaan
atau situasi
Hasil penelitian menunjukan tidak semua partisipan memberikan pernyataan tentang melakukan hubungan seks tergantung kebiasaan atau situasi. Partisipan 6 tidak memberikan pernyataan sedangkan partisipan 7 dan 8 memberikan pernyataan. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(205)“kadang malam, siang, atau pagi” (P2)
(243)“malam 2 kali, siang 2 kali, bisa sore 1 kali”(P4)
4.2.3.4 Tingkat kepuasaan (puas)
melakukan hubungan seks. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(209)“merasa puas, (211) tidak pernah ada keluhan” (P2)
(245)“ngga ada masalah. Saya merasa puas.
Udah merasa lega yah allhamdulilah.
Tersalurkan, karena saya tidak melakukan ke orang lain hanya kepada istri” (P3)
4.2.3.5 Tingkat kepuasaan (tidak puas)
Hasil penelitian menunjukan hanya partisipan 6 yang memiliki tingkat kepuasaan (tidak puas) saat melakukan hubungan seks. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(187)“ngga kelihatan kalo suami puas, saya juga gak puas” (P1)
4.2.3.6 Waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh fit
Hasil penelitian menunjukan waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh fit sewaktu melakukan hubungan seks cukup bervariasi. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut : (189)“10 menit” (P1)
(251)“kurang lebih 5 sampai 10 menit. Warming upnya 5 sampai 10 menit. Jadi saya baca doa, bismilah’hirramanir’rahim. Sholawat, baru main dalam 1 kali itu, biasanya 10 menit. Kalo saya mengingginkan bisa sampai 1 jam. Perbanyak warming up-nya saya” (P3)
4.2.3.7 Waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh tidak
fit
Hasil penelitian menunjukan tidak ada pernyataan tentang waktu yang dibutuhkan saat kondisi tubuh tidak fit saat melakukan hubungan seks.
4.2.3.8 Keadaan alat kelamin (kebersihan)
Hasil penelitian menunjukkan semua keadaan alat kelamin (kebersihan) pasangan hidup partisipan bersih. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(191)“bersih, karena sering dibersihkan” (P1)
(217)“Bersih” (P2)
(255)“bersih koq. Bersih bersih aja” (P3)
4.2.3.9 Keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik normal
kelamin dengan kondisi fisik normal dari pasangan hidup partisipan. Pernyataan selengkapnya tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(193)“memang seperti itu, seperti biasa, tetap tegang” (P1)
(219)“ok, ngga ada masalah” (P2)
(255)“Ada sedikit pelebaran” (P3)
4.2.3.10 Keadaan alat kelamin dengan kondisi fisik tidak normal
Hasil penelitian menunjukan tidak ada pernyataan tentang adanya alat kelamin dengan kondisi fisik tidak normal dari pasangan hidup partisipan.
4.2.3.11 Perilaku yang ditunjukan sebelum, saat, dan setelah melakukan hubungan.
tentang hal ini dapat dilihat dari ungkapan partisipan sebagai berikut :
(195)“ngga, ngga pernah apa adanya gitu, seperti biasa. Ngga ada yang aneh aneh” (P1)
(221)“yah meluk, cium terus mandi dan tidur lagi.
(223)“ngga ada, wajar wajar aja” (P2)
(261)
“
ngga, ngga pernah. Saya yang seringcium. Jadi tidak pernah ditanggapi secara agresif tapi pasif” (P3)
4.3 PEMBAHASAN
Pemenuhan kebutuhan seksual salah satunya dilakukan melalui hubungan seks. Hubungan seks ini tidak terjadi begitu saja namun melalui suatu dorongan atau keinginan, menurut Irianto (2010), dorongan atau keinginan untuk bersetubuh atau bersenggama (koitus) disebut libido seksualis (nafsu birahi / syahwat).
4.3.1 Frekuensi hubungan seks
heteroseksual adalah ketidakcocokan yang berdasarkan jenis kelamin terhadap frekuensi yang diinginkan, dengan laki-laki cenderung mempunyai keinginan seks lebih sering dari pada perempuan.
4.3.2 Tingkat Kepuasan
melakukan aktifitas. Bisa dilihat bahwa tingkat kepuasan yang didapatkan oleh partisipan cenderung lebih tinggi karena dilakukan dalam kondisi tubuh, psikis dan lingkungan yang baik.
4.3.3 Waktu yang dibutuhkan
waktu yang diinginkan wanita untuk dilakukan penetrasi adalah 15,7 menit.
4.3.4 Keadaan alat kelamin
penis menjadi lebih besar, lebih panjang dan lebih tegang. Selama perangsangan, ruang atau kavitas vascular yang besar antara arteri dan vena terisi oleh darah, sehingga menyebabkan penis menjadi kaku dan tegak (Potter & Perry. 2005). Selama perangsangan seksual terjadi vasokongesti, sebagai akibatnya lapisan mukosa berkeringat dan memberikan pelumasan vaginal (Potter & Perry. 2005).
4.3.5 Perilaku yang ditunjukkan