• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERAS DIHARGAI SERIBU RUPIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BERAS DIHARGAI SERIBU RUPIAH"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BERAS DIHARGAI SERIBU RUPIAH

Dr.Suhardi

Ketua HKTI DIY, dosen Fakultas Kehutanan UGM

Petani mengalami kerugian karena harga produksi mencapai Rp. 2.300,- sementara harga jualnya cuma Rp 1.800,- Jadi kehidupan petani hanya menanam, lalu menjual beras untuk keperluan hidup. Karena nasibnya yang buruk, kini banyak orang tidak mau jadi petani. Mereka kebanyakan pergi ke kota untuk mencari profesi lain. Mereka bisa menjadi tukang becak, orang jualan, kaki lima, dsb. Pokoknya mereka tak mau kembali ke desa lagi, selain tidak menguntungkan juga tidak bergengsi.

Semenjak kita mengimpor gandum nasib petani berubah. Kemudahan orang kota mengakses gandum, menjadikan orang desa merasa tersaingi. Untuk memperbaiki nasib petani saya punnya usul, yakni mempertinggi keuntungaan dan mengurangi kerugian secara maksimal pada tiap hektar tanah. Harap diketahui kerugian tiap hektar bisa mencapai Rp.500,- per-kg.

Saya punya solusi, 1). Petani menanam tidak hanya beras, tapi bisa menanam ganyong, gembili. 2). Mereka bisa mengusahakan peternakan atau perkebunan. Selain itu mereka mengusahakan

diversivikasi pertanian, yakni bermacam-macam tumbuhan. 3). Lakukan penanaman vertikal yaitu bagian ujungnya ditanami coklat dan sayur. Misalnya pada ketinggian paling puncak ditanami buah dan coklat kemudian diikuti tanaman pangan dan buah-buahan. Kemudian di bagian bawah umbi-umbian. Jika tanaman mereka bervariasi mereka bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Baru setelah itu sisanya (kalau ada sisa penjualan) ditabung. Jadi perubahan nasib petani dimulai dari perubahan pola pikirnrya. Sekarang ini kenyataannya adalah paling banyak jumlah penduduknya adalah petani, namun juga paling sengsara. 4). Produksi pupuk. Saya sarankan petani jangan beli pupuk, namun bikin sendiri, yakni bikin pupuk kandang, Oleh sebab itu petani harus punya ternak. Karena dengan pemilikan ternak tambahan pendapatan bisa dicapai misalnya dengan menjual daging atau telor. Jadi petani harus diberi pengertian untuk

menempuh langkah-langakah yang mendatangkan keuntungan yang besar.

Saya menyarankan agar yang paling sedikit ditanam adalah padi. Kenapa ? Karena tumbuhan selain beras tidak membutuhkan lahan yang besar. Karena kita sudah terlanjur biasa makan beras, kita jadi tidak pernah berpikir tentang makan nonberas. Padahal gizi gembili, dsb lebih tinggi dibanding beras. Banyak

kepentingan luar negeri ikut bermain, kita malah diajari makan gandum, dibanding beras.Terus terang jaringan perdagangan beras dan gandum terlalu kuat dilawan. Bagi orang yang lahannya sempit, petani miskin, atau petani muda tidak jelas masa depannya. Untuk mencegah nasib petani lebih buruk saya punya usulan, 1). Mengatur regulasi, 2). Harus melakukan proteksi. 3). Kebijakan tarip, 4). Otda harus melindungi petani, memperberat petani diubah menjadi memudahkan bagi petani.

Dr.Ir.Sunarru Samsi Hariadi Dosen Fakultas Pertanian UGM.

Memang benar sinyalemen bahwa nasib petani buruk dan kurang makmur. Harga pupuk dan benih mahal sementara harga jual gabah menurun, Ketidakbisaan harga tinggi ini karena Pemerintah mengontrol harga dengan jalan membentuk Bulog. Penghasilan petani hanya impas, atau mungjkin malah berkurang dibandig harga produksi. Untuk petani bermodal besar, dan bukan petani beras k eadaan ini sangat profitable. Misalnya mereka yang bertani tidak hanya beras saja, semisal terong dan umbi.Karena harga kedua tanaman ini tidak dikontrol oleh Bulog.

Menurut saya ada dua jenis petani , Pertama, Farmer, yaitu petani pengusaha yang mencoba mencari keuntungan profit maksimal. Kedua adalah “Peason”. Peason ini hanyalah petani yang menanam untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Jadi mereka belum sempat berpikir tentang bagaimana

memaksimalkan keuntungan,

(2)

Bulog melakukan pengontrolan harga juga ada dasarya. Karena kalau harga gabah fluktuatif akan menimbulkan instabilitas yang itu akan memberi dampak ke bidang sosial politik dan keamanan.

Untuk mendaapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari sekarang ini menurut saya petani harus tidak hanya menggunakan tanahnya untuk penanaman beras, tapi harus ada diversivikasi. Tanaman baru ini bisa ketela, umbi, dll.

