ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
Oleh:
Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
i
ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
Oleh:
Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Siti Indah Kurniawati
NIM : A02212017
Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas : Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara
keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian
yang dirujuk sumbernya. Jika ternyata dikemudian hari skripsi ini terbukti bukan
hasil karya saya sendiri, saya bersedia mendapatkan sanksi berupa pembatalan
gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Surabaya, 9 Januari 2016
Saya yang menyatakan
Siti Indah Kurniawati
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini yang berjudul “Eskatologi Menurut
Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa
Bangilan, Tuban, Jawa Timur” telah disetujui
Tanggal 28 Desember 2015
Oleh Pembimbing
iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah diuji oleh Tim Penguji dan dinyatakan lulus
pada tanggal 1 Februari 2016
Dekan,
Dr. H. Imam Ghazali Said, MA NIP. 1960021219900331002
Ketua/ Penguji I,
Drs. Masyhudi, M.Ag NIP. 195904061987031004
Penguji II,
Drs. H. Abdul Aziz Medan, M.Ag NIP. 195509041985031001
Penguji III,
Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I NIP. 196110111991031001
Sekretaris,
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penulisan
skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya adalah sebagai berikut:
ARAB INDONESIA ARAB INDONESIA
ﺍ
Aﻁ
ṭﺏ
Bﻅ
ẓﺕ
Tﻉ
‘ﺙ
Thﻍ
gﺝ
Jﻑ
fﺡ
ḥﻕ
qﺥ
Khﻙ
kﺩ
Dﻝ
lﺫ
Dhﻡ
mﺭ
Rﻥ
nﺯ
Zﻭ
wﺱ
Sﻫ
hﺵ
Shء
’ﺹ
ṣﻱ
yﺽ
ḍContoh kata ّﻟﻠ ِ ُﺪْﻤُﺤْ ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi al-
vi
MOTTO
“
Sesungguhnya Allah Tidak Merubah Keadaan Suatu Kaum
Sehingga Mereka Merubah Keadaan Yang Ada Pada Diri Mereka
vii
PERSEMBAHAN
Segala puji syukurku kehadirat Allah SWT
Mengharap syafaat dari Rasulullah-Mu
Semoga memberi keberkahan pada karya yang sederhana ini
Ku persembahkan untuk bangsa dan orang-orang yang ku sayangi
Ibundaku Yati, dan ayahandaku Husein
Yang tiada henti-hentinya mendidikku
Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta
Membekaliku dengan do’a untuk kesuksesanku
Dan tak lupa ketiga saudara-saudaraku
Khoerul Huda, Khoerurroziqin, Khoeruddin Jazali.
Dan tak lupa pahlawan tanpa jasaku,
terutama Bapak Masyhudi yang dengan sabar membimbingku
Memberikan ilmunya untukku
Sehingga aku tahu apa yang tidak aku ketahui
My Inspiration M4 ( Mas Muhammad Misbachul Munir),
Dan sahabat-sahabati SKI A ’12 yang selalu di hati
Tak lupa saudara-saudaraku yang pernah seatap denganku di pondok
Indah
Kalian semua adalah bagian dari hidupku dan terima kasih telah
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk
ilmiah. Sumber primer manuskrip Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah
ix
ABSTRACT
This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.
This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about
Tanda-tanda Hari Kiamat who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah yang Maha Esa. Atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan
sebaik-baiknya, tanpa halangan suatu apapun. Salawat serta salam senantiasa
mengalir kepada Nabi Muhammad yang membawa agama yang dirahmati Allah
yakni Islam.
Dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana
Humaniora S-1 UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab dan Humaniora,
jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Penulis menyusun laporan hasil penelitian
dalam bentuk skripsi ini dengan judul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni
dan KH Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur”
Selanjutnya kepada bapak dan ibu dosen selaku pendidik dan pembimbing
yang telah mengarahkan penulis dalam proses belajar mengajar, semoga ilmu
yang telah penulis dapat menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di
akhirat. Suksesnya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan moral dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Abdul A’la, M.Ag, selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Dr. H. Imam Ghazali Said, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
xi
3. Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel
Surabaya.
4. Bapak dan Ibu dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah menyumbangkan ilmunya
kepada penulis, khususnya Drs. Masyhudi, M.Ag, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak KH Nafis Misbach selaku pengasuh pondok pesantren al-Balagh dan
seluruh keluarga besar KH Misbach Mustafa, yang bersedia untuk membantu
memberikan data demi terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Husein dan Ibu Yati, Khairul Huda, Khairul Raziqin, Khairudin Jazali,
dan Muhammad Misbachul Munir serta saudara-saudaraku tercinta yang telah
berkenan memberikan dukungan baik berupa moril maupun materiil demi
terselesaikannya skripsi ini.
7. Semua teman-teman Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2012.
Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ampun, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kaum muslimin dan menjadi amal shaleh yang ikhlas
karena-Nya.
Surabaya, 6 Januari 2016
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk ilmiah. Sumber primer manuskrip
Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah Mustafa dan Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Achmad Baiquni.
ix
ABSTRACT
This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.
This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about Tanda-tanda Hari Kiamat
who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv
E. Pendekatan Kerangka Teoritik ... 7
F. Penelitian Terdahulu ... 9
G.Metode Penelitian... 11
H.Sistematika Bahasan... 14
BAB II : POKOK-POKOK AJARAN ISLAM A.AQIDAH ATAU IMAN 1. Pengertian Aqidah ... 17
2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah ... 20
B.SYARI’AH 1. Pengertian Syari’ah ... 26
2. Ruang Lingkup Pembahasan Syari’ah ... 28
C.AKHLAK 1. Pengertian Akhlaq ... 29
2. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlaq ... 30
xiii
B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI 1. Ciri-ciri Kiamat dalam Al-Quran Menurut Prof. Ahmad
D.PEMIKIRAN ESKATOLOGI KH. MISBACH MUSTAFA 1. Syi’ir Tanda-tanda Kiamat ... 55
BAB IV : PERBANDINGAN ESKATOLOGI PROF. ACHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA A.DASAR PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI ... 71
1. Samudra Meluap dan Membanjiri daratan ... 71
2. Cahaya Bulan Telah Pudar ... 72
3. Gempa Bumi ... 73
xiv
C.PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ESKATOLOGI
MENURUT PROF. AHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA ... 94 1. Persamaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.
Misbach Mustafa ... 94 2. Perbedaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.
Misbach Mustafa ... 95
BAB V : PENUTUP
A.Kesimpulan ... 97 B. Saran ... 99
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Islam terdapat ajaran eskatologi. Eskatologi sangat berhubungan
dengan salah satu akidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian,
kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah). Umat muslim meyakini bahwa kehancuran
dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi,
yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman
jahiliyah.1
Berita akan datangnya hari kiamat merupakan petunjuk Allah Swt., yang
hanya disampaikan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW.
Sebelumnya, tidak ada seorang pun yang membicarakan tentang hari
kehancuran seluruh alam semesta, seperti digambarkan dalam kitab suci
agama Islam.2 Agama-agama yang hadir sebelum Islam tidak membicarakan
akan hal itu. Karena itulah, pemberitaan akan tanda-tanda datangnya hari
kiamat termasuk salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad memberikan isyarat dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Anas RA, beliau bersabda: “Saya diutus (oleh Allah) dan jaraknya dengan hari
kiamat itu seperti dua jari ini. Beliau mengatakannya sambil menunjukkan dua
1
Sibawaihi, Eskatologi Al Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: ISLAMIKA, 2004), 77 2
2
jari, yakni jari telunjuk dan jari tengah”. (HR Bukhari, Muslim, dan
at-Tirmidzi).
Hadis diatas mengisyaratkan bahwa kedatangan hari kiamat benar-benar
nyata dan akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dari waktu
diutusnya Rasulullah SAW. Karena hal itu Allah Swt tidak lagi mengutus
Nabi dan Rasul lain setelah beliau.
Namun demikian, kecuali tanda-tandanya, Nabi Muhammad SAW tidak
diberi tahu oleh Allah Swt., mengenai kapan persisnya kiamat akan terjadi.
Hal itu menjadi rahasia Allah Swt. Allah Swt., berfirman dalam surah Tha Ha
ayat 15 yang berbunyi:
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya)
agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”.3
Alquran juga menjelaskan bahwa hari kiamat akan datang secara tiba-tiba,
seperti dalam firman Allah Swt., dalam surah al-A’raf ayat 187:
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang dilangit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.4
Kedatangan hari kiamat merupakan rahasia Allah. Nabi Muhammad hanya
diberi pengetahuan tentang tanda-tanda kedatangannya saja. Banyak sekali
yang memberikan informasi mengenai tanda-tanda kiamat. para ulama telah
3
Alquran, 20 (Tha Ha): 15.
4
3
mengklasifikasikan tanda-tanda kiamat, ada yang didasarkan pada skala
kehancuran, ada juga yang menurut urutan waktu yang dikenal dengan kiamat
kecil dan kiamat besar. Tanda-tanda kiamat kecil jumlahnya sangat banyak,
inti tanda-tanda kiamat kecil yaitu: kehancuran moral agama umat manusia
yang berupa merajalelanya kemaksiatan, seperti zina yang sudah dianggap
biasa, tidak adanya pemimpin yang baik, dan sebagainya. Tanda-tanda kiamat
kecil ini akan berujung pada kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam
semesta.
Tanda-tanda akan terjadinya kiamat besar banyak ditemui di dalam
Alquran dan hadis Nabi SAW, salah satunya dalam Surah ad- Dukhan ayat
10-16, yang artinya:
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (mereka berdoa), ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan.5
Lahirnya pemikir Islam yang bernama Prof. Achmad Baiquni guru besar
dalam Fisika FIPIA UGM, Yogyakarta. Lahir di Solo, pada tanggal 31
Agustus 1923 adalah salah satu tokoh fisikawan yang mempunyai pemikiran
tentang konsep eskatologi. Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA,
Universitas Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada
5
4
tahun 1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun
1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of Chicago.
Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of Physics,
Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam ilmu di FIPIA dan
beragama Islam, ia wafat pada tanggal 21 Desember 1998.6 Karya-karyanya:
Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern (1978), Alquran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran dan Ilmu Pengetahuan
Kealaman (1997).
Di Tuban, Jawa Timur, tepatnya desa Karang Tengah kecamatan Bangilan
terdapat sebuah pesantren yang bernama Al-Balag yang diasuh oleh KH
Misbah Mustafa. Dilahirkan di pesisir utara Jawa Tengah, tepatnya di
kampung Sawahan, Gang Palem, Rembang Jawa Tengah pada tanggal 05 Mei
tahun 1919. Ia adalah seorang pendakwah yang memiliki kelebihan
articulation, dokumentation, dan organizing. Yang pertama ia adalah kiai
yang mampu meyampaikan gagasan-gagasannya dengan bahasa yang mudah
dimengerti, mudah bergaul dengan semua kalangan mulai dari kalangan
gelandangan sampai kalangan para pejabat, mampu mendokumentasikan
ide-idenya dalam bentuk buku yang ilmiah, serta mampu berorganisasi mengelola
dan memenej kelompok masyarakat. KH. Misbach dipondokkan di Kasingan
Rembang yang diasuh oleh Kiai Kholil. Setelah mendalami ilmu agama di
Kasingan, Misbah meneruskan menimba ilmu di Tebuireng Jombang, asuhan
KH. Hasyim Asy’ari. Setelah menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, ia
6
5
memperdalam pendidikan agamanya di Mekah. Sepulang dari Mekah, pada
tahun 1940, dia menimba ilmu di Bangilan Tuban Jawa Timur dengan asuhan
KH. Ridwan (mertuanya) hingga ia wafat pada tahun 1994. Di Tuban, ia
menulis karya yang isinya tentang eskatologi yang dihimpun dalam Syiir
Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal 1399 H/1978 M).
Penelitian ini layak untuk diteliti dengan menggunakan konsep eskatologi
untuk mengetahui bagaimana pandangan KH. Misbach Mustafa terhadap hari
akhir atau hari kiamat dengan mengkaji kandungan setiap bait yang
diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya KH Misbach
Mustafa, Jumadil Awal 1399H/1978M dan dibandingkan dengan buku yang
berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Prof. Achmad
Baiquni. Dari pemikiran kedua tokoh tersebut terdapat kesatuan ajaran Islam,
yakni sama-sama berakar pada Nabi Muhammad dan perbedaan keduanya jika
Baiquni melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau fisika
maka Mustafa melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu agama. Sehingga
dapat membantu generasi Islam mempersiapkan diri menghadapi eskatologi
dengan belajar sejarah, serta dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
B. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, dapatlah ditarik suatu rumusan masalah
yang nantinya akan menjadi titik fokus pembahasan dalam penelitian yang
akan dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
6
2. Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach
Mustafa?
3. Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan
KH. Misbach Mustafa?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pokok-pokok ajaran Islam.
2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH.
