• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TATA RUANG KANTOR, KELENGKAPAN FASILITAS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TATA RUANG KANTOR, KELENGKAPAN FASILITAS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

11 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

PENGARUH TATA RUANG KANTOR, KELENGKAPAN FASILITAS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA

DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH Linda Kalista

(Alumni Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Aceh)

Suryani Murad Husnaina Mailisa Safitri

(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tata ruang kantor, kelengkapan fasilitas kerja dan motivasi kerja baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh. Populasi penelitian seluruh pegawai yang berjumlah sebanyak 142 pegawai. Jumlah sampel penelitian ditetapkan sebanyak 59 pegawai. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan formulasi sampel minimal dengan menggunakan metode Slovin. Hasil penelitian menjelaskan tata ruang kantor berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Kelengkapan fasilitas kerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Peran tata Ruang kantor, kelengkapan fasilitas kerja dan motivasi kerja dalam mempengaruhi kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh masih kurang dominan sehingga masih banyak variabel lainnya yang ikut mempengaruhi Kinerja pegawai pada instansi ini.

Kata Kunci: Tata Ruang kantor, kelengkapan fasilitas kerja, motivasi kerja dan Kinerja pegawai.

I PENDAHULUAN

Pemenuhan kebutuhan

masyarakat melalui ketersediaan bahan pangan yang berkualitas khususnya bahan pangan asal ternak menjadi salah satu program strategi pemerintah yang harus dilaksanakan sebagai amanah dari tujuan negara. Untuk itu pemerintah memerlukan perangkat organisasi yang kuat dan mampu

melaksanakan program kerja

pemerintah dalam bidang penyediaan pangan asal ternak dengan dukungan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun Negara.

Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi Aceh yang melaksanakan tugas umum Pemerintah Aceh dalam

(2)

12 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

bidang kesehatan hewan dan

peternakan dengan sasarannya adalah

peningkatan produksi dan

produktivitas ternak yang berdaya saing untuk mendorong nilai tambah usaha tani peternakan, meningkatkan pendapatan peternak serta memenuhi kebutuhan pangan sumber protein asal hewani di Provinsi Aceh. Untuk melaksanakan misi dan fungsi tersebut maka instansi ini membutuhkan pegawai yang memiliki kapabilitas dan kemampuan kerja yang baik. Namun jika dilihat lebih dekat kinerja Pegawai

pada Dinas ini masih belum

seluruhnya optimal.

Daftar Sasaran Kerja Pegawai

(SKP) menjadi bukti konkrit

bagaimana kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh. Dalam realita terdapat sejumlah pegawai dengan sikap, kepribadian dan perilaku kerja yang cukup dan sedang. Artinya masih terdapat sejumlah pegawai pada instansi tersebut yang bekerja dengan santai tanpa adanya upaya kerja yang baik untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak dan berkualitas. Bahkan ada

sebahagian pegawai yang sering mengulur-ulur waktu kerja tanpa adanya motivasi untuk mendahului pekerjaan siap lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk diantaranya adalah tata ruang kantor, kelengkapan fasilitas dan motivasi kerja.

Tata ruang kantor pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh adalah pengaturan ruangan serta penyusunan furniture dan peralatan kantor pada ruang dan luas lantai yang

tersedia untuk memberikan

kenyamanan bagi pegawai dalam bekerja dan memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai. Tata ruang yang nyaman dan elastis sangat dibutuhkan oleh pegawai untuk dapat bekerja secara aman, nyaman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Tata ruang kantor dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika penyusunan furniture dan peralatan kantor yang tidak teratur

maka akan cepat menimbulkan

kebosanan. Kemudian tata ruang kantor yang tidak teratur juga akan

(3)

13 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

membuat pegawai kurang dapat bergerak dengan leluasa, dan berpotensi timbulnya gesekan-gesekan yang membuat cedera.. Dengan tata ruang yang baik maka sudah pasti akan menimbulkan perasaan nyaman bagi pegawai sehingga dalam bekerja

pegawai dapat melaksanakan

kewajibannya dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar (Ardhya, 2014).

Kemudian fasilitas kerja juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruh kinerja pegawai pada

Dinas Kesehatan Hewan dan

Peternakan Aceh. Fasilitas/sarana adalah alat yang diperlukan untuk menggerakkan kegiatan manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dengan tersedianya fasilitas penunjang kerja yang lengkap maka pegawai anak terdorong untuk

meningkatkan kinerjanya

(Djoyowirono, 2013: 31). Tersedianya fasilitas kerja yang memadai pada Instansi tersebut dapat membantu dan memberi kemudahan bagi pegawai untuk bekerja dan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan.

Kemudian motivasi kerja juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pada

Dinas Kesehatan Hewan dan

Peternakan Aceh. Pegawai adalah manusia yang memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda-beda. Dengan kebutuhan dan harapan tersebut mereka termotivasi untuk bekerja. Namun tidak semua kebutuhan dan harapan tersebut dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah sehingga kemudian menimbulkan berbagai masalah yang berkaitan dengan motivasi kerja pegawai.

II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja

Kinerja pegawai (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau kelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi (Torang, 2013:74).

Kinerja menurut Sutrisno (2014:165) adalah sebagai hasil kerja

(4)

14 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Bernardin dan Russel

dalam Sutrisno (2014: 179)

mengajukan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu

1. Hasil kerja: tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauahmana pengawasan dilakukan.

2. Pengetahuan pekerjaan: pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja. 3. Inisiatif: tingkat inisiatif

selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang imbul.

4. Kecekatan mental: tingkat kemampuan/kecepatan dalam menerima instruksi

pekerjaan dan

menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.

5. Sikap: sikap positif dalam

melaksanakan tugas

pekerjaan.

6. Disiplin waktu dan absensi: tingkat ketetapan waktu dan kehadiran.

2.2. Tata Ruang Kantor

Secara etimologis, tata ruang kantor berasal dari bahasa Inggris yaitu “office layout”. Terdapat beberapa pengertian tentang tata ruang kantor menurut para ahli. Terry (Priansa dan Agus, 2013:35), mengutarakan sebagai berikut: (Tata ruang kantor merupakan penentuan mengenai kebutuhan ruang dan penggunaannya secara rinci dari ruang

tersebut untuk mempersiapkan

susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk pekerjaan kantor dengan biaya yang sesuai). Selanjutnya Terry juga dikutip dalam

Priansa dan Agus (2013:116)

menyatakan bahwa, tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci, untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan pekerjaan kantor dengan biaya yang layak.

(5)

15 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

Menurut Muther (Priansa, 2014:123), ada empat asas pokok tata ruang kantor adalah sebagai berikut:

1. Jarak Terpendek

Dalam penyusunan tempat kerja dan menenpatkan

alat-alat hendaknya

diletakan sedekat mungkin. 2. Rangkaian Kerja

Asas rangkaian kerja maksudnya para pegawai dan penggunaan peralatan kantor sesuai dengan urutan pekerjaan..

3. Penggunaan Segenap

Ruangan

Tata ruang yang baik

menggunakan seluruh

ruangan yang ada sehingga tidak ada yang terpakai baik

4. Perubahan Susunan Tempat Kerja

Dalam asas ini, tata ruang yang baik memungkinkan adanya perubahan atau

penyusunan kembali

dengan biaya yang

seminimal mungkin.

2.3 Fasilitas Kantor

Fasilitas/sarana adalah alat yang diperlukan untuk menggerakkan kegiatan manajemen dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

Penyediaan fasilitas adalah penyedia perlengkapan-perlengkapan fisik untuk

memberikan kemudahan kepada

penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna fasilitas

tersebut dapat terpenuhi

(Djoyowirono, 2013; 24). Indikator fasilitas kerja menurut Djoyowirono (2013:40), sarana dan prasarana

penunjang kerja yang dapat

mempengaruhi atau meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kondisi gedung dan kantor; 2. Peralatan dan perlengkapan kantor;

3. Alat transportasi; 4. Alat komunikasi.

2.4 Motivasi Kerja

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang mengerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kerja

maksimal. Darmawan (2013:81)

menyatakan motivasi adalah kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang

(6)

16 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

kelak mengarahkan serta menyalurkan perilaku sikap, dan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Indikator motivasi kerja berdasarkan kebutuhan terhadap prestasi menurut Darmawan (2013:83) adalah:

a. Adanya perasaan terikat dengan bidang tugasnya

b. Berusaha mengetahui

prestasinya dan

memperoleh umpan balik c. Tanggap terhadap situasi

sukar dan menetang

d. Keinginan menerima

tanggungjawab

e. Standar prestasi kerja yang dapat diukur dan terpenuhi

2.5 Kerangka Pemikiran

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (Mangkunegara, 2012:13). Upaya kerja yang digambarkan dengan motivasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan

sebaik-baiknya agar mampu mencapai

prestasi yang tinggi. Ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapain kinerja (Mangkunegara, 2005:68). Kuat lemahnya motivasi

kerja seseorang karyawan akan menentukan besar kecinya prestasi kerja (Anoraga, 2011:35).

Fasilitas kerja merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dari dunia kerja dan merupakan hal yang vital bagi pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan tersdianya fasilitas berupa sarana dan prasarana penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan

terdorong untuk meningkatkan

produktivitasnya. Implikasi yang timbul darikondisi tersebut yaitu kinerja pegawai akan lebih optimal dan tujuan dari organisasi dapat tercapai secara efisien danefektif (Djoyowirono, 2013; 24).

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Model Penelitian

Sumber: Palupi dan Ade (2014) dan dikembangkan oleh peneliti (2018) Tata ruang kantor (X1)

Kinerja pegawai (Y) Motivasi kerja (X3) Fasilitas kerja (X2) H1 H2 H3 H4

(7)

17 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor… III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh yang berjumlah pada tahun 2017 sebanyak 142 pegawai. Jumlah sampel penelitian ditetapkan sebanyak 59 pegawai. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan formulasi sampel minimal dengan menggunakan metode Slovin dan Sevila. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak 59 pegawai atau 41,55% dari jumlah pegawai. Penarikan sampel dilakukan secara strata proporsional yaitu berdasarkan Bagian/Bidang Kerja (Sekaran, 2011:131).

3.2 Data dan teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Pengumpulan data primer dalam

penelitian ini digunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan yang di rancang berbentuk pilihan yang telah disediakan.

/

3.3. Metode Analisis Data

Pengujian dan analisis data primer dilakukan dengan

menggunakan perangkat SPSS (Statistic Pagcket for of Social Science) versi 2.1 dengan formulasi regresi linier adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Kinerja pegawai a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi

variabel tata ruang kantor b2 = Koefisien regresi

variabel kelengkapan fasilitas kantor

b3 = Koefisien regresi

variabel motivasi kerja X1 = Tata ruang kantor

X2 = Kelengkapan fasilitas

kantor

X3 = Motivasi kerja

(8)

18 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor… 3.4. Definisi dan Operasional

Variabel

1. Tata ruang kantor (X1)

Tata ruang kantor menggunakan ukuran skala likert 1-5 dengan indikator, Jarak Terpendek Rangkaian Kerja Penggunaan Segenap Ruangan Perubahan Susunan Tempat Kerja.

2. Tata fasilitas kerja (X2)

Fasilitas kerja menggunakan ukuran skala likert 1-5 dengan indikator, kondisi gedung dan

kantor; Peralatan dan

perlengkapan kantor; Alat transportasi; .

