• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai monolog Marsinah Menggugat sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu dapat dimanfaatkan sebagai studi pustaka. Adapun studi terdahulu terhadap monolog tersebut adalah sebagai berikut: Agustan (TT) dalam Pemanfaatan Drama Berkritik Sosial untuk

Pembelajaran Sastra Kontekstual. Hasil analisis monolog Marsinah Menggugat

(1997) digunakan sebagai pembelajaran sastra kontekstual karena adanya kritik sosial dalam karya tersebut. Kritik dapat digunakan untuk pembelajaran sastra yang mencitrakan kondisi sosial saat karya tersebut dimunculkan.

Dwiguna (2012) dalam Violence Againts Feminism inThe Monolugue

Marsinah Menggugat. Penelitian ilmiah yang ditulis dalam bahasa Inggris

tersebut mengunakan teori feminisme. Hasil penelitian berupa permasalahan yang dialami perempuan dalam monolog Marsinah Menggugat serta memaparkan perlawanan perempuan terhadap permasalahan yang dialami seorang perempuan dari pandangan feminisme. Penelitian tersebut beranggapan bahwa tokoh Marsinah dapat menjadi gambaran perempuan yang sangat tegar dan kuat. Semangat perjuangannya untuk melawan dan berjuang dalam menghadapi keadaan hidup dinilai dapat memberikan semangat baru untuk perempuan-perempuan di Indonesia.

(2)

Kurniawan (2015) dalam Problem-problem Sosial dalam Monolog

Marsinah Menggugat Karya Ratna Sarumpaet. Penelitian dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sasta tersebut menghasilkan diskripsi kritik sosial dan mengetahui problem-problem yang terdapat dalam monolog Marsinah

Menggugat. Kritik yang didiskripsikan penelitian tersebut membahas tentang

kemiskinan, ketidakadilan dan pelanggaran hukum di Indonesia yang termanifestasi dalam naskah. Naskah monolog tersebut dinilai berkaitan dengan kondisi sosia dan merupakan upaya kritik dari wakil rakyat yang terjadi pada tahun 1997.

Parlinawati (2013) dalam Penyutradaraan Agung Wijayanto Terhadap

Naskah Monolog Marsinah Menggugat. Penelitian dramaturgi tersebut

menghasilkan bentuk transformasi sutradara dalam menafsirkan sebuah naskah dalam pentas drama secara visual. Dari penelitian yang terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian naskah monolog Marsinah Menggugatdengan menggunakan teori strukturalisme genetik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini akan mengungkap keberpihakan pengarang pada kelompok sosial tertentu serta pandangan dunia Ratna Sarumpaet dalam monolog tersebut.

Wiyatmi (2013) dalam Sejarah Perkembangan Sastra Indonesia Pespektif

Gender. Penelitian dengan menggunankan teori sastra tersebut menghasilkan

pemaparan karya ilmiah yang memberikan pengetahuan berupa perkembangan karya sastra lintas generasi. Karya sasta akan terus berkembang dari masa kemasa. Penelitian tersebut menitikberatkan perkembangan karya sastra yang dilihat dari perspektif gender yang melatarbelakangi besarnya pengaruh karya sastra yang

(3)

didominasi oleh gender. Monolog Marsinah Menggugat menjadi salah satu objek yang diteliti dalam karya ilmiah tersebut.

2. Landasan Teori

Menurut Junus, strukturalisme genetik adalah suatu disiplin yang menaruh perhatian kepada teks sastra dan latar belakang sosial budaya, serta subjek yang melahirkannya. Dengan demikian, strukturalisme genetik dipandang memiliki kelebihan analisis struktur karya sastra dengan analisis sosiologis terhadap karya sastra (dalam Sangidu, 2004:29). Goldmann menyebutkan bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur yang disebut bukan sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah yang berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat yang berhubungan dengan karya sastra yang bersangkutan (dalam Faruk, 2010:56). Teori strukturalisme genetik dianggap sahih jika keseluruhan sistem kemanusiaan berdasarkan landasan ontologis dan epistimologis terkandung di dalamnya. Landasan yang disebutkan tersebut berupa seperangkat gagasan yang sistematik mengenai cara memahami atau mengetahui kenyataan yang bersangkutan.

a. Struktur Teks

Hubungan antara karya sastra dengan struktur masyarakat merupakan produk dari aktivitas struktur yang sama. Sastra adalah sejarah dunia merupakan karya yang imajinatif bahkan fantastik, sehingga bangunan dunia yang terbayang di dalamnya tampak seperti tidak berhubungan sama sekali dengan tata kehidupan manusia atau masyarakat nyata. Konsep homologi menghubungkan antara

(4)

bangunan dunia dalam karya sastra dengan yang ada dalam kehidupan nyata, bukan substansional melainkan struktural. Artinya, meskipun isi karya sastra berbeda dengan kehidupan tetapi strukturnya sama dengan bagian kehidupan masyarakat yang ada. Konsep homologi menghubungkan antara dunia bangunan imajiner karya sastra dengan kehidupan nyata dalam tata kehidupan masyarakat yang saling berkaitan.

Goldmannmenyatakan dua pendapat mengenai karya sastra pada umumnya. Pertama, karya sastra adalah ekspresi pandangan dunia yang imajiner. Kedua, bahwa dalam usaha mengekspresikan pandangan dunia, pengarang menciptakan semesta tokoh, objek-objek, dan relasi secara imajiner (dalam Faruk, 2010:71). Dua pendapat tersebut menjelaskan bahwa Goldmann mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Pusat dari struktur tersebut adalah relasi tokoh dengan objek yang ada disekitarnya. Usaha yang dilakukan dalam penelitian karya sastra adalah dengan memunculkan struktur koheren dan terpadu yang mengatur semesta keseluruhan karya sastra. Untuk mencapai hal tersebut yang harus dilakukan adalah mencari nilai-nilai otentik yang ada dalam karya sastra. Jadi unsur yang menjadi objek penelitian adalah relasi tokoh dengan objek yang dapat diperoleh dari struktur yang membangun karya sastra.

b. Subjek Kolektif

Subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial. Kejadian yang meliputi revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural merupakan fakta sosial. Subjek kolektif atau dapat disebut juga dengan transindividual bukankumpulan dari berbagai individu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu

(5)

kumpulan, satu kolektivitas. Menurut Golmann,karya sastra yang besar juga merupakan hasil dari aktivitas yang objeknya meliputi alam semesta dan kelompok manusia. Karya sastra yang besar memperbincangkan tentang alam semesta dan hukum-hukumannya serta persoalan yang muncul dari hal tersebut (dalam Faruk, 2010:63).

Akan tetapi,subjek kolektif merupakan konsep yang masih sangat kabur. Subjek kolektif itu dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok kerja, kelompok teritorial, dan sebagainya. Untuk memperjelas, Golmann (dalam Faruk 2010:63) menspesifasikannya sebagai kelas sosial dalam pengertian Marxis sebab kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan yang telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia sebagaimana terbukti dari perkembangan tata kehidupan masyarakat primitif dan komunal ke masyarakat feodal, kapitalis, dan kemudian sosialis. Perubahan yang dilakukan kelompok sosial tersebut adalah perubahan yang sangat mendasar hingga mencapai perubahan pada infrastruktur atau superstruktur.

Dilatarbelakangi oleh kisah Marsinah, Ratna Sarumpaet menciptakan monolog tersebut. Keadaan politik yang sudah mengintimidasi masyarakat menengah kebawah dikemas dalam sebuah karya sastra. Saat naskah tersebut muncul, Ratna selaku penulis naskah yang berperan juga sebagai sutradara dalam monolog Marsinah Menggugat menuai cekalan dari pemerintah. Sistem perpolitikan yang tidak transparan menjadi salah satu penyebab hal itu terjadi. Tuntutan rakyat terhadap pemerintah agar menuntaskan kasus peradilan Marsinah tidak ditanggapi pemerintah dengan baik. Melalui naskah Marsinah Menggugat,

(6)

Ratna mewakili kelompok sosial kalangan menengah kebawah memperjuangkan suara mereka. Pada masa itu, pemerintahan masih dikepalai oleh Soeharto. Naskah ini diciptakan saat kelompok sosial golongan bawah menuntut keadilan yang diwujudkan lewat protes dan demo besar-besaran agar hak dan kesejahteraan berupa upah segera direalisasikan pemerintah.

c. Pandangan Dunia

Struktur karya sastra tidak hanya terfokus pada homolog dengan struktur masyarkat, melainkan homolog dengan pandangan dunia yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat itu. Pandangan dunia itulah yang berhubungan langsung denganstruktur masyarakat. Kondisi struktural masyarakat dapat membuat suatu kelas yang ada dalam posisi tertentu dalam masyarakat menghasilkan dan mengembangkan suatu pandangan dunia yang khas. Goldmann menjelaskan bahwa,pandangan dunia adalah kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi dan perasaan-perasaan yang menghubungkan anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkanya dengan kelompok-kelompok sosial yang lain (dalam Faruk, 2010:66).

Jadipandangan dunia menurut strukturalisme genetik, tidak hanya suatu bentuk gagasan abstrak dari suatu kelompok atau suatu kelas mengenai kehidupan manusia dan dunia tempat manusia itu berada. Pandangan dunia merupakan suatu gaya hidup yang dapat mempersatukan anggota satu kelas dengan anggota yang lain dalam kelas yang sama dan membedakannya dengan anggota-anggota dari kelas yang lain.

(7)

Pandangan dunia merupakan suatu pandangan dengan koherensi yang menyeluruh, merupakan perspektif koheren dan terpadu mengenai manusia, hubungan antar manusia, dan alam semesta secera keseluruhan. Koherensi dan keterpaduan tersebut terjadi karena pandangan dunia dibangun dalam perspektif sebuah kelompok masyarakat terhadap lingkungan sosial tertentu. Seluruh aktivitas manusia dari aktivitas sosial, verbal sampai dengan aktivitas fiskal, dibingkai dalam dua oposisi yaitu, oposisi antara yang halus dan yang kasar.

B. Kerangka Pikir

Deskripsi penelitian pada naskah monolog Marsinah Menggugat dapat dijelaskan dalam kerangka berpikir berikut ini:

1. Pada tahap awal penulis menentukan latar belakang masalah dan rumusan masalah. Pengarang menjadi bagian dari masyarakat memiliki hubungan dengan kelompok sosial tertentu. Naskah Marsinah Menggugat sebagai karya sastra besar mengekspresikan pandangan dunia pengarang dalam memperjuangkan hak terhadap kelas proletar. Pandangan dunia menunjukkan nilai-nilai dari kelompok sosial tertentu dari pengarang. 2. Tahap kedua adalah menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis

permasalahan tersebut. Penelitian naskah monolog Marsinah Menggugat dikaji menggunakan teori strukturalisme genetik.

(8)

3. Tahap ketiga, penulis menentukan metode dan teknik analisis data yang digunakan. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik dialektika, yang digunakan untuk menganalisis karya sastra besar. 4. Tahap keempat, analisis permasalahan dengan mengkaji struktur teks,

yakni analisis dimulai dari oposisi kubu sosialis versus kapitalis, oposisi kubu buruh (proletar) versus borjuis (kapitalis), oposisi kubu agama

versus ideologi kapitalis. Selanjutnya, analisis relasi struktur teks dengan

struktur sosial dan tahap terakhirpenemuan pandangan dunia pengarang dalam naskah monolog Marsinah Menggugat.

5. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil analisis permasalahan terkait naskah monolog Marsinah Menggugat. Berikut disajikan bagan kerangka pikir.

(9)

Bagan 1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Perencanaan yang dilakukan Humas Pusat Survei Geologi Melalui Kegiatan Geoseminar Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Dikalangan Peserta Seminar adalah melakukan diskusi

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi

Untuk memahami hubungan etnik dalam Islam perlu dilihat perkembangan hubungan etnik ini yang bermula pada zaman awal Islam kerana ia permulaan asas model komuniti

(1) PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menyampaikan surat permintaan rekomendasi kepada APIP yang bersangkutan berdasarkan usulan penetapan sanksi

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

bahwa sebagai penjabaran lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

3. Walaupun dalam fiqih Islam tidak ditemukan secara tegas hukum penggunaan daging qurban untuk walimatul ‘urusy , akan tetapi berdasarkan hasil.. penelitian yang dilakukan