Penerapan Lean Manufacturing Untuk
Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste
Pada PT. Mutiara Dewi Jayanti
Hanum Febrilliani Valentine
2510100116
Pembimbing :
Putu Dana Karningsih, ST, M.Eng.Sc, Ph.D
Ko-Pembimbing :
OUTLINE
Pendahuluan
• Latar Belakang • Rumusan Masalah • Tujuan Penelitian • Manfaat Penelitian• Ruang Lingkup Penelitian • Flowchart Penelitian
Pembahasan
• Big Picture Mapping
• Identifikasi Aktivitas Proses Produksi • Identifikasi 7 Waste
• Identifikasi Akar Penyebab Waste • Analisa Risiko
• Rekomendasi Perbaikan
Memberi kesempatan
kerja yang cukup tinggi
Komoditas perkebunan
yang menarik bagi banyak negara
terutama di negara berkembang
Kopi
(Spillane, 1990)
Why??
Di Indonesia
1.
Salah satu komoditiekspor utama pada sub
sektor perkebunan (Raharjo, 2013)
2.
Produsen KopiTerbesar Ke-3 di dunia pada tahun 2013 Brazil 34% Vietnam 19% Indonesia 8% Colombia 7% Beberapa Negara Lain 32%
Sumber : International Coffee Organization, 2014
3.
Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuatKategori Tahun 2010 2011 Minuman ringan bersoda 42,4 45,8 Minuman energi cair 27,5 48,7 Air minum dalam kemasan (AMDK) 31,5 43,7 Susu cair/ UHT 39,1 43,2 Mie Instan 39,2 43,4 Kopi bubuk/ instan 31,9 45,1 Jelly cup 29,0 40,7 Kacang bermerk 34,9 38,7 Wafer Coating Coklat 33,4 47,0 Minuman teh rasa buah dalam kemasan cup 40,4 51,2
Pilus 50,0 40,2
Indeks Rata-rata Best Brand pada Beberapa Kategori Makanan Minuman Tahun 2010-2011 (Yuyanti, 2012)
3.
Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuatMemacu perusahaan untuk memiliki daya
saing dalam menghadapi persaingan pasar Penjagaan/ peningkatan kualitas produk Stabilisasi harga produk Peningkatan pelayanan pelanggan
Perbaikan terus menerus
Mengurangi pemborosan
PT Mutiara Dewi Jayanti
Produsen kopi bubuk dan kopi biji goreng
Didirikan pada tanggal 10 Juni 2008
Bertempat di Perum Graha Tirta , Bougenville, no 69 RT 03
RW 14 Desa Kureksari Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
Pekerjanya berasal dari Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo
Visi : “Santri Berwawasan Wirausahawan dan
Usahawan yang Berjiwa Santri”
Misi : “Mendidik dan Mencetak Santri menjadi
PRODUK
Kopi Mahkota Raja
a. kopi bubuk MR Premium 250 gr,
b. kopi biji goreng MR 250 gr,
c. kopi biji goreng MR Premium 500
gr,
d. kopi bubuk MR 250 gr,
e. kopi biji goreng MR 250 gr,
f. kopi biji goreng 500 gr,
g. kopi sachet MR 4 in 1 (kopi, susu,
gula, dan doa),
h. kopi sachet 3 in 1 (kopi, gula, dan
doa).
Pendowo Limo
kopi biji goreng Pendowo Limo 250 gr
Merk Lain
Super (SPR), Remuk (RK), dan Pecah (PC) dalam kemasan 500gr dan 250gr
Beberapa
Temuan
1. Adanya ‘benda
asing’ masuk ke
dalam kemasan
4. Pergerakan yang
tidak perlu
2. Kemasan rusak
3. Menumpuk
produk jadi
LEAN
MANUFACTURING
5S
Root Causes
Analysis
An
alis
a R
isik
o
7 Waste
Mereduksi
M
en
ge
lim
in
as
i
Big Picture
Mapping
Bagaimana mengidentifikasi waste pada PT Mutiara
Dewi Jayanti dan memberikan usulan perbaikan
untuk meminimasi waste tersebut.
Tujuan
1. Mengidentifikasi waste pada perusahaan dan mencari
akar penyebabnya yang memiliki tingkat risiko tinggi
2. Memberikan usulan perbaikan untuk meminimasi waste
Manfaat
Memberikan alternatif perbaikan yang mampu untuk
meminimasi waste sehingga perusahaan mampu
menghasilkan produk tepat waktu dengan jumlah yang
tepat dan kualitas yang sesuai dengan permintaan
Batasan
•
Data primer adalah hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama bulan
Maret-Juni 2014
•
Data sekunder yang digunakan adalah data selama bulan Nopember-Desember
2013 dan Januari-April 2014
•
Jenis produk yang diamati selama penelitian hanya produk kopi bubuk merk
Mahkota Raja
Asumsi
•
Tidak ada kebijakan baru yang menyebabkan perubahan pada
lingkungan kerja
•
Karena tidak adanya Standard Operational Procedure, maka proses
produksi mengacu pada hasil wawancara dengan Kepala Divisi
Start Identifikasi masalah Penentuan Tujuan Penelitian Studi Pustaka A
Tahap
Identifikasi
Awal
AMembuat Big Picture Mapping Identifikasi Aktivitas Proses Produksi Identifikasi 7 waste Menentukan akar penyebab Analisa Risiko A
Tahap
Pengumpulan
dan
Pengolahan
Data
Flowchart
Penelitian
A
Analisa Big Picture Mapping Analisa identifikasi aktivitas proses produksi
Analisa identifikasi 7
waste
Analisa akar penyebab
waste Analisa risiko Rekomendasi Perbaikan A
Tahap
Analisa
dan
Rekomendasi
Perbaikan
A Membuat Kesimpulan dan Saran EndTahap
Kesimpulan
dan
Saran
Flowchart
Penelitian
-BIG PICTURE MAPPING-
Penimbangan Pencampuran Penggilingan Pengemasan Indikator
adanya pemborosan
-Identifikasi Aktivitas Proses Produksi-
Aktivitas
Ideal
Yang Terjadi
Aktivitas
33 aktivitas 54 aktivitas
Indikator adanya
aktivitas yang
tidak menambah
nilai pada produk
Aktivitas Ideal Aktivitas yang Sesungguhnya Terjadi
Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan
Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan Mengisi bahan bakar
mesin giling
Mengisi bahan bakar mesin giling
Memanaskan mesin giling Memanaskan mesin giling Mencari alat untuk
memasukkan kopi biji goreng ke dalam mesin giling
Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk
-Klasifikasi Aktivitas-
VAA
NVAA
NNVAA
Aktivitas yang Sesungguhnya TerjadiVAA NVAA NNVAA
Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan V Mengisi bahan
bakar mesin giling V Memanaskan
mesin giling V Mencari alat untuk
memasukkan kopi biji goreng ke
dalam mesin giling
V Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk V
Proses Penggilingan
-Identifikasi 7 Waste-
No Jenis
7 Waste Waste yang ditemukan Sumber Penemuan Jenis Kerugian
1 Unnecessary
Motion Merokok Identifikasi non value adding activity T = 41 menit/hari Q = masuknya ‘benda asing’
dalam kemasan Mencari Peralatan
Membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Mengobrol
Menyapu lantai produksi 2 Inappropriate
Processing Menumpuk produk jadi Identifikasi non value adding activity T = 48 menit/hari Q = Jika tidak hati-hati maka
menumpuk produk jadi bisa membuat kemasan rusak/ kotor 3 Defect Masuknya benda asing ke
dalam kemasan Wawancara General Manager dan dengan Divisi Logistik
Q = menurunkan kualitas produk
dihadapan konsumen
Kemasan rusak T = menambah waktu untuk
melakukan rework 4 Overproduction Banyaknya stok produk jadi di
gudang Data Wawancara Sekunder, dengan General Manager dan Divisi Logistik
C = menambah biaya simpan
5 Unnecessary
Inventory Penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama
Wawancara dengan
General Manager C = menambah biaya simpan Q = bahan baku jika disimpan
lama akan mengakibatkan bahan baku terserang kutu dan jamur. 6 Waiting Tidak ditemukan - -
7 Excessive
-Identifikasi Akar Penyebab-
Jenis 7 Waste No Waste Why 1 Why 2
Innappropriate Processing 1 Menumpuk produk jadi 1.1 1.1.1 Kurangnya pekerja di proses pengemasan
Pekerja sedang melakukan aktivitas produksi lainnya
1.1.2
Pekerja diminta untuk membantu aktivitas perusahaan lainnya
Contoh proses pencarian akar penyebab :
1. memasukkan kopi bubuk ke dalam plastik 2. menimbang kopi bubuk dalam plastik 3. melubangi plastik untuk tali pegangan
dan memasang tali pegangannya 4. melakukan press plastik
-Analisa Identifikasi Akar Penyebab-
W3 W5 W7 W8 W10 R6 R16 Membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Menyapu lantai produksi Banyaknya stok produk jadi di gudang Masuknya benda asing ke dalam kemasan kopi Penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil R8 R12 Pekerja mengobrol dan merokok R11 R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan W1 W4 Merokok Mengobrol W9 Kemasan Produk Rusak R15 Pekerja menumpuk produk jadiW6 menumpuk produk jadi
• W1 dan W4 adalah akar penyebab W5 dan W8
• W6 adalah akar penyebab dari W9
-Analisa Risiko-
KodeRisiko Akar Penyebab Likelihood Consequence Risk Rating (L) (C) (R= L x C) R1 Tidak adanya peraturan
tentang sterilisasi dari perusahaan
4 3 12
R2 Kurangnya kesadaran pekerja
dalam merapikan peralatan 3 2 6 R3 Kurangnya tempat untuk
penyimpanan peralatan 2 2 4 R4 Kurang teraturnya pengaturan
lantai produksi 3 4 12
R5 Kurangnya perawatan sarana
dan prasarana 3 2 6
R6, R16 Ketersediaan bahan baku di
supplier tidak stabil 5 4 20
R7 Pekerja merasa bosan 2 2 4 R8, R12 Pekerja mengobrol dan
merokok 4 3 12
R9 Pekerja sedang melakukan
aktivitas produksi lainnya 2 2 4 R10 Pekerja diminta untuk
membantu aktivitas perusahaan lainnya
2 2 4
R11,
R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan 5 4 20 R13 Banyaknya permintaan
pelanggan 2 1 2
R14 Pekerja membawa produk jadi yang sudah dikemas secara manual
2 4 8
R15 Pekerja menumpuk produk jadi 5 4 20
Nilai Likelihood Possibility of Occurance
1 Rare Possibility of occurance less than 5%
2 Unlikely Possibility of occurance between 5%-25%
3 Possible/
moderate Possibility of occurance between 25%-50%
4 Likely Possibility of occurance between 50%-75%
5 Almost certain Possibility of occurance more than 75%
Nilai Consequence Description
1 Insignificant Low financial loss, no injuries
2 Minor First aid treatment, medium financial cost
3 Moderate Medical treatment required, high finansial loss
4 Major Extensive injuries, loss of production capabilities, major financial loss
5 Catastropic Death, huge financial cost
Klasifikasi likelihood
Klasifikasi consequence Penilaian Risiko Berdasarkan pengamatan dan wawancara
-Analisa Risiko-
L ike li h ood Almost certain 5 R6, R11, R15, R16, R17 Likely 4 R1, R8, R12 moderate 3 R2, R5 R4 Unlikely 2 R13 R3, R7, R9, R10 R14 Rare 1 1 2 3 4 5Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Consequence
R4 : Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
R6 & R16 : Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil R11 & R17 : Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
R15 : Pekerja menumpuk produk jadi Zona Merah
Alternatif Perbaikan Ke-1
R4 Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Perusahaan mengatur tata letak produksi sesuai dengan kebutuhan proses produksinya, namun masih kurang teratur dalam penempatan peralatan/barang-barang dan pengaturan ventilasi udara
Yang sudah dilakukan perusahaan :
Layout Lantai
Produksi
MesinPenggiling
Mesin
Pengemas PengemasMesin
Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku
Bahan baku Bahan bakar
Me sin Pe ngayak Office 1 sq. m. Mesin Pencampur Office 2 sq. m. Timbangan Area Pengemasan III II I IV
From to Chart
Kurang teraturnyapengaturan lantai produksi
R4
Memperbaiki
penataan tata letak lantai produksi
Alternatif Perbaikan:
a. Membagi ruang kerja secara efektif dan efisien
From to Chart
Kode Stasiun A Pengayakan B Penimbangan C Pencampuran D Penggilingan E Pengemasan Jenis Stasiun ProduksiProduk Alur Proses
Kopi biji goreng A-E Kopi bubuk B-C-D-E
Alur Proses Produk
Dari Ke Frekuensi Jarak
A E 7 3,9 m B C 1 0,9 m C D 1 6,3 m D E 4 6,3 m Frekuensi Aliran Produk dan Jarak antar Stasiun Produksi
From To A B C D E A B C 1 D 1 E 7 4
Tidak ada back tracking
From to Chart Proses Produksi
Dari Ke Frekuensi Jarak Momen
Perpindahan
A E 7 3,9 m 27,3 B C 1 0,9 m 0,9 C D 1 6,3 m 6,3 D E 4 6,3 m 25,2
Total Momen Perpindahan 59,7
Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Awal
Dari Ke Frekuensi Jarak Momen
Perpindahan
A E 7 2,1 m 14,7 B C 1 0,9 m 0,9 C D 1 6,3 m 6,3 D E 4 6,3 m 25,2
Total Momen Perpindahan 47,1
Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Perbaikan
Alternatif Perbaikan 1a
Mesin Penggiling
Mesin
Pengemas PengemasMesin
Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku
Bahan baku Bahan bakar
Me sin Pe ngayak Office 1 sq. m. Mesin Pencampur Office 2 sq. m. Timbangan Area Pengemasan Mesin Penggiling (D) Mesin
Pengemas PengemasMesin
Mesin Pengemas Tangga Kamar Mandi Mesin penggoreng Bahan baku Bahan baku Bahan bakar Mesin Pengayak (A) Office 1 sq. m. Mesin PenCampur (C) Office 2 sq. m. Timbangan (B) Area Pengemasan (E)
Alternatif Perbaikan Ke-1
Sebelum Setelah III II I IV III II I IV
Alternatif Perbaikan Ke-1
R4 Kurang teraturnya
pengaturan lantai produksi Alternatif Perbaikan: Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi b. Mengatur ventilasi udara agar bisa berfungsi dengan maksimal
Melakukan alternatif 1a dan tidak menumpuk
bahan baku terlalu banyak Menjadikan kaca masuknya cahaya matahari sebagai ventilasi
Keuntungan bagi perusahaan :
Alternatif Perbaikan Ke-1
Proses produksi dapat berjalan lancar karena pengaturan tata letak sesuai dengan urutan aliran kerja
Memaksimalkan fungsi ventilasi udara yang dimiliki sehingga pekerja
nyaman dalam bekerja
Meminimasi jenis waste unnecessary motion yaitu W2 (mencari
peralatan) dan W3 (membuka baju serta mencari dan menyalakan
kipas angin)
Alternatif Perbaikan Ke-2
R6 &
R16
Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil
Perusahaan membeli banyak bahan baku dan
menyimpannya di gudang bahan baku yang terletak di lantai
produksi.
Yang sudah dilakukan perusahaan : Alternatif
Contoh Perencanaan Produksi
Bulan Rencana Penjualan Rencana Persediaan Akhir Jumlah Persediaan Awal Rencana Produksi Mei 265 90 383 31 273 Juni 269 89 385 90 268 Juli 273 88 387 89 272 Agustus 276 87 388 88 275 September 280 87 390 87 280 Oktober 283 87 393 87 283Bulan EOQ SS Rencana
Pembelian bahan baku (EOQ + SS) Persediaan Awal Rencana Penjualan Persediaan Akhir Mei 2780 90 2870 0 1325 1545 Juni 0 0 0 1545 1345 200 Juli 2780 90 2870 200 1365 1705 Agustus 0 0 0 1705 1380 325 September 2780 90 2870 325 1400 1795 Oktober 0 0 0 1795 1415 380
Rencana Pembelian Bahan Baku (kg)
Keuntungan bagi perusahaan :
Meminimalisir inventori yang berlebihan
Tercukupinya kebutuhan bahan baku untuk produksi.
Meminimasi W3 (membuka baju serta Mencari dan menyalakan kipas angin ) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)
Alternatif Perbaikan Ke-2
Alternatif Perbaikan Ke-3
R11 &
R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan
Yang sudah dilakukan perusahaan :
Alternatif Perbaikan: Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja
Keuntungan bagi perusahaan :
Proses produksi berjalan dengan lancar
Permintaan pasar dapat terpenuhi
Berkurangnya kerugian pada waktu produksi, biaya produksi, maupun kualitas produk. Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)
Alternatif Perbaikan Ke-4
R15 Pekerja menumpuk produk jadi.
Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan
Yang sudah dilakukan perusahaan :
Alternatif
Keuntungan bagi perusahaan :
Perusahaan dapat menghemat waktu produksi tanpa perlu
menambah pekerja di proses pengemasan
Meminimalkan terjadinya kerusakan pada kemasan produk
akibat produk jadi ditumpuk sembarangan.
Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan
W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan
dalam waktu yang cukup lama)
Biaya : Rp 35.000,00
-
Hubungan Alternatif Perbaikan dengan 5S-
Kode Akar Penyebab Alternatif Perbaikan Pengeluaran Biaya 5S
R4 Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi
Rp 107.500,00 Seiton/ Set in Order (Rapi) R6, R16 Ketersediaan bahan baku di
supplier tidak stabil
Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan perencanaan produksi yang cermat - Seiketsu/ Standardize (Rawat) R11, R17 Kurangnya tenaga ahli di perusahaan Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja Rp 2.400.000,00 Shitsuke/ Sustain (Rajin/ Disiplin) R15 Pekerja menumpuk produk jadi. Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah
pengepakan produk jadi
Rp 35.000,00 Seiton/ Set in Order
(Rapi)
KESIMPULAN
& SARAN
Kesimpulan
7 Waste Inappropriate Processing Unnecessary Motion Defect Overproduction Unnecessary Inventory Waiting Excessive transportation1. Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
2. Ketersediaan bahan baku di
supplier yang tidak stabil
3. Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
4. Pekerja menumpuk produk jadi. 1. Memperbaiki penataan tata letak
lantai produksi
2. Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan
perencanaan produksi yang cermat 3. Melatih ketrampilan manajemen
produksi bagi pekerja
4. Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah pengepakan produk jadi
Akar penyebab dengan risiko tinggi :