Untuk mencegah nasib petani agar tidak terlalu buruk, menurut saya ada beberapa langkah : Yakni membuat petani berani bercocok tanam yang profitable meski jarang ditanam selama ini. Untuk itu harus ada dukungan modal serta pembinaan dan penyuluhan.Saya mengadakan penelitian di Gunungkidul. Saya mencoba membentuk petani menjadi apa yang dinamakan dengan “Self efficacy:” Yakni petani yang mempernuyai keyakinan diri akan berhasil.

Petani ini biasanya mempunyai keyakinan diri sehingga betul-betul berhasil. Petani yang punya self efficacy ini tidak hanya tani padi saja, tapi juga beternak, berkebun, dan berkoperasi. Petani ini merupakabn petani yang berani ambil resiko. Mental berani ambil resiko ini merupakan mental yang penting.

Kemudian para petani bisa diperbaiki nasibnya dengan memberikan social learning. Yakni belajar bersama orang lain. Petani yang sudah berhasil memberi pelajaran atau menularkan pengalaman kepada mereka . Saya punya metode untuk meningkatkan mental usaha petani ini., yakni dengan metode yang kami kembangkan , pernah kami uji cobakan di Gunungkidul. Isinya adalah perbaikan moril petani agar dalam bertani mendapatkan kemajuan.

Joko Kuspito Petani di Desa Jambe

Kalau sekarang ini petani Indonesia itu miskin dan susah, saya kira memang sudah seharusnya seperti itu. Bagaimana tidak akan miskin, semua produksi pertanian sekarang ini tergantung pada obat pabrik, mulai pupuk, obat, dan bibitnya. Buatan pabrik itu pasti mahal, karena kita tidak bisa membuatnya sendiri. Katanya bikin pabrik itu juga mahal, maka produk juga mahal. Wajar merekakan cari untung. Maka kita selaku petani ya harus bermodal. Kalau tidak punya uang ya cari hutang ke rentenir (KUT juga ada bunganya).

Waktu panen jual gabah ya sulit, karena para pedangan besar itu juga cari untung. Mereka membeli dengan harga rendah, jualnya juga sulit karena Dolog (katanya) tidak lagi menerima beras sebanyak dulu. Mau dijual ke luar pulau, paling ya kalah dengan beras selundupan dari Thailand.

Saya yakin petani Indonesia ini tidak akan bisa makmur, karena memang pemerintah masih menghendaki demikian. Karena tidak ada unsur pemerintah kita yang berasal dari kaum tani. Kalau presiden dan wakil presidennya besok bekas petani atau anaknya petani, saya kira mereka tahu kalau jadi petani tidak enak. Masih enak jadi PNS yang gajinya selalu naik.

Sa’an

Petani Situ Gede, Bogor

Bagaimana mau mikir masa depan, untuk nutupin masalah yang sekarang aja, bingung. Beras kita cuma dihargai seribu rupiah. Sedangkan pupuknya lebih mahal. Dua hektar, modalnya untuk beli pupuk dan lain-lain sudah habis tiga ratus ribu. Dapatnya cuma lima ratus ribu. Itu juga sudah dibagi-bagi dengan yang bantu.

Bantuan dari pemerintah ada. Tapi, baru janji-janji saja. Sering, saya ikut-ikutan rapat di desa,

mendengarkan petugas menerangkan tentang bantuan. Tapi pas waktunya, enggak pernah dapat. Bantuan teknologi yang mana? Katanya mau bikin sawah satu hektar dapat dua ton. Tapi sampai sekarang enggak jelas. Pupuknya yang dijanjikan dapat sepuluh karung untuk program itu saja, sampainya cuma lima karung. Bagaimana petani kita bisa maju, kalau pemerintahnya seperti itu.(ron, taufik, nafi, is)

Sumber:

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa kami berminat/tidak berminat sebagai sponsor dalam kegiatan ”UI Career &Scholarship Expo XXII 2016” pada paket : (lingkari sesuai pilihan) 1.  Jika

86.. dalam pembelajaran sains guru sudah berupaya memberikan pembelajaran yang maksimal namun pembelajaran cenderung hanya pada buku majalah yang dilanjutkan dengan penugasan

Menurut Depkes RI (1997) dalam Mastari (2009), faktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit infeksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Kajian Klorofil-a dan Nutrien serta Interelasinya dengan Dinamika Massa Air di Perairan Barat Sumatera dan Selatan Jawa – Sumbawa

Hotel Grand Aston City Hall Medan ada beberapa hal yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah lingkungan kerja, kelengkapan peralatan kerja yang digunakan, kerja

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “DESAIN ARSITEKTUR TROPIS

Farida, Enni Kurnia.2013.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV.Jurnal PGSD.Vol 1,

Dalam pelaksanaan upacara mitoni tersebut perlengkapan yang harus disiapkan antara lain adalah kursi untuk duduk calon ibu bayi, air kembang setanam yang ditaruh di dalam bokor, dan