• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Robi Setiawan Jati BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Robi Setiawan Jati BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mahasiswa merupakan motor penggerak perubahan suatu bangsa dan negara, dimana merekalah yang masih memiliki kebersihan ideologis dan pergerakan yang dinamis dalam pemikiran perbaikan kehidupan (Wahyudi, 2012). Untuk bisa menjadi sebuah motor penggerak perubahan suatu bangsa dan negara seorang mahasiswa keperawatan harus bisa memiliki kemampuan membina hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain mahasiswa juga membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Menurut Jalaluddin (2004) kemampuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif menyebabkan individu yang terlibat dalam proses komunikasi merasa senang, sehingga mendorong tumbuhnya sikap saling terbuka.

(2)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2010) menunjukan bahwa dari 184 mahasiswa sebagian besar memiliki kecemasan sedang ketika berbicara didepan umum sebanyak 123 (66,9%), selebihnya 30 mahasiswa (16,3%) mengalami kecemasan tinggi dan 31 mahasiswa (16,8%) mengalami kecemasan rendah. Ririn, Asmidir dan Marjohan (2013) menambahkan dalam penelitianyanya menunjukkan bahwa dari 68 mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP angkatan 2011, perolehan terbesar berada pada kategori tinggi yakni sebanyak 29 orang mahasiswa (42,65%) yang tergolong memiliki kecemasan yang tinggi ketika berbicara di depan umum.

Kemampuan komunikasi yang efektif dapat diperoleh melalui proses belajar mengajar di bangku perkuliahan, dengan cara aktif dalam hal berdiskusi presentasi maupun tanya jawab dengan dosen ketika jam perkulihan. Akan tetapi pada kenyataanya mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan ketika untuk berkomunikasi di depan teman-teman sendiri untuk mempresentasikan tugas kelompok atupaun individu. Kecemasan yang dialami mahasiswa antara lain merasa grogi dan malu berbicara di depan umum. Hal ini ditunjukan dalam presentasi mahasiswa membacakan tersendat-sendat dan salah membaca kosakata dengan benar. Padahal komunikasi bagi seorang perawat sangatlah penting ketika nanti bekerja di rumah sakit saat berkomunikasi teraputik dengan pasien.

(3)

didepan umum merupakan suatu jenis kecemasan komunikasi, yang ditandai dengan adanya suatu pemikiran bahwa dirinya akan dikritik atau dinilai jelek oleh orang lain (Horwitz, 2002). Menurut Rakhmat (2007) seseorang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari komunikasi. Mereka takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya. Dalam diskusi, mereka akan lebih banyak diam.

Winarni (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa mahasisiwa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi selalu berfikir optimis bahwa apa yang akan disampaikannya saat akan melakukan komunikasi didepan umum dapat disampaikan dengan baik serta apa yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pendengar. Sebaliknya mahasiwa yang memiliki kepercayaan diri rendah tidak miliki sikap optimis dengan apa yang hendak disampaikannya saat melakukan komunikasi di depan umum. Mereka akan merasa bahwa apa yang akan disampaikan mereka dinilai buruk oleh para audiens atas apa yang telah disampaikannya serta merasa bahwa mereka akan menjadi bahan pembicaraan oleh pendengar dan lain sebagainya.

(4)

maupun orangtua, secara individual maupun kelompok (Risnawati & Ghufron, 2010).

Mahasiswa yang tidak mampu berkomunikasi akan mengalami persoalan yaitu sulit menyesuaikan diri, mudah marah, cenderung memaksakan kehendak, dan ingin menang sendiri (Tedjasaputra, 2004). Menurut Ririn, Asmidir dan Marjohan (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik akan terlihat lebih mampu berada dalam situasi berinteraksi di depan orang banyak. Sehingga mahasiswa yang memiliki keterampilan komunikasi yang tinggi cenderung tidak akan mengalami hambatan yang berarti dalam proses berhubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat.

(5)

yang tinggi, merasa mampu menghadapi situasi yang menegangkan dan yakin bahwa usaha yang dilakukanya sekarang, nantinya akan membuahkan hasil yang baik.

Self efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau

kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu (Baron dan Byrne, 2000). Bandura (1997) menjelaskan bahwa self efficacy berguna untuk melatih kontrol terhadap stresor, yang berperan penting dalam keterbangkitan kecemasan. Seseorang yang yakin bahwa mereka mampu memunculkan kontrol terhadap adanya ancaman maka tidak akan mengalami keterbangkitan kecemasan yang tinggi. Sebaliknya mereka yang memiliki keyakinan bahwa mereka tidak bisa mengatur ancaman yang mereka alami maka akan memunculkan kecemasan yang tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 10 mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, didapatkan bahwa ada 4 (40%) mahasiwa yang merasa dirinya khawatir ketika disuruh mempresentasikan tugas belajar yang dikerjakan secara berkelompok, 4 (40%) mahasiswa merasa takut salah dan tidak bisa menjawab ketika presentasi di depan teman-temannya dan 2 (20%) mahasiwa merasa tegang dan gugup ketika ditunjuk dosen untuk maju didepan.

(6)

Self Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Didepan Umum Pada Mahasiswa

Keperawatan S1”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah “Adakah hubungan antara ketrampilan komunikasi, kepercayaan diri dan self efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa

keperawatan S1”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara ketrampilan komunikasi, kepercayaan diri

dan self efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum pada

mahasiswa keperawatan S1.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden (jenis kelamin dan umur).

b. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010

c. Untuk mengetahui kepercayaan diri pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010

(7)

e. Untuk mengetahui kecemasan berbicara didepan umum mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010

f. Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan komunikasi dengan kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010 di Unversitas Muhammadiyah Purwokerto.

g. Untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010 di Unversitas Muhammadiyah Purwokerto.

h. Untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2010 di Unversitas Muhammadiyah Purwokerto.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Mahasiswa

Memberikan masukan dan informasi pada mahasiswa tentang kecemasan yang mereka alami kaitanya dengan ketrampilan komunikasi, kepercayaan diri dan self efficacy.

2. Bagi Pihak Fakultas

(8)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan refrensi tambahan untuk peneliti yang akan melakukan penelitian sama dengan tema yang diangkat peneliti.

E. PENELITIAN TERKAIT

1. Winarni (2013)

Judul penelitian kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi di depan umum pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri sebagai variabel bebas dan kecemasan komunikasi didepan umum sebagai variabel terikat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa psikologi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua skala sebagai alat ukur, yaitu skala kepercayaan diri dan skala kecemasan komunikasi di depan umum. Analisa penelitian menggunakan korelasi product moment.

(9)

uji yang digunakan korelasi product moment. Sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas self efficacy, keterampilan berbicara, kepercayaan diri dan variabel terikatnya yaitu kecemasan berbicara didepan umum, sampel mahasiswa keperawatan S1, teknik sampel yang digunakan sample random sampling dan analisis menggunakan uji chi square.

Persamaannya yaitu untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan variabel bebas kepercayaan diri.

2. Ririn, Asmidir dan Marjohan (2013)

(10)

sampel sebanyak 68 orang dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Alat pengumpul data angket. Data yang telah

terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan korelasi product moment yang diolah dengan program Komputer.

Perbedaan dalam peneltiain ini yaitu sampel mahasiswa mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dan uji yang digunakan korelasi product moment. Sedangkan peneliti menggunakan sampel mahasiswa keperawatan S1, teknik sampel yang digunakan sample random sampling dan analisis menggunakan uji chi square.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan ketrampilan kepada para penjual umbi- umbian di Pasar Telo Karangkajen

and you can see from the radar screen – that’s the screen just to the left of Professor Cornish – that the recovery capsule and Mars Probe Seven are now close to convergence..

Surat Kabar dan Pemilukada DKI Jakarta 2017 (Studi Kecenderungan Penulisan Tajuk Rencana Pada Surat Kabar Harian Kompas dan Media Indonesia Terkait dengan

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh