• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 V. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA)

A. Pendahuluan

Kalau orang menyebut udang, bayangan pertama menunjukkan pada udang laut. Tetapi tidak selalu demikian karena dalam air tawar terdapat banyak udang ukuran besar. Sejauh ini udang air tawar yang sudah dikenal luas dan dibudidayakan adalah udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) atau freshwater giant prawn. Ukuran panjang udang galah sekitar 25 cm untuk jenis jantan dan 15 cm untuk betina.

Sampai saat ini permintaan dunia maupun lokal akan udang galah masih terus naik, seiring dengan kenaikan jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraannya, maka peluang usaha pemeliharaan udang galah sangat baik. Informasi terakhir menunjukkan bahwa Jepang dan Amerika masih merupakan pengimpor udang galah terbesar. Negara pengekspor utama diantaranya Thailand, Malaysia, Bangladesh dan Indonesia. Namun permintaan akan udang galah tersebut sebagian besar dipenuhi dan hasil penangkapan.

Keuntungan besar yang dapat diperoleh dari usaha budidaya udang galah adalah perbedaan antara harga jual dengan biaya produksi tiap satuan berat cukup tinggi. Budidaya udang galah selain di kolam tanah, juga dapat dipelihara di sawah bersama padi (Rustadi 1979). Meskipun demikian untuk menghasilkan satuan berat udang galah diperlukan teknik budidaya yang tepat. OIeh karena itu untuk meningkatkan produksi diperlukan teknik budidaya yang tepat sehingga dapat diperoleh keuntungan yang tinggi pula.

B. Jenis dan Sifat

Banyak udang air tawar sejenis udang galah yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yaitu M. rude, M. malcolmsoni dan M. carcinus. Selain udang galah terdapat udang yang salama fase hidupnya dalam air tawar, yakni udang air tawar (Palaemon).

Pada perkembangan larva, udang galah membutuhkan air payau salinitas 8 — 22 permil, sedangkan dan tingkat pasca lava sampai bertelur hidup dalam air tawar maupun payau (Ling 1967). Pertumbuhan udang galah yang optimal justru dalam air tawar atau salinitas sampai 2 permil. Kriteria kualitas air Iainnya untuk pertumbuhan udang galah aalah pH 7,0 — 8,5, suhu air berkisar 18 — 34 °C dan optimalnya 29-31°C, kesadahan total kurang dari 100 ppm kadar oksigen minimal 3,5 ppm dan tidak terkena polusi (Bardach dkk. 1972, New dan Singholka 1982). Makan sangat rakus mau makan segala macam jenis dan makanan buatan. Udang galah bersifat omnivora, makanan alaminya cacing-cacingan, insekta air, larva insekta udang-udangan kecil, daging ikan dan binatang lainnya yang busuk, biji-bijian, buahbuahan, garggang, daun dan batang tanaman air yang lunak (Ling 1967).

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 C. Teknik Budidaya

1. Tahap persiapan

a. Untuk pemeliharaan udang galah bisa menggunakan kolam ukurah 1.000 — 3.000 m2 berbentuk persegi panjang (70 x 30 m). Hal ini dimaksud agar pemberian pakan dapat disebar secara merata dan pergantian air lebih merata.

b. Perbaikan pematang dilakukan dengan membersihkan rumput dan menutup lubang, kemudian menempelkan tanah pada pematang.

c. Pengolahan tanah dasar kolam yang meliputi: pencangkulan tanah dasar kolam dilakukan dengan cara membalikan tanah, disamping itu sekaligus dilakukan pembentukan kemiringan permukaan tanah dasar kolam dan kemalir. Pengolahan tanah mi dilakukan setelah 2-3 kali pemeliharaan.

d. Pengeringan dilakukan beberapa han (5-7 hail) bertujuan untuk aerasi tanah dan menguapkan gas-gas beracun (NH3 dan H2S dan untuk membasmi bibit hama penyakit dan telur-telur ikan liar.

e. Pengapuran dilakukan untuk menaikan alkalinitas dan pH air. Hal ini dilakukan apabila pH air rendah. Dosis yang digunakan adalah 0,1 kg/m2.

f. Pemupukan dengan jalan menaburkan pupuk kandang yang sudah kering di atas permukaan tanah dasar kolam secara merata. Dosis pupuk yang digunakan 0,5-1 kg/m2. Pupuk organik dicampur dengan pupuk Urea dosis 5- 10 kg/ha dan TSP 10-20 kg/ha.

g. Penyediaan pelindung (shelter). Penyediaan substrat atau substrat bag, udang galah diperlukan untuk tempat berlindung ketika melakukan ganti kulit (moulting). Disamping itu udang adalah binatang yang hidup di dasar kolam atau menempel pada substrat, maka untuk memperluas permukaan dasar kolam bisa dibuat bergelombang, memasang kisi-kisi (jaring). Substrat penempel dan tempat berlindung udang juga dapat ditambahkan berupa pipa dan pelepah daun kelapa. Tempat berlindung berupa tanaman air kurang tepat karena akan dapat mengurangi kesuburan air dan ruang sehingga perlu dikontrol pertumbuhannya.

h. Pemasukkan air. Air masuk ke dalam kolam harus melalui pipa disaring menggunakan dua lapis, di muka dengan waring (lubang 4-5 mm) dan di belakang dengan kantong hapa (lubang 2-3 mm). Kedalaman air setinggi 20 cm dan didiamkan selama 5 hari sampai air tampak berwarna biru, kemudian air ditambahkan secara perlahan-lahan hingga mencapai ketinggian ± 0,8-1 m dan siap untuk ditebari.

2. Benih dan penebaran

Benih udang galah sudah harus dipesan atau disiapkan sejak 15 hari sebelum ditebar. Hal ini dimaksud untuk menjamin ketersediaan dan kesesuaian waktu yang telah direncanakan.

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 a. Benih larva

Benih udang galah yang sudah dapat dipelihara dalam air tawar adalah berukuran pasca larva, maka diperlukan pendederan untuk mendapatkan ukuran tokolan, yang siap dibesarkan. Berat benih larva kurang Iebih 0,009 gram dengan panjang 0,8-0,9 cm, dipelihara dalam kolam dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Penebaran dilakukan sore hari (pukul 16-18.00). Untuk menjadi tokolan diperlukan waktu pemeliharaan 2 bulan, yang selanjutnya dipelihara dalam kolam pembesaran.

b. Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran udang galah dapat dilakukan dengan kepadatan rendah (ekstensif) 1,5-2 ekor/m2, produksinya 150-200 kg/ha selama 6 bulan hanya dengan pemupukan. Apabila ditambah pakan berupa: dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, cacahan bekicot dan sisa bahan makanan kepadatanya 10-15 ekor benih yuwana/m2 produksinya naik menjadi 200-300 kg/haI 4-5 bulan. Sedangkan apabila pemupukan dengan pakan buatan disamping produksinya naik, juga waktunya lebih pendek hanya 3 bulan. Produksi dapat mencapai 1.300-1.500 kg/ha dengan kepadatan 15-20 ekor benih yuwana/m2.

3. Pengairan

Pengisian air tidak surut dan kualitas air tidak menurun. mengontrol agar pematang tidak bocor dan mengalirkan air. Mengisi air digunakan untuk mengganti air yang hilang karena rembes dan menguap, serta diperlukan untuk pengenceran ketika terjadi pertumbuhan plankton yang melimpah atau terjadi kematian plankton (die off). Penambahan air ke dalam kolam juga harus melalui pipa penyaringan menggunakan dua lapis, di muka dengan waring (lubang 4-5 mm) dan di belakang dengan kantong hapa (lubang 2-3 mm).

4. Kapur dan pupuk susulan

Pemupukan susulan dengan dosis sama dengan jumlah pupuk dasar perlu dilakukan untuk menjaga pertumbuhan plankton, menjaga kualitas air dan persediaan pakan alami bagi udang, yang ditandai dengan kekeruhan dan warna air. Untuk mengetahui cukup dan tidaknya pakan alami yang tersedia dapat dilakukan dengan pengecekan menggunakan nilai transparansi (kecerahan) air, yaitu nilainya berkisar 10-15 cm. Apabila kurang dan 10 cm berarti plankton terlalu pekat maka perlu pengenceran dan harus ditambah air. Namun bila lebih dan 15 cm berarti kepadatan plankton rendah, maka perlu pemupukan susulan.

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 Disamping pemupukan, pengapuran susulan juga diperlukan karena untuk menjaga pertumbuhan udang membutuhkan pembentuk khitin dan meningkat-kan keasamaan air akibat pemupukan yang cenderung menurunkan keasaman.

5. Pakan

Pakan tambahan diperiukan untuk mempercepat pertumbuhan dan disesuaikan dengan sifat udang yang rakus, nremil, pemakan daging/bangkai dan kanibal bila tidak tersedia makanan. Secara alami udang galah memakan potongan lembut berbagai tanaman air, phitoplankton dan zooplankton (Copepoda, Cladocera, Daphnia, Diatomae dan sebagainya) dan juga binatang-binatang renik. Sedang untuk pakan tambahan campuran dan katul, bungkil, jagung yang direbus dan cacahan daging siput, bekicot dan ketam atau pakan buatan pabrik berbentuk butiran atau pellet jenis tenggelam.

Untuk penebaran tinggi, pakan tambahan yang diberikan mengandung protein 25-30%, tenggelam dalam air dengan stabilitas dalam air sekitar 2 jam dan dapat dihabiskan dalam waktu I jam. Ukuran, jumlah dan frekuensi pemberian pakan tergantung pada ukuran udang, pemberian menurun sebanyak 20-5% dan berat total udang per hari dan cara pemberiannya disebar ke seluruh permukaan kolam.

Monitoring efektivitas pembenian pakan buatan atau nafsu makan udang dapat dilakukan dengan memasang anco terbuat dan hapa (1x1m2) dan dipasang menggantung dan tenggelam 50-60 cm di bawah permukaan air. Wadah diberi pakan, 5-10 menit kemudian diangkat, dihitung dan ditimbang udangnya.

Pembesaran udang galat juga dapat dilakukan pemeliharaan campuran dengan ikan maka harus dipilih jenis-jenis ikan yang bukan pesaing (kompetitor). Jenis ikan yang sering untuk pemeliharaan campuran adalah tawes dan bandeng dengan jumlah - 1/3 dan jumlah udang yang ditebar.

6. Pengendalian hama, parasit dan predator

Dengan persiapan yang baik, air masuk selalu disaring akan mencegah hama, parasit dan predator masuk ke dalam kolam. Namun demikian bila ada penyakit, hama dan predator harus dikendalikan. Lingkungan yang jelek dan mengandung bahan toksin atau racun serta defisiensi makanan (kekurangan gizi) dapat mengakibatkan udang mengalami kesulitan di dalam melakukan pergantian kulit (moulting). Disamping itu, udang menjadi kurang sehat dan menjadi media pertumbuhan serta perkembangan bibit penyakit.

Predator bagi udang galah dapat berupa ikan gabus, lele, belut dan juga ular. Dengan adanya kolam penampungan (tandon) disamping untuk membentuk air baku, juga menyaring ikan liar, organisme hama dan pembawa penyakit. Ikan liar dicegah

2 1

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 masuk ke dalam kolam dengan saringan pada pintu air masuk. lkan belut yang biasanya hidup di dalam lubang pada pematang, dicegah dengan memasang terpal plastik sepanjang pematang sekaligus untuk mencegah rembesan air.

7. Pemanenan

Pemanenan udang galah dan pendederan dilakukan secara total, yaitu dengan mengeringkan kolam. Pemanenan dimulai dengan pengesatan, dilakukan malam hari sehingga pada pagi hari sudah menangkap, menyeleksi ukuran dan menebar kembali ke kolam pembesaran. Pemanenan pada pagi hari yang masih. dingin juga dimaksud untuk mencegah terjadinya ganti kulit. Oleh karena itu, kolam pembesaran sudah disiapkan jumlah dan luasnya senta persiapannya.

Sebelum panen harus diketahui betul bahwa udang galah sebagian besar tidak habis ganti kulit. Hal ini diketahui dengan melakukan sampling menggunakan jaring tebar. Apabila banyak udang yang baru ganti kulit, segera dilakukan pengapuran menggunakan dolomit (15-20 kg/1000 m2) dan setelah 10 hari kemudian dapat dipanen. Karena pertumbuhan udang galah tidak merata, maka cara panen dilakukan pada kolam pembesaran dengan selektif, yaitu udang yang besar ditangkap dan yang kecil dipelihara kembali. Cara pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring dengan ukuran mata 2-3 inci, dapat untuk menangkap udang ukuran lebih dan 20 gram/ekor. Cara lain dengan mengesat kolam, seluruh udang ditangkap, kemudian diseleksi yang besar dikumpulkan tersendiri dan kecil.

Pemeliharaan udang galah dengan kepadatan 20 ekor/m2 , dipupuk organik dan dikapur pada persiapan dan diberi pakan pellet kandungan protein 25% dapat menghasilkan 1.300-1500 kg/ha dalam waktu 4,5 bulan. Jumlah yang hidup 75-85% dan konversi pakan 1,55. Ukuran udang hasil panen dapat digolongkan sebagai berikut: ukunan > 50 gram sebanyak 20,20 %, 20 — 50 g sebanyak 21.86% dan kurang dan 20 g sebanyak 57,94%. Oleh karena itu, untuk mencapai ukuran yang lebih senagam dan ukuran pasar perlu ditununkan kepadatannya.

D. Rangkuman

Udang galah (M. rosenbergii de Man) adalah udang yang dapat dipelihana pembesarannya dalam air tawar karena sejak pasca larva sampai bertelur hidup dalam air tawar, sedangkan Iarvanya membutuhkan air payau. Pemeliharaannya untuk mencapai ukuran konsumsi melalui 2 tahap, yaitu pendederan selama 2 bulan dan pembesaran selama 3 bulan.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 Untuk pemeliharaan paling cocok menggunakan kolam tanah berbentuk persegi panjang ukuran (70 x 30 m) dilengkapi dengan pipa saluran air masuk dan keluar. Pengelolaan pemeliharaan meliputi: persiapan kolam (perbaikan pematang dan dasar kolam, pengapuran, pengerinan, pengisian air setinggi 20 cm) dan didiamkan selama 10 hari. Penebaran pendederan sebanyak 50-100 ekor/m2, sedangkan pembesaran sebanyak 10 ekor/m2. Pemberian pakan, pengairan dan pengendaliah hama dilakukan setiap hari, pemupukan dan pengapuran susulan tiap bulan. Pemanenan dilakukan secara total pada pendederan dan langsung ditebar untuk dibesarkan, sedangkan dalam pembesaran dilakukan selektifdulu kemudian secara total.

E. Latihan Soal-soal

1. Persiapan apa saja yang dilakukan pembudidaya udang galah sebelum penebaran benih?.

2. Apa sebab udang galah mengalami ganti kulit dan faktor-faktor apa saja yang mendorongnya?

3. Kegiatan apa saja yang dilakukan sejak benih ditebar sampai panen?.

4. Bagaimana cara memanen udang galah dan kolam pendederan dan kolam pembesaran?

F. Daftar Buku Bacaan

Bardach, J.E., J.H. Ryther and W.O. McLarney, 1972. Aquaculture: The Farming and Husbandry of Freshwater and Marine Organisms, John Wiley and Sons Inc. Toronto. 868 p.

Ling, S. W., 1967. The General Biology and Development of Macrobrachium rosenbergil (de Man). FAQ World conference on the Biology and Culture of Shrimps and Prawns, Mexico City, 6/24/67 FR:BCSP/67/E/30.

New, M.B. dan S. Singholka, 1982. Freshwater Prawn Farming. A Manual for the Culture of Macrobrachium rosenbergil. FAQ Fish Tech. Pap., (225):1 16p. Rome.

Rustadi, 1979. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Hasil Udang Galah (Macrobrachium rosenbergil) pada Pemeliharaan Bersama Padi dengan Teknik Sawah Berbeda. Tesis lnsinyur Fak. Pertanian UGM. 57 hal.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

rhusiopathiae serotipe 1 dan serotipe 2 merupakan serotipe-serotipe yang patogenik bagi babi, tetapi dalam penelitian ini terlihat bahwa serotipe-serotipe lain (6, 11, 12, dan tipe

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kejadian dan tingkat depresi serta faktor risiko kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda pemerintah dan

Ekplorasi dimulai dengan mencari tahu atau mempelajari kemampuan apa saja yang tersedia pada feature PC-Dmiss yang bisa dipergunakan untuk efisiensi waktu proses pembuatan

Walaupun mempunyai sepasang elektron bebas, tetapi karena adanya delokalisasi elektron dalam cincin aromatis, maka pirol tidak dapat bersifat basa, malahan bersifat asam yang

Siswa yang underachiever tidak percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk berprestasi, karenanya mereka tidak berusaha keras untuk belajar dan mudah menyerah

Permasalahan yang ada dalam pengambilan keputusan diantaranya adalah kurangnya pemahaman terhadap tujuan sekolah, kurangnya kemampuan (skill) kepala sekolah dalam

Penelitian ini menyatakan bahwa kualitas jasa secara positif berpengaruh terhadap kecenderungan pelanggan untuk melakukan WOM.Persepsi kualitias jasa perusahaan yang

Kondisi optimum penyerapan ion logam oleh sorben genjer dapat dilakukan pada pH larutan ion logam 5, ukuran partikel 180 µm, dan tanpa pemanasan. Kapasitas penyerapan genjer