• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP dan MAKNA BELAJAR

Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

(2)

Anak Belajar dari Kehidupannya

Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte)

• Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.

• Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.

• Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.

• Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.

• Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.

• Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.

• Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.

• Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar

keadilan.

• Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar kepercayaan.

• Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.

• Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar

(3)

BELAJAR PADA ANAK

• Manusia dilahirkan lemah  agar manusia belajar

• Periode ketidakmatangan mengharuskan anak-anak belajar

 agar dapat bertahan dalam banyak lingkungan fisik yang

berbeda

• Proses belajar alamiah pertama adalah mengamati

(observasi)

• Semakin banyak indra yang dirangsang semakin kuat dan

cepat otak menangkap informasi tersebut.

• Semakin banyak bergerak semakin cerdas

• Koordinasi tangan dan mata akan terus terbentuk setiap

gerakan adalah kejadian sensoris-motoris yang berkaitan

dengan pemahaman kita akan dunia fisik

(4)

MASALAH DISIPLIN

Ketegasan pada anak diperlukan di

awal-awal usia anak

 sehinga tidak

banyak menghukum kelak.

Yang mendukung untuk dipercaya

anak

 masalah kredibilitas orangtua

Jangan menggunakan otoritas

 Gunakan reward

(5)

FOKUS PADA ENERGI POSITIF

• Hati-hati : berkata dan bertindak. Setiap perkataan dan

perbuatan yang diulang, pikiran bawah sadar akan

menunjukkan sebuah fakta kebenaran

• Jangan malas, jangan nakal, jangan bodoh  maka akan

menjadi sebaliknya.

• Apalagi kalau mengatakan secara langsung  malas 

maka malah jadi malas

Ganti dengan

kalimat positif

(6)

Ganti dengan

kalimat positif

POWER OF WORD

Bila kecewa, ungkapkan perasaan

 bukan menyerang

Jangan mengatakan yang negatif di depan anak

 akan

menguatkan hal yang negatif

Jika menemui kesulitan dalam diri anak atau perilakunya,

gunakan KALIMAT POSITIF

Melihat pada hal yang positif dan dapat dikembangkan –

(7)

1. Karena kita tidak tahu proses belajar yang benar

2. Karena kita tidak pernah belajar, diajar, atau

mengajarkan “cara belajar” yang benar

3. Karena gaya mengajar tidak sejalan dengan gaya

belajar

(8)

KITA BELAJAR:

• 10% DARI APA YANG KITA BACA

• 20% DARI APA YANG KITA DENGAR

• 30% DARI APA YANG KITA LIHAT

• 50% DARI APA YANG KITA LIHAT & DENGAR

• 70% DARI APA YANG KITA KATAKAN

• 90% DARI APA YANG KITA KATAKAN & LAKUKAN

Vernon A. Magnesen Dikutip dalam Quantum Teaching Oleh Bobbi De Porter, Mark Reardon, & Sarah S. Nourie

(9)

Pengertian Belajar

Tradisional : belajar adalah menambah dan mengumpulkan

sejumlah pengetahuan (Nasution, 1980).

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu

itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang

baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan

kecakapan”.

Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya

(10)

Ciri – ciri kegiatan belajar

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan.

Perubahan

tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu

tidak berlangsung sesaat saja melainkan

menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus

dengan

usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan

lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan

fisik/

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau

(11)

1. Faktor internal (endogen):

a. faktor fisiologis;

kematangan fisik, keadaan

indra.

b. faktor psikologis; motivasi,

emosi, sikap, minat, bakat,

intelegensi, kreativitas

2. Faktor eksternal (eksogen):

a. faktor sosial

b. Faktor nonsosial

(12)

Faktor pendorong manusia memiliki keinginan

untuk belajar

1. Adanya dorongan rasa ingin tahu

2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.

3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia

didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.

4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya. 5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. 6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. 7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

(13)

PRINSIP BELAJAR EFEKTIF

• Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan

terarah

• Tujuan belajar merupakan kebutuhan bukan

paksaan orang lain

• Belajaar harus disertai niat, hasrat, dan kemauan

yang kuat untuk mencapai tujuan

• Dalam mencapai tujuan belajar, pasti akan

menghadapi bermacam – macam hambatan atau

kendala sehingga perlu ketekunan berusaha.

(14)

• Bukti bahwa seseorang sudah belajar

ditandai adanya perubahan perilaku dari

tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.

• Belajar akan memperoleh perubahan sikap,

disamping dari tujuan pokok

• Belajar adalah proses aktif sehingga perlu

interaksi antara individu dan lingkungan

• Belajar akan lebih berhasil apabila berbuat

atau melakukan sesuatu (learning by doing)

(15)

• Belajar harus mencakup aspek knowledge,

affective, dan psychomotor.

• Belajar perlu ada bimbingan dan bantuan

orang lain.

• Belajar perlu “insight” atau “tilikan” atau

pemahaman tentang hal – hal yang dipelajari

sehingga diperoleh pengertian.

• Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar

sesuatu yang dipelajari dapat dikuasai.

• Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat

menerapkan dalam bidang praktik sehari –

(16)
(17)

visual

- Bicaranya cepat,nada suara tinggi,gerak –

gerik cepat

- Pembaca cepat dan tekun

- Ketika berpikir mata ke atas

- Penampilan sangat rapi, trendy

- Pernafasan dada

(18)

Visual Learner

1. Pastikan anak/siswa membaca bahan-bahan bacaan yang disediakan sebelum memasuki ruang kelas, sehingga Anda memahami pembicaraan yang dilakukan.

2. Berikan materi tertulis, misalnya diagram atau grafik.

3. Gunakan alat peraga video atau komputer agar kepekaan visual Siswa terstimulasi.

4. Apabila Siswa mulai bosan dengan penjelasan lisan, berkatalah: “Perhatikan

ini...” Sambil menunjukan peragaan atau gambar.

5. Buat catatan. Catatan akan membantu mengingat hal-hal penting yang telah didengar.

6. Gambarlah diagram konsep yang siswa pelajari; bagi VL satu gambar nilainya sama dengan ribuan kata-kata.

7. Gunakan Mind-Mapping.

8. Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.

(19)

auditory

- Bicaranya sedang, gerak – gerik biasa

- Nada suaranya mengalun dan berirama seperti

bernyanyi

- Ketika berpiki mata melihat ke kiri / kanan

- Penampilan biasa

- Berbicara ada intonasinya

- Pernafasan di dada / diafragma

(20)

Auditory Learner

1. Jelaskan dengan detil tentang penjelasan suatu tulisan, diagram, maupun grafik.

2. Gunakan peralatan audio dan computer yang menggunakan suara-suara untuk menstimulasi kepekaan pendengaran.

3. Apabila siswa mulai bosan dengan melihat-lihat diagram, katakanlah: “Dengarkan saya baik-baik,,,”

4. Manfaatkan musik klasik atau jazz untuk menenangkan diri karena terlalu banyak menyerap pelajaran. Hindari menperdengarkan lagu-lagu, berita dari radio, atau lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi bila sedang membaca.

5. Pastikan siswa menulis/,mencatat, untuk membantu mengingat sesuatu yang telah mereka dengar/pelajari.

6. Arahkan siswa untuk mendiskusikan konsep baru. Berbicara dan mendengarkan akan mampu membantu mengintegrasikan ide baru. 7. Bacalah dengan suara terdengar. Seringlah menjelaskan dengan

lisan, walau sendiri. Seolah-olah sedang menjelaskan kepada orang lain atau diskusi. (bila tidak ada teman).

8. Pastikan Saat dikelas, mereka mendengar penjelasan guru baik-baik...(Pay close Attention)

9. Biarkan Siswa merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

(21)

kinestetik

- Bicaranya lambat, gerak gerik lambat

- Nada suaranya rendah dan datar

- Ketika berpikir mata melihat ke bawah (mengakses

perasaan)

- Penampilan seenaknya (yang penting nyaman)

- Tidak dapat duduk diam

- Tulisan jelek

(22)

Kinesthetic Learner

1. Ciptakan situasi belajar atau yang memfasilitasi aktivitas fisik. 2. Buatlah diagram untuk mengilustrasikan konsep yang abstrak.

3. Carilah tempat belajar yang bisa memfasilitasi aktivitas fisik, misalnya dekat dengan sarana olah raga.

4. Bila siswa mulai bosan, berkatalah: “Ayo coba lakukan/Kerjakan latihan...”

5. Izinkan siswa sesekali berdiri atau berjalan-jalan sedikit, bila sedang membaca atau menulis.

6. Buatlah catatan. Gerakan menulis akan membuat suasana berbeda daripada hanya mendengar. Catatan ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengingat kembali.

7. Jangan paksakan siswa untuk belajar sampai berjam-jam.

8. Ajak Siswa untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).

(23)

Sekian dan semoga bermanfaat !

Sekian dan semoga bermanfaat !

Badarudin, S.Pd.

HP. 081313400558 BB. 2A8FD4F0

Badarudin, S.Pd.

HP. 081313400558 BB. 2A8FD4F0

Referensi

Dokumen terkait

Karena hasil belajar adalah hasil dari proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan indi- vidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara baru, keseluruhan se- bagai hasil pengalaman individu tersebut

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

Hakikat belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri,

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya,