• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan faktor demografi yang berhubungan dengan profil risiko investor dan juga keputusan investor dalam alokasi jenis aset yang di investasikan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang berada di wilayah kota surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini adalah menemukan beberapa variabel demografi berhubungan langsung dengan profil risiko dan alokasi aset investor, namun ada beberapa variable yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan profil risiko dan alokasi aset investor. Serta adanya hubungan signifikan antara profil risiko investor dengan keputusan investor dalam mengalokasi aset.

Kata kunci : Demografi Investor, Profil Risiko, Alokasi Aset Investor.

Rizaldy Tallo: Thesis.

Analysis of Demographic Factors Relationship With Risk Profile, And Investors In Asset Allocation Decision.

Abstract---This study aimed to examine the relationship of demographic factors associated with the risk profile of investors and investor decisions in the allocation of assets that they invest. The number of observation were 100 respondents who were domiciled in Surabaya. This research is descriptive analysis using a quantitative approach. The conclusion of this study is found to some demographic variables that are directly related to the risk profile and asset allocation investors, but there are some variables that do not have a relationship with the risk profile and asset allocation investors. As well as the relationship between the investor's risk profile with investors' decisions in allocating assets.

Keywords: demographic investors, porfil risk, asset allocation investors.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan investasi di Indonesia sekarang sudah sangat maju. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sektor investasi di Indonesia. Banyak investor yang berinvestasi dalam berbagai jenis produk investasi sebagai jaminan masa depan. Selain itu, investasi juga dianggap sebagai solusi

alternatif pembiayaan jangka panjang dan secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap pembangunan di Indonesia.

Keputusan investor dalam memilih suatu jenis investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting yaitu profil risiko investor. Setiap investor mempunyai profil risiko yang berbeda-beda ada yang risk aggresive, risk moderate,dan risk conservative. Dengan demikian, investor akan mempunyai preferensi memilih jenis produk yang berbeda-beda ketika mengambil keputusan berinvestasi

.

Menurut Sunariyah (2000), investor dapat berinvestasi pada dua jenis investasi. yaitu pada aset riil dan aset keuangan. Aset riil merupakan aset yang dapat lebih terukur dan dilihat secara langsung oleh investor, namun dalam pengembalian imbal hasil masih lebih kecil daripada investasi jenis aset keuangan. Aset keuangan adalah jenis investasi yang pengalokasian dananya pada produk pasar modal dan pasar uang seperti deposito, reksadana, obligasi, dan saham. Dimana hasil yang didapatkan juga lebih besar dari aset riil. Sehingga Investor yang risk conservative biasanya akan berinvestasi pada pasar uang, pasar modal seperti aset keuangan yakni deposito, reksadana, reksadana terbagi menjadi empat jenis yaitu reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksdana pasar uang, serta aset riil. Hal ini disebabkan aset-aset tersebut mempunyai risiko yang relatif kecil. Sedangkan, investor yang risk aggressive akan berinvestasi pada aset keuangan yang bersifat jangka panjang seperti saham, karena saham merupakan aset yang lebih berisiko tinggi.

Investasi berkaitan dengan faktor demografi antara lain faktor demografi agama, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan (Cahyadi, 2006).

Faktor – faktor demografi terkait dengan sikap investor dalam menentukan jenis aset yang dipilih. investor yang dipilih. Salah satu faktor demografi, yaitu agama.investor yang beragama Kristen dan Katolik cenderung lebih rasional dalam berinvestasi pada jenis aset riil dan aset keuangan. Sedangkan islam cenderung lebih konservatife dalam berinvestasi.

Hasil wawancara dengan informan yang merupakan seorang investor, mendapatkan hasil bahwa dalam berinvestasi investor tidak terlalu peduli akan faktor-faktor demografi seperti agama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Mereka lebih mengutamakan apa yang mereka dapatkan dan inginkan pada masa depan dapat terwujud. daripada memikirkan apa yang akan terjadi saat ini. Namun demikian ini tidak terjadi pada semua

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI,

PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR

DALAM ALOKASI ASET

Rizaldy Tallo, Nanik Linawati, Gesti Memarista Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

(2)

investor yang saya temui dan wawancara. Ada beberapa yang sangat teliti dalam menentukan jenis aset yang mereka pilih, karena mereka juga mempertimbangkan faktor-faktor demografi tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor demografi sikap investor dalam menentukan aset investasi yang dipilih. Agama masing-masing investor berhubungan dengan pemilihan jenis investasi. Investor beragama Islam lebih cenderung ke arah risk conservative atau menghindari risiko. Sedangkan investor yang beragama Kristen dan Katolik cenderung lebih moderate dalam menghadapi risiko. tentu saja agama dalam ini menjadi faktor yang turut menentukan sikap investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Menurut Robb dan Woodyard (2010), investor yang berusia relatif muda cenderung akan lebih berani dalam mengambil investasi yang lebih berisiko. Produk yang dipilih oleh investor yang berusia muda cenderung ke arah yang risk aggressive seperti saham dan reksadana saham, lalu pada usia yang semakin tua, investor akan memilih produk investasi yang kurang berisiko seperti obligasi, reksadana (reksadana campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang) dan deposito Fisher (2010). Jenis kelamin yang berbeda antara pria dan wanita, memiliki perbedaan sikap dalam memilih produk investasi. Jain dan Mandot (2012), menyatakan bahwa pria lebih berani dalam mengambil produk investasi yang berisiko tinggi, karena tingkat percaya diri pria yang lebih tinggi. Sedangkan, wanita akan memilih produk investasi yang memiliki risiko kecil karena wanita memiliki sikap yang cenderung risk conservative. Status perkawinan juga berhubungan dengan pemilihan produk investasi. Investor yang belum menikah berani menanggung risiko yang tinggi. Sedangkan investor yang sudah menikah cenderung lebih memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah karena investor harus memikirkan konsekuensi pasangannya dan anak-anak. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu (Grebel & Lytton, (1998), yang menyatakan status perkawinan seseorang akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sedangkan pria dan wanita yang berpendidikan sama atau setara, akan berbeda dalam hal pemilihan jenis produk investasi. Sedangkan Barber & Odean, (2001), menyatakan bahwa faktor pekerjaan investor berhubungan dengan pilihan investasi yang dipilih. Pendapatan juga seringkali menjadi faktor penting dalam keputusan seseorang untuk melakukan investasi baik pada aset riil dan aset keuangan. Biasanya seseorang mau melakukan investasi apabila sudah memiliki pendapatan yang tinggi dengan kata lain sudah memiliki free cash flow yang besar. Larkin (2014), menyebutkan bahwa investor yang memiliki pendapatan lebih tinggi, cenderung akan memilih alternatif jenis investasi yang lebih beresiko dan memberikan potensi keuntungan yang lebih besar, yaitu sebagai contoh cenderung lebih menyukai saham dibanding deposito atau obligasi. Selain itu investor juga cenderung menanamkan dana lebih besar pada instrumen pasar modal, terutama saham.

Berdasarkan permasalahan dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan faktor demografi, profil risiko investor, dan pemilihan jenis investasi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menguji hubungan

faktor demografi yang terdiri dari agama, usia, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Selain itu, penelitian ini menggunakan analisa cross tab, uji chi square, dan analisa korespondensi. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel demografi yang sama tanpa variabel agama serta menguji hubungan faktor demografi dengan profil risiko dan pemilihan jenis investasi, tanpa menggunakan analisa korespondensi. Peneliti menambahkan variabel agama di dalamnya karena peneliti merasa faktor agama dalam penelitan ini juga penting

Sampel penelitian yakni semua investor yang berdomisili di Surabaya. Hal ini disebabkan karena Surabaya merupakan salah satu kota terbesar kedua yang berada di Indonesia. Selain itu, investor dapat memilih banyak pilihan jenis investasi yang bervariasi. Selanjutnya, investor dapat secara langsung memilih investasi seperti apa yang paling cocok dengan harapan reponden.

2. TEORIPENUNJANG

Sunariyah (2000), menyatakan investasi adalah suatu kerelaan melepaskan uang atau dana pada saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Puspitaningtyas dan Kurniawan (2012), investasi sebagai suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi. Tujuan investor melakukan kegiatan investasi ialah untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) yang diterima di masa depan.

Sunariyah (2000), secara umum jenis investasi itu terbagi menjadi 2 kelompok diantaranya yaitu :

1. Investasi aset riil (real asset)

Investasi aset riil merupakan investasi yang terukur dan berwujud atau dapat dilihat secara langsung misalnya tanah, rumah, emas, dan sebagainya. Risiko untuk investasi pada aset riil lebih kecil karena jenis nya riil, namun dalam pengembalian hasil investasi, lebih kecil daripada investasi jenis aset keuangan. 2. Investasi aset keuangan (financial asset)

Investasi aset keuangan seperti deposito, reksadana, obligasi, dan saham. Investasi jenis ini memiliki risiko yang lebih tinggi daripada investasi riil, karena investor hanya akan mendapatkan bukti surat seperti sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang saham.

Tipe investor berbeda-beda satu dengan yang lain, menurut Sembel (2013); Fred, Weston, Copeland (2011) yaitu :

1. Risk aggressive, investor tipe ini adalah investor yang berani dalam mengambil risiko dalam investasi dengan tujuan untuk mendapatkan return yang tinggi. 2. Risk Moderate, tipe investor yang berani mengambil

risiko sebanding dengan return yang di dapatkan. Semakin besar risiko yang diambil semakin besar return yang diharapkan, dan sebaliknya semakin kecil risiko yang diambil semakin kecil return yang di harapkan.

(3)

3. Risk conservative, tipe investor yang enggan untuk mengambil sebuah risiko dalam investasi atau cenderung menghindar dari sebuah risiko.

Demografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien artinya mencitra, menulis, melukis, atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah. Istilah demografi pertama kali digunakan oleh Guillard (1885). Menurut Bogue (1973), demografi adalah kependudukan atau ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan

.

Faktor demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan faktor demografi sebagai berikut yaitu :

a. Agama

Menurut Leon dan Pfeifer (2003), agama merupakan faktor penentu sebuah keluarga untuk mengambil risiko dalam berinvestasi. Dengan nilai nilai ajaran yang relevan dengan norma-norma agama serta dapat mengendalikan seluruh penilaian dalam tingkat toleransi terhadap risiko. Selain itu, juga ditemukan bahwa faktor agama yang berbeda berhubungan dengan profil risiko dan juga pemilihan jenis investasi. Orang yang bergama Islam Katolik dan Kristen kurang bertoleransi memiliki risiko berinvestasi cenderung rendah (Leon dan Pfeifer 2003).

b. Jenis Kelamin

Barber dan Odean (2001) menjelaskan bahwa pria lebih berani terhadap resiko yang akan dihadapi dibanding wanita, hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan diri pria lebih tinggi daripada wanita. c. Usia

Menurut Grebel dan Lytton (1998) usia yang lebih muda akan lebih berani mengambil risiko dalam investasi dibanding usia yang tidak produktif atau sudah tua, yang tidak berani mengambil risko dalam berinvestasi.

d. Status Pernikahan

Menurut Grabel dan Lytton (1998), orang yang sudah menikah memiliki rasa tanggung jawab kepada keluarga serta enggan untuk mengambil risiko, dibandingkan individu yang belum menikah cenderung merasa bebas dan tidak memiliki tanggung jawab, sehingga lebih berani mengambil risiko.

e. Pendidikan

Bhandari dan Deaves (2006) menyebutkan toleransi risiko juga memiliki hubungan dengan jenjang pendidikan seseorang. Orang yang berani mengambil risiko (risk aggressive) bisa dikatakan berpendidikan tinggi karena memiliki pengetahuan yang luas dan mampu menghitung risiko yang dihadapi.

f. Pekerjaan

Barnewall (1987), mengemukakan bahwa kelompok pekerjaan tertentu, seperti: eksekutif perusahaan, pengacara, dokter lebih menghindari resiko (risk averter) dalam berinvestasi.

g. Pendapatan

Barber dan Odean (2001), Schooley and Worden (1999), menemukan bahwa investor yang memiliki pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki portofolio yang lebih berfluktuatif atau memiliki risiko lebih besar.

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hipotesis penelitian :

1. Faktor demografi investor mempunyai hubungan signifikan dengan profil risiko.

2. Faktor demografi investor mempunyai hubungan signifikan dengan keputusan investor dalam menentukan alokasi aset produktif.

3. Profil risiko mempunyai hubungan signifikan dengan keputusan investor dalam menentukan alokasi asset.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Sedangkan, jika ditinjau dari jenis data yang diambil, penelitian ini merupakan primary research, yaitu penelitian dengan menggunakan data primer atau data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari para investor di Surabaya yang dipilih sebagai responden penelitian.

Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Karena pengambilan sampel dilakukan secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Artinya dengan sengaja mengambil sampel tertentu sesuai persyaratan atau kriteria sampel. Kriteria dalam

Faktor Demografi 1. Agama 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Status perkawinan 5. Pendidikan 6. Pekerjaan

7.

Pendapatan Profil Risiko Investor: 1. Risk aggressive 2. Risk Moderate 3. Risk conservative Keputusan Investor Dalam Alokasi Aset

utama : 1. Asset rill (rumah,emas, tanah) 2. Asset finansial (saham,deposit, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham)

(4)

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang sudah berkerja dan telah memiliki investasi pada dua jenis aset, baik salah satu dari aset riil atau aset keuangan, atau pun memiliki kedua jenis investasi tersebut.

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korespondensi dan chi-square. Untuk melihat ada tidaknya hubungan signifikan antara variabel demografi dengan profil risiko dan alokasi aset investor. Kriteria pengujian dengan melihat nilai signifikasi (α) Chi Square yaitu jika < 0.05 maka Ho ditolak, dan jika > 0.05 maka Ho diterima.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Korespondensi dan uji Chi Square Tabel 1 Variabel Demografi Dan Profil Risiko

Hubungan Demografi dengan Profil Risiko Signifikan Chi Square (Sig.) Inertia

Agama * Profil Risiko Tidak signifikan

0.341 0.112

Usia * Profil Risiko Tidak Signifikan

0.154 0.094

Jenis Kelamin * Profil Risiko

Signifikan 0.000 0.324

Status perkawinan * Profil Risiko

Tidak Signifikan

0.269 0.026

Pendidikan * Profil Risiko Tidak Signifikan

0.605 0.045

Pekerjaan * Profil Risiko Signifikan 0.004 0.226 Pendapatan * Profil Risiko Signifikan 0.026 0.144

Tabel 1 diatas menunjukan signifikansi Chi-Square yang dihasilkan pada hubungan antara variabel demografi dengan profil risiko diperoleh hasil Jenis Kelamin dan Profil Risiko; Pekerjaan dan Profil Risiko; serta Pendapatan dan Profil Risiko memiliki hubungan yang signifikan. Sementara Agama dan Profil Risiko; Usia dan Profil Risiko; Status Perkawinan dan profil Risiko; Pendidikan dan Profil Risiko tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berikut ini pembahasan untuk variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko.

Tabel 2. Variabel Dmografi Dan Alokasi Aset

Hubungan Demografi dengan Alokasi aset utama

Signifikan atau tidak Signifikan Chi Square (Sig) Inertia

Agama * Alokasi Aset Tidak signifikan

0.977 0.242

Usia * Alokasi Aset Signifikan 0.040 0.374 Jenis Kelamin * Alokasi

Aset Tidak Siginifikan 0.156 0.119 Status perkawinan * Alokasi Aset Tidak Signifikan 0.71 0.144 Pendidikan * Alokasi Aset Tidak Signifikan 0.756 0.189

Pekerjaan * Alokasi Aset Tidak Signifikan

0.954 0.198

Pendapatan * Alokasi Tidak 0.410 0.249

Aset Signifikan

Tabel 2 diatas menunjukan bahwa signifikansi Chi-Square yang dihasilkan pada hubungan antara variabel demografi dengan alokasi aset diperoleh hasil variabel usia dan alokasi aset memiliki hubungan yang signifikan. Sedangkan variabel agama dan alokasi aset; jenis kelamin dan alokasi aset; status perkawinan dan alokasi aset; pendidikan dan alokasi aset; pekerjaan dan alokasi aset; pendapatan dan alokasi aset tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berikut pembahasan mengenai variabel yang memiliki hubungan yang singnifikan dengan alokasi aset.

Tabel 3 Profil Risiko Dan Alokasi Aset

Hubungan Profil Risiko Dengan Alokasi Aset Signifikan Chi square (sig) Inertia

Profil risiko * alokasi asset

Signifikan 0.000 0.542

Tabel 3 menunjukan bahwa dari hasil uji chi square menghasilkan nilai 0.000 artinya profil risiko memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset dimana inertia sebesar 0.542 atau 52.4% mengindikasikan variabel profil risiko mampu menjelaskan dengan baik mengenai alokasi aset.

Sementara, koefisien Inertia sebesar 0,542 memberikan gambaran bahwa variabel profil risiko dapat menjelaskan variasi pada variasi alokasi aset sebesar 54,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel pendapatan cukup maksimal untuk menjelaskan variasi pada variabel profil risiko.

B. Analisa dan pembahasan

Pada hasil pengujian menjelaskan bahwa hubungan yang signifikan terjadi pada variabel demografi seperti jenis kelamin dengan profil risiko dimana dari hasil responden pria dan wanita jelas menunjukan bahwa pria lebih berani mengambil risiko dalam berinvestasi atau risk moderate sebesar sebesar 0.714 atau (71,45%). dan cenderung ke arah risk aggressive, Menurut Fisher (2010) dikarenakan pria lebih percaya diri karena return yang tinggi. Sedangkan wanita lebih memilih jalur yang aman dan terjamin dikarenakan tingkat percaya diri wanita yang lebih rendah dari pria yaitu sebesar 0.622 atau (62,2%) responden memilih cenderung risk conservative. pernyataan ini juga sesuai dengan penelitian Edward, dan Prakash (2007).

Pada pengujian yang sama pula menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan pada variabel jenis pekerjaan yang dimiliki investor dengan profil risiko ini menunjukan bahwa investor yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil lebih cenderung ke arah risk conservative yaitu sebesar 0.818 atau (81,8%). Dimana jenis investasi yang dpilih tidak memiliki risiko yang tinggi. Sedangkan pada investor yang memilki jenis pekerjaan sebagai seorang profesional seperti; dokter, pengacara, cenderung memiliki profil risiko yang risk moderate yaitu sebesar 0.909 atau (90,9%). atau pada jenis investasi yang tidak terlalu berisiko tinggi, namun ada beberapa profesional yang juga memilih berinvestasi pada jenis aset yang risk aggressive yaitu sebesar 0.091 atau (9,15%). karena mereka merasa telah memiliki pengetahuan kemampuan finansial

(5)

yang cukup tinggi, sedangkan orang yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta lebih cenderung ke arah risk aggressive yaitu sebesar 0.191 atau (19,1%) berinvestasi pada jenis aset yang memiliki risiko tinggi dengan harapan bahwa akan mendapatkan hasil yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk membuka usaha sendiri karena mereka merasa bahwa jaminan di masa depan dari perusahaan tidak akan menjamin penuh, ini sesuai dengan penelitian Barnewall (1987).

Hasil pengujian juga membuktikan bahwa adanya hubungan variabel pendapatan atau cash in flow yang diperoleh investor dengan profil risiko investor. Investor yang memiliki pendapatan rata-rata dibawah Rp. 10 juta cenderung memiliko profil risiko yang risk conservative yaitu sebesar 0.486 atau (48,6%). Ini menunjukan investor yang berpendapatan rendah cenderung akan menghindari risiko dalam berinvestasi. Sedangkan investor yang memiliki pendapatan rata-rata Rp. 20-30 juta paling banyak memiliki profil risiko yang risk moderate yaitu sebesar 0.611 atau (61,6%), investor pada kelompok ini lebih cenderung berani dalam mengambil sebuah risiko dalam berinvestasi namun ada juga yang berani dalam mengambil risiko dalam berinvestasi dimana mereka berani memilih aset saham dalam berinvestasi karena merasa memiliki cukup dana untuk berinvestasi sehingga mereka tidak ragu dalam mengambil risiko yang tinggi dalam berinvestasi, temuan ini sesuai dengan penelitian Dwi Yusuf Bakhtiar (2008).

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa variabel usia memiliki hubungan positif signifikan dengan keputusan investor dalam alokasi aset. Dimana investor yang berusia 25-40 tahun atau sebesar 0.220 (22%) responden atau investor ini memiliki aset utama rumah dan sebesar 0.122 (12.2%) responden atau investor memilih saham sebagai alokasi aset mereka. Ini disebabkan karena pada range usia tersebut merupakan usia produktif dari investor untuk berinvestasi pada berbagai jenis aset investasi yang ada untuk mendapatkan return atau imbas hasil yang tinggi dan sebanyak-banyaknya untuk kehidupan mereka di masa depan. Namun pada usia 41-55 tahun berupa tanah sebesar 0.33 (33%), rumah sebesar 0.233 (23.3%), deposito 0.267 (26,7%). Ini menunjukan bahwa pada range usia tersebut adalah usia kematangan dari responden atau investor untuk mendapatkan hasil dari investasi mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Grebel dan Lytton (1998).

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan juga menjelaskan bagaimana profil risiko investor yang memiliki hubungan dengan keputusan investor dalam mengalokasi asetnya dimana menunjukan bahwa investor yang memiliki profil risiko risk conservative akan cenderung memilih aset tanah dan rumah dan emas sebagai aset terbesar yang dimilikinya dimana tanah, rumah dan emas merupakan jenis aset riil yang hampir tidak memiliki risiko. Kemudian investor yang memiliki profil risiko yang risk moderate cenderung memilih aset-aset seperti ; deposito, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan juga reksadana campuran ini menggambarkan bahwa orang yang risk moderate lebih merasa nyaman dalam berinvestasi pada jenis aset yang tidak terlalu berisiko namun tetap mendapatkan imbas hasil yang lumayan tinggi. Sedangkan investor yang memiliki profil risiko yang risk aggressive

cenderung akan memilih saham untuk berinvestasi, karena pada tipe investor yang risk aggressive akan lebih mengutamakan return atau imbal hasil yang tinggi dalam berinvestasi sebagai kompensasi risiko tinggi yang akan dihadapinya. Sehingga mereka akan selalu berinvestasi pada aset-aset berisiko tinggi atau jenis investasi yang aktif seperti saham.

5. KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel demografi jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko investor.

2. Variabel demografi agama, usia, status perkawinan, pendidikan, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko investor.

3. Variabel demografi seperti usia memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset

4. Variabel demografi seperti agama, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset.

5. Variabel profil risiko investor memiliko hubungan yang signifikan dengan alokasi aset.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat memberikan saran kepada :

Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa perlu untuk menambah jumlah responden dan juga memperluas area penyebaran kuisioner di tempat pembinaan rohani agama tertentu, tempat ibadah, sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal dan juga bervariasi. Selain itu juga dapat menambah variabel penelitian demografi seperti letak geografis dan suku.

.

DAFTARPUSTAKA

Altesa. M. 2010. Diktat manajemen investasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas negeri Yogyakarta.

Anggraini. (2010). Analisis Korespondensi Hubungan Antara Kondisi Sekolah, Tenaga Pengajar dan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Sekolah.

Cahyadi. S. M. 2006. Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Perilaku Investor dan Jenis Investasi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Campel . J. Y. Dan Viciera. L. M. 2001. Strategic Asset Allocation. Portofolio Choice For Long Term Investors.

Barnewall, M.M. 1987. “Psychological Characteristics of the Individual Investor”. Dalam W. Droms, ed., Asset

(6)

Allocation for the Individual Investor. Charlottesville, VA : The Institute of Chartered FinancialAnalyse.

Bhandari. G. And Deaves. R. 2006. The Demographic Of Overconfidences : The Journal Of Behavioral

Finance.Vol. 7. 1, 5-11.

Barber, B. and Odean Terrance. 2001. “Boys Will Be Boys : Gender, Overconvidence, And Common Stock Investment”. The Quarterly Journal of Economics : 261 – 292.

BPS.Kotasurabaya.http://surabayakota.bps.go.id/subject/tabl e/6_Statis

Fisher, J.P (2010). Gender Differences in Personal Saving Behaviors: Journal of Financial Counseling and Planning Volume 21.

Grable. J.E. and Lytton. R. H. 1998. Investor Risk Tolerance : Testing The Efficacy Of Demographics As Differentiating And Classifying Factors.

Hibbert, Laurence, and Prakash. 2007. “Are Women More Risk-Aggressive Than Men?” (online)

(http://www.campus-for-finance.com,diakses 20 November 2009)

Jain. D. And Mandot. E. 2012. “Impact of Demographic factors on invesment decision of investors in rajasthan” , Journal of Arts, Science & Commerce, E-ISSN 2229-4686 , ISSN 2231- 4172.

Leon. A. K. and Pfeifer. C. 2013. “Religious Activity, Risk Taking Preferences, and Financial Behaviour: Empirical Evidence from German Survey Data”.

Lease, Ronald C., Wilbur Lewellen, and Gary G. Schlarbaum. 1974. “The Individual Investor: Attributes and Attitudes”. The Journal of Finance:413 – 433.

Marie, Edward, and Prakash. 2007. “Are Women More Risk-Averse Than Men?”(online) (http://www.campus-for-finance.com,diakses 20 November 2009.

Maleong. L.J. 2010. “metodologi penelitian kualitatif”. Edisi revisi.

Massah. S. E. 2013. Risk Aversion And Islamic Finance : An Experimental Approach. International Journal Of Information Technology And Business Management. Sharpe. 2005. “Investasi”, Jilid 1, Edisi ke-6, PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Santoso. S. 2001. “SPSS Statistik Parametric”. Cetak ke-2 : 221 – 239.Jakarta. PT. Elex Media Computindo.

Sekaran, Uma, 2006. ”Research Methods For Business” Buku 1, Edisi ke-4,Salemba Empat. Jakarta.

Sanusi. S. R. (2010). Beberapa uji validitas dan Realibilitas pada beberapa instrumen penelitian.

Sunariyah. (2000). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Yogyakarta.

Santoso dan Tjiptono. 2004, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sriyati. 2013.Analisis pengaruh karakteristik Usia, Rencana Investasi, dan Pengtahuan investasi terhadap Perilaku Investasi Pada Wanita Bekerja. Jakarta.

Bhandari. G. And Deaves. R. 2006. The Demographic Of Overconfidences : The Journal Of Behavioral

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir  Hipotesis penelitian :
Tabel  3 Profil Risiko Dan  Alokasi  Aset  Hubungan Profil  Risiko Dengan  Alokasi Aset  Signifikan   Chi  square (sig)  Inertia

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa defisit dalam mengingat Skrip (untuk menguji fungsi memori) pada pasien skizofrenia dapat mempengaruhi pengetahuan

(5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi. 38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan

Adalan kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi rekrutmen politik dilakukan Partai Aceh dan Partai Nasional Aceh dalam merekrut calon legislatif dari

Kegiatan responsive gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and

Theoretically, experts agree with the importance of the use of authentic texts in the teaching and learning activity with the reason that authentic texts perform real

Ibu balita yang memiliki pengetahuan mengenai ASI eksklusif dengan kategori baik yaitu sebanyak 35 orang (48,6%), memiliki persepsi negatif tentang ASI eksklusif

Pengenalan teknologi dan pelatihan tahap kedua ini dilakukan secara informal terutama ditujukan kepada wali nagari untuk menunjukkan potensi pemanfaatan