• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BERBICARA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN CLL DAN CLT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BERBICARA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN CLL DAN CLT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BERBICARA

BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN CLL DAN CLT

Dede Surahman

Universitas Pendidikan Indonesia dsurahman15@yahoo.com

Abstrak

Berdasarkan data lapangan. penggunaan metode mengajar berbicara bahasa Inggris masih belum bisa meningkatkan prestasi siswa. Ini dilihat dari hasil pembelajaran dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan Community Language Learning dan Communicative Language Teaching dan mencari signifikan dan positif perbandingan diantara metode-metode ini. Metode yang digunakan adalah kuatitatif dan formula t-test. Sampel penelitian ini diambil dua kelas dari kesuluruhan kelas XI sebanyak 80 dari 378 siswa dengan menggunakan teknik random sampling. Dalam penelitian ini, t-test lebih besar dari pada t-table (4.67>2.00). Hasilnya adanya peningkatan prestasi dan signifikan serta positif diantara dua metode ini.

Kata kunci: Prestasi belajar, berbicara bahasa Inggris, CLL (Community Language Learning), CLT (Communicative Language Teaching)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Berbicara merupakan keterampilan yang lebih khusus diperhatikan daripada keterampilan lainnya (Thornbury, 2005). Namun kenyataannya dilapangan masih dilapangan, para siswa mengalami kesusahan dalam berbicara bahasa Inggris. Oleh karena itu, pelajar sering mengevalusi keberhasilan mereka dalam belajar bahasa seperti keefektipan pelajaran sebagai dasar bagaimana mereka merasa sudah meningkat kecapan bahasa lisan mereka. Pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran bermacam-macam bentuknya, sepertinya pendekatan langsung yakni focus terhadap ciri-ciri bahasa lisan dan pendekatan tidak langsung yakni menciptakan beberapa kondisi untuk interaksi secara lisan melalui bekerja kelompok, tugas, dan strategi-strategi lainnya (Richard, 2008).

Metode merupakan sebuah payung sebagai istilah supaya spesifik dan adanya hubungan timbal balik antara teori dan praktek (Brown, 2001). Untuk itu jelas, jika dalam proses pembelajaran guru harus sesuai antara teori dan praktek. Community language learning (CLL) merupakan suatu pendekatan dalam interaksi antara sesama pelajar dan interaksi antara pelajar dengan guru pada proses pembelajaran (La Forge, 1983 dikutif oleh Brown, 2001). Communicative language teaching (CLT) adalah suatu metode pengajaran tentang pembelajaran praktek, yang terpenting adalah pada arti (meaning). Kemudian belajar bahasa adalah belajar untuk berkomunikasi ( Finnochiaro dan Brumfit, 1983, dikutip oleh Brown, 2001).

Dari pernyataan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana solusi untuk mengatasi kesusahan para siswa dalam mencapai prestasi dalam berbicara bahasa Inggris, perasaan negatif, dan ketergantungan kepada guru menggunakan community language learning (CLL) dan communicative language teaching (CLT) dalam proses belajar dan mengajar. Untuk itu, penulis memilih judul tentang ―Perbandingan Prestasi Belajar Siswa menggunakan CLL (Community Language Learning) dan CLT (Communicative Language Teaching).

(2)

Rumusan Masalah Penelitian

Penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian kedalam tiga pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan community language learning (CLL)?

2. Bagaimana prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunkan communicative language teaching (CLT)?

3. Apakah ada signifikasi dan perbandingan positif antara prestasi belajar siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan CLL dan CLT?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan diperoleh sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui prestasi siswa-siwa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan communicative language learning (CLL).

2. Untuk mengetahui prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan communicative language teaching (CLT).

3. Untuk mengetahui signifikasi dan perbandingan positif antara prestasi belajar siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan CLL dan CLT.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis, memilih satu sekolah menengah atas di Jawa Barat dan sebagai objek penelitiannya yaitu kelas XI. Dari jumlah populasi 378 siswa, peneliti mengambil sample 80 siswa dengan dari 2 kelas yakni kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan masing – masing kelas berjumlah 40 siswa. Kemudian penelitian ini, penulis focus dalam kemampuan berbicara bahasa Inggris yakni accuracy, fluency, pronounce, expression dan vocabulary.

Hipotesis Penelitian

Penulis merumuskan hipotesis pada penelitian ini yakni apakah ada signifikasi dan perbandingan positif belajar antara prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan community language learning (CLL) dan communicative language teaching (CLT). LANDASAN TEORI DAN METODE

LANDASAN TEORI

Modalaitas belajar adalah bagaimana informasi bisa masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki (Chatib, 2013). Ada tiga jenis modalitas belajar, yaitu:

a. Visual : Modalitas ini mengakses benda-benda visual, warna, gambar-gambar, catatan, mind map dan lain-lain.

b. Auditory: Modalitas ini mengakses semua jenis bunyi, suara, cerita, dialog dan pemahaman terhadap materi pelajaran dengan menjawabnya atau mendengarkan cerita, bernyanyi, dan hal-hal yang berkaitan lainnya.

c. Kinesthetic: Modalitas ini mengakses beberapa jenis gerak, aktivitas tubuh, emosi, dan hal-hal lainnya.

Berdasarkan penelitian, otak manusia lebih cepat menangkap informasi yang dating dari modalitas visual yang bergerak (Magnesen, yang dikutif oleh Chatib). Untuk itu, sangat berhubungan antara modalitas belajar ini dengan metode community language learning dan community language teaching. Dikarenakan metode-metode ini ada proses melihat, berbicara, dan bergerak).

Prestasi adalah berasal dari kata kerja mencapai yang berarti perolehan atau mencapai sesuatu dengan usaha, keterampilan, keberanian, atau memperoleh sesuatu (Hornby, 1995). Dari definisi itu,

(3)

setiap orang yang ingin memperoleh prestasi sesuatu, laki-laki atau perempuan harus melalukannya dengan usaha dan mempunyai keterampilan, kecerdasan, dan motivasi yang baik. Penguasaan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris adalah prioritas untuk kebanyakan pelajar bahasa kedua atau bahasa asing (Richard, 2008). Jadi berbicara adalah mempertimbangkan pada sebuah keterampilan khusus lebih dari keterampilan bahasa lainnya

Community language learning (CLL) adalah belajar seluruh orang (Nunan, 1989). Interaksi antara sesama pelajar tidak dapat diprediksi dalam konten tapi secara khusus melibatkan diri saling memberi pengaruh (Brown, 2001). Proses ini bergantung pada kerukunan para pelajar sehingga menjadi sebuah komunitas di kelas, supaya terciptanya kedamaian sesama teman sebayanya. Jadi pada pendekatan ini, guru sebagai konselor atau penasehat, sehingga akhirnya para pelajar bisa mandiri.

CLL menyatukan inovasi tugas belajar dan aktivitas-aktivitas yang konvensional. Beberapa aktivitas kegiatan belajar dan mengajar, yakni mencakup: 1. Translation, 2. Group work, 3. Recording, 4. Transcription, 5. Analysis, 6. Reflection and observation, 7. Listening, 8. Free conversation

Communicative language teaching (CLT) merupakan bagian dari communicative approach. CLT merupakan kumpulan prinsip-prinsip tentang sifat dasar bahasa, belajar dan mengajar bahasa (Brown, 2001).

Ada beberapa karakteristik CLT, yaitu diantaranya:

1. Tujuan pembelajaran di ruang kelas yakni difokuskan pada beberapa komponen (grammatikal, discourse, functional, sosiolinguistic, dan strategi) dari kompetensi komunikasi. Oleh karena itu, harus terjalin beberapa aspek dari bahasa dan pragmatik.

2. Tehnik-teknik bahasa adalah di desain mengajak pelajar dalam pragmatik, authentic, penggunaan fungsional bahasa untuk tujuan pemaknaan. Organisasi bentuk-bentuk bahasa bukan pusat fokus, tetapi cukup aspek-aspek bahasa yang memungkinkan para pelajar mampu menyempurnakan tujuan pemaknaan, dan beberapa aspek lainnya.

Peneliti menyusun variabel-variabel penelitian yang terdiri dari dua variabel, diantaranya yaitu: a. Variabel X1

Variabel X1 pada penelitian ini yaitu students‘ achievement in speaking English by using

Community language learning. b. Variable X2

Variable X2 pada penelitian ini yaitu the students‘ achievement in speaking English by using

Communicative language teaching. 1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Peneliti menganalisa Data berdasarkan pada hasil prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan community language learning (CLL) and communicative language teaching (CLT) dengan menggunakan formula statistic, yakni pada penelitian ini menggunakan formula t-test.

Dalam penelitian ini populasi adalah kelas sebelas di sebuah Sekolah Menengah Atas di Jawa Barat, yaitu 378 siswa dari 4 kelas.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan adalah simple random sampling, maksudnya adalah dalam proses pemilihan sampel, dimana anggota dari populasi memilih single randomly. Untuk itu untuk menentukan sampel penelitian ini digunakan formula Slovin.

N n = 1 + N e2

(4)

Dimana:

n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Persentase ketidaksamaan kelonggaran percent karena kesalahan pemindahan sampel yang masih mampu ditoleransi, (1 %, 5 %, 10 %).

( Riduwan dan Akdon, 2009)

Dari populasi kelas sebelas sekolah menengah atas adalah 378 siswa.

n = 378

1+378 (0.1)2

= 378 = 79.079 4.78

Untuk itu, karena penelitian ini mencakup perbandingan antara dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, jadi peneliti mengambil sampel 80 siswa (40 siswa kelas XI IPA 1 dan 40 siswa kelas XI IPA 2) dari jumlah populasi kelas sebelas SMA sebanyak 378.

Ada dua instrumen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu: a. Observasi

Dalam penulisan jurnal ini, penulis sudah melakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 di Sekolah Menengah Atas.

b. Tes

Instrumen tes digunakan untuk menjawab pertanyaaan-pertanyaan lisan dan membaca beberapa dialog serta praktek dengan teman-teman mereka.

1. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui data kuantitatif , penulis menganalisis data berdasarkan hasil dari test. Data-data ini dianalisis dengan menggunakan formula t-test, yaitu:

̅̅̅ ̅̅̅ √ Dimana:

= t-observasi

= Rata-rata hasil prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan community language learning (CLL)( variabel X1 )

= Rata-rata hasil prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan communicative language teaching (variable X2 )

= standar deviasi variabel X1

= standar deviasi variabel X2

= nomor siswa kelas kelas XI IPA 1 (variabel X1)

= nomor siswa kelas XI IPA 2 (variabel X2)

Dari hasil perhitungan, nilai t-observed (to) dapat ditentukan dengan menganalisa nilai

t-table dengan signifikasi 5% dan degrees of freedom. Ini berarti adanya signifikasi perbandingan antara variabel X1

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam analisis data penelitian ini peneliti menggunakan formula t-test, tentang prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan CLL dan CLT di kelas sebelas SMA dan

(5)

perbandingan antara prestasi siswa yang pengajarannya menggunakan metode CLL dengan CLT. dengan mengggunakan dua metode ini.

Prestasi Siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan community language learning (CLL) (Variabel X1)

Untuk mengetahui prestasi siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLL, peneliti memberikan tes kepada 40 siswa kelas XII IPA 2. Berdasarkan lembaran penilaian siswa sesuai dengan indikatornya maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Dari hasil tes para siswa, nilai rata-rata diperoleh dengan memasukan total skor ke dalam formula sebagai berikut:

̅ ∑X Dimana: ̅ = Nilai rata-rata X = nilai N = nomor siswa

= sum ̅ ∑

Dari perhitungan diatas, ini menunjukkan bahwa berbicara bahasa Inggris menggunakan CLL termasuk kategori amat baik merujuk pada (Depdiknas, 2008).

Prestasi Siswa dalam berbicara Bahasa Inggris dengan menggunakanCommunicative Language Teaching ( Variabel X2 )

Untuk mengetahui prestasi siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLT, peneliti memberikan tes kepada 40 siswa kelas XII IPA 1. Berdasarkan lembaran penilaian siswa sesuai dengan indikatornya maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Dari hasil tes para siswa, Nilai rata-rata diperoleh dengan memasukan total skor ke dalam formula sebagai berikut:

̅ ∑X Dimana: ̅= Nilai rata-rata X = nilai N = Nomor Siswa

= Sum ̅ ∑

Dari perhitungan diatas, ini menunjukkan bahwa berbicara bahasa Inggris menggunakan CLL termasuk kategori cukup merujuk pada (Depdiknas, 2008).

Perbandingan belajar antara prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan CLL dan CLT

Sesudah mengetahui nilai variabel X1 dan X2, maka akan tahap selanjutnya menggunakan

(6)

SD = √ ̅ Dimana: SD = Standar deviasi X = Nilai ̅ = Nilai rata-rata

= Sum N = Nomor siswa

SD1 = Standar deviasi variabel X1

SD2 = Standar deviasi variabel X2

SD1 = √ ̅ = √ = √ = 0.94 SD2 = √ ̅ = √ = √ = 1.66

Kemudian setelah diperoleh nilai standar deviasi dari dua variabel, maka diteruskan menggunakan formula t-tes dalam rangka menguji hipotesis. Adapun penghitungannya sebagai berikut:

̅ ̅ √ √ √ √ √ = 4.67

Untuk memperoleh nilai degree of freedom (df), maka digunakan formula sebagai berikut: df = (N1 + N2) – 2

= (40 + 40) – 2 = 80 – 2 = 78

Berdasarkan penghitungan di atas, dengan menggunakan t-tes diketahui bahwa hasil dari t-tes (to)

adalah 4.67. Jika t-test dibandingkan dengan t-table dengan degree of freedom = 78 dan signifikasi 5 %,

jadi t-table adalah 2.00. Dalam penelitian ini, maka diketahui bahwa t-test lebih besar dari pada t-table

(4.67 > 2.00). Ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, kesimpulannya adalah bahwa ada signifikasi dan perbandingan positif belajar antara prestasi siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan CLL dan CLT. Berdasarkan teori yang sebelumnya, bahwa sebenarnya berhubungan antara metode community language learning communicative language teaching. Dikarenakan metode-metode ini semua modalitasnya merupakan proses belajar, seperti melihat, berbicara, dan praktek. Untuk itu, teory Magnesen sesuai dengan metode CLL dan CLT.

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berikut ini akan dijelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Hasil prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan metode community language learning (CLL) adalah adanya peningkatan kemampuan dari sebelumnya, dibuktikan dengan hasil penelitian yakni rata-rata nilainya 8.1. Ini berarti pembelajaran dengan menggunakan metode ini sangat bagus.

2. Hasil prestasi siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan metode community language learning (CLL) adalah para siswa sangat mengapresiasi selama proses pembelajaran belajar bahasa Inggris. Adapun dari hasil penelitian diperoleh data bahwa para siswa mendapatkan nilai yang bagus, dengan nilai rata-rata 6.7.

3. Adanya signifikasi dan perbandingan positif antara prestasi belajar siswa-siswa dalam berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan CLL dan CLT. Ini terbukti dari hasil analisis data, bahwa t-test lebih besar dari pada t-table (4.67 > 2.00). Ini berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Saran

1. Guru harus menggunakan beberapa metode supaya para siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan penuh apresiasi. Sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam berbicara bahasa Inggris. As

2. Siswa-siswa harus mampu mengembangkan kemampuan berbicara bahasa Inggris dengan membiasakan berdialog dengan teman atau guru menggunakan bahasa Inggris dan membuat team atau group untuk memudahkan pembelajaran dengan belajar kelompok.The institution should create the role that can attract and motivate the students to learn especially English subject well.

3. Institusi harus turus mendukung pembiasan berbicara bahasa Inggris di waktu istirahat. 4. Bagi para peneliti selanjutnya, direkomendasikan untuk menggunakan metode CLL dan CLT

di level atau keterampilan bahasa yang berbeda. Supaya lebih banyak penelitian tentang penggunaan dua metode ini di semua level, sehingga bisa memberikan kepada para pengajar dalam proses peningkatan kemampuan siswa-siswanya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglass. (2001). Teaching by Principles: An Interactive Approach to

Language Pedagogy. San Francisco State University: Addison Wesley

Longman.

Chatib, Munib. (2009). Sekolahnya Manusia. : Jakarta: Mizan.

Balitbang Depdiknas. (2006). Model Penilaian Kelas KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Hornby, A. S. (1995). Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University Press.

Nunan, D. (1989). Designing Task for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.

Richard, J. C. (2008). Teaching Listening and Speaking. USA: Cambridge University Press. Riduwan dan Akdon. (2009). Rumus dan data dalam Analisis Statistik. Bandung: Alfabeta. Thornbury, Scott. (2005). How to Teach Speaking. Essex: Pearson Education Limited.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar latar belakang tersebut dan masih adanya perbedaan hasil penelitian mengenai tax aggressive maka peneliti tertarik untuk menguji kembali pengaruh

Perlu dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut untuk menghasilkan varietas kentang yang tahan nematode sista kuning (Globodera rostochiensis) karena hama

Lembaga ini diurus oleh suatu Dewan Pengurus yang terdiri dari seorang Ketua atau lebih, dibantu seorang Sekretaris atau lebih, seorang Bendahara atau lebih dan beberapa orang

Sub Sistem Peramalan bertugas memproyeksikan aktivitas instansi/lembaga untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun atau lebih. Aktivitas tahun yang akan

VLAN ini berfungsi untuk membatasi komputer-komputer yang terhubung sesuai dengan keinginan kita, bisa dianalogikan kalau terdiri banyak ruangan bisa dibuat VLAN sebanyak

Berdasarkan pada data penelitian, maka dapat penulis simpulkan bahwa Perkembangan Industri Kreatif Berbasis Syariah di Wilayah Propinsi Banten masih dalam tahap penyusunan

banyak yang rusak dalam keluarganya kalau larangan itu tidak di patuhi contohnya sudah banyak walaupun ada yang tetep tentram dalam keluarganya tapi juga masih ada satu atau dua

Peningkatan kecakapan pembuktian matematis pada matakuliah Analisis Real mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Cokroaminoto Palopo yang memperoleh