Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;
Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut;
Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).
Risiko modal
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga yang diterbitkan (Catatan 13 dan 18) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 20) dikurangi dengan nilai investasi pada entitas asosiasi (Catatan 8).
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
Gearing ratio yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2012 31 Desember 2011 Rp'000 Rp'000 Pinjaman 1,480,743,924 1,267,958,473 Modal 188,302,993 165,461,360 Gearing ratio 786.36% 766.32%
Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Untuk mengatasi perubahan suku bunga dan mata uang serta menutup suku bunga yang dikenakan kepada konsumen, Perusahaan dalam perjanjian kerjasama dengan pihak Bank memperoleh tingkat suku bunga (cost of fund) yang menggunakan suku bunga tetap (fixed rate), dengan jangka waktu yang sama untuk pembiayaan yang diberikan dan pinjaman dari bank, dan dengan menggunakan pinjaman dalam mata uang Rupiah. Hal ini untuk mencegah risiko yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing.
Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:
Sampai dengan Sampai dengan
1 bulan >1-12 bulan >1-5 tahun 1 bulan >1-12 bulan >1-5 tahun Jumlah
Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000
Aset keuangan
Kas dan setara kas 15,747,285 - - - - - 15,747,285
Piutang pembiayaan
konsumen - - - 84,303,718 573,893,356 667,308,642 1,325,505,716 Investasi neto sewa
pembiayaan - - - 13,426,633 112,682,580 132,061,367 258,170,580 Piutang lain-lain kepada
pihak berelasi - - - 3,924 131,509 2,359,858 2,495,291 Aset lain-lain - kas yang
dibatasi penggunaannya 3,657,519 - - - - - 3,657,519 Aset lain-lain - pembiayaan
refinancing - - - 4,941,249 31,888,005 37,094,714 73,923,968 Jumlah 19,404,804 - - 102,675,524 718,595,450 838,824,581 1,679,500,359 Liabilitas keuangan
Utang bank 25,462,282 56,116,106 52,194,086 29,761,658 303,883,756 379,900,518 847,318,406 Surat berharga yang
diterbitkan-bersih - - - - 135,000,000 498,425,518 633,425,518 Jumlah - 56,116,106 52,194,086 29,761,658 438,883,756 878,326,036 1,480,743,924 Jumlah 19,404,804 (56,116,106) (52,194,086) 72,913,866 279,711,694 (39,501,455) 198,756,435
Suku bunga variabel Suku bunga tetap 30 September
Sampai dengan Sampai dengan
1 bulan >1-12 bulan >1-5 tahun 1 bulan >1-12 bulan >1-5 tahun Jumlah
Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000
Aset keuangan
Kas dan setara kas 33,048,507 - - 125,000,000 - - 158,048,507 Piutang pembiayaan
konsumen - - - 78,071,323 560,636,618 522,626,856 1,161,334,797 Investasi neto sewa
pembiayaan - - - 1,306,549 20,482,950 24,691,128 46,480,627 Piutang lain-lain kepada
pihak berelasi - - - 18,997 311,153 920,783 1,250,933 Aset lain-lain - kas yang
dibatasi penggunaannya 3,657,519 - - - - - 3,657,519 Aset lain-lain - pembiayaan
refinancing - - - 5,089,731 36,549,780 39,351,897 80,991,408 Jumlah 36,706,026 - - 209,486,600 617,980,501 587,590,664 1,451,763,791 Liabilitas keuangan
Utang bank - 6,944,887 82,577,079 21,012,197 213,748,138 247,041,954 571,324,255 Surat berharga yang
diterbitkan-bersih - - - - 64,951,971 631,682,247 696,634,218 Jumlah - 6,944,887 82,577,079 21,012,197 278,700,109 878,724,201 1,267,958,473 Jumlah 36,706,026 (6,944,887) (82,577,079) 188,474,403 339,280,392 (291,133,537) 183,805,318
Suku bunga variabel Suku bunga tetap 31 Desember 2011
Perusahaan terpapar risiko suku bunga yang tidak signifikan karena piutang pembiayaan konsumen, investasi neto sewa pembiayaan, aset lain-lain pembiayaan tunai, utang jangka panjang, surat berharga yang diterbitkan dan sebagian besar utang bank memiliki suku bunga tetap.
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6, 7, 12, 13 dan 18.
Analisis sensitivitas
Untuk utang bank suku bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah utang bank terutang pada tanggal laporan posisi keuangan adalah yang terutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 100 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 1.145.155 ribu dan Rp 949.386 ribu. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan. Perubahan terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel.
Untuk modal kerja, utang dan pinjaman investasi, Perusahaan berusaha dengan mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga kompetitif. Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen, oleh karenanya Perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip “Benar dari Awal” yang diterapkan oleh Perusahaan merupakan pencerminan dari sikap kehati-hatian ini. Perusahaan menerapkan proses pemberian kredit yang ketat, antara lain survei calon konsumen, verifikasi data konsumen, dan persyaratan uang muka sesuai risiko konsumen. Prinsip 5C sudah merupakan standar dalam setiap analisa kelayakan konsumen. Juga pemilihan dan analisa Dealer/Showroom merupakan kesatuan dari analisa persetujuan proses pemberian kredit.
Analisa calon Konsumen dan pemantauan Konsumen secara menyeluruh, Perusahaan menggunakan jasa survei eksternal untuk validasi informasi calon konsumen dan survei yang telah dilakukan oleh marketing (CMO) tanpa mengurangi kecepatan dalam mengambil keputusan persetujuan pembiayaan. Perusahaan pun melakukan pemantauan karakteristik pembayaran angsuran dari konsumen, status jaminan dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sumber penghasilan konsumen sehingga konsumen yang akan bermasalah dapat diantisipasi lebih awal. Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan harus mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
I. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
II. Analisis konsentrasi risiko kredit
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah konsumen bergerak dalam aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi liabilitas kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya. Perusahaan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang pelanggannya mayoritas adalah Individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu. Walaupun mayoritas pembiayaan yang diberikan adalah untuk individu, namun proses pemberian kredit yang dijalankan sangat ketat, mulai dari survei calon konsumen, verifikasi data konsumen serta pemberian uang muka sesuai risiko konsumen, sehingga risiko yang mungkin timbul dapat dikendalikan dengan baik.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki Perusahaan:
30 September 2012 31 Desember 2011
Rp'000 Rp'000
Piutang pembiayaan konsumen
Korporasi 41,213,999 54,042,201
Individu 1,537,699,117 1,326,954,281
Subjumlah 1,578,913,116 1,380,996,482
Investasi neto sewa pembiayaan
Korporasi 224,806,876 40,748,536
Individu 84,626,910 15,961,093
Subjumlah 309,433,786 56,709,629
Jumlah 1,888,346,902 1,437,706,111
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (channeling) maupun demand loan dan term loan. Dalam hal ini Perusahaan mengharuskan limit fasilitas pinjaman yang didapatkan minimal 110% dari total kebutuhan dana untuk aktivitas pembiayaan.
Saldo kas setiap hari cukup untuk minimal menutupi kebutuhan dana pembiayaan satu hari. Perusahaan juga mempunyai fasilitas Pinjaman Rekening Koran yang dapat ditarik setiap waktu dengan limit minimal menutup kebutuhan dana 5 hari kerja.
Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga mengambang, maka jumlah terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal di mana Perusahaan melakukan pembayaran.
Sampai dengan
1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Tanpa suku bunga
Utang usaha 14,470,793 - - - 14,470,793
Utang lain-lain - 11,042,565 4,301,536 - 15,344,101
Biaya yang masih harus
dibayar 2,381,494 2,708,403 - - 5,089,897
Suku bunga variabel
Utang bank 25,462,282 11,589,922 44,526,184 52,194,086 133,772,474
Suku bunga tetap
Utang bank 29,761,658 58,944,551 244,939,205 379,900,518 713,545,932
Surat berharga yang
diterbitkan - bersih - - 135,000,000 498,425,518 633,425,518
Jumlah 72,076,227 84,285,441 428,766,925 930,520,122 1,515,648,715
30 September 2011
Tabel berikut ini menyajikan rincian sisa jatuh tempo kontrak liabilitas keuangan Perusahaan yang disusun berdasarkan arus kas terdiskonto dari liabilitas keuangan:
Sampai dengan
1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Tanpa suku bunga
Utang usaha 23,079,957 - - - 23,079,957
Utang lain-lain 966,462 9,985,127 3,772,494 - 14,724,083
Biaya yang masih harus
dibayar 1,929,053 2,931,389 - - 4,860,442
Suku bunga variabel
Utang bank - - 6,944,887 82,577,079 89,521,966
Suku bunga tetap
Utang bank 21,012,197 41,653,164 172,094,974 247,041,954 481,802,289
Surat berharga yang
diterbitkan - bersih - 64,951,971 - 631,682,247 696,634,218
Jumlah 46,987,669 119,521,651 182,812,355 961,301,280 1,310,622,955
31 Desember 2011
Risiko Operasional
Risiko operasional bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal lain yang dapat berdampak pada operasional Perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, Perusahaan melakukan beberapa hal:
Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.
Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksana dan kontrol. Sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku Perusahaan, sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang digariskan oleh SOP.
Perusahaan menggunakan Sistem Teknologi Informasi dari perusahaan terkemuka Sigma agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah
menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan Perusahaan.
Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.
Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan melalui VLC (Verena Learning Centre) agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian finansial yang diakibatkan oleh hal tersebut.
37. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tidak terdapat transaksi atau peristiwa setelah tanggal 30 September 2012 yang dapat mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan secara signifikan.
38. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan pada halaman 2 sampai dengan 60 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 23 Oktober 2012.