• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada PT. Mutiara Dewi Jayanti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada PT. Mutiara Dewi Jayanti"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Lean Manufacturing Untuk

Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste

Pada PT. Mutiara Dewi Jayanti

Hanum Febrilliani Valentine

2510100116

Pembimbing :

Putu Dana Karningsih, ST, M.Eng.Sc, Ph.D

Ko-Pembimbing :

(2)

OUTLINE

Pendahuluan

• Latar Belakang • Rumusan Masalah • Tujuan Penelitian • Manfaat Penelitian

• Ruang Lingkup Penelitian • Flowchart Penelitian

Pembahasan

• Big Picture Mapping

• Identifikasi Aktivitas Proses Produksi • Identifikasi 7 Waste

• Identifikasi Akar Penyebab Waste • Analisa Risiko

• Rekomendasi Perbaikan

(3)
(4)

Memberi kesempatan

kerja yang cukup tinggi

Komoditas perkebunan

yang menarik bagi banyak negara

terutama di negara berkembang

Kopi

(Spillane, 1990)

Why??

(5)

Di Indonesia

1.

Salah satu komoditi

ekspor utama pada sub

sektor perkebunan (Raharjo, 2013)

2.

Produsen Kopi

Terbesar Ke-3 di dunia pada tahun 2013 Brazil 34% Vietnam 19% Indonesia 8% Colombia 7% Beberapa Negara Lain 32%

Sumber : International Coffee Organization, 2014

3.

Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuat

Kategori Tahun 2010 2011 Minuman ringan bersoda 42,4 45,8 Minuman energi cair 27,5 48,7 Air minum dalam kemasan (AMDK) 31,5 43,7 Susu cair/ UHT 39,1 43,2 Mie Instan 39,2 43,4 Kopi bubuk/ instan 31,9 45,1 Jelly cup 29,0 40,7 Kacang bermerk 34,9 38,7 Wafer Coating Coklat 33,4 47,0 Minuman teh rasa buah dalam kemasan cup 40,4 51,2

Pilus 50,0 40,2

Indeks Rata-rata Best Brand pada Beberapa Kategori Makanan Minuman Tahun 2010-2011 (Yuyanti, 2012)

(6)

3.

Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuat

Memacu perusahaan untuk memiliki daya

saing dalam menghadapi persaingan pasar Penjagaan/ peningkatan kualitas produk Stabilisasi harga produk Peningkatan pelayanan pelanggan

Perbaikan terus menerus

Mengurangi pemborosan

(7)

PT Mutiara Dewi Jayanti

Produsen kopi bubuk dan kopi biji goreng

Didirikan pada tanggal 10 Juni 2008

Bertempat di Perum Graha Tirta , Bougenville, no 69 RT 03

RW 14 Desa Kureksari Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Pekerjanya berasal dari Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo

Visi : “Santri Berwawasan Wirausahawan dan

Usahawan yang Berjiwa Santri”

Misi : “Mendidik dan Mencetak Santri menjadi

(8)

PRODUK

Kopi Mahkota Raja

a. kopi bubuk MR Premium 250 gr,

b. kopi biji goreng MR 250 gr,

c. kopi biji goreng MR Premium 500

gr,

d. kopi bubuk MR 250 gr,

e. kopi biji goreng MR 250 gr,

f. kopi biji goreng 500 gr,

g. kopi sachet MR 4 in 1 (kopi, susu,

gula, dan doa),

h. kopi sachet 3 in 1 (kopi, gula, dan

doa).

Pendowo Limo

kopi biji goreng Pendowo Limo 250 gr

Merk Lain

Super (SPR), Remuk (RK), dan Pecah (PC) dalam kemasan 500gr dan 250gr

(9)

Beberapa

Temuan

1. Adanya ‘benda

asing’ masuk ke

dalam kemasan

4. Pergerakan yang

tidak perlu

2. Kemasan rusak

3. Menumpuk

produk jadi

(10)

LEAN

MANUFACTURING

5S

Root Causes

Analysis

An

alis

a R

isik

o

7 Waste

Mereduksi

M

en

ge

lim

in

as

i

Big Picture

Mapping

(11)

Bagaimana mengidentifikasi waste pada PT Mutiara

Dewi Jayanti dan memberikan usulan perbaikan

untuk meminimasi waste tersebut.

(12)

Tujuan

1. Mengidentifikasi waste pada perusahaan dan mencari

akar penyebabnya yang memiliki tingkat risiko tinggi

2. Memberikan usulan perbaikan untuk meminimasi waste

Manfaat

Memberikan alternatif perbaikan yang mampu untuk

meminimasi waste sehingga perusahaan mampu

menghasilkan produk tepat waktu dengan jumlah yang

tepat dan kualitas yang sesuai dengan permintaan

(13)

Batasan

Data primer adalah hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama bulan

Maret-Juni 2014

Data sekunder yang digunakan adalah data selama bulan Nopember-Desember

2013 dan Januari-April 2014

Jenis produk yang diamati selama penelitian hanya produk kopi bubuk merk

Mahkota Raja

Asumsi

Tidak ada kebijakan baru yang menyebabkan perubahan pada

lingkungan kerja

Karena tidak adanya Standard Operational Procedure, maka proses

produksi mengacu pada hasil wawancara dengan Kepala Divisi

(14)

Start Identifikasi masalah Penentuan Tujuan Penelitian Studi Pustaka A

Tahap

Identifikasi

Awal

A

Membuat Big Picture Mapping Identifikasi Aktivitas Proses Produksi Identifikasi 7 waste Menentukan akar penyebab Analisa Risiko A

Tahap

Pengumpulan

dan

Pengolahan

Data

Flowchart

Penelitian

(15)

A

Analisa Big Picture Mapping Analisa identifikasi aktivitas proses produksi

Analisa identifikasi 7

waste

Analisa akar penyebab

waste Analisa risiko Rekomendasi Perbaikan A

Tahap

Analisa

dan

Rekomendasi

Perbaikan

A Membuat Kesimpulan dan Saran End

Tahap

Kesimpulan

dan

Saran

Flowchart

Penelitian

(16)
(17)

-BIG PICTURE MAPPING-

Penimbangan Pencampuran Penggilingan Pengemasan Indikator

adanya pemborosan

(18)

-Identifikasi Aktivitas Proses Produksi-

Aktivitas

Ideal

Yang Terjadi

Aktivitas

33 aktivitas 54 aktivitas

Indikator adanya

aktivitas yang

tidak menambah

nilai pada produk

Aktivitas Ideal Aktivitas yang Sesungguhnya Terjadi

Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan

Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan Mengisi bahan bakar

mesin giling

Mengisi bahan bakar mesin giling

Memanaskan mesin giling Memanaskan mesin giling Mencari alat untuk

memasukkan kopi biji goreng ke dalam mesin giling

Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk

(19)

-Klasifikasi Aktivitas-

VAA

NVAA

NNVAA

Aktivitas yang Sesungguhnya Terjadi

VAA NVAA NNVAA

Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan V Mengisi bahan

bakar mesin giling V Memanaskan

mesin giling V Mencari alat untuk

memasukkan kopi biji goreng ke

dalam mesin giling

V Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk V

Proses Penggilingan

(20)

-Identifikasi 7 Waste-

No Jenis

7 Waste Waste yang ditemukan Sumber Penemuan Jenis Kerugian

1 Unnecessary

Motion Merokok Identifikasi non value adding activity T = 41 menit/hari Q = masuknya ‘benda asing’

dalam kemasan Mencari Peralatan

Membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Mengobrol

Menyapu lantai produksi 2 Inappropriate

Processing Menumpuk produk jadi Identifikasi non value adding activity T = 48 menit/hari Q = Jika tidak hati-hati maka

menumpuk produk jadi bisa membuat kemasan rusak/ kotor 3 Defect Masuknya benda asing ke

dalam kemasan Wawancara General Manager dan dengan Divisi Logistik

Q = menurunkan kualitas produk

dihadapan konsumen

Kemasan rusak T = menambah waktu untuk

melakukan rework 4 Overproduction Banyaknya stok produk jadi di

gudang Data Wawancara Sekunder, dengan General Manager dan Divisi Logistik

C = menambah biaya simpan

5 Unnecessary

Inventory Penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama

Wawancara dengan

General Manager C = menambah biaya simpan Q = bahan baku jika disimpan

lama akan mengakibatkan bahan baku terserang kutu dan jamur. 6 Waiting Tidak ditemukan - -

7 Excessive

(21)

-Identifikasi Akar Penyebab-

Jenis 7 Waste No Waste Why 1 Why 2

Innappropriate Processing 1 Menumpuk produk jadi 1.1 1.1.1 Kurangnya pekerja di proses pengemasan

Pekerja sedang melakukan aktivitas produksi lainnya

1.1.2

Pekerja diminta untuk membantu aktivitas perusahaan lainnya

Contoh proses pencarian akar penyebab :

1. memasukkan kopi bubuk ke dalam plastik 2. menimbang kopi bubuk dalam plastik 3. melubangi plastik untuk tali pegangan

dan memasang tali pegangannya 4. melakukan press plastik

(22)

-Analisa Identifikasi Akar Penyebab-

W3 W5 W7 W8 W10 R6 R16 Membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Menyapu lantai produksi Banyaknya stok produk jadi di gudang Masuknya benda asing ke dalam kemasan kopi Penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil R8 R12 Pekerja mengobrol dan merokok R11 R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan W1 W4 Merokok Mengobrol W9 Kemasan Produk Rusak R15 Pekerja menumpuk produk jadi

W6 menumpuk produk jadi

W1 dan W4 adalah akar penyebab W5 dan W8

W6 adalah akar penyebab dari W9

(23)

-Analisa Risiko-

Kode

Risiko Akar Penyebab Likelihood Consequence Risk Rating (L) (C) (R= L x C) R1 Tidak adanya peraturan

tentang sterilisasi dari perusahaan

4 3 12

R2 Kurangnya kesadaran pekerja

dalam merapikan peralatan 3 2 6 R3 Kurangnya tempat untuk

penyimpanan peralatan 2 2 4 R4 Kurang teraturnya pengaturan

lantai produksi 3 4 12

R5 Kurangnya perawatan sarana

dan prasarana 3 2 6

R6, R16 Ketersediaan bahan baku di

supplier tidak stabil 5 4 20

R7 Pekerja merasa bosan 2 2 4 R8, R12 Pekerja mengobrol dan

merokok 4 3 12

R9 Pekerja sedang melakukan

aktivitas produksi lainnya 2 2 4 R10 Pekerja diminta untuk

membantu aktivitas perusahaan lainnya

2 2 4

R11,

R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan 5 4 20 R13 Banyaknya permintaan

pelanggan 2 1 2

R14 Pekerja membawa produk jadi yang sudah dikemas secara manual

2 4 8

R15 Pekerja menumpuk produk jadi 5 4 20

Nilai Likelihood Possibility of Occurance

1 Rare Possibility of occurance less than 5%

2 Unlikely Possibility of occurance between 5%-25%

3 Possible/

moderate Possibility of occurance between 25%-50%

4 Likely Possibility of occurance between 50%-75%

5 Almost certain Possibility of occurance more than 75%

Nilai Consequence Description

1 Insignificant Low financial loss, no injuries

2 Minor First aid treatment, medium financial cost

3 Moderate Medical treatment required, high finansial loss

4 Major Extensive injuries, loss of production capabilities, major financial loss

5 Catastropic Death, huge financial cost

Klasifikasi likelihood

Klasifikasi consequence Penilaian Risiko Berdasarkan pengamatan dan wawancara

(24)

-Analisa Risiko-

L ike li h ood Almost certain 5 R6, R11, R15, R16, R17 Likely 4 R1, R8, R12 moderate 3 R2, R5 R4 Unlikely 2 R13 R3, R7, R9, R10 R14 Rare 1 1 2 3 4 5

Insignificant Minor Moderate Major Catastropic

Consequence

R4 : Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi

R6 & R16 : Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil R11 & R17 : Kurangnya tenaga ahli di perusahaan

R15 : Pekerja menumpuk produk jadi Zona Merah

(25)
(26)

Alternatif Perbaikan Ke-1

R4 Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi

Perusahaan mengatur tata letak produksi sesuai dengan kebutuhan proses produksinya, namun masih kurang teratur dalam penempatan peralatan/barang-barang dan pengaturan ventilasi udara

Yang sudah dilakukan perusahaan :

(27)

Layout Lantai

Produksi

Mesin

Penggiling

Mesin

Pengemas PengemasMesin

Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku

Bahan baku Bahan bakar

Me sin Pe ngayak Office 1 sq. m. Mesin Pencampur Office 2 sq. m. Timbangan Area Pengemasan III II I IV

From to Chart

Kurang teraturnya

pengaturan lantai produksi

R4

Memperbaiki

penataan tata letak lantai produksi

Alternatif Perbaikan:

a. Membagi ruang kerja secara efektif dan efisien

(28)

From to Chart

Kode Stasiun A Pengayakan B Penimbangan C Pencampuran D Penggilingan E Pengemasan Jenis Stasiun Produksi

Produk Alur Proses

Kopi biji goreng A-E Kopi bubuk B-C-D-E

Alur Proses Produk

Dari Ke Frekuensi Jarak

A E 7 3,9 m B C 1 0,9 m C D 1 6,3 m D E 4 6,3 m Frekuensi Aliran Produk dan Jarak antar Stasiun Produksi

From To A B C D E A B C 1 D 1 E 7 4

Tidak ada back tracking

From to Chart Proses Produksi

Dari Ke Frekuensi Jarak Momen

Perpindahan

A E 7 3,9 m 27,3 B C 1 0,9 m 0,9 C D 1 6,3 m 6,3 D E 4 6,3 m 25,2

Total Momen Perpindahan 59,7

Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Awal

Dari Ke Frekuensi Jarak Momen

Perpindahan

A E 7 2,1 m 14,7 B C 1 0,9 m 0,9 C D 1 6,3 m 6,3 D E 4 6,3 m 25,2

Total Momen Perpindahan 47,1

Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Perbaikan

Alternatif Perbaikan 1a

(29)

Mesin Penggiling

Mesin

Pengemas PengemasMesin

Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku

Bahan baku Bahan bakar

Me sin Pe ngayak Office 1 sq. m. Mesin Pencampur Office 2 sq. m. Timbangan Area Pengemasan Mesin Penggiling (D) Mesin

Pengemas PengemasMesin

Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku Bahan baku Bahan bakar Mesin Pengayak (A) Office 1 sq. m. Mesin PenCampur (C) Office 2 sq. m. Timbangan (B) Area Pengemasan (E)

Alternatif Perbaikan Ke-1

Sebelum Setelah III II I IV III II I IV

(30)

Alternatif Perbaikan Ke-1

R4 Kurang teraturnya

pengaturan lantai produksi Alternatif Perbaikan: Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi b. Mengatur ventilasi udara agar bisa berfungsi dengan maksimal

Melakukan alternatif 1a dan tidak menumpuk

bahan baku terlalu banyak Menjadikan kaca masuknya cahaya matahari sebagai ventilasi

(31)

Keuntungan bagi perusahaan :

Alternatif Perbaikan Ke-1

Proses produksi dapat berjalan lancar karena pengaturan tata letak sesuai dengan urutan aliran kerja

Memaksimalkan fungsi ventilasi udara yang dimiliki sehingga pekerja

nyaman dalam bekerja

Meminimasi jenis waste unnecessary motion yaitu W2 (mencari

peralatan) dan W3 (membuka baju serta mencari dan menyalakan

kipas angin)

(32)

Alternatif Perbaikan Ke-2

R6 &

R16

Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil

Perusahaan membeli banyak bahan baku dan

menyimpannya di gudang bahan baku yang terletak di lantai

produksi.

Yang sudah dilakukan perusahaan : Alternatif

(33)

Contoh Perencanaan Produksi

Bulan Rencana Penjualan Rencana Persediaan Akhir Jumlah Persediaan Awal Rencana Produksi Mei 265 90 383 31 273 Juni 269 89 385 90 268 Juli 273 88 387 89 272 Agustus 276 87 388 88 275 September 280 87 390 87 280 Oktober 283 87 393 87 283

Bulan EOQ SS Rencana

Pembelian bahan baku (EOQ + SS) Persediaan Awal Rencana Penjualan Persediaan Akhir Mei 2780 90 2870 0 1325 1545 Juni 0 0 0 1545 1345 200 Juli 2780 90 2870 200 1365 1705 Agustus 0 0 0 1705 1380 325 September 2780 90 2870 325 1400 1795 Oktober 0 0 0 1795 1415 380

Rencana Pembelian Bahan Baku (kg)

(34)

Keuntungan bagi perusahaan :

Meminimalisir inventori yang berlebihan

Tercukupinya kebutuhan bahan baku untuk produksi.

Meminimasi W3 (membuka baju serta Mencari dan menyalakan kipas angin ) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)

Alternatif Perbaikan Ke-2

(35)

Alternatif Perbaikan Ke-3

R11 &

R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan

Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan

Yang sudah dilakukan perusahaan :

Alternatif Perbaikan: Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja

Keuntungan bagi perusahaan :

Proses produksi berjalan dengan lancar

Permintaan pasar dapat terpenuhi

Berkurangnya kerugian pada waktu produksi, biaya produksi, maupun kualitas produk. Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)

(36)

Alternatif Perbaikan Ke-4

R15 Pekerja menumpuk produk jadi.

Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan

Yang sudah dilakukan perusahaan :

Alternatif

(37)

Keuntungan bagi perusahaan :

Perusahaan dapat menghemat waktu produksi tanpa perlu

menambah pekerja di proses pengemasan

Meminimalkan terjadinya kerusakan pada kemasan produk

akibat produk jadi ditumpuk sembarangan.

Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan

W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan

dalam waktu yang cukup lama)

Biaya : Rp 35.000,00

(38)

-

Hubungan Alternatif Perbaikan dengan 5S-

Kode Akar Penyebab Alternatif Perbaikan Pengeluaran Biaya 5S

R4 Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi

Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi

Rp 107.500,00 Seiton/ Set in Order (Rapi) R6, R16 Ketersediaan bahan baku di

supplier tidak stabil

Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan perencanaan produksi yang cermat - Seiketsu/ Standardize (Rawat) R11, R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja Rp 2.400.000,00 Shitsuke/ Sustain (Rajin/ Disiplin) R15 Pekerja menumpuk produk jadi. Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah

pengepakan produk jadi

Rp 35.000,00 Seiton/ Set in Order

(Rapi)

(39)

KESIMPULAN

& SARAN

(40)

Kesimpulan

7 Waste Inappropriate Processing Unnecessary Motion Defect Overproduction Unnecessary Inventory Waiting Excessive transportation

1. Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi

2. Ketersediaan bahan baku di

supplier yang tidak stabil

3. Kurangnya tenaga ahli di perusahaan

4. Pekerja menumpuk produk jadi. 1. Memperbaiki penataan tata letak

lantai produksi

2. Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan

perencanaan produksi yang cermat 3. Melatih ketrampilan manajemen

produksi bagi pekerja

4. Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah pengepakan produk jadi

Akar penyebab dengan risiko tinggi :

(41)

Saran

Perusahaan perlu membuat peraturan

untuk pekerja di Divisi Produksi terkait

keteraturan dalam bekerja

Untuk penelitian berikutnya dapat

dilakukan pada akar penyebab yang

berisiko high untuk perbaikan

perusahaan yang secara terus menerus

dan runtut.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anityasari, M. dan Wessiani, N. A. (2011). Analisa Kelayakan

Usaha Dilengkapi Kajian Manajemen Resiko. Surabaya: Guna

Widya.

AS/NZS. (2004). The Australian and New Zealand Standard on

Risk Management. NSW Australia: Broadleaf Capital

International Pty Ltd.

Dennis, P. (2007). Lean Production Simplified (Second ed.).

New York: Productivity Press.

Feld, W. M. (2001). Lean Manufacturing Tools, Techniques,

and How To Use Them. Boca Raton, Florida: St. Lucie Press.

FrisianIndoPack. (2014). Jual Kardus/ Karton Box Murah Harga

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, M. dan Palladini, E. (2011). Pengelolaan Risiko dan

Penciptaan Nilai Melalui Pendanaan Usaha Mikro (M. R. Adhi,

Trans.). Jakarta: Salemba Empat.

Hines, P. dan Taylor, D. (2000). Going Lean. Lean Enterprise

Research Centre. UK: Cardiff Business School.

ICO. (2014). Exporting Countries: Total Production Crop Years

Commencing: 2008 to 2013. Retrieved May, 2014, from

ico.com

Kotler, P. dan Amstrong. (2003). Dasar-Dasar Pemasaran (4th

ed.). Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Monden, Y. (1993). Toyota Production System. Norcross:

Institute of Industrial Engineers.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Preuss, P. G. (2003). School Leader's Guide to Root Causes

Analysis : Using Data to Dissolve Problems. Larchmont, New

York: Eye on Education.

Raharjo, B. T. (2013), "Analisis Penentu Ekspor Kopi

Indonesia". Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 1, No. 1.

Shah, R. dan Ward, P. T. (2007), "Defining and Developing

Measures of Lean Production ". Journal of Operation

Management, Vol. 25, hal. 785-805.

Spillane, J. (1990). Komoditi Kopi Peranannya Dalam

Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Susila, W. R. dan Setiawan, I. (2007), "Peran Industri Berbasis

Perkebunan dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan:

Pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi". Jurnal Agro

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Womack, J. P. dan Jones, D. T. (2003). Lean Thinking :

Banish Waste and Create Wealth in Your Corporation.

New York: Simon & Schuster.

Yodhia Antariksa, M. (2011). Proposal Biaya Pelatihan

Manajemen-In house Training Manajemen Skills (pp.

6).

Yuyanti, I. W. (2012), Pengaruh Line Extension

Terhadap Ekuitas Merek Kopi Nescafe, Universitas

Gambar

Gambar Ruang Kerja Bagian Dalam

Referensi

Dokumen terkait

contaminated with rice bugs and have their good quality kept in longer storage time (more than.

1) Sumber daya manusia merupakan kekayaan yang paling penting yang dimiliki organisasi sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci keberhasilan organisasi tersebut.

 M empert imbangkan karakterist ik produk farmasi yang berbeda dengan produk lainnya dan pent ingnya obat obatan bagi kesehat an masyarakat , IPM G percaya bahw a

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Jakarta, 25 Februari 2014 - International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), sebuah organisasi nirlaba yang beranggotakan 24 perusahaan

[r]

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

“Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”.. Skripsi