PERAN KKN-PPL DALAM
PEMBENTUKAN
PROFESIONALISME GURU
PENDAHULUAN
Sejak kelahirannya tahun 60-an, yang ketika itu bernama
IKIP Yogyakarta, UNY adalah sebuah LPTK
Tugas utama sebuah LPTK adalah menghasilkan tenaga
keguruan
Sejalan dengan tuntutan zaman, pada akhir abad ke-20,
IKIP Yogyakarta berubah statuta menjadi universitas,
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Dengan statuta yang baru, UNY memiliki
wider mandate
,
yaitu selain menghasilkan sarjana keguruan
(kependidikan), juga sarjana keilmuan yang berstatus
nonkependidikan
Pendahuuan lanjutan …
Hal itu tidak berarti program kependidikan dianaktirikan, tetapi sebaliknya dicarikan saudara kandung biar semakin berkompetitif
Dunia teknologi dan informasi yang berkembang kian cepat, yang sebenarnya juga merupakan salah satu dampak keberhasilan pendidikan, menuntut dunia pendidikan mengikutinya
Jika tidak, dipastikan kita mesti ketinggalan zaman, dan itu berarti ditinggalkan orang
Untuk itu, UNY mesti mampu menghasilkan tenaga
keguruan yang profesional, profesional sebagai guru dan pendidik
Tenaga profesional kependidikan yang mampu menjawab tantangan zaman
MENGAPA KKN-PPL
Hal ini tidak lepas dari kebijakan UNY
Program KKN UNY: sejalan dengan
program perkuliahan yang
diselenggarakan yang mencakup dua
program:
kependidikan: KKN-PPL Terpadu
KKN-PPL Terpadu
KKN program kependidikan dikemas secara terpadu dengan
pelaksanaan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) dan diberi nama KKN-PPL Terpadu
Pelaksanaan KKN-PPL Terpadu di sekolah dengan mencakup
dua misi sekaligus, yaitu pengabdian (KKN) dan profesionalisme mengajar (PPL)
Agar tujuan yang kedua tercapai, kegiatan KKN mesti terkait
dengan kegiatan PPL
Wujud KKN: membantu mengerjakan pekerjaan administrasi
sekolah, pengembangan media pembelajaran, pemberdayaan masyarakat sekolah, dll (KKN PPM juga)
Wujud PPL: praktik mengajar di kelas dengan seluruh
rangkaian prosesnya dengan misi utama capaian profesionalisme membelajarkan siswa
Pelaksanaan KKN selama dua bulan, sedang PPL ditambah
KKN Masyarakat
• KKN program nonkependidikan: KKN masyarakat
atau biasa disebut secara singkat: KKN
• KKN dilaksanakan di masyarakat dengan kelompok
sasaran sesuai dengan tema dan program yang
dipilih
• Misi KKN: pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat lewat transfer teknologi sesuai dengan
kompetensi mahasiswa
• Dilihat dari segi bentuk dan program:
KKN Reguler
KKN Mandiri
KKN Wajar (berakhir 2008)
MENGAPA KKN-PPL lanjutan …
• Ketika datang dan mengemban misi KKN yang notabene
adalah pengabdian ─maka dapat disebut KKN Tematik atau KKN-PPM (pembelajaran dan pembrdayaan Masyarakat)─ mahasiswa berlaku sebagai fasilitator, motivator, inovator, penggerak, dan sekaligus pelaku dan pendamping
• Ketika datang sebagai praktikan yang membutuhkan pengalaman lapangan, mahasiswa adalah pihak yang membutuhkan dan perlu diberdayakan agar benar-benar memperoleh pengalaman profesionalitas
• Kedua misi yang berbeda tersebut dipadukan untuk mencapai misi yang lebih besar, yang antara lain adalah pemberdayaan pendidikan di sekolah dan pemberdayaan para mahasiswa peserta KKN-PPL itu sendiri
• Kegiatan yang termasuk lingkup KKN diarahkan ke
pengabdian yang juga berkaitan dengan dunia kependidikan, sedang PPL diarahkan ke pelatihan pengalaman
Mengapa KKN-PPL lanjutan …
• Jadi, kedua kegiatan itu saling mendukung dan menunjang ke capaian tujuan pemberdayaan dan profesionalisme
• Fokus kegiatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, baik
yang berupa berbagai kegiatan yang bakal dilaksanakan di kelas ketika mahasiswa praktik membelajarkan siswa
maupun hal-hal yang di luar kelas yang secara langsung atau tidak langsung menunjang peningkatan kualitas
pendidikan secara keseluruhan
• Lewat berbagai kegiatan itu diharapkan mahasiswa
mampu mengidentifikasi, menganalisis, mencari solusi, dan sekaligus membantu menangani berbagai persoalan yang secara konkret dihadapi di dunia pendidikan sekolah • Di pihak lain, sekolah juga diharapkan memperoleh
masukan dan bantuan dari mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan dan
MISI PEMBENTUKAN
PROFESIONALISME GURU
Dewasa ini merupakan era profesional, ada tuntuan profesionalitas dalam semua lapangan pekerjaan
Juga di dunia pendidikan, ada tuntutan profesionalisme pendidik, guru, juga dosen
Guru dan dosen dituntut mampu mengajar secara profesional sesuai dengan bidangnya
Guru dan dan dosen dewasa ini dinilai profesionalismenya lewat program sertifikasi guru dan dosen lewat penilaian portofolio
Guru dan dosen yang lolos dinyatakan profesional, dan artinya berhak memperoleh imbalan dari pekerjaannya sebagaimana pekerja profesional lainnya
Misi Pembentukan lanjutan …
Bagi calon guru, usaha pembentukan profesionalitas mesti terkait dengan lembaga yang menghasilkannya
Maka, alamat berikutnya yang dituntut untuk profesional adalah LPTK penghasil tenaga keguruan
Maka, bagaimana dapat menghasilkan lulusan keguruan yang profesional jika “produsen”-nya belum profesional
Inilah akar permasalahannya: sarjana keguruan lulusan LPTK umumnya belum siap mengajar, belum profesional
Salah satu cara meraih lulusan yang profesional adalah
dengan meningkatkan praktik mengajar para mahasiswa lewat KKN-PPL
Mahasiswa dihadapkan langsung dengan kondisi nyata di lapangan: menemukan masalah, menganalisis, menemukan solusi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas, dll yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kegiatan
pembelajaran
Profesional: Memiliki Kompetensi
Seseorang, dalam pekerjaan apa pun, dikatakan
profesional jika memiliki kompetensi yang dibutuhkan
dalam dunia kerjanya
Guru profesional: memiliki sejumlah standar kompetensi
yang diperlukan dalam tugasnya sebagai seorang guru
Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindak
Kompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk berpikir dan bertindak
Standar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang harus dikuasai
Kompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus
Standar Kompetensi Lulusan Calon Guru:
• Memahami karakteristik peserta didik dan
mampu merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran yang mendidik
• Memiliki kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia
• Menguasai keilmuan, kajian kritis dan
pendalaman isi dalam konteks kurikulum
sekolah
Tuuan Utama KKN-PPL:
Mengabdikan sebagian kompetensi mahasiswa untuk
membantu lebih memberdayakan masyarakat sekolah demi tercapainya keluaran sekolah yang lebih berkualitas
Melatih kemampuan profesionalisme mengajar mahasiswa secara konkret
Kedua tujuan utama inilah yang kemudian harus dijabarkan
menjadi program-program khusus secara konkret dan sekaligus disusun indikator kadar ketercapaiannya
Kedua tujuan utama itu harus pula dipakai sebagai sarana
berlatih untuk mencapai keempat kompetensi lulusan calon guru di atas
Di pihak lain, program dan tujuan setiap sekolah tentu juga untuk menghasilkan kualitas lulusan yang lebih baik
Jadi, diusahakan titik temu yang maksimal antara tujuan
pembentukan profesionalisme lulusan calon guru dan tujuan program sekolah
Berhasilkah? Efektifkah?
• Pertanyaan yang tidak pernah usang: berhasilkah dan efektifkah usaha pembentukan profesionalisme guru lewat pelaksanaan KKN-PPL Terpadu?
• Tidak mudah untuk menjawab secara singkat: berhasil dan efektif, atau tidak berhasil dan tidak efektif
• Ada banyak faktor yang terlibat di dalamnya dan cukup kompleks karena minimal melibatkan keseluruhan sistem pendidikan di
sebuah PT
• Ditambah berbagai faktor lain yang terkait langsung atau tidak langsung
• Namun, usaha ke arah perbaikan yang secara teoretis lebih menjanjikan harus dilakukan
• Secara teoretis, dengan menggabungkan tugas pembentukan profesionalisme guru dan tugas pengabdian sekaligus
diharapkan cara itu dapat memberikan dampak yang lebih positif • Pengabdian berintikan pemberdayaan berbagai komponen
Beberapa Faktor Penentu Keberhasilan
KKN-PPL
Ada banyak faktor penentu keberhasilan, tetapi
yang lebih konkret dan perlu mendapat perhatian di
antaranya sbb:
Kompetensi awal mahasiswa (terutama kompetensi
akademik)
Kreativitas mahasiswa
Kedisiplinan dan kesungguhan mahasiswa
Waktu dan kesempatan mahasiswa untuk praktik
mengajar
Guru pembimbing dan unsur sekolah yang lain Dosen pembimbing
Sarana dan prasarana yang ada (termasuk anggaran yang
Faktor Dosen Pembimbing
Kompetensi akademik (satu jurusan dengan mahasiswa
yang dibimbing, atau minimum satu rumpun keilmuan)
Kompetensi metodologis pembelajaran (termasuk
pemahaman karakteristik peserta didik)
Kemampuan berempati terhadap mahasiswa (juga
memahami kebutuhan mahasiswa, mudah dan mau
ditemui)
Kedisiplinan, kerajinan, ketekunan, kesungguhan
membimbing
Kemampuan menilai masalah yang dihadapi mahasiswa
dan menyarankan solusi
Kemampuan menjalin komunikasi dengan mahasiswa
dan semua unsur yang terkait