• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

16

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Batas Wilayah

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pesisir timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak 174 km dari Kota Makassar Ibukotanya adalah Tanete Riattang. Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4013’-5006’ Lintang Selatan dan antara 119042’-120040’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone.

Ketinggian Tempat (Elevation of Place)

Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut :

 Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%)  Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (22,29%)  Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%)  Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%)

(2)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

17

 Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76%)  Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,52%)

Kemiringan Lereng (Slope of Mountain)

Keadaan permukaan lahan bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam. Daerah landai dijumpai sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya bergelombang hingga curam, dengan rincian sebagai berikut :

 Kemiringan lereng 0-2 % (datar) : 164.602 Ha (36,1 %)

 Kemiringan lereng 0-15 % (landai & sedikit bergelombang) : 91.519 Ha (20,07 %)

 Kemiringan lereng 15-40 % (bergelombang) : 12.399 Ha (24,65 %)

 Kemiringan lereng >40 % (curam) : 12.399 Ha (24,65%)

Kedalaman Tanah (Depth of Land)

Kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu :  0-30 cm seluas 120.505 Ha (26,44 %)

 30-60 cm seluas 120.830 Ha (26,50 %)  60-90 cm seluas 30.825 Ha (6,76 %)

 Lebih besar dari 90 cm seluas 183.740 Ha (40,30 %)

Jenis Tanah (Type of Land)

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial, Gleyhumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Renzina. Jenis tanah didominasi oleh tanah Mediteran seluas 67,6 % dari total wilayah, kemudian Renzina 9,59 % dan Litosol 9 %. Penyebaran jenis tanahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : sepanjang Pantai Timur Teluk Bone ditemukan tanah Aluvial.

(3)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

18

Iklim (Climate)

Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone.

Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.

Dilihat dari potensi sumber daya air permukaan, beberapa sungai di Kabupaten Bone, berpotensi untuk penggunaan bendung/pengairan untuk irigasi persawahan. Upaya untuk memelihara keseimbangan dan ketersediaan sumberdaya air di wilayah Kabupaten Bone, maka perlunya dilakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber air baku, termasuk sistem perresapan air pada daerah hulu, melalui cara evapotranspirasi, pengisian air tanah (ground water) dan debit air yang mengalir sebagai run off (surface and subsurface).

Kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Bone dicirikan oleh banyaknya sungai, baik yang langsung bermuara ke laut, maupun bermuara di Danau Tempe di Kabupaten Wajo (Sungai Walane) dan sungai-sungai besar lainnya. Pemanfaatan dan perlindungan sumberdaya air di Kabupaten Bone diarahkan untuk menjaga keseinambungan sumber - sumber air baku yang ada.

(4)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

19

Lokasi yang secara khusus perlu dijaga kelestariannya guna menjaga ketersediaan sumber-sumber air baku di Kabupaten Bone, meliputi :

 Sempadan sungai di sekitar sungai-sungai besar yang mengalir di Kabupaten Bone seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo.

 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang harus dijaga kelestariannya dengan cara mempertahankan fungsi lindung hutan, yang ada di wilayah tersebut. Sebagian besar sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Bone bermuara pada pesisir pantai Timur Kabupaten Bone, sedangkan hulu DASnya berada di kabupaten lain, seperti Kabupaten Wajo, Sinjai, Maros dan Soppeng. Untuk itu perlunya menjalin kerjasama dengan kabupaten lain disekitarnya untuk mengelolah sumberdaya air tersebut.

Pengelolaan air di Kabupaten Bone dilakukan dengan pembentukan waduk dan embung, yang secara rinci diuraikan pada tabel berikut :

(Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Bone dan Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Bone)

(5)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

20

Tabel 2.1.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Bone

No Nama DAS Luas (Ha) Wilayah Kecamatan

1 Lonrong 37.009,37 Kec. Tonra, Kec. Sibulue, Kec. Cina, Kec. Ponre, Kec. Barebbo

2 Bulu - Bulu 8.558,84 Kec. Salomekko, Kec. Tonra, Kec. Mare

3 Marek 35.489,71 Kec. Tonra, Kec. Mare, Kec. Libureng, Kec. Cina, Kec. Ponre

4 Baleng 21.581,59

Kec. Cina, Kec. Ponre, Kec. Barebbo, Kec. Lappariaja, Kec. Tanete Riattang, Kec. Tanete Riattang Barat, Kec. Palakka, Kec. Awangpone, Kec. Ulaweng

5 Awangpone 12.760,84

Kec. Cina, Kec. Ponre, Kec. Barebbo, Kec. Tanete Riattang, Kec. Tanete Riattang Timur, Kec. Tanete Riattang Barat, Kec. Palakka, Kec. Awangpone 6 Lisu 167,67 Kec. Lamuru

7 Tipulue 736,88 Kec. Tanete Riattang Timur 8 Bajoe 379,98 Kec. Tanete Riattang Timur

9 Barebbo 2.812,56 Kec. Cina, Kec. Barebbo, Kec. Palakka 10 Boarenge 2.039,74 Kec. Sibulue, Kec. Barebbo

11 Boto 202,06 Kec. Sibulue 12 Cumene 577,57 Kec. Sibulue 13 Maros 134,51 Kec. Bontocani

14 Lab Lang 10.199,88 Kec. Kajuara, Kec. Salomekko, Kec. Tonra

15 Matuju 15.677,37 Kec. Palakka, Kec. Awangpone, Kec. Ulaweng, Kec. Tellusiattingnge

16 Benteng

Barang 1.883,00 Kec. Sibulue

17 Marek Ds 14.077,22 Kec. Mare, Kec. Sibulue, Kec. Cina, Kec. Ponre 18 Tangka 9.715,81 Kec. Kajuara, Kec. Bontocani, Kec. Kahu

19 Salomeko Ds 21.040,71 Kec. Kajuara, Kec. Salomekko, Kec. Bontocani, Kec. Kahu, Kec. Tonra

20 Segeri 4,20 Kec. Lamuru

21 Bila Walanae 257.531,25

Kec. Salomekko, Kec. Bontocani, Kec. Kahu, Kec. Tonra, Kec. Libureng, Kec. Ponre, Kec. Lappariaja, Kec. Lamuru, Kec. Awangpone, Kec. Ulaweng, Kec. Tellusiattingnge, Kec. Duaboccoe, Kec. Cenrana, Kec. Ajangale

22 Pangkajene 4.843,57 Kec. Lamuru

23 Taneteriattang 2.341,44 Kec. Barebbo, Kec. Tanete Riattang, Kec. Tanete Riattang Timur, Kec. Palakka

(6)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

21

Peta 2.1

Peta Daerah Aliran Sungai

21

21

(7)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

22

Luas wilayah Kabupaten Bone tercatat 4.559 km2 dengan luas area terbangun 2.747,36 Ha, meliputi 27 kecamatan yang terdiri dari 328 Desa dan 44 Kelurahan, dimana Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng merupakan 2 kecamatan terluas dengan luas masing-masing adalah 463,35 km2 (10,16%)dan 344,24 km2 (7,55%). Sedangkan wilayah kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Tanete Riattang yang merupakan ibukota kabupaten dan Kecamatan tanete Riattang dengan luas masing-masing adalah 23,79 km2 (0,52 %) dan 48,88 km2 (1,07%).

(Lihat Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan dan Peta 2.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bone)

Tabel 2.2

Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan jumlah Kelurahan

Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun (km2) (%) Terhadap Total (Ha) (%) Terhadap Total Bontocani 11 46,335 10.16 241.82 2.24 Kahu 20 18,950 4.16 595.85 5.52 Kajuara 18 12,413 2.72 491.11 4.55 Salomekko 8 84,91 1.86 222.22 2.06 Tonra 10 20,032 4.39 187.31 1.73 Patimpeng 11 13,047 2.86 244.93 2.72 Libureng 20 34,425 7.55 482.59 4.47 Mare 18 26,350 5.78 367.62 3.42 Sibulue 20 15,580 3.42 273.42 4.38 Cina 12 14,750 3.24 395.14 3.66 Barebbo 18 11,420 2.50 387.82 3.59 Ponre 9 29,300 6.43 203.02 1.88 Lappariaja 9 13,800 3.03 362.60 3.36 Lamuru 12 20,800 4.56 395.87 3.66 Tellu Limpoe 11 31,810 6.98 210.08 1.94 Bengo 9 16,400 3.60 395.80 3.66 Ulaweng 15 16,167 3.55 380.69 3.52 Palakka 15 11,532 2.53 341.22 3.16 Awangpone 18 11,070 2.43 421.41 3.90

(8)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

23

Tellu Siattinge 17 15,930 3.49 591.76 5.48 Amali 15 11,913 2.61 326.77 3.03 Ajangale 14 13,900 3.05 421.61 3.90 Dua Boccoe 22 14,490 3.18 454.87 4.21 Cenrana 16 14,360 3.15 339.09 3.14 T.Riattang Barat 8 5,368 1.18 637.56 5.90 Tanete Riattang 8 2,379 0.52 701.38 6.49 T.Riattang Timur 8 4,888 1.07 528.53 4.89 JUMLAH 372 455,900 100 10,802 100

(9)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

24

Peta 2.1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bone

(10)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN BONE

25

2.2. Kondisi Demografis

Kabupaten Bone dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Tanete Riattang merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni mencapai 20,97 jiwa/Ha. Jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 12.427 KK, dengan jumlah penduduk 49.887 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Tanete Riattang tercatat 2.379 Ha (0,52 persen dari luas wilayah Kabupaten Bone) dengan luas area terbangun 701,38 Ha yang meliputi 8 kelurahan. (Lihat Tabel 2.3

Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir)

Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bone khususnya lima tahun terakhir (tahun 2008-2012) menunjukkan angka 2,72 % pertahun. Proyeksi penduduk untuk 5 Tahun kedepan tahun 2018 diprediksikan penduduk Kabupaten Bone mencapai 763.412 jiwa dengan kepadatan penduduk 1,67 jiwa/Ha. (Lihat Tabel 2.4 Jumlah

Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)

Adapun metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometri. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

Po = jumlah penduduk tahun dasar

Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi) r = laju pertumbuhan penduduk (%)

t = waktu (tahun) Pt = Po (1 + r)t

Pt/Po = (1 + r)t log Pt/Po = log (1+r)t log Pt/Po = t log (1+r) 1/t log Pt/Po = log (1+r) antilog 1/t log Pt/Po = (1+r) antilog 1/t log Pt/Po -1 = r

(11)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.3.

Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 1 Bontocani 15.681 15.326 15.350 15.443 15.491 3.920 3.832 3.838 3.861 3.873 -2.26 0.16 0.61 0.31 0.34 0.33 0.33 0.33 0.33 2 Kahu 36.118 37.042 37.399 37.793 37.919 9.030 9.261 9.350 9.448 9.480 2.56 0.96 1.05 0.33 1.91 1.95 1.97 1.99 2.00 3 Kajuara 32.233 34.034 34.599 34.054 35.295 8.058 8.509 8.650 8.514 8.824 5.59 1.66 -1.58 3.64 2.60 2.74 2.79 2.74 2.84 4 Salomekko 13.897 14.272 14.970 15.112 15.190 3.474 3.568 3.743 3.778 3.798 2.70 4.89 0.95 0.52 1.64 1.68 1.76 1.78 1.79 5 Tonra 11.634 12.581 12.830 13.033 13.141 2.909 3.145 3.208 3.258 3.035 8.14 1.98 1.58 0.83 0.58 0.63 0.64 0.65 0.66 6 Patimpeng 14.764 15.470 15.670 15.894 16.014 3.691 3.868 3.918 3.974 4.004 4.78 1.29 1.43 0.76 1.13 1.19 1.20 1.22 1.23 7 Libureng 29.368 29.006 29.165 29.352 29.457 7.342 7.252 7.291 7.338 7.364 -1.23 0.55 0.64 0.36 0.85 0.84 0.85 0.85 0.86 8 Mare 23.520 24.692 25.129 25.524 25.732 5.880 6.,173 6.282 6.381 6.433 4.98 1.77 1.57 0.81 0.89 0.94 0.95 0.97 0.98 9 Sibulue 30.857 32.236 32.664 33.048 33.255 7.714 8.059 8.166 8.262 8.314 4.47 1.33 1.18 0.63 1.98 2.07 2.10 2.12 2.13 10 Cina 25.210 25.213 25.437 25.689 25.821 6.303 6.303 6.368 6.422 6.455 0.01 0.89 0.99 0.51 1.71 1.71 1.72 1.74 1.75 11 Barebbo 25.422 26.108 26.383 26.679 26.832 6.361 6.527 6.596 6.670 6.708 2.70 1.05 1.12 0.57 2.23 2.29 2.31 2.34 2.35 12 Ponre 13.130 13.126 13.198 13.365 13.453 3.283 3.282 3.300 3.341 3.363 -0.03 0.55 1.27 0.66 0.45 0.45 0.45 0.46 0.46 13 Lappariaja 22.619 22.966 23.183 23.342 23.426 5.655 5.742 5.796 5.836 5.857 1.53 0.94 0.69 0.36 1.64 1.66 1.68 1.69 1.70 14 Lamuru 25.331 24.316 24.293 24.461 24.547 6.333 6.079 6.073 6.115 6.137 -4.01 -0.09 0.69 0.35 1.22 1.17 1.17 1.18 1.18 15 Tellu Limpoe 13.117 13.585 13.771 13.853 13.900 3.279 3.396 3.443 3.463 3.475 3.57 1.37 0.60 0.34 0.41 0.43 0.43 0.44 0.44 16 Bengo 26.250 25.234 25.247 25.305 25.336 6.563 6.309 6.312 6.326 6.334 -3.87 0.05 0.23 0.12 1.60 1.54 1.54 1.54 1.54 17 Ulaweng 26.301 24.641 24.504 24.559 24.588 6.575 6.160 6.126 6.140 6.147 -6.31 -0.56 0.22 0.12 1.63 1.52 1.52 1.52 1.52 18 Palakka 21.627 21.917 22.084 22.223 22.295 5.407 5.479 5.521 5.556 5.574 1.34 0.76 0.63 0.32 1.88 1.90 1.92 1.93 1.93

26

(12)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

19 Awangpone 29.230 28.523 28.583 28.784 28.893 7.308 7.131 7.146 7.196 7.223 -2.42 0.21 0.70 0.38 2.64 2.58 2.58 2.60 2.61 20 Tellu Siattinge 42.435 39.891 39.733 39.821 39.868 10.609 9.973 9.933 9.955 9.967 -6.00 -0.40 0.22 0.12 2.66 2.50 2.49 2.50 2.50 21 Amali 22.239 20.666 20.546 20.591 20.616 5.560 5.167 5.137 5.148 5.154 -7.07 -0.58 0.22 0.12 1.87 1.73 1.72 1.73 1.73 22 Ajangale 29.095 27.316 27.203 27.263 27.296 7.274 6.829 6.801 6.816 6.824 -6.11 -0.41 0.22 0.12 2.09 1.97 1.96 1.96 1.96 23 Dua Boccoe 31.532 29.995 29.941 30.007 30.043 7.883 7.499 7.485 7.502 7.511 -4.87 -0.18 0.22 0.12 2.18 2.07 2.07 2.07 2.07 24 Cenrana 24.968 23.464 23.362 23.560 23.663 6.242 5.866 5.841 5.890 5.916 -6.02 -0.43 0.85 0.44 1.74 1.63 1.63 1.64 1.65 25 T.Riattang Barat 37.594 42.354 43.512 44.700 45.329 9.399 10.589 10.87 8 11.17 5 11.33 2 12.66 2.73 2.73 1.41 7.00 7.89 8.11 8.33 8.44 26 Tanete Riattang 43.793 47.533 48.532 49.423 49.887 10.948 11.883 12.13 3 12.35 6 12.42 7 8.54 2.10 1.84 0.94 18.41 19.98 20.40 20.77 20.97 27 T.Riattang Timur 37.752 39.786 40.393 41.081 41.450 9.438 9.947 10.09 8 10.27 0 10.36 3 5.39 1.53 1.70 0.90 7.72 8.14 8.26 8.40 8.48 Total 705.717 711.293 717.681 723.959 728.737 176,438 171.655 179.433 180.991 181.892 0.79 0.90 0.87 0.66 1.55 1.56 1.57 1.59 1.60 Sumber: BPS Bone Dalam Angka Tahun 2008-2013

(13)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.4.

Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 Bontocani 15.633 15.705 15.777 15.849 15.922 3.909 3.927 3.945 3.936 3.981 0,46 0,46 0,46 0,46 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 2 Kahu 38.447 38.713 38.981 39.251 39.523 9.546 9.612 9.679 9.746 9.814 0,69 0,69 0,69 0,69 2.03 2.04 2.06 2.07 2.09 3 Kajuara 36.005 36.365 36.729 37.097 37.468 8.912 9.001 9.091 9.182 9.274 1,00 1,00 1,00 1,00 2.90 2.93 2.96 2.99 3.02 4 Salomekko 15.413 15.526 15.640 15.755 15.870 3.826 3.854 3.882 3.910 3.939 0,73 0,73 0,73 0,73 1.82 1.83 1.84 1.86 1.87 5 Tonra 13.459 13.621 13.785 13.951 14.119 3.072 3.109 3.146 3.184 3.222 1,20 1,20 1,20 1,20 0.67 0.68 0.69 0.70 0.70 6 Patimpeng 16.366 16.545 16.726 16.909 17.094 4.048 4.092 4.137 4.182 4.228 1,09 1,09 1,09 1,09 1.25 1.27 1.28 1.30 1.31 7 Libureng 29.752 29.901 30.050 30.200 30.351 7.401 7.438 7.475 7.512 7.550 0,50 0,50 0,50 0,50 0.86 0.87 0.87 0.88 0.88 8 Mare 26.350 26.664 26.982 27.304 27.630 6.510 6.588 6.667 6.747 6.827 1,19 1,19 1,19 1,19 1.00 1.01 1.02 1.04 1.05 9 Sibulue 33.856 34.161 34.469 34.779 35.092 8.389 8.465 8.541 8.618 8.696 0,90 0,90 0,90 0,90 2.17 2.19 2.21 2.23 2.25 10 Cina 26.211 26.408 26.607 26.807 27.009 6.504 6.553 6.602 6.652 6.702 0,75 0,75 0,75 0,75 1.78 1.79 1.80 1.82 1.83 11 Barebbo 27.288 27.519 27.752 27.987 28.224 6.765 6.822 6.880 6.938 6.997 0,85 0,85 0,85 0,85 2.39 2.41 2.43 2.45 2.47 12 Ponre 13.713 13.845 13.978 14.112 14.248 3.395 3.428 3.461 3.494 3.528 0,96 0,96 0,96 0,96 0.47 0.47 0.48 0.48 0.49 13 Lappariaja 23.671 23.795 23.919 24.044 24.170 5.888 5.919 5.950 5.981 6.012 0,52 0,52 0,52 0,52 1.72 1.72 1.73 1.74 1.75 14 Lamuru 24.804 24.933 25.063 25.194 25.352 6.169 6.201 6.233 6.266 6.299 0,52 0,52 0,52 0,52 1.19 1.20 1.20 1.21 1.22 15 Tellu Limpoe 14.030 14.096 14.162 14.228 14.294 3.491 35.07 3.523 3.539 3.556 0,47 0,47 0,47 0,47 0.44 0.44 0.45 0.45 0.45 16 Bengo 25.426 25.471 25.516 25.561 25.606 6.345 6.356 6.367 6.378 6.389 0,18 0,18 0,18 0,18 1.55 1.55 1.56 1.56 1.56 17 Ulaweng 24.672 24.714 24.756 24.798 24.840 6.158 6.169 6.180 6.191 6.202 0,17 0,17 0,17 0,17 1.53 1.53 1.53 1.53 1.54 18 Palakka 22.508 22.615 22.723 22.831 22.940 5.601 5.628 5.655 5.682 5.709 0,48 0,48 0,48 0,48 1.95 1.96 1.97 1.98 1.99

28

(14)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

19 Awangpone 29.206 29.364 29.523 29.683 29.844 7.262 7.301 7.340 7.380 7.420 0,54 0,54 0,54 0,54 2.64 2.65 2.67 2.68 2.70 20 Tellu Siattinge 40.004 40.072 40.140 40.208 40.276 9.984 10.00 1 10,01 8 10.03 5 10.05 2 0,17 0,17 0,17 0,17 2.51 2.52 2.52 2.52 2.53 21 Amali 20.686 20.721 20.756 20.791 20.826 5.163 5.172 5.181 5.190 5.199 0,17 0,17 0,17 0,17 1.74 1.74 1.74 1.75 1.75 22 Ajangale 27.390 27.437 27.484 27.531 27.578 6.836 6.848 6.860 6.872 6.884 0,17 0,17 0,17 0,17 1.97 1.97 1.98 1.98 1.98 23 Dua Boccoe 30.145 30.196 30.247 30.298 30.350 7.524 7.537 7.550 7.563 7.576 0,17 0,17 0,17 0,17 2.08 2.08 2.09 2.09 2.09 24 Cenrana 23.968 24.122 24.277 24.433 24.590 5.954 5.992 6.030 6.069 6.108 0,64 0,64 0,64 0,64 1.67 1.68 1.69 1.70 1.71 25 T.Riattang Barat 47.222 48.198 49.194 50.211 51.249 11.56 6 11.80 5 12.04 9 12.29 8 12.55 2 2,07 2,07 2,07 2,07 8.80 8.98 9.16 9.35 9.55 26 Tanete Riattang 51.280 51.991 52.712 53.443 54.184 12.59 9 12.77 4 12.95 1 13.13 1 13.31 3 1,39 1,39 1,39 1,39 21.56 21.85 22.16 22.46 22.78 27 T.Riattang Timur 42.535 43.088 43.648 44.215 44.790 10.49 8 10.63 4 10.77 2 10.91 2 11.05 4 1,30 1,30 1,30 1,30 8.70 8.82 8.93 9.05 9.16 Total 740.04 0 745.78 6 751.59 6 757.47 0 763.41 2 183.3 15 184.7 33 186.1 65 187.6 15 189.0 83 0,78 0,78 0,78 0,78 1.62 1.64 1.65 1.66 1.67 Sumber: BPS Bone Dalam Angka Tahun 2008-2013

(15)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

30

2.3. Keuangan Dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Kondisi Keuangan Daerah

Kebijakan umum Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2012 diarahkan pada Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan dan potensi yang dimiliki dari masing-masing sumber pendapatan. Target Pendapatan Kabupaten Bone ditargetkan sebesar Rp.100.116.236.500,00 dan telah dapat terealisasi sekitar Rp. 52.347.928.041,42 atau sekitar 52 %. Tahun 2012 realisasi untuk belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.064.893.051,68 dan untuk belanja langsung sebesar Rp. 374.353.042.835,00. (Lihat tabel 2.5. Rekapitulasi

Realisasi APBD Kabupaten Bone Tahun 2009-2012).

Realisasi belanja langsung tersebut yang teralokasikan untuk belanja sektor sanitasi pada tahun 2012 sebesar Rp.1.965.866.700,00 yang meliputi pendanaan investasi sanitasi sebesar Rp.1.565.866.700,00 dan biaya pemeliharaan/ operasional sebesar Rp. 400.000.000,00 (Lihat tabel 2.6.

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bone Tahun 2009-2012 dan Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bone Tahun 2009-2012).

Penganggaran daerah dalam APBD untuk sektor sanitasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sampai pada akhir Tahun 2012 realisasi belanja sanitasi sebesar Rp. 1.965.866.700,00, namun porsi belanja sektor sanitasi relatif masih kecil jika dibandingkan dengan anggaran belanja sektor lainnya, presentase anggaran belanja langsung sanitasi untuk Tahun 2012 sebesar 0,26% dari total belanja langsung sebesar Rp.374.353.042.835,00. (Lihat tabel 2.7. Perhitungan

(16)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

31

Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2012)

Retribusi daerah untuk pengelolaan sanitasi masih terbatas pada retribusi persampahan, sedangkan untuk komponen sanitasi lainnya belum ada. Hal ini dikarenakan penyediaan sarana prasarana komponen sanitasi lainnya belum tersedia. Tahun 2012 pendapatan dari retribusi persampahan sebesar Rp.2.003.143.425,00 (Tabel 2.9.

Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2012)

2.3.2. Kondisi Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone dapat diukur dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Bone sebesar Rp. 6.412.649,41 dan dari tahun ke tahun terus meningkat hingga pada tahun 2012 nilai PDRB Bone sebesar Rp. 10.372.888,85.

Nilai PDRB Kabupaten Bone tersebut memberikan konstribusi terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan sekitar 8,01 persen dari angka ini memperlihatkan bahwa sumbangan Kabupaten Bone terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan masih relatif kecil. Namun demikian konstribusi PDRB Kabupaten Bone setiap tahunnya terus meningkat. (Lihat Tabel

(17)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.5.

Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2013

No Realisasi Anggaran Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) 2009 2010 2011 2012 2013 A Pendapatan (a.1+a.2+a.3) 1.073.188.982.277,65 1.198.004.102.130,75 -45,83

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 34.414.657.469,78 52.347.658.041,42 85.927.449.932

-1,68

a.1.1 Pajak Daerah 6.340.000.000 12.221.000.000 7.453.780.418,00 14.648.182.111,00 32,20

a.1.2 Retribusi Daerah 21.713.000.000 27.430.000.000 9.049.346.523,50 11.719.239.389,00 -18,58

a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang

dipisahkan 2.371.000.000 2.159.000.000 1.808.641.054,00 1.803.307.199,19 -8,72

a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 24.655.000.000 6.738.000.000 16.102.889.474,78 24.177.199.342,23 -0,65

a.2 Dana Perimbangan ( Transfer ) 761.561.809.210,00 913.646.370.304,00 1.028.563.164.914 0,38

a.2.1 Dana bagi hasil 53.318.000.000 63.154.000.000 51.063.154.210,00 70.178.318.304,00 37,43

a.2.2 Dana alokasi umum 749.671.000.000 747.332.000.000 622.119.055.000,00 754.025.482.000,00 0,19

a.2.3 Dana alokasi khusus 100.367.000.000 110.584.000.000 88.379.600.000,00 89.442.570.000,00 -3,77

a.3 Lain-lain pendapatan yang sah 277.212.515.597,87 232.010.073.785,33 279.000.255.094 -67,21

a.3.1 Hibah 6.580.000.000.000 1.150.000.000.000 - - -100,00

a.3.2 Dana darurat - - - - 0,00

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada

Kabupaten - - 28.707.740.597,87 31.750.484.255,33 100,00

a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus - - 214.939.746.840,00 175.430.622.000,00 100,00

a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah

daerah lainnya - - 33.565.028.160,00 24.828.927.530,00 100,00

B Belanja (b.1+b.2) 21,20

b.1 Belanja Tidak Langsung 486.786.359.310,41 559.035.685.306,82 710.551.949.901,95 1.064.893.051.971.68 29,81

(18)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

b.1.1 Belanja pegawai 419.428.285.702,00 511.753.924.004,00 642.874.404.609,00 711.303.789.544,52 19,25 b.1.2 Bunga 4.765.023.478,41 2.939.415.374,90 2.649.295.975,35 2.301.684.245,16 -21,54 b.1.3 Subsidi - - - - 0,00 b.1.4 Hibah 3.000.000.000,00 - 2.122.493.250,00 17.941.500.000,00 81,51 b.1.5 Bantuan social 19.098.898.200,00 19.529.317.500,00 20.398.194.700,00 3.055.000.000,00 -45,72

b.1.6 Belanja bagi hasil 1.643.091.930,00 - 41.477.594.967,60 328.891.591.382,00 484,97

b.1.7 Bantuan Keuangan 38.556.375.000,00 23.843.038.427,92 - - -100,00

b.1.8 Belanja tidak terduga 294.685.000,00 969.990.000,00 1.029.966.400,00 1.399.486.800,00 68,09

b.2 Belanja Langsung 321.603.322.755,00 215.430.998.645,00 315.583.405.719,00 374.353.042.835,00 5,19

b.2.1 Belanja pegawai 21.357.943.940,00 23.594.087.155,00 26.265.840.100,00 15.810.319.500,00 -9,54

b.2.2 Belanja barang dan jasa 96.175.169.728,00 102.834.416 157.169.843.208,00 164.390.067.506,00 19,57

b.2.3 Belanja modal 204.070.209.087,00 89.002.495.051,00 132.147.722.411,00 194.152.655.829,00 -1,65

C Pembiayaan

-68,35

Surplus / Defisit Anggaran 47.053.626.656,70 48.758.007.324,07 -65,46

Sumber : Bone Dalam Angka Realisasi APBD Tahun 2009-2012, DDPKAD

(19)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.6.

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2013

No SKPD

Tahun Rata-rata

Pertumbuhan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Dinas Pekerjaan Umum

1.a Investasi - - - -

1.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

2 Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan

2.a Investasi 1.612.307.000 2.003.100.000 1.906.300.000 1.565.866.700 - -0,97

2.b Operasional / Pemeliharaan (OM) 150.000.000 175.000.000 200.000.000 400.000.000 - 0,00

3 Badan Lingkungan Hidup Daerah

3.a Investasi - - - -

3.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

4 Dinas Kesehatan

4.a Investasi - - - -

4.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

5 Bappeda

5.a Investasi - - - -

5.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

6.a Investasi - - - -

6.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

7 Kantor Pengelola Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman

7.a Investasi - - - -

7.b Operasional / Pemeliharaan (OM) - - - -

(20)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

8 Belanja Sanitasi 1.762.307.000,00 2.178.100.000,00 2.106.300.000,00 1.965.866.700,00 - 3,71

9 Pendanaan Investasi Sanitasi 1.612.307.000,00 2.003.100.000,00 1.906.300.000,00 1.565.866.700,00 - -0,97

10 Pendanaan Operasional / Pemeliharaan

(OM) 150.000.000,00 175.000.000,00 200.000.000,00 400.000.000,00 - 38,67

11 Belanja Langsung 321.603.322.755,00 112.699.416.622,00 315.583.405.719,00 374.353.042.835,00 - 5,19

12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja

Langsung (8/11) 0,005 0,019 0,007 0,005 - -

13 Proporsi Investasi Sanitasi - Total

Belanja Sanitasi (9/8) 0,915 0,920 0,905 0,797 - -

14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja

Sanitasi (10/8) 0,085 0,080 0,095 0,203 - -

Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009 – 2012, Bappeda

(21)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.7.

Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2013

No Uraian Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 1.762.307.000,00 2.178.100.000,00 2.106.300.000,00 1.965.866.700,00 - 3,71

1.1 Air Limbah Domestik 320.755.000 747.600.000 471.000.000 1.248.000.000 - 57,28

1.2 Sampah Rumah Tangga 130.000.000 210.000.000 150.000.000 187.000.000 - 12,88

1.3 Drainase Perkotaan 1.311.552.000 1.220.500.000 1.485.300.000 530.866.700 - -26,03

1.4 PHBS - - - 0,00

2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) 972.400.000,00 1.079.320.000,00 1.333.510.000,00 997.746.000,00 - 0,86

2.1 DAK Sanitasi 972.400.000 1.079.320.000 1.333.510.000 997.746.000 - 0,86

2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - 0,00

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - 0,00

3 Pinjaman/Hibah Untuk Sanitasi - - - - - 0,00

4 Bantuan Keuangan Provinsi Untuk

Sanitasi - - - - - 0,00

Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1-2-3) 789.907.000,00 1.098.780.000,00 772.790.000,00 968.120.700,00 - 7,02

Total Belanja Langsung 321.603.322.755,00 112.699.416.622,00 315.583.405.719,00 374.353.042.835,00 - 5,19

% APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0,25 0,97 0,24 0,26 -

Sumber : APBD Tahun 2009 – 2012, Bappeda

(22)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.8.

Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2013

No Deskripsi Tahun Rata-rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten

(Rp.) 1.762.307.000 2.178.100.000 2.106.300.000 1.965.866.700 - 2.003.143.425

2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 711.293 717.681 723.959 728.737 - 720.418

Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) 2.477,61 3.034,91 2.909,42 2.697,64 - 2.780,53

Sumber : APBD dan BPS Bone Dalam Angka Tahun 2009 – 2012, Bappeda

(23)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.9.

Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Bone Tahun 2009 – 2013

No SKPD

Tahun Rata-rata

Pertumbuhan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Retribusi Air Limbah

1.a Realisasi Retribusi - - - -

1.b Potensi Retribusi - - - -

2 Retribusi Sampah

2.a Realisasi Retribusi 187.784.000 172.600.000 113.595.000 113.780.000 - -15,38

2.b Potensi Retribusi 220.000.000 220.000.000 300.000.000 200.000.000 - -3,13

3 Retribusi Drainase

3.a Realisasi Retribusi - - - -

3.b Potensi Retribusi - - - -

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi

(1.a+2.a+3.a) 187.784.000,00 172.600.000,00 113.595.000,00 113.780.000,00 - -15,38

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi

(1.b+2.b+3.b) 220.000.000,00 220.000.000,00 300.000.000,00 200.000.000,00 - -3,13

Proporsi Total Realisasi – Potensi

Retribusi Sanitasi (4/5) 0,85 0,78 0,38 0,57 -

Sumber : APBD Tahun 2009 – 2012, Bappeda

(24)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.10.

Peta Perekonomian Kabupaten BoneTahun 2009 – 2013

N

o Deskripsi

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 PDRB harga konstan (struktur

perekonomian) (Rp.) 6.412.649,41 7.530.369,81 8.835.528,87 10.372.888,85 -

2 Pendapatan perkapita kabupaten (Rp.) 9.009,72 10.492.627 12.188.533 14.234.064 -

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 10,22 12,40 15,12 17,24 -

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone

(25)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

40

2.4. Tata Ruang Wilayah

Strategi Kebijakan dan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Bone dilakukan dengan lebih awal memperhatikan kebijakan dan strategi dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan nasional yang berkaitan dengan wilayah atau bagian dari wilayah Kabupaten Bone untuk selanjutnya dijabarkan dan dipadukan kedalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bone. Dengan demikian aspek sinkronisasi dan keterpaduan tatanan pengelolaan tata ruang wilayah Kabupaten Bone lebih terbuka dan akomodatif terhadap kegiatan berbagai pemangku kepentingan baik secara nasional, regional dan lokal dengan tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekologis (fungsi lindung) maupun aspek ekonomi (fungsi budidaya) kawasan.

Berdasarkan visi dan misi serta tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bone, maka kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten Bonea dalah sebagai berikut:

a. pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan; b. pengembangan prasarana wilayah;

c. peningkatan fungsi kawasan lindung; d. peningkatan sumber daya hutan produksi;

e. peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan;

f. pengembangan potensi pariwisata; g. pengembangan potensi pertambangan; h. pengembangan potensi industri;

i. pengembangan potensi perdagangan; j. pengembangan potensi pendidikan; k. pengembangan potensi permukiman;

l. peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan

m. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan Keamanan Negara.

(26)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

41

Dalam PP/26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan Kawasan Bone dan sekitarnya sebagai salah satu kawasan strategis nasional (KSN) dengan sudut kepentingan strategisnya adalah sosial budaya. Terkait dengan aspek kepentingan sosial budaya di kawasan Bone, maka akan terdapat dua wilayah administratif kabupaten yang berkepentingan dan tercakup didalamnya.

2.4.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang RTRW Sulawesi Selatan, kawasan perkotaan Tanete Riattang Ibukota Kabupaten Bone merupakan Pusat Pelayanan Lokal (PKL).

PKL Kawasan Perkotaan Bone mempunyai skala pelayanan wilayah Kabupaten Bone dalam klaster ruang di sekitarnya dan diarahkan pada:

 Penataan ruang kota melalui perencanaan detail tata ruang kota (RDTRK dan Zoning Regulation) pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kota.

 Penyediaan sarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota, serta peningkataan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan.

 Peningkatan prasarana komunikasi antar wilayah pengembangan yang ada di Kabupaten Bone.

 Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui pengembangan sistem transportasi yang memadai.

 Peningkatan fungsi kota sebagai penyangga fungsi ibukota kabupaten.

(27)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

42

Berdasarkan kondisi dan potensi yang ada, beberapa kawasan perkotaan yang menjadi Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) oleh Pemerintah Kabupaten Bone yaitu Kota Watampone yang potensial dikembangkan sebagai gerbang wisata penghubung kawasan wisata budaya.

Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan Kabupaten Bone yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

PPK sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone terdiri atas ibukota-ibukota kecamatan yang tidak termasuk PKL atau PKLP, meliputi:

a. Kawasan Kecamatan Ponre b. Kawasan Kecamatan Libureng c. Kawasan Kecamatan Tonra d. Kawasan Kecamatan Salomekko e. Kawasan Kecamatan Patimpeng f. Kawasan Kecamatan Bontocani g. Kawasan Kecamatan Tellu Limpoe h. Kawasan Kecamatan Sibulue i. Kawasan Kecamatan Amali j. Kawasan Kecamatan Cenrana

PPK-PPK di Kabupaten Bone diarahkan pada:

 Peningkatan aksesibilitas ke PKL dan Ibukota Kabupaten.  Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang

dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan.

 Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan.

 Peningkatan prasarana komunikasi antar sentra produksi. Pusat Pelayanan Lokal yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan

(28)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

43

skala antar desa. PPL sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone terdiri atas:

a. Kawasan Perkotaan Tanete Riattang b. Kawasan Perkotaan Tanete Riattang Barat c. Kawasan Perkotaan Tanete Riattang Timur d. Kawasan Perkotaan Palakka

e. Kawasan Perkotaan Ulaweng f. Kawasan Perkotaan Ajangale g. Kawasan Perkotaan Dua Boccoe h. Kawasan Perkotaan Tellu Siattinge i. Kawasan Perkotaan Bengo

j. Kawasan Perkotaan Lamuru k. Kawasan Perkotaan Mare l. Kawasan Perkotaan Kahu m. Kawasan Perkotaan Kajuara n. Kawasan Perkotaan Lapri o. Kawasan Perkotaan Cina

p. Kawasan Perkotaan Awangpone q. Kawasan Perkotaan Barebbo

(29)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

44

Peta 2.3.

Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bone

(30)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

45

2.4.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bone meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis kabupaten dan atau lintas kecamatan dan atau kota. Kebijakan pengembangan pola ruang ditujukan untuk mewujudkan pola penggunaan ruang yang seimbang antara daya lindung kawasan lindung dengan kapasitas produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya secara asri dan lestari. Kawasan lindung yang baik yang bersifat:

(i) Preservasi berupa hutan lindung baik di daerah ketinggian pedalaman yang merupakan daerah hulu (upstream) Daerah Aliran Sungai (DAS),

(ii) Konservasi berupa taman margasatwa.

Selain daripada itu, untuk kepentingan pelestarian warisan sejarah dan budaya dapat ditetapkan suatu kawasan konservasi seperti cagar budaya bangunan buatan manusia yang ditetapkan sebagai benda purbakala. Dalam kawasan budi daya juga diusahakan sebisa mungkin menumbuhkembangkan dan melestarikan kawasan lindung setempat baik ruang darat, maupun udara untuk menjaga keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang juga merupakan mata rantai sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau, baik berupa hutan kota, jalur hijau di sempadan sungai, sempadan danau, dan sempadan jalan. Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan diarahkan tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang didukung alam yang asri dan lestari. Pola pemanfaatan daerah perkotaan diarahkan juga dapat terwujud tatanan lingkungan yang swatata dalam memproduksi dan mengolah daya penentralisiran limbah.

(31)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

46

Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Bone meliputi :

 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis

A. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung a) Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi :

 Meningkatkan fungsi ekologis kawasan lindung utamanya hutan lindung melalui penanganan lahan kritis.

 Mencegah terjadinya pengalihfungsian kawasan lindung dalam skala kecil sekalipun.

 Mendorong partisipasi masyarakat sekitar kawasan lindung untuk mempertahankan keberadaannya, terutama hutan lindung.

b) Strategi pengembangan kawasan lindung meliputi :  Meningkatkan pola penanganan lahan kritis baik

yang berada dalam kawasan hutan lindung maupun yang berada dalam hutan produksi melalui kegiatan penghijauan/reboisasi.

 Meningkatkan pengendalian kegiatan dan fungsi pengawasan terhadap areal kawasan lindung.

 Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat sekitar akan fungsi penting keberadaan kawasan lindung, serta melakukan diversifikasi lahan usaha baru di daerah pedesaan sehingga bermanfaat pada peningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. B. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

a) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :  Meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan

(32)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

47

 Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak melampauai daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

 Mengoptimalkan nilai ekonomis kegiatan budidaya dengan minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan.

b) Strategi pengembangan kawasan budidaya meliputi :  Menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan

karakteristik lingkungannya, dan kondisi kekinian yang telah ada.

 Meningkatkan keterkaitan mutualistis antar kegiatan melalui inovasi kegiatan-kegiatan baru dan peningkatan sinergisitas.

 Mengintensifkan kegiatan budidaya yang ada saat ini dengan stimulus agar manfaat ekonomisnya optimal, dengan lingkungan yang tetap stabil. C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis

a) Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi :  Melestarikan dan meningkatkan fungsi warisan

budaya lokal dan rona alam sebagai obyek wisata dunia.

 Melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem lingkungan, dan mempertahankan fungsi perlindungan kawasan.  Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan

dalam pengembangan perekonomian wilayah. b) Strategi pengembangan kawasan strategis meliputi :

 Meningkatkan peran warisan budaya lokal dan rona alam dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah melalui kegiatan pariwisata.

(33)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

48

 Mengidentifikasi dan mengembangkan obyek-obyek budaya lokal dan rona alam yang menarik yang belum dikelola dengan baik dan belum terpublikasi untuk menambah khasanah daya tarik wisata, melengkapi obyek-obyek yang telah berkembang saat ini.

 Meningkatan pengendalian aktivitas kegiatan budidaya yang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.

 Melakukan intervensi iptek dalam pengelolaan kawasan budidaya sehingga mampu berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan perekonomian wilayah. (Lihat Peta 2.4. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bone)

(34)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

49

Peta 2.4.

Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bone

(35)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

50

2.5. Sosial Dan Budaya

Pelaksanaan program pembangunan di berbagai sektor yang makin meningkat di Kabupaten Bone telah memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan, yang ditunjukkan makin kondusifnya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Pelayanan pendidikan sudah relatif merata dan bahkan sudah menjangkau daerah terpencil dan perbatasan.

Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan di Bone semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Jumlah siswa dan guru menunjukkan perkembangan yang makin bertambah, sedangkan rasio siswa terhadap sekolah dan rasio guru terhadap siswa makin membaik pada semua jenjang pendidikan namun pemerataan penempatan guru masih perlu ditingkatkan utamanya pada lokasi-lokasi yang jauh dan terpencil.

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana, harus didukung dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Di Kabupaten Bone jumlah sarana pendidikan tahun 2012 terdiri dari Sekolah Dasar (SD) sebanyak 655 buah , SLTP sebanyak 124 buah, SLTA sebanyak 35 buah, dan SMK dan sederajat 55 buah. (Lihat Tabel 2.11. Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Bone)

Berdasarkan data PPLS, angka kemiskinan pada tahun 2012 sebesar 88.800 jiwa atau 12,25 persen, dari data tersebut cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang tercatat 4.093 jiwa atau sebesar 0,42 persen. Sedangkan data dari Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penangggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012 untuk Perlindungan

(36)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

51

Sosial angka penduduk dengan tingkat kesejahteraan 10 - 30% sebesar 00.000 jiwa atau 00,00 Kepala Keluarga. Di tahun 2012 jumlah rumah di Kabupaten Bone mencapai 163.737 rumah. (Lihat Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan dan Tabel 2.13. Jumlah Rumah Per kecamatan)

Tabel 2.11.

Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Bone

No Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SLTA SMK MI MTs MA 1 Bontocani 23 6 2 - 2 3 - 2 Kahu 28 5 2 - 10 8 3 3 Kajuara 30 4 1 1 2 3 2 4 Salomekko 13 3 1 - 2 2 1 5 Tonra 15 2 1 - - 2 - 6 Patimpeng 13 4 1 1 3 2 2 7 Libureng 29 6 2 2 3 3 1 8 Mare 29 5 1 1 - 1 - 9 Sibulue 32 6 1 - 3 5 2 10 Cina 27 4 1 1 1 2 - 11 Barebbo 29 4 - 1 3 2 - 12 Ponre 21 4 1 - 2 3 2 13 Lappariaja 17 4 1 1 6 5 2 14 Lamuru 21 5 1 - 7 6 4 15 Tellu Limpoe 14 6 - - - 1 - 16 Bengo 19 3 1 - 4 2 1 17 Ulaweng 27 3 1 - 1 2 1 18 Palakka 21 4 1 - 1 - - 19 Awangpone 30 5 1 1 8 3 2 20 Tellu Siattinge 39 5 1 1 5 6 2 21 Amali 23 5 1 - 5 2 1 22 Ajangale 28 7 1 - 4 2 1 23 Dua Boccoe 40 5 1 - 2 6 3 24 Cenrana 33 5 2 - 1 5 1 25 T.Riattang Barat 12 4 5 4 6 3 - 26 Tanete Riattang 30 6 2 3 2 3 3 27 T.Riattang Timur 22 4 2 3 4 3 1 JUMLAH 665 124 35 20 87 85 35

(37)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

52

Tabel 2.12.

Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Keluarga

Miskin (KK) 1 Bontocani 2.196 2 Kahu 3.188 3 Kajuara 2.924 4 Salomekko 1.833 5 Tonra 1.433 6 Patimpeng 1.727 7 Libureng 2.971 8 Mare 2.533 9 Sibulue 3.579 10 Cina 2.465 11 Barebbo 2.470 12 Ponre 1.763 13 Lappariaja 2.107 14 Lamuru 2.010 15 Tellu Limpoe 1.991 16 Bengo 2.727 17 Ulaweng 2.708 18 Palakka 2.907 19 Awangpone 3.185 20 Tellu Siattinge 4.113 21 Amali 2.244 22 Ajangale 3.118 23 Dua Boccoe 2.309 24 Cenrana 2.339 25 T.Riattang Barat 2.245 26 Tanete Riattang 1.612 27 T.Riattang Timur 3.013 Total 67.706

Sumber : Data Individu Miskin Kab.BoneTahun 2012

(38)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

53

Tabel 2.13.

Jumlah Rumah Per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Rumah

1 Bontocani 3.664 2 Kahu 9.028 3 Kajuara 7.441 4 Salomekko 3.367 5 Tonra 2.838 6 Patimpeng 3.711 7 Libureng 7.312 8 Mare 5.670 9 Sibulue 7.173 10 Cina 5.987 11 Barebbo 5.876 12 Ponre 3.076 13 Lappariaja 5.494 14 Lamuru 5.998 15 Tellu Limpoe 3.138 16 Bengo 5.997 17 Ulaweng 5.768 18 Palakka 5.170 19 Awangpone 6.385 20 Tellu Siattinge 8.966 21 Amali 4.951 22 Ajangale 6.388 23 Dua Boccoe 6.892 24 Cenrana 5.137 25 T.Riattang Barat 9.660 26 Tanete Riattang 10.627 27 T.Riattang Timur 8.008 Total 163.621

Sumber : Bone Dalam Angka Tahun 2013

(39)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

54

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah di Kabupaten Bone berdasarkan pada:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 7 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Kabupaten Bone;

2. Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bone;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bone;

Dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari 19 Dinas, 7 Badan, 7 kantor, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 27 kecamatan

(Lihat Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bone)

Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaksanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi Bappeda merumuskan dan menyusun strategi serta menyatukan semua stakeholder terkait sanitasi untuk menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.

2. Dinas Tata Ruang, Permukman, dan Perumahan

Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain.

(40)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

55

3. Dinas Kesehatan

Dinas ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.

4. Kantor Pengelola Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman. Kantor ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan mengenai penyaluran persampahan dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan menjadi wewenang SKPD ini.

5. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.

Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi secara tidak langsung diantaranya: 1. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD)

Tidak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya. Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami permasalahan terutama dalam pengoperasionalannya dan pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan

(41)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

56

masyarakat agar mendukung penyelesaian permasalahan sanitasi di masyarakat.

2. Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitasi di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan kepada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. 3. Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariar Daerah

Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat yang menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang jarang diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat sanitasi buruk. (Lihat Gambar 2.2. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bone)

(42)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

BUPATI WAKIL BUPATI

STAF AHLI

 Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik

 Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM

 Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan ASISTEN PEMERINTAHAN  Bag. Adm Pemerintahan Umum  Bag. Hubungan Masyarakat  Bag. Adm Kemasyarakatan ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN  Bag. Koord. Perekonomian  Bag. Pembangunan  Bag. Kesejahteraan Rakyat ASISTEN ADMINISTRASI UMUM  Bag. Umum  Bag. Hukum  Bag. Organisasi  Bag. Keuangan SEKRETARIS DAERAH Kecamatan Kelurahan / Desa LEMBAGA TEKNIS  Inspektorat Daerah  Bappeda

 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

 BPMD

 BKPPK

 Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat

 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

 Badan Lingkungan Hidup Daerah

 Satpol PP dan Linmas

 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

 Infokom

 Kantor Pengelola Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman DINAS – DINAS DAERAH

 Dinas Pendidikan

 Dinas Kesehatan

 Dinas PU dan Sumber Daya Air

 Dinas Tata Ruang, Permukiman, dan Perumahan

 Dinas Dukcapil

 Dinas Pertanian dan Perikanan

 Dinas Peternakan

 Dinas Perhubungan

 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

 Dinas Perindustrian, Perdangan, Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

 Dinas Pertambangan dan Energi

 DPPKAD

 Dinas Pemuda dan Olahraga

SEKRETARIAT DPRD DPRD Gambar 2.1.

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bone

(43)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Gambar 2.2.

Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bone

BUPATI PEMBINA

SEKRETARIS KETUA POKJA

BAPPEDA & STATISTIK - Bid. Fispra

- Bid. Tata Ruang,SDA&LH - Bina Marga,SDA,Cipta

Karya dan Perhubungan

DINAS KESEHATAN - Kesling. & PPM

- Parmasi Kesmas - PKL

- UPTD & Laboratorium

DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN, DAN

PERUMAHAN - Bid.Permukiman & Perumahan - Penyeh.Lingkungan & PAB - Perumahan Permukiman

DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET

DAERAH - Bidang Anggaran - Penyusunan Dokumen Pelaksanaan anggaran BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH - Bid. Amdal dan Pemb.

Teknis

- Bidang Laboratorium

BADAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT - Bidang Bina Lembaga

Kemasyarakatan Daerah

KANTOR KEBERSIHAN PERTANAMAN DAN

PEMAKAMAN - Program dan Penyuluhan - Kebersihan

SEKRETARIAT DAERAH - Bagian Penyusunan Program - Bagian Humas dan Protokol - Bagian Hukum

- Bagian Dokumentasi dan Publikasi

(44)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

59

2.7. Komunikasi Dan Media

Media dan komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Bone dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Aspek komunikasi dan informasi menjadi hal penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dan menjadi isu yang tidak penting dikalangan masyarakat. (Lihat Tabel 2.14. Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi dan Tabel 2.15. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi)

(45)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.14.

Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi

No Kegiatan Tahun Dinas

Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran

1 Pemicuan STBM 2013 Dinas Kesehatan Meningkatkan peranserta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di 100 RT pada 13 Desa/Kelurahan prioritas yang menurut studi EHRA memiliki Indek Risiko Sanitasi Tertinggi.

Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat itu menJijikan, memalukan dan membuat sakit, karenanya perlu kita perbaiki sanitasi dan biasakan PHBS. Terbatasnya tenaga fasilitator yang handal, membuat pemicuan di sejumlah RT kurang sukses, perlu peningkatan jumlah fasilitator handal. 2 Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Media Massa Lokal 2012 Kantor Pengelola Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Mengajak masyarakat untuk membuang sampah di tempat yang telah disediakan

Masyarakat umum. Dengan membuang sampah di tempat yang telah

disediakan, berarti telah mengurangi jumlah korban banjir di kota kita.

Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan anggaran biaya terbatas, frekuensi penyiaran ILM menjadi lebih optimal menjangkau masyarakat.

3. Penyuluhan tata cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di sekolah Dasar 2010 Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Siswa Sekolah Dasar mampu dan mau melakukan CTPS yang baik dan benar.

Siswa-siswi SD di 20 sekolah dengan angka tidak masuk sekolah karena diare tertinggi.

Dengan CTPS, kita terhindar dari penyakit, dan hidup lebih sehat.

Dampak dari kegiatan ini, ternyata dapat menurunkan angka tidak masuk sekolah karena diare.

Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bone

(46)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 2.15.

Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

No Jenis Media (a) Khalayak (b) Pendanaan (c)

Isu yang Diangkat (d)

Pesan Kunci (e)

Efektivitas (f)

1. Radio SDI, BIP : Produksi dan penyiaran Talk Show dan ILM

Masyarakat Umum terutama masyarakat Bone yang bertempat tinggal di daerah banjir.

Produksi dan penyiaran dari Radio SDI, BIP, nara sumber dan data informasi dari Pokja Sanitasi. Keterlibatan Masyarakat dalam Pencegahan Banjir dan Mengurangi Risiko Banjir Bersama-sama mencegah banjir dan mengurangi risiko banjir.

Dari hasil evaluasi, 5 dari 10 responden masyarakat Surabumi mengaku mendengar informasi tentang pencegahan banjir dari Mengurangi Risiko Banjir dari Radio SDI, BIP. 2. TV Kabel lokal :

Produksi dan penyiaran liputan , Talkshow dan ILM

Masyarakat Umum dan Masyarakat Target Sambungan IPAL. Pengelola IPAL menyelenggarakan jumpa pers dan TV kabel lokal menindaklanjuti dengan memproduksi dan menayangkan Mengajak masyarakat di daerah yang dilalui saluran IPAL untuk menyambungkan pembuangan limbahnya ke IPAL.

Sambungan

buangan limbah cair ke IPAL lebih hemat dan lebih sehat.

Tayangan TV Kabel lokal membantu meyakinkan target untuk ikut menyambung ke saluran IPAL. 3. Radar Bone, Tribun Bone : Pemuatan artikel dan pemberitaan. Masyarakat Umum terutama pengambil keputusan legislatif dan eksekutif Pokja Sanitasi menyelenggarakan konsultasi publik SSK dan Radar Bone, Tribun Bone

menindaklanjuti dengan memuat artikel dan memberitakan berturut-turut beberapa minggu.

Perlu peningkatan anggaran sanitasi 100 % dari anggaran tahun sebelumnya. Dengan meningkatkan anggaran jadi 2% APBD untuk sanitasi, akan menghemat APBD 3% untuk Jamkesmas . Karena pemberitaaan tentang kondisi sanitasi yang terus menerus, sempat terjadi polemik di Radar Bone, Tribun Bone.

(47)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

4. Koran Swara: Acara Penghargaan Kelurahan dengan Sanitasi Terbaik Masyarakat Umum dan Aparat Pemerintahan Daerah

Koran Swara sebagai inisiator mencari sponsor untuk biaya penyelenggaraan dan mengajak pemerintah kota untuk menyusun kriteria dan melakukan penilaian dan bersama-sama

menyelenggarakan malam penghargaan yang diliput oleh

berbagai media massa.

Memberi penghargaan kepada aparat kelurahan dan masyarakat di daerah dengan sanitasi yang baik, sekaligus memicu aparat kelurahan dan masyarakat di daerah dengan sanitasi yang belum baik. Dengan perencanaan pembangunan sanitasi hingga tingkat desa/kelurahan, kebersihan dan kesehatan serta produktifitas masyarakat meningkat. Desa/Kelurahan yang dinilai terburuk sanitasi berupaya keras untuk memperbaiki kondisi sanitasinya.

Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bone

Referensi

Dokumen terkait

Augmentasi dapat melakukan manipulasi data dengan membuat data tambahan dari yang sebelumnya sudah ada dan diubah menjadi bentuk yang lain. Penambahan data ini untuk

Berdasarkan hasil penelitian pada cawan petri I, diameter zona hambat yang terbentuk pada area kertas saring ekstrak daun binahong sebesar 10,3 mm 2 , zona hambat

Hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa metode morfologi dengan operasi Dilasi, Filling Holes, dan Opening dapat diterapkan dalam proses pendeteksian posisi plat nomor

peran Humas dilihat dari perencanaan Program, Perencanaan Strategi, Aplikasi Strategi, dan Evaluasi dan kontrol, jika semua itu diprioritaskan untuk

Oleh karena itu dengan memahami kalimat al-Rahmân ini memberikan tuntunan kepada kita bahwa kita harus mempunyai pendekatan yang tepat dalam memahami, menjelaskan dan bersikap

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengukuran suhu dan kebisingan di dalam dan di luar taman untuk mengetahui kemampuan

Relief daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan memiliki udara yang subur dan udara yang sejuk sehingga sangat diminati penduduk yang kegiatan utamanya di

Dalam masalah kesehatan dan sanitasi nasional, dimana sanitasi juga memiliki hubungan dengan lingkungan maka hal tersebut termasuk dalam kesehatan