• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4. 1 Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi

Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu diantara kabupaten yang dimekarkan dalam wilayah administrasi pemerintahan Propinsi Maluku, pada Tahun 2003 yang berdasar pada Undang-undang Nomor 40 tentang pembentukan Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru.

Secara astronomis Kabupaten Kepulauan Aru terletak antara 50–80 LS dan 133,50-136,50

• Sebelah Selatan : Laut Arafura

BT dengan batas wilayah geografis antara lain :

• Sebelah Utara : Laut Arafura di bagian Selatan Papua • Sebelah Timur : Laut Arafura di bagian Selatan Papua

• Sebelah Barat : Laut Arafura di bagian Timur Pulau Kei Besar dengan luas wilayahnya ± 55.270,22 Km2 dan luas daratan ± 6.426,77 Km2 serta luas lautannya sebesar 47.965,23 Km2

1. Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober, musim ini adalah musim kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan pebruari, musim hujan dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari.

. Kabupaten Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa, kemudian iklimnya dipengaruhi oleh Laut Banda, laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur Australia dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Adapun data statistik menunjukan musim yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Aru:

2. Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/April dan Oktober/Nopember.

3. Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora.

4. Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61%.

(2)

5. Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan Angin Barat Laut dominan 28%.

Berdasarkan klasifikasi Agroklimat menurut Oldeman, Irsal dan Muladi (1981) yang diacu dalam Aru dalam Angka (2008), Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5 – 6 bulan dan bulan kering sebanyak 2 – 3 bulan.

4.1.1 Sarana Pendidikan

Jumlah sarana pendidikan dan siswa tingkat TK, SD, SMP, SMU yang tersebar di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008/2009 terlihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Banyaknya Sekolah dan Jumlah Siswa di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008/2009

Kecamatan

Sekolah Jumlah Siswa

SMU/SMK SMP SD TK SMU/SMK SMP SD TK L P L P L P L P Pulau-pulau Aru 10 14 57 5 1546 1336 1437 1682 3446 3989 281 12 1 Kecamatan Aru Tengah 1 7 49 1 81 42 304 413 2198 2512 28 10 Kecamatan Aru Selatan 1 11 33 - 24 39 397 466 1515 1719 - -

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru (2009)

4.1.2 Sarana Kesehatan

Di Kabupaten Kepulauan Aru hanya terdapat 1 (satu) buah Rumah Sakit Umum (RSU) dan lokasi keberadaannya terdapat pada Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Kota Dobo yang merupakan ibukota kabupaten, dan untuk sarana kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Layanan Terpadu (Posyandu), POD dan Pos Klinik Desa (Polindes)

(3)

tersebar di tiga wilayah kecamatan yang ada. Jumlah sarana kesehatan untuk masing-masing kecamatan dapat terbaca pada Gambar 9.

Gambar 9 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pulau-pulau Aru (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

Kecamatan Aru Tengah memiliki jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang lebih banyak dari Kecamatan Pulau-pulau Aru yaitu masing-masing 9 buah, sedangkan Posyandu dimiliki tiap desa sebanyak 43 buah dan untuk POD 13 buah dan 2 buah polindes, terlihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Aru Tengah (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

(4)

Sedangkan jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Aru Selatan dapat diketahui pula lewat Gambar 11.

Gambar 11 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Aru Selatan (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

4.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 295,960,89,- atas dasar harga berlaku yang berarti mengalami peningkatan sekitar 11.872% dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 264,569, 29,-. Hal yang sama terjadi pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, dimana pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 168,974,53,-. Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah atau region adalah pendapatan perkapita. Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru menurut harga konstan 2000 tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 2,164,402,- atau naik sebesar 1.19% dari tahun 2006 yaitu Rp. 25,484,-. Tabel 5 dibawah ini akan menampilkan PDRB Kabupaten Kepulauan Aru tiap sektor berdasarkan harga konstan.

Tabel 5 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2005 – 2007 (Juta/Rp)

Lapangan Usaha 2005 2006r 2007x

I Pertanian 96.101.10 100.112.97 103.952.82

II Pertambangan dan Penggalian 1.039.46 1.095.28 1.176.33

III Industru Pengolahan 432.38 456.03 478.09

IV Listrik, Gas dan Air Bersih 382.10 408.68 422.07

(5)

Tabel 5 (lanjutan)

VI Perdagangan, Hotel & Restoran

43.194.44 46.538.18 50.521.97 VI Pengangkutan dan

Komunikasi

2.170.49 2.335.69 2.524.01 VI Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

3.393.24 3.592.33 3.786.31

X Jasa-jasa 11.862.96 12.562.56 13.329.19

Jumlah PDRB per Tahun 160.331.05 168.974.53 178.216.49 Keterangan: r) Angka diperbaiki x)

Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

Angka sementara

Untuk PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku tahun 2005 – 2007, ditampilkan pada Tabel 6

Tabel 6 PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku tahun 2005 – 2007

Uraian 2005 2006r 2007x

A PDRB (juta Rp) 236.131.66 264.569.29 295.960.88

B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa)

77.64 79.00 82.34

C Produk Domestik Perkapita (rupiah)

3.041.366 3.348.978 3.594.376 Keterangan: r) Angka diperbaiki x)

Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

Angka sementara

Sedangkan PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga konstan 2000 tahun 2005 – 2007, ditampilkan pada Tabel 7

Tabel 7 PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 tahun 2005 – 2007

Uraian 2005 2006r 2007x

A PDRB (juta Rp) 160.331.05 168.974.53 178.216.90

B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa)

77.64 79.00 82.34

C Produk Domestik Perkapita (rupiah)

2.065.057 2.138.918 2.164.402 Keterangan: r) Angka diperbaiki x)

Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

(6)

Diketahui pula Indeks Perkembangan PDRB dan PDRB Perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 tahun 2005 – 2007, ditampilkan pada Tabel 8

Tabel 8 Indeks Perkembangan PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 tahun 2005 – 2007

Uraian 2005 2006r 2007x

Atas harga berlaku

A PDRB (juta Rp) 185.79 208.17 232.87

B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa)

111.62 113.57 118.37

C Produk Domestik Perkapita (rupiah) 166.46 183.29 196.72

Atas harga konstan 2000

A PDRB (juta Rp) 126.15 132.95 140.22

B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa)

111.62 113.57 118.37

C Produk Domestik Perkapita (rupiah) 113.02 117.07 118.46 Keterangan: r) Angka diperbaiki x)

Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

Angka sementara

4.3 Keadaan Perikanan

Tiga kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru yaitu: Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah, dan Kecamatan Aru Selatan, semuanya mendapat sentuhan dari program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Tabel 9 berikut menjelaskan kondisi umum kecamatan yang menjadi lokasi program dengan topografinya masing-masing.

Tabel 9 Kondisi Umum Kecamatan Lokasi PEMP

No Kecamatan Profil

1 Pulau – pulau Aru

 Kecamatan Pulau-pulau Aru terletak diantara 5,330-5,920LS dan 134,20-134,80

 Panjang garis pantai : 1.045,71 Km, dengan kedalaman perairan maksimum sampai pada zona 4 mil laut adalah < 62 m.

BT yang sebelah Selatannya berbatasan dengan pulau Kobror, sebelah Timur : Laut Aru dan Selatan Irian, sebelah Utara : Selatan Pulau irian, dan sebelah Barat : Laut Banda dan Kei Besar Timur.

 Ekosistem pantai berbatu, berpasir, dan berlumpur, estuari maupun delta.

(7)

Tabel 9 (lanjutan)

2 Kecamatan Aru Tengah

 Kecamatan Aru Tengah terletak antar 5,80 -6,80 LS dan 134,110 – 134,910

 Panjang garis pantai 1.569,99 Km, dengan kedalaman perairan maksimum sampai 4 mil laut adalah < 62 m.

BT yang secara geografis menunjukan perbatasan sebelah Selatan : Pulau Trangan dan Kepulauan Jin, sebelah Timur : Laut Arafura, Utara ; Pulau Wokam dan wamar serta sebelah Barat berbatasan dengan : Laut Banda dan Kei Besar Selatan.

 Ekosistem pantainya berbatu, berpasir dan berlumpur, estuari maupun delta. Secara morfologi terdiri dari 3 satuan yaitu perbukitan dengan bertopografi karst (terbentuk oleh batugamping dan napal dengan puncak tertinggi sekitar 200 m di atas permukaan laut), dataran dengan karst lorong ( terbentuk oleh gamping kapuran/chalky, batugamping, napalan dan batupasir), didaerah batugamping kapuran, retakan dan kekar membentuk topografi karst lorong /corrodor karsts) yang mana seluruh kekar tersebut tergenang oleh air laut, sehingga membentuk sungai besar dan selat., yang ketiga adalah rawa.

3 Kecamatan Aru Selatan

 Kecamatan Aru Selatan terletak di sebelah Selatan : Laut Arafura dan Kepulauan Tanimbar Utara, sebelah Timur : Laut Arafura , sebelah Utara : Pulau koba dan Maekor, sebelah Barat : Laut Banda. Dengan luas wilayahnya 2.531,32 Km2

 Panjang garis pantai 785,30 Km, dengan kedalaman maksimum sampai jarak 4 mil laut adalah < 30 m. Hanya memiliki 1 pulau besar yaitu Trangan dan pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni (Pulau Jin, Jeh, Karang, Kultubai Selatan dan Enu yang juga merupakan pulau-pulau perbatasan/terluar)

.

 Ekosistem pantainya berbatu, berpasir dan berlumpur, estuari maupun delta. Secara morfologi terdiri dari 3 satuan yaitu perbukitan dengan bertopografi karst (terbentuk oleh batugamping dan napal dengan puncak tertinggi sekitar 200 m di atas permukaan laut), dataran dengan karst lorong (terbentuk oleh gamping kapuran/chalky, batugamping, napalan dan batupasir), didaerah batugamping kapuran, retakan dan kekar membentuk topografi karst

(8)

Tabel 9 (lanjutan)

 lorong /corrodor karsts) yang mana seluruh kekar tersebut tergenang oleh air laut, sehingga membentuk sungai besar dan selat., yang ketiga adalah rawa umumnya terletak dipantai dan ditumbuhi pohon bakau.

Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2006)

Penelitian hanya difokuskan pada dua kecamatan dari tiga kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru, yaitu Kecamatan Aru Tengah di Desa Ponom dan Kwarbola serta Kecamatan Pulau-pulau Aru khususnya di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu. Tabel 10 dan Tabel 11 berikut ini menjelaskan mengenai kondisi dari kedua desa dan dua kelurahan tersebut.

Tabel 10 Kondisi Umum Desa Penelitian

No Nama Desa Kondisi Umum

1 Ponom  Desa Ponom terdapat di Kecamatan Aru

Tengah tepatnya di Pulau Kobror. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 4.800 h/48 km2, jarak ke ibukota kecamatan 52.41 km sedangkan ke ibukota kabupaten 82 km.

 Sektor unggulannya pertanian dan perikanan tangkap khususnya penangkap udang.

 Jumlah penduduknya laki-laki 79 jiwa dan perempuan 78 jiwa.

 Tingkat kesejahteraan: 1 SD Negeri, 1 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa genset 21 RT, sumber air minum berasal dari mata air.

2 Kwarbola  Desa Kwarbola terdapat di Kecamatan Aru Tengah tepatnya di Pulau Kobror. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 4.000 h/40 km2, jarak ke ibukota kecamatan 34 km sedangkan ke ibukota kabupaten 66 km.

 Sektor unggulannya pertanian dan perikanan tangkap khususnya penangkap udang.

 Jumlah penduduknya laki-laki 76 jiwa dan perempuan 81 jiwa.

 Tingkat kesejahteraan: 1 SD Swasta, 1 Puskesmas Pembantu dan 1 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa genset 8 RT, sumber air minum berasal dari sumur terlindu ngi. Sumber : Kecamatan Aru Dalam Angka (2008)

(9)

Tabel 11 Kondisi Umum Desa/Kelurahan Penelitian

No Nama Kelurahan Kondisi Umum

3 Siwalima  Kelurahan Siwalima terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Pulau wamar. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 236 h/2.36 km2

 Sektor unggulannya perdagangan dan jasa-jasa.

, jarak ke ibukota kecamatan 0 km sedangkan ke ibukota kabupaten 0 km.

 Jumlah penduduknya laki-laki 5.862 jiwa dan perempuan 7.111 jiwa.

 Tingkat kesejahteraan: 1 TK, 5 SD, 3 SMP, 6 SMU/SMK, 1 RSUD dan 12 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa PLN 2.500 RT non PLN 607 RT, sumber air minum berasal dari PDAM.

4 Galaydubu  Kelurahan galaydubu terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Pulau wamar. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 100 h/1 km2

 Sektor unggulannya perdagangan dan jasa-jasa.

, jarak ke ibukota kecamatan 2 km sedangkan ke ibukota kabupaten 2 km.

 Jumlah penduduknya laki-laki 3.846 jiwa dan perempuan 3.785 jiwa.

 Tingkat kesejahteraan: 2 TK, 5 SD, 2 SMP, 2 SMU/SMK, 1 Puskesmas dan 4 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa PLN 1.710 RT, sumber air minum berasal dari PDAM. Sumber : Kecamatan Aru Dalam Angka (2008)

4.3.1 Potensi dan Keragaman Sumberdaya Pesisir

Sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten kepulauan Aru sangat beranekaragam dan semuanya masih dalam kondisi baik atau belum tercemar. a) Potensi Terumbu Karang

Luas Areal terumbu karang di Kepuauan Aru adalah 455,87 Km2 dimana, untuk kecamatan Pulau-pulau Aru, karang yang tumbuh dan tersebar pada areal terumbu perairan pesisir sebanyak 43 spesies , 19 genus dan 9 famili. Untuk Aru Tengah, terdiri dari 42 species, 26 genus dan 12 famili sedangkan Aru Selatan sebanyak 86 species, 45 genus dan 15 famili (Lampiran 1).

(10)

b) Potensi Lamun

Luas Arel Padang lamun di Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 83,94 Km2

c) Potensi Mangrove

walaupun belum disebutkan secara rinci luas areal padang lamun per kecamatan namun telah diketahui jenisnya dimana untuk Kecamatan Pulau-Pulau Aru terdapat 4 jenis, Aru tengah sebanyak 11 jenis dan Aru Selatan sebanyak 3 jenis (Lampiran 2).

Diperkirakan ada sekitar 89 species mangrove yag tumbuh di dunia, yang teridiri dari 31 genus dan 22 famili. Sebagian besar terdapat di asia tenggara yaitu sekitar 74 species (supriharyono, 2007). Lebih lanjut menurut sugiharto dan Polunin (1982) dari jumlah ini sekitar 51% atau 38 species hidup di Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat 64,15% atau 24 species di Kepulauan Aru yang tersebar pada sekitar 833,571 Km2 dengan total kerapatan individu adalah 2,5085 individu/m2

d) Potensi Perikanan

itu berarti ada 25.085 idividu didalam satu hektar yang hidup dan tumbuh (Lampiran 3).

Potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanan khususnya ikan terdiri dari ikan pelagis besar dan kecil antara lain; Tenggiri, Tuna, Cakalang, Tongkol, Kuwe, Selar, Layang, Kembung, Julung-julung, Terbang. Ikan Demersal antara lain; Berbagai jenis ikan Kerapu, Kakap, Cucut, Bawal, Gulama, Bambangan, Kuro dan Pari. Selain itu komoditi potensial yaitu; Kerang-kerangan (Mutiara), Penyu, Udang, Lobster, Kepiting Bakau, Rajungan, Cumi-Cumi, Teripang, Ubur-ubur dan Telur Ikan (Lampiran 4). Secara rinci, potensi perikanan per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Data Potensi Perikanan per Kecamatan.

No Kecamatan Potensi (ton) Msy (ton/thn) Jtb (ton/thn 1. 2. 3.

Kecamatan Pulau-Pulau Aru Kecamatan Aru Tengah Kecamatan Aru Selatan

24.038,74 23.184,06 29.851,59 12.019,53 11.847,03 14.925,79 9.616,25 9.453,63 11.940,62 Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008)

(11)

4.3.2 Jumlah Nelayan

Sampai dengan akhir tahun 2008 jumlah nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 24.693 orang yang tersebar di 3 (tiga) Kecamatan, 117 Desa dan 2 (dua) Kelurahan. Adapun jumlah nelayan tersebut yang terbesar terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru yaitu 8.849 orang, sedangkan 8.812 orang terdapat di Kecamatan Aru tengah dan 7.037 orang untuk jumlah nelayan yang terdapat di Kecamatan Aru Selatan. Gambar 12 akan menunjukkan presentase banyaknya nelayan per kecamatan.

Gambar 12 Jumlah Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru (DKP Kabupaten Kepulauan Aru 2008)

4.3.3 Jumlah Kelompok Nelayan

Kelompok Nelayan yang sudah terbentuk di Kabupaten Kepulauan Aru sampai dengan tahun 2008 berjumlah 903 kelompok nelayan untuk jenis usaha penangkapan, budidaya, pengelolahan hasil perikanan, pedagang ikan dan pengumpul. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Jumlah Kelompok Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru (DKP Kabupaten Kepulauan Aru 2008)

(12)

4.3.4 Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkap Ikan

Untuk alat tangkap dan pengumpul tersebar di tiga kecamatan yang ada, berjumlah 19.387 buah dengan jenis dan jumlahnya masing-masing. Itu terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Jumlah Alat Tangkap menurut Jenis dan Pengumpul per Kecamatan

No Kecamatan

Alat Tangkap Jumlah

Pancing Jaring Pukat Perangkap Lainnya Peng umpu l Gill Net Tramme l Net Pukat Ikan Pukat Udang

Sero Bubu Tomb ak Jala 1 PP. Aru 3.066 906 102 - 5 154 517 982 92 2.290 8.114 2 Aru Tengah 2.292 898 72 12 25 90 457 1.00 102 1.458 6.408 3 Aru Selatan 2.178 660 46 - - 54 423 992 95 417 4.865 Total 7.536 2.464 220 12 30 298 1.397 2.976 289 4.165 19.387 Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008)

Selain itu diketahui pula jumlah armada penangkapan sebanyak 2.542 buah yang didominasi oleh jenis Perahu Tanpa Motor ( PTM ) sebanyak 1.537 buah, Motor Tempel ( MT ) sebanyak 162 buah dan Kapal Motor ( KM ) ukuran < 5 GT sebanyak 370 buah, 5 – 10 GT sebanyak 311 buah,10 – 30 GT sebanyak 112 buah, > 30 GT sebanyak 50 buah Jumlah armada penangkap ikan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini.

Tabel 14 Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Jenis dan Ukuran

No. Kecamatan PTM MT Kapal Motor (KM) Jumlah < 5 GT 5 – 10 GT 10 – 30 GT > 30 GT 1. 2. 3. P. P. Aru Aru Tengah Aru Selatan 552 594 391 93 45 24 134 140 96 153 117 41 61 34 17 28 15 7 1.021 945 576 Jumlah 1.537 162 370 311 112 50 2.542 Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru (2008)

(13)

4.3.5 Jumlah Produksi Perikanan

Produksi hasil perikanan yang dicapai tahun 2008 sebesar 24.966.9 ton dengan nilai sebesar Rp 128.335.450.000, hal ini ditampilkan pada Tabel 15.

Tabel 15 Produksi Hasil Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008

No. Jenis Komoditi Volume ( Ton ) Nilai ( Rp )

I Ikan 1 Ikan Kuwe 1.264.1 3,160,250,000 2 Ikan Tenggiri 938.3 6,098,950,000 3 Ikan Kerapu 275.1 2,200,800,000 4 Ikan Kembung 2.266.4 4,532,800,000 5 Ikan Baronang 741.9 2,967,600,000

6 Ikan Kakap Merah 554.9 5,549,000,000

7 Ikan Tembang 298.1 298,100,000

8 Ikan Biji Nangka 15.6 62,400,000

9 Ikan Bawal 103.8 830,400,000

10 Ikan Kapak Putih 167.5 1,675,000,000

11 Ikan Terbang 245.4 490,800,000 12 Ikan Julung-julung 141.6 283,200,000 13 Ikan Gulama 202.6 810,400,000 14 Ikan Sebelah 54.6 218,400,000 15 Ikan Cucut 3.818.2 7,636,400,000 16 Ikan Cakalang 1.211.2 7,267,800,000 17 Ikan Tongkol 747.6 2,990,400,000 18 Ikan Tuna 93.2 559,200,000 19 Ikan Beloso 343.7 687,400,000 20 Ikan Pari 298.2 745,500,000 21 Ikan Lencam 596.4 2,087,400,000 22 Ikan Belanak 430.8 1,723,200,000 23 Ikan Merah 365.5 1,279,250,000 II Non Ikan 24 Cumi-cumi 314.1 2,355,750,000 25 Sotong 51.4 385,500,000 26 Udang Tiger 684.5 13,690,000,000 27 Udang Banana 875.3 8.753,000,000 28 Lobster 23.3 932,000,000 29 Kepiting Bakau 520.3 3,902,250,000 30 Rajungan 675.0 1,350,000,000 31 Teripang 67.8 3,390,000,000 32 Kerang Darah 437.1 874,200,000 33 Kerang Mutiara 349.1 3,491,000,000 34 Biji Mutiara 1.3 26,000,000,000 35 Telur Ikan 378.7 7,547,000,000 36 Siput lainnya 102.1 255,250,000 Jumlah 24.966.9 128,335,450,000

(14)

4.3.6 Pengolahan Hasil Perikanan

Hasil perikanan selain dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari tapi juga ada kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya dan hal ini masih dilakukan dengan cara tradisional yang meliputi pengeringan berupa ikan dan udang atau ebi, penggaraman ikan dan pengolahan terasi udang tanpa bahan pengawet atau menggunakan bahan-bahan alamiah. Selain itu pengolahan hasil perikanan dengan menggunakan teknologi mekanisasi yaitu pembekuan ikan dalam bentuk utuh, fillet ikan kerapu dan juga udang. Diketahui lokasi–lokasi pengolahan tersebar pada 16 desa di 3 kecamatan di Kabupaten kepulauan Aru antara lain: Kecamatan Pulau–Pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah dan Kecamatan Aru Selatan. Selanjutnya diketahui pula bahwa terdapat 3 (tiga) perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan dan ke-tiga perusahaan ini terdapat di wilayah Kecamatan Pulau-pulau Aru khususnya ibu kota kabupaten yaitu Kota Dobo, hal ini dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Data Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan

N o Nama Perusaha an Alamat Luas Area Ruang Pendinginan Ruang Pembekuan Jumlah Tenaga Kerja Jenis Komoditi yang Diolah Kapasit as ( Ton ) Suhu ( 0 Kapasitas C ) (Ton/ Jam/ Hari) Sistem 1. 2. 3. PT. Karya Anugerah PT. Sinar Graha CV. Karunia Dusun Marbali Desa Wangel Dobo Dusun Marbali Desa Wangel Dobo Kel.Galaydubu Dobo 600 M2 480 M2 400 M 30 Ton 2 8 Ton 40 – 50 Ton 25 16 s/d20 30 1 – 2 Ton ( - 40 0 18 – 20 Jam C ) 1,5 Ton - 35 s /d – 400 8 Jam C 0,3 Ton - 40 0 4 – 5 Jam C Air Blast Freezer Air Blast Freezer Semi Contact 19 org (Tetap), 5 org (Kontrak) 10 org (tetap) 14 org(Kontrak) 6 org ( Tetap) 20org(Kontrak) Ikan dan Udang Ikan Udang;

Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008)

4.3.7 Sarana dan Prasarana Perekonomian Masyarakat Pesisir.

Adapun sarana dan prasarana pendukung perekonomian masyarakat yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru sampai saat ini masih sangat minim yakni sebanyak 32 unit dan semuanya masih berpusat di Dobo sebagai Ibukota Kabupaten.

(15)

Itu berarti pemerataan pembangunan merata di tiga kecamatan yang ada. Data mengenai sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Data Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Produktif Masyarakat Pesisir Kabupaten Kepulauan Aru.

No. Jenis sarana/ prasarana Jumlah Keterangan

I. Kecamatan Pulau-Pulau Aru

1. Dermaga 2 Permanen

2. TPI 1 Tradisional

3. Pasar Ikan 2 Permanen

4. Bank BRI 1

5. PT . Bank Maluku 1

6. KSP 16

Sub Total I 22

II. Kecamatan Aru Tengah

1. Dermaga 1 Permanen

2. TPI 1 Permanen

3. Pasar Ikan 1 Permanen

4. BRI -

5. PT . Bank Maluku -

6. KSP 3

Sub Total II 6

III. Kecamatan Aru Selatan

1. Dermaga 1 Permanen

2. TPI 1 Belum Berfungsi

3. Pasar Ikan - Musiman

4. BRI -

5. PT . Bank Maluku -

6. KSP 2

Sub Total III 4

TOTAL I + II + III 32

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru (2008)

4.4 Kelembagaan

Eksistensi potensi kelembagaan dalam kaitannya dengan pembangunan

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru dibagi atas 4 bagian besar yaitu: (1) Kelembagaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten; (2) Kelembagaan Lokal Desa; (3) Kelembagaan Pendukung, seperti yang diuraikan sebelumnya; dan (4) Integrasi Kelembagaan. Mengingat eksistensi kelembagaan dalam wilayah Kabupaten memiliki keterkaitan fungsi yang sangat kuat, disamping fungsi yang dijalankan tidak hanya mencakup satu satuan wilayah tetapi menjangkau seluruh satuan wilayah.

(16)

4.4.1 Kelembagaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru

Dalam lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru, terakomodir struktur kelembagaan yang cukup kuat untuk mendukung kebijakan dan dinamika pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru. Hal ini terlihat dari eksistensi: (1) 3 Sub Dinas masing-masing memiliki 3 seksi, kecuali Sub Dinas Pengelolaan dan Penangkapan Ikan yang memiliki 4 seksi; (2) Unit Pelaksana Teknis; (3) Cabang Dinas; (4) kelompok Jabatan Fungsional; dan (5) Tata Usaha yang terdiri dari 3 Sub Bagian. (Data dan Informasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru, 2006). Walaupun optimalisasi dinamika kelembagaan di atas secara efektif dimulai tahun 2004, namun eksistensi kelembagaan seperti itu memberikan gambaran potensi kuat untuk mendukung dinamika pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya dalam pengendalian pemanfaatan ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.

Kelembagaan yang penting dikemukakan dalam kaitannya dengan pengelolaan kawasan laut, pesisir dan pulau kecil ialah kelembagaan yang terintegrasi secara utuh dalam sistem pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Aru. Organisasi pemerintah di daerah turut membangun Kabupaten Kepulauan Aru dan berpotensi untuk berintegrasi dalam pengelolaan dan penataan ruang di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.

4.4.2 Kelembagaan Masyarakat Perikanan

Pentingnya peranan masyarakat dalam konteks pemanfaatan ruang secara berkelanjutan paling tidak harus melibatkan 3 kelompok utama yaitu pengguna sumberdaya (stakeholders), pengambil keputusan, dan tim perencana dan pengelola. Secara faktual, kelompok masyarakat perikanan Kabupaten Kepulauan Aru yang menjalankan kegiatan ekonomi produktif (kegiatan produksi) terfokus pada kelompok-kelompok nelayan yang memiliki jenis usaha yang sama atau seragam. Perusahaan perikanan yang masuk dalam kelembagaan masyarakat perikanan kabupaten, menjadi potensi penting dalam mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan kabupaten. Disamping itu kelembagaan lokal

(17)

yang dibentuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru memberikan potensi kelembagaan yang dibutuhkan untuk pengembangan kapasitas masyarakat nelayan baik kapasitas sosial, kapasitas ekonomi maupun kapasitas politis dalam konteks pengambilan keputusan secara partisipasif. seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Koperasi Unit Desa dan kelompok-kelompok nelayan yang dikembangkan melalui program-program pengembangan kelompok nelayan, program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan maupun kelompok-kelompok nelayan yang dibentuk karena inisiatif masyarakat lokal.

4.4.3 Integrasi Kelembagaan

Beberapa potensi integrasi kelembagaan yang teridentifikasi dapat terlihat pada Tabel 18. Dimana untuk semuanya dikoordinir oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru bekerja sama dengan dinas terkait .

Tabel 18 Integrasi kelembagaan dalam pengelolaan sumber-sumber perikanan dan kelautan

No Integrasi Lembaga Potensi Integrasi

1 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan

Dinas Pariwisata

 Pengelolaan ecotourism pada lokasi-lokasi potensial sepanjang pesisir dan pulau-pulau kecil.

2 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan

Dinas Kehutanan

 Pengelolaan hutan bakau

 Pengeloalaan daerah konservasi di pesisir dan laut

3 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan

Dinas Pertambangan

 Pengelolaan daerah penambangan pasir, batu dan kerikil sepanjang pesisir

4 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan

Dinas Pemberdayaan serta dinas Koperasi

 Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil

5 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan

Dinas Pendapatan Kota

 Pengelolaan distribusi hasil produksi perikanan pada pasar-pasar lokal

Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2006)

4.5 Besaran Bantuan PEMP

Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Kepulauan Aru telah mendapat kepercayaan Pemerintah sebanyak 3 (tiga) kali untuk mengelola program PEMP. Program PEMP pertama dilaksanakan pada tahun 2005 dengan total dana sebesar

(18)

Rp. 845.850.000. Dari jumlah dana tersebut terdapat Dana Ekonomi Produktif (DEP) sebesar Rp. 372.688.000 dan Fasilitas Kedai Pesisir sebesar Rp. 143.350.000 yang dikelola oleh Koperasi LEPP M3 Morlongar. DEP tersebut telah disalurkan kepada 6 Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) dengan spesifikasi usaha penangkapan ikan dan 6 KMP dengan spesifikasi usaha pedagang/penjual ikan. Pada tahun 2007 total dana PEMP yang dialokasikan untuk Kabupaten Kepulauan Aru sebesar Rp. 700.000.000 dengan jumlah DEP sebesar Rp. 352.425.000 yang juga dikelola oleh Koperasi LEPP M3 Morlongar yang penyalurannya dimulai sejak tanggal 27 November 2007.

Dana tersebut telah disalurkan kepada 35 masyarakat pesisir baik dalam bentuk kelompok maupun perorangan, dengan spesifikasi usaha penangkapan ikan, pengumpul hasil perikanan dan berbagai jenis usaha lainnya yang berhubungan dengan aktifitas masyarakat pesisir. Ditahun 2008, daerah julukan Nusa Mutiara ini kembali mendapat kepercayaan Pemerintah mengelola program yang sama namun kali ini Dana Ekonomi Produkt if (DEP) yang selama ini dikenal oleh masyarakat, mengalami perubahan menjadi bantuan sosial mikro (BSM) dimana kucuran dana tersebut tidak lagi berbentuk pinjaman dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) kepada masyarakat pesisir yang harus dikembalikan (revolving), tetapi bersifat hibah dalam bentuk barang. Adapun jumlah BSM program PEMP tahun 2008 sebesar Rp. 590,125,000,-. kecamatan yang menjadi sasaran program PEMP tahun 2008 adalah Kecamatan Aru Tengah dengan penangkapan udang sebagai sasaran usaha yang akan dikembangkan. Untuk lebih jelas, besarnya DEP dan BSM program PEMP Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Besaran Bantuan PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005, 2007 dan tahun 2008 No. Tahun menerima DEP/BSM Jenis DEP/BSM yang diterima Besarnya DEP/BSM yang diterima Penyerapan DEP/BSM yang diterima 1. 2005 Revolving Rp. 372,688,000 Rp. 372,688,000,- 2. 2007 Revolving Rp. 352,425,000 Rp. 292,855,500.- 3. 2008 Bansos Rp. 865,000,000 Rp. 590,125,000,-

(19)

4.6 Karakteristik Responden

Masyarakat yang dijadikan responden langsung dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memperoleh manfaat dari program PEMP sejak tahun 2005, tahun 2007 dan tahun 2008, untuk kategori kegiatan usaha perikanan yaitu nelayan tangkap, pengumpul dan pedagang udang penaeid sebanyak 59 responden dan juga masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru yang tidak memperoleh manfaat PEMP (non PEMP), dengan tujuan sebagai pembanding. Jumlahnya sebanyak 18 orang perwakilan masing-masing usaha, 2 orang per tahun menerima bantuan PEMP dari Pemerintah Pusat. Responden terdiri dari kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak putus sekolah yang berusia diatas 18 tahun. Selain itu tim pendamping 2 orang, konsultan 2 orang dan pimpinan Koperasi LEPP-M3 JAR MORLONGAR

4.6.1 Responden Penangkap A. Penerima PEMP

Penangkap udang penaeid dilakukan oleh kepala rumah tangga dan anak laki-laki diatas 18 tahun. Dari 28 orang responden penangkap yang menerima bantuan PEMP, 5 orang adalah tamatan SMU, sedangkan untuk tamatan SMP terdapat 7 orang dan rata-rata tamatan SD sebanyak 12 orang dari kedua desa tersebut sisanya 4 orang tidak menyelesaikan pendidikan SD. Untuk tahun 2005 dan tahun 2007 responden penangkap masing-masing berjumlah 4 orang berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Kelurahan Galaydubu, dan tahun 2008 masyarakat penerima PEMP sebanyak 20 orang adalah penduduk asli Desa Ponom dan Desa Kwarbola.

B. Non penerima PEMP

Sedangkan jumlah responden non PEMP penangkapan, sebanyak 4 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP yaitu tahun 2005, 2007 dan tahun 2008. Mereka berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Kelurahan Galaydubu atau dengan kata lain mereka adalah penduduk asli kota Dobo. Dengan jumlah orang yang menyelesaikan tingkat SMP hanya 1 orang dan 3 orang lainnya bertamatan SD.

(20)

4.6.2 Responden Pedagang A Penerima PEMP

Jumlah responden pedagang adalah 19 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 6 orang perempuan dewasa. Masing-masing terbagi atas 4 orang responden di tahun 2005 dan tahun 2007 berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu, sedangkan untuk tahun 2008 sebanyak 11 orang berdomisili di Desa Ponom dan Desa Kwarbola. Dengan tingkat pendidikannya berjumlah 5 orang tamatan SMP, 9 orang tamatan SD dan tidak bersekolah sebanyak 5 orang.

B. Non penerima PEMP

Untuk responden non penerima PEMP usaha pedagang hasil perikanan dan kelautan, sebanyak 6 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP yaitu tahun 2005 berjumlah 2 orang, tahun 2007 juga sebanyak 2 orang dan tahun 2008 pun berjumlah 2 orang responden dan keenam responden ini berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu atau dengan kata lain mereka adalah penduduk asli Kota Dobo, sedangkan tamatan SMP hanya 1 orang dan 5 orang lainnya tidak menyelesaikan tingkatan SD.

4.6.3 Responden Pengumpul A. Penerima PEMP

Responden pengumpul berjumlah 12 orang, semuanya adalah laki-laki. Di mana, sebanyak 3 orang adalah responden pengumpul di tahun 2005 dan 3 orang pula di tahun 2007 berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu, sedangkan untuk tahun 2008 sebanyak 6 orang berdomisili di Desa Ponom dan Desa Kwarbola. Dari sisi tingkat pendidikan, berjumlah 2 orang tamatan SD, 10 orang tidak bersekolah.

B Non penerima PEMP

Untuk responden non penerima PEMP usaha pengumpul hasil perikanan dan kelautan, sebanyak 6 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP berdomisili di Kelurahan Siwalima dan kelurahan Galaydubu, yang merupakan penduduk asli kota Dobo. Tamatan SD hanya 2 orang dan 4 orang lainnya tidak menyelesaikan tingkatan SD.

Gambar

Gambar 9 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pulau-pulau Aru (BPS  Kabupaten Kepulauan Aru 2009)
Tabel  5  PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha atas Dasar  Harga Konstan 2005 – 2007 (Juta/Rp)
Gambar  12  Jumlah Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru  (DKP  Kabupaten  Kepulauan Aru  2008)
Tabel 13  Jumlah Alat Tangkap menurut Jenis dan Pengumpul per Kecamatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

TAHUN 2021 KEPALA TATA USAHA WAKIL DEKAN I WAKIL DEKAN II PRODI PETERNAKAN KASUBAG AKADEMIK KASUBAG MAWA KASUBAG KEUPEG KASUBAG PERLENGKAPAN KALAB KIMIA PAKAN KALAB

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena peneliti ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat Di Surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas.. Teknik,

Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah

Narasumber 2 : Dari iklan tersebut yaa yang pasti lah dia menawarkan tentang Oreo ice cream rasa orange yang paling baru ya karena disitu varian rasa yang paling terbaru yang

Buku Pedoman ini diterbitkan setiap tahun ajaran agar dapat memberikan gambaran serta acuan tentang tata cara proses pendidikan melaui kurikulum berbasis

Penduduk Karangpatihan berjumlah 5434 jiwa, Jumlah KK Miskin (kuning) 11 %, KK sangat miskin (merah) 12 %, dan jumlah KK sangat miskin dan mengalami keterbelakangan mental 2 %

2. A nem állami fels ő oktatási intézmények hallgatóinak rekrutációja során mind a kulturális, mind pedig az anyagi-jövedelmi hatás érvényesül, ugyanakkor az anyagi