• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISERTASI PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS ISHIKAWA ET OKAJIMA (HEMIPTERA:REDUVIIDAE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISERTASI PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS ISHIKAWA ET OKAJIMA (HEMIPTERA:REDUVIIDAE"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DISERTASI

PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS

ISHIKAWA ET OKAJIMA

(HEMIPTERA:REDUVIIDAE) SEBAGAI PREDATOR

HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS PLUTELLA

XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE)

DAN CROCIDOLOMIA PAVONANA FAB.

(LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)

KETUT AYU YULIADHI NIM 1090471008

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS

ISHIKAWA ET OKAJIMA

(HEMIPTERA:REDUVIIDAE) SEBAGAI PREDATOR

HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS PLUTELLA

XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE)

DAN CROCIDOLOMIA PAVONANA FAB.

(LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor Pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Pertanian,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

KETUT AYU YULIADHI NIM 1090471008

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 1 JUNI 2015

Promotor,

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S NIP. 19570330 198601 1 001

Kopromotor I, Kopromotor II,

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, M.S Dr. Ir. Pudjianto, M.Sc NIP. 19561207 198403 1 001 NIP. 19580825 198503 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Doktor Ilmu Pertanian Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS NIP.19560525 198303 1 002

Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) NIP.19590215 198510 2 001

(4)

iv

Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup Tanggal...

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

Nomor : Tanggal :

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS

Anggota :

1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS 2. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, MS 3. Dr. Ir. Pudjianto, M.Sc

4. Prof. Ir. I Wayan Susila, MS 5. Prof. Dr. Dra. Made Sritamin, MS

6. Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP. M. Agr 7. Dr. I Putu Sudiarta, SP. M. Si

(5)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ketut Ayu Yuliadhi NIM : 1090471008

Program Studi : Doktor Ilmu Pertanian

Judul Disertasi : PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS ISHIKAWA ET OKAJIMA (HEMIPTERA : REDUVIIDAE) SEBAGAI PREDATOR HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS PLUTELLA XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN CROCIDOLOMIA PAVONANA FAB. (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Disertasi ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti adanya plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Juli 2015 Yang membuat pernyataan

Ketut Ayu Yuliadhi NIM. 1090471008

(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, disertasi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S, selaku promotor dan pembimbing akademik, yang dengan penuh kesabaran, ketelitian dan perhatian yang sangat besar, telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program doktor, khususnya dalam penyelesaian disertasi ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, M.S., selaku kopromotor I dan Dr. Ir Pudjianto, M.Sc selaku kopromotor II, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.D., KEMD., atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program Doktor di Universitas Udayana. Demikian pula kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Doktor di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Made Adnyana, M.S., selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi Doktor Ilmu Pertanian Universitas Udayana.

Terima kasih juga penulis tujukan kepada penguji yaitu Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS., Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, MS., Dr. Ir. Pudjianto, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Made Adnyana, M.S., Prof. Ir. I Wayan Susila, MS., Prof. Dr. Dra. Made Sritamin, MS., Dr. IGN. Alit Susanta Wirya, Dr. I Putu Sudiarta, SP. M.Si. yang telah berkenan memberikan masukan, sanggahan, koreksi guna penyempurnaan disertasi ini. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh staf sekretariat Program Doktor Program Studi Ilmu Pertanian Program Pascasarjana

(7)

vii

Universitas Udayana yang telah mendukung penulis melalui pelayanan administrasi yang baik.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Alm. Bapak Gusti Rai Wirawan yang sudah dengan ikhlas memberikan tempat penelitian di Desa Candikuning. Terima kasih juga penulis tujukan kepada Prof. Ir. I Wayan Susila, MS., Dr. Ir. I Gede Suastika, Dr. Ir. Dewa Nyoman Nyana, Nia Kumarawati atas bantuannya selama penelitian hingga menyelesaikan disertasi. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada suami tercinta Budi Susrusa dan ananda tersayang Ratih dan Made Pandu, yang penuh perhatian dan kesabaran memberikan dorongan, semangat dan doa sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasamanya. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penyelesaian disertasi ini.

Denpasar, Juli 2015

(8)

viii

ABSTRAK

PEMANFAATAN SYCANUS AURANTIACUS ISHIKAWA ET OKAJIMA (HEMIPTERA : REDUVIIDAE)SEBAGAI PREDATOR HAMA

PEMAKAN DAUN KUBIS PLUTELLA XYLOSTELLA L.

(LEPIDOPTERA:PLUTELLIDAE) DAN CROCIDOLOMIA PAVONANA FAB. (LEPIDOPTERA : PYRALIDAE)

Sycanus aurantiacus adalah spesies baru yang ditemukan pada tahun 2004

oleh Ishikawa pada pertanaman kubis di Desa Pancasari Bali. Serangga tersebut diketahui menjadi predator hama pemakan daun kubis terutama Plutella xylostella dan Crocidolomia pavonana yang merupakan hama utama pertanaman kubis di Bali. Berkaitan dengan itu penelitian dilakukan secara umum bertujuan untuk mengetahui potensi dan peranan predator S. aurantiacus dalam mengendalikan populasi P. xylostella dan C. pavonana.

Penelitian dilakukan melalui survei, percobaan lapangan dan percobaan laboratorium. Survei dan percobaan lapangan dilakukan di sentra pertanaman kubis di Pancasari meliputi: (i) kelimpahan populasi S. aurantiacus (percobaan 1); (ii) pola suksesi populasi P. xylostella dan C. pavonana pada pertanaman kubis (percobaan 5), dan (iii) tanggap S. aurantiacus terhadap pola suksesi populasi P.

xylostella dan C. pavonana (percobaan 6). Percobaan di Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman IPB, Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana meliputi: (i) aspek biologi predator, S.

aurantiacus (percobaan 2); (ii) preferensi S. aurantiacus terhadap larva P. xylostella, C. pavonana dan Tenebrio molitor (percobaan 3); dan (iii) tanggap

fungsional S. aurantiacus terhadap larva P. xylostella dan C. pavonana (percobaan 4).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan populasi S. aurantiacus tergolong rendah, tetapi populasinya selalu ada. Beberapa aspek biologi (siklus hidup, lama hidup imago dan keperidian), preferensi dan tanggap fungsional terhadap larva P. xylostella dan C. pavonana menunjukkan bahwa S. aurantiacus mempunyai kapasitas yang baik sebagai predator P. xylostella dan C. pavonana. Siklus hidup S. aurantiacus pada mangsa Tenebrio molitor adalah 84 – 91 hari. Lama hidup imago betina dan jantan berturut-turut 82,7 ± 11,7 dan 110,4 ± 0,03 hari. Imago betina S. aurantiacus mampu meletakkan rata-rata 7,7 kelompok telur. S. aurantiacus lebih memilih larva P. xylostella sebagai mangsa dibandingkan larva C. pavonana dan larva T. molitor baik pada uji preferensi dengan pilihan maupun tanpa pilihan. Tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap ketiga mangsa menunjukkan tanggap tipe II. Analisis regresi non-linier dengan mangsa P. xylostella, diperoleh nilai dugaan untuk parameter a dan Th adalah 0,19 dan 1,67 yang artinya laju pencarian mangsa seketika terhadap P. xylostella sekitar 0,2 ekor larva per jam dan waktu menangani satu larva P. xylostella adalah 1 jam 40 menit. Nilai dugaan parameter a dan Th terhadap C. pavonana adalah 0,20 dan 1,91 yang artinya laju pencarian mangsa seketika terhadap C. pavonana 0,2 larva per jam dan waktu penanganan satu larva C. pavonana adalah 1 jam 55

(9)

ix

menit. Pergantian serangan P. xylostella oleh C. pavonana terjadi ketika tanaman berumur delapan minggu setelah tanam. Sebelum tanaman kubis membentuk krop, populasi didominasi oleh P. xylostella dan setelah terbentuk krop didominasi oleh C. pavonana. Tanggap predator, S. aurantiacus terhadap pola suksesi serangan P. xylostella dan C. pavonana pada pertanaman kubis cukup bagus, terlihat dari kemampuan S. aurantiacus dalam menekan populasi larva P.

xylostella dan larva C. pavonana.

Pada penelitian ini, telah diketahui bahwa serangga S. aurantiacus memiliki potensi untuk mengendalikan serangan hama kubis P. xylostella dan C. pavonana, namun demikian, keefektifan S. aurantiacus sebagai predator perlu diuji dalam sekala lapangan yang lebih luas.

Kata kunci: Crocidolomia pavonana, Plutella xylostella, Sycanus aurantiacus, hama kubis, dan pengendalian hayati

(10)

x

ABSTRACT

THE USE OF SYCANUS AURANTIACUS ISHIKAWA ET OKAJIMA (HEMIPTERA: REDUVIIDAE) AS A PEST PREDATOR ON CABBAGE

LEAF EATING PLUTELLA XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) AND CROCIDOLOMIA PAVONANA FAB.

(LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)

An assasin bug, S. aurantiacus, that belongs to the subfamily Harpactorinae, family Reduviidae, order Hemiptera is a common predator of two main cabbage leaf defoliator pests in Bali, i.e. Plutella xylostella and Crocidolomia pavonana. The objective of this study was to investigate the potency and the role of the predator, S. aurantiacus, in restraining the population growth of P. xylostella and C. pavonana in the field.

The research was conducted by doing field survey, field experiments, and laboratory experiments. The survey and field experiments were conducted at a cabbage field located in Pancasari Village, Sukasada District, Buleleng Regency. The laboratory experiments were conducted at Plant Protection Laboratory, Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Udayana University. The field experiments consisted of the observation on: (i) population density of S.

aurantiacus (Research 1); (ii) succession pattern of P. xylostella and C. pavonana

on cabbage farming (Research 5); and (iii) response of S. aurantiacus against the succession pattern of P. xylostella and C. pavonana (research 6). The aspects studied in the laboratory were: (i) the biology of S. aurantiacus (research 2); (ii) the preference of S. aurantiacus on the larvae of P. xylostella, C. pavonana and T.

molitor (research 3); and (iii) the functional response of S. aurantiacus on the

larvae of P. xylostella dan C. pavonana (research 4).

The research result revealed that despite low in number, S. aurantiacus population existed in the field at all times. However, according to the biological aspects (life cycle, imago longevity and reproduction capacity), prey preference and functional response against P. xylostella and C. pavonana, S. aurantiacus indicated as a potential predator of cabbage pests P. xylostella and C. pavonana. The life cycle of S. aurantiacus with T. molitor larvae as prey was 84-91 days. The lifespan of S. aurantiacus adult females and males averaged 82.7 ± 11.7 and 110.4 ± 0.03 days, respectively. The fecundity and fertility of S. aurantiacus were relatively high. A female of S. aurantiacus could produce averaged 7.7 clusters of egg. In the laboratory, S. aurantiacus preferred to prey larvae of P. xylostella than larvae of C. pavonana and T. molitor. S. aurantiacus showed a type II functional response when it was fed with either larvae of P. xylostella or larvae of C. pavonana. Based on the non-linier regression analysis, when the predator was fed

with P. xylostella larvae, the predicted values of a and Th parameters were 0.19 and 1.67, respectively. These values indicate that instantaneous rate of prey searching capacity of S. aurantiacus on P. xylostella was 0.2 larvae per hour. A

S. aurantiacus took 100 minutes to consume one P. xylostella larva.When the

predator was fed with larvae of C. pavonana, predicted values of a and Th parameters were 0.20 and 1.91, respectively. These values demonstrated that

(11)

xi

instantaneous rate of prey searching capacity of S. aurantiacus on C. pavonana was 0.2 larvae per hour. Meanwhile, handling time for one C. pavonana larva was 115 minutes, and it was relatively longer than that of P. xylostella, which took 100 minutes. Succession pattern of P. xylostella and C. pavonana infestations on the cabbage field occurred when the plant was 8 weeks after planting. The predator, S.

aurantiacus, showed a good response on the succession pattern of P. xylostella

and C. pavonana in cabbage field.

Key words: Crocidolomia pavonana, Plutella xylostella, Sycanus aurantiacus,

(12)

xii

RINGKASAN

Sycanus aurantiacus berhasil diaplikasikan untuk mengendalikan hama pemakan daun kubis yaitu P. xylostella dan C. pavonana. Kedua hama pemakan daun tersebut merupakan hama utama tanaman kubis. P. xylostella pada umumnya

merusak tanaman kubis sebelum membentuk krop. C. pavonana merupakan hama perusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop dan dapat menyebabkan daun kubis berlubang dan apabila titik tumbuhnya juga diserang, tanaman menjadi terhenti tumbuh. Apabila tidak dilakukan usaha pengendalian, terutama di musim kemarau, serangan oleh kedua hama tersebut secara bersama-sama dapat mengakibatkan gagal panen. Upaya pengendalian yang dilakukan oleh petani kubis terhadap kedua hama tersebut sampai saat ini masih mengandalkan pada penggunaan insektisida, dengan frekuensi satu kali sebulan sejak minggu ketiga setelah tanam hingga menjelang panen. Alasan petani lebih memilih menggunakan pestisida dari cara yang lain karena penggunaannya lebih praktis, hemat tenaga kerja dan hasilnya lebih cepat diketahui. Perlu upaya pengendalian

yang lebih berlandaskan pada pendekatan ekologi dan ekonomi, tidak mencemari lingkungan dan aman bagi konsumen kubis. Secara umum penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui potensi dan peranan predatorS. aurantiacus dalam mengendalikan populasi P. xylostella dan C. pavonana.

Penelitian dilakukan melalui survei, percobaan lapangan dan percobaan laboratorium. Survei dan percobaan lapangan dilakukan di sentra kubis di Pancasari meliputi: (i) Kelimpahan populasi S. aurantiacus (Percobaan 1), (ii) Pola suksesi P. xylostella dan C. pavonana pada pertanaman kubis (Percobaan 5), dan (iii) Tanggap S. aurantiacus terhadap pola suksesi P. xylostella dan C. pavonana (Percobaan 6). Percobaan laboratorium yang dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana meliputi: (i) Aspek biologi predator S. aurantiacus (Percobaan 2), (ii) Preferensi S. aurantiacus terhadap P. xylostella , C. pavonana dan T. molitor (Percobaan 3), dan (iii) Tanggap fungsional predator S. aurantiacus terhadap mangsa P. xylostella dan C. pavonana (Percobaan 4).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan S. aurantiacus di lapangan rendah tetapi selalu ada. Namun melihat dari aspek biologi predator S.

aurantiacus siklus hidupnya pendek, lama hidup imago relatif panjang, dan

keperidian S. aurantiacus tinggi. Siklus hidup S. aurantiacus di laboratorium dengan mangsa T. molitor adalah 84 – 91 hari. Lama hidup imago betina 82,7 ± 11,7 hari. S. aurantiacus memiliki keperidian yang tinggi. Predator S. aurantiacus lebih memilih P. xylostella sebagai mangsa daripada C. pavonana. Tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap kerapatan mangsa P. xylostella dan C.

(13)

xiii

mencapai suatu titik tertentu laju pemangsaannya mengendur. Pola hubungan proporsi mangsa yang dikonsumsi dengan kerapatan awal yang demikian merupakan karakteristik dari model tanggap fungsional tipe II.

Hasil analisis regresi non-linier diperoleh nilai dugaan untuk parameter a dan Th berturut-turut adalah 0,19 dan 1,67. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa laju pencarian mangsa seketika terhadap P. xylostella sekitar 0,2 ekor per jam dan waktu menangani 1 ekor P. xylostella adalah sebesar 1 jam 40 menit.

Hasil pendugaan parameter a dan Th dengan metode kuadrat terkecil regresi non-linier memberikan nilai berturut-turut 0,20 dan 1,91. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa laju pencarian mangsa seketika terhadap C. pavonana, yaitu sebesar 0,2 ekor per jam. Waktu penanganan 1 ekor mangsa terhadap mangsa C.

pavonana yaitu 1 jam 55 menit (C. pavonana). Pergantian P. xylostella oleh C. pavonana terjadi pada minggu kedelapan. Tanggap S. aurantiacus terhadap pola

suksesi P. xylostella dan C. pavonana cukup bagus, terlihat dari kemampuan S.

aurantiacus menekan populasi P. xylostella dan C. pavonana. Interaksi antara S. aurantiacus, P. xylostella dan C. pavonana nampak bahwa pada saat P. xylostella

masih ada S. aurantiacus tidak memilih C. pavonana, tetapi pada saat P.

xylostella habis S. aurantiacus akan memangsa C. pavonana. Hal ini sesuai

dengan hasil uji preferensi S. aurantiacus yang lebih menyukai P. xylostella dibanding C. pavonana.

Pada penelitian ini, telah diketahui bahwa serangga S. aurantiacus memiliki potensi untuk mengendalikan serangan hama kubis P. xylostella dan C. pavonana, namun demikian, keefektifan S. aurantiacus sebagai predator perlu diuji dalam sekala lapangan yang lebih luas.

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PRASYARAT GELAR... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv v UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... RINGKASAN... vi viii x xii DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii xix DAFTAR SINGKATAN ………... xxi

DAFTAR LAMPIRAN... xxii

BAB I PENDAHULUAN………... 1 1.1 Latar Belakang………... 1 1.2 Rumusan Masalah………... 8 1.3 Tujuan Penelitian………... 1.3.1 Tujuan Umum………... 1.3.2 Tujuan Khusus………... 9 9 9 1.4 Manfaat Penelitian………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 11

2.1 2.2 Hubungan Tanaman dengan Serangga………... Komunitas Hama Pemakan Daun Kubis …..………... 11 13 2.2.1 Plutella xylostella L. ………... 14

(15)

xv

2.3 Musuh Alami Hama Pemakan Daun Kubis…………... 20

2.3.1 Predator Hama Pemakan Daun Kubis... 20

2.4 Tanggap Fungsional………... 25

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS………... 29

3.1 Kerangka Berpikir………... 29

3.2 Konsep Penelitian………... 35

3.3 Hipotesis ……….…... 39

BAB IV METODE PENELITIAN………... 40

4.1 Metode Penelitian ………...…... 40 4.1.1 Percobaan 1: Kelimpahan S. aurantiacus di

Pertanaman Kubis………... 4.1.2 Percobaan 2: Aspek Biologi (Lama Perkembangan,

Lama Hidup, dan Keperidian) Predator S.

aurantiacus...

4.1.2.1 Perbanyakan Kepik S. aurantiacus….…... 4.1.2.2 Siklus Hidup, lama hidup imago, keperidian,

dan ukuran tubuh……….…...…...…..

4.1.3 Percobaan 3: Preferensi S. aurantiacus terhadap P.

xylostella, C. pavonana dan T. molitor………..

4.1.4 Percobaan 4: Kajian Tanggap Fungsional Predator S.

aurantiacus terhadap Kerapatan Populasi P. xylostella

dan C. pavonana ...…...…...…...…... 4.1.5 Percobaan 5: Kajian Pola Suksesi Populasi P.

xylostella dan C. pavonana pada Tanaman Kubis...

4.1.6 Percobaan 6: Tanggap S. aurantiacus terhadap pola suksesi Populasi P. xylostella dan C. pavonana pada pertanaman kubis ...…...…...…...…... 40 41 41 42 43 44 47 48

(16)

xvi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...…... 51 5.1 Hasil Penelitian...…... 51

5.1.1 Identifikasi dan Kelimpahan Populasi S. aurantiacus pada Pertanaman Kubis...…...…...…... 5.1.1.1 Identifikasi S. aurantiacus...…... 5.1.1.2 Kelimpahan Populasi S. aurantiacus... 5.1.2 Aspek Biologi Predator S. aurantiacus...…...

5.1.2.1 Prilaku Kawin dan Peneluran

S. aurantiacus...…...…...…...…..

5.1.2.2 Perkembangan dan Siklus Hidup

S. aurantiacus...…...

5.1.2.3 Keperidian S. aurantiacus...…... 5.1.3 Preferensi S. aurantiacus terhadap P. xylostella,

C. pavonana dan T. molitor...…...…...…...

5.1.4 Tanggap Fungsional Predator S. aurantiacus terhadap Kerapatan Populasi P. xylostella dan C. pavonana... 5.1.5 Pola Suksesi Populasi P. xylostella dan C.

pavonana pada Pertanaman Kubis...…...…..

5.1.6 Tanggap S. aurantiacus terhadap Pola Suksesi P.

xylostella dan C. pavonana pada Tanaman Kubis di

Lapangan...…...…... 51 51 55 56 56 58 64 65 67 74 77 5.2 Pembahasan Umum...…... 81 5.3 Temuan Baru/Novelty...…... 85

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...….... 87 6.1 6.2 Simpulan...…... Saran...…... 87 88 DAFTAR PUSTAKA………... 89 LAMPIRAN………...………... 96

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

(18)

xviii

Halaman

5.1 Lama stadia dan ukuran tubuh predator S. aurantiacus ………. 61 5.2 Rata-rata individu tiga jenis mangsa yang dimangsa oleh S.

aurantiacus pada percobaan preferensi dengan pilihan dan

tanpa pilihan...…... 65 5.3 Hasil analisis regresi logistik antara proporsi P. xylostella yang

dimangsa oleh S. aurantiacus dengan kerapatan awalnya... 68 5.4

5.5

Hasil analisis regresi logistik antara proporsi C. pavonana yang dimangsa oleh S. aurantiacus dengan kerapatan

awalnya... Hasil analisis regresi logistik antara proporsi T. molitor yang dimangsa oleh S. aurantiacus terhadap kerapatan awalnya...

70

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Plutella xylostella L.……….. 16

2.2 Crocidolomia pavonana Fab. ………... 19

2.3 Imago Predator Sycanus aurantiacus. ……… 22

2.4 Tiga Tipe Tanggap Fungsional………... 27

3.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ………. 34

3.2 Skema Konsep Penelitian ………... 38

4.1 Denah Penanaman dan PelepasanS.aurantiacus pada Tanaman Kubis di Lapangan………... 50

5.1 Karakter Morfologi Tubuh S. aurantiacus Hasil Identifikasi di Museum Zoologi Bogor, LIPI .…………...…………... 52

5.2 Karakter Morfologi Caput, Toraks dan Abdomen S. aurantiacus Hasil identifikasi di Museum Zoologi Bogor, LIPI ………... 53

5.3 Karakter Morfologi Alat Kelamin S. aurantiacus Hasil identifikasi di Museum Zoologi Bogor, LIPI. ………... 54

5.4 Kelimpahan S. aurantiacus………. 55

5.5 Imago Jantan S. aurantiacus dan Imago Betina S. aurantiacus………... 57

5.6 Proses Kopulasi S. aurantiacus………... 57

5.7 S. aurantiacus meletakkan telur……….. 58

5.8 Nimfa instar pertama yang baru menetas biasanya berkumpul di sekitar paket telur, dan memakan sisa-sisa dari telur……….. 59

5.9 Kulit tampak robek pada bagian dorsal mesonotum pada saat pergantian kulit……… 62

5.10 Proses S. aurantiacus ganti kulit………. 62

5.11 Siklus Hidup S. aurantiacus……… 64

5.12 Preferensi S. aurantiacus dengan pilihan dan tanpa pilihan terhadap tiga jenis mangsa berbeda……….. 67

(20)

xx

5.13 Kurva tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap P.

xylostella……… 69 5.14 Kurva tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap C.

pavonana... 70 5.15 Kurva tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap dua jenis

mangsa, yaitu P. xylostella dan C. pavonana………. 71 5.16 Kurva tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap T.

molitor... 73 5.17 Kurva tanggap fungsional S. aurantiacus terhadap tiga jenis

mangsa, yaitu P. xylostella ,C. pavonana dan T. molitor ……... 74 5.18 Grafik perubahan struktur populasi suksesi P. xylostella dan C.

pavonana pada pertanaman kubis………... 75 5.19 Grafik pola suksesi populasi larva P. xylostella dan larva C.

pavonana pada pertanaman kubis………... 77 5.20 Grafik hubungan S. aurantiacus terhadap pola suksesi P.

xylostella dan C. pavonana ………... 78 5.21 Jumlah S. aurantiacus yang berkunjung pada masing-masing

(21)

xxi

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

ANOVA : analysis of varians BPS : Badan Pusat Statistik

CAB : Commonwealth Agricultural Bureaux DIRJEN : Direktorat Jenderal

JSP : jam setelah pelepasan MST : minggu setelah tanam N : Nimfa

PH : Pengendalian Hayati

PHT : Pengendalian Hama Terpadu SAS : Statistical Analysis System Th : time handling

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil Identifikasi S. aurantiacus oleh Ishikawa, et. al.

(2007)……….. 96 2. Perhitungan Standar Deviasi Perkembangan S.

aurantiacus…... 98 3.a

3.b

Data Keperidian S. aurantiacus………. Data keperidian S. aurantiacus yang diberi mangsa T.

molitor……….

99

99

4. Luaran SAS untuk ANOVA dan uji Tukey terhadap data pemangsaan S. aurantiacus pada percobaan preferensi dengan

pilihan (A) dan tanpa pilihan (B)……… 100 5. Indeks preferensi Manly () predator S. aurantiacus terhadap

P. xylostella dan C. pavonana………. 101 6. Keluaran Program Minitab: Hasil analisis regresi logistik

penentuan tipe fungsi tanggap fungsional………... 103 7. Keluaran Program Minitab: Hasil analisis regresi non-linier

pendugaan parameter a dan Th dari fungsi tanggap

fungsional………. 105 8. Data kelimpahan populasi (ekor/32 tanaman) larva P.

xylostella dan C. pavonana pada pertanaman kubis selama 7

hari setelah pelepasan (HSP) predator S.

aurantiacus……….. 108 9. Data Kunjungan Imago S. aurantiacus setelah

Referensi

Dokumen terkait

Budaya keselamatan adalah sesuatu yang mesti diberdayakan bukan asal-asalan atau sekadar memenuhi persyaratan aturan, artinya harus ada komitmen dari pimpinan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: memeriksa data hasil observasi kemudian mengelompokan data berdasarkan kesesuaian masalah penelitian yaitu

Berdasarkan fenomena dan masalah yang telah diuraikan secara ringkas ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perbandingan kinerja antara bank syariah dan bank

Selain itu menurut penelitian yang telah dilakukan oleh (Nurmalitasari, 2015) dalam jurnalnya terkait perbedaan perkembangan sosial anak usia 3-6 tahun dengan pendidikan

Deep Vena Trombosis (DVT) adalah Suatu kondisi dimana terbentuk bekuan darah dalam vena sekunder akibat inflamasi / trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian,

Sebaliknya Ibu Mina (49), mengalami masalah yang sama, karena tingkat pendidikan yang membuatnya merasa tidak dihargai oleh suaminya, sehingga menerima

Sistem penganggaran di kecamatan dan desa dapat dikelola dengan menggunakan siklus akuntansi, yaitu pekerjaan akuntansi mulai dari mencatat transaksi ( journalizing

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisi Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Provinsi Jambi selama periode 2001 sampai dengan 2014; 2) Untuk