Pengantar
Analisa Algoritma
Pendahuluan
Suatu permasalahan memungkinkan untuk
diselesaikan dengan lebih dari satu algoritma (pendekatan)
Bagaimana kita ‘memilih’ satu diantara beberapa
algoritma tersebut. Bagaimana kita mengukur ‘efisiensi’ dari algoritma tersebut ?
Mengukur Efisiensi :
Perbandingan Empiris: Run Program Analisis Algoritma (Asimptotis)
Kesulitan Perbandingan Empiris :
Diperlukan usaha pemrograman dan pengujianyang lebih banyak
‘Penulisan’ program yang berbeda memungkinkan
menghasilkan kualitas program yang berbeda
Pemilihan kasus-kasus uji empiris mungkin tidak
Sumberdaya kritis suatu program
running-time (waktu eksekusi program), sehinggakita harus menganalisa waktu yang diperlukan untuk me-run program (algoritma).
ruang (memory, space- memori utama dan memori
tambahan) yang diperlukan untuk me-run program. Ruang yang diperlukan ini sangat
Faktor yang mempengaruhi running-time
‘Lingkungan’ dimana program itu dijalankan, yangantara lain meliputi kecepatan CPU, bus dan perangkat keras pendukung yang lain.
Persaingan dengan user lain pada jaringan juga bisa
memperlambat waktu eksekusi.
Bahasa pemrograman dan kualitas ‘kode’ yang
dihasilkan oleh kompiler juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan.
Kemampuan pemrogram yang menerjemahkan
Analisis Algoritma
Analisis algoritma asimptotis (asymptotic algorithm
analysis) mengukur efisiensi suatu algoritma
berdasar-kan ‘ukuran’ input (yang biasanya besar), karena running-time suatu algoritma sebagian besar tergantung pada ukuran input.
Analisa Algoritma (lanjutan)
Pertimbangan utama ketika mengestimasiperformansi suatu algoritma adalah jumlah ‘operasi dasar’ (basic operation) yang diperlukan untuk oleh algoritma untuk memproses suatu input dengan
ukuran (size)
Running time dinyatakan dalam T(n) untuk fungsi T
Contoh:
Diberikan suatu algoritma untuk menemukan nilai terbesar
dalam suatu array yg berisi n integer positip
Misalkan c jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji suatu nilai dalam
fungsi ini, termasuk didalamnya waktu yang diperlukan untuk increment nilai i dll, maka
T(n) = cn
static int largest(int[ ] A, int n) { // Dapatkan nilai terbesar
int currlarge = 0; // inisialisasi nilai terbesar saat ini for (int i=0; i<n; i++) // untuk setiap elemen array
if (A[i] > currlarge) // nilai terbesar saat ini berubah currlarge=A[i];
return currlarge; // return nilai terbesar }
Contoh 2
Misal cuplikan kode program sebagai berikut
Maka, T(n) = c2 n2
sum = 0;
for(i=1;i<=n;i++) for(j=1;j<=n;j++)
Best, Worst dan Average Cases
Untuk beberapa algoritma, input yang berbedadapat memerlukan jumlah waktu yang berbeda.
Sebagai ilustrasi, misalkan kita ingin mencari suatu
elemen array (posisi) yang memuat nilai K dan algoritma akan berhenti jika nilai K ditemukan. Dengan pencarian secara sekuensial
Best case: 1 Worst case: n
Best, Worst dan Average Cases
Best case
Umumnya kita tidak digunakan karena jarang terjadi dan
terlalu optimistik untuk karakteristik umum dari running-time suatu algoritma.
Worst case
Bisa diketahui secara pasti bahwa paling buruk algoritma akan memerlukan proses sebanyak kasus terburuk ini.
Analisa ini juga sangat penting digunakan untuk aplikasi real-time (waktu-nyata)
Average case
Menyatakan ‘perilaku umum’ suatu algoritma bila diberikan input dengan ukuran n
Komputer Lebih Cepat vs Algoritma Lebih Cepat
Apa yang terjadi jika kita membeli komputer baru
yang mempunyai kecepatan 10 kali lebih cepat (misal dapat memproses 100.000 input dalam satu satuan waktu) dibandingkan komputer lama (misal dapat memproses 10.000 input)?
Pada kasus tertentu, penambahan kecepatan
komputer kurang berpengaruh pada jumlah input yang diproses. Mengapa?
Komputer Lebih Cepat vs Algoritma Lebih Cepat
10n 10n n' = T(n) n n' Perubahan n'/n 10n 1.000 10.000 n' = 10n 10 20n 500 5.000 n' = 10n 10 5n log n 250 1.842 < n' < 10n 7,37 2n2 70 223 3,16 2n 13 16 n' = n + 3--n: ukuran input yang dapat diproses dalam satu detik pada komputer 1 n’: ukuran input yang dapat diproses dalam satu detik pada komputer 2
Analisis Asimptotis: Batas Atas (Big-Oh)
Definisi :T(n) adalah anggota dari himpunan Ο(f(n)) jika ada dua konstanta positip c dan n0 sedemikian hingga
| T(n) | ≤ c | f(n) | untuk semua n > n0
Definisi ini memberikan arti bahwa untuk semua
himpunan data yang cukup besar (yaitu n > n0)
algoritma akan selalu mengeksekusi lebih kecil dari c | f(n) | step pada best, average dan worst case.
Contoh-contoh
Contoh 2.4:
Jika T(n) = 3n2 maka T(n) ada dalam O(n2).
Demikian juga, T(n) ada dalam O(n3), O(n4) dan seterusnya,
sehingga yang kita pilih adalah batas atas terkecil (least upper bound).
Contoh 2.5:
Mencari nilai K yang disimpan dalam suatu array. T(n) = csn/2
Untuk semua nilai n > 1, |csn/2| ≤ cs |n|
Sehingga, dengan definisi, T(n) adalah anggota O(n) untuk n0 = 1 dan c = cs
Contoh-contoh:
Contoh 2.6 :Diketahui T(n) = c1n2 + c
2n pada average case.
Dapatkan O(f(n)) |c1 n2 + c
2n| ≤ |c1n2 + c2n2 | ≤ (c1 + c2) | n2 |
untuk semua n > 1, sehingga, | T(n) | ≤ c |n2| untuk c = c
1 + c2 dan n0 = 1
Jadi, dengan definisi, T(n) adalah anggota dari O(n2).
Contoh 2.7 :
Batas Bawah : Big-Omega
Definisi :T(n) adalah anggota dari himpunan Ω(g(n)) jika ada dua konstanta positip c dan n0 sedemikian hingga
| T(n) | ≥ c | g(n) | untuk semua n > n0
Definisi ini memberikan arti bahwa untuk semua himpunan data yang cukup besar (yaitu n > n0)
algoritma akan selalu mengeksekusi lebih besar dari c|g(n)| step pada best, average dan worst case.
Contoh
Diketahui T(n) = c1n2 + c2n pada average case.
Dapatkan Ω(g(n)) |c1n2 + c 2n| ≥ c1|n2| untuk semua n > 1 Sehingga, |T(n)| ≥ c|n2| untuk c=c 1 dan n0=1
Jadi, berdasarkan definisi, T(n) adalah anggota dari Ω(n2).
Demikian juga, T(n) juga merupakan anggota dari
Ω(n) dan Ω(1). Pada kasus ini yang kita pilih adalah batas bawah terbesar (greatest lower bound).
Big-Theta
Definisi :
Suatu algoritma dikatakan anggota Θ(h(n)) jika algoritma itu adalah anggota O(h(n)) dan anggota Ω(h(n))
Contoh 2.9 :
Karena T(n) = c1n2 + c
2n adalah angota O(n2) dan
Aturan Simplifikasi
Ketika kita menentukan persamaan running time
suatu algoritma, kita akan menentukan bentuk yang paling sederhana, sehingga diperlukan
aturan-aturan penyederhanaan untuk ketiga Oh, big-Omega dan big-Theta
Beberapa Aturan Penyederhanaan:
1) Jika f(n) adalah anggota O(g(n)) dan g(n) adalah anggota O(h(n)),
maka f(n) adalah anggota O(h(n)).
2) Jika f(n) adalah anggota O(kg(n)) untuk konstanta k > 0, maka
f(n) adalah anggota O(g(n)).
3) Jika f1(n) adalah anggota O(g1(n)) dan f2(n) adalah anggota
O(g2(n)), maka (f1+ f2)(n) adalah anggota O(max(g1(n), g2(n))).
4) Jika f1(n) adalah anggota O(g1(n)) dan f2(n) adalah anggota O(g2(n)), maka f1(n) f2(n) adalah anggota O(g1(n) g2(n)). Aturan ini juga berlaku untuk big-omega dan big-theta.
25
Time Complexity Examples (1)
Contoh 3.9:
a = b;
This assignment takes constant time, so it is
(1).
Contoh 3.10:
sum = 0;
for (i=1; i<=n; i++) sum += n;
26
Time Complexity Examples (2)
Contoh 3.11:
sum = 0;
for (j=1; j<=n; j++) for (i=1; i<=j; i++)
sum++;
for (k=0; k<n; k++) A[k] = k;
27
Time Complexity Examples (3)
Contoh 3.12:
sum1 = 0;
for (i=1; i<=n; i++) for (j=1; j<=n; j++)
sum1++; sum2 = 0;
for (i=1; i<=n; i++) for (j=1; j<=i; j++)
28
Time Complexity Examples (4)
Contoh 3.13: sum1 = 0; for (k=1; k<=n; k*=2) for (j=1; j<=n; j++) sum1++; sum2 = 0; for (k=1; k<=n; k*=2) for (j=1; j<=k; j++) sum2++;
Statement Control yang lain?
Perhitungan running time dapat dinyatakan secara garis besar sebagai berikut :
Untuk loop while, perhitungannya sama dengan loop for Statemen if lebih besar daripada then/else, mungkin
melibatkan probabilitas karena adanya penyeleksian kondisi
Rekursifitas: diselesaikan dengan relasi berulang Subrotine call: Kompleksitas dari subroutine yang
dipanggil