• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN UNIT USAHA SEKOLAH

DALAM MENGEMBANGKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA DI SMK NEGERI 1 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

HANDINI PERMATA YULIAMZAH NIM. D03213011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Handini Permata Yuliamzah (D03213011), 2017, Pengelolaan Unit Usaha Sekolah Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa di SMK Negeri 1 Surabaya,

Dosen Pembimbing I, Dr. Ali Maksum, M.Ag. M.Si. dan Dosen Pembimbing II, Muhammad Nuril Huda, M.Pd.

Perlu disadari bahwa saat ini sekolah tidak cukup hanya mengandalkan bantuan operasional dari pemerintah saja tetapi sekolah perlu mengembangkan kreativitasnya dengan mendirikan sebuah unit usaha terlebih sekolah menengah kejuruan yang memang lulusan SMK diorientasikan untuk siap memasuki dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pertama perencanaan strategi pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya, kedua implementasi startegi pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya, ketiga evaluasi strategi pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.

Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena mengenai pengelolaan unit usaha di sekolah ini, berupa bagaimana perencanaan unit usaha yang dikelola oleh sekolah ini serta bagaimana startegi pengelolaan itu dilakukan agar unit usaha tersebut dapat berjalan sebagaimana tujuan yang telah ditentukan dan bagaimana evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pengelolaan unit usaha sekolah sehingga mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa.

Dalam penelitian ini diperoleh temuan-temuan, bahwasanya di SMK Negeri 1 Surabaya memiliki tujuh unit usaha, dalam perencanaan strategi pengelolaannya dilakukan secara matang dan pengelolaannya menggerakkan semua anggota unit usaha pada masing-masing bidangnya untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Strategi pengelolaan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah semuanya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan menggerakkan semua stakeholder yang dimiliki sehingga jika terjadi hambatan semua bisa diatasi dengan mudah. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana jiwa kewirausahaan tumbuh dan berkembang pada diri siswa.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI. ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI . ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Penelitian ... 10

F. Penelitian Terdahulu ... 11

(8)

H. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II : KAJIAN TEORI A. Unit Usaha Sekolah 1. Pengertian Unit Usaha Sekolah ... 20

2. Tujuan Unit Usaha Sekolah ... 22

3. Manfaat Unit Usaha Sekolah ... 23

4. Bentuk-bentuk Unit Usaha Sekolah ... 24

B. Strategi Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan ... 26

2. Tujuan Pengelolaan ... 27

C. Jiwa Kewirausahaan ... 28

D. Evaluasi (evaluation) ... 29

E. Sekolah Menengah Kejuruan ... 31

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Objek Penelitian ... 33

C. Lokasi Penelitian ... 34

D. Sumber Data ... 34

E. Metode Pengumpulan Data ... 35

F. Keabsahan Data ... 37

G. Analisis Data ... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 42

B. Deskripsi Subjek ... 60

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

(9)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... . 102 B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan potensi bangsa Indonesia yang mampu membangun dirinya dan bertanggung jawab pada pembangunan bangsa, baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara. Upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting yang berperan dalam peningkatan SDM dan peningkatan kecerdasan bangsa.

Perubahan sistem pendidikan yang terjadi di Indonesia dari waktu ke waktu bertujuan untuk memasuki era globalisasi, dimana dalam masa globalisasi diwarnai oleh persaingan tenaga kerja yang semakin ketat. Persaingan kualitas SDM menyakup semua sektor kehidupan, seperti sektor pendidikan maupun sektor industri. Sektor pendidikan dan sektor industri mempunyai peran yang sama yaitu sama-sama menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu yang dapat bersaing di pasaran dengan membutuhkan tenaga kerja produktif dari hasil tamatan yang berkualitas dan terampil di bidangnya.

(11)

pendidikan kini telah berubah dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu hal terpenting. Hal ini berdampak terhadap semakin banyaknya sekolah yang menawarkan layanan pendidikan yang di inginkan oleh para konsumen. Namun banyaknya sekolah ini juga berdampak terhadap semakin besarnya anggaran pemerintah yang harus di keluarkan pada bidang pendidikan demi memberikan hak belajar terhadap masyarakatnya. Namun pihak sekolah seharusnya tidak serta merta menjadikan dana bantuan pemerintah ini sebagai dana pemasukan utama, dimana seharusnya ada pemasukan-pemasukan dari pihak lain, misalnya dari para donatur atau bahkan dengan mendirikan usaha sendiri.

Berdasarkan tuntutan kebutuhan sekolah tersebut, terutama kebutuhan pengembangan pembelajaran yang membutuhkan biaya yang relatif besar, sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Akan tetapi, sekolah harus melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila manajemen sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan menjadikan kreativitas sekolah sebagai andalan utama. Garner mengungkapkan adanya pengaruh langsung ataupun tidak langsung dalam meningkatkan perolehan keuangan sekolah, yaitu praktik pembukuan yang sesuai dengan akuntansi

(12)

vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola sekolah (open systems), dan manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah (sitebased management).1

Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, serta sumber lain, misalnya hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas. Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat atau pun pemerintah kabupaten/kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten/kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang ada, pada tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) yang bersumber dari dana masyarakat.2

Berdasarkan Angka pengangguran di Indonesia terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) pada bulan februari 2015

(13)

jumlah pengangguran mencapai 7,4 juta jiwa, angka ini mengalami kenaikan dari bulan agustus 2014 sebesar 210 ribu jiwa, peningkatan pengangguran terjadi pada lulusan S1, D3, SMK dan SMA.3 Menurut Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani seperti dikutip berita viva mengatakan bahwa jumlah wirausaha Indonesia hanya 1,6%, padahal menurut standar Internasional, jumlah wirausahawan yang ideal di tiap negara minimal 2% dari total jumlah penduduk. Mengingat pentingnya kewirausahaan maka jiwa wirausaha perlu ditanamakan sedini mungkin. Penanaman jiwa wirausaha tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran di pendidikan formal.4 Pendidikan formal merupakan salah satu alternatif terbaik, sebagai pembekalan bagi para generasi muda penerus bangsa untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan juga bekal keterampilan dalam berwirausaha.

Sekolah sudah saatnya menggali kreatifitasnya dalam bidang usaha demi meningkatkan kualitas pendidikan pada lembaganya, karena usaha ini akan sangat berguna jika benar-benar dikelola dengan baik. Dengan mendirikan usaha tentunya sekolah akan menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa harus selalu bergantung terhadap asupan-asupan dana dari luar. Terlebih jika sekolah tersebut berorientasi pada kerja seperti sekolah menengah kejuruan,

3Munawwirotul Aimmah, Pendidikan Keterampilan Dalam Menumbuhkan Pribadi Wirausaha,

(Tesis, Pascasarjana Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, 2015), 47.

(14)

tentu usaha ini juga bisa dijadikan sebagai praktik langsung para siswanya dalam mengamalkan ilmunya. Contohnya SMK yang mempunyai jurusan tata boga bisa langsung membuka usaha toko kue di dekat sekolahnya, ini akan sangat-sangat memberikan keuntungan yang cukup besar, baik bagi siswa maupun bagi sekolah.

Tugas utama dari lembaga pendidikan memang mencetak para generasi bangsa yang mempunyai luas dalam bidang keilmuan, namun hal ini tentunya tidak bisa dijadikan alasan oleh pihak sekolah untuk tidak memperhatikan terhadap pengadaan usaha. Fakta yang ada memang sekolah masih kurang memperhatikan hal ini dimana masih sebagian kecil sekolah yang sudah mempunyai usaha sendiri, entah memang di karenakan kurangnya pengetahuan pihak lembaga dalam mengelola suatu usaha atau mungkin memang belum adanya sebuah wacana untuk mendirikan usaha tersebut.

(15)

usaha yang notabenenya untuk praktik sekaligus pemasukan dana masih belum ada.

Mendirikan usaha memang tidak mudah karena usaha perlu perhatian khusus dari pihak sekolah. Sebuah usaha memerlukan suatu pengelolaan dari pihak-pihak tertentu yang akan ditunjuk oleh sekolah. Usaha akan berjalan dengan baik apabila memiliki manajemen yang baik yaitu perencanaan, perlaksanaan, pengawasan, dan evaluasi yang baik pula. Adanya usaha sebenarnya sangat menguntungkan bagi pihak sekolah, maupun siswanya karena usaha tersebut bagi siswa khususnya siswa SMK yang diharapkan mampu melatih percaya diri untuk langsung praktik pada dunia kerja bahkan lebih-lebih siswa diharapkan mampu mendirikan usaha sendiri (berwirausaha).

Rasulullah yang merupakan manusia dengan tingkat ibadah yang tinggi ternyata juga seorang wirausahawan yang sukses. Pandangan yang tegas mendorong manusia untuk mengembangkan semangat berwirausaha (etos kerja). Bersumber pada firman Allah SWT pada Q.S. Ar-Rad (13:11) sebagaimana berikut:5

5Siti Inayatul Faizah, Kewirausahaan dalam Perspektif Agama dan Budaya, (Jakarta: Mitra

(16)

ام رّيغي ا ّّ ّنإ ّّ رْمأ ْنم هنوظفْحي هفْ خ ْنم هْي ي نْيب ْنم تابّقعم هل

ْم ل ام هل ّدرم اف اءوس ْوقب ّّ دارأ ا إ ْم سفْنأب ام ا رّيغي ىّتح ْوقب

ْنم هن د ْنم

لا

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa kehidupan seseorang tidak akan berubah tanpa ada usaha dari pelakunya sendiri untuk bisa membuat perubahan-perubahan yang lebih baik. Secara emplisit juga menyebutkan bahwa kita sebagai manusia sangat menganjurkan untuk bekerja keras yang berkaitan dengan kemandirian dan tidak mudah menyerah.

(17)

menyiapkan tamatan yang siap berwirausaha. Karakteristik wirausaha di SMK perlu dikondisikan baik melalui jalur kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Sehingga diharapkan dengan kondisi lingkungan yang menerapkan karakteristik wirausaha, siswa menjadi terbiasa untuk menerapkannya dan pada akhirnya akan menjadi karakter pribadi siswa.

SMK Negeri 1 Surabaya adalah salah satu sekolah yang bernaung dibawah Kementrian Pendidikan Nasional yang terletak di Jalan SMEA No.4 Wonokromo Surabaya.6 SMK Negeri 1 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang telah memiliki unit usaha sendiri, dengan adanya unit usaha membuat sekolah tersebut menjadi lebih mandiri sehingga tidak bergantung pada bantuan operasional pemerintah juga sumbangan-sumbangan dari wali murid, unit usaha tersebut juga menjadi peluang bagi siswa untuk ikut serta dalam mengelola unit usaha sekolah. Hal ini yang menjadi alasan bagi peneliti untuk lebih jauh menelitinya karena objek penelitian ini adalah unit usaha yang dimiliki dan keikutsertaan siswa dalam mengelola unit usaha tersebut. Dari paparan diatas untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan judul: Pengelolaan Unit Usaha Sekolah Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan penulis, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya? 2. Bagaimana implementasi pengelolaan unit usaha sekolah dalam

mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya? 3. Bagaimana bentuk evaluasi sekolah dalam mengembangkan jiwa

kewirausahaan siswa melalui pengelolaan unit usaha yang dimiliki SMK Negeri 1 Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya. 2. Untuk mendeskripsikan implementasi pengelolaan unit usaha sekolah

dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan munculnya manfaat dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan teori, khususnya dalam strategi sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa melalui unit usaha yang di miliki oleh sekolah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan dalam upaya mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa melalui unit usaha yang dimiliki oleh sekolah.

E. Batasan Penelitian

(20)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Pengelolaan Unit Usaha Sekolah Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa di SMK Negeri 1 Surabaya telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Eva Nur Fatimatuz Z yang berjudul Strategi Pengelolaan Usaha Koperasi pada tahun 2006. Hasil penelitian yang ditulis oleh Eva Nur Fatimatuz Z membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam mengelola koperasi.7 Selain itu ia juga menitik beratkan penelitiannya hanya pada usaha koperasi di sekolah tersebut bukan pada usaha-usaha yang lain.

Begitu juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Haryanti yang berjudul Strategi Pengelolaan Pemasaran Produk Minimarket pada tahun 2006, membahas tentang bagaimana strategi pengelolaan dalam pemasaran produk minimarket tersebut.8 Hal ini peneliti lakukan guna menekankan bahwa penelitian yang peneliti lakukan tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dengan kata lain hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu meskipun tidak menutup kemungkinan ada poin-poin yang sama.

7Eva Nur Fatimatuz, Strata Skripsi: Strategi Pengelolaan Usaha Koperasi: (Skripsi, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabya, 2006).

(21)

G. Definisi Konseptual

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul, serta memudahkan pembaca memahaminya, maka penulis perlu menjelaskan penegasan dalam judul tersebut. Adapun judul proposal ini adalah

“Pengelolaan Unit Usaha Sekolah dalam Mengembangkan Jiwa

Kewirausahaan Siswa di SMK Negeri 1 Surabaya”. Adapun rincian definisinya

adalah sebagai berikut: 1. Unit Usaha Sekolah

Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.

Berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan yang diatur dalam Undang-undang ini. Usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:9

a. Sistem pembukaan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukaan standar. Kadang kala

(22)

pembukaan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai usaha kerjanya

b. Modal terbatas

c. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih cenderung terbatas

Unit produksi atau unit usaha sekolah ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional. Karena unit produksi adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola secara akademis atau bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha.10

2. Pengelolaan (Management)

Pengelolaan (management) menurut David adalah Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.

Pengelolaan menurut Hunger dan Wheelen (2003) adalah Serangkaian tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan

10Sri Lestari, Strata Skripsi: Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah (Surakarta: Universitas

(23)

dalam jangka panjang. Pengelolaan di definisikan sebagai kumpulan keputusan dan tidakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Sebagai suatu proses, pelaksanaan pengelolaan

(management) terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perumusan, tahap implementasi, tahap evaluasi. Untuk merumuskannya diperlukan aktivitas-aktivitas yang meliputi:11

a. Pengembangan misi

b. Pengenali peluang dan ancaman eksternal c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan internal d. Menetapkan objektif jangka panjang

e. Menghasilkan strategi alternatif, dan menetapkan strategi pokok yang perlu di implementasikan.

3. Jiwa Kewirausahaan

Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa

yang dimiliki baru dilakukan “usahawan” atau “wiraswasta”. Istilah

kewirausahaan merupakan padanan kata dari enterpreneuship dalam bahasa Inggris. Kata enterprenuership sendiri sebenarnya berawal dari

(24)

bahasa Perancis yaitu ’entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha (Suryana dan Bayu, 2010: 24).

Menurut Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian unuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreatifitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jiwa wirausaha adalah adanya keinginan dari seseorang itu sendiri dalam menyalurkan kreativitas yang dimiliki sehingga dapat dijadikan sebagai lahan untuk mencari penghasilan dengan membangun sebuah usaha baru secara mandiri.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan element atau fungsi terakhir dalam berjalannya sebuah manajemen. Jika dilihat secara harfiah, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk penilaian, baik itu dalam dunia pendidikan ataupun mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan lainnya.

(25)

something, yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.12

Evaluasi dalam dunia pendidikan diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur.13

Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai dengan resepsi teori yang dianut, ada beberapa macam cara untuk melakukan evaluasi. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:

1) Memfokuskan evaluasi 2) Mendesain evaluasi 3) Mengumpulkan evaluasi 4) Menganalisis informasi 5) Melaporkan hasil evaluasi

6) Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi.

Sehingga dapat disimpulkan evaluasi adalah proses yang dilakukan untuk mengukur atau mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan.

(26)

5. Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Hamalik (1994: 3) Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Menurut Bradley dan Friendenberg (1987) dalam Wena (1996: 2) bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan training atau retraining mengenai persiapan siswa dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk benar-benar bekerja, memperbaharui keahlian dan pengembangan lanjut dalam pekerjaan. Sedangkan menurut Djojonegoro (1988) dalam Wena (1996: 2) menyatakan bahwa definisi pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan orang agar mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang lainnya.

(27)

bidang keahlian dimana siswa mempelajari bidang yang dipilih. Sebagai upaya mempersiapkan siswa sebagai sumbar daya manusia yang mampu bersaing, berkompetensi, dan mengetahui ilmu pengetahuan teknologi agar tidak kalah bersaing dengan orang asing.

H. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis menyusun sistematika pembahasan yang terdiri dari :

Bab pertama, adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, penelitian terdahulu, definisi konseptual, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, memuat kajian teori yang berisi kajian teori mengenai pengertian unit usaha, tujuan unit usaha, bentuk-bentuk unit usaha, pengelolaan unit usaha, tujuan pengelolaan unit usaha, pengertian evaluasi, pengertian jiwa kewirausahaan, pengertian sekolah menengah kejuruan.

Bab ketiga, menjelaskan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.

(28)

SMK Negeri 1 Surabaya, struktur organisasi unit usaha, perencanaan pengelolaan unit usaha, implementasi pengelolaan unit usaha, bentuk evaluasi pengelolaan unit usaha, pembahasan hasil penelitian, serta analisis data.

(29)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Unit Usaha Sekolah

1. Pengertian Unit Usaha Sekolah

Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.

Berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan yang diatur dalam Undang-undang ini. Usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:1

a. Sistem pembukaan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukaan standar. Kadangkala pembukaan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai usaha kerjanya

b. Modal terbatas

(30)

c. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih cenderung terbatas

Unit produksi atau unit usaha sekolah ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional. Karena unit produksi adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola secara akademis/bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha.2 Tujuan dilaksanakannya kegiatan produksi di sekolah yaitu:

1. Sarana pelatihan berbasis produksi bagi siswa

2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa 3. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan

biaya-biaya operasional lainnya

4. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas produktif dan kesejahteraan bagi guru dan siswa

5. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek siswa

6. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi di kalangan siswa, guru, dan manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam

2

(31)

menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta masyarakat luas.

2. Tujuan dilaksanakannya unit usaha sekolah

Setiap kegiatan yang kita lakukan selalu memiliki tujuannya masing-masing, begitu pula dengan sekolah-sekolah yang memiliki unit usaha sendiri. Dibalik terlaksananya unit usaha tersebut pastilah ada tujuan yang ditanamkan oleh pihak sekolah, adapun tujuan dilaksanakannya unit usaha sekolah, yaitu:3

a. Sarana pelatihan berbasis produksi bagi siswa

b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa c. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan

biaya-biaya operasional lainnya

d. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas produktif dan kesejahteraan bagi guru dan siswa

e. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek siswa

f. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dikalangan siswa, guru, dan manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta masyarakat luas.

(32)

3. Manfaat Unit Usaha Sekolah

Dikmenjur (1997) merumuskan manfaat penyelenggaraan dan pengelolaan unit usaha sekolah adalah sebagai berikut:4

a. Manfaat edukatif

1) Meningkatkan pengetahuan siswa, guru, dan karyawan 2) Meningkatkan keterampilan siswa, guru, dan karyawan

3) Meningkatkan kemampuan berorganisasi warga sekolah dalam bidang usaha

4) Melatih disiplin dan inofatif

5) Melatih siswa dalam memberikan jasa pelayanan 6) Menambah intensitas belajar siswa

7) Membantu pelaksanaan PSG 8) Mengikuti perkembangan IPTEK b. Manfaat ekonomis bagi warga sekolah

1) Meningkatkan penghasilan bagi guru dan karyawan

2) Meningkatkan kesejahteraan bagi siswa, guru, dan karyawan 3) Menciptakan lapangan kerja bagi warga sekolah

c. Manfaat ekonomis bagi sekolah

1) Meningkatkan pendapatan sekolah menuju kearah mandiri 2) Menambah sumber biaya perawatan fasilitas sekolah

(33)

3) Menambah sumber biaya operasional pendidikan di sekolah 4) Menambah jumlah fasilitas belajar mengajar di sekolah 4. Bentuk-bentuk Unit usaha Sekolah

Unit usaha di sekolah tentunya sangat bermacam-macam, berikut ini merupakan bentuk-bentuk unit usaha sekolah, diantaranya:

a. Kantin, pengelolaan kantin tentunya memiliki banyak manfaat bagi warga sekolah, berupa tersedianya makanan yang bergizi, harga terjangkau oleh warga sekolah, juga memiliki nilai bisnis yang menguntungkan bagi warga sekolah. Hasil dari penjualan dan sewa tempat penjualan dikumpulkan sehingga menjadi sumber rutin yang di terima pihak sekolah.5

b. Koperasi, adanya koperasi sekolah di samping memiliki manfaat tersedianya kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau oleh warga sekolah. Koperasi juga memiliki nilai bisnis yang menguntungkan bagi sekolah. Berkaitan dengan kebutuhan siswa, usaha koperasi bisa berupa toko yang menyediakan seragam sekolah, percetakan, alat tulis, dan kebutuhan belajar lainnya. Berkaitan dengan kebutuhan guru, koperasi menyediakan seragam guru, alat tulis, dan kebutuhan rumah tangga, misalnya penyediaan sembako dan kebutuhan lainnya. Selain toko yang menyediakan kebutuhan siswa dan guru, koperasi juga bisa mengelola

(34)

usaha simpan pinjam dengan suku bunga yang lebih rendah dari pada suku bunga di bank agar guru dan pegawai sekolah tertarik serta merasa di untungkan dengan adanya koperasi di sekolah. Usaha kavling tanah dan perumahan juga bisa diusahakan oleh sekolah jika memang sekolah mampu melakukannya. Untuk itu, pengurus koperasi harus bekerja sama dengan perbankan agar diperoleh modal yang sesuai kebutuhan. Pengelolaan koperasi sekolah yang efektif harus memperhatikan hal-hal berikut:

1) Tempat koperasi strategis di dalam sekolah, yang memudahkan warga sekolah untuk mengunjunginya, serta dapat terpantau oleh pengelola sekolah.

2) Bangunan koperasi didesain secara baik, indah, bersih, nyaman sehingga menyenangkan pengunjungnya.

3) Ragam barang yang dijual di koperasi bervariasi sesuai kebutuhan pembeli dan berkualitas baik, namun harganya tidak mahal dan sesuai dengan standar pembukuan koperasi. Hasil usaha koperasi dikumpulkan sehingga menjadi sumber dana rutin yang diterima pihak sekolah.6

c. Jasa antar jemput bagi siswa, bisa juga dilakukan bagi sekolah yanglokasinya jauh dari jalur transportasi umum, meskipun anak

(35)

SMA/SMK kurang berminat menggunakannya, akan tetapi tidak ada salahnya jika sekolah mencoba peruntungan tersebut.

d. Minimarket, Menurut Hendri ma’ruf minimarket atau toko kelontong adalah toko yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli toko atau warung. Minimarket ini juga bisa dilakukan bagi sekolah terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mempunyai jurusan pemasaran. Jadi peserta didik bisa dengan mudah melakukan praktik di sekolah.

e. Hotel, adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy dan bertujuan komersional.7 Hotel ini masih jarang sekali ditemukan di dalam unit usaha sekolah, karena pembangunan sebuah hotel harus memiliki dana yang cukup besar.

B. Pengelolaan (Management)

1. Pengertian Pengelolaan (management)

Pengelolaan (management)) menurut David adalah Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi

(36)

mampu mencapai obyektifnya. Pengelolaan menurut Hunger dan Wheelen (2003) adalah Serangkaian tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Pengelolaan di definisikan sebagai tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran.

Sebagai suatu proses, pelaksanaan pengelolaan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perumusan / perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi. Untuk merumuskanys diperlukan aktivitas-aktivitas yang meliputi:8

a. Pengembangan misi

b. Pengenali peluang dan ancaman eksternal c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan internal d. Menetapkan objektif jangka panjang

e. Menghasilkan strategi alternatif, dan menetapkan strategi pokok yang perlu di implementasikan.

2. Tujuan Pengelolaan

Adapun tujuan dari pengelolaan, diantaranya seperti dibawah ini: a. Untuk menjalankan dan mengevaluasi strategi yang telah di pilih secara

efektif dan secara efisien.

(37)

b. Untuk mengevaluasi kinerja, meninjau, mengkaji ulang, malakukan penyesuaian dan mengoreksi jika terdapat kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan strategi.

c. Untuk memperbaharui strategi yang dirumuskan supaya sesuai dengan perkambangan lingkungan eksternal.

d. Untuk meninjau kembali dari kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bisnis yang ada.

e. Untuk dapat melakukan inovasi atas produk atau barang supaya sesuai dengan selera dari konsumen.

C. Jiwa Kewirausahaan

Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru

dilakukan “usahawan” atau “wiraswasta”. Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari enterpreneuship dalam bahasa Inggris. Kata

enterprenuership sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Perancis yaitu

entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha (Suryana dan Bayu, 2010: 24).

(38)

sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh.

Menurut Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian unuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jiwa wirausaha adalah adanya keinginan dari seseorang itu sendiri dalam menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sehingga dapat dijadikan sebagai lahan untuk mencari penghasilan dengan membangun sebuah usaha baru secara mandiri.

D. Evaluasi (Evaluation)

(39)

process to determining the value of something, yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.9

Evaluasi dalam dunia pendidikan diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur.10 Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai dengan resepsi teori yang dianut, ada beberapa macam cara untuk melakukan evaluasi. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:

1) Memfokuskan evaluasi 2) Mendesain evaluasi 3) Mengumpulkan evaluasi 4) Menganalisis informasi 5) Melaporkan hasil evaluasi

6) Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi.

Sehingga dapat disimpulkan evaluasi adalah proses yang dilakukan untuk mengukur atau mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan.

(40)

E. Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Hamalik (1994:3) Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secaranya nyata dalam kehidupan masyarakat. Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan.

Menurut Bradley dan Friendenberg (1987) dalam Wena (1996:2) bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan training atau retraining mengenai persiapan siswa dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk benar-benar bekerja, memperbaharui keahlian dan pengembangan lanjut dalam pekerjaan. Sedangkan menurut Djojonegoro (1988) dalam Wena (1996: 2) menyatakan bahwa definisi pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan orang agar mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang lainnya.

(41)
(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.1

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peneliti di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat agar data yang diperoleh lebih baik. Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.2

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif, dimana penelitian tersebut nantinya akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Krik dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu ilmu pendidikan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan para

1Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), 4.

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

(43)

manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.3

Penelitian deskriptif berusaha mendiskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada, proses yang sedang berlangsung, akibat atas efektifitas yang sedang berlangsung). Penelitian deskriptif dimaksud untuk memperoleh informasi suatu gejala dan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan itu dilakukan. Dalam penelitian ini tidak ada perlakuan yang diberikan atau yang dikendalikan dalam perolehan data dilapangan. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kondisi "apa yang ada" dalam suatu situasi. Penelitian deskriptif tidak diarahkan untuk menguji hipotesis sehingga penelitian ini bersifat non hipotesis.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa penulis menggunakan metode tersebut, karena menghasilkan gambaran yang secermat mungkin mengenai pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengelolaan unit usaha sekolah dan jiwa kewiraushaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya khususnya dalam bidang

3Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Pusda Karya, 1998),

(44)

minimarket dan hotel. Unit usaha tersebut tentunya memiliki struktur organisasi seperti kepala unit usaha, wakil, sekretaris, bendahara dan seterusnya. Sekolah tentunya juga memiliki program yang ditujukan untuk membantu mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, seperti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surabaya yang terletak di Jalan SMEA No.4 Wonokromo Surabaya.

D. Sumber Data

Sumber data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.4 Sumber data juga bisa di definisikan sebagai subjek darimana data diperoleh. Adapun sumber data yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data pertama yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat untuk yang pertama kali oleh peneliti. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah data tentang strategi pengelolaan unit usaha sekolah dan strategi sekolah dalam mengembangkan jiwa

4P. Joko Subagyo, Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta,

(45)

kewiraushaan siswa. Data ini diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan beberapa narasumber, diantaranya: kepala sekolah, ketua unit usaha sekolah, waka kurikulum, dan narasumber lain yang ada kaitannya dengan penelitian.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data yang diperoleh adalah data tentang unit usaha sekolah dan strategi sekolah dalam mengembangkan jiwa kewiraushaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya, yang meliputi: sejarah berdirinya, visi misinya, struktur organisasinya, jumlah siswanya, macam-macam unit usahanya, dan data-data yang ada kaitannya dengan penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh nya data obyektif. Dalam pengumpulan data ini, penulis berusaha untuk dapat memilih dan menggunakan teknik yang sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:

1. Metode Interview (Wawancara)

(46)

sekolah dalam mengembangkan jiwa kewiraushaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu gabungan dari wawancara bebas dan terpimpin. Pewawancara hanya membuat pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi dan kondisi, sehingga pewawancara harus pandai mengarahkan narasumber apabila keluar dari pokok bahasan. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada kepala pengurus unit usaha tentang apa saja unit usaha yang dimiliki SMK Negeri 1 Surabaya? bagaimana pengelolaannya? Siapa saja yang mengelola? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang ada kaitannya dengan penelitian. Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri.

2. Metode Observasi

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada objek penelitian. Metode observasi adalah suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Peneliti menggunakan metode ini

5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

(47)

untuk mengamati secara langsung terkait implementasi strategi pengelolaan unit usaha sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Surabaya secara mendalam.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang peneliti gunakan. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen berupa tulisan, dokumen, catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, selama proses penelitian itu dilakukan.6

Dengan metode ini, peneliti bisa mengkaji dan membuktikan secara langsung strategi apa yang digunakan lembaga pendidikan tersebut. Manfaat metode ini, peneliti bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang memperkuat apa yang telah di wawancara dan diamati. Jadi disini, tidak ada dugaan mengada-ada data ketika di sertai dengan wujud nyata penelitian.

F. Keabsahan Data

Agar data ini benar-benar bisa di pertanggung jawabkan maka dalam penelitian kualitatif di butuhkan teknik pengecekan keabsahan data, sehingga

6Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

(48)

memperoleh tingkat keabsahan data. Teknik untuk memeriksa keabsahan data antara lain:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek. Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati.7

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara

7Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

(49)

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. c. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dibedakan menjadi empat macam, yakni:

1) Trianggulasi data (date trianggulation) atau trianggulasi sumber adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis.

2) Trianggulasi peneliti (investigator trianggulation) adalah hasil peneliti baik data maupun simpulan menngenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

3) Trianggulasi metodologis (methodological trianggulation) jenis trianggulasi bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

(50)

Dalam trianggulasi data atau sumber, peneliti menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulakan data dengan permasalahan yang sama. Artinya bahwa data yang ada dilapangan diambil dari beberapa sumber penelitian yang berbeda-beda dan dapat dilakukan dengan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan dan orang berada.

e. Membandingkan hasil awal wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Penelitian menggunakan teknik wawancara, pada saat yang lain menggunakan teknik observasi dan dokumentasi, penerapan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda ini sedapat mungkin untuk menutupi kelemahan atau kekurangan sehingga data yang diperoleh benar-benar akurat.8

(51)

G. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut, menurut Patton sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.9

Pada teknik ini peneliti berusaha untuk mengorganisir dan mengklarifikasikan sesuai dengan rumusan permasalahan penelitian. Serta kerangka penelitian kualitatif yang merupakan gambaran situasi dan kondisi dari latar belakang secara menyeluruh. Analisa data pada dasarnya adalah upaya untuk mengklarifikasi dan menata data secara sistematis yang merupakan hasil observasi, wawancara untuk pemahaman peneliti, serta mengajukan sebagai temuan bagi orang lain. Adapun tahapan-tahapan penganalisisan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Editing

Yaitu meneliti kembali catatan (data) yang ada. Baik dari segi kelengkapan ketercapaian, penjelasan makna kesesuaian satu sama lainnya, relevansi dan keseragaman data.

9Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Pusda Karya, 1998),

(52)

2. Pengorganisasian Data

Yaitu pengaturan data yang telah diperiksa dengan sedemikian rupa sehingga tersusun bahan-bahan atau data-data untuk merumuskan masalah yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

3. Penganalisaan Data

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Sekolah

a. NPSN : 20532205

b. Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Surabaya c. Tanggal Pendirian : 13 Oktober 1950

d. Status Sekolah : Negeri

e. Kepala Sekolah : Drs. Bahrun, ST. MM

f. Alamat : Jl. SMEA No.4 Wonokromo-Surabaya g. Telp/fax : 031-8292038,031-8292039

h. Email : info@smkn1-sby.sch.id i. Website : http://www.smkn1-sby.sch.id 2. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Surabaya

SMK Negeri 1 Surabaya merupakan sekolah menengah kejuruan yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Sekolah yang beralamatkan di Jl. SMEA No. 4, Wonokromo ini dulunya dikenal

dengan nama ”Sekolah Dagang Menengah DR. Soetomo Surabaya”

(54)

masing-masing memiliki 3 jurusan, yaitu; Tata Buku, Tata Usaha, dan Koperasi. Pada tahun 1979 SMEA Negeri Surabaya dikembangkan menjadi SMEA Pembina dengan lama pendidikan 4 tahun (3 tahun + 1 tahun). Namun dalam perkembangannya, program 4 tahunan tersebut kurang diminati oleh masyarakat. Maka pada Mei 1981 diputuskan bahwa semua SMEA melaksanakan 1 jenis kurikulum

yaitu program 3 tahun pelajaran, dan istilah “Pembina” tidak lagi

digunakan.

Setelah melewati proses yang cukup panjang, tepat pada tanggal 7 maret 1997 sehubungan dengan di keluarkannya surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor: 036/0/1997 tentang perubahan nomer klatur SMKTA menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Dengan demikian, SMEA Negeri1 Surabaya telah resmi berubah menjadi SMK Negeri 1 Surabaya. Seiring berjalannya waktu, SMK Negeri 1 Surabaya mencapai prbaikan yang berkesinambungan merujuk pada ISO 9001:2000, berkembang pesat dan semakin diminati oleh masyarakat, keindahan gedung SMK Negeri 1 Surabaya bias dilihat pada halaman lampiran gambar 1.1

(55)

rujukan sekolah kejuruan nasional maupun internasional yang alumninya dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu kejuruan agar tetap terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal tersebut diharapkan agar SMK Negeri 1 Surabaya tetap menjadi pilihan masyarakat dalam mengenyam pendidikan putra dan putrinya. SMK Negeri 1 Surabaya juga telah menembus sekolah internasional yang menggunakan bahasa asing dan bekerja sama dengan sekolah dan lembaga-lembaga yang ada di luar negeri. 3. Letak Geografis

SMK Negeri 1 Surabaya terletak di Jalan SMEA No.4 Wonokromo Surabaya dan di sebelah barat terdapat yayasan Khodijah dan sebelah selatan terdapat Universitas NU Surabaya (UNUSA). Secara goegrafis posisi ini sangat menguntungkan dan representatif sebagai lembaga pendidikan hal ini di karenakan lokasi dekat:

a. Berada di tengah kota Surabaya yang mudah dijangkau dari segala penjuru kota.

b. Berada di lingkungan pusat perdagangan DTC (Darmo Trade Center), Mangga Dua dan Royal Plaza, 300 m dari flyover

mayangkara atau Jln. Ahmad Yani.

c. Berada didekat lingkungan pendidikan, perkantoran dan lingkungan bisnis.

(56)

SMK Negeri 1 Surabaya memiliki banyak program keahlian bagi peserta didik, yaitu:

a. Bidang Keahlian Bisnis Manajemen 1) Administrasi Perkantoran 2) Akuntasi

3) Marketing

b. Bidang Keahlian Tekhnologi Informasi dan Komunikasi 1) Multimedia

2) Teknik Komputer Jaringan 3) Rekayasa Perangkat Lunak

4) Teknik Produksi Program Pertelevisian 5) Desain Komunikasi Visual

c. Bidang Keahlian Pariwisata 1) Akomodasi Perhotelan

5. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surabaya

a. Kepala Sekolah : Drs. Bahrun, ST, MM. b. Komite Sekoah : R. Kusbianto

c. Koordinator Tata Usaha : Dra. Reviana Wasinanda, MM. d. Waka Humas : Siti Nurmala, S.Pd, MM. e. Waka Kesiswaan : Dra. Retno Pinesti, S. ST. f. Waka Sarpras : Wiyono, S.Pd.

(57)

6. Motto SMK Negeri 1 Surabaya

Pelayanan Profesional Kepuasan Pelanggan 7. Visi SMK Negeri 1 Surabaya

Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan berstandar Internasional yang tamatannya professional, budi pekerti luhur, berwawasan lingkungan serta mampu bersaing di era global.

8. Misi SMK Negeri 1 Surabaya

a. Menerapkan manajemen standar ISO dalam pengelolaan sekolah.

b. Meningkatkan Profesionalisme.

c. Meningkatkan mutu penyelenggara pendidikan.

d. Mengembangkan serta memberdayakan SMK bertaraf Internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global.

e. Mengembangkan kerjasama industri berskala nasional maupun internasional.

9. Kebijakan Mutu SMK Negeri 1 Surabaya

SMK Negeri 1 Surabaya mencapai perbaikan yang berkesinambungan berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dengan mendirikan pelayanan pendidikan kejuruan yang professional untuk:

(58)

b. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian siswa yang mampu bersaing secara global.

c. Menciptakan sistem pengajaran yang terstruktur dan terstandarisasi.

d. Membekali kecakapan hidup yang bermanfaat dalam memenuhi harapan pihak-pihak terkait dan peraturan perundang-undangan dengan menyediakan sarana dan prasarana serta meningkatkan sumber daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan teknologi.

10.Keadaan Fasilitas SMK Negeri 1 Surabaya

Kelengkapan fasilitas sekolah merupakan komponen yang sangat penting dan berperan aktif dalam pengembangan lembaga pendidikan, juga merupakan alat penunjang kegiatan belajar mengajar, SMK Negeri 1 Surabaya sendiri mempunyai beberapa fasilitas, berikut rinciannya:

TABEL 1.1

No Jenis Ruang Luas (m2) Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1 Ruang Kelas 30 x ( 8 x 8 ) Kondisi baik

2 Ruang TU 2 x ( 4 x 7 ) Kondisi baik

(59)

4 Ruang Meeting Terbatas 5 x 10 Kondisi baik

5 Ruang Audiovisual 9 x 12 Kondisi baik

6 Ruang Aula 15 x 20 Kondisi baik

7 Ruang UKS 4 x 8 Kondisi baik

8 Musholla 15 x 16 Kondisi baik

9 Ruang Tata Usaha 5 x 12 Kondisi baik

10 Lab KomputerAkuntansi 10 x 12 Kondisi baik

11 Lab ADM 8 x 12 Kondisi baik

12 Lab Akomodasi Perhotelan

15 x 20

Kondisi baik

13 Lab Multimedia 10 x 12 Kondisi baik

14 Lab RPL 8 x 12 Kondisi baik

15 Lab TKJ 8 x 10 Kondisi baik

16 Lab DKV 12 x 4 Kondisi baik

17 Studio Editing Film Indie 12 x 4 Kondisi baik

18 Ruang OSIS 9 x 4 Kondisi baik

(60)

20 Perpustakaan 15 x 20 Kondisi baik

21 Ruang Guru 16 x 12 Kondisi baik

22 Ruang BKK 4 x 4 Kondisi baik

23 Pantry 3 x 12 Kondisi baik

24 Kantin 10 x 12 Kondisi baik

25 Kantor Security 5 x 5 Kondisi baik

26 Parkir Guru - Kondisi baik

27 Parkir Siswa - Kondisi baik

28 Lapangan Olahraga 30 x 30 Kondisi baik

29 SMESA Mart - Kondisi baik

11.Keadaan Siswa

SMK Negeri 1 Surabaya memiliki 87 rombel yang terdiri dari kelas X, XI, XII di masing-masing kompetensi keahlian, berikut Jumlah siswa SMK Negeri 1 Surabaya yang terdaftar dalam tahun ajaran 2015-2016

TABEL 1.2

Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Surabaya

(61)
(62)

Agar unit usaha dapat berjalan dengan lancar, maka perlu menetapkan sistem organisasi yang baik, karena dapat menunjukkan pembagian antara tugas, wewenang, tanggung jawab dan kesempatan pegawai yang sesuai dengan keahliannya. Sebagaimana mestinya suatu usaha, unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya memiliki struktur organisasi tersendiri untuk membina pertumbuhan dan perkembangan serta memelihara kelancaran dan kelanjutan unit usaha tersebut. Struktur organisasi unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Usaha SMK Negeri 1 Surabaya

8. Administrasi Perkantoran

6 192 5 179 5 179

9. Pemasaran 3 93 2 82 2 72

Jumlah Siswa

1069 1009 964

3042

Drs. Endang Tjiptaningrum Ketua Unit Usaha Sekolah

Dra. Reviana W, MM Dra. Sulastri (A) Dra. Maria Goreti Sri H

Sekretaris Bendahara 1, staff BMS Bendahara 2

Drs. Suharto, MM Dra. Listut Endah, MM

(63)

13.Program SMK Negeri 1 Surabaya

Secara global kegiatan-kegiatan yang ada di SMK Negeri 1 Surabaya yang ditujukan untuk membantu upaya sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa antara lain sebagai berikut:

a. Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang sudah diatur, jelas dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses mendidik siswa. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung. Salah satu mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai upaya sekolah dalam mengembangkan jiwa wirausaha yaitu dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan serta mata pelajaran produktif masing-masing program keahlian, misalnya program keahlian akomodasi perhotelan maka mata pelajaran produktifnya ialah tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan bidang perhotelan.

Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan selain untuk menjadikan siswa menguasai kompetensi yang ditargetkan, juga Dra. Istikomah, MM Dra. Sri Minarmi Ricky Abdillah, S. St. Par

Staff Unit Pujasera Staff Unit Smesa Edu

Hotel Staff Unit Smesa

(64)

dirancang dan dilakukan untuk menjadikan siswa mengenal, menyadari atau peduli pada nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.1 Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat. 2. Berwirausaha dibidangnya. 3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya. 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

b. Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang sangat erat dan sangat menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler. Pelaksanaannya diluar kegiatan intrakurikuler, bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang ada, kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan rumah yang berhubungan dengan materi intrakurikuler. Dalam pelaksanaan kegiatan kokurikuler ini guru menugaskan kepada siswa berupa pekerjaan rumah yang berkaitan dengan mata pelajaran kewirausahaan, yaitu dengan praktik pembuatan suatu produk dalam pembelajaran kewirausahaan. Adapun hasil praktik siswa menjadi salah satu syarat penilaian.

c. Ekstrakurikuler

(65)

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran atau diluar kegiatan intrakurikuler, fungsi dari kegiatan ini adalah untuk menyalurkan atau megembangkan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, dapat bersosialisasi, mengisi waktu luang dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat dilaksanakan dengan baik, diantaranya: 1. Dalam pelaksanaan kegiatan hendaknya terdapat manfaat bagi siswa baik masa kini maupun masa depan. 2. Pelaksanaannya tidak mengganggu pembelajaran intrakurikulernya atau tidak membebani siswa. 3. Kegiatan yang dijalani hendaknya bermanfaat bagi lingkungan sekitar, alam, industri dan dunia usaha. Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar, SMK Negeri 1 Surabaya telah menyediakan beberapa jenis ekstrakurikuler bagi siswanya, antara lain:

TABEL 1.3

SKI Futsal

Hadrah Karate

BTQ Band

(66)

Pramuka Cheerleaders

PMR Karawitan

SBLH Tari Tradisional

Jurnalistik Club IT

Bola Volly Theater

Bola Basket English Debate

Sepak Takraw

d. Unit usaha atau unit produksi

(67)

Saat ini SMK Negeri 1 Surabaya telah memiliki tujuh macam unit usaha atau unit produksi, yaitu:

1) Gedung / aula 2) Bank mini sekolah

3) Elegant Production

4) Pujasera / kantin

5) Small Bisnis

6) Smesa mart 7) Smesa edu hotel

Ketujuh unit usaha tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi penuh dalam kegiatan belajar siswa, agar siswa bisa lebih mandiri dalam pembelajarannya menggelola unit usaha tersebut, dan tentunya siswa juga dituntut untuk bisa lebih berkembang.

e. Teaching Factory

(68)

yang telah dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan, konsepnya merupakan bentuk pengembangan dari sekolah kejuruan menjadi sekolah produksi.

f. Prakerin

Praktik kerja industri atau yang biasa disebut prakerin merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda yang merupakan inovasi pada program SMK. Menurut Soewarni dalam Made Wena (1996: 16) menyatakan bahwa pendidikan sistem ganda (magang) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan singkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian / keterampilan yang didapat melalui bekerja langsung di dunia kerja / industri, agar tercapai tingkat keahlian tertentu dan menumbuhkan sikap profesional.

(69)

teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. g. Kunjungan industri

Kunjungan industri merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan mengunjungi perusahaan menengah. Pada dasarnya kunjungan industri dilaksanakan untuk hiburan saja tetapi seiring berjalannya waktu maka kunjungan industri diperuntukkan untuk memenuhi tugas sekolah. Para siswa maupun siswi dapat mengenal lebih jauh tentang dunia usaha pada umumnya. Kunjungan industri diharapkan memberikan tambahan pengetahuan bagi siswa tentang dunia usaha, juga dapat memberikan motivasi ataupun semangat untuk mencoba terjun kedunia usaha setelah lulus sekolah nanti.

Pelaksanaan kunjungan industri di SMK Negeri 1 Surabaya dilaksanakan di semester 3 atau lebih tepatnya diawal kelas XI, biasanya perusahaan yang dikunjungi oleh rombongan siswa siswi SMK Negeri 1 Surabaya adalah PT. Pakerin yaitu salah satu pabrik kertas yang ada di Mojokerto, kemudian home industri pembuatan kain batik di Magetan, dan home industri

(70)

dan diakhiri dengan pembuatan laporan hasil kunjungan industri oleh siswa.

14.Tujuan Unit Usaha SMK Negeri 1 Surabaya

Tidak kalah pentingnya dengan struktur organisasi unit usaha, dalam pelaksanaannya suatu unit usaha memerlukan adanya tujuan yang hendak dicapai, agar dalam pelaksanaannya unit usaha tersebut dapat sesuai dengan apa yang di inginkan. Adapun tujuan unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya dapat dilihat sebagai berikut:

a. Sebagai sarana pelatihan peserta didik dalam berwirausaha b. Sebagai pendapatan biaya operasional sekolah

15.Faktor pendukung unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya a. Faktor internal

Dalam mengelola unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya didukung dengan adanya fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap sehingga memudahkan bagi pengelola untuk mengelolanya dan juga SDM yang cukup membanggakan, karena bisa mengelola sesuai bidangnya masing-masing.

b. Faktor eksternal

Adanya hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan adanya hubungan kerjasama yang baik dengan OMI waralaba.

(71)

Kurangnya penambahan modal karena hasil keuangan unit usaha digabung menjadi satu.2

b. Faktor eksternal

Adanya persaingan yang ketat dengan usaha disekitar sekolah.3

B. Deskripsi Subjek

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, mulai bulan Desember 2016 sampai bulan April 2017. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Surabaya, waktu kurang lebih 4 bulan ini mencakup pencarian subjek yang pantas dan berkompeten dalam kaitannya dengan Pengelolaan Unit Usaha Sekolah Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan dalam mendapatkan data di mulai dari observasi, wawancara, dan dokumen. Sedangkan dalam proses wawancara, penelitian mengambil beberapa informan yang dianggap kompeten dalam menghasilkan data yang relavan dengan judul penelitian. Berikut merupakan deskripsi Informan:

1. Informan 1 (disebut B)

Informan pertama yaitu B, B merupakan Kepala Sekolah di SMK Negeri 1 Surabaya.

2. Informan 2 (disebut ET)

2

Hasil wawancara dengan Dra.Endang Tjiptaningrum, ketua unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya (07-03-2017; 09:21 WIB).

Gambar

No TABEL 1.1 Jenis Ruang Luas (m2)
TABEL 1.2
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit Usaha SMK Negeri 1 Surabaya
SKI TABEL 1.3 Futsal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya pengukuran validitas dan reliabilitas diharapkan dapat menjadi panduan pengukuran dimensi yang sama terkait dengan upaya mengetahui keinginan dan

Menurut Anggraeni (2010), jumlah daun tanaman yang dinaungi lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman kontrol (tanpa naungan), hal tersebut merupakan efek dari

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. UNIVERSITAS

Teori dibelakang pemakaian antagonis untuk gangguan berhubungan dengan opiod adalah penghambatan efek agonis opiat, khususnya euphoria yang menjauhkan seseorang

Data yang akan dihitung dalam Markowitz Efficient Portfolio (MEP) adalah nilai standart deviasinya sebagai cerminan risiko menurut penjabaran teori portofolio Markowitz, hasil

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa buku Profil Kesehatan Kabupaten Lamongan Tahun 2016 dapat diterbitkan setelah beberapa lama proses dalam

>ambar 1 bertujuan men'eteksi antigen 'engan konsentrasi antibo'i )ang terbatas 'an mengunakan antigen serupa )ang 'ilabel sebagai kompetitorn)a... Assay kompleks