Misbach Mustafa.
3. Untuk memahami perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad
Baiquni dan KH. Misbach Mustofa.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai eskatologi KH. Misbach Mustafa ini belum banyak
diketahui oleh masyarakat dan umat Islam khususnya. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:
Secara Akademik (Praktis):
1. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran Islam, yakni Akidah atau iman,
syari’ah, dan akhlak.
2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH.
7
pandang ilmu fisika sedangkan Misbach memandang dari sudut pandang
agama.
3. Selain itu, kita juga dapat memahami perbandingan antara pemikiran
kedua tokoh. Keduanya menyusun buku tentang tanda-tanda kiamat
sebagai upaya dalam mendekatkan diri kepada Allah, serta menambah
pengetahuan dan kazanah keilmuan pemikiran Islam, dalam bentuk karya
ilmiah di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.
Secara Ilmiah (Teoritis):
1. Untuk mengembangkan ilmu bidang sejarah dan kebudayaan Islam. disini
peneliti ingin mengembangkan ilmu menggunakan teori perbandingan,
seperti yang digunakan Nur Syam dalam bukunya yang berjudul
Madhab-madhab Antropologi dan David Kaplan dalam bukunya yang berjudul
Teori Budaya.
E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik
Untuk memperjelas dan mempermudah dalam pembuatan skripsi yang
berjudul Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbah Mustafa
Bangilan, Tuban. Maka landasan teori yang digunakan adalah teori
perbandingan,7 yakni mencari perbedaan dan persamaan (keunikan) dengan
metode arkeologi dan filologi sebagai ilmu bantu, karena dalam melakukan
penelitian yang dipelajari adalah artefak bertulis. Sedangkan dalam pengerjaan
atau penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi kognitif.
7
8
Adapun antropologi kognitif adalah subbidang antropologi budaya yang
mengkaji antarhubungan di antara bahasa, kebudayaan, dan kognisi. Atau
dengan kata lain, antropologi kognitif merupakan ancangan dalam antropologi
budaya yang memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia.8 Antropologi
kognitif identik dengan kajian analisis karena memiliki kesamaan asumsi,
yaitu mengkaji tentang pikiran manusia pelaku budaya dalam kajian
mendalam, apa yang ada di balik pemahamannya mengenai benda-benda,
kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa di dalam kehidupannya. Begitu
juga dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat, karya KH. Misbach Mustafa
(Jumadil Awal 1399 H/1978M), ia menuangkan pemikiran eskatologinya
dalam bentuk syiir, dari sudut pandang agama dan perubahan perilaku
manusia dari masa kemasa. Sedangkan, Prof. Achmad Baiquni dalam
bukunya yang berjudul Alquran dan Ilmu pengetahuan Kealaman, ia
menuangkan pemikiran eskatologinya dari sudut pandang Alquran dan Fisika.
Selain menggunakan pendekatan antropologi kognisi, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan historis.9 Menggunakan pendekatan historis
karena dalam penulisan karya ilmiah ini harus menelusuri sumber-sumber
pada masa lampau berupa arsip atau dokumen-dokumen dan sebagainya yang
dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pandangan Prof. Achmad
Baiquni dan KH. Misbach Mustafa terhadap eskatologi yang terkandung
dalam karya-karyanya. Namun, penulis lebih menekankan pada pendekatan
kebudayaan karena kebudayaan adalah sebagai sistem kognisi. Setiap
8
Nur Syam, Madzhab-madzhab Antropologi (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2007), 49. 9
9
kebudayaan yang ada di dunia mempunyai unsur-unsur bersifat esensial, yaitu
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem mata
pencaharian, sistem religi, dan kesenian.10
Dalam penulisan ini berupaya menganalisis pandangan KH. Misbach
Mustafa terhadap eskatologi (pandangan mengenai kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari akhir), dengan mengkaji kandungan
setiap bait yang diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya
KH. Misbach Mustafa, Jumadil Awal 1399 H/1978 M dan dibandingkan
dengan buku yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya
Prof. Achmad Baiquni. Sehingga mengetahui bagaimana karakter pemikiran
KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad Baiquni terhadap eskatologi.
Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari
kondisi manusia. Antropolog kognitif mempelajari bagaimana orang
memahami dan mengatur material objek, peristiwa, dan pengalaman yang
membentuk dunia mereka, sebagai orang yang belajar memahaminya.
F. Penelitian Terdahulu
Penulis belum pernah menemukan tulisan ilmiah yang memfokuskan pada
penulisan tentang eskatologi menurut KH. Misbach Mustafa. Dalam penelitian
terdahulu dari berbagai penelusuran yang telah penulis lakukan terhadap
literatur, telah ditemukan berbagai cetakan buku-buku dan karya ilmiah yang
membahas mengenai eskatologi diantaranya adalah sebagai berikut:
10
10
1. Skripsi yang ditulis Ahmad Suja’i, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Usuludin dan Filsafat tahun 2005 yang berjudul
Eskatologi: Suatu Perbandingan antara Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Dalam
skripsi ini dijelaskan bagaimana pandangan eskatologi antara kedua tokoh,
yakni eskatologi menurut Al-Ghazali, dan eskatologi menurut Ibn Rusyd.
2. Skripsi yang ditulis Ali Syuhada, mahasiswa Universitas Diponegoro
Semarang Fakultas Sastra tahun 2008 yang berjudul Hikayat Kiamat:
Suntingan Teks dan Tinjauan Eskatologi. Dalam skripsi dibahas tentang isi
naskah HK berkisar tentang kejadian kiamat besar (Kubra) yang meliputi;
Peniupan Terompet (Sangka-kala) yang mengakibatkan kehancuran alam
raya dan kematian seluruh penghuninya; Kebangkitan kembali: saat
Allah Swt., menghidupkan kembali seluruh mahluk dari kematian;
Mahsyar: tempat berkumpulnya seluruh mahluk yang telah dihidupkan
kembali oleh Allah Swt., dari kematiannya; Syafaat yang agung dari
Nabi Muhammad saw bagi seluruh umatnya; Peristiwa Hisab atau
penghitungan amal baik dan buruk.
3. Biografi dan pemikiran KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban
(1919-1994M), karya Siti Asmah, tahun 2012. Pembahasan ini lebih
menitikberatkan kepada riwayat hidup KH. Misbach Mustafa dan
pemikirannya secara umum.
4. Amin Abdullah, Eskatologi AL-Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta:
Islamika, 2004). Buku ini membahas tentang eskatologi menurut
11
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, kebanyakan hanya
membahas eskatologi secara umum dan belum ada yang membahas tentang
eskatologi menurut pandangan KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad
Baiquni, jika ada yang membahas tentang KH. Misbach Mustafa, yang dikaji
hanya biografinya saja. Selain itu, penulis juga ingin membandingkan
bagaimana pandangan kedua tokoh mengenai eskatologi, yakni eskatologi
menurut pandangan ahli agama dan ahli ilmu alam.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
budaya Arkeologi dengan bantuan ilmu Filologi karena yang dipelajari
peneliti adalah artefak bertulis, Filologi yaitu metode yang melakukan
penelaahan teks dengan beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang di
tempuh dalam metode penelitian ini terdapat lima langkah diantaranya
yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi atau perbandingan,
laporan dalam bentuk ilmiah.11
Melalui tahapan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang eskatologi
menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa.
Tahapan-tahapan metode penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan survei ke lapangan yaitu ke
pondok pesantren al-Balagh Bangilan, Tuban, Jawa Timur. Kemudian
11
12
wawancara kepada anak KH. Misbah Mustafa yang bernama KH. Nafis
Misbach, setelah itu penulis mencari dokumen, dan menemukan
manuskrip yang berjudul Syiir Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal
1399H/1978M) karya KH. Misbach Mustafa, yang kemudian penulis
bandingkan dengan buku koleksi perpustakaan UIN Sunan Ampel
Surabaya yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman,
Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Karya Achmad Baiquni.
Sedangkan sumber sekunder yaitu buku-buku dan karya tulis yang relevan
dengan kajian ini. Achmad Zainal Huda, Mutiara Pesantren: Perjalanan
Khidmah KH. Bisri Mustafa, Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2005. Agus
Mustafa, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Surabaya: PADMA Press, 2004.
Harun Yahya, Tanda-tanda Kiamat, Surabaya: Risalah Gusti, 2004. Amin
Abdullah, Eskatalogi Al Gazali dan Fazlur Rahman, Yogyakarta:
Islamika, 2004.
2. Deskripsi Naskah
Setelah naskah ditemukan, maka di deskripsikan yaitu menguraikan
secara terperinci dan teratur gambaran tentang keadaan fisik naskah,
ukuran naskah 14,8 x 21 cm, terdiri dari 24 halaman. Setiap halaman
berisi 16 baris bertuliskan bahasa Arab Pego, tulisan Arabnya bagus dan
jelas, hurufnya besar dan memakai tanda baca. Keadaan naskah masih
lumayan bagus, kertasnya berwarna kuning, dan sudah mulai lepas
beberapa halaman, serta tidak terdapat tanda atau watermark pada
13
sering dikenal dengan sebutan eskatologi. Eskatologi diyakini sebagai
budaya. Pada bagian akhir naskah, juga terdapat keterangan tempat dan
tahun penulisannya kolofon. Naskah ditulis di Bangilan, Bojonegoro, Jawa
Timur pada bulan Jumadil Awal tahun 1399 H/1978 M.
Di dalam Fenomenologi, teks diperlakukan sebagai sesuatu yang
mandiri, dilepaskan dari pengarangnya, waktu penciptaannya, dan konteks
kebudayaan pengarang maupun kebudayaan yang berkembang dalam
ruang dan waktu ketika teks itu diciptakan. Oleh karena itu, wujud teks
adalah tulisan yang ditulis adalah bahasa maka yang menjadi pusat
perhatiannya adalah hakikat bahasa. Sebagaimana diketahui bahasa
merupakan alat komunikasi, serta sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu. Sehingga terdapat hubungan antara alat penyampaian dan apa
yang disampaikan. Tujuan dari metode ini adalah mengerti tentang apa
yang disampaikan itu, dengan cara menginterpretasikan alat
penyampaiannya, yaitu teks atau bahasa tulis.12 Penulis berusaha
memahami maksud setiap bait yang ada dalam kitab Syiir Tanda-tanda
Kiamat. Apa yang tampak (manuskrip atau teksnya) dan apa yang tidak
tampak (keyakinan adanya tanda-tanda hari akhir).
3. Interpretasi atau Perbandingan
Untuk mengadakan pengelompokkan naskah, proses awal yang harus
dilakukan oleh seorang filolog ialah mengadakan penelitian yang cukup
12
14
mendalam sehingga akhirnya dapat diketahui perbedaan dan persamaan
naskah yang ada.
4. Laporan dalam Bentuk Ilmiah
Menulis hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
bentuk karya ilmiah. Sehingga mudah untuk dimengerti oleh pembaca dan
sebagai pengetahuan untuk masyarakat umum.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman dalam menyajikan pokok permasalahan
yang dibahas dalam skripsi ini, maka perlu adanya langkah-langkah yang
sistematis dalam penulisan skripsi ini, dimana apabila dijabarkan maka pokok
bahasannya terdiri dari lima bab.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara umum terdiri dari
Pendahuluan, Isi (terdiri dari tiga bab) dan Penutup. Di bawah ini akan
dipaparkan secara lebih jelasnya:
Dalam penelitian ini akan dipaparkan bab-bab yang akan menjadi bahasan
penelitian. Bab-bab tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Bab pertama berupa Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pendekatan dan
Kerangka Teoritik, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika
Pembahasan.
Bab kedua memfokuskan pada pokok-pokok ajaran Islam yaitu ada tiga
15
Bab ketiga membahas tentang pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni
dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.
Bab keempat membahas tentang perbandingan pemikiran eskatologi Prof.
Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.
16
BAB II
POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
Pokok-pokok ajaran Islam terdiri dari tiga macam, diantaranya
sebagai berikut:
A. Akidah
Dalam Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya
yang asasi ialah alquran. Iman ialah segi teoritis yang dituntut
pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercaya
dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh
keragu-raguan.1 Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan
seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki
akidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki. Karena iman
itu bersegi teoritis dan ideal yang hanya dapat diketahui dengan bukti
lahiriah dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.
Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai
kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata
lain, tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada
kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam
Islam dimulai dengan iman.
1
17
1. Pengertian Akidah
Akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan yang berarti
simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah
terbentuk ‘aqidatan (akidah) berarti kepercayaan atau keyakinan.
Kaitan antara aqdan dengan ‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu
tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat
dan mengandung perjanjian. Makna akidah secara etimologis ini
akan lebih jelas apabila dikaitkan dengan pengertian
terminologisnya, seperti diungkapkan oleh Syekh Hasan al Banna
dalam Majmu’ar Rasaail:
“Aqaid (bentuk jamak dari‘aqidah)adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan.”
Dikemukakan pula oleh Abu Bakar al Jazairi dalam kitab Aqidah
al-Mukmin: yang dinukil oleh Tim Depag RI, Pendidikan Agama
Islam, 2000:102 bahwa “Akidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu, (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam
hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu”.
Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus
18
a. Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran dengan
potensi yang dimilikinya. Indra dan akal digunakan untuk memahami
dan mengerti kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam berakidah
hendaknya manusia menempatkan fungsi alat tersebut pada posisinya
masing-masing. Sejalan dengan hal ini Allah Swt berfirman:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl 16:78).2
b. Keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan kesamaran
dan keraguan. Oleh karena itu, untuk sampai kepada keyakinan,
manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran
dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya, Allah Swt.,
berfirman:
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, menyakini bahwasannya al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.(QS. Al-Hajj 22:54).3
c. Akidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada orang
yang menyakininya. Untuk itu diperlukan adanya keselarasan antara
keyakinan lahiriyah dan batiniah. Pertentangan antara kedua hal
tersebut akan melahirkan kemunafikan. Sikap munafik ini akan
mendatangkan kegelisahan. Allah Swt., berfirman:
2
Alquran, 16 (An-Nahl): 78.
3
19
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah
dan hari kemudian”. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang
-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah 2:8).
d. Apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka
konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang
bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu.
Akidah Islamiyah berisikan ajaran tentang apa saja yang harus
dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Karena
agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada
Tuhan, maka akidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat
manusia kepada Islam. Seorang manusia disebut Muslim jika dengan
penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem
kepercayaan Islam karena itu aqidah merupakan ikatan dan simpul
dasar Islam yang pertama dan utama.
Akidah Islamiyah dibangun di atas enam dasar keimanan yang
lazim disebut dengan rukun iman. Rukun iman itu meliputi iman
kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada
kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari
akhir serta iman kepada qada’ dan qadar.4 Berdasarkan firman Allah
Swt:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
4
20
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-juahnya. (QS. An-Nisa’ 4:136).5
2. Ruang Lingkup Pembahasan Akidah6
a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan
dengan ilah (Tuhan) seperti wujud Allah Swt., nama-nama Allah
Swt., dan sifat-sifat Allah Swt., dan lain-lain.
b. Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan nabi dan rasul termasuk pembicaraan
mengenai kitab-kitab Allah Swt., mukjizat dan sebagainya.
c. Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis,
setan dan roh.
d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui melalui sam’i yakni dalil naqli berupa alquran dan
as-Sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, dan
sebagainya.
Disamping sistematika di atas, pembahasan akidah bisa juga
mengikuti sistematika rukun iman. Yaitu iman kepada Allah, iman
kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada iman kepada kitab-kitab
Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari akhir serta
iman kepada qada’ dan qadar.
5
Alquran, 4 (An-Nisa’): 136. 6
21
Namun, penulis akan lebih menekankan pembahasan tentang iman
kepada hari akhir, sesuai dengan judul penulis tentang “Eskatologi
menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan
Tuban Jawa Timur.”
Iman kepada hari akhir adalah masalah yang paling berat dari segala
macam akidah dan kepercayaan manusia. Sejak dari zaman purba,
manusia telah membicarakan dan mendiskusikannya sampai ke zaman
modern kita. Persoalan ini sebagai pokok pembahasan kami, sebab iman
kepada akhirat akan membawa manusia kepada keyakinan adanya suatu
hidup lagi di alam lain sesudah hidup duniawi, adanya hidup kembali
bagi manusia sesudah matinya. Dan hidup yang kedua itulah yang
menjadi tujuan akhir dari perputaran roda kehidupan. Demikian
esensinya masalah ini, manakala kita membaca alquran dan hadis-hadis
Nabi makan yang dipersoalkan adalah iman dan Islam, pastilah
tekanannya kepada dua segi yakni iman kepada Allah dan iman kepada
hari akhir.
Pola iman kepada hari akhir itu sebagai berikut:
a. Bahwa jagat raya ini dengan seluruh makhluk yang ada
didalamnya akan hancur lebur. Dalam proses kehancuran itu akan
terjadi gempa besar dengan gunung-gunung menjadi laksana debu
beterbangan, air laut mendidih meluap-luap, bumi retak-retak,
bintang-bintang berguguran, langit digulung, sedang manusia pada
22
bernyawa maupun tidak bernyawa. Hanyalah Allah yang Maha
Perkasa yang tetap hidup. Itulah yaumul qiyamah (hari kiamat
besar). Sesuai firman Allah yang berbunyi:
yang memiliki kebesaran dan kemuliaan akan kekal”.7
b. Bahwa setelah semuanya binasa maka akan tiba fase kedua, yaitu
pembangkitan. Semua manusia dibangkitkan kembali dari
kuburnya, itulah yaumul ba’ast (hari pembangkitan). Kemudian
manusia dikumpulkan di padang Mahsyar. “Sungguh Dia (Allah)
akan mengumpulkan kamu kepada hari kiamat, tak ada keraguan
padanya.”8
c. Setelah manusia dibangkitkan kembali dan dikumpulkan
semuanya, maka diperlihatkanlah kepada mereka seluruh amal dan
perbuatannya di dunia. Film sejarah hidupnya selama di dunia
dipertontonkan dengan jelas. Inilah yaumul ‘ardh (hari
pertontonan).
“Pada hari itu, manusia akan pergi berpecah-pecah untuk
diperlihatkan kepada mereka akan kerja-kerja mereka. Barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kebaikan, tentu akan dilihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kejahatan niscaya akan dilihatnya pula.”9
7
Alquran, 55 (Ar-Rahman) : 26-27
8
Alquran, 4 (An-Nisa’) : 87.
9
23
d. Setelah film sejarah hidupnya dipertontonkan, tibalah saat
menghisab, memperhitungkan secara adil amal perbuatan baik dan
buruk manusia. Di depan mahkamah keadilan Allah, manusia akan
memperoleh keputusan paling adil, tanpa aniaya sedikitpun. Inilah
saat yaumul hisab (hari perhitungan) atau yaumul wazn (hari
pertimbangan).10
“Dan Kami letakkan timbangan keadilan pada hari kiamat, sebab itu seorang tidak akan teraniaya sedikitpun. Andaikata ada amalnya hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami perhitungkan jua. Dan
cukuplah Kami saja yang menghitung”.11
e. Fase keputusan, setiap manusia setelah melalui proses pengadilan
di hadapan kekuasaan Allah yang Maha Adil dan Bijaksana,
kemudian mereka menerima balasan perbuatannya. Perbuatan baik
akan masuk surga dan perbuatan jelek akan masuk neraka. Inilah
fase terakhir, yang dinamakan yaumul fashl (hari keputusan).
“pada hari ini akan diganjari setiap jiwa atas usahanya dan tidak
ada seorang pun yang akan teraniaya”.12
Dengan demikian iman kepada hari akhir, mempunyai nilai yang
sangat tinggi dalam kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan
kehidupan di dunia ini ada artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup
dan tidak ada kelanjutannya. Seluruh amal perbuatan manusia tidak ada
yang sia-sia. Apa yang dikerjakan sekarang adalah bekal untuk kehidupan
yang akan datang.
10
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam (Jakarta: GEMA INSANI, 1998), 547.
11
Alquran, 21 (Al-Anbiya’): 47.
12
24
Iman kepada hari akhir membawa efek yang positif dalam
kehidupan bersama dalam masyarakat. Ia mengajarkan agar kita menjadi
manusia shalih, manusia yang banyak manfaatnya kepada sesama insan.
Hidup duniawi adalah ibarat tanah ladang tempat bertanam, sedang di
akhirat masa untuk mengetam (memanen).
Tentang hari kiamat pasti datangnya, diawali dengan
kiamat-kiamat kecil (qiyamat sughra) yaitu kematian-kematian dari
seorang-seorang, dan akhirnya dengan terjadinya kiamat besar (qiyamat kubra)
yaitu hancurnya jagat raya. Keyakinan ini adalah ajaran inti dari seluruh
agama-agama yang dibawa oleh para Nabi. Ilmu pengetahuan pun
mendukung akan kebenaran keyakinan ini. Seperti dalam bukunya Prof.
Achmad Baiquni yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman.
Untuk itu matahari dapat kita jadikan bahan pembuktian. Bahwa
dalam proses masa, ia akan padam dengan sendirinya yang tentu
membawa musnahnya makhluk hidup di bumi ini, dimana mereka
menggantung hidupnya pada sinar matahari. Matahari adalah satu dari
jutaan bintang yang terdapat di langit, ia adalah sebuah bola api gas yang
sangat panas. Dengan cahaya yang dipancarkannya ke bumi maka ia
menjadi sebab berlangsungnya kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.
Cahaya matahari yang panas itulah menyebabkan peredaran angin,
pergantian musim, dan turunnya hujan di bumi. Oleh para ahli telah
diperkirakan bahwa garis tengah matahari 1.400.000 kilometer, sedang
25
intinya 20.000.000 derajat celcius. Panas itu dihasilkan oleh reaksi nuklir
yang terus menerus, disertai dengan kehilangan zat-zat sebesar 40.000.000
ton perdetik.13 Matahari sebagaimana arang yang terbakar pijar yang setiap
detik materinya habis terbakar tentu akhirnya arang akan habis menjadi
debu, padamlah ia. Maka dengan perhitungan matahari kehilangan
zat-zatnya karena terbakar selama 4 juta ton perdetik, ia baru akan padam
dalam waktu lebih 15 milyar tahun lagi. Tentu saja menurut kita masih
lama, tetapi yang penting bahwa matahari itu pasti padam. Matahari adalah
sumber energi dan tenaga, jika matahari padam maka semuanya akan beku
tidak akan ada angin yang bertiup, tidak ada hujan, semua berhenti dan
mati, maka tamatlah semua kehidupan yang ada di bumi ini.
Hukum fisika juga mendukung, bahwa daya rotasi dan revolusi
benda-benda langit tidaklah abadi, suatu waktu akan berakhir, disamping
itu gaya gravitasi yang mendatangkan ketimbangan terhadap benda-benda
langit, juga ada waktunya gaya itu hilang. Kalau sudah terjadi demikian
maka benda-benda langit seluruhnya akan bertabrakan dan saling
menghancurkan satu sama lain.
Dalam kosmologi diketahui bahwa jagat raya ini sedang dalam
struktur tebuka, alam semesta dalam keadaan mengembang atau
berexpansi, bahwa galaksi-galaksi yang menyusun jagat raya ini bergerak
menjauhi satu sama lain dengan kecepatan yang tinggi yaitu sepertiga dari
kecepatan cahaya. Itulah yang dinamakan kiamatnya alam semesta.
13
26
Alquran telah memberikan ramalan ilmiah dalam surah al-Anbiya’ 21:
104. Demikian ajaran Islam semakin terungkap kebenarannya karena ia
memang adalah ajaran dari Yang Maha Benar, Allah Swt.
Semua ini adalah pengajaran bagi manusia, bahwa hidupnya ini
tidak kekal, alam semesta pun juga demikian. Tujuannya agar manusia
hidup di dunia ini untuk menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya yaitu
amal shalih dan takwa kepada Allah Swt.
B.Syari’ah
1. Pengertian Syari’ah
Syara’a-Yasyra’u–Syar’an artinya membuat undang-undang,
menerangkan rute perjalanan, adat kebiasaan, jalan raya. Syara’a–
Yasyra’u–Syuruu’an artinya masuk ke dalam air memulai pekerjaan,
jalan ke air, layar kapal, dan tali panah (Mahmud Yunus, 1989:195).
Syari’ah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak
berkelok-kelok, jalan raya. Penggunaan kata syari’ah bermakna
peraturan, adat kebiasaan, undang undang, dan hukum (Ahmad Wason
Munawwir, 1984:762).
Syari’ah menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air,
syariat Islam berarti jalan yang harus ditempuh seorang muslim.
Sedangkan menurut istilah, syari’ah berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan
alam semesta atau dengan pengertian lain, syari’ah adalah suatu
27
keridhaan Allah Swt seperti dirumuskan di dalam Alquran yang
berbunyi:
Dan kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.14
Sesuai dengan pengertian di atas, maka syari’ah mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia sebagai individu, masyarakat, dan
sebagai subyek alam semesta.
Syariah Islam mengatur pula tata hubungan seseorang dengan
dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang shaleh. Islam
mengakui manusia sebagai makhluk sosial, sehingga syariah mengatur
tata hubungan antara manusia dengan manusia dalam bentuk
muamalah, sehingga terwujud kesholehan sosial. Kesholehan sosial
merupakan bentuk hubungan yang harmonis antara individu dengan
lingkungan sosial sehingga dapat dilahirkan bentuk masyarakat yang
saling memberikan perhatian dan kepedulian yang dilandasi oleh rasa
kasih sayang. Dalam hubungan dengan alam, syari’ah Islam meliputi
aturan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia
14
28
dengan alam untuk mendorong saling memberi manfaat sehingga
terwujud lingkungan alam yang subur dan makmur.
2. Ruang Lingkup Syari’ah15
a. Ibadah yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan vertikal
(hablum minAllah), terdiri dari: syahadat, salat, puasa, zakat, haji
bagi yang mampu. Thaharah (mandi, wudlu, tayammum), qurban,
shodaqoh dan lain-lain.
b. Muamalah yaitu suatu peraturan yang mengatur seseorang dengan
lainnya dalam hal tukar menukar harta (jual beli dan yang searti),
diantaranya: perdagangan, simpan pinjam, sewa-menyewa,
penemuan, warisan, wasiat, nafkah, dan lain-lain.
c. Munakahat yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga, seperti:
meminang, pernikahan, mas kawin, pemeliharaan anak, perceraian,
berbela sungkawa, dan lain-lain.
d. Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti:
qishah, diyat, kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad,
khianat dalam berjuang, kesaksian, dan lain-lain.
e. Siyasahyaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi
munkar. Misalnya: persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah),
tolong-menolong (ta’awun), toleransi (tasamuh), persamaan
(musyawarah), kepemimpinan (dzi’amah), dan lain-lain.
15
29
C. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah kondisi mental, hati, batin seseorang yang
mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin
seseorang baik dan teraktualisasikan dalam ucapan, perbuatan, dan
perilaku yang baik dengan mudah, maka hal ini disebut dengan
akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji (mahmudah). Jika kondisi
batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan
tingkah laku yang jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela
(akhlak madzmumah).16
Jadi orang yang tidak berakhlakul karimah adalah laksana
jasmani tanpa rohani atau sama dengan orang yang sudah mati atau
disebut dengan mayat yang berasal dari kata maitatun yang artinya
bangkai, sedangkan bangkai lambat laun akan menimbulkan penyakit.
Demikian dengan orang yang tidak berakhlakul karimah, lambat laun
akan merusak dirinya dan merusak lingkungan.
Sehingga Nabi diutus oleh Allah semata-mata untuk
menyempurnakan akhlak, (HR. Bukhari). Dalam pandangan Islam,
akhlak merupakan cermin dari pada jiwa seseorang, karena itu akhlak
yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang. Sebab
keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari
16
30
Dapat disimpulkan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari akidah dan syari’ah yang bersatu secara utuh
dalam diri seseorang. Apabila akidah telah memotivasi implementasi
syari’ah Islamiyah akan lahir akhlakul karimah, maksudnya adalah
akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’ah Islamiyah
telah diaplikasikan bertendensiakidah.
2. Ruang Lingkup Akhlak17
Pembahasan seputar akhlak ini sangat luas, namun penulis
membatasinya, yakni berakhlak kepada Allah, kepada diri sendiri,
kepada keluarga, kepada masyarakat, dan berakhlak kepada alam
(lingkungan). Berakhlak kepada Allah: mentauhidkan Allah Swt,
bertaqwa kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, berdo’a kepada-Nya,
berdzikir kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, tawadlu’ kepada
Allah. Berakhlak kepada diri sendiri: bersabar karena Allah, bersyukur
kepada Allah, bersikap benar, bersikap amanah, bersikap qana’ah
(menerima apa adanya).
a. Berakhlak kepada keluarga: berbakti kepada kedua orang tua, adil
terhadap saudara, mendidik dan membina keluarga, pendidikan
akhlak di lingkungan keluarga.
b. Berakhlak kepada masyarakat: mempertahankan persaudaraan,
saling tolong-menolong, bersikap adil, pemurah, penyantun,
pemaaf, menepati janji, bermusyawarah.
17
31
c. Berakhlak kepada alam (lingkungannya): memelihara ciptaan
Allah, memanfaatkan alam dengan benar, memakmurkan alam.
Pokok-pokok ajaran Islam ada tiga, yang pertama iman atau akidah
yaitu keyakinan atau percaya, yang kedua syari’ah adalah suatu tatacara
pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup manusia untuk
mencapai keridhaan Allah Swt, yang ketiga akhlak kondisi mental, hati,
batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah, jika
kondisi batin yang baik maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak
mahmudah, jika kondisi mental yang buruk maka akan teraktualisasikan
32
BAB III
PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF.ACHMAD BAIQUNI
DAN
KH.MISBACH MUSTAFA BANGILAN TUBAN JAWA TIMURA.Riwayat Hidup Prof. Achmad Baiquni 1. Sejarah Kelahiran
Prof. Dr Achmad Baiquni, MSc., Ph.D lahir di Solo, 31 Agustus
1923 dan meninggal 21 Desember 1998 pada umur 75 tahun dan
dimakamkan di Tonjong, Bogor. Ia adalah fisikawan atom pertama di
Indonesia.1 Termasuk dalam jajaran ilmuwan fisika atom internasional
yang dihormati.
Sejak kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama. Pada usia
kanak-kanak, ahli fisika atom ini sudah mampu membaca juz ke-30
(juz terakhir Alquran yang memuat sejumlah surat-surat pendek).
Seperti kebiasaan anak-anak pada umumnya, ia pun masuk madrasah,
belajar agama pada sore hari, setelah paginya belajar di sekolah dasar.
Sehingga, ia melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi
Mamba'ul Ulum, madrasah yang didirikan Paku Buwono X. Di situ
Baiquni satu kelas dengan Munawir Sjadzali, mantan Menteri
Agama., lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia Bandung, 1952. Kemudian ia mengajar di UGM
Yogyakarta. Setelah menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini
dikaruniai 6 orang anak, 5 putra dan 1 putri. Penelitian tahun 1950,
1
33
ilmu fisika atom masih menjadi monopoli Amerika Serikat yang lima
tahun sebelumnya menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Baru pada
tahun 1954, Presiden Eisenhower mengizinkan fisika atom diajarkan
secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni tahun ltu memang sedang
memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat. Terbukanya bidang
baru itu tidak dilewatkan begitu saja. Mula-mula, ia belajar di
Laboratorium Nasional di Argonne, tujuh bulan. Kemudian, ia
melanjutkan di Universitas Chicago, mengambil jurusan Fisika
Nuklir. Di Universitas inilah, pada 1964, ia meraih Ph.D.nya.
Sepulangnya ke tanah air Achmad Baiquni kembali mengajar di UGM
Yogyakarta. Pada tahun 1973, Achmad Baiquni ditunjuk menjadi
Dirjen BATAN Jakarta hingga tahun1984. Selain itu Prof. Baiquni
juga pernah menjadi Dubes Indonesia untuk Swedia (1985-1988),
Rektor UNAS, dan dosen IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.
Baiquni meninggal pada 21 Desember 1998 pada usia75 tahun.
2. Latar Belakang Pendidikan
Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA, Universitas
Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada tahun
1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun
1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of
Chicago. Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of
Physics, Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam
34
3. Karya-karya Prof Achmad Baiquni
Karya-karyanya: Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern
(1978), Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran
dan lmu Pengetahuan Kealaman (1997).2
B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF ACHMAD BAIQUNI
1. Ciri-ciri Kiamat Dalam Alquran, Menurut Prof. Achmad Baiquni
Jika kita berbicara tentang kiamat, kita akan langsung mengaitkan
pengertiannya dengan keadaan musnahnya seluruh umat manusia yang
kemudian dibangunkan dari kematiannya dan dikumpulkan di Padang
Mahsyar. Penampungan sementara sebelum mengalami proses seleksi
melalui perhitungan amal mereka masing-masing, mereka yang boleh
masuk ke surga dan mereka yang harus masuk ke neraka. Itulah
pengertian kita tentang kiamat. tentu saja ada orang-orang yang ingin
tahu kapan dan bagaimana kiamat itu terjadi. Bagi ilmuwan ada
skenario-skenario yang dapat menjurus pada kepunahan umat manusia.
Karena matahari mengirimkan energinya ke bumi, sehingga segala yang
tumbuh dapat berasimilasi, mengubah gas karbon dioksida dan air
dengan cahaya matahari akan menjadi karbohidrat dan oksigen, maka
padamnya cahaya matahari akan mematikan semua tetumbuhan dan
semua binatang pemakan tumbuhan, dan semua makhluk yang makan
tetumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Namun, skenario ini tidak
mempunyai dukungan di dalam Alquran.
2
35
Jika bumi ditabrak oleh benda antariksa seperti komet yang cukup
besar. Ukurannya tidak kurang dari 10 km dan menabrak dengan
kelajuan 30 km/sekon, maka akan terjadi gesekan yang luar biasa
sehingga menimbulkan bola api yang merusak lapisan ozon serta
menimbulkan suhu 500 derajat pada belahan bumi yang tertimpa. Jika
jatuh di samudera, maka gelombang air pada jarak 1000 km, dan
tingginya 500 meter sehingga lautan akan meluap dan membanjiri
daratan, peristiwa semacam ini merupakan ciri kiamat di dalam
Alquran, ayat 3 surah Al Infithar:
“Dan apabila samudera menjadi meluap”3
Apabila komet itu membentur benua, maka tiupan angin pada
jarak 2000 km, dengan kelajuannya sekitar 2500 km/jam dan ledakan
dahsyat terjadi sehingga menghamburkan debu di udara, yang akan
menggelapkan langit dan menghalangi cahaya bulan serta matahari
akan tampak pudar. Peristiwa ini merupakan ciri kiamat di dalam
Alquran, ayat 8 surah Al Qiyaamah:
“Dan apabila bulan telah hilang cahayanya”.4
3
36
Gebrakan yang ditimbulkan pada kerak bumi oleh benda
antariksa itu akan terasa getarannya sebagai gempa dahsyat,
sebagaimana tercantum dalam ayat 1 surah Az Zalzalah yang
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya”.5
Sebagai contoh riil dapat dikemukakan di sini misalnya apa
yang terjadi di Siberia tahun 1908 ketika pecahan komet Encke, yang
ukurannya hanya satu kilometer saja dan beratnya sekitar tiga
setengah juta ton, menimpa Tunguska dengan kelajuan 40km/sekon
dan sudut 30 derajat. Ia meledak dengan kekuatan setara dengan 50
juta ton dinamit atau 2500 bom atom yang jatuh di Hiroshima, dan
menghancurkan daerah hutan yang jari-jarinya 100 km. Kecuali itu,
ketika ia masuk dalam atmosfer turbulensi yang ditimbulkannya
menyebabkan terdengarnya bunyi alat tiup, sedangkan panas yang
ditimbulkan oleh gesek dengan udara telah menyebabkan
terbentuknya senyawa oksida nitrogen sebanyak 30 juta ton di atas
lapisan udara setinggi 10 km yang kemudian bereaksi dengan ozon,
sehingga pada tahun 1909 diketahui bahwa lapisan ozon yang
melindungi mahkluk hidup di bumi kehilangan gas ini sebanyak 30
4
Alquran, 75 (Al-Qiyaamah): 8.
5
37
prosen, seakan-akan langit menjadi sobek dan terbuka. Ini sesuai ciri
kiamat dalam Alquran surah Al Haaqqah ayat 13 sampai dengan 16.
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan bumi serta gunung-gunung diangkat dan dibenturkan sekali bentur, maka datanglah
kejadian yang dahsyat, dan terbelahlah langit karena ketika itu ia
lemah”6
Dari ciri-ciri kiamat di atas, kita yakin bahwa pada saat itu
bumi kita rusak berat dan manusia akan punah. Gambarkan saja apa
yang akan dialami bumi jika tidak satu tetapi beberapa komet yang
menimpa bumi. Dalam keadaan mati fisik itu, jiwa manusia akan
tetap hidup dan masuk di alam lain, ketika manusia dihadapkan pada
proses perhitungan amalnya atau pertanggungjawabannya. Maka
perhatikan apa yang dinyatakan dalam Al Qur’an ayat 25 surah Ali
Imran:
“Bagaimanakah nanti apabila mereka kami kumpulkan pada hari yang tak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan balasan
6
38
bagi diri masing-masing apa yang telah mereka lakukan, sedang
mereka tidak dianiaya”.
Memang mereka tidak ada yang dianiaya, mereka hanya
menuai apa yang mereka sebarkan atau yang mereka lakukan di alam
dunia atau nyata. Itulah akibat dari beroperasinya sunnatullah di alam
masing-masing. Ditegaskan pula dalam surah An Nahl ayat 33:
“Dan Allah tidak menganiaya mereka, melainkan merekalah yang
menganiaya diri sendiri”7
Apa yang terjadi di alam lain itu, tidak dapat dipahami atau
diterangkan dengan jalan pikiran kita di sini karena hukum alamnya
berbeda dari sunnatullah yang beroperasi di alam kita ini. Seperti
firman Allah dalam surah An Nuur ayat 24 yang berbunyi:
Dan apa yang kita temukan dalam surah Yaasiin ayat 65: