• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan T2 322010010 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan T2 322010010 BAB IV"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

228

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. Variasi pertimbangan hakim terkait doktrin ultra vires

dalam memutus 5 (lima) kasus kepailitan tersebut terkait

dengan (1) Terbukti atau tidak terbuktinya tindakan ultra

vires dalam kasus tersebut; (2) Jika terbukti, maka

seberapa besar pengaruh tindakan ultra vires tersebut

sebagai menjadi dasar bagi hakim untuk menentukan

besarnya tanggung jawab Organ Perseroan dibanding

tanggung jawab Perseroan atas terjadinya kepailitan

Perseroan; (3) Besarnya tanggung jawab Organ Perseroan

menyebabkan hal tersebut menjadi dasar pertimbangan

hakim untuk menyatakan Perseroan bertanggung jawab

sepenuhnya atas kepailitan yang terjadi pada Perseroan;

atau sebaliknya Organ Perseroan bertanggung jawab

sepenuhnya sampai ke harta pribadi berdasarkan piercing

the corporate veil; (4) Apabila Perseroan terbukti

bertanggung jawab penuh atas utang maka permohonan

pailit dikabulkan; sebaliknya jika Organ Perseroan terbukti

bertanggung jawab secara pribadi (personal liability) atas

utang, maka permohonan pailit ditolak; dan (5) Tanggung

jawab pribadi (personal liability) berdasarkan piercing the

corporate veil Organ Perseroan tidak terwadahi dalam

(2)

229

liability) Organ Perseroan tidak bisa dieksekusi walaupun

sudah terbukti dalam proses persidangan.

Dalam pertimbangannya terkait tanggung jawab Organ

Perseroan dalam kepailitan, hakim lebih sering memakai

pendekatan doctrinal based reasoning. Rule based

reasoning dan principle based reasoning, jarang digunakan.

2. Tanggung jawab organ perseroan pada dalam kepailitan

didasarkan pada batas Tanggung Jawab masing-masing

Organ Perseroan adalah: (1) Tanggung jawab terbatas bagi

Pemegang Saham; (2) Tanggung jawab sesuai kewenangan

bagi Anggota Direksi (3) Tanggung Jawab sesuai

kewenangan bagi Anggota Dewan Komisaris. Pada

prinsipnya, selama masing-masing Organ Perseroan

bertindak sesuai dengan batas tanggung jawabnya

(intravires) maka tidak diberlakukan tanggung jawab

secara pribadi (personal liability) berdasarkan doktrin

piercing the corporate veil.

3. Tindakan ultra vires Anggota Direksi seringkali

menyebabkan permohonan pernyataan pailit ditolak

dengan alasan tidak memenuhi unsur pembuktian

sederhana (summarily proving), khususnya mengenai siapa

debitor.

4. Tanggung jawab secara tanggung renteng merupakan

solusi penanggulangan kepailitan Perseroan yang terjadi

akibat tindakan ultra vires Anggota Direksi sebagai

cerminan dari keadilan korektif (corrective justice) terhadap

(3)

230

5. Kepailitan seharusnya bisa dicegah apabila Direksi

menyertakan fungsi Dewan Komisaris pada saat hendak

memutuskan hal-hal yang bersifat strategis sebagai salah

satu upaya penerapan prinsip Good Corporate Governance.

B. Saran

Saran penulis terkait tanggung jawab Organ Perseroan dalam

kasus-kasus kepailitan

1. Dalam memutus kasus kepailitan terkait tanggung jawab

Organ Perseroan, sebaiknya hakim memperhatikan tiga

pendekatan yaitu rule based reasoning, doctrinal based

reasoning, principle based reasoning.

2. Dalam putusannya, hakim seharusnya mewadahi

tanggung jawab Organ Perseroan baik dalam bentuk

tanggung jawab secara pribadi maupun secara tanggung

renteng dengan Perseroan, sesuai dengan perbandingan

tanggung jawab antara Perseroan dan Organ yang terbukti

dalam persidangan.

3. Dalam kasus kepailitan Perseroan, seringkali terjadi

ketidakjelasan mengenai siapa debitor, sehingga

permohonan pernyataan pailit ditolak. Agar kreditor bisa

mencegah terjadinya ketidakjelasan dalam pembuktian

mengenai siapa debitor dari piutangnya, maka sebaiknya

dalam memberikan pinjaman diperlukan kehati-hatian

pembuatan perjanjian utang-piutang, terutama mengenai

kewenangan subjek yang mengadakan perjanjian; apakah

subjek tersebut bertindak dengan otoritas yang sah atau

(4)

231

4. Konsep pembuktian sederhana mengenai siapa debitor

perlu dikaji lebih lanjut di kalangan akademisi.

Pengkajian yang dilakukan terkait dengan mengapa

konsep pembuktian sederhana mengenai siapa debitor

seringkali menjadi alasan hakim untuk menolak

permohonan pailit.

5. Untuk mencegah terjadinya kepailitan, Direksi seyogyanya

menyertakan fungsi Dewan Komisaris pada saat hendak

memutuskan hal-hal yang bersifat strategis sebagai upaya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persamaan regresi sederhana di atas dapat diketahui bahwa Koefisien regresi variabel training & development (X1) diperoleh nilai sebesar 0,366 dengan

Potensi Hasil Penelitian sebagai Rancangan Modul Pembelajaran Biologi SMA Berdasarkan analisis Silabus Mata Pelajaran Biologi di SMA yang dilakukan, hasil penelitian

Peneliti didampingi guru kelas (Hanny,S.Pd) ikut mengamati dikelas. Adapun tema yang diajarkan adalah alam sekitar dan tubuh. Pada pembelajaran diberikan cerita/dongeng dengan

Abstrak: Akuntansi merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan

3.1.2 Tuliskan data mahasiswa reguler dan mahasiswa transfer untuk masing-masing program studi S1 pada TS (tahun akademik penuh yang terakhir) di Fakultas/

Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Besi, Magnesium dan Seng pada Daun Bangun-bangun.. Perhitungan simpangan baku relatif (RSD) kadar besi pada daun bangun- bangun

[r]

Kategori Subjek pada Self Regulated Learning dan Persepsi Dukungan Sosial