Disusun Oleh:
ICHA ROSIDATUL UMMAH B06213021
PRODI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Icha Rosidatul Ummah , B06213021, 2017. Komunikasi Organisasi Pengurus Karang Taruna (Studi kasus Desa ) Skripsi Program Studi llmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : komunikasi,organisasi, karang taruna.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Akan tetapi sebuah organisasi juga susah untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya tanpa beberapa faktor seperti loyalitas, solidaritas, tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Apabila tidak ada kebersamaan, tidak masuk akal mencoba membentuk kelompok dan membina kerja sama, karena tidaka ada landasan yang sama untuk membangun.
Komunikasi organisasi yaitu pengirim dan penerima berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal di suatu organisasi. bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil yang anggotanya hanya tiga orang, proses komunikasi yang anggotannya seribu orang menjadi komunikasinya sangat kompleks.
Komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotannya secara individual.
Dari data hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi tidak terlepas dengan yang namanya komunikasi.serta komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terstruktur dengan baik agar mampu mewujudkan cita-cita bersama. Dalam penelitian ini ketua mampu mengaplikasikan menurut teori Goblin yaitu Upward Communication dan
downward Communication dengan baik.
DAFTAR ISI
Judul ... ii
Pernyataan Keaslian Karya ... iii
Persetujuan Pembimbing... iv
Persetujan Tim Penguji ... v
Motto dan Pengesahan Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi ... ix
Bab I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
F. Definisi Konseptual ... 8
G. Kerangka Pikir ... 12
Merah Putih ... 25
A. Kajian Pustaka ... 25
1. Komunikasi Organisasi ... 25
2. Karang Taruna ... 37
3. Pola Komunikasi Organisasi ... 40
4. Metode Komunikasi Organisasi ... 44
B. Kajian Teori ... 47
1. Teori Jaringan ... 47
BAB III Penyajian Data Komunikasi ... 53
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53
B. Subjek Penelitian ... 66
C. Deskripsi Data Penelitian ... 67
BAB IV Temuan Hasil Penelitian ... 80
A. Temian Hasil Penelitian ... 80
1. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 87
BAB V Penutupan... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Rekomendasi ... 95
Daftar Pustaka ... 97
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
sehari-hari di tempat pekerjaan, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.
Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini
terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu
juga halnya bagi suatu organisasi.Organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab.1
Setiap pengoperasian suatu organisasi sangat tergantung pada komunikasi,
komunikasi dianggap sebagai masalah pokok dalam organisasi karena
komunikasi memungkinkan para anggota dalam organisasi saling bertukar
pikiran tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai organisasinya, begitu juga
komunikasi merupakan saluran yang menghubungkan masukan atau keluaran
dalam organisasi.2
1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hal. 23. 2
Suatu pendekatan subyektif memandang organisasi sebagai kegiatan
yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan,
interaksi,dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan
dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan
orang-orang antara yang satu dengan lainnya dan tidak eksis secara terpisah
dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.3
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Karena pada dasarnya, organisasi di bentuk dan di pertahankan atas dasar
kebersamaan kepentingan di kalangan anggotanya. Banyak orang memandang
organisasi sebagai sarana untuk membantu mencapai tujuan mereka, sedangkan
organisasi membutuhkan orang-orang untuk membantu pencapaian tujuan
organisasi.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya. Akan tetapi sebuah organisasi juga susah untuk mencapai
apa yang menjadi tujuannya tanpa beberapa faktor seperti loyalitas, solidaritas,
tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Apabila tidak ada kebersamaan,
tidak masuk akal mencoba membentuk kelompok dan membina kerja sama,
karena tidaka ada landasan yang sama untuk membangun.
3
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dalam mempelajari
organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam
memahami organisasi yang daripada membenarkan tindakan yang lalu.
kemudian ahli tingkah laku menjelaskan bahwa hanya individu-individu
yang mempunyai tujuan organisasi.4
Motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan
guna mendapat hasil yang terbaik. Oleh karena itulah tidak heran jika anggota
dalam suatu organisasi mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya
mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk itu motivasi kerja anggota dalam
organisasi perlu ditingkatkan agar dapat menghasilkan kinerja yang terbaik.
Karang Taruna organisasi kepemudaan di Indonesia yang merupakan
wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial
sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai
organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan
dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan
kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang
tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam
yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman
pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur
tentang struktur penggurus dan masa jabatan di masing-masing wilayah mulai
4
dari Desa/Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari
pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan
anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan
datang. Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART
nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11-45
tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17-35 tahun.
Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan
pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian,
ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.5
Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara merupakan
istilah yang sering didengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan panutan dan contoh yang dapat
membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik.Sebagaimana kita ketahui,
generasi muda adalah tonggak keberlangsungan masa depan Indonesia. Oleh
karena itu, budaya organisasi karang taruna sangatlah penting untuk bekal
hidup para generasi muda dalam hidup dilingkungan sosial dengan segala
manfaatnya.
Organisasi ini membuktikan bahwa budaya organisasi karang taruna
sudah mulai terlupakan, terlebih jaman globalisasi saat ini yang lebih
mendewakan teknologi yang semakin canggih yang makin mengurangi rasa
sosial pada jiwa pemuda saat ini. Maka dari itu budaya karang taruna harus
dihidupkan kembali melihat manfaat yang dapat menumbuhkan rasa sosial
dijiwa pemuda.
5
Dengan adanya organisasi yang mampu menopang generasi muda,
diharapkan generasi muda tidak terjerumus kedalam kenakalan remaja dan
selalu bersikap positif dalam menjalankan kehidupanya. Dalam masyarakat
peranan dan penanaman nilai yang terkait dengan perkembangan sumber daya
manusia sangatlah besar pengaruhnya pada kemajuan dari masyarakat itu
sendiri, dalam membentuk suatu masyarakat yang aktif dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat melalui kegiatan
organisasi masyarakat seperti organisasi karang taruna. Karang taruna
merupakan wadah bagi suatu masyarakat untuk membentuk pemuda dan
pemudi yang tanggap akan berbagai perubahan dan perkembangan yang
terjadi. Dengan karang taruna diharapkan mampu mewadahi para pemuda dan
pemudi dalam Organisasi Karang Taruna di Desa Gadel Tandes Surabaya.
Keaktifan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi karang taruna
sangat berkembang pesat, sehingga gaya kepimpinan yang dilakukan oleh
ketua karang taruna ini dapat membangun motivasi pada setiap anggota. Di
dalam Desa ini terdapat 4 organisasi yaitu, Remas Baiturrahman, Karang
taruna Merah Putih, Bonek Argad, dan Argapala. Namun, sikap
kekeluargaan antar organisasi terjalin sangat erat. Seperti contoh pada suatu
kegiatan dalam setiap organisasi maupun organisasi yang lainnya bisa saling
membantu untuk melancarkan setiap kegiatan yang telah diadakan.
Salah satu bentuk kreatifitas yang telah diwujudkan oleh karang
taruna merah putih ini adalah mampu menciptakan atau mendaur ulang
bahan bekas yang bisa digunakan menjadi alat musik, dan kelompok musik
patrol karang taruna ini sangat banyak sekali salah satunya yaitu patrol
mewakili polsek tandes pada acara HUT Bhayangkara Patrol Lomba se
Surabaya dan perjuangan yang tak sia-sia akhirnya mendapatkan juara, dan
tak hanya itu banyak kegiatan dalam setahun terakhir ini adalah kegiatan
sosial seperti mengumpulkan beras atau uang untuk dibagikan kepada orang
yang kurang mampu, bagi ta’jil pada bulan puasa, kerja bakti, pada Isra’ Mi’raj
mengadakan lomba keagamaan, 17 Agustus mengadakan acara lomba-lomba
kemerdekaan, dan yang terakhir yaitu pada maulid nabi ini diadakan
pengajian. Adapun setiap kegiatan mingguan yang diadakan oleh karang taruna
untuk membangun solidaritas antar anggota yaitu rutinan latihan futsal dan
pemutaran film.
Kinerja yang dibangun selalu bisa berjalan lancar meskipun dipimpin
oleh ketua yang notabennya lulusan menengah ke atas (SMA), sehingga dengan
semangat yang ditumbuhkan oleh ketua hingga kini bisa memberikan
motivasi yang dibangun oleh setiap anggota karang taruna untuk mengetahui
lebih lanjut penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah yang
berjudul: “Komunikasi Organisasi Pengurus Karang Taruna (Studi Kasus
Desa Gadel Tandes Surabaya)”.
B. Rumusan masalah
Agar tidak terjadi pengembangan masalah di luar ruang lingkup dan
kekaburan dalam penelitian, peneliti merasa perlu untuk melakukan pemfokusan
penelitian. Adapun fokus penelitian ini adalah; Bagaimana komunikasi
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: “Memahami komunikasi organisasi
karang taruna Desa Gadel Tandes Surabaya”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti:
1. Manfaat teoritis Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu
komunikasi khususnya dalam mengetahui pola komunikasi sebuah
organisasi. Sebagai bahan literature untuk penelitian-penelitian sejenis, di
masa yang akan datang dan penelitian ini juga dapat memberikan masukan
bagi sebuah organisasi bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan
internal maupun eksternal organisasi.
2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi organisasi
karang taruna merah putih untuk membangun komunikasi organisasi yang
baik.
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu dapat memberikan gambaran ilmu kepada
peneliti agar peneliti dapat melakukan dengan maksimal. Berikut penelitian
terdahulu yang ditemukan oleh peneliti :
Skripsi yang berjudul “Peranan Pengurus Karang Taruna Berstatus
Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi” karya dari Zamiatul
Laelly Tahun 2014 . Memiliki persamaan dalam fenomena yang diangkat
membahas tentang kinerja karang taruna. Sedangkan perbedaanya terlihat
karang taruna berstatus mahasiswa, peneliti kedua berfokus pada semua
anggota karang taruna mahasiswa maupun non mahasiswa.
Skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Karang Taruna Dalam
Membangun Solidaritas Antar Anggota” karya Rosita Nur Anggraini Tahun
2014. Memiliki persamaan dalam membahas tentang komunikasi organisasi
yang dibangun oleh anak karang taruna. Sedangkan perbedaanya peneliti
pertama membahas tentang membangun solidaritas antar anggota, peneliti
kedua membahas tentang motivasi kinerja.
Jurnal yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi
Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Tenaga Akademik pada Akademi
Keperawatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta”
karya Laksita Wikan Nastiti Tahun 2013. Memiliki persamaan dalam
membahas tentang gaya kepemimpinan sedangkan perbedaan fokusnya. Fokus
penelitian pada penelitian sebelumnya adalah mengenai motivasi terhadap
kinerja sedangkan fokus penelitian yang diteliti oleh peneliti saat ini adalah
mengenai gaya komunikasi dan bentuk aktivitasnya.
F. Definisi Konsep
1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
and one another” (Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan
satu sama lain). Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga
dapat dilancarkan secara efektif para peminat komunikasi sering kali mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?6
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang
kepangkatan, dan pembagian tugas. Pengertian lain dari organisasi adalah
”Organisasi memiliki karakteristik tertentu yaaitu mempunyai struktur,
tujuan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung
kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam
organisasi tersebut”.7
Dari definisi sederhana ini dapat ditemukan adanya berbagai faktor
yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu orang-orang, kerjasama, dan
tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri
sendiri, melainkan saling kait dan merupakan suatu kebulatan. Maka dalam
6
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 10.
7
pengertian organisasi digunakan sebutan sistem yang berarti kebulatan dari
berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas tertentu. Setiap organisasi
memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisai
bekerja dengan semestinya dan tidak menganggu bagian lainya. Tanpa
koordinasi akan menyulitkan organisasi itu untuk berfungsi dengan baik.
Untuk memahami komunikasi organisasi dan membedakan dengan
jenis komunikasi yang lain, Arni Muhammad mengutip definisi komunikasi
organisasi menurut Gold Harber: “Komunikasi organisasi adalah proses
saling menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau selalu berubah-ubah.”8 Oleh karena itu, dengan adanya
komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil, sebaliknya komunikasi yang tidak sehat dapat menyebabkan suatu
organisasi macet dan tujuan yang ingin dicapai tidak optimal.
2. Pengurus Karang Taruna
Setiap organisasi khususnya karang taruna sudah tentu memiliki
pengurus atau struktur organisasi yang mana pada setiap jabatan atau
kedudukan memiliki tugas atau tanggung jawab masing-masing. Karang
Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna
merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh
atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau
komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan
8
sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya
mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan
semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan,
Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah
Tangga di mana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa
jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada
tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi
kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa
sekarang maupun masa yang akan datang.9
3. Komunikasi Organisasi Pengurus Karang Taruna
Pada komunikasi organisasi khususnya karang taruna memiliki
model komunikasi yang beragam atau dapat berupa horizontal, antara
intansi-intansi yang ada , atau antar bagian yang terdapat didalamnya. Atau
adapun model komunikasi downward dari ketua karang taruna kepada
bagian-bagian atau anggotanya. Tetapi model komunikasi upward
(komunikasi bawahan dengan atasan). Dan berperan penting dalam
organisasi ini. Karena, semua yang terhimpun dalam organisasi karang
taruna ini merupakan pemuda dan pemudi yang mempunyai satu persepsi
dan terhadap yang disalahkan antara satu dengan yang lain. Jadi, semua
pengurus maupun anggota memiliki hak yang sama serta kewajiban yang
sesuai dengan apa yang di embannya.
9
G.Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian diatas menggambarkan tentang alur berpikir
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. berawal dari komunikasi organisasi
yang diterapkan oleh pengurus karang taruna. Masyarakat yang telah
memberdayakan desa untuk mensejahterakan masyarakat dengan memenuhi
hal-hal yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana
untuk mengetahui Tujuan dan fungsi dari karang taruna tersebut. Dalam
penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni teori jaringan milik
Peter R. Monge dan Noshir S. Contractor yang dikutip oleh morissan dalam Komunikasi Organisasi
Tujuan & Fungsi
Komunikasi Organisasi
Teori Jaringan
Komunikasi Pengurus Karang Taruna
Progam-progam kegiatan Karang Taruna
Hambatan Komunikasi
bukunya teori komunikasi yang menyatakan bahwa kerangka pemikiran
tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, karena di
dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk menganalisis.
Dalam teori ini menjelaskan tentang struktur sosial yang diciptakan melalui
komunikasi di antara sejumlah individu dan kelompok. Ketika orang
berkomunikasi dengan individu lain maka terciptalah hubungan yang
merupakan garis komunikasi dalam organisasi, Karena hubungan tersebut akan
terus berkesinambungan samai pada akhirnya akan menciptakan hubungan
yang ada di dalamnya. Dan komunikasi ketua karang taruna yang sudah
diterapkan mampu menjadikan kesatuan organisasi dan menciptakan
ketraman dan kesejahteraan pada masyarakat kemudian komunikasi pengurus
yang menghubungkan dalam progam progam kegiatan karang taruna yang
telah dilaksanakannya, di dalam sebuah kepengurusan pasti juga adanya
konflik atau hambatan hambatan dalam berkomunikasi.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan yang mengutip pendapat Strauss
dan Corbin dalam bukunya penelitian kualitatif yang menyatakan bahwa
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi
lainnya.
Sementara itu, Penelitian kualitaif sebagaimana yang dikemukakan
dalam bukunya penelitian kulitatif yang menyatakan bahwa definisikan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan satu deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistic dan
memandangnya sebagai bagian yang saling berkaitan.10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi
yaitu pengalaman subyektif atau fenomenologikal. Penelitian dengan
berlandaskan fenomenonologi melihat obyek penelitian dalam satu konteks
naturalnya.Dalam pandangan ini diyakini bahwa sesungguhnya obyek ilmu
tidak terbatas pada hal-hal yang empiris, tetapi juga mencakup fenomena
yang berada di luar itu, seperti persepsi, pemikiran, kemauan, dan
keyakinan subyek tentang sesuatu di luar dirinya.dengan kata lain, dalam
mengobservasi data di lapangan, peneliti tidak melepas konteks atau situasi
yang menyertainya.
2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti, baik orang, benda
maupun lembaga (organisasi). Subyek penelitian pada dasarnya adalah
yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subyek
penelitian inilah terdapat obyek penelitian.11 Peneliti telah menentukan
subyek dalam penelitin ini yaitu pengurus karang taruna dan anggota
karang taruna Desa Gadel Tandes Surabaya.
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal. 4. 11
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang
atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan
yang dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas dan kualitas yang bisa
berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap
pro-kontra, keadaan batin dan bisa juga berupa proses.12 Obyek penelitian
yang dikaji peneliti ini adalah mengenai komunikasi organisasi pengurus
karang taruna, keaktifan kegiatan organisasi karang taruna, dan gaya
kepimpinan.
c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Desa Gadel Tandes Surabaya. Dan
karang taruna di sini sudah banyak membantu masyarakat dan
mensejahterakan, menghidupkan hingga bisa mengumpulkan para
pemuda-pemudi mengajak untuk manfaatkan potensi dan mengali
motivasinya agar ikut serta belajar bagaimana cara berorganisasi di
tengah-tengah masyarakat.
3. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Menurut S. Nasution, data primer adalah data yang dapat diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian.13 Kata-kata dan tindakan
merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati
12
Ibid hal 36 13
atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi langsung tentang komunikasi organisasi yaitu dengan cara
wawancara dengan pengurus dan anggota karang taruna.
b. Data Sekunder
Sumber tertulis dapat dikatakan sebagai sumber kedua yang
berasal dari luar sumber kata-kata dan tindakan. Dilihat dari sumber
data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi
atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen
pribadi dan dokumen resmi.14
Dalam konteks ini, upaya untuk menggali data informasi yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti mencari sumber data
tertulis untuk memperkuat hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti
mendapatkan sumber data tertulis berupa buku yang memuat teori yang
berkaitan dengan topik penelitian sebagai penunjang. Peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan
melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancaa
langsung dengan pengurus dan anggota karang taruna Desa Gadel
Tandes Surabaya.
4. Sumber Data
Menurut Suharmi Arikunto, yang dimaksud dalam sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.15 Ada
beberapa sumber data yang bisa digunakan peneliti di antaranya:
14
Ibid. 15
a. Informan
Informan adalah orang yang sangat berperan penting dalam
proses pengumpulan data atau bisa disebut juga dengan narasumber
atau orang yang menjadi kunci utama sumber data dalam penelitian ini.
Informan haruslah orang yang benar-benar mengetahui permasalahan
yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah penggurus dan anggota karang
taruna Desa Gadel Tandes Surabaya.
b. Tempat atau Lokasi
Dari memahami kondisi lokal penelitian, dengan secara tidak
langsung peneliti bisa mencermati dan mencoba untuk mengkaji secara
praktis dan bisa menarik sebuah kesimpulan.
c. Dokumen atau Arsip
Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam
mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,
pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan
bahan-bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat
bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek
atau suasana penelitian. Peneliti dengan mempelajari dokumen tersebut
dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang
diteliti.16 Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu.
16
d. Catatan Lapangan
Yaitu catatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan peran
serta peneliti yang berupa situasi, proses dan perilaku terutama yang
berkaitan dengan perilaku komunikasi yang dilakukan peneliti, kemudian
hasilnya dijadikan suatu catatan.
5. Tahapan Penelitian
Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu
tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisa data, tahap penulisan laporan.
Tahap pra lapangan, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan pra survey ke lokasi yang akan diteliti dalam penelitian
ini, pra survey dilakukan di kantor organisasi karang taruna merah putih, lalu memilih informan untuk melakukan wawancara sederhana dengan
beberapa pengurus, maupun beberapa anggota. Kemudian peneliti juga
menyiapkan perlengkapan penelitian untuk melakukan studi dokumentasi
serta kepustakaan dan untuk melihat serta mencatat data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
Tahap pekerjaan lapangan, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan
unsur-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara yang telah disediakan
peneliti, dan melakukan observasi tidak langsung tentang keadaan kantor
dan mengadakan pengamatan langsung kegiatan apa saja yang sudah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori kesatuan uraian dasar.17 Pada tahap ini data yang diperoleh dari
berbagai sumber yaitu: wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen
dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis
dengan analisis induktif. Hasil dari perolehan data dikumpulkan dan
diklasifikasikan menjadi data primer dan data skunder kemudian dilanjutkan
dengan membuat identifikasi dari data tersebut untuk dipilih menjadi data
khusus. Hasil dari penemuan yang berupa data-data khusus digeneralisasikan
menjadi analisis dari sebuah temuan di lapangan. Hasil penelitian yang
sudah dianalisis dengan analisis induktif inilah yang disebut sebagai hasil
akhir penelitian.
Tahap penulisan laporan, Dalam penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam tahap ini peneliti mempunyai
pengaruh terhadap hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai
dengan prosedur penulisan yang baik, akan menghasilkan kualitas yang
baik pula terhadap hasil penelitian.18 Hasil dari keseluruhan proses penelitian mulai dari rumusan masalah sampai hasil akhir yaitu analisis
yang ditunjang dengan keabsahan data ditulis dalam penelitian laporan
yang berbentuk skripsi. Dalam penelitian laporan ini ditunjang dengan
sistematika yang baik maka hasil penelitian laporan juga baik pula.
17
Opcit hal. 103. 18
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik sebagai
berikut:
a. Wawancara Mendalam (Depth Intrerview)
Metode interview juga bisa disebut dengan metode wawancara, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.19 b. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan. Salah satu peranan pokok dalam melakukan observasi ialah
untuk menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang
sosial yang alami.20
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumentasi adalah setiap bahan
tertulis, baik berupa karangan, memo, pengumuman, intruksi, majalah,
buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang
disiarkan kepada media massa.
19
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dari
wawancara, obervasi sampai dokumentasi untuk mendapatkan data yang
benar-benar valid. Selain wawancara, observasi dan dokumentasi juga
dilakukan pada komunikasi organisasi pengurus dan anggota karang taruna
dengan bantuan alat recorder, serta peneliti ikut terjun langsung dalam setiap kegiatan yang diadakan guna mendapatkan latar suasana yang dibutuhkan.
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitia kualitatif dan sumber
data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk
mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau
teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan
lancar. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga
teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian ini.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan
di antara dimensi-dimensi uraian.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu jenis penelitian
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode
survei membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta
mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang
sedang berlangsung.
Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta
perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal apa saja yang telah dikerjakan orang dalam
menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan
dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang.
Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah
individu atau unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample.21
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul berbentuk kata-kata, dan bukan
angka. Kalau pun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang.
Data yang diperoleh meliputi interview, catatan lapangan dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode observatif kualitatif, dimana setelah
memperoleh data dari hasil pengamatan dan wawancara, peneliti kemudian
melakukan analisis.
21
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
kriteria kredibiulitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti
melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara :
a. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data
tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik
dan teori.22
Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber,
sebagaimana disarankan oleh Patton yang berarti membandingkan dan
mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk
itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut:23
1) Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data
hasil wawancara.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui
alasan-alasan apa yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut
22 Opcit hal 178.
23
(jika ada perbedaan) bukan titik temu atau kesamaannya sehingga dapat
sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas data.
b. Keikutsertaan di lapangan dengan rentang waktu yang panjang bertujuan
untuk menguji kepercayaan data-data yang telah dikumpulkan oleh
peneliti di lapangan.
Karena teknik ini menghendaki pengenalan secara mendalam,
maka waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan data atau informasi
menjadi lama. Semakin lama peneliti berbaur dengan yang diteliti,
maka peneliti akan dapat mempelajari pola dan perilaku hidup obyek
yang diteliti.24
24
25 BAB II
KAJIAN TEORIRIS TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI PENGURUS KARANG TARUNA MERAH PUTIH
A. Kajian Pustaka
1. Komunikasi Organisasi
a.Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengirim dan penerima berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informal di suatu organisasi.
bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan
semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil yang
anggotanya hanya tiga orang, proses komunikasi yang anggotannya seribu
orang menjadi komunikasinya sangat kompleks.
Komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih
kepada anggotannya secara individual.1
1
Bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi
organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang
dapat disimpulkan yaitu:
a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun
eksternal.
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan
media.
c. Komunikasi organisasi organisasi meliputi orang dan sikapnya,
perasaannya, hubungdannya dan keterampilan/skilnya.2
Manusia di tengah-tengah suatu masyarakat. Manusia hanya bisa
bertahan hidup dalam masyarakat jika mereka menjalani kehidupan sebagai
sebuah aktivitas interaksi dan kerjasama yang dinamis dalam suatu jaringan
kedudukan dan perilaku. Aktivitas interaksi dan kerjasama itu terus
berkembang secara teratur sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat
manusia berkumpul yang disebut organisasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dan dengan adanya
komunikasi yang baik maka suatu organisasi dapat berjalan dengan lancardan
berhasil dan begitu pula sebaliknya apabila kurang atau tidak adanya
komunikasi maka organisasi akan macet atau berantakan. Komunikasi.
organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan
diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
2
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan-hubungan hierarkis antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapan pun juga setidak-tidaknya
terdapat satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
yang menafsirkan suatu pertunjukan pesan.
Menurut Gold Haber yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam
bukunya komunikasi organisasi yang menyatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan menukar pesan dalam suatu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi organisasi mempunyai
peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu
perusahaan yaitu :
a. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
b. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya dengan cara efektif
d. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang
menimbulkan keinginan orang untuk memberikan kontribusi
e. Mengendalikan prestasi.3
3
b. Tujuan Komunikasi Organisasi
Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:
1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat. Memberi peluang bagi para
pemimpin organisasi dan anggotannya untuk menyatakan pikiran,
pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang
mereka lakukan.
2. Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepada seluruh aparatur orgaisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang
sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi organisasi, sub organisasi,
individu, maupun kelompok kerja dalam organisasi
3. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para pemimpin
dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan
perasaan dan emosi.
4. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh
tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah
dibagi habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi. Organisasi tanpa
koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama dengan organisasi yang
menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja
sama.4
c. Fungsi Komunikasi Organisasi
4
Ada dua fungsi komunikasi organisasi, yaitu organisasi yakni
fungsi umum dan fungsi khusus
1) Fungsi Umum
a) Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini
mengenai sebagai atau keseluruhan hal yang berkaitannya dngan
pekerjaan. terkadang komunikasimerupakan proses pemberian
informasi mengenai bagaimana seorang atau sekelompok orang
harus mengerjakan satu tugas tertentu. Contohnya: job description. b) Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan dan ide, pendapat,
fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap tentang
sesuatu yang merupakan subyek layanan. Contohnnya: public relations (humas), pameran, ekspo, dll.
c) Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para
karyawan agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan
orang lain, tentang apa, yang “dijual” atau yang diceritakan oleh
orang lain tentang organisasi.
d) Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana
organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan
dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan
kewenagan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang,
bagaimana memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan
2) Fungsi khusus
a) Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu
organisasi, lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu
dibawah sebuah komando.
b) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi
antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.
c) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani
atau mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang
ambigu dan tidak pasti.
Menurut Charles Condrad (1985) yang dikutip oleh Alo Liliweri
dalam bukunya sosiologi & komunikasi organisasi menyatakan bahwa ada
dua fungsi makro komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan fungsi
relasi bermuara pada fungsi komuniksiyang mendukung organisasi dalam
pengambilan keputusan, terutama ketika organisasi menghadapi situasi yang
tidak menentu.5
d. Hambatan Komunikasi
Hambatan-hambatan komunikasi organisasi atau gangguan
berkomunikasi adalah pengaruh dari “dalam” maupun dari “luar” individu
atau lingkungan yang “merusak” aliran atau isi pesan yang dikirimkan atau
yang diterima. Hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain:
5
1) Penyaringan informasi komunikator memanipulasi informasi
sedemikian rupa yang membuat penerima lebih tertarik atas
informasi yang hendak dikirimkan.
2) Persepsi selektif komunikan sering kali bersikap tertentu kepada
informasi sesuai dengan persepsi-seleksinya atas informasi yang
diterima.
3) Emosi dua pihak yang berkomunikasi berada dalam suasana emosi
yang tidak memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi,
akibatnya menyulitkan kontak dan pemberian makna atas pesan.
4) Bahasa dua pihak menggunakan bahasa yang berbeda, konsep atau
istilah yang berbeda, sehingga menyulitkan pemahaman atas informasi.
5) Tanda-tanda nonverbal perbedaan budaya antara komunikator dan
komunikan membuat dua pihak tidak dapat memahami bahasa isyarat,
bahasa jarak dan ruang, kinesik, aksesoris yang mereka gunakan
sebagai pesan.6
Hambatan atau gangguan merupakan sifat yang melekat pada
komunikasi. Hambatan dapat menghalangi pengirim dalam mengirim pesan
dan penerima dalam menerima pesan. Sehungga membuat pesan yang
disampaikan pengirim berbeda dengan pesan yang diterima si penerima ada
beberapa jenis hambatan komunikasi adalah :
Hambatan fisik
Faktor fisik dari pengirim dapat menjadi hambatan dalam
komunikasi. Misalnya gangguan kesehatan (suara serak), kecepatan
6
bicara dan intonasi suara. Faktor fisik dari lingkungan juga dapat
menjadi hambatan dalam komunikasi.
Hambatan psikologis
Faktor psikologis sering menjadi hambatan dalam
komunikasi umumnya disebabkan oleh si pengirim. Sebelum
berkomunikasi, tidak mengkaji / melihat kondisi si penerima.
Komunikasi sulit untuk berhasil jika saat berlangsungnya
komunikasi tersebut, penerimasedang sedih, binggung,
marah,kecewa,iri hati, dan kondisi psikologis lainnya.
Hambatan dalam proses komunikasi
Hambatan dari si pengirim, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi si pengirim itu sendiri. Hal ini
sering dipengaruhi oleh perasan atau situasi emosional dari si
pengirim ketika mengirimkan pesan.
a. Hambatan dari si penetima, seperti kurangnya perhatian pada
saat menerima atau mendengarkan pesan taggapan yang keliru
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
b. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang
diberikan tidak apa adanya, tidak tepat waktu, tidak jelas, dsb
Hambatan semantik
Menyangkut bahasa yang dipergunakan pengirim sebagai,
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
penerima. Seorang pengirim harus benar-benar memperhatikan
salah penegrtian yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah
komunikasi.
Seringkali pengirim salah ucap karena berbicara terlalu
cepat sehingga ketika pikiran dan perasaan belum mantap
terformulasikan kata-kata sudah terlanjur dilontarkan. Hambatan
semantic ini kadang kadang disebabkan pula oleh aspek
antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyinya dan
tulisannya, tetapi memiliki makna yangberbeda. Salah
komunikasi adakalanya disebabkan oleh pemilih kata yang tidak
tepat dan kata-kata yang sifatnya konotatif.7
e. Jaringan Komunikasi
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang yang menduduki posisi
atau peranan tertentu. Sejumlah orang tersebut saling bertukar pesan dan
pertukaran pesan tersebut dilakukan melalui jalan tertentu yang disebut
dengan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi berbeda dalam besar
dan strukturnya misalnya mungkin hanya di antara dua orang, tiga atau lebih
dan mungkin juga di antara keseluruhan orang dalam organisasi. Menurut
Muhammad jaringan komunikasi organisasi terbagi menjadi dua, yaitu:8
7
Heru triyanto, Pengaruh komunikasi vertikal terhadap kinerja karyawan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 7 Jombang. (Malang: Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim, 2014 ) hal 22
8
1) Jaringan Komunikasi Formal
Pesan yang mengalir melalui jalan resmi dan ditentukan oleh hierarki
resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan tersebut merupakan
jaringan komunikasi formal. Terdapat tiga bentuk utama dari arus pesan
dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi yaitu
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada
bawahan, dan komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya.
Pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki
resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan merupakan pesan dalam jaringan
komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya
mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang
sama atau secara horizontal. Terdapat lima jenis komunikasi formal dalam
organisasi, yaitu:
a. Komunikasi Horizontal (Komunikasi Lateral/Menyamping)
Merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dimana terjadi
pertukaran pesan secara menyimpang dan dilakukan oleh dua pihak yang
mempunyai kedudukan yang sama, posisi yang sama, jabatan yang se-level
maupun eselon yang sama dalam suatu organisasi. Komunikasi bentuk ini
selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan
mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk
menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat
tindakan. Kemudahan koordinasi ini terjadi karena adanya tingkat, latar
belakang pengetahuan dan pengalaman yang relatif sama antara pihak-pihak
b. Komunikasi Diagonal
Merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada
pihak lain dalam posisi yang berbeda, dimana kedua pihak tidak berada pada
jalur struktur yang sama. Komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang
mempunyai level yang berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung
kepada pihak lain. Komunikasi diagonal merupakan saluran komunikasi yang
jarang digunakan dalam organisasi, namun penting dalam situasi dimana
anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran-saluran lain.
Penggunaan komunikasi ini selain untuk menanggapi kebutuhan dinamika
lingkungan organisasi yang rumit juga akan mempersingkat waktu dan
memperkecil upaya yang dilakukan oleh organisasi.
c. Komunikasi Vertikal
Merupakan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam
organisasi. Menjelaskan bahwa komunikasi vertikal adalah komunikasi yang
mengalir dari satu tingkat dalam suatu organisasi ke suatu tingkat yang lebih
tinggi atau tingkat yang lebih rendah secara timbal balik. Dalam lingkungan
organisasi, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi kunci penting
kelangsungan hidup suatu organisasi. Menurut Stonner dan Freeman, dua per
tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi berlangsung secara
vertikal antara atasan dan bawahan sehingga peran komunikasi vertikal sangat
penting dalam suatu organisasi. Pada dasarnya, komunikasi vertikal memiliki
dua pola, yaitu:
Komunikasi ke atas mengacu pada pesan atau informasi yang dikirim
dari tingkat bawah ke tingkat atas dalam hirarki organisasi. Para pegawai
menggunakan saluran komunikasi ini sebagai kesempatan untuk
mengungkapkan ide atau gagasan yang mereka ketahui dan membantu para
pegawai untuk menerima jawaban yang lebih baik tentang masalah dan
tanggung jawabnya. Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi, yaitu:9
Pimpinan dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi
informasi dan pimpinan dapat mempersiapkan diri menerima apa
yang disampaikan bawahannya.
Pimpinan memperoleh informasi yang berharga dalam pembuatan
keputusan.
Komunikasi ke atas dapat memperkuat apresiasi dan loyalitas
pegawai terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan, ide dan saran
tentang jalannya organisasi.
Komunikasi ke atas dapat mendorong munculnya desas-desus dan
memberikan kesempatan bagi pimpinan untuk mengetahuinya.
Komunikasi ke atas memberikan petunjuk bagi pimpinan apakah
pegawainya menangkap arti dari komunikasi ke bawah yang
dilakukannya.
9
Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi
masalah-masalah pekerjaan dan memperkuat keterlibatan pegawai dalam
tugas-tugasnya dan organisasi.10
e. Komunikasi Ke Bawah (Downward Communication).
Komunikasi ke bawah dilakukan untuk menyampaikan tujuan,
untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah
kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota
organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
2) Jaringan Komunikasi Informal
Jaringan komunikasi informal terbentuk tanpa memperhatikan struktur
organisasi atas ke bawah bawah ke atas dan horizontal. Ada enam fungsi
jaringan komunikasi informal, yakni memberikan konfirmasi atau
penjelasan tambahan, memperluas pesan, mencatat informasi,
mempertentangkan informasi, membagi informasi lebih luas dan
melengkapi. Mengapa jaringan itu pentig? Karena jumlah informasi yang
dikirim lebih banyak, lebih cepat dan akurasi.
2. Karang Taruna
a. Pengertian Karang Taruna
Karang taruna Indonesia adalah salah satu wadah bagi generasi
muda Indonesia yang telah didirikan di Jakarta. Tepat tanggal 26
september 1960. Pengertian karang taruna adalah sebagaimana tertuang
dalam anggaran dasar karang taruna sebagai berikut:
10
Karang taruna Indonesia adalah wadah pengembangan generasi
muda dan putusan yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa
tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat, khususnya
generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial
sederajat sampai tingkat nasional, bergerak terutama di bidang
kesejahteraan sosial (kesos)”.
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa karang taruna adalah
organisasi pemuda atau remaja Indonesia yang tersebar di seluruh
wilayah NKRI. Sehingga karang taruna boleh dikatakan sebgai organisasi
modern dan bukan organisai konvensional yang mengangkat pengurus
dari kalangan keluarga, keturunan dan kerabat. Dikatakan organisasi
modern adalah “Organisasi dimana faktor-faktor yang bersifat pribadi
tidak memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan.
Organisai modern disebut juga sebagai organisai rasional dan legal,
adalah organisasi yang dalam kegiatannya terdapat pemisahan yang
tegas antara urusan pribadi dengan urusan organisasi.”11
Dengan diterapkannya model organisai modern ini maka karang
taruna melakukan pergantian kepemimpinan secara berkala setiap lima
tahun sekali yang dipilih oleh anggota dan bukan berdasarkan
kepengurusan. Jadi wadah karang taruna merupakan arena untuk
pembelajaran dan mempraktikkan teori-teori demokrasi dikalangan
11
remaja dan pemuda yang dimulai pada tingkat desa/kelurahan sampai
tingkat nasional.
Dalam menjalankan fungsi, visi, dan misinya, karang taruna tidak
lapas dari pijakan tujuan organisasi karang taruna, adapun tujuan karang
taruna sebagaimana berikut:
1) Mewadahi setiap remaja dan pemuda yang peduli dalam penanganan
permasalahan sosial, serta meningkatkan pengalaman kerjasama
antara sesama generasi muda dalam rangaka mewujudkan dan
meningkatkan kesejahteraan sosial bagi generasi muda dan
menyiapkan kader yang beriman, bermoral, kreatif, mandiri, dan
bertanggung jawab untuk siap mengabdi kepada masyarakat dan
menjadi calon-calon pimpinan di masa mendatang.
2) Memberi arah, bimbingan, pendampingan, dan advokasi kepada
generasi muda penyandang masalah sosial dalam rangka penghargaan
usaha-usaha kesejahteraan sosial.
3) Menumbuhkan potensi keberagaman bakat, keterampilan,
kewirausahaan dan pengetahuan hingga pwenyelesaian masalah
yang signifikan untuk mendukung upaya pemberdayaan masyarakat
dalam rangka implementasi otonomi daerah dan peningkatan
ekonomi kerakyatan.
4) Mendorong setiap warganya dan warga masyarakat pada umumnya
untuk mampu menjalin toleransi dalam kehidupan kemasyarakatan
dan menjadi perekat persatuan dalam perbedaan dan keberagaman
5) Membina kejasama strategis dan saling menguntungkan dengan
kalangan pemerintah, sektor swasta, organisasi sosial, lembaga
swadya masyarakat, para praktisi pengembangan masyarakat,
cendikiawan, dan mitra kepemudaan lainnya, guna kemajuan dalam
kemandirian dan independensi organisasinya dan cita-cita
kesejahteraan masyrakat yang menjadi tujuan geraknya.
Dilihat dari tujuan karang taruna sebagaimana tertuang dalam di
atas menunjukkan bahwa karang taruna mempunyai posisi strategis
dalam pembangunan bangsa, dimana melalui wadah karang taruna para
remaja pemuda ditempa dan disiapkan dengan berbgai kemapuan,
mengembangakan bakat minat, guna mencapai kesejahteraan hidup masa
depan para remaja atau generasi muda sebagai generasi pengganti
dalam meneruskan pembangunan bangsa.12
3. Pola komunikasi organisasi a. Pengertian pola organisasi
Pola komunikasi organisasi adalah proses pengiriman dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang mencakup
dalam bidang ini adalah komunikasi internal, komunikasi eksternal, hubungan
persatuan pengelolahan, komunikasi bawahan atau komunikasi dari atasan
kepada bawahan, komunikasi ke atas atau dari bawahan kepada atsan dan
komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi, menulis
12
dan komunikasi evaluasi progam. Karena dengan adanya komunikasi ke
bawah, ke atas, dan horizontal, koordinasi pekerjaan dapat berjalan lancar dan
tujuan organisasi bisa dicapai. 13
b. Macam-macam pola komunikasi organisasi
Pola komunikasi organisasi adalah bentuk komunikasi yang
digunakan dalam organisasi yang kompleks. Dalam suatu organisasi para
anggota pasti saling bertukar pesan dengan anggota lainnya. Pertukaran pesan
tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang dinamakan pola aliran
informasi atau jaringan komunikasi. 14
Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk
berkomunikasi, menurut Joseph A,Devito dan Sthepen,P. Robbins yang
dikutip oleh Joseph A. Devato dalam bukunya komunikasi antar manusia
dan organization behavior yang menyatakan bahwa ada 5 pola komunikasi
yang biasa digunakan dalam berkomunikasi, yakni:
a. Pola lingkaran
Menurut Joseph A. Devito dalam pola lingkaran semua anggota
organisasi dapat berkomunikasi dengan yang lainnya, tidak mempunyai
13
Muhammad rifki. Pola komunikasi organisasi aksi cepat tanggap dalam penanganan becana gunung kelud di kecamatan pare kabupaten Kediri. (Jakarta : Universitas negeri syarif
hidayatullah ) hal 47
14
pemimpin serta setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di
sisinya15
Disisi lain menurut sthephen P. Robbins pola lingkaran adalah
adannya interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki, namun tidak adannya
interaksi lanjutan pada hirarki yang lebih tinggi. Misalnya komunikasi terjadi
secara interaksi antar sesame bawahan dengan atasannya langsung
(komunikasi berjenjang )16
b. Pola roda
Menurut joseph A. DeVito, pola roda disini memiliki pimpinan yang
jelas, sehingga kekuatan pimpinan berada pada posisi sentral dan berpengaruh
dalam proses penyampaina pesannya yang mana semua informasi yang
berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pimpinan. 17
Sementara Stephen P. Robbins, pola roda merupakan sistem jaringan
komunikasi yang menjadi semua laporan, intruksi, perintah kerja dan
kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan
atau lebih dan tidak adannya komunikasi sesama bawahan yang lain.18
c. Pola rantai
Menurut Joseph A. DeVito, pola ranatai ini titik memiliki pemimpin
sama halnya pola lingkaran. Tetapi orang yang berada diposisi, tengah lebih
berperan sebagai pemimpin daripada orang yang berada di posisi lain. Serta
15
Joseph A. DeVito, komunikasi antarmanusia, penerjemah Agus Maulana (pemalang KARISMA punlishing Grup, 2011) edisi ke lima hal 383
16
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour (New Jersey : Pearson Prentice Hall, 2009) Hal 134
17
ibid hal 383
18
orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.
19
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, pola komunikasi rantai disini
terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal sebagai
sistem komunikasi arus ke atas (upward) dank e bawah (downward ) begitru
juga sebaliknya artinya model tersebut menganut hubungan komunikasi garis
langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadi suatu
penyimpangan20
d. Pola bintang atau semua saluran
Menurut Joseph A. DeVito, dalam pola ini semuanya anggota
memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi anggota lainnya dan setiap
anggota lainnya memungkinkan adannya partisipasi anggota secara
optimum.21
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dalam pola ini semua
tingkatan dalam jaringan ini dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa
melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Dan setiap staf / bawahan tidak
dibatasi dan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak / pimpinan
atau sebaliknya. 22
19
Ibidi hal 383
20
Ibid hal 134
21
Ibid hal 383
22
e. Pola Y
Menurut Joseph A. DeVito pola Y juga terdapat pimpinan yang
jelas dan setiap anggota dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua
orang lainnya. 23
Menurut Stephen P. Robbins pola Y ini terdapat empat level
jenjang hirarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan
yang memungkinkan berbeda devisi atau departemen.24
Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi
yang biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk
berkomunikasi secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja.25
4. Metode komunikasi organisasi a. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah salah satu cara berkomunikasi yang
memindahkan pesan (informasi) secara tertulis dari satu sumber, dan
dikirimkan atau dialihkan kepada pihak penerima . lazimnya, komunikasi
tertulis dilakukan melalui surat menyurat. Jika surat menyurat pribadi itu
ada ragamnya, demikian pula komunikasi tertulis dalam organisasi.
cara-cara berkomunikasi tertulis dalam organisasi biasanya mempunyai standar
tertentu yang diterapkan sebagai ciri khas dari sebuah organisasi. cara-
cara tersebut ditunjukkan dalam tata aturan surat menyurat, memo,
laporan, manual, dan formulir yang dikeluarkan oleh suatu organisasi.
23
Ibid hal 383
24
Ibid hal 134
25