• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan multimedia interaktif sinematografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pengembangan multimedia interaktif sinematografi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ESTU MIYARSO:Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Sinematografi.Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan multimedia interaktif dalam bentuk produk CD pembelajaran sinematografi, dan (2) mengetahui efektivitas penggunaan multimedia interaktif ini.

Tiga model pengembangan sebagai pedoman penelitian ini diadaptasi dari model-model: (1) model pengembangan pembelajaran dengan pendekatan sistem untuk desain instruksional menurut Dick and Carrey (1986), (2) model pengembangan produk multimedia oleh Michael J. Hannafin (1988), Rob Philips (1997), dan W.Lee & Owens (2004), (3) model desain penelitian & pengembangan menurut Borg & Gall (1983). Prosedur penelitian ini terdiri dari: (1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan desain pembelajaran, (3) pengembangan desain produk, (4) evaluasi formatif untuk produk awal, (5) implementasi dan evaluasi formatif produk akhir. Subjek uji coba pada penelitian ini berjumlah 35 orang terdiri dari 2 ahli materi, 2 ahli media, 3 mahasiswa untuk uji coba satu-satu, 8 mahasiswa untuk ujicoba kelompok kecil, dan 20 mahasiswa untuk uji coba lapangan. Pengumpulan data evaluasi formatif dilakukan dengan menggunakan angket penilaian untuk aspek pembelajaran, isi, tampilan dan program oleh subjek uji coba. Pengumpulan data evaluasi sumatif dilakukan dengan pre-test dan post-test serta cek list dan wawancara dari 20 pengguna produk akhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk multimedia interaktif untuk pembelajaran sinematografi ini telah selesai dikembangkan dalam bentuk CD program pembelajaran sesuai dengan prosedur pengembangan. Secara umum kualitas produk multimedia interaktif ini termasuk dalam kriteria baik dengan skor rata-rata 3,76 dari rentang skor 1- 5. Aspek pembelajaran termasuk dalam kriteriabaikdengan skor 3,92; aspek isi termasuk dalam kriteriabaikdengan skor 3,65; aspek tampilan termasuk dalam kriteria baik dengan skor 3,74; dan aspek program termasuk dalam kriteria baikdengan skor 3,73. (2) Produk multimedia interaktif ini efektif digunakan untuk pembelajaran sinematografi dengan kenaikan rerataskor post testatas skor pre testsebesar 9,55 atau sebesar 14,54% dari pengguna selama satu kali pertemuan. Selain itu, data hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa produk multimedia interaktif ini mampu memotivasi pengguna pada saat proses pembelajarannya.

(2)

ABSTRACT

ESTU MIYARSO: Developing Interactive Multimedia for Cinematography Instruction. Thesis. Yogyakarta: Graduate School, State University of Yogyakarta, 2009.

This study aims to (1) develop interactive multimedia in the form of compact disk (CD)product for cinematography instruction, and (2) investigate the effectiveness of the interactive multimedia.

This research study applied developmental models adapted from (1) the instructional development model with systemic approach for instructional design by Dick and Carrey (1986), (2) multimedia product developments by Hannafin (1988), Philips (1997), Lee & Owens (2004), and (3) research and development model by Borg & Gall (1983). The study procedure consists of (1) need anaysis, (2) development of instructional design, (3) design product development, (4) formatif evaluation for the initial product, and (5) sumative evaluation and implementation of the final product. The try-out subjects of this study were 35 people consisting of 2 content experts, 2 instructional media specialits, 3 students in one-to-one evaluation, 8 students in small group experiment, and 20 students in field experiment. The formative data were collected using questionnaire for the instruction, content, design, and program aspects by the try-out subjects. The sumative data were collected using pretest-posttest, checklist and interview guide from 20 users of the final product.

The findings show that (1) the interactive multimedia for the cinematography insruction has been developed in the CD program according to development procedures. In general, the quality of the product is ingoodcriterion with a mean score of 3.76 on a five-point likert-type scale. The instruction aspect is in good criterion with the mean score of 3.92; the content aspect is in good criterion with the mean score of 3.65; the design aspect is in good criterion with the mean score of 3.74; and the program aspect is in goodcriterion with the mean score of 3.73. (2) The product of interactive multimedia is usedeffectively in the cinematography instruction with the difference in the mean of pretest and posttest score of 9.55 or 14.54% from the users in one meeting. Besides, the data resulted from the interviews and observation on the implementation of the product show that the product can motivate users at the process of the study.

(3)

ABSTRAK

ESTU MIYARSO:Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Sinematografi.Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan multimedia interaktif

dalam bentuk produk CD pembelajaran sinematografi, dan (2) mengetahui

efektivitas penggunaan multimedia interaktif ini.

Tiga model pengembangan sebagai pedoman penelitian ini diadaptasi dari

model-model: (1) model pengembangan pembelajaran dengan pendekatan sistem

untuk desain instruksional menurut Dick and Carrey (1986), (2) model

pengembangan produk multimedia oleh Michael J. Hannafin (1988), Rob Philips

(1997), dan W.Lee & Owens (2004), (3) model desain penelitian &

pengembangan menurut Borg & Gall (1983). Prosedur penelitian ini terdiri dari:

(1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan desain pembelajaran, (3)

pengembangan desain produk, (4) evaluasi formatif untuk produk awal, (5)

implementasi dan evaluasi formatif produk akhir. Subjek uji coba pada penelitian

ini berjumlah 35 orang terdiri dari 2 ahli materi, 2 ahli media, 3 mahasiswa untuk

uji coba satu-satu, 8 mahasiswa untuk ujicoba kelompok kecil, dan 20 mahasiswa

untuk uji coba lapangan. Pengumpulan data evaluasi formatif dilakukan dengan

menggunakan angket penilaian untuk aspek pembelajaran, isi, tampilan dan

program oleh subjek uji coba. Pengumpulan data evaluasi sumatif dilakukan

(4)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk multimedia interaktif

untuk pembelajaran sinematografi ini telah selesai dikembangkan dalam bentuk

CD program pembelajaran sesuai dengan prosedur pengembangan. Secara umum

kualitas produk multimedia interaktif ini termasuk dalam kriteria baik dengan

skor rata-rata 3,76 dari rentang skor 1- 5. Aspek pembelajaran termasuk dalam

kriteriabaikdengan skor 3,92; aspek isi termasuk dalam kriteriabaikdengan skor 3,65; aspek tampilan termasuk dalam kriteria baik dengan skor 3,74; dan aspek program termasuk dalam kriteria baikdengan skor 3,73. (2) Produk multimedia interaktif ini efektif digunakan untuk pembelajaran sinematografi dengan

kenaikan rerataskor post testatas skor pre testsebesar 9,55 atau sebesar 14,54% dari pengguna selama satu kali pertemuan. Selain itu, data hasil observasi dan

wawancara menunjukan bahwa produk multimedia interaktif ini mampu

memotivasi pengguna pada saat proses pembelajarannya.

(5)

ABSTRACT

ESTU MIYARSO: Developing Interactive Multimedia for Cinematography Instruction. Thesis. Yogyakarta: Graduate School, State University of Yogyakarta, 2009.

This study aims to (1) develop interactive multimedia in the form of

compact disk (CD)product for cinematography instruction, and (2) investigate the effectiveness of the interactive multimedia.

This research study applied developmental models adapted from (1) the

instructional development model with systemic approach for instructional design

by Dick and Carrey (1986), (2) multimedia product developments by Hannafin

(1988), Philips (1997), Lee & Owens (2004), and (3) research and development

model by Borg & Gall (1983). The study procedure consists of (1) need anaysis,

(2) development of instructional design, (3) design product development,

(4) formatif evaluation for the initial product, and (5) sumative evaluation and

implementation of the final product. The try-out subjects of this study were 35

people consisting of 2 content experts, 2 instructional media specialits, 3 students

in one-to-one evaluation, 8 students in small group experiment, and 20 students in

field experiment. The formative data were collected using questionnaire for the

instruction, content, design, and program aspects by the try-out subjects. The

sumative data were collected using pretest-posttest, checklist and interview guide

(6)

The findings show that (1) the interactive multimedia for the

cinematography insruction has been developed in the CD program according to

development procedures. In general, the quality of the product is ingoodcriterion with a mean score of 3.76 on a five-point likert-type scale. The instruction aspect

is in good criterion with the mean score of 3.92; the content aspect is in good criterion with the mean score of 3.65; the design aspect is in good criterion with the mean score of 3.74; and the program aspect is in goodcriterion with the mean score of 3.73. (2) the product of interactive multimedia is used effectively in the cinematography instruction with the difference in the mean of pretest and posttest

score of 9.55 or 14.54% from the users in one meeting. Besides, the data resulted

from the interviews and observation on the implementation of the product show

that the product can motivate users at the process of the study.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan proses mitosis, pembelahan ini menghasilkan 4 sel yang tidak identik dengan induknya (diploid menjadi haploid) akibat pengurangan kromosom.. Inilah mengapa pembelah

Al- Kanani mengemukakan kode etik pendidik menjadi 3 macam yaitu : 1. Kode etik yang berhubungan dengan dirinya. Pendidik hendaknya insyaf terhadap pengawasan Allah b.

Di bawah ini adalah Sketsa ramalan harga energi elektron pada potensial periodik kristal monoatomik linier dan kaitan model Kroning-Penney dengan harga energi untuk elektron bebas

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana wacana politik tentang pemberitaan Capres Joko Widodo di dalam program jurnalisme warga Wide Shot MetroTv pada

Pada siklus I setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh hasil analisa dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa

Berdasarkan analisis hasil maka kesimpulan yang didapat pada penelitian ini yaitu pemborosan yang terjadi di lantai produksi dalam bentuk cacat (defect) terjadi

Sepakat Bersama Jaya sebagai perusahaan persewaan alat berat tentunya sangat menyadari bahwa kekuatan yang ada di dalam internal perusahaan dan salah satu kunci

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,