• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran umum perusahaan 4.1.1 Perkembangan Perusahaan

PT TATA SURYA berdiri pada tanggal 29 January tahun 1990 dan beralamat di Jl. APT. Pranoto No.06, RT.39 di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada tahun 1996, PT TATA SURYA mendirikan kantor cabang di kota Samarinda yang beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan No.75, RT.11. Karena merupakan perusahaan jasa, PT TATA SURYA terdaftar dalam Departemen Perhubungan. Status badan hukum perusahaan adalah berbentuk PT (Perseroan Terbatas) dan berdiri berdasarkan akte notaris dan disertai dengan surat-surat lainnya, seperti:

a. SIU-JPT (Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi) b. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

c. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

d. NPWP (Nomor Perusahaan Wajib Pajak)

PT TATA SURYA adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman muatan kapal laut atau biasa disingkat menjadi EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), yang kegiatannya meliputi:

a. Menerima dan membongkar muatan dari kapal (berupa container atau satuan unit seperti mobil, kulkas, dll) lalu mengirimkannya ke tujuan (dalam pulau) sesuai order. b. Mengirimkan barang / muatan dari dalam pulau ke luar pulau melalui kapal laut.

(2)

Pertama kali beroperasi, perusahaan hanya dijalankan oleh 3 orang yang hanya menghasilkan 5-10 container / muatan yang harus dikirim per-bulannya. dan PT TATA SURYA telah melewati masa krisis sebanyak 2 (dua) kali, dimana PT TATA SURYA mendapat order kerja hanya dengan jumlah yang sedikit, bahkan hampir tidak mendapat order. Masa krisis tersebut terjadi pada tahun 1998 pada saat terjadinya krisis moneter dan inflasi secara besar-besaran, dan pada tahun 2002.

Pada saat ini, PT TATA SURYA memperkerjakan 18 orang yang menghasilkan kurang lebih 2000 container / muatan yang harus dikirimkan per-tahunnya. Produk yang dihasilkan PT TATA SURYA adalah jasa pengiriman muatan pelayaran atau kapal laut.

Urutan proses workflownya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Proses Workflow Perusahaan

Untuk lebih rinci, work flow perusahaan adalah sebagai berikut: Proses Menerima:

- Menerima packing list dari EMKL pengirim (EMKL di kota pengirim), - Menerima BAR (Berita Acara) untuk mengirimkan barang

Berita

Pemberangkatan Pencatatan Kedatangan Kapal

Bongkar / Muat Muatan Kapal Penyelesaian Berita Acara Pembongkaran dan Penyerahan Muatan pada Customers Pengiriman Berita

Acara Dan Kwitansi Ke Rekanan

Rencana Pengantaran Sesuai Permintaan

(3)

- Menerima BL (Bill of Landing)

- Setelah kapal tiba, mengambil DO (Delivery Order) di pelayaran sebagai bukti untuk mengambil muatan dari kapal (syarat BL).

- Setelah DO diterima, muatan / container diturunkan - Bongkar muatan (disesuaikan dengan BAR)

- Menghubungi Pihak penerima, apakah ia siap / tidak untuk menerima barang - Bila penerima sudah siap untuk menerima barang, maka barang dikirimkan ke

tujuan (penerima)

- Setelah barang dikirimkan, penerima menanda-tangani BAR penyerahan barang dan stempel

- Melanjutkan BAR ke EMKL pengirim sebagai bukti barang telah dikirimkan, disertakan kwitansi penagihan

Proses Mengirim

- Mengambil barang di pengirim

- Memuat barang ke dalam container, atau di packing

- Membawa muatan yang sudah di packing / container ke pelayaran

- Mengambil RO (Receiving Order) dari pelayaran, syarat untuk menaikkan muatan ke kapal

- Setelah RO diterima, menaikkan muatan ke kapal

- Setelah 1 hari keberangkatan kapal, mengambil BL (Bill of Landing) di pelayaran - Mengirimkan BL, BAR, dan Lampiran (jika disertakan) ke EMKL tujuan

- Setelah EMKL di tujuan selesai mengirimkan barang, menerima BAR telah selesai dikerjakan (barang telah di serahkan kepada penerima)

- Meneruskan BAR ke pengirim sebagai bukti barang telah dikirimkan, beserta kwitansi penagihan

(4)

Apabila terjadi kesalahan dalam proses pengiriman yang diakibatkan oleh perusahaan, maka perusahaan akan bertanggung jawab menanggung kesalahan tersebut. Kesalahan tersebut dapat berupa; barang yang dikirim rusak, jumlah barang yang dikirim berbeda dengan yang tercatat.

4.1.2 Kondisi bisnis perusahaan

Modal dasar keuangan PT TATA SURYA adalah bersumber dari modal sendiri dengan kepemilikan saham yang terdiri dari 3 orang pemegang saham. Kondisi perusahaan dalam keadaan sehat, termasuk kondisi keuangan dan permodalan. Penjualan saat ini dan peluang meraih pasar maupun prospek ke depannya diharapkan akan terus berkembang secara signifikan seiring pertumbuhan dari industri terkait, yakni industri jasa transportasi muatan kapal laut atau EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut).

Jasa yang ditawarkan PT TATA SURYA adalah jasa transportasi atau pengiriman muatan kapal laut. PT TATA SURYA menawarkan beberapa jenis jasa pengiriman yang dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu; Full Door, Stripping, dan LCL (Less than Container Load). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Full door adalah jenis pengiriman muatan yang dilakukan secara langsung dari pelabuhan ke tujuan. Sesampainya di tujuan, dilakukan pembongkaran muatan (ditelly atau dihitung) dengan tujuan untuk:

- Mengetahui apakah jumlah barang yang dikirim sesuai dengan BAR atau tidak,

- Mengetahui ada-tidaknya barang yang cacat atau rusak. Proses pengiriman jasa jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(5)

Gambar 4.2 Proses jasa pengiriman Full Door

Jenis pengiriman ini yang paling banyak digunakan atau yang lebih dipilih oleh konsumen karena lebih mudah dalam mengurusnya, walaupun harganya atau biayanya lebih mahal. Karena yang diangkut bukan hanya muatannya, melainkan sekalian container-nya yang masih bersegel (belum dibuka). Tetapi ada kelebihan yang ditawarkan, dan kelebihan tersebut adalah:

- Resiko kehilangan dapat dikurangi, bahkan ditiadakan

karena container dikirim dalam kondisi masih bersegel, dan container tersebut dibuka di gudang penerima, resiko kehilangan yang dapat terjadi hanya terdapat di lokasi gudang, tidak terjadi di pelabuhan atau semasa perjalanan.

- Lebih mudah dalam proses perhitungan dan claim barang

karena container dibuka dan dihitung bersama oleh pihak perusahaan dan pihak penerima, maka barang yang cacat atau rusak dan barang yang kurang, dapat diketahui bersama. Sehingga proses claim barang mudah dilakukan.

2. Stripping adalah pengiriman dari pelabuhan ke tujuan, dimana muatan / container di bongkar dan di telly (hitung) terlebih dahulu di pelayaran atau pelabuhan, lalu barang-barang dari container tersebut di muatkan ke atas tronton untuk dikirim ke tujuan.

Muatan / Container (masih bersegel) tiba di pelabuhan Container (bersegel) di muat dan diantar ke tujuan Container (bersegel) tiba di tujuan Container (bersegel) dibuka dan dihitung bersama Bila jumlah barang

sesuai dan tidak ada yang cacat

maka proses pengiriman selesai

Bila jumlah barang tidak sesuai dan terdapat barang cacat maka masuk

(6)

Sesampainya di tujuan akan dilakukan telly kembali untuk penyesuaian jumlah barang dan memeriksa ada-tidaknya barang yang cacat. Untuk prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.3 Proses jasa pengiriman Stripping

Untuk proses ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain: Kelebihan:

- Harga lebih murah

- Penerima tidak perlu menyiapkan halaman yang besar untuk tronton beserta container-nya (bila memakai jasa Full Door)

Kekurangannya:

- Resiko kehilangan dan resiko barang cacat dapat terjadi dimana saja, bisa terjadi di pelabuhan, atau sewaktu pengiriman, serta di tempat tujuan. - Lebih memakan waktu karena 2 kali melakukan telly, dan belum tentu hanya

memakai 1 (satu) truk. Muatan / container (masih bersegel) tiba di pelabuhan Lapor ke pusat (kantor) Bila terdapat barang

cacat atau jumlah barang tidak sesuai

Antar barang ke tujuan Baik jumlah sesuai maupun tidak sesuai,

asal tidak cacat

Sesampai barang di tujuan

dilakukan telly ulang Bila jumlah barang

sesuai dan tak ada barang cacat, maka

proses pengiriman selesai

Bila ternyata jumlah barang tidak sesuai atau ada barang cacat maka masuk

ke proses claim

Bongkar-muatkan barang ke truk dan dilakukan telly

(7)

3. LCL (Less Than Container Load) adalah pengiriman seperti stripping, hanya saja barang yang dikirim tidak dalam jumlah yang besar melainkan berjumlah kecil atau per-satuan, dan tidak menggunakan container, barang hanya di-packing dan dimuat ke kapal. Untuk prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.4 Proses jasa pengiriman LCL

Ada 3 jenis kesalahan yang biasa di-claim, yaitu; barang cacat, barang kurang, dan barang hilang. Tidak semua kesalahan yang terjadi tersebut akan dilimpahkan pada perusahaan. Bila ditemukan barang cacat atau rusak, karena faktor container bocor maka pihak yang disalahkan dan yang harus bertanggung jawab adalah pihak pelayaran (kapal). Tetapi bila barang menjadi cacat karena terjadi kecelakaan sewaktu pengiriman, maka perusahaan yang harus bertanggung jawab kepada klien.

Untuk kasus barang kurang atau tidak sesuai, maka harus diselidiki lebih seksama. Bila ternyata jumlah barang sewaktu ditelly (untuk jenis pengiriman Full Door) tidak sesuai, kurang atau lebih, maka pihak yang bertanggung jawab adalah pihak pengirim. Karena

Muatan (masih dalam packing) tiba

di pelabuhan

Lapor ke pusat (kantor) Bila terdapat barang

cacat atau jumlah barang tidak sesuai

Antar barang ke tujuan Baik jumlah sesuai maupun tidak sesuai,

asal tidak cacat

Sesampai barang di tujuan

dilakukan telly ulang Bila jumlah barang

sesuai dan tak ada barang cacat, maka

proses pengiriman selesai

Bila ternyata jumlah barang tidak sesuai atau ada barang cacat maka masuk

ke proses claim Bongkar-muat

barang ke truk dan dilakukan

(8)

salahnya informasi atau perhitungan pihak pengirim sewaktu packing muatan. Untuk proses Stripping dan LCL, bila jumlah barang sewaktu telly awal (di pelabuhan) dan telly akhir (di tujuan / penerima) sesuai, maka kesalahan bukan dari pelayaran atau ekspedisi (PT TATA SURYA), melainkan kesalahan pihak pengirim.

Kesalahan seperti barang hilang biasanya terjadi pada proses stripping dan LCL. Bila jumlah barang sewaktu telly awal sudah sesuai (baik dari order maupun jumlah perhitungan dari telly), dan ternyata sewaktu di telly akhir jumlah barang kurang atau tidak sesuai maka perusahaan yang harus bertanggung jawab.

Kondisi bisnis PT TATA SURYA dapat diketahui dari analisis SWOT yang terdiri dari 4 elemen, yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman).

Gambar 4.5 Analisis SWOT pada PT TATA SURYA Strength (Kekuatan)

- memiliki brand image - kualitas jasa yang tinggi - Proses kerja yang cepat - terjamin

- Pembayaran yang mudah - Pegawai yang terlatih

Weakness (Kelemahan) - tidak memiliki kendaraan

(truk / tronton) - harga jual agak mahal

Threat (Ancaman)

- banyaknya pendatang baru yang merusak harga pasaran

- berkurangnya pangsa pasar

Opportunity (Peluang) - menjadi salah satu

perusahaan EMKL yang besar

(9)

Untuk lebih jelas, dapat dilihat sebagai berikut: 1. Strength (Kekuatan)

PT TATA SURYA dapat bertahan lama dan survive di industri EMKL ini karenakan beberapa hal berikut:

- PT TATA SURYA memiliki nama yang cukup dikenal di industri EMKL di kota balikpapan

- Tingkat kualitas jasa yang bagus, yakni efektif dan efisien, - Proses kerja yang cepat dan terampil

- Pegawai yang terlatih dan berpengalaman

- Pembayaran yang mudah dan cepat, tidak ditunda-tunda

- Terjamin, perusahaan bertanggung jawab (ganti rugi) bila perusahaan melakukan kesalahan

- Menjaga hubungan yang hangat dengan relasi 2. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan perusahaan yang terbesar adalah tidak adanya fasilitas Kendaraan atau Tronton. Sehingga perusahaan harus menyewa tronton orang lain atau perusahaan lain. Dan hal itu menyebabkan harga jual perusahaan yang ditawarkan menjadi agak mahal, walau harganya masih bersaing di pasaran.

Dan hal ini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan gelap yang bergerak secara perorangan dengan menurunkan harga yang tidak mengikuti ketetapan harga dalam price-list yang disepakati bersama dalam rapat GAFEKSI. Dari GAFEKSI sendiri tidak ada tindakan apa pun, sehingga perusahaan tidak dapat berbuat banyak.

3. Opportunity (Peluang)

PT TATA SURYA memiliki peluang untuk menjadi perusahaan EMKL yang besar. Didukung dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, serta dukungan seperti

(10)

investasi tronton ini sehingga PT TATA SURYA dapat berkembang seiring perkembangan industri EMKL.

4. Threat (Ancaman)

Ancaman terbesar perusahaan datang dari para pendatang baru yang memasuki pasar yang sama dengan PT TATA SURYA. Para pendatang baru rata-rata tidak terdaftar sebagai perusahaan resmi, dengan kata lain yaitu perusahaan gelap. Karena mereka tidak terdaftar, maka tidak ada pajak yang dikenakan, sehingga mereka mampu menurunkan harga jual untuk bersaing.

4.1.3 Struktur organisasi dan uraian pekerjaan

Gambar 4.6 Struktur Organisasi PT TATA SURYA Balikpapan

Uraian pekerjaan

Secara lebih rinci, dijelaskan tugas dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang ada di organisasi PT TATA SURYA berikut ini:

Komisaris Managing Director Administration Staff Port Supervisor Port Operation Staff Head Office Supervisor Accounting & Financing Staff Port Operation Staff Port Operation Staff Port Operation Staff

(11)

Managing Director

- Mengontrol, mengawasi, dan memimpin perusahaan - Membuat kebijakan-kebijakan perusahaan

- Menjalin hubungan dengan relasi Head Office Supervisor

- Bertanggung jawab akan kelangsungan proses kegiatan di dalam kantor - Bertanggung jawab sebagai penerima klien dan pemberi informasi kepada klien Port Supervisor

- Bertanggung jawab tehadap kelangsungan kegiatan di lapangan atau luar kantor - Mengawasi dan mengendalikan proses operasi di lapangan

- Membuat laporan kegiatan operasional untuk dilaporkan - Melakukan telly barang (menghitung)

- Menurunkan muatan dari kapal - Mengirimkan muatan ke tujuan Accounting and Financial Staff

- Membuat laporan-laporan keuangan

- Bertanggung jawab akan pemasukan dan pengeluaran perusahaan Administration Staff

- Bertanggung jawab akan penerimaan, pencatatan, dan pengiriman BAR - Mengurus surat-surat izin dan berbagai surat lainnya

Port Operational Staff

- Melakukan telly barang (menghitung) - Menurunkan muatan dari kapal - Mengirimkan muatan ke tujuan

(12)

4.2 Analisis Studi kelayakan 4.2.1 Aspek Hukum

Investasi yang dianalisis adalah investasi pengadaan truk tronton. Untuk pengadaan tronton, perusahaan atau investor hanya memerlukan surat izin kepemilikan truk tronton yang disertakan dengan biaya pajak truk dan biaya KIR truk setiap tahunnya. Karena hal yang akan ditambah atau diadakan adalah sebuah kendaraan truk tronton, bukan mendirikan suatu perusahaan atau usaha lainnya, maka izin yang diperlukan hanya izin kepemilikan kendaraan tersebut saja.

Perlu dibahas juga mengenai pajak yang dikenakan dari pemerintah terhadap investasi ini. Tentunya ada tujuan yang dimiliki seseorang atau organisasi untuk membeli tronton, apakah itu untuk keperluan pribadi atau untuk pekerjaan. Karena tronton tersebut dibeli untuk dipakai perusahaan dalam kegiatan operasional, maka tronton tersebut dikenakan pajak setiap tahunnya. Besarnya pajak yang dikenakan tergantung dari jumlah keuntungan yang diperoleh dari tronton tersebut.

Perhitungan pajak sesuai dengan Undang-Undang Pajak tahun 2000 Indonesia untuk badan usaha adalah sebagai berikut (Pasal 17, Undang-Undang Pajak tahun 2000):

Tabel 4.1 Tarif wajib pajak badan usaha dalam negeri Lapisan penghasilan

kena pajak

Tarif pajak

s/d Rp 50 juta 10%

diatas Rp 50 juta - Rp 100 juta 15%

diatas Rp 100 juta 30%

(Sumber: UU Pajak tahun 2000 pasal 17)

Untuk investasi yang berupa pengadaan truk tronton, dimana tronton tersebut dibawah naungan perusahaan alias tidak berdiri sendiri, maka pajak yang dikenakan adalah pajak yang kedua, yaitu pajak bagi badan usaha dalam negeri.

(13)

4.2.2 Aspek pasar dan pemasaran 4.2.2.1 Aspek Pasar

a. Situasi dan kondisi pasar

Dalam industri jasa EMKL ini, proses transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual memiliki urutan atau jalur seperti berikut ini:

Gambar 4.7 Saluran distribusi jasa pengiriman muatan kapal laut

Dari skema diatas, PT TATA SURYA merupakan salah satu jembatan yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. PT TATA SURYA bisa menjadi EMKL setempat atau EMKL di tujuan, mengirimkan muatan ke luar pulau, menerima muatan dari luar pulau dan mengantarkan ke tujuan sesuai dengan permintaan atau order dari customer.

Posisi tronton dari skema diatas ada di 2 tempat yaitu diantara EMKL setempat dengan Pelayaran, karena setelah muatan yang akan dikirim setelah di-packing atau dimuat ke dalam container. Container di kirim ke pelabuhan yang kemudian dikirimkan ke tujuan, dan untuk itu diperlukan tronton untuk mengantarkan muatan dari pengirim ke pelabuhan.

Dan yang kedua yaitu diantara EMKL di tujuan dengan penerima, karena setelah muatan atau container tiba di pelabuhan perlu dikirim ke tujuan, dan untuk itu diperlukan kendaraan seperti tronton sebagai alat transportasi muatan. Oleh sebab itu tronton sangat diperlukan dalam industri ini.

Bila digambarkan dapat dilihat sebagai berikut: Pengirim EMKL

(14)

Gambar 4.8 Saluran distribusi jasa pengiriman muatan kapal laut bila

melibatkan tronton

Kegiatan transaksi yang terjadi di dalam industri ini kebanyakan melalui media komunikasi, jarang ditemukan pembeli dan penjual melakukan transaksi dengan bertatap muka. Begitu pula PT TATA SURYA dengan mitra kerjanya (EMKL lain), kebanyakan kegiatan transaksi yang terjadi melalui media komunikasi. Hal ini dikarenakan berbedanya posisi kedua belah pihak, yaitu berbeda kota dan berbeda pulau. Sehingga lebih mudah bagi mereka untuk berhubungan melalui media komunikasi, karena lebih hemat waktu dan biaya.

Kegiatan kerja PT TATA SURYA berlangsung di pelayaran atau pelabuhan, dimana dalam pelabuhan ini terdapat pihak-pihak yang terdaftar sebagai anggota pengguna pelabuhan yang berhak untuk memasuki area pelabuhan bagian muatan, yang lebih dikenal dengan nama GAFEKSI (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia). Kebijakan-kebijakan yang berlaku di pelabuhan ditentukan dalam rapat GAFEKSI. Jadi dapat dikatakan, GAFEKSI adalah suatu organisasi yang mengatur dan bertanggung jawab akan kelangsungan kegiatan kerja di dalam pelabuhan bagian muatan kapal. Dan hanya pihak-pihak yang terdaftar sebagai anggota GAFEKSI yang boleh memasuki area ini.

Namun yang terjadi pada saat ini, GAFEKSI di Balikpapan tidak melindungi perusahaan-perusahaan resmi yang terdaftar pajak. Sehingga banyak perusahaan-perusahan tidak resmi atau perusahaan gelap baik berupa organisasi ataupun perorangan bebas memasuki area pelabuhan dan diperbolehkan untuk ikut berbisnis di dalamnya. Hal ini

Tronton Pengirim EMKL setempat Pelayaran EMKL Di tujuan Penerima / Pemesan Tronton

(15)

menyebabkan tingkat persaingan di industri EMKL ini meningkat. Karena kegiatan transaksi dilakukan melalui media komunikasi, maka perusahaan-perusahaan dalam industri ini sulit untuk mengetahui siapa saja yang menjadi pesaing mereka.

Tingkat persaingan PT TATA SURYA dengan perusahaan sejenis lainnya menjadi meningkat sejak munculnya perusahaan-perusahaan sejenis yang tidak terdaftar secara resmi yang berusaha merebut klien ataupun customer perusahaan dengan mengacaukan harga. Sedangkan persaingan yang terjadi antara PT TATA SURYA dengan perusahaan sejenis lainnya yang resmi terdaftar, relatif rendah bahkan hampir tidak ada karena masing-masing sudah memiliki pangsa pasar sendiri dan sangat beretika bisnis. Berbeda dengan para pendatang baru yang tidak terdaftar sebagai perusahaan resmi sehingga mereka tidak terkena pajak penghasilan yang dikenakan oleh pemerintah, dan hal itu Membuat mereka menawarkan harga yang lebih rendah.

Dalam menghadapi lingkungan persaingan pasar yang ada, maka PT TATA SURYA melakukan beberapa penerapan strategi pemasaran. Strategi utama PT TATA SURYA adalah: berorientasi pada pelayanan dan kepuasan pelanggan. Adapun keunggulan perusahaan dari perusahaan pesaing lainnya terletak dalam hal:

- Kualitas pelayanan yang lebih baik

- Lokasi yang strategis, terletak didaerah keramaian kota serta dekat dengan pelabuhan

(16)

b. Analisis permintaan pasar

Ditahun-tahun terakhir, rata-rata permintaan terhadap produk jasa transportasi muatan kapal laut adalah sekitar 21,600 unit per tahunnya. Kebanyakan klien perusahaan memilih untuk memakai jasa Full Door karena lebih praktis. Oleh karena itu investasi tronton ini memang dibutuhkan bila perusahaan ingin mengembangkan usaha atau bisnis dan mendapatkan keuntungan yang lebih.

Satu buah tronton dapat mengantar 3 unit container per hari. Dan jumlah tersebut sudah maksimal. Untuk pengantaran 1 unit container membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Dan jam kerja di pelabuhan adalah jam 08.00 – 12.00, dan 13.00 – 17.00, bila ditotal 8 jam kerja. Dari jam kerja yang ada memungkinkan untuk tronton mengantar 3 unit container dalam 1 harinya. jadi jumlah maksimal container yang dapat diantar dalam 1 (satu) harinya adalah 3 (tiga) unit. Bila 1 bulan dihitung 20 hari kerja, maka dalam satu tahun, jumlah maksimal container yang dapat diantar satu tronton adalah sebanyak 720 unit container.

Karena tronton yang akan di investasikan berada dibawah naungan perusahaan, maka secara otomatis tronton akan mendapat order kerja dari perusahaan, sehingga jumlah permintaan terhadap jasa transportasi tronton tersebut dapat menjadi maksimal. Dan hal ini dapat terjadi secara terus-menerus, dengan catatan bahwa tronton tidak mengalami kerusakan atau kecelakaan yang menyebabkan tronton tersebut tidak dapat beroperasi. 4.2.2.2 Aspek Pemasaran

Untuk aspek pemasaran dapat dilihat dari segi bauran pemasaran atau strategi marketing mix. Adapun 8P Bauran Pemasaran Jasa yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

1. Product

Produk yang diperdagangkan PT TATA SURYA merupakan jasa transpotasi muatan kapal laut. Dimana barang yang di kirimkan berupa container, dengan kata lain

(17)

jenis jasa Full Door, karena yang diantar merupakan container yang masih bersegel, atau belum terbuka. Dan container tersebut beraneka ragam beratnya. Umumnya jenis container terbagi 2, yaitu container 20 feet dan 40 feet. Yang membedakannya yaitu panjang dan beratnya. Container 20 feet atau 20 kaki, sekitar 12 meter untuk panjangnya dan memiliki berat sekitar 2 ton, bila berisi muatan berat container berkisar antara 8 ton hingga 16 ton.

Untuk container 40 feet panjang dan beratnya 2 kali lipat dari container 20 feet. Dan biasanya untuk mengangkut container 40 feet diperlukan tronton yang memiliki bak sepanjang 24-25 meter. Dan tronton jenis ini masih dilarang untuk digunakan di kota karena dapat menyebabkan kemacetan lalu-lintas, sehingga jenis container ini tidak digunakan. Tronton yang akan diinvestasikan merupakan tronton yang memuat container 20 feet. Karena muatan yang diantar merupakan container, sehingga jenis jasa yang dilayani adalah jenis jasa Full Door.

2. Price

Penentuan harga merupakan salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan dalam pembuatan keputusan, dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut harus dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan atau bahkan lebih untuk memperoleh laba.

PT TATA SURYA menggunakan sistem pengawasan mutu dan standar perusahaan berdasarkan price list, dimana keseluruhan harga yang ditetapkan disesuaikan dengan market price yang telah ditetapkan dalam rapat GAFEKSI. Dimana harga-harga yang ditetapkan oleh GAFEKSI dibicarakan dan disetujui bersama didalam rapat anggota GAFEKSI, dan harga tersebut tidak merugikan pembeli dan penjual.

Adapun daftar harga sewa tronton selama 5 tahun terakhir yang ditetapkan dalam rapat anggota GAFEKSI, yaitu:

(18)

Tabel 4.2 Tabel harga sewa tronton untuk jasa transportasi muatan kapal laut

(sumber: PT. TATA SURYA) 3. Place

Mengenai lokasi, PT TATA SURYA berada di lokasi yang strategis, terletak di daerah pusat kota yang banyak dilalui orang sehingga mudah ditemukan. Selain itu, daerah tersebut tidak terlalu jauh dari pelabuhan, sehingga perusahaan dapat sedikit menghemat waktu dan biaya dalam kegiatan operasi.

Saluran distribusi yang dilakukan PT TATA SURYA sampai saat ini adalah distribusi secara langsung kepada customer dalam kota bila merupakan kegiatan pengiriman dalam satu pulau. Karena customer dapat menyaksikan operasi atau terlibat secara langsung. Untuk kegiatan pengiriman keluar pulau, saluran distribusi yang dilakukan PT TATA SURYA adalah secara tidak langsung kepada customer yaitu melalui mitra kerja yang berada diluar pulau tersebut.

4. Promotion

Agar jasa PT TATA SURYA dapat dan lebih dikenal oleh customer lama maupun baru, diadakan promosi dengan memasang iklan di beberapa media, seperti Koran, dan yellow-pages. Untuk promosi diadakannya tronton disamakan dengan promosi jasa divisi laut. Hal ini dikarenakan hampir semua pemain baik customer maupun pesaing mendapat informasi mengenai industrin EMKL melalui media-media yang disebutkan diatas.

Tahun Harga transportasi ( per unit )

2002 Rp 375,000

2003 Rp 450,000

2004 Rp 517,500

2005 Rp 550,000

(19)

Jadi supaya tronton yang akan diinvestasikan PT TATA SURYA dapat lebih cepat dikenal oleh pasar, maka promosi yang dilakukan diletakkan pada media iklan yang sama dengan divisi laut.

5. People

Karena dalam industri jasa ini yang terpenting adalah ketepatan waktu dan kecepatan kerja yang membuahkan hasil yang memuaskan, orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan merupakan salah satu faktor yang penting. Image perusahaan dinilai oleh klien melalui pegawai perusahaan yang melayani klien. Bila pegawai perusahaan tidak terlihat meyakinkan atau tidak disenangi oleh klien karena beberapa hal, seperti dari penampilan dan profesionalitas kerja mereka.

Disini perusahaan memprioritaskan kejujuran dan kedisiplinan, termasuk dalam berpakaian. Hal ini berlaku untuk semua pegawai perusahaan, termasuk sopir dan kernet. sehingga mereka dapat memberikan image yang baik bagi perusahaan.

Jadi dalam hal ini, orang-orang yang akan digunakan dalam pengadaan tronton ini ada 5 orang. Yaitu: Manajer, Supervisor, Administration staff, Accounting & Financial Staff, Sopir, dan Kernet. Dimana untuk manajer adalah pemimpin dari perusahaan, sementara untuk supervisor, Administration staff, Accounting & Financial Staff memakaistaff divisi laut. Hal ini dikarenakan masih barunya divisi tronton atau divisi darat ini. Sehingga masih memungkinkan untuk memakai orang lama, karena pekerjaannya tidak terlalu banyak, masih dapat ditangani oleh beberapa orang. Dan hal ini dilakukan untuk penghematan biaya.

Sementara untuk sopir dan kernet terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu untuk sopir harus memiliki SIM B dan mempunyai pengalaman membawa tronton, disiplin dan bersifat jujur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada aspek manajemen dan organisasi.

(20)

6. Physical Evidence

Yang dibicarakan dalam physical evidence adalah bukti fisik dari produk perusahaan. Karena produk perusahaan yang akan diinvestasikan ini adalah berupa jasa transportasi. Maka sebelum melihat dan mencobai produk jasa perusahaan, seorang costumer baru tidak akan mengetahui produk perusahaan. Untuk itu customer baru akan mempunyai keinginan untuk melihat kondisi perusahaan terlebih dahulu, untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan dan kepercayaan yang dapat diberikan oleh produk perusahaan kepada customer.

Untuk PT TATA SURYA, dimana produk yang ditawarkan berupa jasa transportasi muatan yang menggunakan tronton sebagai pengangkutnya, sehingga tronton tersebutlah yang menjadi bukti fisik yang dilihat oleh para customer. Dimana yang dinilai oleh customer adalah performance dari tronton tersebut baik dari penampilan luar dan dalam atau kondisi mesin, maupun kualitas jasa yang diberikan. Oleh karena itu, bagi customer baru yang datang meninjau lapangan akan melihat langsung tronton perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan yang menyediakan jasa transportasi container. Sehingga ada bukti fisik yang jelas dari produk yang ditawarkan perusahaan kepada customer.

7. Process

(21)

Gambar 4.9 Proses pengantaran muatan dengan tronton

Setelah mendapat order dari klien bahwa ada barang yang akan dikirim atau diantar, maka bagian admisi mencatat order sebagai BAR dan memberikan BAR tersebut kepada sopir. Bila terdapat negosiasi dari klien, maka hal ini dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan atasan atau manajer. Bila Head Office Supervisor atau manajer setuju, maka perintah kerja dapat diberikan pada sopir.

Setelah mendapat konfirmasi dan izin, tronton bergerak menuju ke tempat muatan berada untuk diangkut dan dikirim ke tujuan. Setelah container diantar ke tujuan, container akan dibuka untuk melakukan bongkar muatan dan memasukannya ke dalam gudang, bila konsumen memilikinya. Setelah selesai dibongkar, maka dilakukan telly untuk mengecek kebenaran dan kesesuaian jumlah barang dengan BAR.

Setelah selesai, klien akan mencap dan menanda-tangani BAR sebagai tanda muatan telah selesai di antar dan sudah diterima oleh klien. Sesudah itu container harus dikembalikan ke pelabuhan, karena container-container tersebut adalah milik pelayaran.

Menerima telpon / order Lapor pada Manajer untuk konfirmasi Bagian administrasi dan bagian accounting dan financial untuk pencatatan Setelah mendapat konfirmasi dan izin,

tronton jalan ke container berada Tronton mengangkut dan mengantar muatan ke tujuan (konsumen)

Setelah selesai antar dan bongkar, sopir mendapat

BAR yang telah dicap tanda muatan sudah diantar dan sudah diterima oleh konsumen Mengembalikan

BAR pada bagian administrasi untuk oencatatan Mengantar kembali container ke tempat semula atau pelabuhan

(22)

Setelah container dikembalikan, tronton kembali ke pangkalan atau stand-by di pelabuhan untuk order berikutnya.

8. Customer Service

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi, baik yang dipekerjakan oleh organisasi jasa maupun oleh pemasok.

Untuk investasi pengadaan tronton ini, dibagian customer service berhubungan dengan pelayanan kepada customer sewaktu mereka mengorder produk jasa tronton, dan sewaktu customer complant mengenai barang, biasanya keterlambatan pengantaran, serta sewaktu customer ingin bertanya-tanya mengenai produk dan negosiasi harga.

Strategi yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan perusahaan adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan menjalin hubungan yang hangat dengan customer dan mitra kerja. Sehingga PT TATA SURYA tidak hanya dapat dikenal melalui iklan dalam media-media tetapi juga dapat di publikasikan secara Word of mouth oleh customer.

Dalam hal ini, untuk bagian tronton untuk sementara masih tergabung dengan divisi laut, dimana head office supervisor dan administration staff yang sudah berpengalaman dalam memberikan pelayanan atau service yang bagus dalam melayani customer.

(23)

4.2.3 Aspek Teknis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi dan kapasitas produksi, tata letak, kemudahan proses produksi, dan metode persediaan yang akan digunakan.

Untuk investasi ini yang berupa pengadaan tronton, masalah-masalah yang terkait dalam masalah penentuan lokasi dan tata letak yang menjadi pertimbangan yang cukup penting adalah mengenai parkir tronton di malam hari atau setelah kegiatan operasional dan keamanannya. Lalu yang kedua adalah masalah mengenai lokasi dan kemudahan proses produksi, serta teknologi dan metode pesediaan yang digunakan, dan yang terakhir adalah masalah kapasitas produksi dan kemudahan produksinya. Untuk lebih rincinya, dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.2.3.1 Masalah parkir dan keamanan

Masalah dimana parkir tronton di malam hari dan keamanannya menjadi penting untuk dipertimbangkan. Karena sebuah tronton setelah jam kerja atau setelah kegiatan operasional memerlukan tempat parkir yang aman, agar tidak dicungkil oleh orang-orang iseng atau pencuri. Tidak mungkin tronton diparkir dipinggir jalan begitu saja, tidak ada jaminan tronton tersebut tidak akan dicungkil orang di malam hari. Perlu adanya lokasi tempat parkir yang jelas dan aman bagi tronton tersebut, sehingga resiko pencurian dapat diminimalisasi atau dapat dikurangi.

Untuk hal ini, PT TATA SURYA sudah memiliki tempat parkir yang sesuai untuk tronton, beserta keamanannya. PT TATA SURYA memiliki halaman didepan kantor yang sebagian besar dari halaman tersebut tidak terpakai, dimana halaman tersebut berada di dalam pagar kantor PT TATA SURYA. Dan tempat tersebut dapat digunakan untuk parkir tronton yang akan diinvestasikan, dimana luas halaman tersebut cukup untuk 2 buah tronton.

(24)

Untuk masalah keamanan, dapat diatasi dengan menambah bayaran jaga malam perusahaan kepada satpam kompleks tersebut yang biasa berkeliling di malam hari untuk menjaga keamanan kompleks. Hal membayar satpam untuk jaga malam ini sudah dilakukan oleh PT TATA SURYA dari dulu, dan sudah terbukti keamanannya. Tidak adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian, dan sebagainya. Oleh karena itu, masalah keamanan parkir untuk saat ini dapat dikatakan lancar atau tidak ada masalah.

4.2.3.2 Masalah lokasi

Berikutnya mengenai masalah mengenai lokasi dan kemudahan proses produksi, serta teknologi dan metode pesediaan yang digunakan.

Mengenai lokasi, PT TATA SURYA memiliki tempat yang cukup strategis. Dimana PT TATA SURYA berada di daerah pusat kota yang dilalui banyak orang, ditambah kantor PT TATA SURYA terlihat dengan jelas apabila melewati jalan atau daerah tersebut, dengan kata lain kantor PT TATA SURYA mudah dicapai dan mudah diketahui.

Lalu lokasi PT TATA SURYA tidak jauh dari pelayaran atau pelabuhan. Dimana sebagian besar kegiatan operasional perusahaan berada di pelabuhan. Sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya transportasi dalam operasional. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab lokasi perusahaan menjadi strategis.

Selanjutnya mengenai metode persediaan. Untuk investasi ini, hal yang terkait adalah persediaan solar dan mesin atau tronton cadangan alias pengganti. Karena hanya mengadakan 1 (satu) buah tronton, sehingga tidak terdapat tronton pengganti. Perusahaan harus memakai jasa truk tronton perusahaan lain. Walau harga atau biaya yang dikeluarkan sama, tetapi perusahaan tidak mendapat keuntungan seperti halnya bila memakai tronton sendiri.

(25)

Lalu mengenai persediaan solar, tronton diperkirakan melakukan isi solar 2 (dua) kali dalam seminggu, karena tronton dipakai setiap hari. Serta dapat saja perusahaan menyediakan persediaan solar di kantor untuk jaga-jaga bila terjadi kekurangan solar.

4.2.3.3 Masalah kapasitas produksi dan kemudahan produksi

Seperti yang dijelaskan didepan, tronton ini dalam 1 (satu) harinya mampu dan maksimal mengangkut 3 unit container dalam kondisi tronton tidak pernah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat beroperasi. Walaupun terkadang dalam 1-2 hari perusahaan tidak mendapat order pengiriman muatan, tetapi disaat itu belum tentu perusahaan lain juga mengalami hal yang sama, yaitu tidak mendapat order. Maka, walau perusahaan tidak mendapat order sehingga tronton pun tidak mendapat order kerja, asalkan tronton selalu stand-by di pelabuhan di masa itu, sudah pasti ada penyewa tronton yang beniat untuk menyewa tronton perusahaan, sehingga tronton akan mendapat order kerja. Sehingga dapat dikatakan tronton akan selalu mendapat permintaan kerja.

Memang selain tronton perusahaan, tentu ada tronton perusahaan lain. Tetapi tronton perusahaan merupakan bagian dari PT TATA SURYA yang sudah mendapat image di mata klien. Dimana PT TATA SURYA terkenal dengan tingkat kualitas pelayanan yang bagus dan terjamin. Sehingga bila PT TATA SURYA memiliki tronton yang akan disewakan, maka tronton tersebut akan menjadi salah satu prioritas untuk dipakai dalam pengantaran container bagi EMKL-EMKL lain yang menyewa tronton untuk bisnisnya. Asal tronton selalu dirawat dan dijaga, baik dari mesin maupun penampilan tronton seperti warna cat dan kebersihannya selalu dirawat agar selalu terawat, serta tingkat kualitas pelayanan jasa yang diberikan selalu dijaga agar selalu bagus. Maka mau tidak mau, para penyewa tronton di pelabuhan akan melirik tronton perusahaan untuk disewa bila tersedia. Karena selain melihat kondisi mesin yang selalu sehat, ditambah penampilan tronton yang terlihat tidak tua, maka

(26)

tronton ini akan diminati para penyewa atau para perusahaan EMKL lain yang membutuhkan tronton untuk bisnis mereka.

Untuk perhitungan kapasitas produksi jasa transportasi muatan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Kapasitas produksi jasa transportasi tronton

(sumber: PT. TATA SURYA) Untuk lebih jelasnya:

• Asumsi optimis

Dalam 1 hari tronton mengantar 3 unit container. Dan jumlah ini sudah dapat dikatakan jumlah maksimal container yang dapat diantar perharinya. Karena dalam 2 shift jam kerja pelabuhan, jam kerja bila dijumlahkan adalah 8 jam kerja. Tronton mampu mengantar 1 unit container dalam 3 jam. Sehingga terdapat waktu lebih 2 jam untuk mengantar container ketiga, dimana biasanya terjadi sewaktu pertengahan shift 1 dan 2, yaitu masa istirahat. Container diantar ke tujuan sewaktu sebelum istirahat, dan sesampai ditujuan container dibongkar setelah istirahat. Jumlah 3 unit container ini sudah dapat dikatakan maksimal dalam 1 harinya. Dan bila jumlah maksimal container yang dapat diantar 1 tronton dalam 1 hari adalah 3 unit container, maka jumlah kapasitas produksi maksimal dalam 1 tahun adalah 720 unit container.

• Asumsi moderat

Diasumsikan dalam 1 hari tronton mengantar 2 unit container. Dan jumlah ini sudah dapat dikatakan jumlah standar container yang dapat diantar perharinya. Kondisi perkiraan / asumsi Permintaan 1 truk dalam 1 hari Permintaan 1 truk dalam 1 bulan Permintaan 1 truk dalam 1 tahun Kapasitas produksi maksimal dalam 1 tahun

Optimis 3 unit 60 unit 720 unit 720 unit

Moderat 2 unit (container) 40 unit 480 unit 720 unit

(27)

Karena dalam 2 shift jam kerja pelabuhan, tronton mampu mengantar 1 unit container dalam 1 shiftnya. Sehingga jumlah 2 unit container ini sudah dapat dikatakan jumlah standar dalam 1 harinya.

• Asumsi pesimis

Selain asumsi moderat dan optimis, tentu saja terdapat asumsi pesimis, dimana jumlah permintaan yang diperkirakan adalah jumlah permintaan paling minimum. Jumlah asumsi minimum kapasitas produksi tronton adalah mengantar satu unit container dalam satu hari. dan untuk tronton yang mendapat order dari perusahaan dan perusahaan lain, sudah dapat dipastikan dalam satu hari tronton dapat jatah mengantar satu unit container.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat resiko kerugian yang akan dihadapi para investor dalam investasi, oleh sebab itu dibuat 3 asumsi seperti yang ditelaah diatas. 3 asumsi ini diadakan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh investor dalam investasi pengadaan tronton dilihat dari 3 kondisi, yaitu kondisi permintaan maksimal, kondisi permintaan moderat atau standart, dan kondisi permintaan minimum. Sehingga investor mengetahui seberapa besar perkiraan jumlah kerugian yang akan dihadapi dalam investasi pengadaan tronton ini.

4.2.4 Aspek Manajemen dan Organisasi

Dalam aspek ini yang perlu diketahui adalah visi dan misi divisi tronton yang akan diinvestasikan, jenis pekerjaan dan persyaratan jabatan, struktur organisasi dan rincian wewenang, serta jumlah tenaga verja yang dibutuhkan dan gaji yang direncanakan.

(28)

Dengan adanya pengadaan tronton yang dilakukan oleh PT. Tata Surya, maka perusahaan juga harus melihat fungsi - fungsi manajemen yang terkandung didalamnya. Fungsi – fungsi tersebut tidak dapat berjalan sendiri – sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan karena keterkaitan antara satu fungsi dengan fungsi yang lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai.

Adapun fungsi – fungsi yang terdapat dalam aspek manajemen adalah sebagai berikut: • Planning

Perencanaan pengadaan truk yang dilakukan oleh PT Tata Surya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan guna menambah inventory perusahaan dan juga untuk mempercepat waktu pelayanan serta meningkatkan laba perusahaan dengan melakukan penambahan divisi.

• Organizing

Untuk pengadaan divisi ini, organisasi perusahaan tidak banyak berubah. Hanya menambah 2 (dua) tenaga kerja. Untuk pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pada divisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.10 Struktur organisasi divisi tronton atau divisi darat Managing Director Sopir Kernet Head office supervisor Accounting & Financial staff Administration staff

(29)

Dalam organisasi PT. TATA SURYA, bila divisi truk tronton digabungkan, maka struktur organisasi PT. TATA SURYA dapat digambarkan:

Gambar 4.11 Struktur organisasi perusahaan setelah investasi pengadaan divisi tronton

Jadi, PT TATA SURYA akan memiliki 2 divisi, divisi laut dan darat. Dimana divisi laut tetap berjalan seperti biasa. Dan untuk divisi darat / tronton, karena masih kecil atau masih baru, maka divisi ini masih digabung dalam divisi laut. Yang didalam oganisasi tronton sendiri terdapat beberapa staff dari divisi laut. Yaitu head office supervisor, administration staff, dan accounting & financial staff.

Dari struktur diatas, diketahui jumlah tenaga kerja yang perlu ditambahkan, yaitu 2 orang tenaga kerja, sopir dan kernet. tentu saja perusahaan memiliki persyaratan yang harus dipenuhi untuk pegawai yang akan mengisi posisi tersebut, yaitu:

Sopir:

- Berkelakuan baik dan jujur

- Berpengalaman dalam mengendarai truk tronton - Memiliki Sim-B Komisaris Managing Director Adm Staff Port Supervisor Port Opr Staff Port Opr Staff Port Opr Staff Head Office Supervisor Acc & Fin Staff Kernet Sopir Port Opr Staff

(30)

- Mengetahui situasi dan kondisi kota Balikpapan - Sehat jasmani dan rohani

- Tidak terlibat hutang Kernet:

- Berkelakuan baik dan jujur

- Mengetahui situasi dan kondisi kota Balikpapan - Sehat jasmani dan rohani

- Tidak terlibat hutang • Leading

Untuk kepemimpinan, karena masih kecilnya bentuk usaha perusahaan, dan masih sedikit atau standart dalam hal populasinya, sehingga hanya dipimpin oleh 1 (satu) orang saja. Dan gaya kepemimpinan yang dipakai dalam organisasi PT TATA SURYA adalah gaya kepemimpinan liberal, yaitu dalam pengambilan keputusan melibatkan beberapa orang yang terlibat, seperti Head office supervisor dan port supervisor yang menjabat sebagai kepala kantor dan kepala lapangan.

Untuk divisi tronton, beberapa keputusan yang tidak terlalu kritikal masih ditentukan oleh head office supervisor, dan untuk kejadian-kejadian yang terjadi semasa operasi seperti tronton mogok, atau ban bocor, dan hal- hal lainnya, sopirlah yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan saat itu, karena terjadi di masa operasi, tidak di kantor. Hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan pada karyawan untuk keikut-sertaan mereka dalam bertanggung jawab dalam kegiatan operasi perusahaan.

(31)

• Controlling

Untuk pengontrolan, dimana kegiatan tronton adalah mengantar container ke tujuan. Dimana dalam proses pengantaran container, khususnya muatan dari PT TATA SURYA akan selalu ada pegawai perusahaan yang menemani. Karena sesampai ditujuan akan dilakukan telly. Untuk semasa pengantaran, pengendalian tronton diserahkan kepada sopir karena dia yang mengendarai tronton. Untuk mengenai pengawasan dalam pengontrolan, hal ini karena tronton masih berada dibawah naungan perusahaan, tentu saja pengontrolan kegiatan tronton di lapangan atau pelabuhan ditangani oleh port operational staff. Karena container yang akan diantar tronton bila merupakan container perusahaan maka sudah tentu kepala lapangan yang mengurus izin container tersebut untuk keluar dari pelabuhan, maka sudah pasti kegiatan pengantaran tronton dikendalikan oleh kepala lapangan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pengantaran container. Sementara order kerja tronton dikendalikan oleh head office supervisor. Dimana di akhir periode semua laporan baik laporan kegiatan operasional maupun laporan keuangan divisi tronton akan dipertanggung jawabkan kepada manajer.

Mengenai gaji, Head office supervisor, Administration staff dan Accounting & Financial staff sudah mendapat gaji dari perusahaan di divisi laut. Tentu saja gaji mereka akan ditambah dan dinaikkan oleh manajer ditahun berikutnya karena berhubung mereka membantu divisi darat. Dan biaya penambahan gaji tersebut dibebankan pada divisi darat, bukan divisi laut. Jadi, divisi darat hanya akan membayar penambahan gaji Head office supervisor, Administration staff dan Accounting & Financial staff. Serta gaji sopir dan kernet sepenuhnya ditanggung oleh divisi darat. Maka pehitungan gaji untuk divisi darat adalah sebagai demikian:

(32)

Tabel 4.4 Perhitungan gaji karyawan divisi tronton Jabatan Gaji bulanan (2007)

Gaji setahun (2007) Gaji bulanan x 12 Tunjangan Hari Raya (THR) Total gaji dalam setahun

Gaji setahun + THR Status Head Office

Supervisor Rp 1.400.000,- Rp 16.800.000,- Rp 1.400.000,- Rp

18.200.000,-Karyawan tetap; Penambahan gaji Administration

Staff Rp 1.000.000,- Rp 12.000.000,- Rp 1.000.000,- Rp 13.000.000,- Penambahan gaji Karyawan tetap; Accounting &

Financial Staff Rp 1.000.000,- Rp 12.000.000,- Rp 1.000.000,- Rp 13.000.000,- Penambahan gaji Karyawan tetap; Sopir Rp 1.200.000,- Rp 14.400.000,- Rp 1.200.000,- Rp 15.600.000,- Karyawan tetap Kernet Rp 700.000,- Rp 8.400.000,- - Rp 8.400.000,- kontrakan Karyawan

Total gaji Rp 68.200.000,-

(sumber: PT TATA SURYA)

4.2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial

Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negative. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas. Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya proyek investasi ini antara lain:

- Membuka kesempatan kerja atau lapangan kerja bagi masyarakat, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran.

- Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)

- Meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak panghasilan yang dikenakan pada perusahaan

Sedangkan dampak sosial dengan adanya investasi ini, antara lain:

- Bertambahnya polusi asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

- Bertambah macetnya lalu-lintas, karena bertambah lagi 1 buah tronton yang menggunakan lalu-lintas

Mengenai polusi dan bertambah macetnya lalu-lintas. Hal ini tidak dapat dihilangkan, terutama bertambah macetnya lalu-lintas. Serta masalah bertambahnya polusi, walau dapat dikurangi atau diminimalisasikan, tetap saja tidak dapat dihilangkan. Kedua hal ini tidak

(33)

dapat dihilangkan, dan menjadi tanggung jawab bagi perusahaan untuk menguranginya, terutama mengenai hal polusi, yang dapat menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi tidak sehat.

Memang masalah polusi tersebut tidak dapat dihilangkan. Tetapi masalah polusi tersebut dapat dikurangi atau diminimalisasikan. Yaitu dengan cara perawatan mesin yang dilakukan secara rutin atau secara berjangka. Seperti 3 bulan sekali truk tronton di bawa ke bengkel resmi truk untuk dilakukan check-up dan perawatan pada mesin dan spare-part truk lainnya untuk mengantisipasi kerusakan yang parah.

Untuk dapat mengantisipasi agar tidak terjadinya asap atau polusi yang ditimbulkan dari truk tronton. Maka truk tronton tersebut harus dirawat secara rutin akan spare-partnya dan kesehatan mesinnya beserta saluran pembuangannya. Kemampuan mesin tetap dijaga supaya tidak melemah, mengganti spare-part tronton yang sudah rusak atau sudah tidak dapat digunakan dan yang sudah parah yang dapat menimbulkan polusi, serta menjaga kebersihan saluran penyaring bensin dan saluran pembuangan tronton. Bila hal-hal tersebut dapat dijaga, maka polusi yang ditimbulkan dapat dikurangi atau diminimalisasikan.

4.2.6 Aspek AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup)

Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dan PT TATA SURYA dari awal pendirian perusahaan tidak memakai seleksi AMDAL, sehingga dalam industri ini tidak terdapat masalah AMDAL yang perlu dipertimbangkan. Begitu pula dalam investasi ini yang berupa pengadaan tronton. Memang tronton menghasilkan polusi udara. Tetapi hal tersebut tidak termasuk dalam kategori analisis AMDAL.

(34)

4.2.7 Aspek keuangan

Keputusan untuk melakukan investasi menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan dapat mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek keuangan. Dalam penelitian ini aspek keuangan akan membahas tentang kriteria penilaian investasi terhadap kelayakan proyek pengadaan tronton.

PT TATA SURYA dari awal sampai saat ini tidak memiliki tronton sendiri. Semua kegiatan operasional perusahaan menggunakan jasa tronton dari pihak lain. Saat ini perusahaan sedang mempertimbangkan usulan investasi pengadaan kendaraan ini guna mengoptimalkan operasi perusahaan di masa yang akan datang.

Penelitian ini memberikan 3 kondisi perkiraan atau asumsi, yaitu asumsi optimis, asumsi moderat dan asumsi pesimis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan dalam kondisi penjualan maksimum, moderat dan minimum. Sehingga investor mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan yang didapat dan seberapa besar tingkat resiko kerugian yang dihadapi.

4.2.7.1 Sumber dana

Untuk perhitungan investasi ini, biaya modal atas dana yang digunakan adalah berupa pinjaman dari investor. Tentu saja dalam pembiayaan investasi, investor mengharapkan akan mendapatkan kembali modal yang diinvestasikannya sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Jumlah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor disesuaikan dengan tingkat keuntungan yang direncanakan dan ditetapkan perusahaan, yaitu sebesar 20%. Jadi, 20% dari keuntungan per tahun yang diperoleh divisi tronton ini akan diberikan kepada investor.

Adapun deskripsi dari usulan investasi pengadaan 1 (satu) unit tronton adalah sebagai berikut:

(35)

1. Nilai investasi * = Rp 600,000,000 (harga beli tronton) 2. Umur ekonomis ** = 10 tahun

3. Nilai Sisa = Rp 70,000,000 3. Biaya tenaga kerja = 5 orang tenaga kerja

4. Biaya solar ** = Rp 38,400,000 (tahun 2007) 5. Biaya lain-lain ** = Rp 6,000,000 (tahun 2007) 6. Biaya perawatan ** = Rp 17,000,000 (tahun 2007) 7. Biaya pajak STNK *** = Rp 2,500,000 (tahun 2007) 8. Biaya KIR Tronton *** = Rp 300,000

9. Biaya asuransi **** = Rp 30,000,000 (tahun 2007) Keterangan:

* = data diperoleh dari UD NISSAN DIESEL Balikpapan ** = data diperoleh dari PT TATA SURYA

*** = data diperoleh dari Kepolisian Balikpapan

**** = data diperoleh dari PT Asuransi ASTRA Balikpapan 4.2.7.2 Proyeksi pendapatan

Perhitungan perkiraan permintaan jasa, pendapatan dan biaya-biaya yang terkait dengan usulan investasi pengadaan tronton dapat ditunjukkan dari tabel-tabel berikut.

Tabel 4.5 Tabel perkembangan harga sewa tronton untuk jasa transportasi muatan kapal laut dan persentase pertumbuhannya

(sumber: PT. TATA SURYA)

Tahun Harga sewa tronton ( per unit ) pertumbuhan harga Persentase sewa tronton 2002 Rp 375,000 2003 Rp 450,000 20 % 2004 Rp 517,500 15 % 2005 Rp 550,000 6.3 % 2006 Rp 650,000 15 % Rata-rata 14 %

(36)

Rata-rata persentase pertumbuhan harga sewa tronton diperoleh dari pembagian jumlah persentase pertumbuhan harga sewa tronton dibagi 4 (empat). Persentase pertumbuhan harga sewa tronton digunakan untuk mendapatkan perkiraan harga sewa di periode selanjutnya.

Setelah mendapat persentase pertumbuhan harga jual jasa transportasi, kita harus mengetahui perkiraan harga jual jasa 10 tahun kedepan selama umur ekonomis tronton sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar perkiraan pendapatan yang akan diperoleh. Perkiraan permintaan dan harga jual serta pendapatan jasa transportasi selama 10 tahun dapat dilihat pada tabel berikut:

• Asumsi optimis

Tabel 4.6 Perkiraan permintaan, harga jual, dan pendapatan jasa transportasi muatan kapal laut untuk pengadaan tronton (asumsi optimis)

(sumber: data diolah) Keterangan:

* = Jumlah permintaan selalu tetap tiap tahunnya ** = Harga transportasi naik 14% tiap tahun (tabel 4.5)

*** = Pendapatan diperoleh dari jumlah permintaan x harga transportasi Tahun ( 1 mesin / tronton) * Permintaan Harga transportasi ( per unit ) ** Pendapatan ***

2007 720 unit (container) Rp 741,000 Rp 533,520,000 2008 720 unit Rp 844,740 Rp 608,212,800 2009 720 unit Rp 963,004 Rp 693,362,880 2010 720 unit Rp 1,097,824 Rp 790,433,280 2011 720 unit Rp 1,251,519 Rp 901,093,680 2012 720 unit Rp 1,426,732 Rp 1,027,247,040 2013 720 unit Rp 1,626,475 Rp 1,171,062,000 2014 720 unit Rp 1,854,181 Rp 1,335,010,320 2015 720 unit Rp 2,113,767 Rp 1,521,912,240 2016 720 unit Rp 2,409,694 Rp 1,734,979,680

(37)

Jumlah permintaan dapat selalu maksimal karena tronton mendapat order dari perusahaan dan perusahaan lain yang menyewa tronton. Oleh karena itu jumlah permintaan tronton dapat mencapai maksimal, 720 unit container dalam setahun, dan untuk tahun-tahun selanjutnya juga sama.

• Asumsi moderat

Tabel 4.7 Perkiraan permintaan, harga jual, dan pendapatan jasa transportasi muatan kapal laut untuk pengadaan tronton (asumsi moderat)

(sumber: data diolah) Keterangan:

* = Jumlah permintaan selalu tetap tiap tahunnya ** = Harga transportasi naik 14% tiap tahun (tabel 4.5)

*** = Pendapatan diperoleh dari jumlah permintaan x harga transportasi Tronton mendapat order dari perusahaan dan sedikit-sedikit mengantarkan container perusahaan lain yang menyewa tronton. Walau jumlah container yang diantar dalam satu tahunnya belum maksimal, tetapi diasumsikan tronton mengantarkan 480 unit container per tahunnya, dan untuk tahun-tahun selanjutnya juga sama.

Tahun ( 1 mesin / tronton) * Permintaan Harga transportasi ( per unit ) ** Pendapatan *** 2007 480 unit (container) Rp 741,000 Rp 355,680,000 2008 480 unit Rp 844,740 Rp 405,475,200 2009 480 unit Rp 963,004 Rp 462,241,728 2010 480 unit Rp 1,097,824 Rp 526,955,570 2011 480 unit Rp 1,251,519 Rp 600,729,350 2012 480 unit Rp 1,426,732 Rp 684,831,459 2013 480 unit Rp 1,626,475 Rp 780,707,863 2014 480 unit Rp 1,854,181 Rp 890,006,964 2015 480 unit Rp 2,113,767 Rp 1,014,607,939 2016 480 unit Rp 2,409,694 Rp 1,156,653,050

(38)

• Asumsi Pesimis

Tabel 4.8 Perkiraan permintaan, harga jual, dan pendapatan jasa transportasi muatan kapal laut untuk pengadaan tronton (asumsi pesimis)

(sumber: data diolah) Keterangan:

* = Jumlah permintaan selalu tetap tiap tahunnya ** = Harga transportasi naik 14% tiap tahun (tabel 4.5)

*** = Pendapatan diperoleh dari jumlah permintaan x harga transportasi Jumlah permintaan berjumlah tetap karena tronton mendapat order hanya dari perusahaan. Dan diasumsikan permintaan tronton berjumlah ditingkat yang paling minimal, yaitu 240 unit container dalam setahun, dan untuk tahun-tahun selanjutnya juga sama.

Sebelum melakukan analisis penilaian investasi untuk usulan investasi, penelitian ini akan melakukan taksiran-taksiran biaya-biaya yang terdapat dalam investasi pengadaan tronton untuk 10 tahun yang akan datang.

4.2.7.3 Proyeksi Biaya

Selanjutnya, perlu mengetahui biaya-biaya yang terdapat dalam investasi pengadaan tronton. Beberapa dari biaya-biaya tersebut diasumsikan sama untuk kondisi asumsi moderat, optimis dan pesimis, dan ada juga biaya yang berbeda untuk ketiga asumsi, yaitu biaya solar dan biaya perawatan. Dimana biaya asumsi pesimis merupakan setengah dari

Tahun ( 1 mesin / tronton) * Permintaan Harga transportasi ( per unit ) ** Pendapatan *** 2007 240 unit (container) Rp 741,000 Rp 177,840,000 2008 240 unit Rp 844,740 Rp 202,737,600 2009 240 unit Rp 963,004 Rp 231,120,864 2010 240 unit Rp 1,097,824 Rp 263,477,785 2011 240 unit Rp 1,251,519 Rp 300,364,675 2012 240 unit Rp 1,426,732 Rp 342,415,680 2013 240 unit Rp 1,626,475 Rp 390,354,000 2014 240 unit Rp 1,854,181 Rp 445,003,440 2015 240 unit Rp 2,113,767 Rp 507,304,080 2016 240 unit Rp 2,409,694 Rp 578,326,560

(39)

jumlah biaya asumsi optimis, sedangkan biaya asumsi moderat berada ditengah-tengah asumsi optimis dan pesimis yang dirata-ratakan. Biaya-biaya tersebut adalah:

1. Biaya Tenaga Kerja

Tabel 4.9 Perkiraan biaya tenaga kerja

(sumber: data diolah)

Ket: * = Biaya tenaga kerja naik 10% tiap tahun 2. Biaya Solar

• Asumsi optimis

Tabel 4.10 Perkiraan biaya solar (asumsi optimis)

(sumber: data diolah)

Ket: * = Harga solar naik 22.4% tiap tahun (diperoleh dari www.opec.com)

Tahun Biaya Tenaga Kerja *

2007 Rp 68,200,000 2008 Rp 75,020,000 2009 Rp 82,522,000 2010 Rp 90,774,200 2011 Rp 99,851,620 2012 Rp 109,836,782 2013 Rp 120,820,460 2014 Rp 132,902,506 2015 Rp 146,192,757 2016 Rp 160,812,033

Tahun Pengisian dalam seminggu Pengisian dalam setahun (52 minggu) Harga Solar

(per Liter) * (per tahun) Biaya Solar 2007 240 L 12,480 L Rp 5,018 Rp 62,624,640 2008 240 L 12,480 L Rp 6,143 Rp 76,664,640 2009 240 L 12,480 L Rp 7,518 Rp 93,824,640 2010 240 L 12,480 L Rp 9,203 Rp 114,853,440 2011 240 L 12,480 L Rp 11,264 Rp 140,574,720 2012 240 L 12,480 L Rp 13,787 Rp 172,061,760 2013 240 L 12,480 L Rp 16,875 Rp 210,600,000 2014 240 L 12,480 L Rp 20,655 Rp 257,774,400 2015 240 L 12,480 L Rp 25,282 Rp 315,519,360 2016 240 L 12,480 L Rp 30,946 Rp 386,206,080

(40)

• Asumsi moderat

Tabel 4.11 Perkiraan biaya solar (asumsi moderat)

(sumber: data diolah)

Ket: * = Harga solar naik 22.4% tiap tahun (diperoleh dari www.opec.com) • Asumsi pesimis

Tabel 4.12 Perkiraan biaya solar (asumsi pesimis)

(sumber: data diolah)

Ket: * = Harga solar naik 22.4% tiap tahun (diperoleh dari www.opec.com) Tahun Pengisian dalam

seminggu Pengisian dalam setahun (52 minggu) Harga Solar

(per Liter) * (per tahun) Biaya Solar

2007 160 L 8320 L Rp 5,018 Rp 41,749,760 2008 160 L 8320 L Rp 6,143 Rp 51,109,760 2009 160 L 8320 L Rp 7,518 Rp 62,549,760 2010 160 L 8320 L Rp 9,203 Rp 76,568,960 2011 160 L 8320 L Rp 11,264 Rp 93,716,480 2012 160 L 8320 L Rp 13,787 Rp 114,707,840 2013 160 L 8320 L Rp 16,875 Rp 140,400,000 2014 160 L 8320 L Rp 20,655 Rp 171,849,600 2015 160 L 8320 L Rp 25,282 Rp 210,346,240 2016 160 L 8320 L Rp 30,946 Rp 257,470,720 Tahun Pengisian dalam seminggu Pengisian dalam setahun (52 minggu) Harga Solar

(per Liter) * (per tahun) Biaya Solar

2007 80 L 4160 L Rp 5,018 Rp 20,874,880 2008 80 L 4160 L Rp 6,143 Rp 25,554,880 2009 80 L 4160 L Rp 7,518 Rp 31,274,880 2010 80 L 4160 L Rp 9,203 Rp 38,284,480 2011 80 L 4160 L Rp 11,264 Rp 46,858,240 2012 80 L 4160 L Rp 13,787 Rp 57,353,920 2013 80 L 4160 L Rp 16,875 Rp 70,200,000 2014 80 L 4160 L Rp 20,655 Rp 85,924,800 2015 80 L 4160 L Rp 25,282 Rp 105,173,120 2016 80 L 4160 L Rp 30,946 Rp 128,735,360

(41)

3. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain mencakup seperti biaya untuk pembayaran pada polisi, biaya parkir, biaya pengobatan bila pegawai sakit, dan lain-lain.

Tabel 4.13 Perkiraan biaya lain-lain

(sumber: PT TATA SURYA)

Ket: * = Biaya lain-lain naik 10% tiap tahun 4. Biaya Perawatan

• Asumsi optimis

Tabel 4.14 Perkiraan biaya perawatan tronton (asumsi optimis)

(sumber: UD NISSAN DIESEL)

Ket: Kenaikan biaya-biaya perawatan diperoleh dari UD Nissan Diesel * = Biaya perawatan 3 bulanan dan tahunan naik 20% tiap tahun ** = Biaya ganti cat, ganti ban, ganti spare-part naik 40% tiap tahun

Tahun Biaya Lain-lain *

2007 Rp 6,000,000 2008 Rp 6,600,000 2009 Rp 7,260,000 2010 Rp 7,986,000 2011 Rp 8,784,600 2012 Rp 9,663,060 2013 Rp 10,629,366 2014 Rp 11,692,303 2015 Rp 12,861,533 2016 Rp 14,147,686 Tahun Perawatan 3 bulanan (3 kali) * Perawatan tahunan * Ganti cat ** Ganti ban ** Ganti spare-part ** Total Biaya Perawatan 2007 1,500,000 2,000,000 500,000 8,000,000 5,000,000 17,000,000 2008 1,800,000 2,400,000 700,000 11,200,000 7,000,000 23,100,000 2009 2,160,000 2,880,000 980,000 15,680,000 9,800,000 31,500,000 2010 2,592,000 3,456,000 1,372,000 21,952,000 13,720,000 43,092,000 2011 3,110,400 4,147,200 1,920,800 30,732,800 19,208,000 59,119,200 2012 3,732,480 4,976,640 2,689,120 43,025,920 26,891,200 81,315,360 2013 4,478,976 5,971,968 3,764,768 60,236,288 37,647,680 112,099,680 2014 5,374,771 7,166,362 5,270,675 84,330,803 52,706,752 154,849,363 2015 6,449,725 8,599,634 7,378,945 118,063,124 73,789,453 214,280,881 2016 7,739,670 10,319,561 10,330,523 165,288,374 103,305,234 296,983,362

(42)

• Asumsi moderat

Tabel 4.15 Perkiraan biaya perawatan tronton (asumsi moderat)

(sumber: UD NISSAN DIESEL)

Ket: Kenaikan biaya-biaya perawatan diperoleh dari UD Nissan Diesel * = Biaya perawatan 3 bulanan dan tahunan naik 20% tiap tahun ** = Biaya ganti cat, ganti ban, ganti spare-part naik 40% tiap tahun • Asumsi pesimis

Tabel 4.16 Perkiraan biaya perawatan tronton (asumsi pesimis)

(sumber: UD NISSAN DIESEL)

Ket: Kenaikan biaya-biaya perawatan diperoleh dari UD Nissan Diesel * = Biaya perawatan 3 bulanan dan tahunan naik 20% tiap tahun ** = Biaya ganti cat, ganti ban, ganti spare-part naik 40% tiap tahun Tahun Perawatan 3 bulanan (3 kali) * Perawatan tahunan * Ganti cat ** Ganti ban ** Ganti spare-part ** Total Biaya Perawatan 2007 1,500,000 2,000,000 375,000 6,000,000 3,750,000 13,625,000 2008 1,800,000 2,400,000 525,000 11,200,000 5,250,000 21,175,000 2009 2,160,000 2,880,000 735,000 15,680,000 7,350,000 28,805,000 2010 2,592,000 3,456,000 1,029,000 21,952,000 10,290,000 39,319,000 2011 3,110,400 4,147,200 1,440,600 30,732,800 14,406,000 53,837,000 2012 3,732,480 4,976,640 2,016,840 43,025,920 20,168,400 73,920,280 2013 4,478,976 5,971,968 2,823,576 60,236,288 28,235,760 101,746,568 2014 5,374,771 7,166,362 3,953,006 84,330,803 39,530,064 140,355,006 2015 6,449,725 8,599,634 5,534,209 118,063,124 55,342,090 193,988,782 2016 7,739,670 10,319,561 7,747,893 165,288,374 77,478,925 268,574,423

Tahun Perawatan 3 bulanan (3 kali) *

Perawatan

tahunan * Ganti cat ** Ganti ban **

Ganti spare-part ** Total Biaya Perawatan 2007 1,500,000 2,000,000 250,000 4,000,000 2,500,000 10,250,000 2008 1,800,000 2,400,000 350,000 5,600,000 3,500,000 13,650,000 2009 2,160,000 2,880,000 490,000 7,840,000 4,900,000 18,270,000 2010 2,592,000 3,456,000 686,000 10,976,000 6,860,000 24,570,000 2011 3,110,400 4,147,200 960,400 15,366,400 9,604,000 33,188,400 2012 3,732,480 4,976,640 1,344,560 21,512,960 13,445,600 45,012,240 2013 4,478,976 5,971,968 1,882,384 30,118,144 18,823,840 61,275,312 2014 5,374,771 7,166,362 2,635,338 42,165,402 26,353,376 83,695,249 2015 6,449,725 8,599,634 3,689,473 59,031,562 36,894,726 114,665,120 2016 7,739,670 10,319,561 5,165,262 82,644,187 51,652,617 157,521,297

(43)

5. Pajak STNK Tronton dan Biaya KIR Tronton

Tabel 4.17 Perkiraan Pajak STNK Tronton dan Biaya KIR Tronton

(sumber: Kepolisian Balikpapan)

Sumber: * = Pajak STNK Tronton turun 2% tiap tahunnya (Kepolisian Balikpapan) **= Biaya KIR Tronton tetap setiap tahun (Kepolisian Balikpapan)

6. Biaya asuransi tronton

Tabel 4.18 Perkiraan biaya asuransi

(sumber: PT ASTRA)

Ket: * = Harga jual tronton turun 3% tiap tahunnya (www.nissan-diessel.com) ** = Biaya asuransi didapat dari: 5% x harga jual tronton di pasaran

(PT ASTRA Internasional cabang Balikpapan)

Tahun Pajak STNK Tronton * Biaya KIR Tronton ** 2007 Rp 2,500,000 Rp 300,000 2008 Rp 2,450,000 Rp 300,000 2009 Rp 2,401,000 Rp 300,000 2010 Rp 2,352,980 Rp 300,000 2011 Rp 2,305,920 Rp 300,000 2012 Rp 2,259,802 Rp 300,000 2013 Rp 2,214,606 Rp 300,000 2014 Rp 2,170,314 Rp 300,000 2015 Rp 2,126,908 Rp 300,000 2016 Rp 2,084,369 Rp 300,000

Tahun Harga jual tronton di pasaran * Biaya Asuransi tronton **

2007 Rp 600,000,000 Rp 30,000,000 2008 Rp 582,000,000 Rp 29,100,000 2009 Rp 564,540,000 Rp 28,227,000 2010 Rp 547,603,800 Rp 27,380,190 2011 Rp 531,175,686 Rp 26,558,784 2012 Rp 515,240,415 Rp 25,762,021 2013 Rp 499,783,203 Rp 24,989,160 2014 Rp 484,789,707 Rp 24,239,485 2015 Rp 470,246,016 Rp 23,512,301 2016 Rp 456,138,635 Rp 22,806,932

(44)

7. Biaya bunga

Karena biaya modal diperoleh dari pinjaman, dimana pinjaman tersebut akan dikembalikan beserta bunga yang dikenakan. Sesuai dengan suku bunga SBI Bank Indonesia, yaitu sebesar 10.25%, maka perhitungan biaya bunga adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Perkiraan biaya bunga Tahun

Saldo pinjaman (saldo tahun sebelumnya –

cicilan)

cicilan (10.25% dari saldo) Bunga (Cicilan + Bunga) Angsuran

1 600,000,000 60,000,000 61,500,000 121,500,000 2 540,000,000 60,000,000 55,350,000 115,350,000 3 480,000,000 60,000,000 49,200,000 109,200,000 4 420,000,000 60,000,000 43,050,000 103,050,000 5 360,000,000 60,000,000 36,900,000 96,900,000 6 300,000,000 60,000,000 30,750,000 90,750,000 7 240,000,000 60,000,000 24,600,000 84,600,000 8 180,000,000 60,000,000 18,450,000 78,450,000 9 120,000,000 60,000,000 12,300,000 72,300,000 10 60,000,000 60,000,000 6,150,000 66,150,000 Total 600,000,000 338,250,000 938,250,000

(sumber: data diolah) 8. Beban depresiasi

Biaya penyusutan dari pengadaan tronton ini menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight line method). Data-data yang diperoleh untuk mencari penyusutan adalah:

Nilai Investasi (harga beli tronton) = Rp 600,000,000,- Nilai sisa tronton setelah umur ekonomis = Rp 70,000,000,- Umur ekonomis tronton = 10 tahun

Maka perhitungan nilai penyusutan tronton berdasarkan metode garis lurus adalah: Penyusutan = _Rp 600,000,000 - Rp 70,000,000_

10 tahun = Rp 530,000,000,-

10

(45)

Sehingga perhitungan biaya penyusutan tronton bila ditabelkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Perkiraan beban depresiasi

(sumber: data diolah)

Ket: * = Beban depresiasi diperoleh dari (nilai investasi – nilai sisa) : umur ekonomis

Setiap mesin walau dipakai berapa lamapun pada akhirnya masih memiliki nilai sisa atau harga jual. Oleh karena itu biaya depresiasi didapat dari nilai investasi yang dikurangi dengan nilai sisa terdahulu, baru setelah itu dibagi dengan umur ekonomis untuk mendapatkan nilai penyusutan tronton yang diinvestasikan.

4.2.7.4 Laporan Laba Rugi

Setelah mengetahui semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan, maka dibuatlah satu laporan laba-rugi untuk mengetahui seberapa besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan selama umur ekonomis investasi. Serta untuk mengetahui biaya pajak yang dipakai untuk mencari cash flow juga didapat dari laporan laba-rugi. Laporan laba rugi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

• Asumsi optimis

Tabel 4.21-a Laporan laba-rugi untuk pengadaan tronton asumsi optimis

Tahun Beban depresiasi *

2007 Rp 53,000,000 2008 Rp 53,000,000 2009 Rp 53,000,000 2010 Rp 53,000,000 2011 Rp 53,000,000 2012 Rp 53,000,000 2013 Rp 53,000,000 2014 Rp 53,000,000 2015 Rp 53,000,000 2016 Rp 53,000,000

Gambar

Gambar 4.2      Proses jasa pengiriman Full Door
Gambar 4.6  Struktur Organisasi PT TATA SURYA Balikpapan
Tabel 4.1  Tarif wajib pajak badan usaha dalam negeri  Lapisan penghasilan
Gambar 4.9  Proses pengantaran muatan dengan tronton
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk dikaji melalui suatu studi mikro, bagaimanakah pengambilan keputusan suami-istri keluarga petani dalam menentukan jumlah keluarga

Nantinya, penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) Rp 12 triliun, dimana sebelumnya telah diterbitkan sebesar Rp 7 triliun pada tahap

Selain itu dengan adanya sistem yang terkomputerisasi diharapkan adanya unsur obyektifitas pengambil keputusan serta dapat meminimalkan humam error, mempercepat proses

dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang diidentifikasi. Output yang tak dikehendaki a) Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindari dari sistem yang

Melakukan penanganan dan pencegahan COVID-19 yang meliputi: Tracing untuk pelacakan kontak erat, berkoordinasi dengan puskesmas tentang hasil pelacakan kontak

Akibatnya sungai yang dahulu airnya bening sekarang banyak sungai dikota-kota besar yang sudah keruh dan kotor, Apakah kandungan air seperti itu memenuhi syarat untuk

Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang masih aktif bekerja selama periode berjalan. 2)

Proba honek konplexutasun morfologikoak idazkeran eragina ote duen ikertzen du.Horretarako hiru motatako hitz polimorfemikoen multzoak aukeratu dira: atzizki flexibo