• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)

i

ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Siti Indah Kurniawati

NIM : A02212017

Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam

Fakultas : Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara

keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian

yang dirujuk sumbernya. Jika ternyata dikemudian hari skripsi ini terbukti bukan

hasil karya saya sendiri, saya bersedia mendapatkan sanksi berupa pembatalan

gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Surabaya, 9 Januari 2016

Saya yang menyatakan

Siti Indah Kurniawati

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini yang berjudul “Eskatologi Menurut

Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa

Bangilan, Tuban, Jawa Timur” telah disetujui

Tanggal 28 Desember 2015

Oleh Pembimbing

(5)

iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji oleh Tim Penguji dan dinyatakan lulus

pada tanggal 1 Februari 2016

Dekan,

Dr. H. Imam Ghazali Said, MA NIP. 1960021219900331002

Ketua/ Penguji I,

Drs. Masyhudi, M.Ag NIP. 195904061987031004

Penguji II,

Drs. H. Abdul Aziz Medan, M.Ag NIP. 195509041985031001

Penguji III,

Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I NIP. 196110111991031001

Sekretaris,

(6)

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penulisan

skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya adalah sebagai berikut:

ARAB INDONESIA ARAB INDONESIA

A

B

T

Th

g

J

f

q

Kh

k

D

l

Dh

m

R

n

Z

w

S

h

Sh

ء

y

Contoh kata ّﻟﻠ ِ ُﺪْﻤُﺤْ ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi al-

(7)

vi

MOTTO





















Sesungguhnya Allah Tidak Merubah Keadaan Suatu Kaum

Sehingga Mereka Merubah Keadaan Yang Ada Pada Diri Mereka

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Segala puji syukurku kehadirat Allah SWT

Mengharap syafaat dari Rasulullah-Mu

Semoga memberi keberkahan pada karya yang sederhana ini

Ku persembahkan untuk bangsa dan orang-orang yang ku sayangi

Ibundaku Yati, dan ayahandaku Husein

Yang tiada henti-hentinya mendidikku

Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta

Membekaliku dengan do’a untuk kesuksesanku

Dan tak lupa ketiga saudara-saudaraku

Khoerul Huda, Khoerurroziqin, Khoeruddin Jazali.

Dan tak lupa pahlawan tanpa jasaku,

terutama Bapak Masyhudi yang dengan sabar membimbingku

Memberikan ilmunya untukku

Sehingga aku tahu apa yang tidak aku ketahui

My Inspiration M4 ( Mas Muhammad Misbachul Munir),

Dan sahabat-sahabati SKI A ’12 yang selalu di hati

Tak lupa saudara-saudaraku yang pernah seatap denganku di pondok

Indah

Kalian semua adalah bagian dari hidupku dan terima kasih telah

(9)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk

ilmiah. Sumber primer manuskrip Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah

(10)

ix

ABSTRACT

This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.

This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about

Tanda-tanda Hari Kiamat who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah yang Maha Esa. Atas

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan

sebaik-baiknya, tanpa halangan suatu apapun. Salawat serta salam senantiasa

mengalir kepada Nabi Muhammad yang membawa agama yang dirahmati Allah

yakni Islam.

Dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana

Humaniora S-1 UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab dan Humaniora,

jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Penulis menyusun laporan hasil penelitian

dalam bentuk skripsi ini dengan judul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni

dan KH Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur

Selanjutnya kepada bapak dan ibu dosen selaku pendidik dan pembimbing

yang telah mengarahkan penulis dalam proses belajar mengajar, semoga ilmu

yang telah penulis dapat menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di

akhirat. Suksesnya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan

bantuan moral dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Abdul A’la, M.Ag, selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Dr. H. Imam Ghazali Said, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

(12)

xi

3. Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel

Surabaya.

4. Bapak dan Ibu dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah menyumbangkan ilmunya

kepada penulis, khususnya Drs. Masyhudi, M.Ag, yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak KH Nafis Misbach selaku pengasuh pondok pesantren al-Balagh dan

seluruh keluarga besar KH Misbach Mustafa, yang bersedia untuk membantu

memberikan data demi terselesainya skripsi ini.

6. Bapak Husein dan Ibu Yati, Khairul Huda, Khairul Raziqin, Khairudin Jazali,

dan Muhammad Misbachul Munir serta saudara-saudaraku tercinta yang telah

berkenan memberikan dukungan baik berupa moril maupun materiil demi

terselesaikannya skripsi ini.

7. Semua teman-teman Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2012.

Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ampun, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kaum muslimin dan menjadi amal shaleh yang ikhlas

karena-Nya.

Surabaya, 6 Januari 2016

(13)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk ilmiah. Sumber primer manuskrip

Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah Mustafa dan Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Achmad Baiquni.

(14)

ix

ABSTRACT

This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.

This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about Tanda-tanda Hari Kiamat

who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv

E. Pendekatan Kerangka Teoritik ... 7

F. Penelitian Terdahulu ... 9

G.Metode Penelitian... 11

H.Sistematika Bahasan... 14

BAB II : POKOK-POKOK AJARAN ISLAM A.AQIDAH ATAU IMAN 1. Pengertian Aqidah ... 17

2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah ... 20

B.SYARI’AH 1. Pengertian Syari’ah ... 26

2. Ruang Lingkup Pembahasan Syari’ah ... 28

C.AKHLAK 1. Pengertian Akhlaq ... 29

2. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlaq ... 30

(16)

xiii

B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI 1. Ciri-ciri Kiamat dalam Al-Quran Menurut Prof. Ahmad

D.PEMIKIRAN ESKATOLOGI KH. MISBACH MUSTAFA 1. Syi’ir Tanda-tanda Kiamat ... 55

BAB IV : PERBANDINGAN ESKATOLOGI PROF. ACHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA A.DASAR PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI ... 71

1. Samudra Meluap dan Membanjiri daratan ... 71

2. Cahaya Bulan Telah Pudar ... 72

3. Gempa Bumi ... 73

(17)

xiv

C.PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ESKATOLOGI

MENURUT PROF. AHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA ... 94 1. Persamaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.

Misbach Mustafa ... 94 2. Perbedaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.

Misbach Mustafa ... 95

BAB V : PENUTUP

A.Kesimpulan ... 97 B. Saran ... 99

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Islam terdapat ajaran eskatologi. Eskatologi sangat berhubungan

dengan salah satu akidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian,

kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah). Umat muslim meyakini bahwa kehancuran

dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi,

yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman

jahiliyah.1

Berita akan datangnya hari kiamat merupakan petunjuk Allah Swt., yang

hanya disampaikan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW.

