P-ISSN 2579-9835 E-ISSN 2580-1465
◼ 41
Received March 15, 2020; Revised May 10, 2020; Accepted May 10, 2020
Pengembangan Media Pembelajaran IP Traffic Work
Berbasis Augmented Reality
Ryan Permana1, Ridho Dedy Arief Budiman2
Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer, Pendidikan MIPA dan Teknologi, IKIP PGRI, Pontianak
e-mail: ryanpermana.hidayat@gmail.com1, ridho.asytarrazi@gmail.com2 Abstrak
Pembelajaran merupakan hubungan timbal balik antara mahasiswa dengan pengajar yang menjadi sumber belajar pada suatu konsep lingkungan proses belajar mengajar. Proses pembelajaran merupakan sumbangsih yang diberikan oleh pengajar untuk mendukung peserta didik dalam memproses ilmu dan pengetahuan, kemahiran, pembentukan kepercayaan dan sikap. Hasil wawancara dengan dosen IKIP PGRI Pontianak khususnya dosen pengampu matakuliah Jaringan Komputer, bahwa kendala yang dihadapi bersifat konvensional dimana mahasiswa hanya melihat dan membayangkan komponen jaringan komputer berdasarkan penjelasan dari dosen, tanpa mengetahui dengan jelas bentuk dari komponen tersebut. Faktor lainnya yaitu dalam hal tujuan pembelajaran dimana dosen dituntut untuk pemilihan media pembelajaran yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti bermaksud mengembangkan media pembelajaran berbasis Augmented Reality dengan menggunakan metode R&D dan pendekatan ADDIE. ADDIE merupakan pendekatan penelitian yang digunakan dalam bidang Pendidikan dimana tahapannya mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Media pembelajaran ini dikembangkan menggunakan sistem operasi pada ponsel android dengan ekstensi .apk. Hasil desain yaitu pengembangan media pembelajaran dengan validator yaitu 2 (dua) orang ahli media dan 1 (satu) orang ahli materi. Hasil validasi media memperlihatkan bahwa media pembelajaran termasuk ke dalam kategori ”Baik”. Rerata skor yang dihasilkan dari ahli media pertama yaitu: 3,32; sedangkan rerata skor yang dihasilkan dari ahli media kedua yaitu: 3,36. Sehingga total rerata skor yang diperoleh yaitu: 3,34. Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor 3,34 memiliki kategori “BAIK”. Hasil validasi ahli materi rerata skor yang dihasilkan dari ahli materi yaitu: 3,38.
Kata kunci: IP Traffic Work, Augmented Reality, Android Abstract
Learning is a reciprocal relationship between students and teachers who are the source of learning in an environmental concept of the learning process. The teaching and learning process is an aid given by the instructor so that the thought process of knowledge and knowledge can occur, mastery of skills, and the formation of attitudes and beliefs in students. The results of interviews with Pontianak IKIP PGRI lecturers, especially lecturers supporting Computer Network courses, found that the constraints faced were conventional in which students only saw and imagined computer network components based on an explanation from the lecturer, without clearly knowing the shape of the component. Another factor is in terms of learning objectives where lecturers are required to select appropriate learning media. Based on the problems that have been described, the researcher intends to develop learning media based on Augmented Reality using the R&D method and ADDIE approach. This learning media was developed using the operating system on an android phone with a .apk extension. The results of the instructional media design are validated by 2 (two) media experts and 1 (one) material expert. Based on the results of media and material validation, it is found that instructional media designed in the "Good" category. The mean scores generated from the first media expert are: 3.32; while the mean score generated from the second media expert is: 3.36. So that the total average score obtained is: 3.34. So it can be concluded that the score 3.34 has
CYBERNETICS Vol. 4, No. 01, Mei 2020 : 41–49
the category "GOOD". The results of the material expert validation of the mean scores generated from the material experts are: 3.38.
Keywords: IP Traffic Work, Augmented Reality, Android
1. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan hubungan peserta didik dengan pengajar dan sumber belajar pada suatu lingkungan proses belajar mengajar. Proses pembelajaran merupakan sumbangsih yang diberikan oleh pengajar untuk mendukung peserta didik dalam memproses ilmu dan pengetahuan, kemahiran, pembentukan kepercayaan dan sikap. Proses pembelajaran dua arah yang dilakukan antara pengajar dan peserta didik merupakan proses pembelajaran ideal. Peserta yang mendapatkan ilmu secara searah dan diberikan stimulus akan memberikan output yang lebih baik.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi secara nasional dan global mendorong adanya inovasi dalam proses pembelajaran, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi. Perkembangan tersebut memberikan efek yang membuat para pemakainya selalu menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. “teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh yang besar pada kegiatan belajar mengajar dan juga membuat pembelajaran menjadi begitu menarik bagi siswa”. [1]. Salah satu bentuk inovasi teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung proses pembelajaran adalah teknologi augmented reality (AR). Penelitian terus dilakukan untuk menggabungkan AR ke dunia nyata agar visualisasi tampil menarik dan mendukung proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa AR memungkinkan untuk menggabungkan benda nyata secara virtual dan memberikan informasi yang sesuai ke lingkungan sekitar [2]. Hasil Penelitian lainnya menyimpulkan bahwa mayoritas siswa termotivasi untuk menggunakan AR dalam pembelajaran dan berpendapat bahwa aplikasi AR bermanfaat dan atraktif [3]. AR adalah sebuah objek yang disisipkan pada suatu informasi tertentu ke dalam dunia maya dan menampilkannya di dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, komputer, ponsel android, maupun kacamata khusus [4]. Augmented reality adalah istilah yang digunakan untuk memvisualisasikan objek pada dunia nyata dengan bantuan tindakan computer [5].
Hasil wawancara dengan dosen IKIP PGRI Pontianak khususnya dosen pengampu matakuliah Jaringan Komputer, bahwa kendala yang dihadapi bersifat konvensional satu arah yang mengakibatkan mahasiswa kurang aktif dan kurang kritis. Sehingga dalam penyampaian materi tidak dapat di pahami sepenuhnya oleh mahasiswa. Pada penyampaian materi IP Traffic Work, mahasiswa hanya melihat dan membayangkan komponen jaringan komputer dan mendengar penjelasan dari dosen yang besifat ceramah. Walaupun penyampaian materi dilakukan dengan perangkat komputer dengan media Power Point yang diproyeksikan, namun ilustrasi dari komponen jaringan belum dapat dipahami dengan seksama oleh mahasiswa. Sehingga dalam hal ini mahasiswa harus mencatat materi yang dijelaskan oleh dosen bahkan menggambar sketsa dari komponen jaringan komputer. Faktor lainnya yaitu dalam hal tujuan pembelajaran dimana dosen dituntut untuk dapat memilih media pembelajaran yang tepat sehingga menjadi sarana pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa/penerima serta mudah digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Penelitian lainnya yaitu Rancang Bangun Augmented Reality dan Virtual Reality menggunakan Algoritma Fast sebagai Media Informasi 3D di Universitas Satya Negara menunjukkan bahwa Prototipe dapat mempermudah pengguna dalam mengetahui informasi tentang kampus Universitas Satya Negara Indonesia yang dapat digunakan pada Smartphone, dimana ponsel ini memiliki klebihan dalam mendeskripsikan suatu objek bengunan secara 3 dimensi (3D) [6].
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti bermaksud mengembangkan media pembelajaran berbasis Augmented Reality. Media pembelajaran ini dikembangkan menggunakan sistem operasi pada ponsel yaitu android dengan ekstensi .apk, sehingga media pembelajaran ini dapat di unduh dan diinstalasi pada perangkat ponsel android. Penggunaan media pembelajaran berbasis Augmented Reality ini, dimana mahasiswa dihadapkan oleh sebuah simulasi gambar 3D yang dapat memvisualisasikan sebuah komponen jaringan komputer.
Pengembangan Media Pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality (Ryan Permana & Ridho Dedy Arief Budiman) Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). R&D adalah sebuah metode yang sistematis digunakan untuk merumuskan, menemukan, memperbaiki, mendesain metode atau strategi baru yang lebih baik, efektif dan efisien [7].Penelitian yang dilakukan mengadaptasi model pengembangan ADDIE karena dapat mendukung analisis dan perancangan media pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Virtual Reality dengan Teknologi Augmented Reality. Adapun tahapannya mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Berikut adalah penjelasan serta langkah-langkah yang akan dilakukan pada setiap tahapan.
1. Analisis, memerupakan tahap awal sebelum pengembang melakukan pengembangan. Analisis dilakukan dengan cara observasi di kelas untuk menentukan materi paling esensi untuk dikembangkan. Analisis meliputi dua hal, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. 2. Desain, berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran berbasis dengan teknologi
augmented reality, seperti membuat desain tampilan, perancangan melalui diagram konteks, data flow diagram, flowchart.
3. Pengembangan, menuangkan desain media yang telah direncanakan dalam bentuk produk.
4. Implementasi, merupakan tahapan untuk memvalidasi media pembelajaran dan konten yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.
5. Evaluasi, merupakan tahapan perbaikan yang telah dievaluasi oleh ahli media dan ahli materi.
a. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan bagian dari sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Sarana komunikasi tersebut mengacu siapapun yang membawa informasi tersebut antara informan dan penerima [8]. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan, maka manfaat media adalah: (1) Proses pembeajaran menjadi lebih atraktif dan menumbuhkan menumbuhkan motivasi belajar siswa; (2) Bahan pengajaran dapat tersampaikan secara detil sehingga mudah dimengerti oleh para siswa dan tujuan pembelajaran yang lebih baik dapat tercapai; (3) Metode mengajar lebih bervariasi dan tidak monoton sehingga siswa lebih tertarik dan dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga yang dimiliki oleh guru, terlebih bila jam mengajar guru padat; dan (4) Siswa dapat mengeksplorasi materi pelajaran, dengan berbagai aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain [9].
Media pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan dan diimplementasikan dalam proses belajar mengajar yang mempunyai ciri-ciri: (1) Media pendidikan dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera; (2) Media pendidikan dikenal sebagai perangkat software (perangkat lunak) yang berisi informasi berupa isi yang disampaikan kepada siswa; (3) Penekanan media pendidikan terdapat pada pencitraan dan suara; (4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas; (5) Media pendidikan digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran; (6) Media pendidikan dapat digunakan secara massa, kelompok besar dan kelompok kecil [10].
b. Augmented Reality
AR adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan objek pada dunia nyatadengan tindakan yang dihasilkan computer [5]. Sebuah aplikasi AR dapat berisi berbagai fungsi, baik untuk interaksi atau tampilan. Penggabungan benda nyata dan tidak nyata merupakan hasil yang hampir mendekati melalui tampilan simulasi. Tampilan simulasi ini dapat memproyeksikan gambaran dengan perbandingan yang kecil, sehingga hampir menyerupai dengan gambar nyata.
Aspek yang paling penting yaitu bagaimana cara menciptakan teknik yang sesuai dengan hubungan yang intuitif antara pengguna dan konten maya pada aplikasi. Ada empat cara utama interaksi dalam aplikasi AR: antarmuka yang nyata, antarmuka yang kolaboratif, antarmuka yang hibrid, dan antarmuka multimodal yang muncul [11].
Melalui teknologi AR, informasi dapat disisipkan ke dalam dunia maya dan diproyeksikan melalui berbagai perangkat diantaranya komputer, komputer web, ponsel
CYBERNETICS Vol. 4, No. 01, Mei 2020 : 41–49
android, maupun kacamata khusus. Objek maya tidak dapat dilihat secara langsung melainkan diidentifikasi melalui perangkat berupa komputer dan kamera sebagai media perantara untuk menyisipkan informasi objek maya ke dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
Aplikasi AR membantu pengguna untuk memvisualisasikan perancangan arsitektur interior bekerja di lingkungan sebenarnya. AR adalah teknologi pengguna grafis yang mapan di dunia nyata [4].
Cara kerja dari aplikasi augmented reality yaitu apabila penanda (marker) yang sudah dikenali dari aplikasi terdeteksi oleh kamera, maka hasilnya akan menampilkan objek 2D maupun 3D yang ditampilkan dalam layar monitor. Hasil penggabungan keadaan nyata dan maya ditampilkan secara interaktif dan realtime [11]. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratikno yang menyimpulkan bahwa hasil keluaran dari sistem yang diterapkan pada penelitian sebesar 16 frame per second (FPS), sehingga sudah termasuk dalam waktu nyata (real time) yang mensyaratkan minimal 4 FPS [13].
2. Metode Penelitian
Metode dan pendekatan penelitian adalah metode Research and Development (R&D) dan pendekatan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Penelitian tersebut berorientasi dalam pengembangan yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan. Tahapan ADDIE dapat dijelaskan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Pendekatan ADDIE
Pengembangan ADDIE dapat mendukung analisis dan perancangan media pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality. Adapun tahapannya mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Berikut adalah penjelasan serta langkah-langkah yang akan dilakukan pada setiap tahapan.
a. Analisis
Pada tahapan ini dilakukan analisa kurikulum dan analisa kebutuhan di Program Studi P.TIK IKIP PGRI Pontianak. Analisis kurikulum tersebut meliputi Kompetensi inti (KI), Kompetensi dasar (KD), indikator, dan materi pembelajaran. Analisis KI dan KD dilakukan untuk menentukan kompetensi mana yang memerlukan media pembelajaran. Dari hasil analisis kurikulum, diketahui bahwa materi yang sesuai adalah materi IP Traffic Work pada mata kuliah Jaringan Komputer. Sementara analisis lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara mengenai kebutuhan dosen dan mahasiswa sehingga ditemukan jenis media pembelajaran yang sesuai keutuhan. Hasil studi lapangan diperoleh bahwa materi IP Traffic Work perlu mendapat perioritas utama. Dosen maupun mahasiswa menghendaki adanya media pembelajaran yang berbasis tiga dimensi karena pemahaman perangkat dan simulasi akan lebih mudah dipahami jika disajikan secara tiga dimensi yang terlihat lebih nyata. Selama ini pembelajaran Jaringan Komputer hanya menggunakan media modul dan powerpoint dua dimensi. Dari analisis kebutuhan dimaksudkan untuk mengetahui kriteria materi ajar harus
Pengembangan Media Pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality (Ryan Permana & Ridho Dedy Arief Budiman) menarik dan dapat membantu mahasiswa untuk mencapai kompetensi, sehingga materi yang disusun sesuai kebutuhan dan tepat dengan KD yang akan diraih mahasiswa.
b. Desain
Pada tahap desain berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran berbasis augmented reality, seperti membuat desain tampilanyang disesuaikan dengan konsep pendidikan, perancangan melalui diagram konteks terkait media pembelajaran, data flow diagram yang dijelaskan secara rinci dari setiap alur program, dan flowchart dari keseluruhan program.
c. Pengembangan
Tahapan ini yaitu menuangkan desain media yang telah direncanakan dalam bentuk produk. Bagian-bagian yang telah dikumpulkan saat perencanaan kemudian digabungkan menjadi produk yang nantinya akan mengalami beberapa kali revisi. Software yang digunakan adalah Unity 3D. Unity 3D digunakan dalam pembuatan materi IP Traffic Work berbasis 3 dimensi berbasis augmented reality.
d. Implementasi
Setelah media pembelajaran dibuat sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut, kemudian media pembelajaran divalidasi oleh pakar yang ahli dalam bidang media pembelajaran dan pakar yang ahli dalam bidang konten materi. Kemudian media akan diimplementasikan pada mahasiswa sebagai pengguna. Jika masih terdapat kekurangan, maka media direvisi sehingga media lebih baik dan siap untuk digunakan.
e. Evaluasi
Setelah media diimplementasikan, maka peneliti akan melakukan evaluasi terhadap media yang telah digunakan tersebut. Jika media yang digunakan tidak terdapat masalah dalam penggunaannya, maka media pembelajaran tersebut layak dan digunakan sebagai media alternatif dalam proses belajar mengajar.
3. Hasil dan Analisis
Penelitian ini mengembangkan suatu media pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality. Model yang digunakan adalam pengembangan ini mengadopsi dari ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Berikut pemaparan tahap-tahap dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis
Analisis kebutuhan pengembangan media Pembelajaran IP Traffic Work berbasis Augmented Reality yakni:
- Analisis Kebutuhan Mahasiswa
Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa yakni media pembelajaran yang minim dan kurang efektif pada materi IP Traffic Work. Mahasiswa menginginkan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami.
- Analisis Kebutuhan Dosen
Kebutuhan dosen untuk media pembelajaran berbasis augmented reality adalah membutuhkan media yang efektif dan efesien. Dosen menginginkan media augmented reality yang dibuat pada materi pengenalan perangkat keras komputer. Pada tampilan media menginginkan tampilan yang menarik dan userfriendly, membutuhkan tampilan 3 Dimensi. Tombol navigasi mudah diakses, selain itu juga media yang di kembangkan dapat berjalan dengan baik pada platform android.
- Analisis Kebutuhan Media
Menganalisis ketersedian alat teknologi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembuatan media membutuhkan seperti perangkat Handphone android, Bahan ajar, ketersediaan aplikasi Augmented Reality, Unity 3D dan Vuvoria untuk membuat produk.
CYBERNETICS Vol. 4, No. 01, Mei 2020 : 41–49 b. Perancangan
Tahap analisis menunjukkan media pembelajaran berbasis augemented reality dapat diterapkan, maka tahapan selanjutnya adalah perancangan tampilan, konten, dan alur program media pembelajaran tersebut. Berikut tampilan media pembelajaran IP Traffic work berbasis augmented reality yang telah dibuat.
Gambar 2. Materi Crimping Tools
Gambar 3. QR Code Crimping Tools
Gambar 1 dan 2 merupakan tampilan konten media pembelajaran IP Traffic Work yang dibuat dalam sebuah buku saku. Buku saku dibuat agar mahasiswa mudah membawanya. Dalam buku tersebut terdapat semua materi tentang IP Traffic Work yang dijelaskan secara rinci. Setiap pembahasan materi tersebut selalu diakhiri dengan QR Code. QR Code digunakan untuk menampilkan gambar secara visual dari setiap pembahasan pada materi IP Traffic Work. Seperti pada contoh Gambar 1 dan 2 merupakan bagian dari pembahasan materi IP Traffic Work yaitu materi crimping tools. Maka QR code yang ditampilkan merupakan gambaran visual dari alat crimping tools.
Pengembangan Media Pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality (Ryan Permana & Ridho Dedy Arief Budiman) Gambar 5. Interface AR Switch/Hub
Gambar 3 dan 4 merupakan interface dari QR Code dari setiap pembahasan pada materi IP Traffic Work dalam bentuk animasi 3 Dimensi (3D). Gambar 3D ini dapat diputar 1800
sehingga mahasiswa dapat memahami gambar dari materi tersebut dengan rinci. Media ini digunakan sebagai bahan alternatif dari alat peraga yang sesungguhnya.
c. Perancangan
Berdasarkan hasil validasi media dan materi yang divalidasi oleh 2 (dua) orang ahli media dan 1 (satu) orang ahli materi diperoleh bahwa media pembelajaran yang dirancang dalam kategori “Baik”.
Tabel 1. Skor validasi oleh ahli media Rerata Skor Kategori
> 3¸40 Sangat Baik > 2¸80 - 3¸40 Baik > 2¸20 - 2¸80 Cukup Baik > 1¸60 - 2¸20 Kurang
≤ 1¸60 Sangat Kurang Tabel 2. Hasil validasi ahli media Penilaian
Ahli Media Pertama Ahli Media Kedua Total Rerata Skor perolehan Ahli Madia Skor Hasil Rerata
skor Skor yang diperoleh Rerata skor Aspek Media 73 3,32 74 3¸36 3,34
Kategori Baik Baik Baik
Berdasarkan hasil dari tabel 2, bahwa rerata skor yang dihasilkan dari ahli media pertama yaitu: 3,32; sedangkan rerata skor yang dihasilkan dari ahli media kedua yaitu: 3,36. Sehingga total rerata skor yang diperoleh yaitu: 3,34. Berdasarkan tabel 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa skor 3,34 memiliki kategori “BAIK”.
Tabel 3. Skor validasi oleh ahli materi Rerata Skor Kategori
> 3¸40 Sangat Baik > 2¸80 - 3¸40 Baik > 2¸20 - 2¸80 Cuku Baik > 1¸60 - 2¸20 Kurang
≤ 1¸60 Sangat Kurang Tabel 4. Hasil validasi ahli materi
CYBERNETICS Vol. 4, No. 01, Mei 2020 : 41–49
Skor yang diperoleh Rerata skor
Aspek Materi 54 3,38
Kategori Baik
Berdasarkan hasil dari tabel 4, bahwa rerata skor yang dihasilkan dari ahli materi yaitu: 3,38. Berdasarkan tabel 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa skor 3,38 memiliki kategori “BAIK”.
d. Implementasi
Media pembelajaran kemudian diperbaiki berdasarkan rekomendasi dari ahli media dan ahli materi, setelah itu dilakukan pengujian ke kelompok kecil, maka media pembelajaran diimplementasikan ke subjek penelitian. Pada saat implementasi, subjek penelitian diberikan angket untuk mengetahui respon yang diberikan terhadap media pembelajaran yang telah dirancang
e. Evaluasi
Berdasarkan instumen kelayakan yang diberikan ke subjek penelitian diperoleh hasil bahwa media pembelajaran augmented reality dengan teknologi virtual reality “Layak” untuk digunakan dalam pembelajaran IP Traffic Work lebih tepat digunakan dibandingkan dengan media yang digunakan sebelumnya.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengembangan media pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality dimana media dibuat menggunakan software unity, memerlukan marker sebagai wadah untuk menampilkan materi dalam bentuk 3D dan video.
2. Pengembangan dalam penelitian media pembelajaran IP Traffic Work Augmented Reality divalidasi oleh 2 ahli media dan 1 ahli materi. Bahwa hasil dari ketiga validator tersebut memperoleh kategori “BAIK”
3. Kelayakan dalam penelitian media pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality yang diberikan kepada subjek penelitian memperoleh kategori “LAYAK”.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat dikembangkan dalam penelitian yaitu:
1. Media pembelajaran AR ini dapat dikembangkan pada platform tablet ios dengan ekstensi .IPA
2. Media pembelajaran AR ini dapat dikolaborasikan simulasi video cara pengiriman paket data menggunakan teknologi VR.
Daftar Pustaka
[1]. Adeyemo, S. A. 2010. The Impact of Information Communication and Technology on Teaching and Learning of Physics.International Journal of Educationnal Research and Technology, Vol. 1 (2): 48-59.
[2]. Salmi, H., Kaasinen, A., & Kallunki, V. 2012. Towards an Open Learning Environment via Augmented Reality (AR): Visualising the Invisible in Science Centres and Schools for Teacher Education. The 5th Intercultural Arts Education Conference: Design Learning. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 45 (2012): 284-295.
[3]. Majid, N. A. A., Mohammed, H., & Sulaiman, R. 2015. Students’ Perception of Mobile Augmented Reality Applications in Learning Computer Orgaization. IETC 2014. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 176 (2015): 111-116.
[4]. Raajan, N. R., et al. 2012. Augmented Reality Based Virtual Reality. International Conference on Modeling, Optimisation and Computing (ICMOC 2012). Procedia Engineering, 38: 1559-1565.
[5]. Wart, T. 2012. Augmented Reality Using Appcelerator Titanium Starter. Birmingham: Packt Publishing Ltd.
Pengembangan Media Pembelajaran IP Traffic Work Berbasis Augmented Reality (Ryan Permana & Ridho Dedy Arief Budiman) [6]. Zuli, F. 2018. Rancang Bangun Augmented dan Virtual Reality Menggunakan Algoritma Fast Media Informasi 3D di Universitas Satya Negara Indonesia. Jurnal Algoritma, Logika dan Komputesi. Vol. 1. No. 2. pp. 94-104.
[7]. Putra, Nusa. 2011. Research and Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
[8]. Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., Russel, James D.. 2008. Instructional Technology and Media for Learning (Ninth Edition). NJ: Pearson Education Inc.
[9]. Sudjana. & Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. [10]. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
[11]. Carmigniani, J. and Furht, B. 2011. Augmented Reality: An Overview. In: Furht, B., Ed., Handbook of Augmented Reality, Springer, New York, 3-46.
[12]. Prihantono, D. 2013. Membuat Aplikasi Game 3D Interaktif Augmented Reality. Solo: Buku AR Online.
[13]. Pratikno, H. 2015. Kontrol Gerakan Objek 3D Augmented Reality Berbasis Titik Fitur Wajah dengan POSIT. JNTETI, 4 (1): 16-24.