SKRIPSI
Oleh:
RIZKA MUFITA NIM. D77213097
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
viii
ABSTRAK
Rizka Mufita. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN
Ngaban Tanggulangin. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs.H.Munawir, M.Ag.
Kata Kunci : Keterampilan menulis, Pembelajaran bahasa Indonesia, Model pembelajaran Picture and Picture
Permasalahan dalam penelitian ini terletak pada kemampuan menulis siswa yang rendah. Mereka sering lupa menggunakan ejaan yang benar. Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SDN Ngaban Tanggulangin menunjukkan kegiatan pembelajaran yang belum maksimal. Adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?; 2) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin; 2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.
Model PTK dalam penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, non tes, dan dokumentasi.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... ..i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN... .iii
HALAMAN MOTTO ... v
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... vi
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... .vii
ABSTRAK ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... .xv
DAFTAR RUMUS ... .xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... .xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan yang Dipilih ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Lingkup Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A.Pengertian Keterampilan Menulis 1. Pengertian Keterampilan ... 11
xii
3. Tujuan Menulis ... 13
4. Fungsi Menulis ... 15
5. Manfaat Menulis ... 16
6. Indikator Keterampilan Menulis ... 16
7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis ... 17
B.Model Pembelajaran Picture and Picture 1. Pengertian Model Picture and Picture ... 19
2. Langkah-Langkah Model Picture and Picture... 20
3. Kelebihan Model Picture and Picture ... 22
4. Kelemahan Model Picture and Picture ... 22
C.Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 23
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 24
3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan ... 24
b. Langkah-Langkah Menulis Karangan ... 25
c. Gambar Seri ... 26
d. Penilaian Menulis Karangan ... 26
D. Hubungan Antara Keterampilan Menulis Dengan Model Pembelajaran Picture and Picture 1.Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture ... 27
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian... 30
2. Karakteristik Subjek Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Rencana Tindakan ... 31
1. Siklus I... 31
2. Siklus II ... 33
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan 1. Sumber Data ... 35
2. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 46
xiii
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... ...51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ...52
1. Siklus I... ...52
2. Siklus II ... ...65
B. Pembahasan ... ...77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...80
B. Saran ... ...81
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.1 Di dalam dunia pendidikan, guru adalah
seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang
dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar
yang kondusif yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi
rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan
inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.2
Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai
kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik
secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah.3
Dalam masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi,
yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung
1
Hasbullah, Dasar-dasar IlmuPendidikan(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 4.
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 19.
3
dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi
tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca. Menulis merupakan
penyampaian pesan kepada orang lain yang disampaikan secara tertulis
dengan tujuan membagikan pengalaman, pengetahuan serta memberikan
informasi kepada orang lain. Akan tetapi ada beberapa peserta didik yang
keterampilan menulisnya belum dapat berkembang dengan baik, sehingga
dibutuhkan suatu perlakuan tertentu agar dapat mengembangkan keterampilan
menulis. Salah satu mata pelajaran yang melibatkan keterampilan menulis
adalah mata pelajaran bahasa Indonesia.
Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan jenjang pendidikan dasar (SD/MI),
pendidikan menengah (MTs) dan jenjang pendidikan atas (MA), serta jenjang
perguruan tinggi yang didalamnya mengkaji tentang keempat keterampilan
berbahasa. Dan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu
kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menulis dalam
pembelajarannya. Namun realitanya, ketika pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung, mayoritas peserta didik dalam keterampilan menulis kurang
maksimal. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni: peserta
didik kurang terampil dalam hal menulis, metode, ataumodelpembelajaran
guru dalam belajar kurang maksimal, pembelajaran yang kurang menarik, dan
juga media buku yang tidak terdapat gambar yang menarik perhatian peserta
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan
berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan
gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Seperti halnya kemampuan
berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang
bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan berbahasa ini merupakan
usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang
pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak pada cara yang
digunakan untuk mengungkapkannya.4 Keterampilan menulis sangat
dianjurkan dalam Agama Islam dalam memahami ilmu agama dan ilmu
umum. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109, Allah
Swt berfirman:
اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق
َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل
(
ٔٓ١
)
اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئِج ْوَلَو
Artinya: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-Kahfi: 109).
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SDN Ngaban
Tanggulangindengan guru bahasa Indonesia sekaligus merupakan guru kelas
4
III yang bernama Ibu Musrifah, S.Pd mengatakan bahwa siswa kelas III
memiliki kemampuan menulis yang rendah. Mereka tampak kebingungan dan
mengalami kesulitan pada saatmemulai tulisan, mereka sering lupa dalam
penggunaan ejaan yang benar,dan juga sering terjadi kesalahan dalam
penggunaan EYD, karena mayoritas guru disana hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab saja, tanpa adanya variasi model pembelajaran yang
lain. Dari hasil wawancara dengan guru kelas III SDN Ngaban Tanggulangin,
jumlah keseluruhan peserta didik kelas III adalah 34 siswa, dengan rincian 20
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Beliau juga mengatakan bahwa hasil
UTS siswa kelas III masih belum mencapai hasil yang maksimal. Terbukti
dari hasil nilai rata-rata UTS siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
masih 64,8. Nilai ini masih di bawah standar ketuntasan yang telah ditetapkan
oleh SDN Ngaban Tanggulangin yaitu 75. Dengan rincian 12 siswa yang
tuntas, dan 22 siswa yang tidak tuntas. Sehingga dapat dihitung prosentase
ketuntasan belajarnya adalah 35,3%.5
Sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
tersebut maka pembelajaran yang berlangsung harus diperbaiki, sehingga
peserta didik juga mampu menuntaskan pembelajaran bahasa Indonesia
dengan nilai diatas KKM serta tidak perlu melakukan kegiatan remidial.
Proses pembelajaran di kelas ini tanpa menyusun RPP. RPP dikerjakan secara
5
keseluruhan pada akhir pembelajaran. Penyebab terjadinya permasalahan pada
mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN Ngaban Tanggulangin dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama yakni dari pengajarnya
atau guru, guru kurang menarik dalam proses penyampaian materi didalam
kelas, penyampaian materi dari guru hanya monoton menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab, selain itu guru juga kurang melatih peserta didik
untuk mengolah keterampilan menulis tentang materi yang ada dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Dan terkadang guru menjelaskan materi hanya
terfokus pada satu bahan ajar yang ada pada buku paket atau LKS saja, tanpa
menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Faktor kedua yakni rasa
semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SDN
Ngaban Tanggulangin, kurangnya rasa semangat tersebut akibat kurangnya
dorongan atau motivasi yang diberikan oleh guru maupun orang tua, sehingga
membuat rasa bosan muncul ketika pembelajaran berlangsung. Kejadian itu
menunjukkan bahwasannya pembelajaran yang berlangsung dalam kelas
kurang menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik merasa tidak
nyaman, dan lebih nyaman untuk diam atau berbicara sendiri.
Pembelajaran yang terjadi seperti hasil wawancara yang telah peneliti
lakukan, harus dicarikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai. Sehingga tidak
akan ada peserta didik yang hanya diam dan berbicara sendiri dengan
sebuah model pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan, sehingga
peserta didik dapat belajar dengan nyaman serta menyenangkan. Model
pembelajaranPicture and Picture merupakan salah satu model pembelajaran
yang tepat bagi permasalahan yang dialami peserta didik kelas III SDN
Ngaban Tanggulangin. Model pembelajaran Picture and Picture dapat melatih
dan merangsang keterampilan peserta didik dalam menulis dengan baik dan
benar.Sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Peneliti memilih model pembelajaran Picture and Picture, karena banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik
kelas III SDN Ngaban Tanggulangin yang menggunakan model pembelajaran
tersebut, diantaranya yang telah dilakukan oleh Anik Puji Lestari6, dan Citra
Arista Elryantini.7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya antara lain tempat atau sekolah penelitian, subyek dan kelas, serta
materi yang akan diteliti.
Berdasarkan permasalahan tersebut, bahwa model pembelajaran
Picture and Picture dianggap penting untuk memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan
6
Anis Puji Lestari, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Dengan Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa kelas II SDNegeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2010/2011, Skripsi tidak Diterbitkan, (Surakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011).
7
menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini memiliki karakteristik
yang inovatif, kreatif dan tentu saja sangat menyenangkan.8 Berdasarkan latar
belakang di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana pelaksanaan model
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
untuk mengangkat masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui
Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?
8
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas III SDN Ngaban dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, terutama dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan
sederhana yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Dengan pemilihan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan agar peserta didik terampil dalam hal menulis, terutama menulis
karangan sederhana. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik menulis
karangan sederhana berdasarkan alur cerita yang ada pada gambar berseri
dengan menuliskan kalimat pokok pada tiap gambar yang disusun menjadi
karangan sederhana.
Model pembelajaran ini memiliki langkah-langkah kegiatan yang
membuat peserta didik antusias dalam membuat karangan sederhana.Karena
peserta didik sebelum mengerjakan lembar kerja diperlihatkan gambar seri
dalam ukuran besar dan diminta untuk memberikan kalimat pokok yang
terkandung dalam setiap gambar tersebut. Dengan model pembelajaran dan
inovasi-inovasi yang digunakan sehingga siswa mampu menulis karangan
sederhana yang baik sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian pada
1. Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.
E. Lingkup Penelitian
Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata
pelajaran bahasa Indonesia Kelas III SDN Ngaban yaitu dengan:
1. Materi karangan sederhana
2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture
3. Keterampilan menulis karangan sederhana
4. Kompetensi Dasar (KD) menulis karangan berdasarkan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan
ejaan, huruf kapital dan titik
5. Indikator pencapaian kompetensi meliputi menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar berseri
F. Manfaat Penelitian
Jika hasil tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti
mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat:
Siswa dapat menulis karangan sederhana dengan menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture, sehingga mereka bisa lebih terampil
dalam hal menulis, terutama menulis karangan sederhana.
2. Manfaat bagi guru
Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa model
pembelajaran, salah satunya model untuk meningkatkan keterampilan
menulis siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan
pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
4. Manfaat bagi masyarakat
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.
5. Manfaat bagi peneliti
Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dan bisa dijadikan sebagai
dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang keterampilan
menulis serta menjadi acuan pembanding dalam penelitian keterampilan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Keterampilan Menulis
Dalam berbahasa Indonesia yang baik meliputi empat komponen
berbahasa diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat aspek
keterampilan ini saling berkaitan. Untuk memahami secara utuh tentang
pengertian keterampilan menulis berikut ini diuraikan tentang: (1)
keterampilan, dan (2) menulis.
1. Keterampilan
Keterampilan merupakan salah satu aspek dari kemampuan siswa
yang harus diukur dan dinilai perkembangannya. Penilaian keterampilan
dapat dilakukan terhadap proses dan hasil yang didapat.9 Selain itu
keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun
sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti
dan kesadaranyang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan
gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang
atau tidak terampil.
9
2. Menulis
Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat, atau pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam bahasa. Isi
ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila
dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah
dimengerti. Disamping itu sebuah tulisan dikatakan baik apabila bermakna,
jelas, bulat, utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan
ekspresif.10 Sebagai bagian kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat
dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling melengkapi, sehubungan dengan
itu, menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Tulisan adalah wadah yang sekaligus
merupakan hasil pemikiran.
Perintah menulis terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat
1-3 yang berbunyi:11
Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), 3.
11
1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan
orang gila,
3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang
tidak putus-putusnya.
Selain itu, perintah menulis dipertegas juga di dalam Al-Qur’an
surat Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:12
َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق
(
ٔٓ١
)
اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئ ِج ْوَلَو
Katakanlah:“Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)”.
3. Tujuan Menulis
Menurut Hugo Hartig tujuan menulis yaitu:
a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali, penulis menulis sesuatu karena di tugaskan, bukan atas
kemampuan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum
buku, sekretaris yang di tugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
12
b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu.
c. Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang di utarakan.
d. Informational Purpose (Tujuan Informasional)
Tulisan bertujuan memberikan informasi dan keterangan kepada
para pembaca.
e. Self-Ekspressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian, dan sebagainya.
g. Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar
dapat di mengerti dan di terima oleh para pembaca.
4. Fungsi Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan
para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita
hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan juga dapat
membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
Menurut Halliday, dalam dunia modern ini bahasa tulis memiliki
sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk fungsi berikut ini:13
a. Terutama untuk tindakan: tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu
lalu lintas, petunjuk televisi dan radio, rekening, daftar menu, buku
telepon,surat pemilihan umum, petunjuk komputer dan lain sebagainya.
b. Terutama untuk informasi: misalnya surat kabar/koran,majalah yang
berisi peristiwa-peristiwa terkini, buku-buku non fiksi, iklan, pamflet
politik, laporan ilmiah dan buku petunjuk.
c. Terutama untuk hiburan: misalnya strip komik, buku fiksi, puisi dan
drama, sisipan koran, subjudul film dan lain sebagainya.
13
5. Manfaat Menulis
Adapun manfaat dari kegiatan menulis adalah sebagai berikut:
a. Menghilangkan stress
b. Sebagai media merencanakan target yang ingin dicapai
d. Sebagai gudang inspirasi
e. Alat penyimpanan memori
f. Alat untuk mempermudah penyelesaian masalah
g. Menulis itu menyehatkan
i. Sebagai sarana untuk mengungkapkanperasaan hati seperti kegelisahan,
keinginan, amarah, dan sebagainya.
6. Indikator Keterampilan Menulis
Tulisan yang dihasilkan dapat dinilai baik, apabila sesuai dengan
aspek dan kriteria yang telah ditentukan. Menurut Iskandarwassid dan
Dadang Sunendar dalam kaitannya dengan penilaian karangan, terdapat
beberapa kriteria yang digunakan antara lain:14
a. Kualitas dan ruang lingkup isi
b. Organisasi dan penyajian isi
c. Komposisi
d. Kohesi dan Koherensi
e. Gaya dan bentuk bahasa
14
f. Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca
g. Kerapian tulisan dan kebersihan
7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks,
karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang
menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara
berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.15 Oleh karena itu,
keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan
sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Cara
meningkatkan keterampilan menulis antara lain:
1) Banyak membaca
Cara terbaik untuk memperluas dan memperkaya ide dan gagasan
tersebut adalah dengan membaca. Semakin banyak kita membaca maka
semakin banyak pula pengetahuan kita.
2) Menulis secara teratur
Menulis yang teratur dapat menjaga dan meningkatkan kualitas
tulisan yang kita hasilkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan menulis yang
15
dijaga dengan baik tidak akan melunturkan cara dan gaya bahasa kita
dalam menulis.
3) Belajar cara menulis yang baik dan benar
Semakin banyak kita belajar menulis maka semakin banyak pula
kemampuan kita dalam membuat tulisan yang baik.
4) Perhatikan mood
Tulisan merupakan cerminan dari kepribadian dan intelektual
penulisnya. Jadi, menulis dalam keadaan mood yang baik akan sangat
berpengaruh dalam menghasilkan kualitas tulisan yang bagus.
5) Kebiasaan melakukan evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap hasil tulisan yang kita buat sangat
penting untuk dilakukan. Hal ini bermanfaat ketika kita mengalami
kesalahan dalam menulis baik berupa pengejaan kata yang salah,
penulisan angka dan huruf yang salah, hingga pembuatan tulisan dengan
gaya bahasa yang salah.
6) Minta pendapat
Salah satu cara terbaik dan cepat dalam meningkatkan kualitas kita
adalah dengan meminta pendapat kepada seseorang yang sudah mahir
menulis mengenai tulisan yang sudah kita buat. Cara meminta pendapat
akan cepat mengetahui dimana letak kesalahan kita dalam menulis dan
bagaimana koreksi kebenarannya.16
B. Model Pembelajaran Picture and Picture
1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar berseri. Pembelajaran ini
memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Yang mana pada
model pembelajaran ini selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam
setiap proses pembelajaran. Inovatif dalam setiap pembelajaran harus
memberikan sesuatu yang berbeda dan selalu menarik minat peserta
didik. Kreatif yang dapat menimbulkan peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama
dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru
sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan.17 Pembelajaran
dengan disertai gambar maka akan menarik perhatian peserta didik untuk
mencoba mengurutkan serta menuliskan karangan sederhana untuk
memperjelas keterangan gambar, agar dapat dipahami oleh pembaca.
16
Panduan-belajar-blog.blogspot.com/2011/12/meningkatkan-kemampuan-menulis.html 17
2. Langkah-langkah Model PembelajaranPicture and Picture
Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah
sebagai berikut:18
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Hal yang paling utama pada proses ini adalah guru harus
menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mau dilakukan,
sehingga siswa dapat memperkirakan sejauh mana materi yang harus
mereka kuasai. Hal ini berkaitan erat dengan indikator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang
penting, untuk menstimulus kesuksesan dalam proses pembelajaran.
Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa
yang selama ini belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang
berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
telah ditunjukkan oleh guru atau teman-temannya. Dengan picture atau
18
gambar dapat membantu kita agar tidak mengeluarkan banyak energi
dalam pembelajaran.
d. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Seperti contoh gambar-gambar berikut ini:
Gambar 2.1: Gambar Berseri
Langkah ini bisa beragam cara dalam mempraktekkannya, bisa
dengan penunjukan langsung, bisa juga dengan menggunakan undian
atau bergilir sesuai urutan bangku. Dan setelah itu, siswa diminta untuk
mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan logis urutan gambar tersebut
Proses ini guru harus bisa mengarahkan siswa untuk berpikir
sistematis tentang gambar yang ada, setelah itu siswa diajak untuk
menemukan jalan cerita sesuai dengan indikator-indikator yang akan
dicapai.
3 2
f. Setelah gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses ini, masing-masing siswa diminta untuk menuliskan
karangan sesuai dengan gambar yang sudah diurutkan.
g. Kesimpulan atau rangkuman
Di akhir pelajaran siswa bersama guru mengambil kesimpulan serta
penguatan sebagai penjelas materi.
3. Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun kelebihan model pembelajaran Picture and Picture
diantaranya:
a. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b. Melatih berpikir logis dan sistematis
c. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik
e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
4.Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Meskipun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan sempurna
dalam meningkatkan kemampuan serta kreatifitas siswa, tapi tetap saja
memiliki celah kelemahan, diantaranya:
a. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kegaduhandi dalam kelas
b. Guru harus memiliki keterampilan penguasaan kelas yang baik, karena
c. Dengan mempergunakan model ini, berarti proses pembelajaran harus
dipersiapkan dalam waktu yang cukup panjang, karena akan memakan
waktu yang lama.
d. Dibutuhkan dukungan, fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai,
terutama untuk gambar yang akan diperlihatkan.19
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta
didik dalam kehidupannya. Yakni membimbing mengembangkan diri
sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Sedangkan
pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses pembelajaran yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan kemampuan
berbahasa peserta didik.
Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara
lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa
Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap
hasil karya sastra Indonesia.20
19
Imas Kurniasih& Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Bandung: Kata Pena), 45-46
20
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah agar peserta didik dapat:21
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan
efektif dalam berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan
Karangan adalah ciptaan atau hasil mengarang yang berupa
cerita atau buah pena yang kita imajinasikan. Karangan dapat
21
dikatakan baik bila cerita disajikan secara berurutan.22 Karangan juga
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami, sehingga dapat dibaca oleh orang
lain.23
b. Langkah-Langkah Menulis Karangan
Apabila ingin menghasilkan karangan yang baik, maka harus
memperhatikan langkah-langkah dalam mengarang. Langkah-langkah
tersebut diantaranya:
1) Menentukan tema
2) Memilih judul yang menarik
3) Menyusun kerangka karangan
4) Mengembangkan kerangka karangan
5) Gunakan pilihan kata atau diksi dengan ejaan yang tepat
Membuat karangan juga dapat dilakukan berdasarkan gambar
berseri, baik yang sudah urut maupun belum urut. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk membuat karangan dari gambar seri yang belum
berurutan adalah sebagai berikut:24
a) Mengurutkan gambar sesuai dengan peristiwa
b) Membuat kalimat pokok pada setiap gambar
22
Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 11.
23
https://id.wikipedia.org/wiki/karangan. 24
c) Mengembangkan kalimat pokok menjadi sebuah paragraf
d) Dari setiap paragraf digabungkan sehingga menjadi sebuah cerita
e) Berikan judul yang menarik dan sesuai dengan isi cerita
c. Gambar Seri
Gambar seri adalah gambar berurutan yang menunjukkan suatu
peristiwa. Gambar seri biasanya terdapat pada komik atau majalah
anak. Menulis karangan menggunakan gambar seri sangat membantu
siswa untuk menyusun sebuah karangan yang urut.25 Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa menulis karangan dari gambar seri bertujuan
agar siswa dapat menulis dengan runtut sesuai dengan gambar yang
dilihat. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema
pembelajaran yang dipelajari. Oleh karena itu guru harus mampu
memilih gambar yang tepat dan cocok dengan karakteristik kelas.26
d. Penilaian Menulis Karangan
Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara
menyeluruh, bukan hanya pada tiap-tiap aspek pelajarannya saja.
Dalam pembelajaran bahasa penilaian merupakan hal yang sangat
penting. Bentuk penilaian yang digunakan pada penelitian ini berupa
penilaian produk dari hasil kerja atau menulis karangan sederhana
siswa (product assesment). Aspek menulis karangan untuk penilaian
25
Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 12.
26
produk ini meliputi kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan
penggunaan EYD.
D.Hubungan Antara Keterampilan Menulis dengan Model Pembelajaran Picture and Picture
1. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture
Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada
siswa kelas III SDN Ngaban dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and
Picture merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah rendahnya keterampilan menulis siswa. Model pembelajaran Picture and Picture sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut tampak
menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan terhadap metode
pembelajaran yang tidak kreatif atau monoton seperti ceramah dan tanya
jawab.
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar yang diurutkan menjadi urutan
yang logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. Dengan demikian model pembelajaran Picture and Picture
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa pada materi
BAB III
METODE DAN RENCANA PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data
yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya
guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.27 Jadi
dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni sebagai
berikut:
1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.28
27
Basrowi, dkk, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 25.
28
Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, yakni untuk
meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran disekolah,
meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.29 Penelitian tindakan kelas
memiliki beberapa model tertentu, dan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model dari Kurt Lewin. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali
namun berulang. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.30
Gambar 3.1:
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
29
Anas Salahudin,Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 27.
30
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Ngaban yang
beralamatkan di desa Ngaban, tepatnya di Jalan Melagi Rt.17 Rw.06
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas III.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017, yaitu mulai pertengahan bulan Februari sampai awal bulan
Maret
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan fokus pada kelas III, yang jumlah
peserta didiknya terdiri dari 34 peserta didik, yang terdiri dari 20 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan.Lingkungan masyarakat SDN Ngaban
adalah masyarakat menengah kebawah, rata-rata latar belakang sosial
ekonomi dari wali murid di sekolah tersebut adalah PNS dan wiraswasta.
Kemampuan akademik yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah
tersebut adalah sedang, karena kemampuan yang dimiliki peserta didik
belum sepenuhnya terolah dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa
adalah keterampilan menulis yang masih rendah, sehingga akan
ditingkatkan melalui model pembelajaran Picture and Picture.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah peningkatan keterampilan
menulis karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban
Tanggulangin. Variabel tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Variabel Input : siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin
2. Variabel Proses : penerapan model pembelajaran Picture and Picture
3. Variabel Output : peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin dipilih oleh peneliti karena apabila pada
awal pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali
dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang
diinginkan tercapai. Jika pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil,
maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.
Siklus I
1. Tahap perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan siklus I ini, peneliti menyiapkan semua hal
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan
bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar
Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang
disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkandan sarana
pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran
berlangsung.
c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
2. Tahap pelaksanaan (acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan melakukan kegiatan yang ada di RPP yakni:
a. Apersepsi dan motivasi
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
c. Memperkenalkan model pembelajaran Picture and Picture yang
akandilaksanakan selama proses pembelajaran
d. Menyampaikan materi tentang penulisan karangan sederhana
e. Melaksanakan penilaian produk untuk semua siswa pada akhir siklus
dengan membuat sebuah karangan sederhana berdasarkan alur cerita
yang ada pada gambar berseri.
3. Tahap Pengamatan (observing)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap
karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada
siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Adapun hal yang dilakukan
peneliti adalah mengamati dan mencatat semua permasalahan yang muncul
selama proses pembelajaran dalam lembar observasi. Serta mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui lembar
penilaian aktivitas guru dan siswa siklus I.
4. Tahap refleksi (reflecting)
Peneliti telah memperoleh data dari hasil pelaksanaan dan
pengamatan yang telah dilakukan. Maka peneliti akan melakukan refleksi
sebagai berikut:
a. Merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I
b. Mencatat kendala ataupun permasalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang telah digunakan pada siklus
selanjutnya
Siklus II
1. Tahap perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan
perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yakni sebagai
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan
bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar
Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang
disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dan
sarana pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran
berlangsung.
c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
2. Tahap pelaksanaan (acting)
Pada saat pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan proses
pembelajaran yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan yang ada pada
siklus I. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini sama dengan yang
dilakukan pada siklus I.
3. Tahap Pengamatan (observing)
Pada tahap pengamatan siklus II, peneliti melakukan pengamatan
terhadap perbaikan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Serta
mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui
4. Tahap refleksi (reflecting)
Pada tahap refleksi di siklus II ini, peneliti merefleksi pelaksanaan
kegiatan seperti pada siklus I, diantaranya:
a. Peneliti melakukan refleksi pelaksanaan kegiatan pada siklus II seperti
yang dilakukan pada siklus I.
b. Peneliti membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan pembelajaran.
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpula Data 1. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh.31 Sumber data dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah:
a. Guru
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru saat
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata
pelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan sederhana. Untuk
itu, sumber data yang diperoleh berasal dari observasi dan wawancara
kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III sebelum siklus
dilakukan.
31
b. Siswa
Untuk mengetahui keterampilan menulis siswa setelah
diterapkannya model Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi karangan sederhana. Untuk itu, sumber data yang
diperoleh peneliti berasal dari observasi, unjuk kerja dan produk, serta
dokumentasi saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.
Dalam penelitian, data yang diperlukan ada 2 macam, yaitu:
a.Data kualitatif
Data kualitatif berhubungan dengan karakteristik yang berupa
kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian
inimeliputi:
1. Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas
2. Model pembelajaran yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas
b.Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.
Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini
meliputi:
1. Data jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin
3. Data penilaian produk siswa
4. Data hasil aktivitas guru dan siswa
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti
adalah teknik observasi, wawancara, Product Assesment (Penilaian Produk), dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan
oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti
melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat
mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan
dan interaksi di dalam kelas. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang
disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan dilakukan dan
kendala tindakan, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang
terencana secara fleksibel dan terbuka.32
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada proses pembelajaran. Adapun instrumen yang
32
digunakan dalam pengamatan atau observasi kali ini yaitu instrumen
observasi aktivitas guru dan instrumen observasi siswa.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 1. Memberi salam, apersepsi dan motivasi
kepada siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kecakupan materi dengan kompetensi
pembelajaran
4. Guru menunjukkan cara mengurutkan 4
gambar seri yang benar
5. Guru mengajarkan cara menentukan
kalimat pokok pada 4 masing-masing
gambar seri
6. Guru memberi perintah dan petunjuk
dengan jelas tentang penggunaan ejaan
yang benar dalam sebuah karangan
sederhana
7. Menunjukkan kesesuaian model
pembelajaran dengan indikator, materi
ajar dan karakteristik siswa
8. Performance (suara yang jelas dalam
menyampaikan materi, posisi guru dalam
pembelajaran, interaksi yang baik antara
guru dan siswa dalam pembelajaran,
ekspresi muka guru saat proses
pembelajaran)
9. Variasi model pembelajaran dengan
media pembelajaran (gambar seri dalam
ukuran besar) yang dibawa oleh guru
10. Guru merefleksi kembali pembelajaran
yang dilakukan pada hari ini
Jumlah Skor yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Guru
Adapun keterangankriteria penskoran pada lembar observasi
aktivitas guru yakni:
a. Skor 1 : jika aktivitas guru sangat rendah dan belum sesuai
dengan kegiatan pembelajaran
b. Skor 2 : jika aktivitas guru rendah tetapi ada beberapa kegiatan
pembelajaran yang sesuai
c. Skor 3 : jika aktivitas guru tinggi dan sesuai dengan kegiatan
pembelajaran
d. Skor 4 : jika aktivitas guru sangat tinggi melaksanakan dengan
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 1. Siswa menjawab salam dan merespon
kegiatan apersepsi/motivasi yang
diberikan oleh guru
2. Siswa mendengarkan saat tujuan
pembelajaran disampaikan
3. Siswa memusatkan perhatian terhadap
penjelasan materi yang diajarkan
4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan
dijelaskan oleh guru tentang model
pembelajaran Picture and Picture dalam keterampilan menulis
5. Siswa melakukan pekerjaan secara
individu dengan mengurutkan gambar
berseri yang disusun secara acak dan
membuat kalimat pokok dari setiap
gambar sehingga menjadi sebuah
karangan sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang
benar
6. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa
dengan tertib
7. Siswa mempresentasikan hasil
semangat
8. Siswa memberi tanggapan saat guru
mengecek pemahaman
9. Siswa merespon ajakan guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran
10. Siswa merespon ajakan guru untuk
belajar lagi mengenai penulisan karangan
dengan antusias
Jumlah Skor yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Siswa
Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar observasi
aktivitas siswa yakni:
a. Skor 1 : jika aktivitas siswa sangat rendah dan belum sesuai dengan
kegiatan pembelajaran
b. Skor 2 : jika aktivitas siswa rendah tetapi ada beberapa kegiatan
pembelajaran yang tidak terlaksana
c. Skor 3 : jika aktivitas siswa tinggi dan sesuai dengan kegiatan
pembelajaran
d. Skor 4 : jika aktivitas siswa sangat tinggi dan dapat mengikuti
b. Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik
mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara
tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.33 Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon.34 Dari proses wawancara peneliti mendapatkan
hasil tentang karakteristik siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada mata pelajaran yang akan diteliti serta kendala apa saja yang dapat
menghambat proses pembelajaran.Lembar wawancara terhadap guru
kelas III SDN Ngaban Tanggulangin dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut
ini:
Tabel 3.3
Lembar Wawancara Mengenai Keterampilan Menulis Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin
1. Berapa jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?
2.Bagaimana karakteristik siswa pada kelas III SDN Ngaban
Tanggulangin?
3. Kurikulum apa yang digunakan ibu dalam mengajar?
4. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata
pelajaran bahasa Indonesia?
5.Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban
33
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 96.
34
Tanggulangin selama ini?
6. Apa saja kendala dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas III selama
ini?
7. Apa saja permasalahan yang ibu temukan selama pembelajaran bahasa
Indonesia di kelasIII?
8. Apakah ketuntasan belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kriteria
ketuntasan yang sudah ditetapkan?
9. Apa strategi, metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia?
10. Bagaimana ibu guru menyikapi permasalahan yang ada di kelas III
SDN Ngaban Tanggulangin?
c. Product Assesment (Penilaian Produk)
Pada penelitian ini yang diukur adalah peningkatan
keterampilan menulis karangan sederhana siswa yang diperoleh dengan
menggunakan instrument non tes. Non tes adalah penilaian hasil belajar
melalui alat atau instrument pengukuran bukan tes. Non-tes juga
merupakan alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi.35 Bentuk penilaian
yang digunakan pada penelitian ini berupa penilaian produk dari hasil
kerja/menulis karangan sederhana siswa (product assesment). Penilaian
hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa
35
dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk
tersebut.
Dalam penelitian ini produk yang dimaksud berupa tulisan
menulis karangan sederhana yang dihasilkan siswa secara mandiri.
Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan
siswa dalam menulis karangan sederhana.dapun kriteria keterampilan
menulis untuk penilaian produk terdiri dari beberapa aspek meliputi:
kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan penggunaan EYD. Aspek
penilaian produk menulis karangan sederhana tersebut dapat disajikan
dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3.4
Aspek Penilaian Produk Menulis Karangan Skor
Level
Kalimat Pokok
gambar. ketepatan
makna dalam
susunan
gambar.
penulisan kata.
d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi dan
lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar
hidup, sketsa, dan lain-lain.36 Dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengumpulkan data-data, foto serta
dokumen-dokumen penunjang penelitian, seperti profil sekolah dan daftar nilai
bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin selama
dilaksanakan siklus.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data
yang memiliki korelasi dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga
dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan
analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat
36
kuantitatif, dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model
statistik dan model ekomotorik. Peneliti menyajikan hasil analisis dalam
bentuk angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu bentuk
deskriptif atau uraian. Pada setiap akhir siklus, penghitungan analisis
dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:
a. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Untuk mengetahui jumlah nilai akhir aktivitas guru dan siswa,
menggunakan rumus:37
Rumus 3.1
Observasi Aktivitas Guru dan Siswa = ∑ Jumlah frekuensi aktivitas X 100 ∑ Jumlah total (frekuensi) aktivitas
b. Penilaian Hasil Produk Menulis Karangan Sederhana
Untuk analisis hasil penilaian non tes yang berupa penilaian
produk,makadilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa
menjadi nilai siswa. Dapat dianalisis dengan:
Rumus 3.2
Penilaian Hasil Produk Siswa
Nilai = ∑ Skor yang diperoleh X 100
∑ Skor maksimal
37
Setelah nilai siswa diketahui, selanjutnya peneliti mencari nilai
rata-rata kelas. Untuk menghitung nilai rata-rata-rata-rata yaitu dengan cara
menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dibagi dengan
jumlah peserta didik di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:38
Rumus 3.3
Menghitung Nilai Rata-Rata Non Tes Siswa X = ∑X
N
Keterangan: X : Rata-rata (mean)
∑X : Jumlah seluruh skor
N : Banyaknya subjek
Untuk mengetahui persentase keterampilan menulis siswa pada
siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Siswa dikatakan tuntas
belajar apabila memperoleh nilai 75, karena sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, dan dapat
dinyatakan tuntas secara klasikal apabila kelas tersebut mencapai
keberhasilan minimal 75% dalam proses pembelajaran. Untuk menghitung
38
persentase ketuntasan keterampilan menulis secara klasikal menggunakan
rumus:39
Rumus 3.4
Presentase Ketuntasan Keterampilan Menulis
P = F X 100%
N
Keterangan:
P : Persentase ketuntasan keterampilan menulis siswa yang dicari
F : Jumlah siswa yang tuntas dalam menulis
N : Jumlah siswa
Adapun kriteria ketuntasan keterampilan menulissiswa secara
keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:40
Tabel 3.5
PresentaseKetuntasan Keterampilan Menulis Presentase Ketuntasan
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana
Keterangan
86-100% Sangat Baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
39
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 43.
40
55-59% Kurang
≤ 54% Kurang Sekali
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
dalammeningkatkan atau memperbaiki mutu KBM di kelas.41 Biasanya
keberhasilan siswa ditentukan dari kriteria ketuntasan belajarnya, dalam hal
ini yang dimaksud adalah ketuntasan keterampilan menulis siswa yakni
berkisar antara 75-80%. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila ia
menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang
seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.42
Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran
dalam melakukan penelitian:
1. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas, jika observasi aktivitas guru dan
siswa memperoleh nilai akhir minimal 75
2. Nilai rata-rata siswa minimal 75
3. Persentase ketuntasan belajar siswa minimal 75%
41
Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 127.
42
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Nama : Rizka Mufita
Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya
Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran
- Menyusun laporan observasiguru dan siswa, serta
- Menyusun hasil penelitian
2. Nama : Musrifah, S.Pd
Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III
SDN Ngaban Tanggulangin
Tugas : - Memberikan waktu untuk melakukan penelitian
-Memberikan pengarahan terhadap peneliti selama
melakukan penelitian tindakan kelas yang hasilnya di
refleksikan bersama-sama, serta
-Melakukan observasi terhadap siswa dan peneliti yang