3. Motivasi (X3)

Motivasi menggunakan ukuran skala likert 1-5 dengan indikator, Adanya perasaan terikat dengan bidang tugasnya, Berusaha mengetahui prestasinya dan

memperoleh umpan balik,

Tanggap terhadap situasi sukar

dan menetang, Keinginan

menerima tanggungjawab dan Standar prestasi kerja yang dapat diukur dan terpenuhi

4. Kinerja (Y)

Kinerja menggunakan ukuran skala likert 1-5 melalui indikator terdiri hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap dan disiplin waktu. IV HASIL PENELITIAN

Tabel 1

Hasil Analisis Model Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t hitung t tabel Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,845 0,341 2,481 2,004 0,016

Tata ruang kantor 0,160 0,069 0,242 2,317 2,004 0,024 Kelengkapan

fasilitas kerja 0,351 0,072 0,466 4,890

2,004

0,000 Motivasi kerja 0,227 0,083 0,292

Koefisien korelasi 0,732 a. Jumlah data 59 responden

b. Prediktor variable: tata ruang kantor (X1), fasilitas kerja (X2), motivasi

kerja (X3)

c. Variabel dependen: kinerja (Y) R Square 0,535

Adjusted R Square 0,118 F Hitung 25,467

(9)

19 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor… 4.1 Koefisien Regresi (B)

Dari hasil out put spss pada Tabel di atas dapat dibuat garis persamaan linier adalah sebagai berikut:

Y = 0,845+ 0,160X1 + 0,351X2

+ 0,227X3

Persamaan di atas menjelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta kinerja pegawai sebesar 0,845 menjelaskan jika tata ruang kantor (X1), kelengkapan

fasilitas kerja (X2) dan motivasi

kerja (X3) tidak mengalami

perubahan, maka kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh secara konstan berada pada posisi 0,845 unit skala likert.

2. Koefisien regresi pengaruh tata ruang kantor kerja sebesar 0.160, menjelaskan setiap terjadinya kenaikan satu unit skala likert pada aturan tata ruang kantor maka akan dapat meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0.160 unit skala likert.

3. Koefisien regresi pengaruh kelengkapan fasilitas kerja sebesar

0.351 menjelaskan setiap adanya kenaikan satu unit skala likert variabel kelengkapan fasilitas kerja maka akan dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh sebesar 0.351 unit skala likert.

4. Koefisien regresi pengaruh motivasi kerjasebesar 0.227 menjelaskan setiap terjadinya kenaikan satu unit skala likert variabel motivasi kerja maka akan dapat meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0.227 unit skala likert.

4.2 Korelasi (R) dan Determinasi (R2) Koefisien korelasi R sebesar 0,732 menjelaskan terdapat hubungan yang positif antar variabel bebas (tata ruang kantor (X1), kelengkapan

fasilitas kerja (X2) dan motivasi

kerja(X3)) dengan kinerja pegawai (Y)

pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, hubungan tersebut tergolong kuat dengan keeratan hubungan 0,732 atau 73,2%.

(10)

20 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

Koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,535 menjelaskan, peran variabel tata ruang kantor (X1),

kelengkapan fasilitas kerja (X2) dan

motivasi kerja (X3) dalam

mempengaruhi kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh adalah sebesar 0,535 atau 53,5%. Sementara sisa (nilai residu) dari peran variabel tersebut sebesar 0,465 atau 46,50% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini.

4.3 Pembuktian Hipotesis

4.3.1 Pembuktian Secara Simultan Hasil pembagian Mean Square diperoleh nilai F hitung sebesar 25,467 pada batasan tingkat signifikansi 0,000. Sementara nilai F tabel taraf signifikan % dan df 59 adalah sebesar 3,17. Dengan demikian terlihat bahwa nilai F hitung (25,467) > F tabel (3,17)

sehingga hipotesis Ha yang

menyatakan tata ruang kantor (X1),

kelengkapan fasilitas kerja (X2) dan

motivasi kerja (X3) berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kesehatan Hewan dan

Peternakan Aceh dapat diterima kebenarannya.

4.3.2 Pembuktian Secara Parsial 1) Pengaruh tata ruang kantor

terhadap Kinerja pegawai

Dari hasil analisis spss diperoleh nilai t hitung untuk variabel tata ruang kantor sebesar 2.317 pada batasan nilai probabilitas 0,024. Sementara nilai t tabel pada tingkat kesalahan 5% adalah 2,004. Dengan demikian t hitung > t tabel sehingga Ha diterima, artinya tata ruang kantor berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

2) Pengaruh kelengkapan fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai

Dari hasil analisis spss diperoleh nilai t hitung untuk variabel kelengkapan fasilitas kerja sebesar 4.890 pada batasan nilai probabilitas 0,000. Sementara nilai t tabel tingkat kesalahan 5% adalah 2,004. Dengan demikian t hitung > t tabel sehingga hipotesis Ha, artinya kelengkapan fasilitas kerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

(11)

21 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

3) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai

Dari hasil analisis spss diperoleh nilai t hitung sebesar 2.737 pada batasan nilai probabilitas 0,008. Sementara nilai t tabel tingkat kesalahan 5% adalah 2,004. Dengan demikian t hitung > t tabel sehingga hipotesis Ha, artinya motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Tata ruang kantor berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

2. Kelengkapan fasilitas kerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

3. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

4. Secara simultan tata ruang kantor,

kelengkapan fasilitas kerja dan motivasi kerja memiliki pengaruh dengan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.

5. Kemampuan variabel tata ruang kantor, kelengkapan fasilitas kerja dan motivasi kerja dalam menjelaskan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh masih kurang dominan, sehingga masih banyak variabel lainnya yang ikut mempengaruhi Kinerja pegawai pada instansi ini.

5.2. Saran-saran

1. Kepala Bidang Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh perlu memiliki perhatian terhadap aturan taat ruang kantor agar pegawai dapat bergerak antara satu tepat ke tempat lainnya dengan leluasa. 2. Dinas Kesehatan Hewan dan

Peternakan Aceh harus dapat melakukan renovasi ruang kerja

(12)

22 | Linda K, Suryani M, Husnaina MS, Pengaruh Tata Ruang Kantor…

3. sesuai dengan kebutuhaan dan kondisi.

4. Pegawai perlu mengetahui sejauh mana prestasi kerjanya dan perlu memperoleh umpan balik dari pimpinan. DAFTAR PUSTAKA Djoyowirono, Soegeng (2013). Manajemen Konstruksi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Darmawan (2013) Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Pena Semesta, Surabaya.

Priansa, Donni Juni, dan Agus Garnida

(2013) Manajemen

Perkantoran. Alfabeta. Bandung.

Rivai, Veithzal (2014) Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sekaran, Uma. (2011). Metode

Pemelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sutrisno, Edy (2013) Manajemen

Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana.

Torang, Syamsir (2013) Organisasi dan Manajemen, Bandung: Afabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

Abstrak: Keseimbangan beban kerja karyawanperlu dilakukan melaui pengukuran kinerja karyawan produktif dan non produktif, salah satunya dengan menggunakan metode work sampling

Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (6,386 > 1,998), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Variabel Tata Ruang

Selanjutnya adalah tahap tindakan act, dalam tahapan ini dilakukan sebuah pelaksanaan tindakan yang mengacu kepada perencanaan yang sebelumnya telah dibuat, Tahapan selanjutnya

Asesmen perkembangan persepsi ditujukan untuk menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru dalam memahami kemampuan persepsi anak

Hal ini diduga karena tidak adanya mikroba antagonis yang berperan sebagai pesaing dalam mendapatkan ruang dan nutrisi, sehingga patogen dapat berkembang dengan baik, yang

Pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan dasar untuk membangun suatu sistem asuhan pasien yg lebih aman, 3 kegiatan penting adalah: 1) Mendorong seluruh staf

Tepung gandum lokal yang disosoh dan pasta ubijalar ungu sampai dengan 40% berpeluang dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan roti manis yang memiliki sensoris cukup disukai,