• Tidak ada hasil yang ditemukan

mekanisasi padi sawah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "mekanisasi padi sawah"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHI R

KAJI AN PEMANFAATAN PAKET TEKNOLOGI

MEKANI SASI PADI PADA LAHAN SAWAH

I RI GASI DENGAN KEPADATAN PENDUDUK

RENDAH DI PROVI NSI BENGKULU

YONG FARMANTA

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

2015

(2)

LAPORAN AKHI R

KAJI AN PEMANFAATAN PAKET TEKNOLOGI

MEKANI SASI PADI PADA LAHAN SAWAH

I RI GASI DENGAN KEPADATAN PENDUDUK

RENDAH DI PROVI NSI BENGKULU

Yong Farmanta

Wahyu Wibaw a

Taufik Hidayat

Yulie Oktavia

Herlena Bidi Astuti

Rahmat Oktavia

Robiyanto

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

2015

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah SWT, atas rahmat

dan hidayah-Nya laporan akhir tahun kegiatan kajian pemanfaatan paket

teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dengan kepadatan penduduk

rendahdiprovinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang progres

kegiatan kajian pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah

irigasi dengan kepadatan penduduk Bengkulu yang telah dilaksanakan selama

kurun waktu bulan April s.d. Desember tahun 2015.

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tersebut meliputi

koordinasi anggota tim, koordinasi dengan stakeholder, survey calon lokasi dan

calon petani, penetapan lokasi, sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan pengkajian.

Pelaksanaan kegiatan sampai dengan bulan Desember 2015 antara lain adalah

pembersihan lahan, pengolahan tanah dan penanaman.

Kajian pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah

irigasi dengan kepadatan penduduk rendah di provinsi Bengkulu, tidak dapat

terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP

Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan kegiatan. Tidak lupa

ucapan terima kasih ditujukan kepada rekan-rekan anggota tim yang telah

memberikan ide, kreativitas, dan dukungan tenaga sehingga kegiatan kajian

pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dengan

kepadatan penduduk rendah di provinsi Bengkulu dapat terlaksana dengan baik.

Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Kajian Pemanfaatan Paket Teknologi Mekanisasi Padi Pada Lahan Sawah I rigasi Dengan Kepadatan Penduduk Rendah di Provinsi Bengkulu.

2. Judul ROPP : Kajian Pemanfaatan Paket Teknologi Mekanisasi Padi Pada Lahan Sawah I rigasi Dengan Kepadatan Penduduk Rendah di Provinsi Bengkulu.

3. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 4. Alamat Unit Kerja : Jl. I rian Km. 6,5 Bengkulu 38119

5. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2015 6. Status Kegiatan (L/ B) : B (Baru)

7. Penanggung Jawab

a. Nama : Yong Farmanta, SP., M.Si b. Pangkat/ Golongan : Penata / I I I c

c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda

8. Lokasi : Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu 9. Agroekosistem : Lahan Sawah I rigasi

10. Tahun Mulai : 2015

11. Tahun Selesai : 2016

12. Output Tahunan : 1. I nformasi kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

2. I nformasi efektivitas dalam penerapan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu. 3. Umpan balik dari Stakeholdersdan

pengguna akhir terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

(5)

14. Biaya : Rp. 127.000.000,- (Seratus dua puluh tujuh juta rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. I r. Wahyu Wibawa, MP Yong Farmanta, SP., M.Si NI P. 19690427 199803 1 001 NI P. 19790116 200312 1 002

Mengetahui

Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu,

(6)

DAFTAR I SI

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Keluaran yang Diharapkan ... 4

I I . TI NJAUAN PUSTAKA ... 5

I I I . METODOLOGI ... 9

3.1. Lokasi Kegiatan dan waktu ... 9

3.2. Ruang Lingkup ... 9

3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan ... 10

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1. Pengujian kinerja teknispaket teknologi mekanisasi padi yang di rekomendasi denganpaket teknologi yang diperbaiki dan paket teknologi petani ... 21

4.2. Kajian efektivitas paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi ... 24

4.3. Kajian umpan balik dari petani dan stakeholders terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi... 26

V. KESI MPULAN DAN SARAN ... 29

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi

Bengkulu tahun 2015... 11

2. Nama Petani kooperator, Luas lahan dan Plot perlakuan ... 16

3. Peralatan mesin pertanian yang telah diadakan... 16

4. Peralatan mesin pertanian yang belum diadakan ... 16

5. Hasil analisis tanah lahan pengkajian ... 18

6. Tinggi tanaman padi masing-masing perlakuan ... 19

7. Jumlah anakan padi masing-masing perlakuan... 19

8. Hasil ubinan tanaman padi masing-masing perlakuan ... 20

9. Data kinerja teknis paket teknologi ... 22

10. Hasil analisa usaha tani masing–masing perlakuan ... 23

11. Respon petani kooperator terhadap alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bengkulu Utara... 24

12. Jadwal pelaksanaan ... 34

13. Pembiayaan ... 35

(8)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman

1. Hasil analisa usaha paket petani... ... 37

2. Hasil analisa usaha paket diperbaiki... ... 38

3. Hasil analisa usaha paket Rekomendasi... ... 39

4. Denah lokasi kegiatan... 40

5. Papan merek dan Plang Perlakuan ... 41

6. Gambar Alsintan dan spesifikasinya ... 42

(9)

RI NGKASAN

1 Judul RPTP

Judul ROPP

:

:

Kajian Pemanfaatan Paket Teknologi Mekanisasi Padi Pada Lahan Sawah I rigasi Dengan Kepadatan Penduduk Rendah di Provinsi Bengkulu.

Kajian Pemanfaatan Paket Teknologi Mekanisasi Padi Pada Lahan Sawah I rigasi Dengan Kepadatan Penduduk Rendah di Provinsi Bengkulu.

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu 4 Agroekosistem : Lahan Sawah I rigasi

5 Status (L/ B) : (B) Baru

6 Tujuan : 1. Mengkaji kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

2. Mengkaji efektivitas paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

3. Mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan pengguna akhir terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

7 Keluaran : 1. I nformasi kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

2. I nformasi efektivitas dalam penerapan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

3. Umpan balik dariStakeholdersdan pengguna akhir terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

(10)

proses panen padi dengan tingkat kehilangan/ losses yang rendah.

10 Prakiraan Dampak : Penggunaan I ndojarwo Transplan terdapat menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit melalui penanaman serentak dalam satu hamparan yang cukup luas.

Produksi padi meningkat akibat dari peningkatan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan lahan melalui peningkatan I ndeks Pertanaman (I P).

Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan petani melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja (pembuatan pesemaian, pemeliharaan bibit, pencabutan bibit, pengangkutan bibit pengangkutan bibit dan penanaman), dan peningkatan produksi (produktivitas dan I P). Power Weeder dapat mempermudah dalam penyiangan padi dengan inovasi teknologi baru yang ramah lingkungan, untuk meningkatkan Efesiensi lahan dan hasil sawah. I ndo Combine Harvester mampu mempermudah dan mempercepat proses panen padi dengan tingkat kehilangan/ losses yang rendah.

Penggunaan paket teknologi padi pada lahan sawah irigasi dapat meningkatkan produksi dan kualitas produksi padi melalui peningkatan indeks pertanaman, peningkatan produktivitas, ramah lingkungan, penurunan intensitas serangan OPT dan akselerasi proses panen. Peningkatan produktivitas dan kualitas berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani.

(11)

3paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi.

Permasalahan tekstur tanah, pengelolaan air, kedalam solum tanah, ukuran petak dan upaya pemecahan masalah yang dikaitkan dengan kemampuan dan kinerja (spesifikasi) mesin juga diidentifikasi. Analisis juga dilakukan pada sifat fisik, kimia dan mekanika tanah.

Analisis finansial dan sosial akan dilakukan dengan pencatatan analisis usahatani, perbedaan penggunaan tenaga kerja, serta penyebaran questioner pada saat temu lapang maupun sosialisasi.

Kajian ekonomi (efektivitas) dan sosial (persepsi) dalam penerapan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi akan dilakukan melalui pendekatan survey, menggunakan daftar pertanyaan yang memadukan data primer dan sekunder (kuisioner) dari responden serta data pengujian mesin di lapangan.

Respon dan umpan balik dari pengguna antara (petugas dan pengambil kebijakan) dan pengguna akhir dilakukan melalui survey dengan pengisian kuisioner. Sebagai responden adalah petugas dan stakeholders serta petani di lokasi/ kabupaten yang digunakan sebagai tempat pengujian paket teknologi mekanisasi padipada lahan sawah irigasi.

12 Jangka Waktu : 2 tahun (2015-2016)

(12)

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi merupakan komoditas utama dari subsektor tanaman pangan dan

berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi memberikan

kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati,

2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Dalam

rangka mencapai swasembada beras yang berkelanjutan, pada tahun 2011

pemerintah telah menetapkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional

(P2BN). I nstrumen yang digunakan dalam peningkatan produksi adalah: (1).

Perluasan areal (pencetakan sawah baru, optimalisasi lahan, dan peningkatan

I ndeks Pertanaman (I P); (2). Peningkatan produktivitas (penggunaan varietas

unggul, pemupukan, jajar legowo, pengendalian OPT: pendekatan Pengelolaan

Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT); (3). Rekayasa teknologi dan sosial

(Demplot, Demfarm dan SL-PTT).

Produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,3 ton GKG/ ha (BPS

Provinsi Bengkulu, 2012). Ada senjang hasil yang cukup tinggi (21,82% ) antara

produktivitas padi di Provinsi Bengkulu dengan produktivitaspadi secara

nasional. Senjang hasil dapat diperkecil dengan penerapan PTT.Ada 11

komponen PTT yang dapat diterapkan dalam sistem budidaya padi yaitu: (1).

Varietas moderen (VUB, PTB, PH); (2).Benih bermutu dan sehat; (3). Pengaturan

cara tanam (jajar legowo); (4). Pemupukan berimbang dan efisien menggunakan

BWD dan PUTS/ petak omisi/ Permentan No. 40/ 2007; (5). PHT sesuai OPT

sasaran; (6). Bahan organik/ pupuk kandang/ amelioran; (7). Umur bibit muda;

(8). Pengolahan tanah yang baik; (9). Pengelolaan air optimal (pengairan

berselang); (10). Pupuk cair (PPC, ppk organik, pupuk bio-hayati, ZPT, pupuk

mikro); (11). Penanganan panen dan pasca panen (Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, 2013).

Hasil survey menunjukkan bahwa baru 3-4 komponen PTT padi yang

diterapkan oleh petani di Provinsi Bengkulu.Ada korelasi positif antara jumlah

komponen PTT yang diterapkan dengan produktivitas tanaman. Hingga batas

tertentu, semakin banyak jumlah komponen PTT diterapkan, semakin tinggi

produktivitas yang dapat dicapai (Wibawa dkk., 2011).

Di Provinsi Bengkulu, jumlah traktor sudah cukup memadai untuk

mengolah lahan sawah secara cepat, namun belum mampu menjamin

(13)

keterbatasan tenaga kerja tanam.Anjuran tanam serentak dalam satu hamparan

juga menjadi permasalahan dalam penerapan Jajar Legowo di Provinsi Bengkulu,

karena sistem ini memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

Jajar legowo, khususnya 2: 1, sudah diakui dapat meningkatkan

produktivitas hingga 18,12% (Suhendra dan Kushartanti, 2013). Permasalahan

utama dalam penerapan Jarwo diantaranya adalah memerlukan tenaga kerja

untuk tanam yang lebih banyak, biaya tinggi, dan kondisi lahan yang sulit

dikelola (petakan kecil, air sulit dikendalikan, dan solum tanah yang terlalu

dalam/ rawa).

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan Jarwo

adalah melalui mekanisasi pertanian dalam bentuk mesin Jarwo transplanter.

Jarwo transplanter dengan 2-3 operator mempunyai kapasitas kerja 6-7 jam/ ha.

Suhendrata (2013) melaporkan bahwa pada kondisi petakan sawah yang luas,

datar dengan kedalaman lumpur kurang dari 40 cm, mesin transplanter dapat

membantu memecahkan permasalahan kekurangan tenaga tanam padi sawah.

Pembangunan pertanian dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

teknologi alat dan mesin pertanian (Tambunan dan Sembiring, 2007).

Jajar legowo merupakan salah satu komponen PTT dasar/compulsory pada PTT padi sawah irigasi (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2013).Penggunaan

mesin jarwo transplanter, bersama dengan komponen PTT lainnya, diharapkan

mampu menjadi titik ungkit dalam peningkatan produktivitas dan produksi padi di

Provinsi Bengkulu.

Di Provinsi Bengkulu, jumlah power thresher juga sudah cukup memadai

untuk melakukan pemanenan secara cepat, namun belum mampu menjamin

terlaksananya panen secara tepat. Panen sering dilakukan pada umur yang

masih muda dan sering juga pada umur tanaman yang sudah terlalu tua

sehingga terlalu lama di lapangan yang akan berdampak pada mutu gabah padi

yang dihasilkan.Hal ini berkaitan dengan keterbatasan tenaga kerja panen yang

tersedia.

Keterbatasan tenaga kerja tenaga panen padi menyebabkan sulit

tercapainya panen secara tepat. Dampak dari pemanenan yang tidak tepat

diantaranya adalah terjadinya kehilangan hasil panen yang berdampak

(14)

Dalam upaya mengatasi kelangkaan tenaga kerja saat musim tanam dan

panen padi tiba serta mempercepat introduksi tanam jajar legowo 2: 1 atau 4: 1,

mekanisasi merupakan solusi agar dapat mengejar I ndeks Produksi (I P).

Mekanisasi dalam usaha tani padi sawah dimulai dengan pengolahan tanah

menggunakan traktor/ hand traktor, penanaman menggunakan mesin tanam padi

I ndojarwo Transplanter, penyiangan menggunakan power weeder dan panen menggunakanI ndocombine Harvester.

Mesin panen padi I ndo Combine Harvester dirancang oleh Badan Litbang Pertanian untuk mendukung pencapaian program swa-sembada beras nasional

melalui usaha penurunan susut hasil panen. Kemampuan kerja mesin tersebut

mampu menggabungkan kegiatan

potong-angkut-rontok-pembersihan-sortasi-pengantongan dalam satu proses kegiatan yang terkontrol. Adanya proses

kegiatan panen yang tergabung dan terkontrol menyebabkan susut hasil yang

terjadi hanya sebesar 1,87 % atau berada di bawah rata-rata susut hasil metode

“gropyokan” (sekitar 10% ). Sedangkan tingkat kebersihan gabah panen yang

dihasilkan oleh mesin tersebut mencapai 99,5% . Mesin panen padi I ndo Combine Harvester yang dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK/ ha. Kapasitas kerja mesin

mencapai 5 jam per hektar.

Penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi

perlu dikaji dari aspek kinerja teknis, finansial dan peluang adopsinya bagi

pengguna. Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan

syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan

secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya

masyarakat setempat.

Keterbatasan tenaga kerja baik untuk tenaga tanam maupun panen di

Provinsi Bengkulu dapat dipicu oleh kepadatan penduduk di Provinsi Bengkulu

yang masih rendah yaitu hanya 91 jiwa per Km2. Untuk itu perlu dilakukan

pengkajian pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah

irigasi dengan kepadatan penduduk rendah di Provinsi Bengkulu.

1.2. Tujuan

1. Mengkaji kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah

(15)

2. Mengkaji efektivitaspaket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi

di Provinsi Bengkulu.

3. Mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan pengguna akhir terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di

Provinsi Bengkulu.

1.3. Keluaran yang Diharapkan

1. Kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawahirigasi di

Provinsi Bengkulu.

2. Efektivitas dalam penerapan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan

sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

3. Respon dan umpan balik dari Stakeholders dan beneficiaris terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di

(16)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

Penurunan jumlah rumah tangga tani dan tenaga kerja tani secara

regional/ nasional teknologi berpengaruh terhadap ketersediaan tenaga kerja

pada sector pertanian.Keterbatasan tenaga kerja pertanian termasuk tenaga

panen padi menyebabkan sulit tercapainya panen secara tepat. Dampak dari

pemanenan yang tidak tepat diantaranya adalah terjadinya kehilangan hasil

panen yang berdampak menurunnya produksi padi (Ahmad dan Haryono, 2007).

Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari

setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.

Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau

perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor

listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian

dapat juga diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan,

mengorganisasi, dan mengendalikan operasi didalam produksi pertanian

(Robbins, 2005).

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan

ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan

untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan

mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia

menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan

penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air,

masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia.Penerapan teknologi mekanisasi

pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan

akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan

kondisi dan karakteristik pertaniannya.Berbeda halnya dengan Jepang yang

melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi

sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.

Fungsi dari alat dan mesin pertanian adalah untuk:

1. Mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan ternak yang semakin langka

2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja

3. Meningkatkan efisiensi usaha tani melalui penghematan tenaga, waktu dan

(17)

4. Menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian

(Unadi dan Suparlan, 2011)

Mesin tanam padi jajar legowo 2: 1 yang diberi nama I ndo Jarwo

Transplanter 2: 1. Mesin ini di samping mempercepat waktu dan menurunkan

biaya tanam, mesin ini diharapkan dapat mensubtitusi masuknya mesin tanam

impor sistem tegel. Untuk menanam 1 ha bibit padi, satu unit mesin tanam I ndo

Jarwo memerlukan waktu sekitar 5-6 jam atau kemampuannya setara dengan 25

tenaga kerja tanam. Selain itu mesin tanam I ndo Jarwo Transplanter mampu menurunkan biaya tanam dan sekaligus mempercepat waktu tanam.I ndo Jarwo

Transplanter ini, juga mampu beroperasi dengan mudah pada lumpur sawah

yang berat dengan kedalaman sampai 60 cm. Kapasitas kerja mesin I ndo Jarwo

Transplanter 2: 1 prototipe I I yang dibuat pada tahun 2014 ini mencapai 5,2-6

jam per ha, kecepatan jalan pada saat operasional mencapai 1,5 – 2,5 km per

jam.

Persyaratan bibit padi yang dipergunakan pada mesin I ndo Jarwo

Transplanter 2: 1 adalah bibit padi yang disemaikan secara dapok (tempat

pembibitan dengan ukuran lebar 17,5 cm dan panjang 60 cm). Umur bibit yang

baik untuk ditanam dengan bantuan I ndo Jarwo Transplanter 2: 1 adalah antara

15-20 hari setelah tebar.

Rancangan mesin I ndo Jarwo Transplanter ini terdiri dari 5 komponen

utama, yaitu sistem penanaman, sistem pengumpan bibit padi, sistem transmisi

dan penggerak, sistem kendali dan rangka utama, serta unit pelampung.

Kegiatan modifikasi, difokuskan pada bagian unit sistem penanam dan sistem

pengumpan bibit, di mana bagian tersebut disesuaikan dengan jarak tanam

sistem jajar legowo 2: 1.Untuk bibit sangat mudah dibuat. “Bibit tidak harus

dibuat di sawah, dirumahpun bisa membuat bibitnya. I tu salah satu

kelebihannya”.(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian)

Mesin panen padi (I ndo Combine Harvester) dirancang oleh Badan Litbang Pertanian sebagai upaya untuk mendukung pencapaian program

swasembada beras nasional melalui usaha penurunan susut hasil panen.

Kemampuan kerja mesin tersebut mampu menggabungkan kegiatan

potong-angkut-rontok-pembersihan-sortasi-pengantongan dalam satu proses kegiatan

yang terkontrol. Adanya proses kegiatan panen yang tergabung dan terkontrol

(18)

bawah rata-rata susut hasil metode “gropyokan” (sekitar 10% ). Tingkat

kebersihan gabah panen yang dihasilkan oleh mesin tersebut mencapai 99,5% .

Mesin panen padi I ndo Combine Harvester yang dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50

HOK/ ha. Kapasitas kerja mesin mencapai 5 jam per hektar.

Mesin panen padi modern I ndo Combine Harvester mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

1. Gaya tekan mesin ke permukaan tanah sebesar 0,13 kg/ cm2, sedangkan

mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg/ cm2. Makin kecil nilai gaya

tekan tekan mesin ke permukaan tanah akan memperkecil peluang terjadinya

mesin terperosok ke dalam tanah. Pertimbangan ini sangat penting karena

umumnya kondisi sawah di I ndonesia memiliki fasilitas infrastruktur

drainasenya jelek sehingga tanahnya lembek.

2. Lebar kerja 1,2 meter I ndo Combine Harvester sangat cocok untuk petakan

sawah yang sempit.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi, pengguna akan mengalami proses

dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983). I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang

diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi

tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Dalam proses adopsi inovasi teknologi, pengguna akan mengalami

(19)

I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi

tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat

teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara

teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya

(20)

I I I . METODOLOGI

3.1. Lokasi kegiatan dan w aktu

Kegiatan pemanfaatan penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada

lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu

Utara dengan luasan 5 hektar. Kegiatan dilaksanakan pada bulan

Januari-Desember 2015.

3.2. Ruang lingkup

Ruang lingkup kegiatan pengkajian meliputi:

(1) Pengkajian direncanakan selama 2 tahun (2015 – 2016).

(2) Bentuk kegiatan adalah kegiatan percobaan lapangan (aplikasi paket

mekanisasi pertanian) dan survey. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan

koordinasi dengan sumber teknologi, stakeholders provinsi dan kabupaten serta petani.

a. Kegiatan lapangan

Kegiatan lapangan membandingkan 3 perlakuan paket teknologi

mekanisasi yaitu paket rekomendasi, paket yang diperbaiki dan paket

teknologi petani. Perlakuan paket teknologi terdiri dari : (1) Teknologi

rekomendasi, dimana pengolahan lahan dilakukan dengan traktor,

penanaman dengan menggunakan I ndo Jarwo Transplanter, penyiangan dengan Power Weeder, dan panen dengan I ndo Combine Harvester; (2) Teknologi yang diperbaiki, dimana pengolahan lahan dilakukan denga

traktor, penanaman dengan I ndoJarwo Transplanter, penyiangan dengan manual dan kimia, dan panen secara manual dan dirontokkan dengan

PowerThreser; (3) Teknologi petani, dimana pengolahan lahan dilakukan traktor, penanaman dengan caplak roda (legowo) 2: 1, penyiangan secara

manual dan kimia, panen secara manual dengan sabit dan dirontok

dengan Power Threser. b. Kegiatan survey

Kegiatan survey dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan 3

paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi

Bengkulu. survey juga dilakukan untuk mengetahui persepsi dan

(21)

paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi

Bengkulu dengan menggunakan kuesioner/ daftar pertanyaan.

(3) Kajian dilengkapi dengan analisis fisik dan kimia tanah

(4) Berbagai pertemuan (FGD, sosialisasi, demontrasi, dan promosi) dilakukan

untuk mempercepat pengenalan penggunaan paket teknologi mekanisasi

padi pada lahan sawah irigasi.

3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan

3.3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pengkajian ini meliputi benih padi, pupuk

(urea, Ponska, KCl), pestisida (herbisida, fungisida dan pestisida), BBM, plastik,

karung, dan ATK. Adapun peralatan yang digunakan adalah Traktor, I ndojarwo Transplanter, Power Weeder, I ndo Combine Harvester, Power Thresher,caplak roda 2: 1, sabit, timbangan, kalkulator,hand counter dan kuesioner.

3.3.2. Tahapan

Tahapan pelaksanaan kegiatan pengkajian meliputi:

1. Koordinasi rencana kegiatan dengan instansi terkait

2. I dentifikasi calon lokasi dan calon petani

3. I mplementasi kegiatan

4. Pengumpulan, tabulasi, pengolahan/ analisis dan intepretasi data

5. Menyiapkanbahan seminar dan seminar hasil pengkajian, dan

6. Pembuatan laporan kemajuan dan akhir tahun.

3.3.3. Rancangan Pengkajian

a. Evaluasikinerja teknispaket teknologi mekanisasi padi yang di rekomendasi dengan paket teknologi yang diperbaiki dan paket teknologi petani.

Percobaan dilaksanakan dengan membandingkan 3 perlakuan kinerja

paket teknologi mekanisasi yaitu paket rekomendasi, paket teknologi yang

diperbaiki dan paket teknologi petani (Tabel 1). Perlakuan disusun dalam

rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Plot berukuran 3.000- 5.000

(22)

Tabel 1. Paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu tahun 2015.

Komponen Teknologi Paket Teknologi Mekanisasi

Rekomendasi Diperbaiki Petani Pengolahan lahan Hand traktor Hand traktor Hand traktor

Persemaian Dapok Dapok Persemaian basah di lahan sawah

Tahapan percobaan adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan stakeholders di daerah (Dinas Pertanian, Bapeluh tingkat Provinsi dan Kabupaten Bengkulu Utara) selanjutnya dilakukan pertemuan

dengan calon petani kooperator untuk menjelaskan rencana, tujuan dan

sasaran pengkajian, perjanjian kerjasamaserta hak dan kewajiban petani

kooperator.

2. Menguji dan membandingkan kinerja 3 paket teknologi mekanisasi padi pada

lahan seluas 5 hektar.

3. Data yang dikumpulkan meliputi kapasitas kerja dari masing-masing

perlakuan meliputi: jumlah tenaga kerja (pengolahan lahan, penyemaian,

penanaman, penyiangan/ pengendalian gulma dan panen); alokasi waktu atau

waktu yang diperlukan per satuan luas (kapasitas kerja alat);kualitas kerja

alat (I ndo jarwo transplanter, Caplak roda, Power weeder, I ndo combine); komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan) dan komponen hasil (jumlah gabah per malai, berat 1000 butir) ;produktivitas dan

(23)

4. Analisis data

Kelayakan teknis dan data agronomis dianalisis dengan ANOVAuntuk

membandingkan kinerjapaket teknologi mekanisasi padi dengan paket

teknologi rekomendasi, paket teknologi yang diperbaiki dan paket teknologi

petani. Perbedaan nyata terkecil (LSD) digunakan untuk uji lanjut dari

pengaruh perbedaan rerata perlakuan.

b. Kajian efektivitas paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi Pengkajian efektivitas dilaksanakan terhadap aplikasi paket teknologi

mekanisasi padi dengan paket teknologi rekomendasi, paket teknologi yang

diperbaiki dan paket teknologi petani di Kabupaten Bengkulu Utara.Data

yang dikumpulkan terdiri atas : data biaya input dan output usahatani dari

masing-masing perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis B/ C (benefit-cost ratio (B/ C) yaitu nisbah antara total nilai kini penerimaan dengan total nilai kini biaya), MBC dan BEP (harga outputdan produksi), nilai kini bersih (Net Present Value = NPV) dengan Discount Factor = 1/ (1 + r)tdan pay back period (PP) yaitu tahun dimana nilai komulatif biaya sama dengan nilai komulatif penerimaan (tanpa discount), dan I nternal Rate of Return (I RR). Analisis I RR dapat mengidentifikasi berapa persen tingkat bunga atau

discount rate tertinggi bagi suatu usaha (invest asi) untuk bisa berjalan dengan tingkat keuntungan normal atau NPV sebesar nol (Gittinger, 1982).

Kelayakan perubahan teknologi dari cara tanam konvensional menjadi

menggunakan paket teknologi mekanisasi padi pada usahatani padi lahan

sawah irigasi digunakan analisis Losses and Gains atau Korbanan dan Perolehan (Swastika 2004).

c. Kajian umpan balik dari petani dan stakeholders terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi.

Untuk mengetahuipersepsi dan respon (tanggapan tentang kinerja

teknis, biaya operasional dan peluang pengembangannya) petani terhadap

paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dilakukan dengan

penyebaran kuesioner kepada responden.Responden dalam pengkajian ini

adalah petani kooperator dan petani sekitarnya serta stakeholders di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 60 responden. Data yang dikumpulkan

ditabulasi dan dikelompokkan dengan interval kelas menggunakan rumus

(24)

NR = NST – NSR dan PI = NR : JI K

Dimana : NR : Nilai Range PI : Panjang I nterval NST : Nilai Skor Tertinggi JI K : Jumlah I nterval Kelas NSR : Nilai Skor Terendah

Selanjutnya dilakukan penskalaan dengan skala Likert Summated Ratings dan diuji statistik pada tingkat kepercayaan 10% .Untuk mempertajam hasil survey dan pengengembangan penggunaan paket

teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dilakukan diskusi terfokus

(25)

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Kinerja Teknis Paket Teknologi

Kinerja teknis paket teknologi yang diterapkan sampai dengan bulan

Desember 2015 adalah pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan. Untuk

pengolahan lahan, semua paket teknologi menggunakan hand traktor. Hand

traktor dioperasikan oleh 2 orang operator secara bergantian meliputi bajak dan

rotari. Penggunaan hand traktor ini dengan sistem sewa (borongan). Tarif yang

digunakan adalah per blok (rata-rata ¼ ha) dengan biaya berkisar

Rp.250.000,-s/ d Rp.300.000,-.

Penanaman menggunakan indo jarwo transplanter 2: 1 untuk perlakuan

rekomendasi dan diperbaiki sedangkan perlakuan cara petani penanaman

menggunakan caplak roda legowo 2: 1. Berdasarkan uji kinerja mesin tanam I ndo

jarwo transplanter 2: 1 paket teknologi rekomendasi dan diperbaiki tidak berbeda

nyatabila dibandingkan antara perlakuan rekomendasi, diperbaiki dengan cara

petani perlakuan sangat berbeda nyata. Paket perlakuan rekomendasidan

diperbaiki 6.09 jam/ habila dikalkulasikan dengan hari penanaman menggunakan

indo jarwo transplanter 1 hari/ ha karna sama – sama menggunakan mesin tanam

indo jarwo transplanter 2: 1 sedangkan perlakuan cara petani 238.98 jam/ ha bila

dikalkulasi jam/ ha penanaman menggunakan caplak roda 24.14 hari/ ha. Berarti

ada penghematan waktu tanam 23.14 hari/ ha. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suhendrata, 2013 mesin tanamindojarwo transplanter 2: 1 dengan 2-3 operator

mempunyai kapasitas kerja 6-7 jam/ ha. Tambunan dan Sembiring,

2007mengatakan pada kondisi petakan sawah yang luas, datar dengan

kedalaman lumpur kurang dari 40 cm, mesin tanam indo jarwo transplanter

dapat membantu memecahkan permasalahan kekurangan tenaga tanam padi

sawah.

Kinerja mesin tanam padi I ndojarwo Transplanter 2: 1 di Kabupaten

Bengkulu Utara masih mengalami beberapa kendala diantaranya kualitas hasil

kerja mesin masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat dari kerapian hasil

penanaman yang telah dilakukan belum begitu memuaskan para petani selain itu

juga masih terdapat lahan yang kosong terutama dibagian pinggir pematang

yang cukup lebarsehingga mengakibatkan waktu penyulaman menjadi lebih

(26)

biaya tanam sudah sangat membantu bagi petani berdasarkan pengukuran

kinerja tenaga kerja tanam padi sawah dengan penggunaan mesin tanam indo

jarwo transplanter 2: 1 mampu menghemat tenaga kerja tanam dibanding

dengan penanaman manual menggunakan caplak roda sebesar 94,14% ,

sementara biaya yang dikeluarkan dalam penanaman padi mampu dihemat

mencapai 79,89% .

Pemanenan menggunakan I ndo Combine harvester perlakuan

rekomendasi 3.3 jam/ ha atau 0.5 hari/ ha perlakuan berbeda nyata bila

dibandingkan dengan perlakuan diperbaiki dan cara petani 173.33 jam/ ha atau

21.67 hari/ ha. Bila dilihatdari perlakuan pengukuran kinerja panen cara petani

dan diperbaikidibandingkan dengan panen menggunakan mesin panen indo

combine harvester, rata–rata hari panen per ha dari mulai ngarit, mengumpulkan

hingga perontokan menghabiskan waktu sebanyak 173.33 jam/ ha atau 21,67

hari/ ha sedangkan panen menggunakan mesin panen indo combine harvester

hanya 3.3 jam/ ha atau 0,5 hari/ ha. Dengan demikian dapat menghemat waktu

sebanyak 21 hari. Hal ini sesuai dengan pandapat (Hasibuan, 1999) mesin panen

indo combine harvester mampu bekerja pada areal sawah yang luas hanya

membutuhkan waktu yang relative singkat karena combine ini dilengkapi dengan

alat pemotong, perontok dan mengarungkan padi dalam suatu proses kinerja

saja. Dengan demikian waktu pemanenan lebih singkat dibandingkan dengan

menggunakan tenaga manusia (manual) serta tidak membutuhkan jumlah

tenaga kerja manusia yang besar seperti pada pemanenan tradisional( Barokah,

2001).

Tabel 2. Data Kinerja Teknis Paket Teknologi

Parameter Paket Teknologi

Data agronomis tanaman diambil berupa komponen pertumbuhan (tinggi

tanaman, jumlah anakan) tinggi tanaman diukur menggunakan mistar ukur yang

(27)

tanaman dengan mengukur tanaman sampel mulai dari tiang standard sampai

bagian tanaman tertinggi dengan meluruskan daun tanaman kearah atas. Tiang

standard berfungsi agar dasar pengukuran tidak berubah, perlakuan rekomendasi

dilihat pada umur 70 hst tinggi tanamannya berbeda nyata 96.80 cm bila

dibandingkan dengan perlakuan diperbaiki81.50 cm dan cara petani tinggi

tanaman 85.10 cm. sedangkan perlakuan diperbaiki dan perlakuan cara petani

tidak berbeda nyata (Tabel 3).

Tinggi tanaman juga dipengaruhi kondisi air yang banyak (menggenangi

tanaman padi) karna petani selalu memasukkan air secara berlebihan. Air yang

sedikit atau macak-macak kurangi disukai oleh petani karna merasa dengan air

yang sedikit pertumbuhan tidak akan optimal padahal disaat petani menggenangi

air pada posisi yang tinggi tanah akan kekurangan oksigen menyebabkan

pertumbuhan lambat dan perkembangan jumlah anakan tidak maksimal.

Tabel 3. Tinggi tanaman padi masing-masing perlakuan

Perlakuan 10 hst 30 hst 45 hst 60 hst 70 hst Rekomendasi 29.50a 35.10a 53.23a 65.07a 96.80b Diperbaiki 30.30a 34.10a 52.20a 65.09a 81.50a

Petani 31.20b 34.20a 55.40b 66.05b 85.10a

Perlakuan cara petani berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan

diperbaiki dan rekomendasi pada umur 70 hst. Jumlah anakan perlakuan cara

petani 20 batang/ rumpun sedangkan jumlah anakan perlakuan diperbaiki 24

anakan/ rumpun sama dengan jumlah anakan perlakuan rekomendasi 24

anakan/ rumpun. Jumlah anakan yang berbeda pada setiap perlakuan akibat

pengaruh perbedaan perlakuan pemeliharaan (Tabel 4). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perlakuan dengan paket teknologi rekomendasi dan

diperbaiki menunjukkan jumlah anakan yang paling banyak dibanding perlakuan

cara petani. Hal ini disebabkan petani selalu menggenangi tanaman padi secara

terus menerus sehingga tanaman kekurangan oksigen dalam tanah (sawah

menjadi hypoxic) menyebabkan perkembangan akar terganggu, berkurangnya

(28)

Tabel 4. Jumlah anakan tanaman padi masing – masing perlakuan

Perlakuan 10 hst 30 hst 45 hst 60 hst 70 hst

Rekomendasi 6 11 16b 23b 24b

Diperbaiki 5 8a 15a 21a 24b

Petani 6 10 14a 19a 20a

Pengambilan data ubinan dilahan petani dengan cara mengukur lahan

petakan sawah masing–masing perlakukan 2 x 3 m dikarnakan legowo yang

digunakan legowo 2: 1. Masing – masing lahan diambil 5 petak ubinan secara

acak agar hasil yang didapat mendekati hasil sebenarnya setelah semuanya

diubin barulah padi tersebut dipanen menggunakan mesin panen Combine

Harvester untuk perlakuan rekomendasi untuk perlakuan diperbaiki pemanenan

menggunakan sabit, kumpul dan perontokan menggunakan power thresser.

Hasil ubinan 2 x 3 m kemudian dikumpul diirik menggunakan kaki, gabah

yang telah terpisah dari tangkainya kemudian dipisahkan dari gabah hampa ke

gabah bernas hasilnya gabah kering panen.gabah kering panen tersebut

ditimbang menggunakan timbangan 5 kiloan dihitung menggunakan rumus.

Hasil pengujian perlakuan rekomendasi, diperbaiki dan cara petani menunjukkan

perlakuan berbeda nyata antara perlakuan rekomendasi 6.00 ton/ ha

dibandingkan dengan perlakuan diperbaiki 5.83 ton/ ha dan cara petani 5.83

ton/ ha sedangkan perlakuan diperbaiki dan cara petani tidak berbeda nyata.

Tabel 5. Hasil ubinan tanaman padi masing – masing perlakuan

Perlakuan 1 2 3 4 5

Rekomendasi 6.00b 6.00b 6.00b 5.83a 6.00b

Diperbaiki 6.17b 6.00b 6.00b 5.83a 5.83a

Petani 5.83a 5.67a 5.67a 5.83a 5.83a

4.2. Pengujian Efektivitas Paket Teknologi Mekanisasi

Pengkajian efektivitas dilaksanakan terhadap aplikasi paket teknologi

mekanisasi padi dengan paket teknologi rekomendasi, paket teknologi yang

diperbaiki dan paket teknologi petani di Kabupaten Bengkulu Utara.Data yang

dikumpulkan terdiri atas : data biaya input dan output usahatani dari

masing-masing perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis B/ C (benefit-cost ratio (B/ C) yaitu nisbah antara total nilai kini penerimaan dengan total nilai kini biaya), MBC

(29)

dengan Discount Factor= 1/ (1 + r)tdan pay back period (PP) yaitu tahun dimana nilai komulatif biaya sama dengan nilai komulatif penerimaan (tanpa discount), dan I nternal Rate of Return (I RR)

Analisa usaha perlakuan cara petani, diperbaiki dan rekomendasi terlihat

pada perlakuan petani terjadi pembengkakan pengeluaran saat tanam dan saat

panen. pada perlakuan cara petani biaya pencabutan bibit dan penanaman

sebesar Rp. 1.260.000,- sedangkan paket diperbaiki atau setengah mekanisasi

biaya yang dikeluarkan pembuatan dapok dan penanaman menggunakan indo

jarwo transplanter 2: 1 sebesar Rp. 664.000,- terjadi selisih pengeluaran sebesar

Rp 596.000,- berarti dilihat dari sisi penanaman ada penghematan sebesar Rp

596.000,- dibanding penanaman cara manual.

Analisis usaha saat panen perlakuan cara petani, diperbaiki/ setengah

mekanisasi dan rekomendasi. Pada perlakuan paket rekomendasi biaya

pemanenan menggunakan mesin panen combine harvester dimana penyabitan,

pengumpulan, perontokan dan pengarungan menjadi satu pekerjaan

pengeluaran sebesar Rp 564.000,- sedangkan paket perlakuan cara petani dan

diperbaiki sebesar Rp 3.837.000,- ada selisih antara paket rekomendasi ,

diperbaiki dan cara petani sebesar Rp 3.273.000,- biaya yang dikeluarkan

meliputi penyabitan, pengumpulan dan perontokan menggunakan power

thereser, berarti dilihat dari sisi pemanenan ada penghematan biaya sebesar

3.273.000,-/ ha.

Dilihat dari B/ C ratio perlakuan teknologi paket petani, diperbaiki dan

rekomendasi pada perlakuan cara petani B/ C ratio dibawah satu yaitu 0.9 paket

perlakuan diperbaiki 1.10 sedangkan paket perlakuan rekomendasi sebesar 2.30.

berarti B/ C ratio paket perlakuan cara petani kurang menguntungkan karna

dibawah satu sedangkan perlakuan diperbaiki dan rekomendasi menguntungkan.

Dilihat dari beberapa analisis usaha tani paket rekomendasi sangat

menguntungkan bagi petani perlu ada pengembangan mekanisasi pertanian lebih

(30)

Table 6. Hasil analisa usaha tani paket perlakuan

No Uraian Petani Diperbaiki Rekomendasi

1 Produksi GKG (kg) 4.920 4.920 4.920

2 Pengeluaran 9.081.500,- 8.185.500,- 5.212.000,-3 Pendapatan 17.220.000,- 17.220.000,- 17.220.000,-4 Keuntungan 8.138.500,- 9.034.500,-

12.008.000,-5 B/ C ratio 0,90 1.10 2.30

4.3. Kajian Umpan Balik dari Petani dan Stakeholders Terhadap Penggunaan Paket Teknologi Mekanisasi Padi pada Lahan Saw ah I rigasi

I ndikator yang digunakan untuk melihat tingkat respon petani terhadap

alat dan mesin pertaniandilihat dari aspek sulit, cukup, manfaat dan

meningkatkan. Hasil pengkajian memperlihatkan bahwa rata-rata respon petani

terhadap alat dan mesin pertanian berada pada kriteria Tidak Susah/ sulit dengan

skor 3,55 dan Sangat cukup dengan skor 4,55 dan 5,45, Sangat bermanfaat

dengan skor 5,09 dan 6,09 dan Sangat membantu meningkatkan hasil dengan

skor 4,73. I ni menunjukkan bahwa alat dan mesin pertanian (indo jarwo

transplanter dan indo combine harvester) tidak susah/ sulit penggunaannya,

sangat cukup dalam penyampaian, alat dan mesin pertanian sangat bermanfaat

dan sangat membantu meningkatkan hasil (Tabel 2).

Tabel 7. Respon Petani Kooperator Terhadap Alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2015.

No. Uraian Skor Respon Petani* Kriteria 1.

Keterangan : *1,00 ≤ x ≤ 1, 80 = sangat tidak (sulit, cukup, manfaat dan meningkat); 1,80 ≤ x ≤ 2,60 = tidak (sulit, cukup, manfaat dan meningkat) ; 2,60< x ≤ 3,40 = cukup (sulit, cukup, manfaat dan meningkat) ; 3,40< x ≤ 4,20 = (sulit, cukup, manfaat dan meningkat) dan 4,20< x ≤ 5,00 = sangat (sulit, cukup, manfaat dan meningkat)

Dilihat dari masing-masing indikator, tingkat kesulitan, kecukupan,

manfaat dan meningkatkan alat dan mesin pertanian berada pada kriteria sulit,

cukup, manfaat dan meningkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa alat dan mesin

pertanian tidak susah/ sulit penggunaannya, sangat cukup dalam penyampaian

(31)

dikarenakan sesuai dengan karakteristik sasaran (umur dan tingkat pendidikan

petani), materi penyuluhan, dan tujuan yang dicapai. Mayasari, dkk (2012)

menyatakan bahwa penyuluhan yang efektif dapat disebabkan oleh usia

responden. Usia responden yang mengikuti pengkajian berkisar 25–69 tahun.

Disamping itu, metode temu lapang alat dan mesin pertanian ini juga

memberikan manfaat dalam merubah perilaku petani terutama pengetahuannya

mengenai teknis penanaman dan panen padi dan penggunaan mesin indo jarwo

transplanter dan indo combine harvaster.

BPPSDMP (2010) menyebutkan bahwa penyuluhan, bukanlah dimaksud

agar masyarakat penerima manfaat selalu menggantungkan diri kepada

petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyuluhannya.Tetapi sebaliknya, melalui

penyuluhan harus mampu dihasilkannya individu yang mampu dengan upayanya

sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu

mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang

yang diketahuinya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya.

Pemilihan metode penyuluhan temu lapang juga didasarkan pada

penggunaan panca indera.Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu

proses belajar-mengajar karena panca indera tersebut terlibat di dalamnya Hal

ini dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. yang di dalam penelitiannya

memperoleh hasil sebagai berikut 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui

indera peraba, 3,5% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar,

dan 83% melalui indera penglihatan. Pemilihan temu lapang sebagai metode

penyuluhan mengenai cara tanam padi menggunakan indo jarwo transplanter

kepada penyuluh dan petani, juga dikarenakan metode ini merupakan metode

dengan pendekatan kelompok yang dapat memberikan informasi secara lebih

rinci. Metode ini dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan suatu

(32)

Dilihat dari gambar ikatan komunikasi dengan tahapan adopsi di atas,

metode temu lapang berada pada tahapan minat dan menilai. Dimana pada

tahap pertumbuhan minat, seseorang ingin mengetahui lebih banyak perihal

baru dan berusaha mencari informasi lebih lanjut . Sedangkan pada tahap

menilai, seseorang mampu membuat perbandingan. Setelah melalui tahapan

minat dan menilai tersebut, diharapkan petani dapat mencoba dan menerapkan

inovasi teknologi yang disampaikan. Petani dapat mencoba gagasan baru atau

praktek baru serta meyakini gagasan atau praktek baru itu dan menerapkan

(33)

I V. KESI MPULAN

1. Kinerja teknis paket teknologi yang diterapkan sampai dengan bulan

Desember2015 adalah pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan. Untuk

pengolahan lahan, semua paket teknologi menggunakan hand traktor. Kinerja

mesin tanam rata – rata 6.09 jam/ ha dibanding kinerja tanam manual 238,98

jam/ ha atau 24,14 hari sedangkan kinerja combine harvester 3,3 jam/ ha

dibandingkan kinerja panen manual 173,33 jam/ ha atau 21,67 hari

2. Efektifitas mesin tanam padi I ndojarwo Transplanter 2: 1dan mesin panen

combine harvester di kabupaten Bengkulu Utara masih mengalami beberapa

kendala diantaranya kualitas hasil kerja mesin masih perlu ditingkatkan lagi.

Hal ini dapat dilihat dari kerapian hasil penanaman yang telah dilakukan

belum begitu memuaskan para petani selain itu juga masih terdapat lahan

yang kosong terutama di bagian pinggir pematang yang cukup lebar

sehingga mengakibatkan waktu penyulaman menjadi lebih lama. Untuk mesin

panen mempunyai kendala tidak bisa dilakukan pada lahan yang sempit dan

bertingkat-tingkat. Sementara dari segi kecepatan tanam dan panen serta

efektifitas tenaga kerja dan biaya tanam sudah sangat membantu bagi petani

3. Respon petani terhadap alat dan mesin pertanian berada pada kriteria Tidak

Susah/ sulit dengan skor 3,55 dan Sangat cukup dengan skor 4,55 dan 5,45,

Sangat bermanfaat dengan skor 5,09 dan 6,09 dan Sangat membantu

(34)

KI NERJA HASI L PENGKAJI AN

Kegiatan kajian pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan

sawah irigasi dengan kepadatan penduduk rendah di provinsi Bengkulu

dilaksanakan di Desa Rama Agung Kecamatan Argamakmur Kabupaten Bengkulu

Utara dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015 (1) penetapan petani

kooperator sebanyak 12 orang dengan luas lahan 5 ha masing – masing petani

mempunyai luas lahan antara 0.25 – 0.6 ha (2) Pengukuran kinerja mesin tanam

indo jarwo transplanter 2: 1 dan adopsi teknologi legowo 2: 1 (3) Pengukuran

kinerja mesin panen indo combine harvesterdan mengurangi losses sehingga

hasil panen meningkat (4) Penyebar luasan inovasi teknologi mekanisasi padi

pada lahan sawah irigasi dengan kepadatan penduduk rendah diprovinsi

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, D.R. dan Haryono. 2007. Peluang Usaha Jasa penanaman Padi Secara Mekanis Dengan Dukungan I ndustri Persemaian. Apresiasi Hasi Penelitian Padi.

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRI MA TANI . Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p.

Balai Besar Mekanisasi Pertanian. 2013. Mesin Tanam I ndo Jarwo Transplanter. http: / / mekanisasi.litbang.deptan.go.id/ ind/ index.php?view= artice.

Balasubramaniam V., Rajendran, R., Ravi, V dan Las, I . 2006. I ntegrated Crop Management (I CM): Field Evaluation and Lesson Learn. I n Rice I ndustry, Culture, and Environment. I CCR, I CFORD, I AARD. Jakarta.

BPS Provinsi Bengkulu. 2013. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p.

Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistika Jilid I I . LP3ES. Jakarta.

Damardjati, J.S. 2006. Learning from I ndonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. I n Rice I ndustry, Culture, and Environment. I CCR, I CFORD, I AARD. Jakarta.

Ditjen Tanaman Pangan. 2013. Pedoman Teknis : Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi dan Jagung Tahun 2013. Dirjen Tanaman Pangan. 134Hal.

Drakel, Arman. 2008. Analisis Usahatani Terhadap Masyarakat Kehutanan di Dusun Gumi Desa Akelamo Kota Tidore Kepulauan.Jurnal I lmiah Agribisnis dan Perikanan Volume I Oktober 2008.

Fagi A.M. 2006. Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Balai Penelitian Padi, sukamandi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 68 Hal.

Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi.

Mayasari, Rika, dkk. 2012. Dampak Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria di Desa Sukajadi Kabupaten OKU.Jurnal Pembangunan Manusia Volume 6 No.3 Tahun 2012.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Rentha, T. 2007. I dentifikasi Perilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah I rigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di Desa Bedilan Kecamatan Belitang OKU Timur (Skripsi S1). Universitas Sriwijaya.Palembang.

(36)

Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi.

Simatupang, P., 2001. Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke Depan. Buku I . Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbangtan. Hal. 119-146.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Terpadu (Online). http: / / ejournal .unud. ac.id/ abstrak / (6)% 20soca-sudarta-pks% 20pht(2).pdf diakses 30 Desember 2009.

Suhendra, T., 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit (rice transplanter) dalam Rangka Mengatasi Klangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Angibisnis (SEPA) Fakutas Pertanian UNS. Surakarta (inpress).

Suhendrata, T., dan E. Kushartanti. 2013. Pengaruh Penggunaan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi (Transplanter) Terhadap Produktivitas dan Pendaptanan Petani di Desa Tangkil Kecamatan/ Kabupaten Sragen. Prosiding Seminar Nasional Akselarasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Menuju Kemandirian Pangan dan Energi. Fakultas Pertanian UNS. (inpress).

Swastika, D. K. S., 2004. Beberapa Teknis Analisis dalam Penelitian dan Pengkajian Tknologi Pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol 7, No. 1. BBP2TP Bogor.

Tambunan, A.H. dan E. N. Sembiring. 2007. Kajian Kebijakan Alat dan Mesin Pertanian. Jurnal Kteknikan Pertanian. Vol.21 (4).

Astuti, U.P. A. dan B. Honorita. 2013. Peranan Metode Penyuluhan (Temu Lapang) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penyuluh Pendamping P2KP Dalam Teknologi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Terpadu Di Provinsi Bengkulu. Prosiding Temu Teknis Jabatan Non Peneliti Lingkup Litbang Pertanian, Agustus 2013. Hal 350-359.

(37)

ANALI SI S RI SI KO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian. Dengan mengenal

risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun

cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif

Tabel 8. Daftar risiko dan dampak pengkajian penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015

- Belum ada teknisi yang mampu mereparasi

- Air irigasi/ drainase sulit dikendalikan

(38)

Tabel 9. Daftar penanganan risiko pengkajian penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 2. Mesin rusak dan suku

(39)

JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan Waktu Pelaksanaan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Perbaikan Proposal 2. Koordinasi dan I dentifikasi

- Koordinasi ke BB Mektan - Koordinasi ke Dinas

terkait (Dinas dan BP4K)

3. Pelaksanaan lapangan - Uji coba

(Tanam-Panen) - Survey

a. Penyusunan kuesioner

b. Uji coba kuesioner c. Penyebaram

kuesioner d. Entri data 5. Pengolahan/ Analisis data

6. Pembuatan laporan akhir

(40)

PEMBI AYAAN

A. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No. Jenis pengeluaran Volume Harga

Satuan Jumlah

1. Belanja Bahan 6.000.000

- Konsumsi dalam rangka sosialisasi dan temu lapang

120 OH 50.000 6.000.000

2. Honor Output Kegiatan 13.000.000

- Honor entri data, pengolahan data dan pengetikan

10 OK 250.000 2.500.000

- Honor petugas lapang 15 OH 100.000 1.500.000

- UHL Petani 180 OH 50.000 9.000.000

3. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi 29.180.000

- Bahan sarana produksi,

pendukung pengkajian dan BBM

1 Tahun 20.587.000 20.587.000

- ATK dan komputer supplies 1 Tahun 5.271.000 5.271.000 - Penggandaan dan laminasi 1 Tahun 3.322.000 3.322.000

4. Belanja Jasa Profesi 2.000.000

- Honor Narasumber 4 OJH 500.000 2.000.000

5. Belanja perjalanan biasa 70.000.000

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

14 OP 5.000.000 70.000.000

6. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 6.820.000 - Uang harian dalam rangka

Sosialisasi dan Temu Lapang

22 OH 130.000 2.860.000

- Paket kegiatan dalam rangka Sosialisasi dan Temu Lapang

22 OP 180.000 3.960.000

(41)

B. Realisasi Anggaran

1. Belanja Bahan 5.800.000 96,67

- Konsumsi dalam rangka sosialisasi dan temu lapang

5.800.000 96,67

2. Honor Output Kegiatan 11.495.000 88,42 - Honor entri data,

pengolahan data dan pengetikan

1.000.000 40

- Honor petugas lapang 1.500.000 100

- UHL Petani 8.995.000 99,94

3. Belanja Barang Untuk

- ATK dan komputer supplies 5.260.000 99,80 - Penggandaan dan laminasi 1.900.000 57,19

4. Belanja Jasa Profesi 2.000.000 100 - Honor Narasumber 2.000.000 100 5. Belanja perjalanan biasa 70.000.000 100

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp.

365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

70.000.000 100

6. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

6.820.000 100

(42)

PERSONALI A

7. Robiyanto Teknisi Anggota Membantu pelaksanaan kegiatan

(43)

Lampiran 1. Nama petani kooperator, luas lahan dan plot perlakuan 12 Mahdi/ Nyoman tirta 0,40

Total 4,85

Lampiran 2.Peralatan mesin pertanian yang telah diadakan

No Nama Alat Fungsi Keterangan

1. I ndojarwo

Caplak Roda Alat bantu tanam legowo 2: 1 Pengadaan baru (2 Unit)

Lampiran 3. Peralatan mesin pertanian yang belum diadakan

No Nama Alat Fungsi Keterangan

(44)

Lampiran 4.Hasil analisis usahatani perlakuan paket petani

No Uraian Nilai (Rp)

A. Modal Saprodi

1 Benih 25 kg

175.000,-2 Pupuk Urea 100 kg

208.000,-3 Phonska 350 kg

931.000,-4 I nsektisida carbopuran 2 bks

72.000,-5 I nsektisida Pentoat 2 btl

216.000,-6 Fungisida profikonazol 2 btl

240.000,-7 Fungisida difenokonazol 2 btl

372.000,-8 Moluskisida 2 klng

120.000,-Jumlah Modal A

2.334.000,-B Modal Operasional/ Upah tenaga kerja

1 Pengolahan lahan 1 ha, borongan 1.000.000,-2 Pencabutan bibit + Penanaman

1.260.000,-3 Pemupukan

80.000,-4 Penyiangan

160.000,-5 Penyemprotan

160.000,-6 Nyabit + ngumpul

800.000,-7 Perontokan/ Power Thresser

3.037.500,-8 Pengangkutan

150.000,-9 Pengeringan

100.000,-Jumlah Modal B

6.747.000,-C Pengeluaran (A+ B)

9.081.500,-D Pendapatan Gabah kering giling 4.920 kg/ ha

17.220.000,-E Keuntungan (D-C)

(45)

Lampiran 5. Hasil analisis usahatani perlakuan paket diperbaiki

No Uraian Nilai (Rp)

A. Modal Saprodi

1 Benih 25 kg

175.000,-2 Pupuk Urea 100 kg

208.000,-3 Phonska 350 kg

931.000,-4 I nsektisida carbopuran 2 bks

72.000,-5 I nsektisida Pentoat 2 btl

216.000,-6 Fungisida profikonazol 2 btl

240.000,-7 Fungisida difenokonazol 2 btl

372.000,-8 Moluskisida 2 klng

120.000,-Jumlah Modal A

2.334.000,-B Modal Operasional/ Upah tenaga kerja

1 Pengolahan lahan 1 ha, borongan 1.000.000,-2 Penanaman I ndo jarwo transplanter 2: 1

364.000,-3 Pemupukan

80.000,-4 Penyiangan

160.000,-5 Penyemprotan

160.000,-6 Nyabit + ngumpul

800.000,-7 Perontokan/ Power Thresser

3.037.500,-8 Pengangkutan

150.000,-9 Pengeringan

100.000,-Jumlah Modal B

5.851.500,-C Pengeluaran (A+ B)

8.185.500,-D Pendapatan Gabah kering giling 4.920 kg/ ha

17.220.000,-E Keuntungan (D-C)

(46)

Lampiran 6. Hasil analisis usaha tani perlakuan paket Rekomendasi

No Uraian Nilai (Rp)

A. Modal Saprodi

1 Benih 25 kg

175.000,-2 Dapok 300 bh

300.000,-3 Pupuk Urea 100 kg

208.000,-4 Phonska 350 kg

931.000,-5 I nsektisida carbopuran 2 bks

72.000,-6 I nsektisida Pentoat 2 btl

216.000,-7 Fungisida profikonazol 2 btl

240.000,-8 Fungisida difenokonazol 2 btl

372.000,-9 Moluskisida 2 klng

120.000,-Jumlah Modal A

2.634.000,-B Modal Operasional/ Upah tenaga kerja

1 Pengolahan lahan 1 ha, borongan 1.000.000,-2 Penanaman I ndo jarwo transplanter 2: 1

364.000,-3 Pemupukan

80.000,-4 Penyiangan

160.000,-5 Penyemprotan

160.000,-6 Panen Combine Harvester

564.000,-7 Pengangkutan

150.000,-8 Pengeringan

100.000,-Jumlah Modal B

2.578.000,-C Pengeluaran (A+ B)

5.212.000,-D Pendapatan Gabah kering giling 4.920 kg/ ha

17.220.000,-E Keuntungan (D-C)

12.008.000,-F B/ C ratio 2,30

Lampiran 7. Hasil analisis tanah

Kadar Air

Ekstrak 1: 5

Tekstur Terhadap contoh tanah kering 105oC

pH Pasir Liat Debu C N P Bray 1

K-dd

% H2O KCl % % ppm Me/ 100gr

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

Lampiran 11. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

Gambar

Gambar Alsintan dan spesifikasinya ..................................................
Tabel 1.Paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di ProvinsiBengkulu tahun 2015.
Tabel 2. Data Kinerja Teknis Paket Teknologi
Tabel 3. Tinggi tanaman padi masing-masing perlakuan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah

Parameter yang digunakan dalam pengamatan pengaruh lama fase gelap dan pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan kalanchoe yaitu panjang tandan

Uji organoleptik pada teh daun kelor kombinasi kulit jeruk dengan variasi suhu pengeringan serta penambahan jahe masing-masing perlakuan memiliki rasa sedikit pahit,

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensial.Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah

Dari hasil paired t test , hanya domain peran pasien, simtom fatigue, mual muntah, nyeri, penurunan nafsu makan dan kesulitan keuangan yang mempunyai perbedaan

kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan, diharapkan perusahaan dapat.. lebih memperhatikan mengenai keselamatan dan kesehatan

Sebaliknya, semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor

Abilindo Mitra Sejahtera membutuhkan aplikasi penjualan online yang dapat memberikan informasi data member, laporan penerimaan barang, stok barang, laporan barang