• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

RIZKA MUFITA NIM. D77213097

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

ABSTRAK

Rizka Mufita. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN

Ngaban Tanggulangin. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs.H.Munawir, M.Ag.

Kata Kunci : Keterampilan menulis, Pembelajaran bahasa Indonesia, Model pembelajaran Picture and Picture

Permasalahan dalam penelitian ini terletak pada kemampuan menulis siswa yang rendah. Mereka sering lupa menggunakan ejaan yang benar. Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SDN Ngaban Tanggulangin menunjukkan kegiatan pembelajaran yang belum maksimal. Adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?; 2) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin; 2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

Model PTK dalam penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, non tes, dan dokumentasi.

(7)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ..i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... .iii

HALAMAN MOTTO ... v

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... vi

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... .vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... .xv

DAFTAR RUMUS ... .xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... .xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A.Pengertian Keterampilan Menulis 1. Pengertian Keterampilan ... 11

(8)

xii

3. Tujuan Menulis ... 13

4. Fungsi Menulis ... 15

5. Manfaat Menulis ... 16

6. Indikator Keterampilan Menulis ... 16

7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis ... 17

B.Model Pembelajaran Picture and Picture 1. Pengertian Model Picture and Picture ... 19

2. Langkah-Langkah Model Picture and Picture... 20

3. Kelebihan Model Picture and Picture ... 22

4. Kelemahan Model Picture and Picture ... 22

C.Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 23

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 24

3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan ... 24

b. Langkah-Langkah Menulis Karangan ... 25

c. Gambar Seri ... 26

d. Penilaian Menulis Karangan ... 26

D. Hubungan Antara Keterampilan Menulis Dengan Model Pembelajaran Picture and Picture 1.Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture ... 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian... 30

2. Karakteristik Subjek Penelitian ... 30

C. Variabel Penelitian ... 31

D. Rencana Tindakan ... 31

1. Siklus I... 31

2. Siklus II ... 33

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan 1. Sumber Data ... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 46

(9)

xiii

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... ...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ...52

1. Siklus I... ...52

2. Siklus II ... ...65

B. Pembahasan ... ...77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...80

B. Saran ... ...81

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.1 Di dalam dunia pendidikan, guru adalah

seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang

dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar

yang kondusif yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi

rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan

inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.2

Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai

kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik

secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah.3

Dalam masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi,

yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung

1

Hasbullah, Dasar-dasar IlmuPendidikan(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 4.

2

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 19.

3

(11)

dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi

tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca. Menulis merupakan

penyampaian pesan kepada orang lain yang disampaikan secara tertulis

dengan tujuan membagikan pengalaman, pengetahuan serta memberikan

informasi kepada orang lain. Akan tetapi ada beberapa peserta didik yang

keterampilan menulisnya belum dapat berkembang dengan baik, sehingga

dibutuhkan suatu perlakuan tertentu agar dapat mengembangkan keterampilan

menulis. Salah satu mata pelajaran yang melibatkan keterampilan menulis

adalah mata pelajaran bahasa Indonesia.

Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang telah

ditetapkan dalam kurikulum pendidikan jenjang pendidikan dasar (SD/MI),

pendidikan menengah (MTs) dan jenjang pendidikan atas (MA), serta jenjang

perguruan tinggi yang didalamnya mengkaji tentang keempat keterampilan

berbahasa. Dan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu

kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menulis dalam

pembelajarannya. Namun realitanya, ketika pembelajaran bahasa Indonesia

berlangsung, mayoritas peserta didik dalam keterampilan menulis kurang

maksimal. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni: peserta

didik kurang terampil dalam hal menulis, metode, ataumodelpembelajaran

guru dalam belajar kurang maksimal, pembelajaran yang kurang menarik, dan

juga media buku yang tidak terdapat gambar yang menarik perhatian peserta

(12)

Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan

berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan

manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan

gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Seperti halnya kemampuan

berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang

bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan berbahasa ini merupakan

usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang

pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak pada cara yang

digunakan untuk mengungkapkannya.4 Keterampilan menulis sangat

dianjurkan dalam Agama Islam dalam memahami ilmu agama dan ilmu

umum. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109, Allah

Swt berfirman:

اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق

َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل

(

ٔٓ١

)

اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئِج ْوَلَو

Artinya: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-Kahfi: 109).

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SDN Ngaban

Tanggulangindengan guru bahasa Indonesia sekaligus merupakan guru kelas

4

(13)

III yang bernama Ibu Musrifah, S.Pd mengatakan bahwa siswa kelas III

memiliki kemampuan menulis yang rendah. Mereka tampak kebingungan dan

mengalami kesulitan pada saatmemulai tulisan, mereka sering lupa dalam

penggunaan ejaan yang benar,dan juga sering terjadi kesalahan dalam

penggunaan EYD, karena mayoritas guru disana hanya menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab saja, tanpa adanya variasi model pembelajaran yang

lain. Dari hasil wawancara dengan guru kelas III SDN Ngaban Tanggulangin,

jumlah keseluruhan peserta didik kelas III adalah 34 siswa, dengan rincian 20

siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Beliau juga mengatakan bahwa hasil

UTS siswa kelas III masih belum mencapai hasil yang maksimal. Terbukti

dari hasil nilai rata-rata UTS siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia

masih 64,8. Nilai ini masih di bawah standar ketuntasan yang telah ditetapkan

oleh SDN Ngaban Tanggulangin yaitu 75. Dengan rincian 12 siswa yang

tuntas, dan 22 siswa yang tidak tuntas. Sehingga dapat dihitung prosentase

ketuntasan belajarnya adalah 35,3%.5

Sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

tersebut maka pembelajaran yang berlangsung harus diperbaiki, sehingga

peserta didik juga mampu menuntaskan pembelajaran bahasa Indonesia

dengan nilai diatas KKM serta tidak perlu melakukan kegiatan remidial.

Proses pembelajaran di kelas ini tanpa menyusun RPP. RPP dikerjakan secara

5

(14)

keseluruhan pada akhir pembelajaran. Penyebab terjadinya permasalahan pada

mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN Ngaban Tanggulangin dapat

disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama yakni dari pengajarnya

atau guru, guru kurang menarik dalam proses penyampaian materi didalam

kelas, penyampaian materi dari guru hanya monoton menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab, selain itu guru juga kurang melatih peserta didik

untuk mengolah keterampilan menulis tentang materi yang ada dalam

pelajaran bahasa Indonesia. Dan terkadang guru menjelaskan materi hanya

terfokus pada satu bahan ajar yang ada pada buku paket atau LKS saja, tanpa

menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Faktor kedua yakni rasa

semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SDN

Ngaban Tanggulangin, kurangnya rasa semangat tersebut akibat kurangnya

dorongan atau motivasi yang diberikan oleh guru maupun orang tua, sehingga

membuat rasa bosan muncul ketika pembelajaran berlangsung. Kejadian itu

menunjukkan bahwasannya pembelajaran yang berlangsung dalam kelas

kurang menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik merasa tidak

nyaman, dan lebih nyaman untuk diam atau berbicara sendiri.

Pembelajaran yang terjadi seperti hasil wawancara yang telah peneliti

lakukan, harus dicarikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai. Sehingga tidak

akan ada peserta didik yang hanya diam dan berbicara sendiri dengan

(15)

sebuah model pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan, sehingga

peserta didik dapat belajar dengan nyaman serta menyenangkan. Model

pembelajaranPicture and Picture merupakan salah satu model pembelajaran

yang tepat bagi permasalahan yang dialami peserta didik kelas III SDN

Ngaban Tanggulangin. Model pembelajaran Picture and Picture dapat melatih

dan merangsang keterampilan peserta didik dalam menulis dengan baik dan

benar.Sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.

Peneliti memilih model pembelajaran Picture and Picture, karena banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik

kelas III SDN Ngaban Tanggulangin yang menggunakan model pembelajaran

tersebut, diantaranya yang telah dilakukan oleh Anik Puji Lestari6, dan Citra

Arista Elryantini.7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya antara lain tempat atau sekolah penelitian, subyek dan kelas, serta

materi yang akan diteliti.

Berdasarkan permasalahan tersebut, bahwa model pembelajaran

Picture and Picture dianggap penting untuk memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran

dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan

6

Anis Puji Lestari, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Dengan Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa kelas II SDNegeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2010/2011, Skripsi tidak Diterbitkan, (Surakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011).

7

(16)

menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini memiliki karakteristik

yang inovatif, kreatif dan tentu saja sangat menyenangkan.8 Berdasarkan latar

belakang di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana pelaksanaan model

pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan menulis

siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Oleh sebab itu, peneliti tertarik

untuk mengangkat masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui

Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata

pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata

pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

8

(17)

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh

peneliti pada siswa kelas III SDN Ngaban dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, terutama dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan

sederhana yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Dengan pemilihan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan agar peserta didik terampil dalam hal menulis, terutama menulis

karangan sederhana. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik menulis

karangan sederhana berdasarkan alur cerita yang ada pada gambar berseri

dengan menuliskan kalimat pokok pada tiap gambar yang disusun menjadi

karangan sederhana.

Model pembelajaran ini memiliki langkah-langkah kegiatan yang

membuat peserta didik antusias dalam membuat karangan sederhana.Karena

peserta didik sebelum mengerjakan lembar kerja diperlihatkan gambar seri

dalam ukuran besar dan diminta untuk memberikan kalimat pokok yang

terkandung dalam setiap gambar tersebut. Dengan model pembelajaran dan

inovasi-inovasi yang digunakan sehingga siswa mampu menulis karangan

sederhana yang baik sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian pada

(18)

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata

pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

2. Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

E. Lingkup Penelitian

Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata

pelajaran bahasa Indonesia Kelas III SDN Ngaban yaitu dengan:

1. Materi karangan sederhana

2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture

3. Keterampilan menulis karangan sederhana

4. Kompetensi Dasar (KD) menulis karangan berdasarkan gambar seri

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

ejaan, huruf kapital dan titik

5. Indikator pencapaian kompetensi meliputi menulis karangan sederhana

berdasarkan gambar berseri

F. Manfaat Penelitian

Jika hasil tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti

mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat:

(19)

Siswa dapat menulis karangan sederhana dengan menggunakan model

pembelajaran Picture and Picture, sehingga mereka bisa lebih terampil

dalam hal menulis, terutama menulis karangan sederhana.

2. Manfaat bagi guru

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa model

pembelajaran, salah satunya model untuk meningkatkan keterampilan

menulis siswa.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan

pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari

penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dan bisa dijadikan sebagai

dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang keterampilan

menulis serta menjadi acuan pembanding dalam penelitian keterampilan

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Keterampilan Menulis

Dalam berbahasa Indonesia yang baik meliputi empat komponen

berbahasa diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat aspek

keterampilan ini saling berkaitan. Untuk memahami secara utuh tentang

pengertian keterampilan menulis berikut ini diuraikan tentang: (1)

keterampilan, dan (2) menulis.

1. Keterampilan

Keterampilan merupakan salah satu aspek dari kemampuan siswa

yang harus diukur dan dinilai perkembangannya. Penilaian keterampilan

dapat dilakukan terhadap proses dan hasil yang didapat.9 Selain itu

keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan

otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan

jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun

sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti

dan kesadaranyang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan

gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang

atau tidak terampil.

9

(21)

2. Menulis

Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,

pendapat, atau pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam bahasa. Isi

ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila

dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah

dimengerti. Disamping itu sebuah tulisan dikatakan baik apabila bermakna,

jelas, bulat, utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara

tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan

ekspresif.10 Sebagai bagian kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat

dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling melengkapi, sehubungan dengan

itu, menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara

bersama dan berulang-ulang. Tulisan adalah wadah yang sekaligus

merupakan hasil pemikiran.

Perintah menulis terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat

1-3 yang berbunyi:11

Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), 3.

11

(22)

1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,

2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan

orang gila,

3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang

tidak putus-putusnya.

Selain itu, perintah menulis dipertegas juga di dalam Al-Qur’an

surat Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:12

َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق

(

ٔٓ١

)

اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئ ِج ْوَلَو

Katakanlah:“Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)

kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan

sebanyak itu (pula)”.

3. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig tujuan menulis yaitu:

a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama

sekali, penulis menulis sesuatu karena di tugaskan, bukan atas

kemampuan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum

buku, sekretaris yang di tugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

12

(23)

b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para

pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin

membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan

dengan karyanya itu.

c. Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang di utarakan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional)

Tulisan bertujuan memberikan informasi dan keterangan kepada

para pembaca.

e. Self-Ekspressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai

kesenian, dan sebagainya.

g. Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

(24)

meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar

dapat di mengerti dan di terima oleh para pembaca.

4. Fungsi Menulis

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak

langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan

para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya

tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita

hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan juga dapat

membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Menurut Halliday, dalam dunia modern ini bahasa tulis memiliki

sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk fungsi berikut ini:13

a. Terutama untuk tindakan: tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu

lalu lintas, petunjuk televisi dan radio, rekening, daftar menu, buku

telepon,surat pemilihan umum, petunjuk komputer dan lain sebagainya.

b. Terutama untuk informasi: misalnya surat kabar/koran,majalah yang

berisi peristiwa-peristiwa terkini, buku-buku non fiksi, iklan, pamflet

politik, laporan ilmiah dan buku petunjuk.

c. Terutama untuk hiburan: misalnya strip komik, buku fiksi, puisi dan

drama, sisipan koran, subjudul film dan lain sebagainya.

13

(25)

5. Manfaat Menulis

Adapun manfaat dari kegiatan menulis adalah sebagai berikut:

a. Menghilangkan stress

b. Sebagai media merencanakan target yang ingin dicapai

d. Sebagai gudang inspirasi

e. Alat penyimpanan memori

f. Alat untuk mempermudah penyelesaian masalah

g. Menulis itu menyehatkan

i. Sebagai sarana untuk mengungkapkanperasaan hati seperti kegelisahan,

keinginan, amarah, dan sebagainya.

6. Indikator Keterampilan Menulis

Tulisan yang dihasilkan dapat dinilai baik, apabila sesuai dengan

aspek dan kriteria yang telah ditentukan. Menurut Iskandarwassid dan

Dadang Sunendar dalam kaitannya dengan penilaian karangan, terdapat

beberapa kriteria yang digunakan antara lain:14

a. Kualitas dan ruang lingkup isi

b. Organisasi dan penyajian isi

c. Komposisi

d. Kohesi dan Koherensi

e. Gaya dan bentuk bahasa

14

(26)

f. Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca

g. Kerapian tulisan dan kebersihan

7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks,

karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang

menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara

berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis.

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.15 Oleh karena itu,

keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan

sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Cara

meningkatkan keterampilan menulis antara lain:

1) Banyak membaca

Cara terbaik untuk memperluas dan memperkaya ide dan gagasan

tersebut adalah dengan membaca. Semakin banyak kita membaca maka

semakin banyak pula pengetahuan kita.

2) Menulis secara teratur

Menulis yang teratur dapat menjaga dan meningkatkan kualitas

tulisan yang kita hasilkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan menulis yang

15

(27)

dijaga dengan baik tidak akan melunturkan cara dan gaya bahasa kita

dalam menulis.

3) Belajar cara menulis yang baik dan benar

Semakin banyak kita belajar menulis maka semakin banyak pula

kemampuan kita dalam membuat tulisan yang baik.

4) Perhatikan mood

Tulisan merupakan cerminan dari kepribadian dan intelektual

penulisnya. Jadi, menulis dalam keadaan mood yang baik akan sangat

berpengaruh dalam menghasilkan kualitas tulisan yang bagus.

5) Kebiasaan melakukan evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap hasil tulisan yang kita buat sangat

penting untuk dilakukan. Hal ini bermanfaat ketika kita mengalami

kesalahan dalam menulis baik berupa pengejaan kata yang salah,

penulisan angka dan huruf yang salah, hingga pembuatan tulisan dengan

gaya bahasa yang salah.

6) Minta pendapat

Salah satu cara terbaik dan cepat dalam meningkatkan kualitas kita

adalah dengan meminta pendapat kepada seseorang yang sudah mahir

menulis mengenai tulisan yang sudah kita buat. Cara meminta pendapat

(28)

akan cepat mengetahui dimana letak kesalahan kita dalam menulis dan

bagaimana koreksi kebenarannya.16

B. Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar berseri. Pembelajaran ini

memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Yang mana pada

model pembelajaran ini selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam

setiap proses pembelajaran. Inovatif dalam setiap pembelajaran harus

memberikan sesuatu yang berbeda dan selalu menarik minat peserta

didik. Kreatif yang dapat menimbulkan peserta didik untuk menghasilkan

sesuatu dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media

dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama

dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru

sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan.17 Pembelajaran

dengan disertai gambar maka akan menarik perhatian peserta didik untuk

mencoba mengurutkan serta menuliskan karangan sederhana untuk

memperjelas keterangan gambar, agar dapat dipahami oleh pembaca.

16

Panduan-belajar-blog.blogspot.com/2011/12/meningkatkan-kemampuan-menulis.html 17

(29)

2. Langkah-langkah Model PembelajaranPicture and Picture

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah

sebagai berikut:18

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Hal yang paling utama pada proses ini adalah guru harus

menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mau dilakukan,

sehingga siswa dapat memperkirakan sejauh mana materi yang harus

mereka kuasai. Hal ini berkaitan erat dengan indikator-indikator

ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan

dapat dicapai oleh peserta didik.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang

penting, untuk menstimulus kesuksesan dalam proses pembelajaran.

Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa

yang selama ini belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang

berkaitan dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa untuk terlibat

aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang

telah ditunjukkan oleh guru atau teman-temannya. Dengan picture atau

18

(30)

gambar dapat membantu kita agar tidak mengeluarkan banyak energi

dalam pembelajaran.

d. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Seperti contoh gambar-gambar berikut ini:

Gambar 2.1: Gambar Berseri

Langkah ini bisa beragam cara dalam mempraktekkannya, bisa

dengan penunjukan langsung, bisa juga dengan menggunakan undian

atau bergilir sesuai urutan bangku. Dan setelah itu, siswa diminta untuk

mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alasan logis urutan gambar tersebut

Proses ini guru harus bisa mengarahkan siswa untuk berpikir

sistematis tentang gambar yang ada, setelah itu siswa diajak untuk

menemukan jalan cerita sesuai dengan indikator-indikator yang akan

dicapai.

3 2

(31)

f. Setelah gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses ini, masing-masing siswa diminta untuk menuliskan

karangan sesuai dengan gambar yang sudah diurutkan.

g. Kesimpulan atau rangkuman

Di akhir pelajaran siswa bersama guru mengambil kesimpulan serta

penguatan sebagai penjelas materi.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun kelebihan model pembelajaran Picture and Picture

diantaranya:

a. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa

b. Melatih berpikir logis dan sistematis

c. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa

d. Meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik

e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

4.Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture

Meskipun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan sempurna

dalam meningkatkan kemampuan serta kreatifitas siswa, tapi tetap saja

memiliki celah kelemahan, diantaranya:

a. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kegaduhandi dalam kelas

b. Guru harus memiliki keterampilan penguasaan kelas yang baik, karena

(32)

c. Dengan mempergunakan model ini, berarti proses pembelajaran harus

dipersiapkan dalam waktu yang cukup panjang, karena akan memakan

waktu yang lama.

d. Dibutuhkan dukungan, fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai,

terutama untuk gambar yang akan diperlihatkan.19

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta

didik dalam kehidupannya. Yakni membimbing mengembangkan diri

sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Sedangkan

pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses pembelajaran yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan intelektual, untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan kemampuan

berbahasa peserta didik.

Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara

lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa

Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap

hasil karya sastra Indonesia.20

19

Imas Kurniasih& Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Bandung: Kata Pena), 45-46

20

(33)

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran bahasa

Indonesia adalah agar peserta didik dapat:21

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa Negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan

efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan

Karangan adalah ciptaan atau hasil mengarang yang berupa

cerita atau buah pena yang kita imajinasikan. Karangan dapat

21

(34)

dikatakan baik bila cerita disajikan secara berurutan.22 Karangan juga

merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada pembaca untuk dipahami, sehingga dapat dibaca oleh orang

lain.23

b. Langkah-Langkah Menulis Karangan

Apabila ingin menghasilkan karangan yang baik, maka harus

memperhatikan langkah-langkah dalam mengarang. Langkah-langkah

tersebut diantaranya:

1) Menentukan tema

2) Memilih judul yang menarik

3) Menyusun kerangka karangan

4) Mengembangkan kerangka karangan

5) Gunakan pilihan kata atau diksi dengan ejaan yang tepat

Membuat karangan juga dapat dilakukan berdasarkan gambar

berseri, baik yang sudah urut maupun belum urut. Langkah-langkah

yang dilakukan untuk membuat karangan dari gambar seri yang belum

berurutan adalah sebagai berikut:24

a) Mengurutkan gambar sesuai dengan peristiwa

b) Membuat kalimat pokok pada setiap gambar

22

Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 11.

23

https://id.wikipedia.org/wiki/karangan. 24

(35)

c) Mengembangkan kalimat pokok menjadi sebuah paragraf

d) Dari setiap paragraf digabungkan sehingga menjadi sebuah cerita

e) Berikan judul yang menarik dan sesuai dengan isi cerita

c. Gambar Seri

Gambar seri adalah gambar berurutan yang menunjukkan suatu

peristiwa. Gambar seri biasanya terdapat pada komik atau majalah

anak. Menulis karangan menggunakan gambar seri sangat membantu

siswa untuk menyusun sebuah karangan yang urut.25 Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa menulis karangan dari gambar seri bertujuan

agar siswa dapat menulis dengan runtut sesuai dengan gambar yang

dilihat. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema

pembelajaran yang dipelajari. Oleh karena itu guru harus mampu

memilih gambar yang tepat dan cocok dengan karakteristik kelas.26

d. Penilaian Menulis Karangan

Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara

menyeluruh, bukan hanya pada tiap-tiap aspek pelajarannya saja.

Dalam pembelajaran bahasa penilaian merupakan hal yang sangat

penting. Bentuk penilaian yang digunakan pada penelitian ini berupa

penilaian produk dari hasil kerja atau menulis karangan sederhana

siswa (product assesment). Aspek menulis karangan untuk penilaian

25

Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 12.

26

(36)

produk ini meliputi kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan

penggunaan EYD.

D.Hubungan Antara Keterampilan Menulis dengan Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture

Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada

siswa kelas III SDN Ngaban dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and

Picture merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah rendahnya keterampilan menulis siswa. Model pembelajaran Picture and Picture sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut tampak

menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan terhadap metode

pembelajaran yang tidak kreatif atau monoton seperti ceramah dan tanya

jawab.

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model

pembelajaran yang menggunakan gambar yang diurutkan menjadi urutan

yang logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenangkan. Dengan demikian model pembelajaran Picture and Picture

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa pada materi

(37)

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data

yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya

guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.27 Jadi

dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni sebagai

berikut:

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui

metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk

menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki

atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.28

27

Basrowi, dkk, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 25.

28

(38)

Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, yakni untuk

meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran disekolah,

meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan dan

meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.29 Penelitian tindakan kelas

memiliki beberapa model tertentu, dan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan model dari Kurt Lewin. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali

namun berulang. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi.30

Gambar 3.1:

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

29

Anas Salahudin,Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 27.

30

(39)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Ngaban yang

beralamatkan di desa Ngaban, tepatnya di Jalan Melagi Rt.17 Rw.06

Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo untuk mata pelajaran

bahasa Indonesia kelas III.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2016/2017, yaitu mulai pertengahan bulan Februari sampai awal bulan

Maret

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan fokus pada kelas III, yang jumlah

peserta didiknya terdiri dari 34 peserta didik, yang terdiri dari 20 siswa

laki-laki dan 14 siswa perempuan.Lingkungan masyarakat SDN Ngaban

adalah masyarakat menengah kebawah, rata-rata latar belakang sosial

ekonomi dari wali murid di sekolah tersebut adalah PNS dan wiraswasta.

Kemampuan akademik yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah

tersebut adalah sedang, karena kemampuan yang dimiliki peserta didik

belum sepenuhnya terolah dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa

(40)

adalah keterampilan menulis yang masih rendah, sehingga akan

ditingkatkan melalui model pembelajaran Picture and Picture.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah peningkatan keterampilan

menulis karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban

Tanggulangin. Variabel tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Variabel Input : siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

2. Variabel Proses : penerapan model pembelajaran Picture and Picture

3. Variabel Output : peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin dipilih oleh peneliti karena apabila pada

awal pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali

dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang

diinginkan tercapai. Jika pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil,

maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

Siklus I

1. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus I ini, peneliti menyiapkan semua hal

(41)

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan

bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar

Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang

disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkandan sarana

pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran

berlangsung.

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan melakukan kegiatan yang ada di RPP yakni:

a. Apersepsi dan motivasi

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c. Memperkenalkan model pembelajaran Picture and Picture yang

akandilaksanakan selama proses pembelajaran

d. Menyampaikan materi tentang penulisan karangan sederhana

e. Melaksanakan penilaian produk untuk semua siswa pada akhir siklus

dengan membuat sebuah karangan sederhana berdasarkan alur cerita

yang ada pada gambar berseri.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap

(42)

karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada

siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Adapun hal yang dilakukan

peneliti adalah mengamati dan mencatat semua permasalahan yang muncul

selama proses pembelajaran dalam lembar observasi. Serta mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui lembar

penilaian aktivitas guru dan siswa siklus I.

4. Tahap refleksi (reflecting)

Peneliti telah memperoleh data dari hasil pelaksanaan dan

pengamatan yang telah dilakukan. Maka peneliti akan melakukan refleksi

sebagai berikut:

a. Merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

b. Mencatat kendala ataupun permasalahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang telah digunakan pada siklus

selanjutnya

Siklus II

1. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan

perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada

pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yakni sebagai

(43)

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan

bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar

Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang

disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dan

sarana pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran

berlangsung.

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada saat pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan proses

pembelajaran yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan yang ada pada

siklus I. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini sama dengan yang

dilakukan pada siklus I.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pada tahap pengamatan siklus II, peneliti melakukan pengamatan

terhadap perbaikan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata

pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran

Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Serta

mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui

(44)

4. Tahap refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi di siklus II ini, peneliti merefleksi pelaksanaan

kegiatan seperti pada siklus I, diantaranya:

a. Peneliti melakukan refleksi pelaksanaan kegiatan pada siklus II seperti

yang dilakukan pada siklus I.

b. Peneliti membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan pembelajaran.

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpula Data 1. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh.31 Sumber data dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah:

a. Guru

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru saat

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata

pelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan sederhana. Untuk

itu, sumber data yang diperoleh berasal dari observasi dan wawancara

kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III sebelum siklus

dilakukan.

31

(45)

b. Siswa

Untuk mengetahui keterampilan menulis siswa setelah

diterapkannya model Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi karangan sederhana. Untuk itu, sumber data yang

diperoleh peneliti berasal dari observasi, unjuk kerja dan produk, serta

dokumentasi saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.

Dalam penelitian, data yang diperlukan ada 2 macam, yaitu:

a.Data kualitatif

Data kualitatif berhubungan dengan karakteristik yang berupa

kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian

inimeliputi:

1. Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas

2. Model pembelajaran yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas

b.Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.

Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini

meliputi:

1. Data jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

(46)

3. Data penilaian produk siswa

4. Data hasil aktivitas guru dan siswa

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti

adalah teknik observasi, wawancara, Product Assesment (Penilaian Produk), dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan

oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam

penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat

mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan

dan interaksi di dalam kelas. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang

disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan dilakukan dan

kendala tindakan, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang

terencana secara fleksibel dan terbuka.32

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada proses pembelajaran. Adapun instrumen yang

32

(47)

digunakan dalam pengamatan atau observasi kali ini yaitu instrumen

observasi aktivitas guru dan instrumen observasi siswa.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Memberi salam, apersepsi dan motivasi

kepada siswa

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Kecakupan materi dengan kompetensi

pembelajaran

4. Guru menunjukkan cara mengurutkan 4

gambar seri yang benar

5. Guru mengajarkan cara menentukan

kalimat pokok pada 4 masing-masing

gambar seri

6. Guru memberi perintah dan petunjuk

dengan jelas tentang penggunaan ejaan

yang benar dalam sebuah karangan

sederhana

7. Menunjukkan kesesuaian model

pembelajaran dengan indikator, materi

ajar dan karakteristik siswa

8. Performance (suara yang jelas dalam

menyampaikan materi, posisi guru dalam

(48)

pembelajaran, interaksi yang baik antara

guru dan siswa dalam pembelajaran,

ekspresi muka guru saat proses

pembelajaran)

9. Variasi model pembelajaran dengan

media pembelajaran (gambar seri dalam

ukuran besar) yang dibawa oleh guru

10. Guru merefleksi kembali pembelajaran

yang dilakukan pada hari ini

Jumlah Skor yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Guru

Adapun keterangankriteria penskoran pada lembar observasi

aktivitas guru yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas guru sangat rendah dan belum sesuai

dengan kegiatan pembelajaran

b. Skor 2 : jika aktivitas guru rendah tetapi ada beberapa kegiatan

pembelajaran yang sesuai

c. Skor 3 : jika aktivitas guru tinggi dan sesuai dengan kegiatan

pembelajaran

d. Skor 4 : jika aktivitas guru sangat tinggi melaksanakan dengan

(49)

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Siswa menjawab salam dan merespon

kegiatan apersepsi/motivasi yang

diberikan oleh guru

2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan

3. Siswa memusatkan perhatian terhadap

penjelasan materi yang diajarkan

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan

dijelaskan oleh guru tentang model

pembelajaran Picture and Picture dalam keterampilan menulis

5. Siswa melakukan pekerjaan secara

individu dengan mengurutkan gambar

berseri yang disusun secara acak dan

membuat kalimat pokok dari setiap

gambar sehingga menjadi sebuah

karangan sederhana dengan

memperhatikan penggunaan ejaan yang

benar

6. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa

dengan tertib

7. Siswa mempresentasikan hasil

(50)

semangat

8. Siswa memberi tanggapan saat guru

mengecek pemahaman

9. Siswa merespon ajakan guru untuk

menyimpulkan materi pembelajaran

10. Siswa merespon ajakan guru untuk

belajar lagi mengenai penulisan karangan

dengan antusias

Jumlah Skor yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Siswa

Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar observasi

aktivitas siswa yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas siswa sangat rendah dan belum sesuai dengan

kegiatan pembelajaran

b. Skor 2 : jika aktivitas siswa rendah tetapi ada beberapa kegiatan

pembelajaran yang tidak terlaksana

c. Skor 3 : jika aktivitas siswa tinggi dan sesuai dengan kegiatan

pembelajaran

d. Skor 4 : jika aktivitas siswa sangat tinggi dan dapat mengikuti

(51)

b. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik

mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara

tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.33 Wawancara dapat

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat

dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan

menggunakan telepon.34 Dari proses wawancara peneliti mendapatkan

hasil tentang karakteristik siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

pada mata pelajaran yang akan diteliti serta kendala apa saja yang dapat

menghambat proses pembelajaran.Lembar wawancara terhadap guru

kelas III SDN Ngaban Tanggulangin dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut

ini:

Tabel 3.3

Lembar Wawancara Mengenai Keterampilan Menulis Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

1. Berapa jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

2.Bagaimana karakteristik siswa pada kelas III SDN Ngaban

Tanggulangin?

3. Kurikulum apa yang digunakan ibu dalam mengajar?

4. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata

pelajaran bahasa Indonesia?

5.Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban

33

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 96.

34

(52)

Tanggulangin selama ini?

6. Apa saja kendala dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas III selama

ini?

7. Apa saja permasalahan yang ibu temukan selama pembelajaran bahasa

Indonesia di kelasIII?

8. Apakah ketuntasan belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kriteria

ketuntasan yang sudah ditetapkan?

9. Apa strategi, metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia?

10. Bagaimana ibu guru menyikapi permasalahan yang ada di kelas III

SDN Ngaban Tanggulangin?

c. Product Assesment (Penilaian Produk)

Pada penelitian ini yang diukur adalah peningkatan

keterampilan menulis karangan sederhana siswa yang diperoleh dengan

menggunakan instrument non tes. Non tes adalah penilaian hasil belajar

melalui alat atau instrument pengukuran bukan tes. Non-tes juga

merupakan alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek

tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi.35 Bentuk penilaian

yang digunakan pada penelitian ini berupa penilaian produk dari hasil

kerja/menulis karangan sederhana siswa (product assesment). Penilaian

hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa

35

(53)

dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk

tersebut.

Dalam penelitian ini produk yang dimaksud berupa tulisan

menulis karangan sederhana yang dihasilkan siswa secara mandiri.

Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan

siswa dalam menulis karangan sederhana.dapun kriteria keterampilan

menulis untuk penilaian produk terdiri dari beberapa aspek meliputi:

kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan penggunaan EYD. Aspek

penilaian produk menulis karangan sederhana tersebut dapat disajikan

dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 3.4

Aspek Penilaian Produk Menulis Karangan Skor

Level

Kalimat Pokok

(54)
(55)

gambar. ketepatan

makna dalam

susunan

gambar.

penulisan kata.

d. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi dan

lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa, dan lain-lain.36 Dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengumpulkan data-data, foto serta

dokumen-dokumen penunjang penelitian, seperti profil sekolah dan daftar nilai

bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin selama

dilaksanakan siklus.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data

yang memiliki korelasi dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga

dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan

analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat

36

(56)

kuantitatif, dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model

statistik dan model ekomotorik. Peneliti menyajikan hasil analisis dalam

bentuk angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu bentuk

deskriptif atau uraian. Pada setiap akhir siklus, penghitungan analisis

dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:

a. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Untuk mengetahui jumlah nilai akhir aktivitas guru dan siswa,

menggunakan rumus:37

Rumus 3.1

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa = ∑ Jumlah frekuensi aktivitas X 100 ∑ Jumlah total (frekuensi) aktivitas

b. Penilaian Hasil Produk Menulis Karangan Sederhana

Untuk analisis hasil penilaian non tes yang berupa penilaian

produk,makadilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa

menjadi nilai siswa. Dapat dianalisis dengan:

Rumus 3.2

Penilaian Hasil Produk Siswa

Nilai = ∑ Skor yang diperoleh X 100

∑ Skor maksimal

37

(57)

Setelah nilai siswa diketahui, selanjutnya peneliti mencari nilai

rata-rata kelas. Untuk menghitung nilai rata-rata-rata-rata yaitu dengan cara

menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dibagi dengan

jumlah peserta didik di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:38

Rumus 3.3

Menghitung Nilai Rata-Rata Non Tes Siswa X = ∑X

N

Keterangan: X : Rata-rata (mean)

∑X : Jumlah seluruh skor

N : Banyaknya subjek

Untuk mengetahui persentase keterampilan menulis siswa pada

siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Siswa dikatakan tuntas

belajar apabila memperoleh nilai 75, karena sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, dan dapat

dinyatakan tuntas secara klasikal apabila kelas tersebut mencapai

keberhasilan minimal 75% dalam proses pembelajaran. Untuk menghitung

38

(58)

persentase ketuntasan keterampilan menulis secara klasikal menggunakan

rumus:39

Rumus 3.4

Presentase Ketuntasan Keterampilan Menulis

P = F X 100%

N

Keterangan:

P : Persentase ketuntasan keterampilan menulis siswa yang dicari

F : Jumlah siswa yang tuntas dalam menulis

N : Jumlah siswa

Adapun kriteria ketuntasan keterampilan menulissiswa secara

keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:40

Tabel 3.5

PresentaseKetuntasan Keterampilan Menulis Presentase Ketuntasan

Keterampilan Menulis Karangan Sederhana

Keterangan

86-100% Sangat Baik

76-85% Baik

60-75% Cukup

39

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 43.

40

(59)

55-59% Kurang

≤ 54% Kurang Sekali

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk

melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

dalammeningkatkan atau memperbaiki mutu KBM di kelas.41 Biasanya

keberhasilan siswa ditentukan dari kriteria ketuntasan belajarnya, dalam hal

ini yang dimaksud adalah ketuntasan keterampilan menulis siswa yakni

berkisar antara 75-80%. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila ia

menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang

seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.42

Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran

dalam melakukan penelitian:

1. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas, jika observasi aktivitas guru dan

siswa memperoleh nilai akhir minimal 75

2. Nilai rata-rata siswa minimal 75

3. Persentase ketuntasan belajar siswa minimal 75%

41

Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 127.

42

(60)

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

1. Nama : Rizka Mufita

Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran

- Menyusun laporan observasiguru dan siswa, serta

- Menyusun hasil penelitian

2. Nama : Musrifah, S.Pd

Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III

SDN Ngaban Tanggulangin

Tugas : - Memberikan waktu untuk melakukan penelitian

-Memberikan pengarahan terhadap peneliti selama

melakukan penelitian tindakan kelas yang hasilnya di

refleksikan bersama-sama, serta

-Melakukan observasi terhadap siswa dan peneliti yang

Gambar

gambar menjadi urutan yang logis. Seperti contoh gambar berikut ini:
Gambar seri adalah gambar berurutan yang menunjukkan suatu
Gambar 3.1:
gambar seri yang benar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan penerapan model role playing dengan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan strategi pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas IV SD Negeri Mandan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan keterampilan menulis dan hasil belajar menulis karangan melalui penerapan metode mengarang beranting pada mata

Penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara krama lugu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan skor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengunaan model pembelajaran Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas V

dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Semarang.. Berdasarkan hasil penelitian disarankan

pembelajaran Picture and Picture , peserta didik akan menulis karangan berdasarkan alur cerita yang ada pada gambar berseri dengan menuliskan kalimat pokok pada setiap

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model think talk write berbantuan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa,