• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia industri, selalu akan dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap bertahan. Salah satu masalah yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya kecelakaan kerja.Keselamatan kerja bagi seorang tenaga kerja harus sangat diperhatikan.Karena hal ini dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan. Dengan menerapkan program pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu program keselamatan dan kesehatan kerja juga diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan keselamatan bagi pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Selanjutnya dipertegas dalam UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan yang mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar serta mencegah terjadi kecelakaan di tempat kerja (Konradus, 2012:23).

Menurut Amri, AK. Direktur Pembinaan Norma Kecelakaan Kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, sampai tahun 2013 di Indonesia tercatat setiap hari Sembilan orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Jumlah itu meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat enam orang meninggal akibat kecelakaan kerja.Sementara menurut data Internasional Labor Organization (ILO), di Indonesia rata-rata pertahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (poskotanews.com)

Amri mengungkapkan, ada empat hal yang menyebabkan tingginya angka kecelakaan kerja tersebut.Pertama, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(2)

(K3) di perusahaan dan masyarakat masih rendah.Kedua, penerapan pemeriksaan uji K3 juga rendah.Ketiga, kualitas dan kuantitas pegawai pengawas baik pengawas ketenagakerjaan maupun pengawas K3 rendah dan keempat tugas dan fungsi pegawai pengawas sejak otonomi daerah tidak maksimal, khususnya dalam mengawasi K3 (www.poskotanews.com).

Tabel 1.1 Jumlah Kecelakaan Kerja Beberapa Tahun Terakhir Tahun Jumlah

Kecelakaan

Korban Mati Luka Berat Luka Ringan Rugi Materi

2009 62 960 19 979 23 469 62 936 136 285 2010 66 488 19 873 26 196 63 809 158 259 2011 108 696 31 195 35 285 108 945 217 435 2012 117 949 29 544 39 704 128 312 298 627 2013 100 106 26 416 28 438 110 448 255 864 Sumber: (www.bps.go.id)

Dari hasil survei Badan Pusat Statistik di atas menjelaskan bahwa pada tahun 2009-2013 tingkat kecelakaan kerja di Indonesia meningkat setiap tahunnya.Hal ini dapat dilihat dari jumlah kecelakaan kerja yang meningkat hampir 10 persen setiap tahunnya. Masalah kecelakaan kerjajuga dapat dilihat dari tingkat pendidikan parapekerjanya yang mayoritas berpendidikan rendah, dimana hampir 47 persen dari seluruh pekerja kasar atau buruh di Indonesia memiliki pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar (SD) (www.jakarta.kompasiana.com). Jadi dalam hal ini dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan seseorang mampu mempengaruhi tingkat self

awareness dari tiap-tiap individu itu sendiri dan hal tersebut juga dapat memengaruhi

kepedulian akan budaya K3.

Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan.Bahkan khusus untuk pekerja konstruksi, ada pengaturan tersendiri dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

Inti regulasi itu adalah perusahaan pelaksana proyek wajib menyiapkan sistem manajemen keselamatan kerja yang diawasi ketat oleh pemerintah daerah.

(3)

Pengawasan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja setempat, tapi oleh Dinas Pekerjaan Umum yang juga memahami aspek teknis konstruksi (www.tempo.com).

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam suatu proyek konstruksi antara lain, faktor perilaku pekerja yang cenderung kurang memahami ketentuan standar keselamatan kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat kerja, peralatan yang digunakan dan kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai keselamatan kerja. Dari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja sebagaimana disebutkan, menunjukkan bahwa kecelakaan kerja terjadi umumnya lebih disebabkan oleh kesalahan manusia (human

error), baik dari aspek kompetensi para pelaksana konstruksi maupun pemahaman

arti pentingnya keselamatan kerja, hal ini didukung juga dengan masih banyaknya pekerja konstruksi yang tidak menaati ketentuan seperti tidak memakai helm keselamatan, alas kaki yang layak dan lain sebagainya di saat bekerja (http://www.iosh.com).

PT. SUTRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi aspal beton (hotmix).Perusahaan ini merupakan perusahaan kontraktor yang melayani pengadaan dan jasa pekerjaan pengaspalan jalan dengan menggunakan aspal hotmix.PT. SUTRA MANDIRI mempunyai visi menjadi perusahaan kontraktor terkemuka di Lampung khusunya dan wilayah Indonesia umumnya.

Tabel 1.2 Data Kecelakaan Kerja Tahun 2014 Terkait Pekerjaan di Bidang Jasa Konstruksi, Jawa dan Sumatera

No Provinsi A B C D E F G 1 Aceh 11 13 10 7 2 Sumut 42 2 21 2 3 Sumbar 15 10 4 Riau 93 26 36 26 10 9 10 5 Jambi 19 7 3 8 3 1 6 Sumsel 11 6 125 4 2 7 Bengkulu 4 6 8 Lampung 5 8 3 11 5 4 2 9 Bangbel 6 1 11 4 1 5 10 Kepri 61 3 112 2

(4)

11 Jakarta 251 37 20 23 32 22 3 12 Jabar 677 89 4 189 1 37 31 13 Jateng 544 47 6 358 6 52 52 14 Yogya 17 19 16 1 4 15 Jatim 1010 56 44 571 36 133 86 16 Banten 1049 133 7 215 5 18 27 Jumlah 3815 447 123 1702 117 287 223 Sumber : Ditjen ppk, diolah Pusdatinaker

Keterangan:

A. Mesin (mesin pons, mesin pres, gergaji,dll.)

B. Penggerak mula dan pompa (motor bakar, pompa angin, kompresor, pompa air, dll.)

C. Conveyor

D. Perkakas kerja tangan

E. Pesawat uap dan bejana tekan F. Bahan kimia

G. Bahan mudah terbakar dan benda panas (minyak, kertas, kapuk, uap, dll.)

Dari data kecelakaan kerja di atas dapat kita lihat perbandingan angka kecelakaan pada bidang konstruksi di Jawa dan Sumatra memiliki perbedaan yang cukup besar, terutama pada provinsi Lampung terkait dengan penelitian ini yang letaknya berada pada provinsi Bandar Lampung.

Tabel 1.3 Data Kecelakaan Kerja Pada PT. SUTRA MANDIRI Tahun Kecelakaan Ringan Kecelakaan Berat 2010 3 0 2011 1 0 2012 2 0 2013 1 0 2014 2 0

Sumber : PT. SUTRA MANDIRI

Tabel ini menjelaskan jumlah kecelakaan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI, dimana jumlah kecelakaan terbilang rendah karena mengingat jumlah karyawan di lapangan tidak terlalu banyak, dan dapat dikaitkan dengan tabel 1.2 bahwa jumlah kecelakaan kerja pada bidang jasa konstruksi untuk provinsi Lampung terbilang kecil

(5)

dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di pulau Sumatra maupun Jawa. Tetapi yang menjadi masalah pada penelitian kali ini adalah perilaku para karyawan yang tidak mau menggunakan perlengkapan keselamatan yang sudah menjadi standar regulasi dari pemerintah. Dari hasil wawancara tidak terstruktur serta observasi pada beberapa karyawan yang tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja bahwa menganggap jika tanpa menggunakan perlengkapan pun mereka sudah berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya, hal ini dapat dilihat pada lampiran halaman L34. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini dapat menambah angka kecelakaan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI. Dan dampak dari latar belakang pendidikan tidak terlihat di PT. SUTRA MANDIRI karena mayoritas pekerjanya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan penelitian ini ingin mengetahui hal apa yang dapat meminimalisir tingkat kecelakaan kerja tersebut. Dan nantinya penelitian ini dapat juga dapat digunakan oleh umum.

Sumber daya manusia merupakan faktor penentu kinerja organisasi karena sumber daya manusia berperan sebagai perencana sekaligus pelaksana seluruh program yang telah ditetapkan organisasi.Berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya ditentukan sumber daya manusia yang melaksanakan program tersebut.Salah satu faktor yang berpengaruh adalah peran seorang pemimpin.Peran manajer sebagai pemimpin adalah kunci bagi penerapan perubahan strategi.Peranan pemimpin adalah menyusun arah perusahaan, mengkomunikasikan ini dengan karyawan, memotivasi para karyawan dan melakukan tijauan jangka panjang (Rivai, 2013:821).Faktor ini diduga memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, iklim, serta perilaku keselamatan dalam bekerja.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi perilaku keselamatan kerja adalah budaya organisasi dan budaya keselamatan kerja. Budaya organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya, budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi, budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu, budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial, budaya sebagai mekanisme pembuatan makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan (Robbins dan Judge, 2008:262). Budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi perilaku karyawan akan keselamatan kerja, karena budaya yang baik akan berdampak pada tingkat perilaku organisasi yang baik dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat perilaku keselamatan

(6)

kerja. Peran pemimpin juga sangat berpengaruh dalam pembentukan budaya yang baik.Pada penelitian ini, PT. SUTRA MANDIRI mempunyai kendala dalam mengomunikasikan tentang keselamatan kerja antara pemimpin dan karyawannya. Hal ini dapat dilihat pada sosialisasi yang kurang mengenai kelengkapan keselamatan kerja pada saat di lapangan dimana hal tersebut mempengaruhi tingkat kesadaran akan keselamatan kerja karyawan.

Faktor yang ketiga adalah iklim keselamatan kerja. Iklim keselamatan kerja yang positif akan lebih memotivasi pekerja untuk terikat dengan aktifitas-aktifitas yang menyangkut keselamatan kerja dibandingkan dengan pekerja yang berada dalam grup yang memiliki iklim keselamatan kerja yang negatif. Seseorang yang termotivasi untuk terikat dengan aktifitas keselamatan kerja, lambat laun akan lebih suka untuk memperlihatkan perilaku keselamatan kerja tersebut. Dalam hal ini PT. SUTRA MANDIRI telah mengupayakan terciptanya iklim keselamatan kerja yang baik dengan menerapkan dan membangun sistem manajemen mutu yang memenuhi persyaratan standar international ISO 9001:2008, mengembangkan budaya mutu melalui pembinaan karyawan perusahaan dan menyediakan kelengkapan keselamatan kerja dengan pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi bidang pekerjaan umum yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/MEN/1996. Tetapi tingkat kesadaran karyawan dalam menggunakan kelengkapan keselamatan kerja masih cukup rendah.

Pelaksanaan keselamatan kerja yang baik dalam perusahaan tidak hanya bergantung pada satu hal. Namun membutuhkan keterkaitan berbagai hal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan yang ditunjukan oleh atasan langsung terhadap perilaku keselamatan kerja dari para pekerja, hubungan ini akan dipengaruhi juga oleh budaya keselamatan kerja di perusahaan dan iklim keselamatan kerja dari para pekerja. Keselamatan kerja membutuhkan komitmen dari manajemen untuk membentuk budaya keselamatan kerja. Budaya keselamatan kerja kemudian dapat memperbaiki dampak kepemimpinan terhadap persepsi pekerja tentang iklim keselamatan kerja. Persepsi keselamatan dari para pekerja dapat memicu pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan memperhatikan keselamatan kerja yang dicontohkan oleh pemimpinnya. Dengan terciptanya iklim keselamatan kerja, maka diprediksi bahwa perilaku keselamatan kerja dari para pekerja dapat tercapai dan kecelakaan kerja yang

(7)

menimbulkan kerugian dapat dihindari (Martinez-Corcoles, Gracia, Tomas, Piero, 2011).

Pada penelitian terdahulu yang tercantum pada jurnal acuan yang digunakan yaitu berjudul “Leadership and Employees Perceived Safety Behaviours in a Nuclear

Power Plant: a Structural Equation Model” (Martinez-Corcoles et al, 2011),

penelitian tersebut mengungkapkan bahwa ada beberapa model kepemimpinan yang pernah digunakan pada penelitian tentang pengaruh leadership dengan safety

behaviours, namun yang pada akhirnya yang digunakan adalah model kepemimpinan

ELQ (Empowering Leadership Model) dalam jurnal tersebut. Pendekatan kepemimpinan ini memperlihatkan perilaku-perilaku spesifik dari pemimpin yang seharusnya dapat menstimulasi perilaku aman dari bawahannya. Penelitian pada jurnal ini bermaksud untuk mengidentifikasi jenis-jenis perilaku yang harus ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku keselamatan kerja pekerja di sektor nuklir.

Perbedaan antara penelitian yang saat ini dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek penelitiannya.Pada penelitian sebelumnya, riset dilakukan pada sektor nuklir. Sedangkan pada penelitian ini riset dilakukan pada sektor konstruksi pembuatan aspal.

Mengingat pentingnya masalah tersebut dan untuk menyikapi kondisi diatas maka dilakukan penelitian yang berkaitan dengan “ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KERJA PADA PT. SUTRA MANDIRI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MADIRI ?

2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap budaya keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI ?

3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI ?

(8)

4. Bagaimana pengaruh budaya keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT.SUTRA MANDIRI ?

5. Bagaimana pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI ?

6. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap budaya keselamatan kerja dan dampaknya terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI ?

7. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim keselamatan kerja dan dampaknya terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI ?

1.3 Ruang Lingkup

Agar tidak penyimpang dari pembahasan yang ada, maka ruaang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Topik yang dibahas yaitu tentang “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Budaya Keselamatan Kerja dan Iklim Keselamatan Kerja dan Dampaknya Terhadap Perilaku Keselamatan Kerja pada PT. SUTRA MANDIRI”, kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada peranan pemimpin.

2. Peneliti tidak menggunakan variable lain di luar variabel yang digunakan di sesuaikan dengan tujuan penelitian.

3. Penelitian dilakukan kepada seluruh karyawan PT.SUTRA MANDIRI. 4. Data didapatkan berdasarkan penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh

peneliti kepada seluruh karyawan PT. SUTRA MANDIRI.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh budaya keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

(9)

3. Untuk megetahui adanya pengaruh kepemimpinan terhadap budaya keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan terhadap iklim keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

5. Untuk mengetahui adanya pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

6. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan terhadap budaya keselamatan kerja dan dampaknya terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

7. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan terhadap iklim keselamatan kerja dan dampaknya terhadap perilaku keselamatan kerja pada PT. SUTRA MANDIRI.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

- Untuk menambah pengetahuan terhadap teori-teori yang berhubungan dengan kepemimpinan, budaya keselamatan kerja, iklim keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja.

- Untuk mengembangkan ilmu yang didapat selama kuliah khususnya dalam bidang manajemen.

2. Bagi perusahaan

- Hasil ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan pertimbangan kepada perusahaan mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang berpengaruh kepada perilaku keselamatan kerja karyawan

3. Bagi pembaca

- Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami keadaan perusahaan saat ini dan memberikan pedoman untuk meningkatkan perilaku keselamatan dalam bekerja.

(10)
(11)

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Kecelakaan Kerja Beberapa Tahun Terakhir
Tabel 1.2 Data Kecelakaan Kerja Tahun 2014 Terkait Pekerjaan di Bidang Jasa  Konstruksi, Jawa dan Sumatera
Tabel 1.3 Data Kecelakaan Kerja Pada PT. SUTRA MANDIRI

Referensi

Dokumen terkait

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan