• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Albumin, Cross sectional studies, Fasciolosis, Fasciola gigantica, Sapi Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Albumin, Cross sectional studies, Fasciolosis, Fasciola gigantica, Sapi Bali."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denapasar pada tanggal 20 Juni 1993. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis merupakan anak dari I Gusti Agung Gde Pujawan dan Dra. Nonik Puji Parwiti.

Tahun 2000 sampai tahun 2006 penulis menempuh pendidikan di SDN 5 Gianyar. Pada tahun 2006 sampai tahun 2009 penulis menempuh pendidikan di SMPN 1 Gianyar. Pada tahun 2009 sampai tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Gianyar, pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana melalui jalur SNMPTN.

Penulis melakukan penelitian di 3 lokasi yaitu Rumah Potong Hewan Pesanggaran Kota Denpasar, Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Udayana dan UPT. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali dengan menulis skripsi berjudul “Kadar Albumin Sapi Bali yang Terinfeksi Faciola Gigantica“ untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

(2)

ABSTRAK

Albumin adalah protein plasma yang paling banyak dalam tubuh dan berfungsi mempertahankan tekanan osmosis darah. Kadar albumin sapi Bali tersebut di pengaruhi oleh berbagai macam factor, salah satunya adalah infeksi cacing Fasciola gigantica. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui kadar albumin sapi Bali yang terinfeksi Fasciola gigantica. Penelitian ini menggunakan 60 sampel darah sapi Bali yang terdiri dari 30 sampel darah sapi Bali terinfeksi Fasciola gigantica dan 30 sampel darah sapi Bali sehat. Metode penelitan menggunakan cross sectional studies, Sampel diambil di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Kota Denpasar. Analisis data yang digunakan adalah one-sampel t test, membandingkan sampel yang terinfeksi dengan sampel yang sehat. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kadar albumin sapi Bali yang terinfeksi Fasciola gigantica adalah 3,24 g/dl dan rata-rata kadar albumin yang tidak terinfeksi Fasciola gigantica adalah 4,14 g/dl. Analisis data menunjukan bahwa infeksi Fasciola gigantica berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap penurunan kadar albumin sapi Bali sebanyak 0,9 g/dl. Disimpulkan bahwa sapi Bali penderita Fasciolosis yang di potong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran mengalami gangguan fungsi hati.

Kata kunci: Albumin, Cross sectional studies, Fasciolosis, Fasciola gigantica, Sapi Bali.

(3)

ABSTRACT

Albumin is a plasma protein that is most widely in the body and serves to maintain the osmotic pressure of blood. Albumin levels on Bali cattle are infected by various factors, one of which is a worm infection Fasciola gigantica. The purpose of this research is to determine the levels of albumin Bali cattle that infected by Fasciola gigantica. This research is using 60 blood samples of Bali cattle, consisting of 30 blood samples Bali cattle that infected by Fasciola gigantica and 30 blood samples of healthy Bali cattle. This research are using cross-sectional studies methods, samples were taken at the Slaughter House Pesanggaran, Denpasar. Analysis of the data is using the one- sample t test, comparing samples that infected with the healthy samples. The results showed that the average levels of albumin Bali cattle infected with Fasciola gigantica was 3,24 g/dl and the average albumin levels were not infected with Fasciola gigantica was 4,14 g/dl. The data analysis showed that the infection of Fasciola gigantica highly significant (P<0,01) towards decreased levels of albumin Bali cattle at 0,9 g/dl. It is concluded that infected Bali cows that are slaughtered in the Slaughterhouse Pesanggaran suffered liver disfunction.

Key Word : Albumin, Bali Cattle, Cross sectional studies, Fasciolosis, Fasciola gigantica.

(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “ Kadar Albumin Sapi Bali yang Terinfeksi Faciola Gigantica “. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak bantuan, bimbimgan, dan petunjuk dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besaarnya kepada :

1. Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. drh. Ida Bagus K. Ardana, M.Kes selaku pembimbing I dan drh. Made Suma Anthara, M.Kes selaku pembimbing II atas bimbingan, bantuan selama penelitian dan penulisan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Dr. drh. I Ketut Anom Dada, MS. Selaku pembimbing akademik atas bimbingan, saran dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi.

4. Dr. drh. Hamong Suharsono, M.Kes, drh. A. A. Sg. Kendran, M.Kes, drh. A. A. Oka Dharmayudha, M.P selaku penguji atas saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana untuk ilmu yang diberikan selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

6. Kedua orang tua saya, Bapak I Gusti Agung Gde Pujawan dan ibu Dra. Nonik Puji Parwiti atas segala doa, cinta, kasih sayang dan dorongan baik

(5)

secara moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai jenjang ini.

7. Saudara saya, I Gusti Agung Gde Arta Negara, S.Kom untuk dukungan dan semangatnya.

8. I Gusti Ayu Dwi Meilaputri sebagai sahabat dan pacar yang memberikan dorongan, motivasi, nasehat serta dukungan kepada penulis.

9. Teman-teman 2012 A, Saklek BJ dan sahabat-sahabat Armada Racun untuk semangat, motivasi, serta bantuan selama perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan terutama di bidang Kedokteran Hewan.

Denpasar, 11 Mei 2016

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

RIWAYAT HIDUP ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

UCAPAN TERIMA KASIH ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ... 4

2.1 Sapi Bali ... 4 2.2 Fasciolosis ... 5 2.2.1 Etiologi ... 5 2.2.2 Siklus Hidup ... 7 2.2.3 Patogenesis ... 9 2.2.4 Gejala Klinis ... 11 2.2.5 Diagnosa ... 11

2.2.6 Pengobatan dan Pengendalian ... 12

2.3 Hati ... 13

2.4 Albumin ... 14

2.5 Kerangka Konsep. ... 16

2.6 Hipotesis ... 19

BAB III MATERI DAN METODE ... 20

3.1 Objek Penelitian. ... 20

3.2 Bahan-bahan ... 20

3.3 Peralatan ... 20

3.4 Rancangan Penelitian ... 20

(7)

3.5.1 Pengumpulan Sampel Darah Sapi bali Terinfeksi Fasciola gigantica . 20

3.5.2 Pembuatan Serum Sapi bali ... 21

3.5.3 Prosedur Kerja Pengujian Albumin Darah Sapi bali ... 21

3.6 Analisis Data ... 22

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ... 23

4.1 Hasil Penelitian ... 23

4.2 Pembahasan ... 24

4.3 Pengujian Hipotesis ... 26

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. ... 27

5.1 Simpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN

(8)

DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5

Perbandingan Antara Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica……

Morfologi Fasciola sp……….

Telur Fasciola sp……….

Siklus Hidup Fasciola Spv………..

Kerangka Konsep ……… 6 6 7 9 19

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Tingginya permintaan masyarakat atas kebutuhan daging membuat pemerintah harus melaksanakan swasembada daging. Menurut perhitungan Kementan, total kebutuhan daging sapi di Indonesia tahun 2016 adalah 490.000 ton/tahun. Produksi daging sapi lokal sebanyak 2,5 juta ekor atau setara dengan 441.000 ton/tahun. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi daging sapi. Sapi Bali (Bibos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar sejak akhir abad 19 di Bali (Guntoro, 2002). Sapi Bali telah tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dan berkembang cukup pesat di daerah karena memiliki beberapa keunggulan. Sapi Bali mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk seperti daerah yang bersuhu tinggi, mutu pakan yang rendah, dan lain-lain. Tingkat kesuburan (fertilitas) sapi Bali termasuk sangat tinggi dibandingkan dengan sapi lain, yaitu mencapai 83%, tanpa terpengaruh oleh mutu pakan. Tingkat kesuburan (fertilitas) yang tinggi ini merupakan salah satu keunikan sapi Bali (Guntoro, 2002). Kemurnian bangsa sapi asli Indonesia seperti sapi Bali sebagai cadangan plasma nutfah asli Indonesia sangat diperlukan untuk perkembangan peternakan di masa mendatang dalam upaya mendukung program pemerintah yaitu swasembada daging. Namun dalam pelestarian dan mengembangan sapi banyak kendala yang dihadapi oleh peternak di wilayah Indonesia. Disamping masalah pakan, masalah obat-obat dan serangan penyakit tidak kalah penting. Sapi Bali sering diserang oleh berbagai macam penyakit salah satunya adalah cacingan.

Cacingan (helminthiasis) pada sapi merupakan penyakit infeksius yang bisa disebabkan oleh cacing gilig (Nematoda), cacing pita (Cestoda) atau cacing daun (Trematoda) yang menyerang melalui saluran percernaan dan menginfeksi organ tubuh lainnya. Ketiga kelompok cacing tersebut dapat menyerang sapi

(10)

secara berkelompok atau individu. Namun tidak semua spesies cacing dapat menyerang sapi (Muchlis, 1985).

Infeksi cacing hati (Fasciolosis) pada ternak di Indonesia disebabkan oleh Fasciola gigantica (Muchlis, 1985; Soesetya, 1975) yang kejadiannya lebih umum pada sapi dan kerbau dari pada di domba atau kambing dengan sebaran yang luas terutama di lahan basah (Edney dan Muchlis, 1962; Suhardono et al., 1989; Suweta 1983). Kasus Fascioliosis pada sapi disebabkan oleh Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica (Soulsby, 1982). Di kepulauan Indonesia, Fasciola gigantica sering menyerang sapi yang hidup di hati dan saluran empedu. Infeksi Fasciola gigantica akan merusak sel-sel parenkim hati dan mempengaruhi pembentukan albumin dalam darah.

Hati merupakan organ vital pada hewan, yang mempunyai fungsi yang sangat kompleks (Dhirgo, 2009). Hati mensintesis dan melepaskan lebih dari 90% protein plasma (Martini et al., 1992). Menurut Kaneko et al. (1997) terdapat tiga fraksi utama protein dalam darah yaitu albumin, globulin dan fibrinogen yang di sintesa oleh hati.

Albumin adalah salah satu jenis protein di dalam plasma darah yang berjumlah antara 3-5% dari total volume darah atau sekitar 35-50% dari total protein plasma (Kaneko, 1980 dan Pierce, 1993). Albumin mempunyai peranan penting dalam pengangkutan berbagai macam asam amino ke berbagai jaringan tubuh dan ikut mempertahankan tekanan osmosis darah (Siti A, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah infeksi Fasciola gigantica dapat menurunkan kadar albumin darah sapi Bali ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar albumin sapi Bali yang terinfeksi Fasciola gigantica.

(11)

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat khususnya peternak dan kalangan laboratorium. Dengan di dapatkannya kadar albumin sapi Bali yang terinfeksi Fasciola gigantica nantinya akan berguna untuk kepentingan baik itu ekomonis dalam bidang swasembada daging sapi maupun bagi kesehatan hewan khususnya sapi.

Referensi

Dokumen terkait

setiap rumah mempunyai alamat setiap rumah mempunyai batas alamat menunjukkan letak rumah ayo kembali ke cerita rudi. di manakah letak rumah rudi lihatlah denah

5. Bahwa dalil Para Pemohon tentang kesalahan perhitungan yang telah dilakukan Termohon dalam Rekapitulasi Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

kesehatan. Persoalan ini berkaitan dengan para pemakai jasa pelayanan serta pemerintah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Perhitungan

Dari analisis data ditemukan beberapa hal pada atlet futsal SMPIT Thariq Bin Ziyad, diantaranya tingkat anxiety atlet futsal SMPIT Thariq Bin Ziyad pada saat mengikuti

[r]

pembawa ( carrier ) talk dapat mengendalikan trips pada krisan hingga 97% dibandingkan kontrol (Silvia et al. 2010), pada kepadatan 10 9 konidia/ml efektif menekan serangan kutudaun

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada isolat Bone media ampas tahu dan beras memberikan pengaruh lebih baik secara signifikan terhadap produksi spora

Berdasarkan rata-rata persentase mortalitas serangga, isolat yang memiliki tingkat virulensi yang relatif lebih tinggi dari yang lainnya adalah isolat dari Tegineneng dengan hasil