Sebelumnya, tidak ada seorang pun yang membicarakan tentang hari

kehancuran seluruh alam semesta, seperti digambarkan dalam kitab suci

agama Islam.2 Agama-agama yang hadir sebelum Islam tidak membicarakan

akan hal itu. Karena itulah, pemberitaan akan tanda-tanda datangnya hari

kiamat termasuk salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada

Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad memberikan isyarat dalam hadis yang diriwayatkan oleh

Anas RA, beliau bersabda: “Saya diutus (oleh Allah) dan jaraknya dengan hari

kiamat itu seperti dua jari ini. Beliau mengatakannya sambil menunjukkan dua

1

Sibawaihi, Eskatologi Al Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: ISLAMIKA, 2004), 77 2

(19)

2

jari, yakni jari telunjuk dan jari tengah”. (HR Bukhari, Muslim, dan

at-Tirmidzi).

Hadis diatas mengisyaratkan bahwa kedatangan hari kiamat benar-benar

nyata dan akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dari waktu

diutusnya Rasulullah SAW. Karena hal itu Allah Swt tidak lagi mengutus

Nabi dan Rasul lain setelah beliau.

Namun demikian, kecuali tanda-tandanya, Nabi Muhammad SAW tidak

diberi tahu oleh Allah Swt., mengenai kapan persisnya kiamat akan terjadi.

Hal itu menjadi rahasia Allah Swt. Allah Swt., berfirman dalam surah Tha Ha

ayat 15 yang berbunyi:

“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya)

agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”.3

Alquran juga menjelaskan bahwa hari kiamat akan datang secara tiba-tiba,

seperti dalam firman Allah Swt., dalam surah al-A’raf ayat 187:

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang dilangit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu

seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:

sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.4

Kedatangan hari kiamat merupakan rahasia Allah. Nabi Muhammad hanya

diberi pengetahuan tentang tanda-tanda kedatangannya saja. Banyak sekali

yang memberikan informasi mengenai tanda-tanda kiamat. para ulama telah

3

Alquran, 20 (Tha Ha): 15.

4

(20)

3

mengklasifikasikan tanda-tanda kiamat, ada yang didasarkan pada skala

kehancuran, ada juga yang menurut urutan waktu yang dikenal dengan kiamat

kecil dan kiamat besar. Tanda-tanda kiamat kecil jumlahnya sangat banyak,

inti tanda-tanda kiamat kecil yaitu: kehancuran moral agama umat manusia

yang berupa merajalelanya kemaksiatan, seperti zina yang sudah dianggap

biasa, tidak adanya pemimpin yang baik, dan sebagainya. Tanda-tanda kiamat

kecil ini akan berujung pada kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam

semesta.

Tanda-tanda akan terjadinya kiamat besar banyak ditemui di dalam

Alquran dan hadis Nabi SAW, salah satunya dalam Surah ad- Dukhan ayat

10-16, yang artinya:

Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (mereka berdoa), ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan.5

Lahirnya pemikir Islam yang bernama Prof. Achmad Baiquni guru besar

dalam Fisika FIPIA UGM, Yogyakarta. Lahir di Solo, pada tanggal 31

Agustus 1923 adalah salah satu tokoh fisikawan yang mempunyai pemikiran

tentang konsep eskatologi. Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA,

Universitas Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada

5

(21)

4

tahun 1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun

1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of Chicago.

Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of Physics,

Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam ilmu di FIPIA dan

beragama Islam, ia wafat pada tanggal 21 Desember 1998.6 Karya-karyanya:

Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern (1978), Alquran Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran dan Ilmu Pengetahuan

Kealaman (1997).

Di Tuban, Jawa Timur, tepatnya desa Karang Tengah kecamatan Bangilan

terdapat sebuah pesantren yang bernama Al-Balag yang diasuh oleh KH

Misbah Mustafa. Dilahirkan di pesisir utara Jawa Tengah, tepatnya di

kampung Sawahan, Gang Palem, Rembang Jawa Tengah pada tanggal 05 Mei

tahun 1919. Ia adalah seorang pendakwah yang memiliki kelebihan

articulation, dokumentation, dan organizing. Yang pertama ia adalah kiai

yang mampu meyampaikan gagasan-gagasannya dengan bahasa yang mudah

dimengerti, mudah bergaul dengan semua kalangan mulai dari kalangan

gelandangan sampai kalangan para pejabat, mampu mendokumentasikan

ide-idenya dalam bentuk buku yang ilmiah, serta mampu berorganisasi mengelola

dan memenej kelompok masyarakat. KH. Misbach dipondokkan di Kasingan

Rembang yang diasuh oleh Kiai Kholil. Setelah mendalami ilmu agama di

Kasingan, Misbah meneruskan menimba ilmu di Tebuireng Jombang, asuhan

KH. Hasyim Asy’ari. Setelah menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, ia

6

(22)

5

memperdalam pendidikan agamanya di Mekah. Sepulang dari Mekah, pada

tahun 1940, dia menimba ilmu di Bangilan Tuban Jawa Timur dengan asuhan

KH. Ridwan (mertuanya) hingga ia wafat pada tahun 1994. Di Tuban, ia

menulis karya yang isinya tentang eskatologi yang dihimpun dalam Syiir

Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal 1399 H/1978 M).

Penelitian ini layak untuk diteliti dengan menggunakan konsep eskatologi

untuk mengetahui bagaimana pandangan KH. Misbach Mustafa terhadap hari

akhir atau hari kiamat dengan mengkaji kandungan setiap bait yang

diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya KH Misbach

Mustafa, Jumadil Awal 1399H/1978M dan dibandingkan dengan buku yang

berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Prof. Achmad

Baiquni. Dari pemikiran kedua tokoh tersebut terdapat kesatuan ajaran Islam,

yakni sama-sama berakar pada Nabi Muhammad dan perbedaan keduanya jika

Baiquni melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau fisika

maka Mustafa melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu agama. Sehingga

dapat membantu generasi Islam mempersiapkan diri menghadapi eskatologi

dengan belajar sejarah, serta dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah

SWT.

B. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, dapatlah ditarik suatu rumusan masalah

yang nantinya akan menjadi titik fokus pembahasan dalam penelitian yang

akan dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

(23)

6

2. Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach

Mustafa?

3. Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan

KH. Misbach Mustafa?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pokok-pokok ajaran Islam.

2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH.

Misbach Mustafa.

3. Untuk memahami perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad

Baiquni dan KH. Misbach Mustofa.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai eskatologi KH. Misbach Mustafa ini belum banyak

diketahui oleh masyarakat dan umat Islam khususnya. Dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:

Secara Akademik (Praktis):

1. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran Islam, yakni Akidah atau iman,

syari’ah, dan akhlak.

2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH.

(24)

7

pandang ilmu fisika sedangkan Misbach memandang dari sudut pandang

agama.

3. Selain itu, kita juga dapat memahami perbandingan antara pemikiran

kedua tokoh. Keduanya menyusun buku tentang tanda-tanda kiamat

sebagai upaya dalam mendekatkan diri kepada Allah, serta menambah

pengetahuan dan kazanah keilmuan pemikiran Islam, dalam bentuk karya

ilmiah di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.

Secara Ilmiah (Teoritis):

1. Untuk mengembangkan ilmu bidang sejarah dan kebudayaan Islam. disini

peneliti ingin mengembangkan ilmu menggunakan teori perbandingan,

seperti yang digunakan Nur Syam dalam bukunya yang berjudul

Madhab-madhab Antropologi dan David Kaplan dalam bukunya yang berjudul

Teori Budaya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik

Untuk memperjelas dan mempermudah dalam pembuatan skripsi yang

berjudul Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbah Mustafa

Bangilan, Tuban. Maka landasan teori yang digunakan adalah teori

perbandingan,7 yakni mencari perbedaan dan persamaan (keunikan) dengan

metode arkeologi dan filologi sebagai ilmu bantu, karena dalam melakukan

penelitian yang dipelajari adalah artefak bertulis. Sedangkan dalam pengerjaan

atau penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi kognitif.

7

(25)

8

Adapun antropologi kognitif adalah subbidang antropologi budaya yang

mengkaji antarhubungan di antara bahasa, kebudayaan, dan kognisi. Atau

dengan kata lain, antropologi kognitif merupakan ancangan dalam antropologi

budaya yang memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia.8 Antropologi

kognitif identik dengan kajian analisis karena memiliki kesamaan asumsi,

yaitu mengkaji tentang pikiran manusia pelaku budaya dalam kajian

mendalam, apa yang ada di balik pemahamannya mengenai benda-benda,

kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa di dalam kehidupannya. Begitu

juga dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat, karya KH. Misbach Mustafa

(Jumadil Awal 1399 H/1978M), ia menuangkan pemikiran eskatologinya

dalam bentuk syiir, dari sudut pandang agama dan perubahan perilaku

manusia dari masa kemasa. Sedangkan, Prof. Achmad Baiquni dalam

bukunya yang berjudul Alquran dan Ilmu pengetahuan Kealaman, ia

menuangkan pemikiran eskatologinya dari sudut pandang Alquran dan Fisika.

Selain menggunakan pendekatan antropologi kognisi, pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan historis.9 Menggunakan pendekatan historis

karena dalam penulisan karya ilmiah ini harus menelusuri sumber-sumber

pada masa lampau berupa arsip atau dokumen-dokumen dan sebagainya yang

dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pandangan Prof. Achmad

Baiquni dan KH. Misbach Mustafa terhadap eskatologi yang terkandung

dalam karya-karyanya. Namun, penulis lebih menekankan pada pendekatan

kebudayaan karena kebudayaan adalah sebagai sistem kognisi. Setiap

8

Nur Syam, Madzhab-madzhab Antropologi (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2007), 49. 9

(26)

9

kebudayaan yang ada di dunia mempunyai unsur-unsur bersifat esensial, yaitu

bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem mata

pencaharian, sistem religi, dan kesenian.10

Dalam penulisan ini berupaya menganalisis pandangan KH. Misbach

Mustafa terhadap eskatologi (pandangan mengenai kejadian-kejadian dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari akhir), dengan mengkaji kandungan

setiap bait yang diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya

KH. Misbach Mustafa, Jumadil Awal 1399 H/1978 M dan dibandingkan

dengan buku yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya

Prof. Achmad Baiquni. Sehingga mengetahui bagaimana karakter pemikiran

KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad Baiquni terhadap eskatologi.

Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari

kondisi manusia. Antropolog kognitif mempelajari bagaimana orang

memahami dan mengatur material objek, peristiwa, dan pengalaman yang

membentuk dunia mereka, sebagai orang yang belajar memahaminya.

F. Penelitian Terdahulu

Penulis belum pernah menemukan tulisan ilmiah yang memfokuskan pada

penulisan tentang eskatologi menurut KH. Misbach Mustafa. Dalam penelitian

terdahulu dari berbagai penelusuran yang telah penulis lakukan terhadap

literatur, telah ditemukan berbagai cetakan buku-buku dan karya ilmiah yang

membahas mengenai eskatologi diantaranya adalah sebagai berikut:

10

(27)

10

1. Skripsi yang ditulis Ahmad Suja’i, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Usuludin dan Filsafat tahun 2005 yang berjudul

Eskatologi: Suatu Perbandingan antara Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Dalam

skripsi ini dijelaskan bagaimana pandangan eskatologi antara kedua tokoh,

yakni eskatologi menurut Al-Ghazali, dan eskatologi menurut Ibn Rusyd.

2. Skripsi yang ditulis Ali Syuhada, mahasiswa Universitas Diponegoro

Semarang Fakultas Sastra tahun 2008 yang berjudul Hikayat Kiamat:

Suntingan Teks dan Tinjauan Eskatologi. Dalam skripsi dibahas tentang isi

naskah HK berkisar tentang kejadian kiamat besar (Kubra) yang meliputi;

Peniupan Terompet (Sangka-kala) yang mengakibatkan kehancuran alam

raya dan kematian seluruh penghuninya; Kebangkitan kembali: saat

Allah Swt., menghidupkan kembali seluruh mahluk dari kematian;

Mahsyar: tempat berkumpulnya seluruh mahluk yang telah dihidupkan

kembali oleh Allah Swt., dari kematiannya; Syafaat yang agung dari

Nabi Muhammad saw bagi seluruh umatnya; Peristiwa Hisab atau

penghitungan amal baik dan buruk.

3. Biografi dan pemikiran KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban

(1919-1994M), karya Siti Asmah, tahun 2012. Pembahasan ini lebih

menitikberatkan kepada riwayat hidup KH. Misbach Mustafa dan

pemikirannya secara umum.

4. Amin Abdullah, Eskatologi AL-Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta:

Islamika, 2004). Buku ini membahas tentang eskatologi menurut

(28)

11

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, kebanyakan hanya

membahas eskatologi secara umum dan belum ada yang membahas tentang

eskatologi menurut pandangan KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad

Baiquni, jika ada yang membahas tentang KH. Misbach Mustafa, yang dikaji

hanya biografinya saja. Selain itu, penulis juga ingin membandingkan

bagaimana pandangan kedua tokoh mengenai eskatologi, yakni eskatologi

menurut pandangan ahli agama dan ahli ilmu alam.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

budaya Arkeologi dengan bantuan ilmu Filologi karena yang dipelajari

peneliti adalah artefak bertulis, Filologi yaitu metode yang melakukan

penelaahan teks dengan beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang di

tempuh dalam metode penelitian ini terdapat lima langkah diantaranya

yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi atau perbandingan,

laporan dalam bentuk ilmiah.11

Melalui tahapan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang eskatologi

menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa.

Tahapan-tahapan metode penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan survei ke lapangan yaitu ke

pondok pesantren al-Balagh Bangilan, Tuban, Jawa Timur. Kemudian

11

(29)

12

wawancara kepada anak KH. Misbah Mustafa yang bernama KH. Nafis

Misbach, setelah itu penulis mencari dokumen, dan menemukan

manuskrip yang berjudul Syiir Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal

1399H/1978M) karya KH. Misbach Mustafa, yang kemudian penulis

bandingkan dengan buku koleksi perpustakaan UIN Sunan Ampel

Surabaya yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman,

Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Karya Achmad Baiquni.

Sedangkan sumber sekunder yaitu buku-buku dan karya tulis yang relevan

dengan kajian ini. Achmad Zainal Huda, Mutiara Pesantren: Perjalanan

Khidmah KH. Bisri Mustafa, Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2005. Agus

Mustafa, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Surabaya: PADMA Press, 2004.

Harun Yahya, Tanda-tanda Kiamat, Surabaya: Risalah Gusti, 2004. Amin

Abdullah, Eskatalogi Al Gazali dan Fazlur Rahman, Yogyakarta:

Islamika, 2004.

2. Deskripsi Naskah

Setelah naskah ditemukan, maka di deskripsikan yaitu menguraikan

secara terperinci dan teratur gambaran tentang keadaan fisik naskah,

ukuran naskah 14,8 x 21 cm, terdiri dari 24 halaman. Setiap halaman

berisi 16 baris bertuliskan bahasa Arab Pego, tulisan Arabnya bagus dan

jelas, hurufnya besar dan memakai tanda baca. Keadaan naskah masih

lumayan bagus, kertasnya berwarna kuning, dan sudah mulai lepas

beberapa halaman, serta tidak terdapat tanda atau watermark pada

(30)

13

sering dikenal dengan sebutan eskatologi. Eskatologi diyakini sebagai

budaya. Pada bagian akhir naskah, juga terdapat keterangan tempat dan

tahun penulisannya kolofon. Naskah ditulis di Bangilan, Bojonegoro, Jawa

Timur pada bulan Jumadil Awal tahun 1399 H/1978 M.

Di dalam Fenomenologi, teks diperlakukan sebagai sesuatu yang

mandiri, dilepaskan dari pengarangnya, waktu penciptaannya, dan konteks

kebudayaan pengarang maupun kebudayaan yang berkembang dalam

ruang dan waktu ketika teks itu diciptakan. Oleh karena itu, wujud teks

adalah tulisan yang ditulis adalah bahasa maka yang menjadi pusat

perhatiannya adalah hakikat bahasa. Sebagaimana diketahui bahasa

merupakan alat komunikasi, serta sebagai alat untuk menyampaikan

sesuatu. Sehingga terdapat hubungan antara alat penyampaian dan apa

yang disampaikan. Tujuan dari metode ini adalah mengerti tentang apa

yang disampaikan itu, dengan cara menginterpretasikan alat

penyampaiannya, yaitu teks atau bahasa tulis.12 Penulis berusaha

memahami maksud setiap bait yang ada dalam kitab Syiir Tanda-tanda

Kiamat. Apa yang tampak (manuskrip atau teksnya) dan apa yang tidak

tampak (keyakinan adanya tanda-tanda hari akhir).

3. Interpretasi atau Perbandingan

Untuk mengadakan pengelompokkan naskah, proses awal yang harus

dilakukan oleh seorang filolog ialah mengadakan penelitian yang cukup

12

(31)

14

mendalam sehingga akhirnya dapat diketahui perbedaan dan persamaan

naskah yang ada.

4. Laporan dalam Bentuk Ilmiah

Menulis hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

bentuk karya ilmiah. Sehingga mudah untuk dimengerti oleh pembaca dan

sebagai pengetahuan untuk masyarakat umum.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman dalam menyajikan pokok permasalahan

yang dibahas dalam skripsi ini, maka perlu adanya langkah-langkah yang

sistematis dalam penulisan skripsi ini, dimana apabila dijabarkan maka pokok

bahasannya terdiri dari lima bab.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara umum terdiri dari

Pendahuluan, Isi (terdiri dari tiga bab) dan Penutup. Di bawah ini akan

dipaparkan secara lebih jelasnya:

Dalam penelitian ini akan dipaparkan bab-bab yang akan menjadi bahasan

penelitian. Bab-bab tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Bab pertama berupa Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pendekatan dan

Kerangka Teoritik, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika

Pembahasan.

Bab kedua memfokuskan pada pokok-pokok ajaran Islam yaitu ada tiga

(32)

15

Bab ketiga membahas tentang pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni

dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.

Bab keempat membahas tentang perbandingan pemikiran eskatologi Prof.

Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.

(33)

16

BAB II

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

Pokok-pokok ajaran Islam terdiri dari tiga macam, diantaranya

sebagai berikut:

A. Akidah

Dalam Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya

yang asasi ialah alquran. Iman ialah segi teoritis yang dituntut

pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercaya

dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh

keragu-raguan.1 Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan

seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki

akidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki. Karena iman

itu bersegi teoritis dan ideal yang hanya dapat diketahui dengan bukti

lahiriah dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai

kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata

lain, tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada

kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam

Islam dimulai dengan iman.

1

(34)

17

1. Pengertian Akidah

Akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan yang berarti

simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah

terbentuk ‘aqidatan (akidah) berarti kepercayaan atau keyakinan.

Kaitan antara aqdan dengan ‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu

tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat

dan mengandung perjanjian. Makna akidah secara etimologis ini

akan lebih jelas apabila dikaitkan dengan pengertian

terminologisnya, seperti diungkapkan oleh Syekh Hasan al Banna

dalam Majmu’ar Rasaail:

Aqaid (bentuk jamak dari‘aqidah)adalah beberapa perkara yang

wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman

jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan

keragu-raguan.”

Dikemukakan pula oleh Abu Bakar al Jazairi dalam kitab Aqidah

al-Mukmin: yang dinukil oleh Tim Depag RI, Pendidikan Agama

Islam, 2000:102 bahwa “Akidah adalah sejumlah kebenaran yang

dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal,

wahyu, (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam

hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran itu”.

Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus

(35)

18

a. Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran dengan

potensi yang dimilikinya. Indra dan akal digunakan untuk memahami

dan mengerti kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk

menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam berakidah

hendaknya manusia menempatkan fungsi alat tersebut pada posisinya

masing-masing. Sejalan dengan hal ini Allah Swt berfirman:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl 16:78).2

b. Keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan kesamaran

dan keraguan. Oleh karena itu, untuk sampai kepada keyakinan,

manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran

dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya, Allah Swt.,

berfirman:

Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, menyakini bahwasannya al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.(QS. Al-Hajj 22:54).3

c. Akidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada orang

yang menyakininya. Untuk itu diperlukan adanya keselarasan antara

keyakinan lahiriyah dan batiniah. Pertentangan antara kedua hal

tersebut akan melahirkan kemunafikan. Sikap munafik ini akan

mendatangkan kegelisahan. Allah Swt., berfirman:

2

Alquran, 16 (An-Nahl): 78.

3

(36)

19

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah

dan hari kemudian”. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang

-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah 2:8).

d. Apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka

konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang

bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu.

Akidah Islamiyah berisikan ajaran tentang apa saja yang harus

dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Karena

agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada

Tuhan, maka akidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat

manusia kepada Islam. Seorang manusia disebut Muslim jika dengan

penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem

kepercayaan Islam karena itu aqidah merupakan ikatan dan simpul

dasar Islam yang pertama dan utama.

Akidah Islamiyah dibangun di atas enam dasar keimanan yang

lazim disebut dengan rukun iman. Rukun iman itu meliputi iman

kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada

kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari

akhir serta iman kepada qada’ dan qadar.4 Berdasarkan firman Allah

Swt:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,

4

(37)

20

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-juahnya. (QS. An-Nisa’ 4:136).5

2. Ruang Lingkup Pembahasan Akidah6

a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan

dengan ilah (Tuhan) seperti wujud Allah Swt., nama-nama Allah

Swt., dan sifat-sifat Allah Swt., dan lain-lain.

b. Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan nabi dan rasul termasuk pembicaraan

mengenai kitab-kitab Allah Swt., mukjizat dan sebagainya.

c. Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis,

setan dan roh.

d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya

bisa diketahui melalui sam’i yakni dalil naqli berupa alquran dan

as-Sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, dan

sebagainya.

Disamping sistematika di atas, pembahasan akidah bisa juga

mengikuti sistematika rukun iman. Yaitu iman kepada Allah, iman

kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada iman kepada kitab-kitab

Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari akhir serta

iman kepada qada’ dan qadar.

5

Alquran, 4 (An-Nisa’): 136. 6

(38)

21

Namun, penulis akan lebih menekankan pembahasan tentang iman

kepada hari akhir, sesuai dengan judul penulis tentang “Eskatologi

menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan

Tuban Jawa Timur.

Iman kepada hari akhir adalah masalah yang paling berat dari segala

macam akidah dan kepercayaan manusia. Sejak dari zaman purba,

manusia telah membicarakan dan mendiskusikannya sampai ke zaman

modern kita. Persoalan ini sebagai pokok pembahasan kami, sebab iman

kepada akhirat akan membawa manusia kepada keyakinan adanya suatu

hidup lagi di alam lain sesudah hidup duniawi, adanya hidup kembali

bagi manusia sesudah matinya. Dan hidup yang kedua itulah yang

menjadi tujuan akhir dari perputaran roda kehidupan. Demikian

esensinya masalah ini, manakala kita membaca alquran dan hadis-hadis

Nabi makan yang dipersoalkan adalah iman dan Islam, pastilah

tekanannya kepada dua segi yakni iman kepada Allah dan iman kepada

hari akhir.

Pola iman kepada hari akhir itu sebagai berikut:

a. Bahwa jagat raya ini dengan seluruh makhluk yang ada

didalamnya akan hancur lebur. Dalam proses kehancuran itu akan

terjadi gempa besar dengan gunung-gunung menjadi laksana debu

beterbangan, air laut mendidih meluap-luap, bumi retak-retak,

bintang-bintang berguguran, langit digulung, sedang manusia pada

(39)

22

bernyawa maupun tidak bernyawa. Hanyalah Allah yang Maha

Perkasa yang tetap hidup. Itulah yaumul qiyamah (hari kiamat

besar). Sesuai firman Allah yang berbunyi:

yang memiliki kebesaran dan kemuliaan akan kekal”.7

b. Bahwa setelah semuanya binasa maka akan tiba fase kedua, yaitu

pembangkitan. Semua manusia dibangkitkan kembali dari

kuburnya, itulah yaumul ba’ast (hari pembangkitan). Kemudian

manusia dikumpulkan di padang Mahsyar. “Sungguh Dia (Allah)

akan mengumpulkan kamu kepada hari kiamat, tak ada keraguan

padanya.”8

c. Setelah manusia dibangkitkan kembali dan dikumpulkan

semuanya, maka diperlihatkanlah kepada mereka seluruh amal dan

perbuatannya di dunia. Film sejarah hidupnya selama di dunia

dipertontonkan dengan jelas. Inilah yaumul ‘ardh (hari

pertontonan).

“Pada hari itu, manusia akan pergi berpecah-pecah untuk

diperlihatkan kepada mereka akan kerja-kerja mereka. Barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kebaikan, tentu akan dilihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kejahatan niscaya akan dilihatnya pula.”9

7

Alquran, 55 (Ar-Rahman) : 26-27

8

Alquran, 4 (An-Nisa’) : 87.

9

(40)

23

d. Setelah film sejarah hidupnya dipertontonkan, tibalah saat

menghisab, memperhitungkan secara adil amal perbuatan baik dan

buruk manusia. Di depan mahkamah keadilan Allah, manusia akan

memperoleh keputusan paling adil, tanpa aniaya sedikitpun. Inilah

saat yaumul hisab (hari perhitungan) atau yaumul wazn (hari

pertimbangan).10

“Dan Kami letakkan timbangan keadilan pada hari kiamat, sebab itu seorang tidak akan teraniaya sedikitpun. Andaikata ada amalnya hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami perhitungkan jua. Dan

cukuplah Kami saja yang menghitung”.11

e. Fase keputusan, setiap manusia setelah melalui proses pengadilan

di hadapan kekuasaan Allah yang Maha Adil dan Bijaksana,

kemudian mereka menerima balasan perbuatannya. Perbuatan baik

akan masuk surga dan perbuatan jelek akan masuk neraka. Inilah

fase terakhir, yang dinamakan yaumul fashl (hari keputusan).

“pada hari ini akan diganjari setiap jiwa atas usahanya dan tidak

ada seorang pun yang akan teraniaya”.12

Dengan demikian iman kepada hari akhir, mempunyai nilai yang

sangat tinggi dalam kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan

kehidupan di dunia ini ada artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup

dan tidak ada kelanjutannya. Seluruh amal perbuatan manusia tidak ada

yang sia-sia. Apa yang dikerjakan sekarang adalah bekal untuk kehidupan

yang akan datang.

10

Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam (Jakarta: GEMA INSANI, 1998), 547.

11

Alquran, 21 (Al-Anbiya’): 47.

12

(41)

24

Iman kepada hari akhir membawa efek yang positif dalam

kehidupan bersama dalam masyarakat. Ia mengajarkan agar kita menjadi

manusia shalih, manusia yang banyak manfaatnya kepada sesama insan.

Hidup duniawi adalah ibarat tanah ladang tempat bertanam, sedang di

akhirat masa untuk mengetam (memanen).

Tentang hari kiamat pasti datangnya, diawali dengan

kiamat-kiamat kecil (qiyamat sughra) yaitu kematian-kematian dari

seorang-seorang, dan akhirnya dengan terjadinya kiamat besar (qiyamat kubra)

yaitu hancurnya jagat raya. Keyakinan ini adalah ajaran inti dari seluruh

agama-agama yang dibawa oleh para Nabi. Ilmu pengetahuan pun

mendukung akan kebenaran keyakinan ini. Seperti dalam bukunya Prof.

Achmad Baiquni yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman.

Untuk itu matahari dapat kita jadikan bahan pembuktian. Bahwa

dalam proses masa, ia akan padam dengan sendirinya yang tentu

membawa musnahnya makhluk hidup di bumi ini, dimana mereka

menggantung hidupnya pada sinar matahari. Matahari adalah satu dari

jutaan bintang yang terdapat di langit, ia adalah sebuah bola api gas yang

sangat panas. Dengan cahaya yang dipancarkannya ke bumi maka ia

menjadi sebab berlangsungnya kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.

Cahaya matahari yang panas itulah menyebabkan peredaran angin,

pergantian musim, dan turunnya hujan di bumi. Oleh para ahli telah

diperkirakan bahwa garis tengah matahari 1.400.000 kilometer, sedang

(42)

25

intinya 20.000.000 derajat celcius. Panas itu dihasilkan oleh reaksi nuklir

yang terus menerus, disertai dengan kehilangan zat-zat sebesar 40.000.000

ton perdetik.13 Matahari sebagaimana arang yang terbakar pijar yang setiap

detik materinya habis terbakar tentu akhirnya arang akan habis menjadi

debu, padamlah ia. Maka dengan perhitungan matahari kehilangan

zat-zatnya karena terbakar selama 4 juta ton perdetik, ia baru akan padam

dalam waktu lebih 15 milyar tahun lagi. Tentu saja menurut kita masih

lama, tetapi yang penting bahwa matahari itu pasti padam. Matahari adalah

sumber energi dan tenaga, jika matahari padam maka semuanya akan beku

tidak akan ada angin yang bertiup, tidak ada hujan, semua berhenti dan

mati, maka tamatlah semua kehidupan yang ada di bumi ini.

Hukum fisika juga mendukung, bahwa daya rotasi dan revolusi

benda-benda langit tidaklah abadi, suatu waktu akan berakhir, disamping

itu gaya gravitasi yang mendatangkan ketimbangan terhadap benda-benda

langit, juga ada waktunya gaya itu hilang. Kalau sudah terjadi demikian

maka benda-benda langit seluruhnya akan bertabrakan dan saling

menghancurkan satu sama lain.

Dalam kosmologi diketahui bahwa jagat raya ini sedang dalam

struktur tebuka, alam semesta dalam keadaan mengembang atau

berexpansi, bahwa galaksi-galaksi yang menyusun jagat raya ini bergerak

menjauhi satu sama lain dengan kecepatan yang tinggi yaitu sepertiga dari

kecepatan cahaya. Itulah yang dinamakan kiamatnya alam semesta.

13

(43)

26

Alquran telah memberikan ramalan ilmiah dalam surah al-Anbiya’ 21:

104. Demikian ajaran Islam semakin terungkap kebenarannya karena ia

memang adalah ajaran dari Yang Maha Benar, Allah Swt.

Semua ini adalah pengajaran bagi manusia, bahwa hidupnya ini

tidak kekal, alam semesta pun juga demikian. Tujuannya agar manusia

hidup di dunia ini untuk menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya yaitu

amal shalih dan takwa kepada Allah Swt.

B.Syari’ah

1. Pengertian Syari’ah

Syara’a-Yasyra’u–Syar’an artinya membuat undang-undang,

menerangkan rute perjalanan, adat kebiasaan, jalan raya. Syara’a–

Yasyra’u–Syuruu’an artinya masuk ke dalam air memulai pekerjaan,

jalan ke air, layar kapal, dan tali panah (Mahmud Yunus, 1989:195).

Syari’ah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak

berkelok-kelok, jalan raya. Penggunaan kata syari’ah bermakna

peraturan, adat kebiasaan, undang undang, dan hukum (Ahmad Wason

Munawwir, 1984:762).

Syari’ah menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air,

syariat Islam berarti jalan yang harus ditempuh seorang muslim.

Sedangkan menurut istilah, syari’ah berarti aturan atau undang-undang

yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan

alam semesta atau dengan pengertian lain, syari’ah adalah suatu

(44)

27

keridhaan Allah Swt seperti dirumuskan di dalam Alquran yang

berbunyi:

Dan kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.14

Sesuai dengan pengertian di atas, maka syari’ah mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia sebagai individu, masyarakat, dan

sebagai subyek alam semesta.

Syariah Islam mengatur pula tata hubungan seseorang dengan

dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang shaleh. Islam

mengakui manusia sebagai makhluk sosial, sehingga syariah mengatur

tata hubungan antara manusia dengan manusia dalam bentuk

muamalah, sehingga terwujud kesholehan sosial. Kesholehan sosial

merupakan bentuk hubungan yang harmonis antara individu dengan

lingkungan sosial sehingga dapat dilahirkan bentuk masyarakat yang

saling memberikan perhatian dan kepedulian yang dilandasi oleh rasa

kasih sayang. Dalam hubungan dengan alam, syari’ah Islam meliputi

aturan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia

14

(45)

28

dengan alam untuk mendorong saling memberi manfaat sehingga

terwujud lingkungan alam yang subur dan makmur.

2. Ruang Lingkup Syari’ah15

a. Ibadah yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan vertikal

(hablum minAllah), terdiri dari: syahadat, salat, puasa, zakat, haji

bagi yang mampu. Thaharah (mandi, wudlu, tayammum), qurban,

shodaqoh dan lain-lain.

b. Muamalah yaitu suatu peraturan yang mengatur seseorang dengan

lainnya dalam hal tukar menukar harta (jual beli dan yang searti),

diantaranya: perdagangan, simpan pinjam, sewa-menyewa,

penemuan, warisan, wasiat, nafkah, dan lain-lain.

c. Munakahat yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga, seperti:

meminang, pernikahan, mas kawin, pemeliharaan anak, perceraian,

berbela sungkawa, dan lain-lain.

d. Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti:

qishah, diyat, kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad,

khianat dalam berjuang, kesaksian, dan lain-lain.

e. Siyasahyaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi

munkar. Misalnya: persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah),

tolong-menolong (ta’awun), toleransi (tasamuh), persamaan

(musyawarah), kepemimpinan (dzi’amah), dan lain-lain.

15

(46)

29

C. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah kondisi mental, hati, batin seseorang yang

mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin

seseorang baik dan teraktualisasikan dalam ucapan, perbuatan, dan

perilaku yang baik dengan mudah, maka hal ini disebut dengan

akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji (mahmudah). Jika kondisi

batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan

tingkah laku yang jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela

(akhlak madzmumah).16

Jadi orang yang tidak berakhlakul karimah adalah laksana

jasmani tanpa rohani atau sama dengan orang yang sudah mati atau

disebut dengan mayat yang berasal dari kata maitatun yang artinya

bangkai, sedangkan bangkai lambat laun akan menimbulkan penyakit.

Demikian dengan orang yang tidak berakhlakul karimah, lambat laun

akan merusak dirinya dan merusak lingkungan.

Sehingga Nabi diutus oleh Allah semata-mata untuk

menyempurnakan akhlak, (HR. Bukhari). Dalam pandangan Islam,

akhlak merupakan cermin dari pada jiwa seseorang, karena itu akhlak

yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang. Sebab

keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari

16

(47)

30

Dapat disimpulkan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya

adalah akumulasi dari akidah dan syari’ah yang bersatu secara utuh

dalam diri seseorang. Apabila akidah telah memotivasi implementasi

syari’ah Islamiyah akan lahir akhlakul karimah, maksudnya adalah

akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’ah Islamiyah

telah diaplikasikan bertendensiakidah.

2. Ruang Lingkup Akhlak17

Pembahasan seputar akhlak ini sangat luas, namun penulis

membatasinya, yakni berakhlak kepada Allah, kepada diri sendiri,

kepada keluarga, kepada masyarakat, dan berakhlak kepada alam

(lingkungan). Berakhlak kepada Allah: mentauhidkan Allah Swt,

bertaqwa kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, berdo’a kepada-Nya,

berdzikir kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, tawadlu’ kepada

Allah. Berakhlak kepada diri sendiri: bersabar karena Allah, bersyukur

kepada Allah, bersikap benar, bersikap amanah, bersikap qana’ah

(menerima apa adanya).

a. Berakhlak kepada keluarga: berbakti kepada kedua orang tua, adil

terhadap saudara, mendidik dan membina keluarga, pendidikan

akhlak di lingkungan keluarga.

b. Berakhlak kepada masyarakat: mempertahankan persaudaraan,

saling tolong-menolong, bersikap adil, pemurah, penyantun,

pemaaf, menepati janji, bermusyawarah.

17

(48)

31

c. Berakhlak kepada alam (lingkungannya): memelihara ciptaan

Allah, memanfaatkan alam dengan benar, memakmurkan alam.

Pokok-pokok ajaran Islam ada tiga, yang pertama iman atau akidah

yaitu keyakinan atau percaya, yang kedua syari’ah adalah suatu tatacara

pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup manusia untuk

mencapai keridhaan Allah Swt, yang ketiga akhlak kondisi mental, hati,

batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah, jika

kondisi batin yang baik maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak

mahmudah, jika kondisi mental yang buruk maka akan teraktualisasikan

(49)

32

BAB III

PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF.ACHMAD BAIQUNI

DAN

KH.MISBACH MUSTAFA BANGILAN TUBAN JAWA TIMUR

A.Riwayat Hidup Prof. Achmad Baiquni 1. Sejarah Kelahiran

Prof. Dr Achmad Baiquni, MSc., Ph.D lahir di Solo, 31 Agustus

1923 dan meninggal 21 Desember 1998 pada umur 75 tahun dan

dimakamkan di Tonjong, Bogor. Ia adalah fisikawan atom pertama di

Indonesia.1 Termasuk dalam jajaran ilmuwan fisika atom internasional

yang dihormati.

Sejak kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama. Pada usia

kanak-kanak, ahli fisika atom ini sudah mampu membaca juz ke-30

(juz terakhir Alquran yang memuat sejumlah surat-surat pendek).

Seperti kebiasaan anak-anak pada umumnya, ia pun masuk madrasah,

belajar agama pada sore hari, setelah paginya belajar di sekolah dasar.

Sehingga, ia melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi

Mamba'ul Ulum, madrasah yang didirikan Paku Buwono X. Di situ

Baiquni satu kelas dengan Munawir Sjadzali, mantan Menteri

Agama., lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia Bandung, 1952. Kemudian ia mengajar di UGM

Yogyakarta. Setelah menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini

dikaruniai 6 orang anak, 5 putra dan 1 putri. Penelitian tahun 1950,

1

(50)

33

ilmu fisika atom masih menjadi monopoli Amerika Serikat yang lima

tahun sebelumnya menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Baru pada

tahun 1954, Presiden Eisenhower mengizinkan fisika atom diajarkan

secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni tahun ltu memang sedang

memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat. Terbukanya bidang

baru itu tidak dilewatkan begitu saja. Mula-mula, ia belajar di

Laboratorium Nasional di Argonne, tujuh bulan. Kemudian, ia

melanjutkan di Universitas Chicago, mengambil jurusan Fisika

Nuklir. Di Universitas inilah, pada 1964, ia meraih Ph.D.nya.

Sepulangnya ke tanah air Achmad Baiquni kembali mengajar di UGM

Yogyakarta. Pada tahun 1973, Achmad Baiquni ditunjuk menjadi

Dirjen BATAN Jakarta hingga tahun1984. Selain itu Prof. Baiquni

juga pernah menjadi Dubes Indonesia untuk Swedia (1985-1988),

Rektor UNAS, dan dosen IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.

Baiquni meninggal pada 21 Desember 1998 pada usia75 tahun.

2. Latar Belakang Pendidikan

Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA, Universitas

Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada tahun

1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun

1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of

Chicago. Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of

Physics, Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam

(51)

34

3. Karya-karya Prof Achmad Baiquni

Karya-karyanya: Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern

(1978), Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran

dan lmu Pengetahuan Kealaman (1997).2

B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF ACHMAD BAIQUNI

1. Ciri-ciri Kiamat Dalam Alquran, Menurut Prof. Achmad Baiquni

Jika kita berbicara tentang kiamat, kita akan langsung mengaitkan

pengertiannya dengan keadaan musnahnya seluruh umat manusia yang

kemudian dibangunkan dari kematiannya dan dikumpulkan di Padang

Mahsyar. Penampungan sementara sebelum mengalami proses seleksi

melalui perhitungan amal mereka masing-masing, mereka yang boleh

masuk ke surga dan mereka yang harus masuk ke neraka. Itulah

pengertian kita tentang kiamat. tentu saja ada orang-orang yang ingin

tahu kapan dan bagaimana kiamat itu terjadi. Bagi ilmuwan ada

skenario-skenario yang dapat menjurus pada kepunahan umat manusia.

Karena matahari mengirimkan energinya ke bumi, sehingga segala yang

tumbuh dapat berasimilasi, mengubah gas karbon dioksida dan air

dengan cahaya matahari akan menjadi karbohidrat dan oksigen, maka

padamnya cahaya matahari akan mematikan semua tetumbuhan dan

semua binatang pemakan tumbuhan, dan semua makhluk yang makan

tetumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Namun, skenario ini tidak

mempunyai dukungan di dalam Alquran.

2

(52)

35

Jika bumi ditabrak oleh benda antariksa seperti komet yang cukup

besar. Ukurannya tidak kurang dari 10 km dan menabrak dengan

kelajuan 30 km/sekon, maka akan terjadi gesekan yang luar biasa

sehingga menimbulkan bola api yang merusak lapisan ozon serta

menimbulkan suhu 500 derajat pada belahan bumi yang tertimpa. Jika

jatuh di samudera, maka gelombang air pada jarak 1000 km, dan

tingginya 500 meter sehingga lautan akan meluap dan membanjiri

daratan, peristiwa semacam ini merupakan ciri kiamat di dalam

Alquran, ayat 3 surah Al Infithar:



“Dan apabila samudera menjadi meluap”3

Apabila komet itu membentur benua, maka tiupan angin pada

jarak 2000 km, dengan kelajuannya sekitar 2500 km/jam dan ledakan

dahsyat terjadi sehingga menghamburkan debu di udara, yang akan

menggelapkan langit dan menghalangi cahaya bulan serta matahari

akan tampak pudar. Peristiwa ini merupakan ciri kiamat di dalam

Alquran, ayat 8 surah Al Qiyaamah:

Dan apabila bulan telah hilang cahayanya”.4

3

(53)

36

Gebrakan yang ditimbulkan pada kerak bumi oleh benda

antariksa itu akan terasa getarannya sebagai gempa dahsyat,

sebagaimana tercantum dalam ayat 1 surah Az Zalzalah yang

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya”.5

Sebagai contoh riil dapat dikemukakan di sini misalnya apa

yang terjadi di Siberia tahun 1908 ketika pecahan komet Encke, yang

ukurannya hanya satu kilometer saja dan beratnya sekitar tiga

setengah juta ton, menimpa Tunguska dengan kelajuan 40km/sekon

dan sudut 30 derajat. Ia meledak dengan kekuatan setara dengan 50

juta ton dinamit atau 2500 bom atom yang jatuh di Hiroshima, dan

menghancurkan daerah hutan yang jari-jarinya 100 km. Kecuali itu,

ketika ia masuk dalam atmosfer turbulensi yang ditimbulkannya

menyebabkan terdengarnya bunyi alat tiup, sedangkan panas yang

ditimbulkan oleh gesek dengan udara telah menyebabkan

terbentuknya senyawa oksida nitrogen sebanyak 30 juta ton di atas

lapisan udara setinggi 10 km yang kemudian bereaksi dengan ozon,

sehingga pada tahun 1909 diketahui bahwa lapisan ozon yang

melindungi mahkluk hidup di bumi kehilangan gas ini sebanyak 30

4

Alquran, 75 (Al-Qiyaamah): 8.

5

(54)

37

prosen, seakan-akan langit menjadi sobek dan terbuka. Ini sesuai ciri

kiamat dalam Alquran surah Al Haaqqah ayat 13 sampai dengan 16.



Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan bumi serta gunung-gunung diangkat dan dibenturkan sekali bentur, maka datanglah

kejadian yang dahsyat, dan terbelahlah langit karena ketika itu ia

lemah”6

Dari ciri-ciri kiamat di atas, kita yakin bahwa pada saat itu

bumi kita rusak berat dan manusia akan punah. Gambarkan saja apa

yang akan dialami bumi jika tidak satu tetapi beberapa komet yang

menimpa bumi. Dalam keadaan mati fisik itu, jiwa manusia akan

tetap hidup dan masuk di alam lain, ketika manusia dihadapkan pada

proses perhitungan amalnya atau pertanggungjawabannya. Maka

perhatikan apa yang dinyatakan dalam Al Qur’an ayat 25 surah Ali

Imran:

“Bagaimanakah nanti apabila mereka kami kumpulkan pada hari yang tak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan balasan

6

(55)

38

bagi diri masing-masing apa yang telah mereka lakukan, sedang

mereka tidak dianiaya”.

Memang mereka tidak ada yang dianiaya, mereka hanya

menuai apa yang mereka sebarkan atau yang mereka lakukan di alam

dunia atau nyata. Itulah akibat dari beroperasinya sunnatullah di alam

masing-masing. Ditegaskan pula dalam surah An Nahl ayat 33:

“Dan Allah tidak menganiaya mereka, melainkan merekalah yang

menganiaya diri sendiri”7

Apa yang terjadi di alam lain itu, tidak dapat dipahami atau

diterangkan dengan jalan pikiran kita di sini karena hukum alamnya

berbeda dari sunnatullah yang beroperasi di alam kita ini. Seperti

firman Allah dalam surah An Nuur ayat 24 yang berbunyi:

Dan apa yang kita temukan dalam surah Yaasiin ayat 65:

Referensi

Dokumen terkait

Kurang tersedianya P dalam gambut untuk tanaman dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan mikroorganisme pelarut P (Agustina et al. 2013), akan tetapi kepadatan populasi

3 idea.telkomuniversity.ac.i d 2 Mampu menjelaskan konsep system integration • Ketepatan menjelaskan konsep system integration Kreteria: Rubrik Deskriptif Bentuk test:

Penelitian ini berlatar belakang dari kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi Spermatophyta yang dianggap banyak terdapat ciri-ciri yang berbeda-beda pada setiap

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis, terjadinya disebabkan oleh kontraksi uterus yang dirasakan bertambah kuat dan paling dominan terjadi pada kala I

Dengan meng-klik shape bertuliskan next pada lembar KDB dan KLB, maka selanjutnya akan ditampilkan hasil perhitungan biaya proyek, pendapatan dan pengeluaran

(4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dan huruf b, ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Camat

Satuan Karya PramukaWidya Budaya Bakti (Saka Widya Budaya Bakti) adalah salah satu Satuan Karya Pramuka (Saka) yang merupakan wadah kegiatan dan pendidikan.. untuk