• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Teori – Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:6).

Sebuah sistem mengotomatisasi "mental image" dari komputer dan program. Sistem secara spesifiknya merupakan sebuah kumpulan dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang memiliki tujuan yang sama (Hall, 2008:5).

Sistem adalah gabungan beberapa elemen yang dijalankan untuk mencapai suatu tujuan spesifik yang sama (Gelinas dan Dull, 2008:11).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpukan bahwa sistem merupakan komponen yang saling terintegrasi dengan subsistem yang lebih kecil dengan menerima input dan menghasilkan output untuk menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi menyebabkan pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan, informasi sering didefinisikan sebagai data yang telah diproses (Hall, 2008:11).

Informasi adalah data yang disajikan dalam suatu bentuk yang berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan (Gelinas dan Dull, 2008:17).

Dari kedua pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisir dan diproses untuk memberikan arti kepada pengguna. Pengguna biasanya memerlukan informasi untuk membuat keputusan atau untuk menigkatkan proses pengambilan keputusan guna membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi.

(2)

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan di distribusikan kepada para pemakai. (Hall, 2008:7).

Sistem informasi merupakan kombinaansi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2007:5).

Sistem informasi adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis tujuan (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:6)

Sistem informasi adalah proses capture dan mengelola data untuk menghasilkan informasi berguna yang mendukung sebuah organisasi beserta karyawan, pelanggan, pemasok barang, dan rekanannya. (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2007:10)

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu proses pengelolaan data dan informasi yang dapat mendukung berjalannya sebuah organisasi.

2.1.3.1 Jenis – Jenis Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:9), sistem informasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System/TPS) adalah sebuah sistem yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis.

2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System/MIS) adalah sistem informasi yang menyediakan pelaporan yang berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) adalah sistem informasi yang mengindentifikasi berbagai alternatif

(3)

keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan.

4. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System/EIS) adalah sistem informasi yang diperuntukkan oleh manajer eksekutif untuk mendukung perencanaan bisnis dan menilai performa rencana tersebut.

5. Sistem Pakar (Expert System) adalah sistem informasi yang meng-capture dan menghasilkan kembali pengetahuan ahli pemecahan masalah atau para pengambil keputusan dan mensimulasikan kembali “pemikiran” ahli tersebut.

6. Sistem Otomatisasi Kantor (Office Automation System) adalah sistem informasi yang mendukung aktifitas bisnis kantor secara luas yang menyediakan aliran kerja yang diperbaiki antar personil.

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi menurut O’Brien (2007:35-39) terdiri dari lima sumber daya dasar, yaitu :

1. Sumber Daya Manusia

Meliputi pemakai akhir dan pakar SI yang dibutuhkan untuk pengoprasian semua sistem informasi.

2. Sumber Daya Hardware

Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam proses informasi, secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, tapi juga semua media data. 3. Sumber Daya Software

Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak hanya rangkaian perintah operasi yang disebut program, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur.

4. Sumber Daya Data

Meliputi dasar data dan pengetahuan yang dibuah melalui aktivitas pemrosesan informasi (terdiri dari aktivitas input dalam sistem, pemrosesan, output, penyimpanan, dan

(4)

pengendalian) menjadi berbagai produk informasi bagi pemakai akhir.

5. Sumber Daya Jaringan

Meliputi media komunikasi dan jaringan, konsep ini menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi.

2.1.4 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah seni dari pencatatan, klasifikasi, dan merangkum dengan prosedur tertentu dan dalam hal keuangan, transaksi, dan kejadian yang setidaknya merupakan bagian dari kejadian keuangan, dan menginterpretasikan hasilnya (Alexander dan Nobes, 2010:4).

Akuntansi merupakan ilmu yang terdiri dari 3 aktivitas dasar, yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi pada pihak-pihak terkait (Weygandt, Kimmel, dan Kieso, 2012:4).

Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas bisnis, memroses data ke dalam laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak pengambil keputusan (Horngren, Harrison Jr., dan Oliver, 2012:2).

Dari definisi akuntansi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu ilmu yang terdiri dari sistem berupa laporan, ataupun informasi-informasi kuantitatif (khususnya berkaitan dengan keuangan) yang terjadi dalam organisasi dan diperuntukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut O'Brien (2007:691), sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang mencatat dan melaporkan transaksi bisnis, arus dana di organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi untuk perencanaan dan pengendalian operasional bisnis, serta penyimpanan catatan legal dan historis.

(5)

Menurut Hall (2008:7), sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan transaksi keuangan maupun non-keuangan yang dapat mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan secara langsung.

Menurut Gelinas dan Dull (2008:14) sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memroses, dan melaporkan informasi yang terkait dengan aspek finansial dari suatu kejadian bisnis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data yang diubah menjadi informasi yang terkait dengan kegiatan akuntansi dan keuangan.

2.1.5.1 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan dan kegunaan sistem informasi akuntansi menurut Jones dan Rama (2008:6-7) antara lain:

1. Producing External Reports

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, kreditor, petugas pajak, agen pengatur, dan lain-lain.

2. Supporting Routine Activities

Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasional rutin dalam siklus operasi perusahaan.

3. Decision Support

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan non-rutin pada seluruh tingkat organisasi, seperti mengetahui produk mana yang terjual dengan baik dan mana yang paling banyak dibeli oleh konsumen. Informasi ini penting bagi perencanaan produk baru, memutuskan produk mana yang harus selalu tersedia, dan memasarkan produk pada konsumen.

4. Planning and Report

Sistem informasi akuntansi dibutuhkan pula bagi aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan-laporan

(6)

dirancang untuk membandingkan anggaran dengan jumlah yang sesungguhnya.

5. Implementing Internal Control

Pengendalian internal termasuk kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi harta perusahaan dari kerugian atas pencurian untuk memelihara akurasi data keuangan. Membangun pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

2.1.5.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2011:7), terdapat enam komponen dalam sistem informasi akuntansi yang terdiri dari:

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagi fungsi.

2. Procedures and instruction, baik yang manual maupun otomatis, yang termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpnan data tentang kegiatan organisasi.

3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi. 4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology and infrastructure, mencakup computer, peripheral device dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mentransformasikan data dan informasi.

6. Internal control and security measures, yang menjaga keamanan data dalam sistem informasi akuntansi.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah proses merancang sistem manajemen untuk memastikan sumber daya manusia telah digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi. (Mathis & Jackson, 2010:4)

(7)

2.2.1.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis dan Jackson (2010:6), manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan menjadi 7 fungsi yang saling terkait yang berjalan di suatu organisasi:

1. Strategic human resource management, yaitu fungsi yang berfokus pada efektivitas sumber daya manusia, metrics, teknologi, perencanaan, dan penyimpanan informasi pada suatu organisasi.

2. Equal employment opportunity, yaitu fungsi yang berfokus pada kepatuhan, manajemen perbedaan, dan tindakan yang dapat diambil terkait sumber daya manusia pada suatu organisasi.

3. Staffing, yaitu fungsi yang berfokus pada analisis pekerjaan, proses perekrutan dan seleksi karyawan.

4. Talent management, yaitu fungsi yang berkaitan dengan pelatihan, orientasi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan karir, dan pengelolaan kinerja karyawan pada suatu organisasi.

5. Total rewards, fungsi yang mencakup pengelolaan kompensasi, insentif, dan keuntungan-keuntungan pada sumber daya manusia pada suatu organisasi.

6. Risk management and worker protection, yaitu pengelolaan kesehatan, keamanan, serta penanganan dan perencanaan terhadap antisipasi bencana.

7. Employee and labor relations, fungsi yang mencakup privasi dan hak karyawan, peraturan terkait sumber daya manusia, serta hubungan antar perkumpulan/manajemen.

2.2.2 Pengertian Pajak

Menurut www.pajak.go.id, (n.d), Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari

(8)

kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

2.2.2.1 Jenis Pajak

Menurut www.pajak.go.id, (n.d), penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.

2.2.2.1.1 Pajak Penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka

(9)

penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2.3 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.3.1 Analisis Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:4), analisis sistem adalah proses untuk memahami dan menspesifikan ke dalam detail sebuah sistem informasi apa yang harus dicapai.

Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009:11), analisis sistem adalah kegiatan yang berfokus untuk mengetahui siapa, apa, dimana dan kapan dari sebuah sistem dimana kegiatan tersebut menghasilkan proposal system. Jadi kesimpulan dari pengertian analisis sistem adalah sebuah proses untuk memahami sebuah sistem agar dapat mengetahui sistem tersebut dengan lebih mendetil.

2.3.2 Perancangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:4), perancangan sistem adalah proses dari menspesifikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik.

Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009:11), perancangan sistem adalah kegiatan yang berfokus mengenai bagaimana sistem tersebut berkerja dimana kegiatan tersebut menghasilkan spesifikasi sistem. Jadi kesimpulan dari pengertian perancangan sistem adalah sebuah proses untuk mengetahui komponen – komponen yang harus diimplementasikan kedalam sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tersebut bekerja.

(10)

2.3.3 System Requirement

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:130), system requirements adalah spesifikasi yang mendefinisikan fungsi yang akan disediakan oleh sistem. System requirements terbagi menjadi 2: 1. Functional requirements, adalah persyaratan fungsional sistem

yang menggambarkan kegiatan atau proses yang harus sistem lakukan.

2. Nonfunctional requirements, adalah sebuah karekteristik dari sistem selain kegiatan yang mendukung proses bisnis. Beberapa tipe dari nonfunctional requirements:

a. Technical requirements, adalah karakteristik operasional yang berhubungan dengan lingkungan, hardware, maupun software yang ada pada suatu organisasi.

b. Performace requirements, adalah karakteristik operasional terkait pengukuran pekerjaan, seperti waktu respon dan throughput.

c. Usability requirements, adalah karakteristik operasional terkait pengguna, seperti user interface, prosedur kerja terkait, bantuan online, dan dokumentasi.

d. Reliability requirements, menggambarkan ketergantungan dari sebuah sistem, seperti seberapa sering sistem mengalami kejadian seperti pemrosesan yang salah dan masalah listrik, serta bagaimana sistem mendeteksi dan mengatasi masalah tersebut.

e. Security requirements, mendeskripsikan batasan pengguna untuk menjalankan fungsi dalam sistem.

2.3.4 Systems Design

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:263), systems design adalah proses yang mencakup menjelaskan, mengorganisir, dan menata komponen dari suatu sistem baik di tingkat arsitektur (desain umum atau desain konseptual) dan tingkat detail (desain tingkat rendah yang termasuk

(11)

desain rinci suatu program), untuk tujuan pembangunan dan penggunaan sistem yang diusulkan.

2.3.5 Tahapan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Untuk menganalisis sistem informasi, Satzinger, Jackson dan Burd (2012:55) dalam unified process-nya membagi menjadi 9 bagian:

a. Business modeling b. Requirement c. Design d. Impelementation e. Testing f. Deployment g. Project management

h. Configuration dan change management i. Environment

Dalam merancang sistem informasi, Satzinger, Jackson dan Burd (2012:264), membagi beberapa tahapan yaitu:

a. Design the Support Services Acrhitecture and Deployment Environment

Sistem informasi beroperasi dengan kumpulan hardware komputer, jaringan, dan sistem software yang kompleks. Pada tahap ini, seorang analis harus menentukan apakah service architecture sudah dimiliki perusahaan. Dan jika sebuah perusahaan belum memiliki service architecture, maka analisis harus mendesain sebuah service architecture untuk mendukung sistem yang diajukan.

b. Design the Software Architecture

Software architecture berfungsi dalam pembagian software ke dalam kelas-kelas dan proses pendistribusian kelas- kelas tersebut ke lokasi tempat berlangsungnya proses bisnis dan komputer secara spesifik. Software architecture digambarkan dalam class diagram sehingga dapat menghasilkan design class diagram yang menambah detail, seperti nampaknya data atribut dan method yang dibutuhkan.

(12)

c. Design Use Case Realizations

Pada tahap ini, analis berfokus pada interaksi antar class yang dibutuhkan untuk mendukung use case tertentu, selain itu juga mengenai interaksi antara software, user, dan external system.

d. Design the Database

Pada tahap ini, analis harus mempertimbangkan banyak masalah teknis yang penting ketika mendesain database. Seorang analisis juga harus memastikan bahwa database yang baru ini benar- benar terintergrasi dengan database yang sedang digunakan.

e. Design the System and User Interfaces

Pada tahap ini, analis harus memastikan bahwa semua sistem informasi yang ada bekerja dengan baik. Analis juga harus mempertimbangkan banyak user interfaces, karena user interfaces merupakan bagian besar sebuah sistem.

f. Design the System and Controls

Controls merupakan faktor penting dalam menjalankan proses bisnis. Juga masalah relevan terhadap semua aktivitas perancangan, sehingga biasanya perlu dipanggil seorang spesialis untuk menangani proses membangun controls, dan semua system controls perlu diuji coba terlebih dahulu.

2.3.6 Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Obejek 2.3.6.1 Pengertian Object

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:251), objek adalah representasi dari orang, tempat, kejadian, dan transaksi. Jadi kesimpulan dari pengertian objek adalah gabungan dari beberapa data dan operasi–operasi yang merepresentasi dari orang, tempat, kejadian dan transaksi.

2.3.6.2 Pengertian Object-Oriented Analysis

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:60), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan mendefinisikan semua jenis objek yang perlu dikerjakan pengguna dalam sistem dan

(13)

menunjukkan user interaction apa yang diminta untuk menyelesaikan tugas.

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:251), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan yang mendeskripsikan sebuah sistem informasi dengan mengidentifikasi sesuatu atau sering disebut object.

Jadi kesimpulan dari pengertian Object-Oriented Analysis (OOA) adalah adalah sebuah kegiatan yang mendefinisikan semua jenis object yang mendeskripsikan sebuah sistem informasi dengan menunjukan usecase apa saja yang diminta dalam menyelesaikan tugas.

2.3.6.3 Pengertian Object-Oriented Design

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:60), Object-Oriented Design (OOD) adalah mendefinisikan semua jenis objek tambahan yang diperlukan untuk dikomunikasikan dengan orang-orang dan perangkat di sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi dalam menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:520), Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan menerjemahkan object method ke dalam program code module dan menentukan kejadian atau pesan apa yang memicu perubahan obyek.

Jadi, kesimpulan dari pengertian Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan yang mendefinisikan semua jenis yang diperlukan untuk menerjemahkan object method ke dalam program code module dan menentukan kejadian atau pesan apa yang memicu perubahan obyek dengan tujuan untuk menunjukan bagaimana obyek berinteraksi dalam menyelesaikan tugas.

2.3.6.4 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:727), Object-Oriented Analysis and Design adalah sebuah metode yang digunakan untuk

(14)

membuat benda-benda yang disebut pelaku, yang mewakili pengguna manusia yang akan berinteraksi dengan sistem.

Jadi, kesimpulan dari pengertian object oriented analysis and design (OOAD) adalah sekumpulan metode yang terdiri dari proses, teknik dan alat yang digunakan untuk membuat benda–benda yang disebut pelaku yang mewakili pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.

2.3.7 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012: 250), unified modeling language (UML) adalah metode yang banyak digunakan untuk memvisualisissikan dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam mendesain sistem.

Jadi, kesimpulan dari pengertian unified modeling language (UML) adalah metode yang banyak yang digunakan untuk memvisualisissikan dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam melakukan pendesainan sistem dan juga merupakan dasar dari object oriented method.

2.3.8 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:144), activity diagram merupakan sebuah tipe dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial.

(15)
(16)

2.3.9 Event Table

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:174), event table merupakan sebuah katalog dari use case yang menyusun peristiwa pada barisnya dan kunci informasi dari setiap kejadian pada kolomnya.

Tabel 2.1: Event Table (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:176)

Komponen dari sebuah event table yaitu:

a. Event: Suatu peristiwa yang menjadi penyebab bagi sistem untuk melakukan sesuatu.

b. Trigger: Suatu pertanda atau sinyal yang mennginformasikan sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik suatu data yang memerlukan pengolahan atau titik waktu.

(17)

c. Source: Agen eksternal yang menyediakan data untuk sistem.

d. Use case: Kegiatan yang dilakukan sistem ketika peristiwa (event) terjadi.

e. Response: Output yang diproduksi oleh system dan memiliki tujuan. f. Destination: Agen eksternal atau aktor yang menerima data dari sistem.

2.3.10 Domain Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:185), class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modelling Language(UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented. Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan hal-hal dalam pekerjaan domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf kecil. Diagram class digambarkan dengan menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas.

Gambar 2.2 : Domain Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:187)

2.3.11 Use Case Diagram

Use case menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:213) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan dari pengguna sistem. Satzinger, Jackson dan Burd

(18)

(2012:214) menjelaskan bahwa aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem yang mana sistem harus meresponnya.

Gambar 2.3 : Use Case Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:216)

2.3.12 Use Case Description 2.3.12.1 Brief Description

Use case description merupakan deskripsi yang mencatat mengenai detil pemrosesan dari suatu use case Satzinger, Jackson dan Burd (2012:220). Use case memiliki urutan yang lengkap dari tahapan-tahapan untuk menyelesaikan bisnis proses. Scenario atau use case instance merupakan suatu kumpulan unik dari aktivitas internal di dalam use case yang menggambarkan langkah unik sepanjang use case.

(19)

Tabel 2.2 : Brief Description (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012: 221)

2.3.12.2 Intermediate Description

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:172) Use case description yang merupakan perluasan dari brief description dimana terdapat aliran dari aktivitas use case. Jika terdapat beberapa skenario, maka setiap aliran dari aktivitas akan dijabarkan secara individual. Exception conditions dapat didokumentasikan jika mereka diperlukan.

Tabel 2.3 : Intermediate Description (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012: 221)

2.3.12.3 Fully Developed Description

Fully developed description Merupakan metode yang paling formal mendokumentasikan sebuah use case. Meskipun memerlukan waktu lebih untuk mengerjakan, jenis dari use case description ini dapat meningkatkan kemungkinan akan pemahaman mengenai proses bisnis.

(20)

Tabel 2.4 Fully developed description (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:223)

2.3.13 Statechart Diagram

Satzinger, Jackson dan Burd (2012:237) mengungkapkan bahwa state adalah kondisi dari sebuah objek yang terjadi selama masa hidupnya memenuhi beberapa standar, menjalankan kegiatan, atau menunggu suatu peristiwa. Statechart diagram terdiri dari bentuk oval yang menggambarkan status dari sebuah objek dan barisan yang menggambarkan transisinya.

(21)

Gambar 2.4 : Statechart Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012: 237)

2.3.14 First Cut Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:309) First Cut Design Class Diagram dikembangkan dengan memperluas model domain class diagram dan memerlukan dua langkah yaitu mengelaborasi atribut-atribut dengan tipe dan nilai informasi inisial dan langkah ke dua adalah menambahkan panah navigasi visibilitas.

(22)

Gambar 2.5: First Cut Design Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:313)

2.3.15 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:315) System sequence diagram digunakan untuk menggambarkan aliran dari informasi yang masuk dan keluar dari sistem yang terotomatisasi. System sequence diagram merupakan tipe dari interaction diagram yaitu communication diagram atau sequence diagram yang menunjukkan interaksi diantara objek.

(23)

Gambar 2.6 : System Sequence Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:315)

2.3.16 Multilayer System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:319) Multilayer system sequence diagram memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi kolaborasi kelas dan apakah kelas tersebut harus mengirim pesan antara satu sama lain.

(24)

Gambar 2.7 : Multilayer System Sequence Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:328)

(25)

2.3.17 Updated Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:337) Updated Design class diagram adalah ringkasan dari gambaran akhir yang telah

dikembangkan menggunakan detailed sequence diagram dan digunakan secara langsung ketika mengembangkan programming code. Design class diagram memiliki kompartemen baru di bawah yang menentukan sebuah method dari kelas.

Gambar 2.8 : Updated Design Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:336)

(26)

2.3.18 Communication Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:334) Communication diagram juga merupakan bentuk dari interaction diagram. Communication Diagram juga menangkap informasi yang sama dengan Sequence diagram. Communication diagram berguna untuk menampilkan pandangan berbeda dari sebuah use case.

Gambar 2.9 : Communication Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:337)

2.3.19 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:339) package diagram adalah suatu diagram tingkat tinggi dalam bentuk sederhana yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan kelas-kelas dengan grup yang terelasi.

Diagram ini mengilustrasikan three-design layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer dan memperlihatkan setiap lapisan sebagai paket yang terpisah.

(27)

Gambar 2.10 : Package Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:341)

2.3.20 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:442), user interface adalah bagian dari sebuah sistem informasi yang membutuhkn interaksi pengguna untuk membuat input dan ouput.

(28)

2.3.21 Storyboard

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:460), storyboard adalah suatu teknik untuk mendokumentasikan rancangan dialog yang menujukkan urutan dari sketsa pada tampilan layar.

Gambar 2.12 : Storyboard (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:461)

2.3.22 The Requirement Discipline

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:126) requirement discipline yang utama adalah membangun model. Membangun dan mengesahkan tipe model berdasarkan dari berbagai mencari fakta dan menginvestigasi teknik. Ini dapat memberikan pandangan yang dapat digunakan untuk mencari cara terbaik untuk mencalankan bisnis dengan teknologi informasi.

Gambar

Gambar 2.1: Activity Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:145)
Tabel 2.1: Event Table (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:176)
Gambar 2.2 : Domain Class Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:187)
Gambar 2.3 : Use Case Diagram (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012:216)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tercatat produksi benih yang dapat dihasilkan oleh penangkar sebesar 50 ton (BPSB 2009). Kondisi dan adanya kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan benih kedelai ber-

Tidak hanya masyarakat dan Pemerintah Indonesia saja, melainkan juga masyarakat internasional, regional dan berbagai organisasi-organisasi kemanusiaan turut terkejut dengan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap

PESERTA NAMA SERTIFIKASI MAPEL ASAL SEKOLAH GEL KELAS PLPG TANGGAL PLPG LOKASI PLPG 1 Kab.. Ki Ageng

Untuk itu Panwaslih Kabupaten Gayo Lues telah mengelola dan menatausahakan surat dan arsip sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi guru pada siswa ABK di SMK Balai Perguruan Putri Bandung, bagaimana

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada siklus pertama, kreatifitas dan hasil belajar siswa sudah menunjukkan hasil meskipun belum optimal,