• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL PADA KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL PADA KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL PADA KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh: Yosua Pither Parianto

NIM : 158114154

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

DAMPAK PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL PADA KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh: Yosua Pither Parianto

NIM : 158114154

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi berkat dan perlindungan. Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik ku tercinta

Keluarga besar ku yang tercinta, sahabat-sahabat yang ku sayangi Serta Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

(6)
(7)
(8)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat, cinta kasih, dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Dampak Pemberian Vitamin B1, B6, B12 Parenteral Pada Kadar Hemoglobin Pasien Gagal Ginjal Kronis Di Rumah Sakit Bethesda Dan Panti Rapih Yogyakarta” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakrta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pihak yang mendukung dalam penyusunan naskah ini. Ungkapan terima kasih ini di sampaikan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan tuntunan untuk menyusun naskah ini.

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian ini

3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. Selaku Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian ini

4. Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes., Sp.S., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK.,dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang telah diberikan.

6. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Kepala Rumah Sakit Bethesda yang memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data.

(9)
(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiv ABSTRACT ... xv PENDAHULUAN ... 1 METODE ... 3 Desain Penelitian ... 3 Subjek Penelitian ... 3 Pengumpulan Data ... 4 Analisis ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

Karakteristik Responden ... 6

Jenis Kelamin dan Usia ... 6

Diabetes dan Hipertensi ... 7

Riwayat Penggunaan Obat………...7

Deskriptif Data Statistik Kadar Hemoglobin……….……..8

Uji Normalitas Data Kadar Hemoglobin…...……….……..9

Uji Non Parametrik Wilcoxon……….………...9

Pengaruh Riwayat Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin……9

Pengaruh Riwayat Penggunaan Eritropoetin Terhadap Kadar Hemoglobin...10

(11)

x KESIMPULAN ... 13 SARAN ... 14 DAFTAR PUSTAKA ... 15 LAMPIRAN ... 17 BIOGRAFI PENULIS ... 42

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Dasar Responden Penelitian……….5

Tabel II. Riwayat Penggunaan Obat Pasien ... 7

Tabel III. Statistik Deskriptif Kadar Hemoglobin ... 8

Tabel IV. Pengaruh Riwayat Penggunaan Asam Folat ... 9

Tabel V. Pengaruh Riwayat Penggunaan Eritropoetin ... 10

Tabel VI. Hasil Uji Non Parametrik Wilcoxon ... 12

Tabel V. Analisis SPSS (Uji Normalitas) ... 39

Tabel V. Analisis Deskriptif ... 39

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Rata-rata Kadar Hemoglobin Pada Visit 1, Visit 2 dan Visit 3

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Sampel (calculaor openepi) ... 17

Lampiran 2. Data Responden Penelitian ... 18

Lampiran 3. Ethical Clearance ... 37

Lampiran 4. Lampiran Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit ... 38

Lampiran 5. Hasil Analisis SPSS ... 39

Lampiran 6. Lampiran Surat Izin Penelitian ... 40

(15)

xiv

ABSTRAK

Gagal ginjal kronis adalah kelainan fungsi dan struktur ginjal atau penurunan fungsi renal yaitu GFR (Glomerulus Filtration Rate) yang berada di bawah nilai normal. Gagal ginjal kronis menyebabkan produksi eritropoetin menurun sehingga berpotensi mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah. Hemoglobin merupakan komponen yang terkandung pada sel darah merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral pada kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah one group pretest-postest menggunakan data sekunder hasil lab dari rekam medis. Data dikumpulkan dari 117 pasien menggunakan metode

consecutive sampling. Analsis data secara statistik menggunakan program SPSS

dengan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kadar hemoglobin visit 1 dan 2 (p= 0,000); visit 1 dan 3 (p= 0,000) dan visit 2 dan 3 (p= 0,010). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang bermakna pemberian vitamin B1, B6 dan B12 parenteral pada kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

(16)

xv

ABSTRACT

Chronic kidney failure is a disorder of renal function and structure or a decrease in renal function, namely GFR (Glomerulus Filtration Rate) which is below the normal value. Chronic renal failure causes erythropoietin production to decrease so that it has the potential to experience anemia or lack of red blood cells. Hemoglobin is a component contained in red blood cells. This study aims to determine the effect of giving parenteral vitamin B1, B6, B12 to the hemoglobin level of chronic renal failure patients undergoing hemodialysis at Bethesda Hospital and Yogyakarta Ranti Panti. The design of this study was one group pretest-posttest using secondary data from lab results from medical records. Data were collected from 117 patients using the consecutive sampling method. Data analysis was statistically using the SPSS program with the Wilcoxon Test.

The results showed that there were differences in hemoglobin visit levels 1 and 2 (p = 0,000); visit 1 and 3 (p = 0,000) and visit 2 and 3 (p = 0.010). The conclusion in this study is that there is a significant effect of giving parenteral vitamins B1, B6 and B12 to the hemoglobin level of chronic renal failure patients undergoing hemodialysis.

(17)

1

PENDAHULUAN

Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi renal secara progresif selama lebih dari 3 bulan (Dipiro, 2015). Kriteria gagal ginjal kronis dilihat dari penurunan nilai GFR (Gromerular filtration rate) atau laju filtrasi glomerular. Penanda kerusakan ginjal adalah Albuminuria (AER ≥ 30 mg / 24 jam; ACR ≥ 30 mg / g [≥ 3 mg / mmol]), kelainan sedimen urin, elektrolit dan kelainan lain karena gangguan tubular, riwayat transplantasi ginjal. Nilai laju filtrasi glomerular menurun sebesar GFR < 60 ml/min/1.73 m2 (KDIGO, 2012).

Gagal ginjal kronis merupakan salah satu faktor penyebab kematian yang terbesar dan angka kematian gagal ginjal kronis sebesar 31,7%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia sebesar 19,3 persen. Pada Kota Yogyakarta, prevalensi penyakit ginjal kronis sebesar 0,3 persen (Kemenkes RI, 2018). Pasien gagal ginjal kronis memiliki eritropoetin dalam jumlah yang sedikit, sehingga sumsum tulang membuat lebih sedikit eritrosit dan menyebabkan anemia. Untuk mengetahui pasien gagal ginjal kronis yang kekurangan hemoglobin dan mengalami anemia dilakukan pemeriksaan darah yang meliputi hemoglobin (Pratiwi dkk, 2016).

Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah yang mengangkut oksigen dan mempertahankan pH normal. Hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida dan empat gugus heme, masing masing mengandung atom besi. Heme adalah derivat protein yang mengandung zat besi (Ferrous) untuk mengikat oksigen (Bijanti, 2010). Pada gagal ginjal kronis sering terjadi anemia karena penurunan produksi eritropoetin. Eritropoetin adalah hormon dilepaskan oleh ginjal untuk mengatur aktivitas eritropoesis. Eritropoesis normal memerlukan zat besi, Vitamin B12 dan asam folat. Unsur-unsur tersebut penting untuk produksi hemoglobin, dimana jika terjadi defisiensi dari unsur tersebut dapat menyebabkan berkurangnya produksi sel darah merah (anemia mikrositik hipokromik) (Neal, 2006). Vitamin B1 berfungsi sebagai kofaktor reaksi dekarboksilasi oksidatif yang mengubah piruvat menjadi asetil koenzim A (CoA), dimana asetil koenzim A diperlukan dalam sintesis hemoglobin. Vitamin B6 mengandung senyawa pyridoxal-5-phosphate (PLP) sebagai kofaktor untuk

(18)

2

banyak enzim, khususnya untuk sintesis (δ)-aminolevulinat dalam pembentukan heme menjadi hemoglobin. Vitamin B12 berfungsi sebagai koenzim untuk reaksi

L-methylmalonyl-CoA menjadi succinyl-CoA dimana succinyl-CoA diperlukan

dalam sintesis hemoglobin (Steiber and Kopple, 2011).

Penelitian Saifan et al (2013), sebanyak 132 dari 171 pasien menjalani hemodialisa. Kadar serum vitamin B12 diambil sebelum dilakukan hemodialisa dan selanjutnya dilakukan skrining dengan mengukur konsentrasi serum vitamin B12. Hasilnya menunjukan kadar hemoglobin setelah pengobatan tidak berbeda secara signifikan. Penelitian Su et al (2011), melakukan studi kohort prospektif dari 62 pasien hemodialisa (34 makrositik, 28 normositik) dari november 2008 hingga maret 2009. Pasien diberikan vitamin B12 1.000 μg intravena yang diberikan sekali seminggu selama 4 minggu dan tindak lanjut adalah 12 minggu serta dilakukan pengkuran MCV dan hemoglobin. Hasilnya tidak ada perbaikan dalam hemoglobin, jumlah retikulosit atau MCV pada kedua kelompok, tetapi vitamin B12 intravena dapat menyebabkan penurunan methylmalonic acid. Kemudian Costa (2008) mengevaluasi pada 63 pasien gagal ginjal kronis stadium 5 (32 responden dan 31 non-responden terhadap terapi eritropoietin) dan dalam 26 kontrol yang sehat, dan mengukur jumlah sel darah merah, hematokrit, konsentrasi hemoglobin. Hasilnya Pasien CKD stadium 5 yang bukan responden lebih anemia (kadar hemoglobin dibawah normal).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak pemberian vitamin B1, B6, dan B12 parenteral terhadap kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronis yang mengalami hemodialisa di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat dan peneliti dibidang klinis tentang dampak vitamin B parenteral terhadap kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

(19)

3

METODE

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pra eksperimental dengan desain one group

pretest-postest design (Surahman dkk, 2016). Penelitian ini terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral dua kali dalam satu minggu. Kadar hemoglobin diukur pada minggu pertama yaitu visit 1 sebelum diberikan vitamin B1, B6, B12 parenteral. Pada minggu kedua dan keempat sebagai visit 2 dan visit 3 dilakukan pengukuran hemoglobin setelah menerima vitamin B1, B6, B12 parenteral.

Subyek Penelitian

Kriteria subjek penelitian dibagi menjadi inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi meliputi laki-laki atau perempuan, dewasa (usia > 18 tahun), memiliki gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa rutin dua kali per minggu, dan tidak menggunakan suplemen vitamin B rutin sebelumnya. Kemudian kriteria ekslusi meliputi subjek yang hipersensitivitas terhadap kombinasi vitamin B, partisipasi dalam uji klinis lainnya, data rekam medis yang tidak lengkap, dan wanita hamil. Sampel pada penelitian ini dikumpulkan menggunakan desain nonprobability

sampling dengan jenis pengambilan sampel yaitu consecutive sampling, dimana

sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi dengan waktu pengumpulan data yang tersedia (Sharma, 2014). Penelitian ini menggunakan interval kepercayaan 95% dan kekuatan penelitian 80%.

Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan perhitungan online

mnggunakan kalkulator openepi yang diakses melalui

http://www.openepi.com/samplesize/SSMean.htm. Data yang digunakan adalah rata-rata kadar hemoglobin sebelum diberikan vitamin B dan sesudah diberikan vitamin B yang ada pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian Obi et al (2016), didapatkan hasil rata-rata kadar hemoglobin sebelum perlakuan adalah 11 mg/dL, sedangkan rata-rata kadar hemoglobin setelah perlakuan adalah 10

(20)

4

mg/dL dengan standar deviasi 1,2 dan 1,1. Selanjutnya data dimasukan kedalam

openepi dan didapatkan hasil 42 subjek.

Cara menghitung sampel untuk menunjukan rata-rata suatu kelompok penelitian sebagai berikut:

n = 2 2 / ) (        d Z Z  d Keterangan: n = besar sampel;

Zα/2 = nilai dalam tabel Z untuk nilai α tertentu (ditentukan oleh peneliti yaitu α = 0,05 = 5%);

= nilai dalam tabel Z untuk nilai power tertentu (ditentukan oleh peneliti

yaitu 80%);

Σd = simpangan baku populasi dari data d yang diperoleh melalui penelitian

sebelumnya atau berdasarkan referensi tertentu;

d = besarnya nilai perbedaan yang diharapkan oleh peneliti antara μsesudah

dan μsebelum sesudah-μsebelum = d(rata-rata d)) (Lolombulan, 2017).

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang didapat dari rekam medis. Data yang diambil adalah data dasar pasien dan data laboratorium. Data dasar pasien meliputi nomor rekam medik, nama, jenis kelamin, usia, penyakit penyerta (hipertensi dan diabetes) dan konsumsi obat lain (antihipertensi dan antidiabetes). Data laboratorium meliputi kadar hemoglobin. Pengambilan data sekunder melalui rekam medis pasien gagal ginjal kronis yang sudah mendapatkan terapi vitamin B1, B6, B12 parenteral dan menjalani hemodialisa selama empat minggu di Rumah Sakit Bethesda dan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Waktu penelitian yang diperlukan dari perizinan Ethical Clearance sampai pengambilan data adalah satu bulan. Pengambilan data pasien dilakukan dalam empat minggu dengan tiga visit. Waktu visit pertama dan kedua adalah dua minggu, kemudian visit kedua dan ketiga adalah dua minggu.

(21)

5

Analisis

Data dianalisis secara deskriptif dan analisis statistik secara komputerisasi. Analisis deskriftif untuk melihat karakteristik subjek dan deskripsi kadar hemoglobin pada visit 1, visit 2 serta visit 3. Data dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS untuk melihat pengaruh penggunaan vitamin B1, B6, B12 parenteral pada kadar hemoglobin menggunakan non parametric

Wilcoxon test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Tabel I. Karakteristik dasar Responden penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa

Variabel Kriteria Jumlah (n=117) Persentase (%)

Jenis kelamin Perempuan 41 35,04% Laki-laki 76 64,96% Usia 18-44 33 28,21% 45-64 68 58,12% > 65 16 13,67% Hipertensi Ya 98 83,76% Tidak 19 16,23% Diabetes Ya 40 34,18% Tidak 77 65,81%

Jenis kelamin dan Usia

Subjek minimal yang diperlukan pada penelitian ini sebanyak 42 subjek. Subjek yang diambil dalam penelitian sebesaar 117 subjek. Pasien laki-laki sebesar 76 (64,96%) dan perempuan sebesar 41 (35,04%). Berdasarkan data, subjek dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar dari pada subjek perempuan. Jenis Kelamin laki-laki memiliki resiko gagal ginjal kronik lebih besar dari

(22)

6

perempuan karena perempuan lebih memperhatikan pola hidup atau life style dibandingkan laki-laki (Pranandari, 2015). Pada 117 pasien yang termasuk usia 18- 44 tahun sebanyak 33 (28,21%), usia 45-64 tahun sebanyak 68 (58,12%), usia > 65 tahun sebanyak 16 orang (16,23%). Pasien usia 45-64 tahun lebih banyak mengalami gagal ginjal kronis dengan persentase sebesar 58,12% karena pada usia diatas 40 tahun fungsi ginjal semakin berkurang serta menyebabkan penurunan kecepatan ekskresi glomerulus dan menurunnya fungsi tubulus (O’Hare, 2007).

Diabetes dan Hipertensi

Berdasarkan data 117 pasien, pasien dengan riwayat hipertensi sebanyak 98 pasien (83,76%) dan yang tidak hipertensi sebanyak 19 pasien (16,24%). Kemudian pasien dengan riwayat diabetes melitus sebanyak 38 pasien (32,48%) dan sebanyak 79 (57,52%) tidak ada riwayat diabetes melitus. Riwayat penyakit faktor resiko hipertensi mempunyai resiko lebih besar mengalami gagal ginjal kronik daripada tanpa riwayat hipertensi. Hal ini dikarenakan peningkatan tekanan darah dapat memperburuk kerusakan ginjal melalui peningkatan tekanan intraglomerular yang menyebabkan gangguan fungsional dan struktural pada glomerulus. Tekanan intravaskuler yang tinggi kedalam glomerulus melalui arteri aferen, kemudian terjadi konstriksi akibat hipertensi. Riwayat penyakit faktor resiko diabetes melitus mempunyai resiko lebih besar mengalami gagal ginjal kronik daripada tanpa riwayat diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena komplikasi diabetes melitus yaitu diabetes nefropati. Diabetes nefropati menyebabkan kerusakan pada glomerulus karena terjadi denaturasi protein oleh kadar glukosa yang tinggi (Pranandari, 2015).

(23)

7

Riwayat Penggunaan Obat

Tabel II. Riwayat penggunaan obat pasien

Obat Golongan Jumlah %

Antihipertensi CCB 68 68,11% ARB 51 43,58% Diuretik 49 41,88% Antidiabetik Insulin 10 8,54%. Kalsium CaCo3 80 68,37%

Asam folat Asam folat 102 87,17%

Eritripoetin Eritropoetin 98 83,76%

Risiko penyakit ginjal kronis menurut penelitian Zoungas et al (2009) yaitu anemia, hipokalsemia, hipertensi dan diabetes. Hal tersebut terbukti pada penelitian ini dengan melihat riwayat penggunaan obat pasien. Pasien memiliki riwayat pengobatan antihipertensi dengan golongan calcium canal blocker (CCB) sebesar 68 (58,11%), Angiotensin Receptor Blocker (ARB) sebesar 51 (43,58%) dan diuretik sebesar 49 (41,88%). Pasien dengan riwayat penggunaan insulin sebanyak 10 (8,54%), CaCo3 sebanyak 80 (68,37%) dan asam folat sebanyak 102 (87,17%). Riwayat penggunaan obat yang paling besar adalah asam folat, diikuti riwayat penggunaan eritropoetin, obat antihipertensi, kalsium karbonat (CaCo3) dan insulin.

(24)

8

Data Deskriptif Kadar Hemoglobin

Tabel III. Statistik Deskriptif Kadar Hemoglobin

Statistik Deskriptif Visit 1 (n=117) Visit 2 (n=117) Visit 3 (n=117)

Standar deviasi 1,49 1,96 1,87

Rata-rata (g/dL) 9,22 10,33 10,11

Nilai minimal (g/dL) 5,50 5,50 6,00

Nilai maksimal (g/dL) 13,20 15,7 14,60

Rentang (g/dL) 7,70 10,2 8,60

Gambar 1. Grafik rata-rata kadar hemoglobin

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, didapatkan hasil rata-rata kadar hemoglobin visit 1 sebesar 9,22 g/dL, visit 2 sebesar 10,33 g/dL, dan visit 3 sebesar 10,11. Standar deviasi visit 1 sebesar 1,49, visit 2 sebesar 2,24 dan visit 3 sebesar 1,91. Hasil analisis deskriptif menunjukan adanya peningkatan rata-rata kadar hemoglobin antara visit 1 dan visit 2 serta visit 1 dan visit 3.

Uji Normalitas Data Kadar Hemoglobin

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat suatu data berdistribusi normal atau tidak bersitribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi p >0,05 dan tidak berdistribusi normal jika nilai signifikansi p <0,05 (Santoso, 2010). Pada penelitian ini data yang digunakan

9,22 10,33 10,13 0 2 4 6 8 10 12

visit 1 visit 2 visit 3

kad ar H b (g/d L) Jumlah Visit

(25)

9

adalah kadar hemoglobin pada visit 1, visit 2 dan visit 3. Hasilnya nilai signifikansi p <0,05 dan data tidak berdistribusi normal.

Uji Non Parametrik Wilcoxon

Uji non parametrik wilcoxon adalah alternatif dari uji t berpasangan saat data tidak berdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok berpasangan dengan cara melihat perbedaan dan besarnya perbedaan antar dua kelompok yang dibandingkan. Hasil uji wilcoxon dikatakan signifikan jika nilai p <0,05 dan tidak signifikan jika nilai p >0,05 (Sarwono, 2012). Hasil dari uji wilcoxon pada penelitian ini yaitu kadar hemoglobin menunjukan bahwa nilai p <0,05. Berdasarkan hasil tersebut ada perubahan yang signifikan pada kadar hemoglobin.

Pengaruh Riwayat Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin

Tabel IV. Pengaruh riwayat penggunaan asam folat terhadap kadar hemoglobin

Kadar Hemoglobin Tetap Kadar hemoglobin 1< gr/dL Kadar hemoglobin >1 gr/dL Hasil uji wilcoxcon Visit 1 dan 2 (n=102) 12 (11,76%) 45 (44,12%) 45 (44,12%) p= 0,000 Visit 1 dan 3 (n=102) 23 (22,55%) 40 (39,22%) 39 (38,23%) p= 0,000 Visit 2 dan 3 (n=102) 69 (67,64%) 27 (26,48%) 6 (5,88%) p= 0,024

Asam folat berperan dalam sintesis nukleo protein dalam pembentukan dan produksi sel darah merah. Asam folat diberikan kepada pasien karena berperan dalam pemeliharaan eritropoiesis dalam membantu proses eritropoiesis sel darah merah karena efek terapeutik dari asam folat yaitu sebagai pemulihan dan pemeliharaan hematopoiesis normal. Proses hematopoiesis adalah proses pembentukan sel darah merah yang memerlukan vitamin B12 dan asam folat dengan bantuan eritropoetin. Pasien gagal ginjal kronis memproduksi eritropoetin dalam jumlah sedikit sehingga sumsum tulang memproduksi sedikit sel darah

(26)

10

merah. Penggunaan asam folat dapat membantu pemulihan hematopoiesis sehingga membantu meningkatkan kadar hemoglobin (Alvionita dkk, 2016).

Riwayat penggunaan asam folat pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa sebesar 102 (87,17%) dari 117 responden. Berdasarkan hasil sebagian besar responden visit 1 dan 2 serta visit 2 dan 3 mengalami kenaikan kadar hemoglobin >1 gr/dL sebesar 45 (44,12%); 39 (38,23%) dan kenaikan kadar hemoglobin 1< gr/dL sebesar 45 (44,12%); 40 (39,22). Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan signifikansi p= 0,000 yang berarti secara statistik ada pengaruh yang signifikan antara riwayat penggunaan asam folat terhadap kadar hemoglobin. Hasil visit 2 dan 3 menunjukan tidak ada kenaikan kadar hemoglobin sebesar 69 (67,64%). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh fungsi ginjal yang semakin menurun pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dan pasien yang mengalami pendarahan (bleeding) dilihat dari riwayat penggunaan obat pasien yaitu asam traneksamat.

Pengaruh Riwayat Penggunaan Eritropoetin Terhadap Kadar Hemoglobin

Tabel V. Pengaruh riwayat penggunaan asam folat terhadap kadar hemoglobin

Kadar Hemoglobin Tetap Kadar hemoglobin 1< gr/dL Kadar hemoglobin >1 gr/dL Hasil uji wilcoxcon Visit 1 dan 2 (n=98) 10 (10,20%) 46 (46,94%) 42 (42,86%) p= 0,000 Visit 1 dan 3 (n=98) 21 (21,43%) 41 (41,83%) 36 (36,74%) p= 0,000 Visit 2 dan 3 (n=98) 66 (67,34%) 28 (28,58%) 4 (4,08%) p= 0,006

Eritropoetin adalah suatu glikoprotein yang berperan sebagai perangsang untuk pertumbuhan sel-sel darah merah didalam sumsum tulang. Ginjal mengeluarkan eritropoetin untuk mengatur tingkat oksigen didalam darah yang mengalir melalui ginjal. Tingkat oksigen yang rendah mungkin mengindikasikan anemia, suatu jumlah sel darah merah berkurang atau molekul hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen. Pemberian terapi eritropoetin bertujuan untuk

(27)

11

merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin didalam darah. Jumlah eritrosit yang cukup dapat meningkatkan kapasitas darah untuk untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh (Syaiful, 2013).

Riwayat penggunaan eritropoetin pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa sebesar 98 (83,76%) dari 117 responden. Berdasarkan hasilnya, sebagian besar responden visit 1 dan 2 serta visit 2 dan 3 mengalami kenaikan kadar hemoglobin >1 gr/dL sebesar 42 (42,86%); 36 (36,74%) dan kenaikan kadar hemoglobin 1< gr/dL sebesar 46 (46,94%); 41 (41,83%). Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan signifikansi p= 0,000 yang berarti secara statistik ada pengaruh yang signifikan riwayat penggunaan asam folat terhadap kadar hemoglobin. Hasil visit 2 dan 3 menunjukan tidak ada kenaikan kadar hemoglobin sebesar 66 (67,34%). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh fungsi ginjal yang semakin menurun pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dan pasien yang mengalami pendarahan (bleeding) dilihat dari riwayat penggunaan obat pasien yaitu asam traneksamat.

Pengaruh Pemberian Vitamin B Terhadap Kadar Hemoglobin

Vitamin B1, B6 dan B12 berperan sebagai kofaktor dalam sintesis hemoglobin didalam tubuh. Vitamin B1 (thiamin) berperan sebagai kofaktor reaksi dekarboksilasi oksidatif yang mengubah piruvat menjadi asetil koenzim A (CoA) didalam kompleks piruvat dehydrogenase. Thiamin juga berperan sebagai kofaktor reaksi transketolase fase non-oksidative yang yang menghasilkan ribose

5-phospate. Asetil koenzim A adalah senyawa yang diperlukan dalam sintesis

hemoglobin. Vitamin B6 mengandung senyawa pyridoxal-5-phosphate (PLP) yang berperan sebagai kofaktor reaksi dekarboksilasi yang melibatkan enzim dekarboksilase khususnya sintesis (δ)-aminolevulinat dalam pembentukan heme menjadi hemoglobin. Vitamin B12 penting dalam poses hematopoiesis, dimana kerja vitamin B12 berhubungan dengan kerja asam folat. Vitamin B12 berperan sebagai koenzim untuk reaksi L-methylmalonyl-CoA menjadi succinyl-CoA

(28)

12

dimana succinyl-CoA diperlukan dalam sintesis hemoglobin (Steiber and Kopple, 2011).

Tabel VI. Hasil uji non parametrik Wilcoxon pemberian vitamin B1,B6, B12

Obat Visit 1 & 2 Visit 1 & 3 Visit 2 & 3

Vitamin B1, B6,

B12 0,000 0,000 0,010

Dampak pemberian Vitamin B parenteral terhadap kadar Hemoglobin dianalisis menggunakan aplikasi SPSS. Data yang dianalisis adalah kadar hemoglobin visit 1, visit 2, dan visit 3. Berdasarkan hasil, terdapat perbedaan kadar hemoglobin visit 1 dan 2 (p= 0,000); visit 1 dan 3 (p= 0,000) dan visit 2 dan 3 (p= 0,010). Berdasarkan hasil uji wilcoxon nilai p <0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan dari penggunaan vitamin B parenteral pada ka dar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Busch (2010) diketahui bahwa pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa yang menderita anemia didapatkan hasil bahwa penggunaan vitamin B parenteral mengalami peningkatan kadar hemoglobin tetapi tidak mencapai nilai normal hemoglobin.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin antara kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan vitamin B parenteral. Sehingga sesuai dengan kadar rata-rata hemoglobin visit 1, 2 dan 3 penggunaan vitamin B perenteral memberikan pengaruh kepada pasien penyakit ginjal kronik karena dapat meningkatkan kadar hemoglobin pasien. Berdasarkan hasil rata-rata kadar hemoglobin pasien, semua kadar hemoglobin pasien masih berada dibawah rentang normal kadar hemoglobin. Kadar normal hemoglobin pada laki-laki yaitu 15.7 g/dL dengan rentang normal 14.0-17.5 g/dL sedangkan perempuan kadar normalnya adalah 13.8 g/dL dengan rentang normal 12.3-15.3 g/dL. Kadar hemoglobin dapat dikatakan mengalami penurunan atau peningkatan apabila nilainya berada dibawah atau diatas rentang nilai kadar normalnya.

(29)

13

Berdasarkan nilai normal hemoglobin apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kadar hemoglobin setelah mendapatkan terapi vitamin B parenteral tidak menjadikan kadar hemoglobin pasien menjadi normal. Hal ini dapat dilihat dari kadar rata-rata hemoglobin pasien setelah terapi pada visit 2 yaitu 10,33 g/dL dan visit 3 yaitu 10,13 g/dL yang mana kadar ini masih di bawah batas kadar normal hemoglobin, walaupun terjadi peningkatan kadar hemoglobin apabila dibandingkan dengan rata-rata kadar sebelum terapi pada visit 1 yaitu 9,22 g/dL. Jika dilihat dari nilai rata-rata kadar hemoglobin terjadi penurunan nilai kadar hemoglobin pada visit 2 dan 3 dengan nilai signifikansi p= 0,010. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi ginjal pasien yang semakin memburuk, terjadi pendarahan pada pasien dilihat dari riwayat penggunaan asam traneksamat dan dosis vitamin B1, B6, B12 parenteral. Pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral yang digunakan untuk pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa hanya memberikan pengaruh yang kecil untuk dapat meningkatkan kadar hemoglobin karena tidak dapat meningkatkan kadar hemoglobin hingga mendekati kadar normalnya.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Soohoo (2016) yang mengatakan bahwa intevensi menggunakan vitamin B dapat meningkatkan nilai kadar hemoglobin dan Mean corpuscular hemoglobin pada pasien hemodialisa, namun tidak mencapai nilai normal. Dosis vitamin B dalam penelitian ini dibuat optimal sehingga serum vitamin B didalam tubuh meningkat. Intervensi lain yang diberikan adalah folate, dimana vitamin B dan folat diperlukan untuk proses eritropoiesis (Soohoo, 2016)

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel pengacau yang tidak bisa dikendalikan yaitu pasien yang mengalami pendarahan (bleeding) dilihat dari riwayat penggunaan obat asam traneksamat. Penelitian ini tidak membahas secara keseluruhan mengenai komorbiditas pasien dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien serta riwayat penyakit pasien.

(30)

14

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral pada peningkatan rata-rata kadar hemoglobin dalam jangka waktu 2 minggu maupun 4 minggu..

SARAN

Bagi praktek klinis vitamin B1, B6, B12 dapat dijadikan terapi terapi tambahan pada penyakit ginjal kronis yang hemodialisa dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Perlu dilakukannya penelitian sejenis dengan variabel terkendali berupa pendarahan (bleeding).

(31)

15

DAFTAR PUSTAKA

Alvionita., dyah, W.A., Amir, M.M. 2016. Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie. Journal Trop.

Pharm. Chem. Vol 3. No. 3.

Bijanti, R., dkk. 2010. Buku Ajar Patologi Klinik Veteriner. Airlangga University Press. Surabaya. Hal 11-13.

Costa, E., Rocha, S., Rocha-Pereira, P., Castro, E., Miranda, V., do Sameiro Faria, M., Santos-Silva, A. 2008. Altered Erythrocyte Membrane Protein Composition in Chronic Kidney Disease Stage 5 Patients under Haemodialysis and Recombinant Human Erythropoietin Therapy. Blood

Purification, 26(3).

Dipiro.JT., 2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition, Mc Graw Hill. New

York., p. 787.

KDIGO, 2013. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease. Kidney International Suplement. International Society of Nephrology. P.(3) 5-14.

Kementrian Kesehatan RI, 2014, Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Lolombulan, J. H., 2017, Statistika bagi Peneliti Pendidikan, Ed. I, Yogyakarta: Penerbit ANDI, pp. 433-434.

Neal, M.J. 2006. At A Glance Farmakologi Medis Edisi Lima. Erlangga Medical Series. Jakarta. Hal 48-49.

O’Hare, A. M., Choi, A. I., Bertenthal, D., Bacchetti, P., Garg, A. X., Kaufman, J. S., Landefeld, C. S. 2007. Age Affects Outcomes in Chronic Kidney Disease. Journal of the American Society of Nephrology, 18(10).

Obi, Y., Mikami, S., Hamano, T., Obi, Y., Tanaka, H., Shimomura, A., Isaka, Y.

2016. Intravenous Vitamin B6 Increases Resistance to

Erythropoiesis-Stimulating Agents in Hemodialysis Patients: A Randomized Controlled Trial. Journal of Renal Nutrition, 26(6), 380–390.

Pranandari, R., Supadmi, W. 2015. Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Di Unit Hemodialisis Rsud Wates Kulon Progo. Majalah Farmaseutik.Volume 11 (2).

(32)

16

Pratiwi, Y.B., Rachmawati, B., Hendrianingtyas, M., 2016. Perbedaan Index Eritrosit Pada Pasien Anemia Gagal Ginjal Kronis dan Thalassemia Mayor. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Volume 5 : 1912.

Saifan, C., Samarneh, Shtaynberg, El-Charabaty, El-Sayegh, & Nasr. 2013. Treatment of confirmed B12 deficiency in hemodialysis patients improves Epogen® requirements. International Journal of Nephrology

and Renovascular Disease, 89. doi:10.2147/ijnrd.s44660.

Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat “Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 43-46.

Sarwono, J & Budiono, H. 2012. Statistik Terapan: Aplikasi Untuk Reset Skripsi, Tesis dan Disertasi (Menggunakan SPSS, AMOS dan Exel). PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 24-27.

Sharma, S., 2014. Nursing Research and Statistic. Reed Elsevier India Private Limited. India. P.224.

Soohoo, M., Ahmadi, S.-F., Qader, H., Streja, E., Obi, Y., Moradi, H., Kalantar-Zadeh, K. 2016. Association of serum vitamin B12 and folate with mortality in incident hemodialysis patients. Nephrology Dialysis

Transplantation, 32(6), 1024–1032. doi:10.1093/ndt/gfw090.

Steiber, A.L., Kopple J.D. 2011. Vitamin Status and Needs for People with Stages 3-5 Chronic Kidney Disease. Journal Of Renal Nutrition. Vol (21) P. 355-368.

Surahman, Rachmat, M., dan Supardi, S., 2016, Modul Bahan Ajar Cetak

Farmasi: Metodologi Penelitian, Kemenkes RI, Jakarta, hal. 79.

Su, V.C.H., Shalansky, K., Jastrzebski, J., Martyn, A., Li, G., Yeung, C.K., Snyder, F., Zalunardo, N. 2011. Parenteral vitamin B12 in macrocytic hemodialysis patients reduced MMA levels but did not change mean red cell volume or hemoglobin. Clinical Nephrology. Vol (75).

Syaiful, W., Rachmawati, R., Maslachah. 2013. Recombinant Erythropoietin Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa. Journals of Ners Community. Vol 4 No 2.

Zoungas et al, 2010. Advanced chronic kidney disease, cardiovascular events and the effect of diabetes: data from the Atherosclerosis and Folic Acid Supplementation Trial. Internal Medicine Journal. P 825-831.

(33)

17

LAMPIRAN

(34)

18 Lampiran 2. Data Responden Penelitian

No No. RM Inisia l Usia (tahun ) Jenis Kelamin Riwayat

Penyakit Riwayat Pengobatan

Kadar Hemoglobin Visit I Visit II Visit III 1. 0114923 S 59 L Hipertensi, Anemia, Hipertriglis eridemia Anemolat 1 mg (3x sehari p.o.) CaCO3 250 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.) Gemfibrozil 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 11,7 12,8 12,6 2. 01993714 GM 59 L Hipertensi, Diabetes Melitus, CVD, Stroke, Anemia renal, BPH Anemolat 1 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Acarbose 50 mg (2x sehari) Candesartan 8 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu subkutan) Concor 2,5 mg (1x sehari) 8,4 8,9 8,2 3. 02014614 P 47 L Hipertensi, Stroke, Recurrent Kidney Stone, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 250 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Clopidogrel 75 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Eprex 2000 IU(2x seminggu subkutan) 8,2 8,2 7,4 4. 01095869 AP 60 L Hipertensi, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU(1x seminggusubkutan) 10,6 12,4 11,2 5. 01043905 BTP 56 L Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu subkutan) 8,0 8,9 9,2 6. 01161683 S 49 P Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Levemir 14 IU (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu subkutan) 9,8 10,6 10,2 7. 02055659 S 45 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 6,3 8,0 7,3

(35)

19 Irbesartan 300 mg (1x sehari) 8. 01167759 DW 47 L Hipertensi, Diabetes Melitus, CVD, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Acarbose 50 mg (1x sehari) Miniaspi 80 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU (1x seminggu) Q ten 100 mg (1x sehari) 9,2 10,6 10,1 9. 00654676 AC 49 L Hipertensi, Dislipidem ia, Anemia, Diabetes Melitus Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Bisoprolol 5 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Clonidine 150 mg (2x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 7,1 7,6 7,4 10. 01046262 DL 54 P Hipertensi, Hipotiroid, Diabetes Melitus Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Thyrax 100 mg 6,4 12,3 10,6 11. 02022646 S 48 P CVD, Anemia, Dispepsi Acidum Folicum 5 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 6,3 6,5 8,1 12. 01971847 W 57 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 8,7 10,6 9,6 13. 01173230 N 48 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Recurrent Kidney Stone, Dislipidem ia, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Glimepiride 1 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (2x sehari p.o.) 8,6 8,6 8,5

(36)

20 Hemapo 2000 IU(2x seminggu subkutan) 14. 02001588 T 69 L Hipertensi, CVD, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari p.o.) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 8,1 8,3 8,8 15. 0202915 RA 26 P Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (1x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) Eprex 2000 IU (1x seminggu) s.c 7,7 8,3 8,3 16. 00662790 FR 30 L Hipertensi, Hiperurise mia, depresi, anemia, TBC kelenjar Anemolat 1 mg (1x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral

Allopurinol (1x sehari) oral Hemapo 3000 IU (2x seminggu) s.c

10,6 12,7 11,8

17. 01146006 ES 38 L CVD,

Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Hemapo 3000 IU (2x seminggu) s.c 9,6 12,8 13 18. 01050144 VPTJ 49 L HT, DM, Stroke, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral 10,7 11,8 11,5 19. 02014275 R 39 L Hipertensi, Anemia

Folic acid 5 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Recormon 2000 IU (2x seminggu) IM 10,1 12,2 11,4 20. 01942565 S 41 L HT, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (2x sehari) oral Amlodipin 10 mg (1x sehari oral) Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral 8,5 10,9 10,7 21. 02061667 K 50 P Hipertensi, Anemia Acidum folicum 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x 9,3 11,2 9,7

(37)

21 sehari) oral Dialifer 20 mg (2x seminggu) s.c 22. 02063274 J 59 P Anemia, CVD Acidum folicum 1 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (1x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) s.c 9,9 10,3 8,4 23. 01938508 KAR 65 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Acarbose 50 mg (1x sehari) oral Eprex 2000 IU (2x seminggu) 8,9 9,3 7,6 24. 01090866 BI 59 L Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) 8,4 7,5 7,5 25. 0103891 SI 66 L Hipertensi, Anemia, Dispepsia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Candesartan 8 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU (2x seminggu) Loratadine 5 mg (1x sehari) 11,7 12 10,8 26. 0201123 PS 59 L HT, Anemia Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) 9,6 10,1 9,8 27. 00156228 EEP 55 P Hipertensi, DM, Anemia Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU (2x seminggu) 11 11,2 11,3 28. 01134839 G 47 L HT, Anemia, CVD Acidum folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Candesartan 16 mg (1x sehari) Nitrokaf retard 2,5 mg (2x sehari) Hemapo 3000 IU (2x 11,2 11 10,7

(38)

22 seminggu) 29. 01984186 R 54 L Hipertensi, DM, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Lantus solostar 12 IU (1x sehari) Hemapo 3000 IU (3X seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari) 9 10 9,2 30. 01132605 M 54 P Hipertensi, CVD, Dispepsi, Anemia, hepatomeg ali, congesti Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (2x sehari) Ascardia 80 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU (1x seminggu) 10,9 9,7 9,6 31. 00455253 SW 64 P CVD, OA Genu bilateral, hiperurise mia Folavit 400 mcg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Hemapo 3000 IU (2x seminggu) Ferofort Fc (1x sehari) Xarelto 10 mg 1x tiap 2 hari Fosienol 500 mg (1x sehari) 10,2 10,4 9,9 32. 01092633 8 IS 49 L Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Diabetes mellitus, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 9,2 11,2 10,2 33. 00150000 BHS 65 L Hipertensi, Anemia Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 8,9 10,7 9,6 34. 01994352 3 S 49 L Hipertensi, CVD, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Concor 2,5 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 8,3 9,1 9,2 35. 00998942 YDR 56 L Hipertensi, CVD, Stroke, Anemolat 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari 8,9 8,4 7,6

(39)

23 Recurrent Kidney Stone, Anemia, PHN p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Farmasal 100mg(1x sehari) Furosemid 40mg(1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Herbeser 100mg(1x sehari) Farsorbin 5mg(3x sehari) 36. 01117311 W 59 L Hipertensi, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Gliquidon 15mg(1x sehari) Candesartan 16mg(1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 10 11,2 11 37. 01042474 KR 53 P Diabetes mellitus, Stroke, Anemia, Hipoalbum inemia, OA genu, Arthritis Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Glurenoim 30mg(1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 7,5 7,5 8 38. 02056549 MNS 42 L Hipertensi, Stroke, Anemia Anemolat 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 6,4 6,5 6,3 39. 00602535 AM 47 P Hipertensi, CVD, Anemia, Hemoroid Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 10,1 10,8 10,5

(40)

24 40. 02042528 R 52 P Hipertensi, DM, CVD, Anemia, Hipoalbum inemia, Dislipidem ia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Glimepiride 2 mg (1x sehari) Adalat Oros 30 mg(1x sehari) Clonidine 150mg(2x sehari) Furosemid 40 mg(2x sehari p.o.) Concor 2,5 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) Nitrokat Retard 2,5mg(1x sehari) 9,6 11,7 11,8 41. 01711396 WS 62 L Hipertensi, Anemia, Hiperurise mia CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) Lasix 40 mg (3x sehari) Ketosteril 630 mg(3x sehari) Recormon 500 IU(2x seminggu) 9,4 10,8 10,4 42. 01155915 S 55 L Hipertensi, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 10,1 10,6 11,5 43. 02047347 MML 28 P Hipertensi, Anemia, Hiperurise mia Anemolat 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 6,8 8,5 7,4 44. 00979889 HS 62 L Hipertensi, Diabetes Mellitus, Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari 10,1 10,7 11

(41)

25 Anemia, Radikuler pain, HNP p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Acarbose 50 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 45. 02061809 DAH P 49 L Hipertensi, Diabetes Mellitus, Anemia Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari)

Levemir 20 IU(1x sehari) Furosemid 40 mg(1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) Omeprazole 20mg(1x sehari) 9,6 11,5 9,5 46. 00675134 TM 53 P Hipertensi, CVD, Anemia, PHN Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 11 13,9 14,6 47. 01991130 SM 43 P Hipertensi, Anemia Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Bisoprolol 5 mg(1x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 5,5 7,8 6 48. 00573128 YK 27 L Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperfosfat emia, Asites, Poliarthriti s Anemolat 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Recormon 2000 IU(2x seminggu) Posafit 250 mg(1x sehari) 7,4 8,4 8,5 49. 01105917 HS 40 L Hipertensi, CVD, Acidum Folicum 1 mg (3x 8 8,7 8,5

(42)

26 Anemia sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Miniaspi 80 mg (1x sehari) Recormon 2000 IU(2x seminggu) Clonidine 150 mg (2x sehari) Concor 2,5 mg (1x sehari) Herbesser CD 10 mg(1x sehari) Nitrokaf Retard 2,5 mg (1x sehari) Farsobin 5 mg (1x sehari) 50. 02013538 S 65 P Hipertensi, DM, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 3000 IU(2x seminggu) 7,5 8,2 7,9 51. 02014042 S 65 L Hipertensi, CVD, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Recormon 2000 IU(2x seminggu) Nifedipine 10 mg(saat dibutuhkan) Spironolactone 25 mg(1x sehari) Concor 2,5 mg (1x sehari) Nitrokaf Retard 2,5 mg (1x sehari) 10,5 10,7 10,2 52. 00695343 S 63 L Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia, Trombosit openia, Acidum Folicum 400 mcg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x 7,9 8 8

(43)

27 Hepatitis C seminggu) Nocid 1260 mg (3x sehari) Lasix 40 mg (1x sehari) Fosrenol 500 mg(1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) 53. 01963216 S 64 L Hipertensi, DM, stroke, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Glimepiride 2 mg (1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 9,6 10,2 9,3 54. 02023270 EB 30 L Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia Acidum Folicum 1 mg(3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 9,6 11,1 10,9 55. 01119082 SY 51 P Hipertensi, Anemia, Bronkitis Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Lansoprazole 30 mg(1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg(1x sehari p.o.) 7,4 7,5 6,8 56. 02025522 R 56 L Hipertensi, Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 11,1 10,7 10,1

(44)

28 57. 02008826 EC 38 P Hipertensi, CVD. Anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 8,7 9,4 8,3 58. 01082005 ABS 40 L Hipertensi, CVD. Anemia Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Farsobid 5mg (1x sehari p.o.) Concor 2,5 mg (1x sehari) Spironolaktone 25 mg (1x sehari) Candesartan 8mg(1x sehari) 8,8 15,7 11 59. 00475093 EM 61 L Hipertensi, CVD, Stroke, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Nopres 20 mg(1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) 8,5 8,7 10,5 60. 00155785 BS 60 L Hipertensi, DM, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 11 11,9 11,4 61. 01901503 WN 39 L Hipertensi, DM, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 7,4 7,7 7,6 62. 01906346 ML 61 P CVD, anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg(3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) 11,8 10,9 11,4 63 02003808 AP 44 L Hipertensi, DM Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x 10,3 10,4 11,6

(45)

29 sehari p.o.) Allopurinol 100 mg 1x sehari 64. 01016672 AS 57 P Hipertensi, DM, CVD, anemia Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg 3x sehari Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Glurenoem 30 mg 8,8 9,3 9,2 65. 02009535 S 65 P Hipertensi, DM, CVD, anemia Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg(1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Isosorbit dinitrat 5 mg(seperlunya) 10,3 11,6 11,1 66. 01129152 DJ 52 L Hipertensi, DM, CVD, anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg(1x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 11,2 13,8 14 67. 450445 KY 38 L Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Diltiazem 200 mg (1x sehari) Bisoprolol 5 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Clonidin 0,15 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 6,9 7,2 7,1 68. 1011241 RJ 54 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (tiap malam) Glikuidon 30 mg (1/2 tab tiap pagi) Diltiazem 200 mg (tiap pagi) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 7,4 8,6 9,0 69. 947713 M 65 L Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari)

Irbesartan 300 mg (1x

(46)

30 sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 70. 450206 BS 64 L Hipertensi - 12,6 13,5 14,3

71. 928745 H 61 L Hipertensi Folic acid 1000 mikrogram (2xsehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) 10,8 12,1 12,8 72. 897982 M 58 P Hipertensi, CVD, HHD

Folic acid 1000 mikrogram (3x sehari) CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 9,3 12,6 12 73. 180982 WR 64 L Hipertensi, Anemia Diltiazem Hcl 100 mg (1x sehari) Clonidine 0,15 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 9,1 9,8 10,6 74. 240897 TG 66 P Hipertensi, Diabetes Melitus (tidak ongoing)

Folic acid 1 mg (3x sehari) Diltiazem 200 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 10,1 10,2 9,7

75. 528129 TA 51 P Hipertensi Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Clonidine 0,15 mg (1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) 11,3 14,6 13,9

76. 359674 HD 38 P Anemia Folic acid 1000 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Coaprovel 300 mg (1x sehari) Concor 5 mg (1x sehari) Renvela 800 mg (3x sehari) Hemapo 2000 IU (1x seminggu iv) Hemapo 3000 IU (1x seminggu iv) 9,8 10,9 11,7

77. 571874 SYB 82 L Anemia Folic acid 1 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari)

(47)

31 Aspilet 80 mg (1x sehari) ISDN 5 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi hari) Hemapo 2000 IU (as needed) IV 78. 887575 RTH 43 P Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) Clonidine 0,15 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) Furosemid 40 mg (tiap pagi) ISDN 5 mg (2x sehari) 9 11,9 11,9

79. 923490 HP 56 L Hipertensi CaCO3 500 mg (2x sehari)

Prorenal 2 tab (1x sehari)

13,2 15,4 14,4

80. 876676 SP 39 L Hipertensi

(tidak

ongoing),

Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 8,5 8,1 8,8 81. 632196 NK 59 P Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Folic acid 1000 mg (2x sehari p.o.) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.)

Insulin 14 IU (tiap pagi) Simvastatin 10 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Hemapo 3000 IU(2x seminggu iv) 11 12,4 11,8 82. 864971 MU 61 P Infeksi ginjal (tidak ongoing) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 8,4 9,1 9,1 83. 996572 AE 27 P Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Diltiazem 100 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu) 9,7 10,7 10,7 84. 810126 RW 27 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Insulin novomix 30 IU (2x sehari) Nitrocaf (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Clopidogrel 75 mg (1x sehari) 9,7 10,9 10,5 85. 301169 ES 64 L Hipertensi, Diabetes Melitus, aritmia, struma nodosa, Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Clonidin 0,15 mg mg 3x sehari Acarbose 50 mg 3x sehari Simvastatin 10 mg 1x 10,8 11.5 9,9

(48)

32 Anemia sehari Gliquidone 30 mg 3x sehari Irbesartan 150 mg (1x sehari)

Nifedipine 30 mg tiap pagi Hemapo 2000 IU(2x seminggu subkutan)

86. 074193 RV 59 L Hipertensi,

Anemia

Folic acid 1000 mikrogram (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Simvastatin 10 mg (1x sehari) Aspilet 80 mg (1x sehari) Allopurinol 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 10,3 12,3 11,5 87. 306130 IN 46 P Hipertensi, Preeklamsi a (tidak ongoing), Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) Aprovel 150 mg (1x sehari)

Lasix 40 mg (tiap pagi) Vetosteril (3x sehari) Zyloric 100 mg (tiap malam) Concor (1x sehari) Rinvela (3x sehari) 9,4 11,4 11,2 88. 127269 P 59 P Hipertensi, DM, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) Insulin 16 UI (tiap malam) Clonidin 0,15 mg (3x sehari) Allopurinol 300 mg (tiap malam) Kalik (3x sehari) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) 8,8 10,4 10,9 89. 948718 S 61 L Congenital Kidney Disease, Anemia Folic Acid 1000 mg (1x sehari) CC 500 mg (2x sehari) Sulfat ferrous (1x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV 8,3 9 9 90 078990 RM 60 P Hipertensi, DM (tidak on going), recurrent kidney disease

Folic acid 1 mg (3x sehari) CC 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) 11,6 14 13,8 91. 255741 HU 51 L Hipertensi, Anemia

Folic Acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemide 40 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) 8,7 10 9,1 92. 304533 RT 68 P DM (tidak on going), Anemia

Folic Acid 1 mg (1x sehari) Aspilet 80 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU (2x

(49)

33

seminggu) IV

93. 248797 PH 63 P Diabetes

melitus, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 300 mg (3x sehari) Insulin 10 IU (3x sehari subkutan) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 10,2 11,2 11,5 94. 979048 I 51 L Hipertensi, Anemia

Folic acid 1000 mikrogram (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Allopurinol 100 mg (tiap malam) Furosemid 40 mg (tiap pagi p.o.) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 9,4 11,7 11,9 95. 112680 WH 32 L Infeksi ginjal (tidak ongoing), Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Renvela 800 mg (3x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 8,3 10,8 11,2 96. 856483 L 36 L Infeksi ginjal (tidak ongoing), Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Vit C (2x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 9,4 9,6 8,9 97. 858928 W 37 L Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Clonidin 0,15 mg (1x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 8.4 10,1 9,7 98. 298418 PS 67 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Hemapo 2000 IU(1x seminggu iv) 10,3 10,4 12,2 99. 8422994 SHI 66 P Hipertensi (tidak ongoing), Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 8,1 8,3 8,2 100 . 80440 ID 30 P Hipertensi, ISK (tidak ongoing), Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Allopurinol 100 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(as needed iv) 7,7 10,7 10,3 101 .

1053053 YY 70 L Hipertensi Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (2x sehari) 10,3 11,3 11,8 102 . 393400 S 61 L DM, Anemia

Folic Acid 1 mg (1x sehari) Amlodipine 5 mg (tiap pagi)

Insulin 12 IU (3x sehari) Simvastatin 10 mg (tiap

(50)

34 malam) Furosemide 40 mg (2x sehari) Hemapo 2000 IU (as needed) IV 103 . 559146 HR 74 L Hipertensi, DM, Ca prostat (tidak on going), Anemia

Folic acid 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Glikuidon 30 mg 1/2 tab (1x sehari) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV Asam Traneksamat 500 mg (3x sehari) oral 7,3 5,5 8,1 104 . 931419 LAM 43 L Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Insulin 6 IU (2x sehari subkutan) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 9,4 9,7 9,6 105 . 684613 S 57 P Hipertensi, Diabetes melitus

Folic acid 1 mg (3x sehari) Clonidine 0,15 mg (3x sehari) Glikuidon 10 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) 7,6 8,1 7,2 106 . 080835 YU 67 L Diabetes melitus Irbesartan 300 mg (1x sehari) Insulin 12 IU (1x sehari) Simvastatin 10 mg (1x sehari) Aspilet 80 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Allopurinol 30 mg (1/2 tablet) (1x sehari) 9,5 10,5 10,3 107 . 991699 ABD 19 P Hipertensi, Anemia

Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Clonidine 0,15 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Hemapo 2000 IU(2x seminggu iv) 9,4 9,9 9,7 108 . 973789 R 58 L HT, Anemia

Folic acid 1 mg (2x sehari) oral

CC 500 mg (3x sehari) oral Irbesartan 300 mg (300 mg setiap pagi oral)

Furosemide 40 mg (1x sehari) oral

(51)

35

Amlodipine 10 mg (setiap sore) oral

ISDN (5 mg) (as needed) Enzyplex (as needed) Hemapo 2000 IU (sekali seminggu) IV 109 . 693198 AT 32 L Hipertensi CC 500 mg oral Amlodipine 5 mg (1x sehari) oral Clonidine 0,15 mg (2x sehari) oral Irbesartan 150 mg (1x sehari) oral Hemapo 2000 IU (1x seminggu) oral 11,1 12,3 12,5 11 0. 1037533 M 51 P Hipertens i, Anemia Folic acid 1 mg (2x sehari) oral CaCO3 500 mg (2x sehari) oral Irbesartan 150 mg (setiap pagi) oral Pregabalin 37.5 mg (setiap malam) oral Alprazolam 0,5 mg (as needed) oral Lansoprazole (setiap malam) oral Sucralfat 10 ml (3x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV 9,3 11,5 11,1 11 1. 8782325 TS 53 P CHF, HT Folic acid 1 mg (2x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Diltiazem HCl 200 mg (1x sehari oral) Nitrokab 2,5 mg (2x sehari) oral 6,9 6,2 8,8 11 2. 210565 BS L Hipertens i, Anemia Folic acid 1 mg (2x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV 8,6 9,8 9,9 11 3. 894470 SAD 43 P Anemia CC 500 mg (2x sehari) oral Clonidin 0,15 mg (1x sehari) oral Epotrex 2000 IU (2x seminggu) IV 8,8 10,6 9,4 11 4. 866110 MK OV 35 L Hipertens i, Recurrent Kidney Stone, Anemia Folic acid 1 mg (1x sehai) oral CaCO3 500 mg (1x sehari) oral Amlodipine 5 mg (1x sehari) oral Diltiazem 100 mg (1x sehari) oral 10,2 13 13,3

(52)

36 Clonidin 0,15 mg (3x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV 11 5. 964796 W 57 L Hipertens i, Recurrent Kidney Stone, Anemia CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Hemapo 2000 IU (2x seminggu) IV Clonidin 0,15 mg (1x sehari) oral 7,9 8 8,3 11 6. 1036671 DS 27 L Anemia, recurrent kidney stone Valsartan 160 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (tiap pagi) oral Bisoprolol 5 mg (1x sehari) oral Hemapo 1000 IU (2x seminggu) IV 10 11,5 11,1 11 7. 134720 NS 36 L Infeksi ginjal - 12,7 14,4 14,5

(53)

37 Lampiran 3. Ethical Clearance

(54)

38

(55)

39

Lampiran 5. Hasil Anlisisis SPSS ( Wilcoxon test)

Tabel V. Analisis SPSS (Uji Normalitas)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

deltaHb1_2 .137 117 .000 .775 117 .000

deltaHb1_3 .070 117 .200* .982 117 .129

deltaHb2_3 .158 117 .000 .722 117 .000

Tabel VI. Analisis Deskriptif

hemoglobin1 hemoglobin2 hemoglobin3

N Valid 117 117 117 Missing 0 0 0 Mean 9.2128 10.3323 10.1193 Std. Error of Mean .13768 .20737 .17602 Median 9.3000 10.6000 10.1000 Std. Deviation 1.48919 1.96304 1.87389 Range 7.70 10.20 8.60 Minimum 5.50 5.50 6.00 Maximum 13.20 15.70 14.60

Tabel VII. Uji Wilcoxon

hemoglobin2 - hemoglobin1 hemoglobin3 - hemoglobin1 hemoglobin3 - hemoglobin2 Z -8.225b -7.048b -3.369c

(56)

40 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

(57)

41 Lampiran 7. Definisi Operasioanal

Variabel Definisi opersaional Skala

Hemoglobin Kadar normal hemoglobin

Pada pria 14,0-17,5 g/dl Pada wanita 12,3-15,3 g/dl

Kontinyu

Parenteral kombinasi vitamin B

Dosis vitamin B kombinasi 2 ml dua kali seminggu setelah hemodialisa.

Nominal

Gagal ginjal Kronis Yang tercantum di rekam

medis

Nominal

Obat-obatan lain Asam folat, kalsium,

antihipertensi, insulin

Nominal

Usia Yang tercantum di rekam

medis

Kontinyu

Jenis kelamin Yang tercantum di rekam

medis

Nominal

Komorbiditas Berdasarkan diagnosa

dokter merupakan penyakit tambahan yaitu diabates melitus dan hipertensi.

(58)

42

BIOGRAFI PENULIS

Penulis naskah skripsi yang berjudul “Dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 Pada Kadar Hemoglobin Pasien Gagal Ginjal Kronis Di Rumah Sakit Bethesda Dan Panti Rapih” bernama lengkap Yosua Pither Parianto, lahir di Bagan Kusik, 04 Mei Desember 1997, merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Yanto dan Hartati. Penulis menempuh pendidikan formal di SDN 21 Bagan Kusik (2003-2009), SMPN 21 Manis Mata (2009-2012), dan SMAN 1 Ketapang (2012-2015). Penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2015. Selama masa perkuliahan, penulis juga mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti kegiatan Retret PMK Apostolos sebagai kordinator divisi perlengkapan (2016), kegiatan Donor darah JMKI sebagai divisi perlengkapan dan pengisi acara (2016), kegiatan Color Zumba Party Osteoorosis day JMKI sebagai divisi perlengkaan (2016), kegiatan EXPO PMK INSADHA sebagai divisi perlengkapan (2016) dan Organisasi PMK Apostolos sebagai divisi ibadah dan pelayanan (2016-2017).

Gambar

Gambar 1. Grafik Rata-rata Kadar Hemoglobin Pada Visit 1, Visit 2 dan Visit 3  Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Hemodialisa .............................
Tabel I. Karakteristik dasar Responden penyakit ginjal kronis yang menjalani  hemodialisa
Tabel II. Riwayat penggunaan obat pasien
Tabel III. Statistik Deskriptif Kadar Hemoglobin
+3

Referensi

Dokumen terkait

‘I know what you were doing,’ said Anji, thin-lipped, knowing that only one person could have introduced that concept to the Crooked World, and pretty sure she knew with whom he

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik TKKS pada berbagai dosis memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasio pucuk akar bibit jelutung rawa,

Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa foto terestrial dan metode Structure from Motion dapat digunakan untuk membuat model 3D Candi Singosari. Model

Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali, yang dengan penuh perhatian telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam

16 Menurut pandangan saya, sekolah bukan sarana yang tepat untuk seorang anak mencapai prestasi belajar. 17 Menurut penilaian saya, keterlibatan

[r]

Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Atas

[r]