• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. VERENA MULTI FINANCE Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. VERENA MULTI FINANCE Tbk"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PT. VERENA MULTI FINANCE Tbk

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011 SERTA TAHUN

(2)

DAFTAR ISI

Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN – Untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2012 dan 2011, serta tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (Auditan)

Laporan Posisi Keuangan 1

Laporan Laba Rugi Komprehensif 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan Arus Kas 5

(3)

- 1 - LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDITAN)

Catatan 30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

ASET

Kas dan setara kas 3d,3f,5

Pihak berelasi 3c,30 7,301,255 1,793,579

Pihak ketiga 10,916,803 158,547,745

Jumlah 18,218,058 160,341,324

Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi pendapatan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 277.412.252 ribu pada tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 244.081.573 ribu

pada tanggal 31 Desember 2011 3d,3g,3j,6

Pihak berelasi 3c,30 - 154,240

Pihak ketiga 1,301,500,864 1,136,760,669

Jumlah 1,301,500,864 1,136,914,909

Investasi Neto Sewa Pembiayaan - Pihak ketiga 3d,3h setelah ditambahkan nilai sisa terjamin 3j,7 dan dikurangi pendapatan yang belum

diakui, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 52.666.272 ribu pada tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 10.229.002 ribu

pada tanggal 31 Desember 2011 256,767,513 46,480,627

Investasi pada perusahaan asosiasi 3i,8 20,046,274 20,046,274 Piutang lain-lain

Pihak berelasi 3c,3d,9,30 2,495,291 1,250,933

Pihak ketiga 296,838 34,153

Jumlah 2,792,129 1,285,086

Biaya dibayar di muka

Pihak berelasi 3c,3k,10,30 219,804 197,346

Pihak ketiga 5,192,016 3,620,850

Jumlah 5,411,820 3,818,196

Aset pajak tangguhan 3r,28 4,453,646 4,694,817

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar

Rp 24.563.971 ribu pada tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 23.087.909 ribu

pada tanggal 31 Desember 2011 3l,11 32,933,801 26,496,888 Aset lain-lain - bersih 3c,3n,12,30 114,201,651 120,950,606

JUMLAH ASET 1,756,325,756 1,521,028,727

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(4)

- 2 - LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDITAN)

Catatan 30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang bank 3d,13

Pihak berelasi 3c,30 129,257,002 5,416,667

Pihak ketiga 718,061,404 565,907,588

Jumlah 847,318,406 571,324,255

Utang usaha kepada pihak ketiga 3d,14 14,470,793 23,079,957

Utang lain-lain 3d,15

Pihak berelasi 3c,30 17,595 9,931

Pihak ketiga 34,109,655 24,960,553

Jumlah 34,127,250 24,970,484

Biaya masih harus dibayar 3d,16

Pihak berelasi 3c,30 294,331 41,250

Pihak ketiga 8,845,714 12,504,519

Jumlah 9,140,045 12,545,769

Utang pajak 3r,17,28 3,145,278 1,856,295

Surat berharga yang diterbitkan - bersih 3d,18 633,425,518 696,634,218 Liabilitas imbalan pasca kerja 3q,19 6,349,199 5,110,115

JUMLAH LIABILITAS 1,547,976,489 1,335,521,093

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor -

1.002.000.352 saham pada tanggal

30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 1b,20 100,200,035 100,200,035

Tambahan modal disetor 20 (2,384,634) (2,384,634)

Saldo laba 110,533,866 87,692,233

JUMLAH EKUITAS 208,349,267 185,507,634

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1,756,325,756 1,521,028,727

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(5)

- 3 -

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011

Notes 30 September 2012 30 September 2011

Rp'000 Rp'000 PENDAPATAN 3o Pembiayaan konsumen 3c,3d,3h,21,30 158,761,540 132,286,798 Sewa Pembiayaan 3d,3g,22 18,698,356 13,218 Administrasi 23 16,338,506 10,212,650 Bunga 3c,30 1,091,685 2,734,663 Pendapatan penalti 24 15,788,669 13,184,315 Pendapatan lain-lain 3c,25,30 22,914,257 15,284,742 JUMLAH PENDAPATAN 233,593,013 173,716,386 BEBAN 3o

Bunga dan pembiayaan lainnya 3c,3d,26,30 114,595,920 85,926,892

Tenaga kerja 37,121,671 30,995,210

Imbalan pasca kerja 3q,19 1,825,000 1,125,000

Umum dan administrasi 3c,27,30 26,432,219 20,865,310

Beban cadangan kerugian penurunan

nilai/ beban piutang ragu-ragu 3j,6,7 12,316,601 3,157,173

Rugi penjualan jaminan yang

dikuasakan kembali 3n 3,057,190 3,165,644

Beban lain-lain 7,291,955 2,691,498

JUMLAH BEBAN 202,640,556 147,926,727

LABA SEBELUM PAJAK 30,952,457 25,789,659

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 3r,28

Pajak kini (7,869,653) (8,237,513)

Pajak tangguhan (241,171) 1,452,733

JUMLAH BEBAN PAJAK (8,110,824) (6,784,780)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DAN JUMLAH

LABA KOMPREHENSIF 22,841,633 19,004,879

LABA PER SAHAM DASAR 3s,29 23 19 (dalam Rupiah penuh)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(6)

- 4 -

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011

Modal Tambahan

Catatan saham modal disetor Saldo laba Jumlah ekuitas

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Saldo per 1 Januari 2011 100,200,035 (2,384,634) 63,039,708 160,855,109

Penambahan modal disetor 20 - - -

-Laba komprehensif periode berjalan - - 19,004,879 19,004,879

Saldo per 30 September 2011 100,200,035 (2,384,634) 82,044,587 179,859,988

Saldo per 1 Januari 2012 100,200,035 (2,384,634) 87,692,233 185,507,634

Penambahan modal disetor 20 - - -

-Laba komprehensif periode berjalan - - 22,841,633 22,841,633

Saldo per 30 September 2012 100,200,035 (2,384,634) 110,533,866 208,349,267

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(7)

- 5 - LAPORAN ARUS KAS

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011

30 September 2012 30 September 2011

Rp'000 Rp'000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan pembiayaan konsumen 1,655,207,044 1,286,832,885 Penerimaan (pembayaran) utang lain-lain 2,181,898 (1,434,825)

Penerimaan bunga 1,091,685 2,734,663

Pembayaran kas untuk:

Pembayaran pembiayaan konsumen (1,812,788,565) (1,330,179,970) Pembayaran beban operasional (70,569,544) (42,488,059)

Pembayaran bunga (112,537,824) (84,564,863)

Pembayaran pajak penghasilan (6,050,605) (12,372,771) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (343,465,911) (181,472,940)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 2,681,980 1,909,713

Perolehan aset tetap (12,940,299) (7,585,240)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (10,258,319) (5,675,527)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan utang bank 673,668,153 289,828,039

Pembayaran utang bank (397,067,189) (605,748,012)

Penerimaan penerbitan surat berharga - 500,000,000

Pembayaran biaya emisi surat berharga

yang diterbitkan - (4,375,648)

Pembayaran surat berharga yang diterbitkan (65,000,000)

-Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 211,600,964 179,704,379

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS

DAN SETARA KAS (142,123,266) (7,444,088)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 160,341,324 27,831,181

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 18,218,058 20,387,093

Informasi tambahan:

Saldo kas yang dibatasi penggunaannya 1,050,533 2,987,971

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(8)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Verena Multi Finance Tbk (d/h PT. Verena Oto Finance Tbk) (“Perusahaan”) didirikan dengan nama PT Maxima Perdana Finance berdasarkan akta No. 43 tanggal 21 Juli 1993 dari Sri Nanning, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11503.HT.01.01.Th.93 tanggal 29 Oktober 1993 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 88 tanggal 4 November 1994, Tambahan No. 8832. Berdasarkan akta No. 46 tanggal 14 Pebruari 2003 dari Eliwaty Tjitra, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan diubah menjadi PT. Victoria Finance Indonesia. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-11197 HT.01.04.TH.2003 tanggal 21 Mei 2003 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 30 September 2003 Tambahan No. 9255.

Selanjutnya, berdasarkan Akta No. 6 tanggal 11 Juni 2003 dari Herlien Widjaja, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan diubah menjadi PT. Verena Oto Finance. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-15620 HT.01.04.TH.2003 tanggal 7 Juli 2003 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 31 Oktober 2003 Tambahan No. 10899.

Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT. Verena Oto Finance Tbk No. 33 tanggal 27 Agustus 2010 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan diubah menjadi PT. Verena Multi Finance Tbk. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, masing-masing dengan Surat Keputusan No. AHU-45965.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 dan No. KEP-654/KM.10/2010 tanggal 9 Desember 2010.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir adalah sebagaimana tercantum dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas Perusahaan No. 40 tanggal 14 Juni 2012 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan susunan direksi dan peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan dalam bentuk dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:

a. Sewa guna usaha b. Anjak piutang c. Kartu kredit

d. Pembiayaan konsumen.

Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No.994/KMK.017/1993 tanggal 30 Desember 1993.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-161/KM.6/2004 tanggal 4 Mei 2004, izin usaha tersebut dinyatakan berlaku bagi

Perusahaan.

Saat ini, Perusahaan menjalankan usaha utamanya dibidang pembiayaan konsumen dan mempunyai 30 (tiga puluh) kantor cabang yang berlokasi di Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin, Batu Ceper, Bekasi, Bogor, Depok, Kalimalang, Kelapa Gading, Makasar, Malang, Medan, Palembang, Pekan Baru, Radio Dalam, Tangerang, Samarinda, Semarang, Serang, Surabaya, Surakarta, Rantau Prapat dan Yogyakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Bank Panin, Lantai 3, Jalan Pecenongan No. 84, Jakarta Pusat.

(9)

Perseroan sudah mengajukan permohonan persetujuan penutupan 7 (tujuh) cabang ke Menteri Keuangan Republik Indonesia c.q. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Sesuai Surat Nomor 210/VMF/X/IX/12 tanggal 21 September 2012).

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panin. Pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah PT. Bank Pan Indonesia Tbk. Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebanyak 874 karyawan dan 786 karyawan.

Susunan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2012 31 Desember 2011

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris Murniaty Santoso Murniaty Santoso

Komisaris Gunawan Santoso Gunawan Santoso

Komisaris Independen Iqbal Witjaksono Iqbal Witjaksono

Dewan Direksi

Direktur Utama Hadi Budiman Hadi Budiman

Direktur Pemasaran Andreas Sudarto Samiadji Iman Santoso Iskandar

Direktur Keuangan Andi Harjono Andi Harjono

Komite Audit

Ketua Iqbal Witjaksono Iqbal Witjaksono

Alvin Pasmi Alvin Pasmi

Ria Muljani Ria Muljani

Anggota

Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pengembangan sumber daya manusia, general affair, remunerasi dan banking relation. Sedangkan ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pencapaian target pembiayaan dan penagihan serta pengembangan bisnis dan Direktur Keuangan mencakup akuntansi dan keuangan, sistem informasi dan SOP dan operasional.

Imbalan kerja jangka pendek Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 972.832 ribu, Rp 955.346 ribu, dan Rp 1.137.606 ribu untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2012 dan 2011 serta tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

Imbalan kerja jangka pendek Dewan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 3.152.393 ribu, Rp 3.209.6868 ribu, dan Rp 3.913.936 ribu untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2012 dan 2011 serta tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 13 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (LK) berdasarkan surat BAPEPAM-LK No. S-3825/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum atas 460.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100 dan harga penawaran per saham sebesar Rp 100. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Juni 2008. Penawaran umum saham perdana ini disertai dengan penerbitan 46.000.000 Waran Seri I (Catatan 20).

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 1.002.000.352 lembar.

(10)

Penawaran Umum Obligasi

Pada tanggal 11 Maret 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua BAPEPAM-LK berdasarkan surat BAPEPAM-BAPEPAM-LK No. S-2568/BL/2011 untuk melakukan penawaran obligasi Verena Multi Finance I tahun 2011 kepada masyarakat dengan jumlah pokok sebesar Rp 500 miliar. Pada tanggal 21 Maret 2011 seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan Berlaku efektif 2012

Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.

Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, kecuali untuk pengungkapan tambahan atas instrumen keuangan yang diisyaratkan oleh PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

Berlaku efektif 2011

Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.

Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan kecuali untuk pengungkapan tambahan atas Penyajian Laporan Keuangan yang diisyaratkan oleh PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan pengungkapan pihak-pihak berelasi yang diisyaratkan oleh PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

b. PSAK dan ISAK telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasinya terhadap laporan keuangan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan Perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

(11)

b. Penyajian Laporan Keuangan

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; 2) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

3) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

1) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). 2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

d. Instrumen Keuangan (i) Aset keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: Nilai wajar melalui laba rugi

Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual

(12)

Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika:

diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat;

merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini ; atau merupakan derivatif, kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada nilai wajar, dimana keuntungan atau kerugian pada perubahan pada nilai wajarnya dilaporkan pada komponen yang terpisah pada ekuitas sampai pada saat aset keuangan tersebut diselesaikan dan akumulasi keuntungan dan kerugian tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(13)

Kerugian penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar sebagai hasil dari perhitungan ulang biaya amortisasi pada mata uang moneter aset keuangan tersedia untuk dijual serta pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, pembiayaan refinancing dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya jika terdapat bukti yang obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk aset keuangan selain yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

(14)

Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung:

Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.

Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow)

Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko,misalnya ketersediaan agunan.

Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas pembiayaan secara individual.

Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.

PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data pembiayaan selama minimal tiga tahun. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet pembiayaan pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given default (LGD).

Perusahaan menggunakan model analisa statistik, yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.

Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.

Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer,

(15)

Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas.

(ii) Liabilitas keuangan dan ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Instrumen liabilitas dan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan liabilitasnya. Instrumen ekuitas diterbitkan oleh Perusahaan dan diakui pada saat hasilnya diterima, dikurangi dengan biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi (FLAC).

Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika liabilitas keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila:

diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan

terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau

merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

liabilitas keuangan merupakan bagian dari kelompok liabilitas keuangan, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

(16)

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada nilai wajarnya dikurangi dengan biaya transaksi diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pengukuran berikutnya dinilai pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul pada liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

(iii) Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction).

Nilai wajar suatu aset atau liabilitas keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi di pasar aktif, yaitu jika harga yang dikuotasikan tersedia setiap waktu dan dapat diperoleh secara rutin dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.

Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau liabilitas keuangan, maka Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, peggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama.

(iv) Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan:

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

e. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

(17)

f. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. Piutang Pembiayaan Konsumen Sejak 1 Januari 2010

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama pembiayaan bersama yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif (Catatan 3d). Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima.

Pada saat pengakuan awal, nilai wajar piutang pembiayaan konsumen adalah sebesar piutang pembiayaan konsumen ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang, seperti beban kepada dealer yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen. Beban tersebut diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif selama jangka waktu pembiayaan.

Pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat perjanjian pembiayaan pertama kali ditandatangani, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi periode berjalan Sebelum 1 Januari 2010

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah keseluruhan angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian berdasarkan tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.

Pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat perjanjian pembiayaan pertama kali ditandatangani, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi periode berjalan. Pelunasan sebelum masa berakhirnya perjanjian dianggap sebagai pembatalan kontrak dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

Biaya kepada dealer yang terkait langsung dengan piutang pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama 24 bulan.

Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), Perusahaan hanya menyajikan porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran piutang dari pelanggan sedangkan bagian yang dibiayai oleh bank dicatat sebagai utang (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen, sedangkan bunga yang dikenakan bank dicatat sebagai beban bunga.

(18)

h. Investasi Neto Sewa Pembiayaan

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam investasi neto sewa pembiayaan, aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi neto sewa pembiayaan Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Sebagai Lessee

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

i. Investasi pada entitas asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Penghasilan dan aset dan liabilitas dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai liabilitas atau melakukan pembayaran liabilitas entitas asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut.

j. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Sejak 1 Januari 2010

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual atau pinjaman yang diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai, seperti yang dijelaskan pada Catatan 3d.

Sebelum 1 Januari 2010

Cadangan kerugian penurunan nilai ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, termasuk piutang dari perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen yang dilakukan dengan jaminan (with recourse).

(19)

Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam periode berjalan.

k. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau tujuan administratif dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Prasarana 4

Kendaraan 4 - 8

Perabot dan peralatan kantor 4 - 8

Komputer 4

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir periode dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode yang bersangkutan.

m. Aset Tetap yang belum Digunakan

Aset tetap yang belum digunakan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

n. Jaminan yang dikuasakan kembali

Jaminan yang dikuasakan kembali dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih pada saat jaminan dikuasakan kembali. Selisih antara nilai realisasi bersih dari jaminan yang dikuasakan kembali dengan saldo piutang pembiayaan konsumen yang tidak tertagih dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan. Pada akhir periode, jaminan yang dikuasakan kembali ditelaah kembali, apabila terdapat penurunan nilai dari jaminan yang dikuasakan kembali, maka nilai jaminan yang dikuasakan kembali tersebut akan disesuaikan. Pada saat jaminan yang

(20)

dikuasakan kembali dijual, nilai tercatatnya dihapuskan dan keuntungan atau kerugian dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan.

Konsumen memberi kuasa kepada Perusahaan untuk menjual jaminan yang dikuasakan kembali ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian. Pada saat jaminan yang dikuasakan kembali dijual, nilai tercatatnya dikeluarkan dari akun yang bersangkutan. Konsumen berhak atau berkewajiban atas selisih lebih atau kurang antara nilai penjualan jaminan yang dikuasakan kembali dengan saldo piutang pembiayaan. Jika terjadi selisih kurang dan Perusahaan tidak menerima penggantian dari konsumen, kerugian yang terjadi dibukukan dalam operasi periode berjalan.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Sejak 1 Januari 2010

Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3d). Penerimaan yang berhubungan dengan piutang yang mengalami penurunan nilai langsung mengurangi nilai tercatat piutang. Pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan dari piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan penurunan nilai.

Beban bunga dari liabilitas keuangan, diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif.

Beban provisi sehubungan dengan pinjaman yang diterima diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan beban pembiayaan lainnya. Sebelum 1 Januari 2010

Perusahaan mengakui pendapatan pembiayaan konsumen seperti yang dijelaskan pada Catatan 3g. Pada saat piutang pembiayaan konsumen dinyatakan non-performing loan, Perusahaan menghentikan pengakuan pendapatan bunganya. Pada saat realisasi penerimaan hasil tagihan piutang non-performing loan tersebut, diutamakan untuk melunasi pokok piutang dan sisanya diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen (bila ada).

Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku.

Beban bunga pinjaman diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual). Beban provisi sehubungan dengan pinjaman yang diterima diamortisasi dengan metode garis lurus dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan beban pembiayaan lainnya.

Pendapatan dan beban lainnya

Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani. Pendapatan penalti diakui pada saat denda keterlambatan dan pinalti diterima.

Pendapatan selisih premi asuransi diakui sebagai pendapatan ditangguhkan pada akhir bulan dan akan diamortisasi selama 24 bulan.

Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).

(21)

p. Provisi

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara handal.

q. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

r. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak

(22)

penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

s. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

t. Informasi Segmen

Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen geografis.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Perusahaan tidak menyajikan informasi segmen berdasarkan usaha, karena kegiatan utama Perusahaan adalah pembiayaan konsumen.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

(23)

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.

Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan. Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dalam dua cara, yaitu:

a. Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.

b. Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.

Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

(24)

Pajak Penghasilan

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan memiliki eksposur terhadap pajak penghasilan karena terkait pertimbangan yang signifikan dalam menetapkan provisi pajak penghasilan Perusahaan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penetapan akhir pajaknya tidak pasti selama kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas masalah pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi tambahan pajak yang jatuh tempo. Bila hasil final pajak atas masalah-masalah ini berbeda dengan jumlah yang telah diakui, perbedaan tersebut akan berpengaruh pada pajak penghasilan pada periode dimana penetapan terjadi. Jumlah tercatat pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan diungkapkan dalam Catatan 17 dan 28.

5. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas diklasifikasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar dari kas dan setara kas adalah sebesar nilai tercatatnya.

30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

Kas 2,470,773 2,292,817

Bank

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 7,301,255 1,793,579 Pihak ketiga

Bank Central Asia 6,274,197 6,267,259 Bank Rakyat Indonesia (Persero) 684,560 663,266 Bank Mandiri 644,352 -Bank BTPN - 23,214,599 Lainnya 842,921 1,109,804 Jumlah Bank 15,747,285 33,048,507 Deposito berjangka Pihak ketiga

Bank Victoria International - 75,000,000

Bank Mutiara - 50,000,000

Jumlah Deposito Berjangka - 125,000,000

Jumlah Kas dan Setara Kas 18,218,058 160,341,324 Tingkat bunga efektif per tahun

Deposito berjangka 6.75% - 7,00% 5,75% - 9,25%

(25)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH

Pinjaman pembiayaan konsumen dalam mata uang Rupiah dan dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Estimasi nilai wajar piutang pembiayaan konsumen dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa. Nilai wajar dari aset keuangan ini pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 1.839.331.540 ribu dan Rp 1.138.508.641 ribu (Catatan 33).

Dinilai Dinilai Jumlah /

secara kolektif secara individual Total

Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen Pembiayaan sendiri

Pihak ketiga 1,477,696,193 101,216,923 1,578,913,116

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Pembiayaan sendiri

Pihak ketiga 236,694,091 16,713,309 253,407,400

Jumlah 1,241,002,102 84,503,614 1,325,505,716

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (23,874,232) (130,620) (24,004,852)

Bersih 1,217,127,870 84,372,994 1,301,500,864

Suku bunga efektif per tahun - Rupiah 13,00% - 19,00%

30 September 2012 Nilai Tercatat

(26)

Dinilai Dinilai Jumlah /

secara kolektif secara individual Total

Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen Pembiayaan sendiri

Pihak berelasi 166,006 - 166,006

Pihak ketiga 1,240,869,439 139,961,037 1,380,830,476

Subjumlah 1,241,035,445 139,961,037 1,380,996,482

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Pembiayaan sendiri

Pihak berelasi 11,766 - 11,766

Pihak ketiga 196,343,405 23,306,514 219,649,919

Subjumlah 196,355,171 23,306,514 219,661,685

Jumlah 1,044,680,274 116,654,523 1,161,334,797

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (23,837,656) (582,232) (24,419,888)

Bersih 1,020,842,618 116,072,291 1,136,914,909

Suku bunga efektif per tahun - Rupiah 13,00% - 18,00%

31 Desember 2011 Nilai Tercatat

Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut: 30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

Telah jatuh tempo 21,220,334 17,650,598

Satu tahun berikutnya 753,218,606 689,421,224

Dua tahun berikutnya 510,224,682 447,490,902

Tiga tahun berikutnya atau lebih 294,249,494 226,433,758

Jumlah 1,578,913,116 1,380,996,482

Jangka waktu pembiayaan adalah 1 - 4 tahun.

Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan utang bank (Catatan 13) dan surat berharga yang diterbitkan (Catatan 18). Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebagai berikut:

(27)

30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

Bank

Bank Negara Indonesia (Persero) 472,496,364 478,879,597

Bank Permata 117,553,167

-Bank Pan Indonesia 86,327,485 32,886,006

Bank Resona Perdania 41,652,162 87,444,928

Bank ICBC 15,629,751 23,538,667 Bank Sinarmas 18,159,649 1,120,576 Bank Victoria International - 6,544,385 Surat Berharga yang diterbitkan - bersih

Obligasi Verena Multifinance I 437,044,235 501,538,558

Medium Term Notes I 163,987,500 48,353,615

Jumlah 1,352,850,313 1,180,306,332

Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan beserta Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang pembiayaan konsumen untuk komputer dan alat lainnya dijamin dengan barang-barang yang dibiayai. Seluruh transaksi pembiayaan konsumen dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali untuk pembiayaan konsumen atas komputer dan alat lainnya yang sebagian diberikan kepada pihak berelasi masing-masing sebesar nihil dan Rp 154.240 ribu pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.

Kualitas piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

Tidak mengalami penurunan nilai 1,411,996,895 1,247,718,491 Mengalami penurunan nilai 166,916,221 133,277,991

Jumlah 1,578,913,116 1,380,996,482

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2012 31 Desember 2011

Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 24,419,888 15,741,174

Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan

Individual (451,612) 245,385

Kolektif 11,293,376 10,895,551

Akrual bunga pada piutang yang

mengalami penurunan nilai (786,127) (833,733)

Penghapusan (10,470,673) (1,628,489)

Saldo akhir periode 24,004,852 24,419,888

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang 7. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN

Investasi neto sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Gambar

Tabel di bawah ini menunjukkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan pada  tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 :
Tabel  berikut  menggambarkan  rincian  aset  dan  liabilitas  keuangan  Perusahaan  yang  dikelompokkan  menurut  mana  yang  lebih  awal  antara  tanggal  repricing  atau  tanggal  jatuh  tempo  kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bun
Tabel berikut ini menyajikan rincian sisa jatuh tempo kontrak liabilitas keuangan Perusahaan  yang  disusun berdasarkan arus kas terdiskonto dari liabilitas keuangan:

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dipilih berdasarkan hasil survei pasar yang dilakukan di beberapa tempat perbelanjaan. Tempat perbelanjaan yang dipilih yaitu Hypermarket Giant Botani Square dan Yasmin,

Masalah utama dari pendekatan ini adalah bahwa dengan mengklasifikasikan teknologi informasi sebagai fasilitas penunjang, pelaku bisnis akan melihatnya lebih sebagai “non-value

Pada saat pengakuan awal,aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh penulis buku ini, dengan menyebutkan ketiga tradisi puisi tersebut, ar-Rifai tidak berupaya membandingkan tiga jenis puisi

Sehingga dalam masalah ini untuk menganalisa adanya kestabilan pada saluran transmisi kota Palembang dibuat tugas akhir yang berjudul “Studi Analisa Kestabilan Tegangan

23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral atau campuran dari bahan tersebut yang