LAMPIRAN
ATAS
I{OTA KESEPAHAMAN
ANTARA
THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA
THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA
DAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
TENTAit{G
l .
-).
UMUM
Lampiran ini disusun berdasarkan Pasal 3 Nota Kesepahaman (MoU) antara Federal
Court of Australia, Family Court of Australia dan Mahkamah Agung Republik Indonesia,
yang ditandatangani pada2l Juli 2008 dan diubah pada29 September 2011, serta harus
dibaca bersama sebagai bagian tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman tersebut.
Tujuan Lampiran ini adalah:
a) mengidentifikasi kegiatan yang akan dilakukan pada periode 2012-2013; dan
b) menetapkan mekanisme untuk konsultasi, administrasi, dan implementasi program
i n i p a d a p e r i o d e 2 O l Z - 2 0 1 3 .
Para Pihak mengakui peran AusAID dalam mendukung pekerjaan sebagaimana tercantum
dalam Nota Kesepahaman ini yang sejalan dengan program dan kegiatan di bawah
Kemitraan Australia-Indonesia untuk Keadilan (Au.stralict Indonesia partnership fitr Justice/
AIPJ).
BIDANG KERJASAMA
Bidang kerjasama antara Peradilan Indonesia dan Australia telah dibangun sejalan den-qan
Cetak Biru Pembaruan Peradilan Indonesia 2010-2035 sesuai dengan Kerangka peradilan
yang unggul (court Exr:ellence Framev,ork), yang mencakup 7 bidang peradilan yang
unggul, yaitu (1) kepemimpinan dan manajemen peradilan; (2) kebijakan peradilan; (3)
sumber daya manusia, material dan keuangan; (4) proses beracara di pengadilan; (5)
kebutuhan dan kepuasan para klien (pengguna peradilan); (6) layanan peradilan yang
terjangkau dan dapat diakses; serta (7) kepercayaan dan keyakinan masyarakat. Cetak
Biru Pernbaruan Peradilan memuat inisiatif pembaruan pada tingkat Mahkamah Agung
Republik Indonesia serta lingkungan peradilan yang berada di bawah pengawasannya
(Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara dan peradilan Militer).
Federal court of Australia dan Mahkamah Agung Republik Indonesia akan memaiukan
bidang-bidang kerjasama berikut ini :
5.1. Perekayasaan-ulang Tata Laksana Kegiatarr (Business Process Re-engineering)
dan Manajemen Perubahan
a) Magang
Pada tahun 2012, Federal court mengadakan program magang bagi tiga
peserta dari Mahkamah Agung RI seba_eai bagian dari kerjasama yang terus
berlanjut terkait dengan perekayasaan-ulang tata laksana kegiatan. para peserta
p r o g r a m magang diharapkan akan mengambil peran penring dalam
implementasi proses perekayasaan-ulang tata laksana kegiatan di Mahkamah
4 .
< ) AgungRl,termasukterkaitdenganlayanankepaniteraan,manajemenperkara, d a n s i s t e m k a m a r y a n g b a r u . P r o s e s p e r e k a y a s a a n - u l a n g t e r s e b u t d i m a k s u d k a n u n t u k t e r u s m e n i n g k a t k a n l a y a n a n p e n g a d i l a n y a n g d a p a t m e m e n u h i k e b u t u h a n k l i e n d e n g a n c a r a y a n g m u d a h d i a k s e s ' d i j a n g k a u , t r a n s p a r a n , d a n efisien.
pada tahun 2013, Federal Court akan terus melanjutkan kerjasama dengan
p a r a p e s e r t a p r o g r a m m a g a n g s e r t a m e m b a n t u m e r e k a m e n g o p e r a s i
-onalisasikan/mengadaptasi informasi dan pengalaman yang diperoleh dalam
program magang tersebut sejalan dengan pembaruan yang terus berlangsung
d i M a h k a m a h A g u n g R l . K e g i a t a n i n i a k a n m e n c a k u p f o r u m - f o r u m d i s k u s i
dengan Mahkamah Agung yang secara umum terkait dengan pengurangan
t u n g g a k a n p e r k a r a m e l a l u i m a n a j e m e n b e r k a s e l e k t r o n i k S e r t a p r o s e s t a t a
laksana kegiatan yang lebih sederhana'
K e p e r c a y a a n d a n K e y a k i n a n M a s y a r a k a t ( K o d e E t i k b a g i p a r a P a n i t e r a )
Kerjasama ini akan meliputi memajukan pembuatan pedoman perilaku bagi para
panitera dan staf pengadilan lainnya. Para petugas pengadilan, seperti misalnya
panitera, memainkan peran penting dalam penyelenggaraan peradilan dan dalam
memastikan akses terhadap keadilan bagi semua orang. Suatu kode etik akan menjadi
langkah penting menuju tlpaya menjamin integritas pengadilan dan memastikan
diraihnya kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap pengadilan' Suatu draft
kode/pedoman telah disiapkan, namun masih membutuhkan pengembangan dan
p e n y e m p u r n a a n l e b i h l a n j u t . D e n g a n t i e m i k i a n , t u j u a n k e r j a s a m a i n i i a l a h
memfasilitasi pengembangan dan pengadopsian kode/pedoman tersebut'
Meningkatkan Layanan Pengadilan (Mediasi dan Manajemen Perkara)
peraruran Mahkamah Agung (PERMA) No.1/2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan memberikan pengakuan atas pentingnya mediasi sebagai suatu bentuk
p e n y e l e s a i a n s e n g k e t a y a n g c e p a t ' m u r a h , d a n d a p a t m e n i n g k a t k a n a k s e s t e r h a d a p k e a d i l a n . M e d i a s i j u g a m e r u p a k a n p e r a n g k a t m a n a j e m e n p e r k a r a y a n g e f e k t i f
untuk mengatasi masalah tunggakan perkara di pengadilan. Pada saat yang
b e r s a m a a n , M a h k a m a h A g u n g R l j u g a m e m a h a m i a d a n y a k e b u t u h a n u n t u k
melakukan perencanaan strategis lebih lanjut dalam menyusun kerangka kelembagaan
untuk mediasi, termasuk kajian yang lebih mendalam tentang peran mediasi. manfaat
m e d i a s i , p a r a p e m a n g k u k e p e n t i n g a n t e r k a i t , s e r t a p e l a k s a n a a n k e s e p a k a t a n y a n g
dicapai melalui mediasi. Kepaniteraan Federal court di negara bagian victoria
dalam beberapa tahun ini telah rnengembangkan dan memandu pelaksanaan strategi
mediasi yan-q komprehensif dari sudut pandang kelembagaan. oleh karenanya' tujuan
melalui saling berbagi pengalaman dan metode praktik terbaik dalam menyusun
dan mengoperasionalisasikan kerangka tersebut. Kerjasama ini akan bersifat jangka
panjang dan selama beberapa tahun akan berjalan di tingkat kebijakan, tingkat
manajemen perkara, dan akan meliputi peningkatan kapasitas dan pengetahuan.
5.4. Sumber Daya Manusia dan Keunggulan Pengetahuan: Akses terhadap Keadilan
melalui Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Actions) atau Pengadilan Acara Cepat untuk Perkara dengan Nilai Gugatan Kecil (Small Claim Procedures)
Mahkamah Agung RI dan Federal Court mengakui pentingnya kerjasama dan saling
tukar pengetahuan antara para hakim, termasuk pengembangan keunggulan
pengetahuan yang terus-menerus. Dua bidang yang menarik perhatian Mahkamah
Agung RI dan Federal Court ialah akses terhadap keadilan baik melalui gugatan
perwakilan kelompok (class actions) maupun Pengadilan Acara Cepat untuk Perkara
dengan Nilai Gugatan Kecil (small claim procedures).
Mahkamah Agung RI mulai mengembangkan konsep gugatan perwakilan kelompok
di Indonesia pada tahun 2001. Sebagai bagian dari proses tersebut, Mahkamah
Agung RI melakukan beberapa studi perbandingan di Australia dan Amerika. Konsep
ini kemudian dirumuskan dalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No.l/ 2O02 tentangAcara Gugatan Perwakilan Kelompok. Beberapa perkara telah diajukan ke pengadilan, khususnya perkara yang menyangkut perlindungan konsumen dan
lingkungan hidup. Setelah lebih dari l0 tahun pelaksanaan, Mahkamah Agung RI
saat ini tengah mempertimbangkan mengevaluasi efektivitas dan kejelasan peraturan
ini bagi para hakim dan pencari keadilan.
Dalam upaya melanjutkan prakarsa pada isu-isu akses terhadap keadilan, Mahkamah
Agung RI saat ini juga tengah mempertimbangkan untuk mengembangkan tata cara
pengadilan acara cepat untuk perkara dengan nilai gugatan kecil. Melalui pertukaran
pengetahuan dan informasi antara Mahkamah Agung RI dan Federal Court, kerjasama
ini dimaksudkan untuk mengembangkan keunggulan pengetahuan di bidang tersebut,
misalnya dengan menyempurnakan cara menentukan apa yang ditetapkan sebagai
perkara dengan nilai gugatan kecil, kejelasan dalam tata cara penanganan perkara
gugatan perwakilan kelompok dan perkara dengan nilai gugatan kecil dipengadilan,
memastikan efektivitas putusan, dan lebih umum lagi untuk meningkatkan akses
terhadap keadilan melalui digunakannya proses-proses tersebut. Hal ini juga dapat
meliputi, bila perlu, dilakukannya perubahan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)
tentang gugatan perwakilan kelompok, serta penyusunan peraturan tentang tata
Family Court of Australia dan Mahkamah Agung RI akan memajukan bidang-bidang kerjasama berikut ini :
6.1. Layanan Pengadilan yang Terjangkau dan Mudah Diakses (mediasi)
Pada tahun 2012, Mahkamah Agung dan Family Cor"rrt bekerja sama meningkatkan
layanan dan proses beracara di pengadilan melalui kegiatan peningkatan kapasitas
d a l a m t e k n i k m e d i a s i . K e r j a s a m a in i d i f o k u s k a n p a d a u p a y a m e n d o r o n g dilakukannya proses mediasi yang efektif, efisien, peka terhadap kebutuhan para
pengguna pengadilan (khususnya perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas)
untuk perkara-perkara hukum keluarga serta mendorong pengambilan keputusan
yang tepat waktu terkait dengan perkara-perkara hukum keluarga, hak asuh anak,
dan pembagian harta.
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No.l/2008 memuat uraian prosedur umum
mediasi yang berlaku pada seluruh perkara perdata. Setelah implementasi peraturan
tersebut, jelas terlihat bahwa mediasi pada perkara hukum keluarga memerlukan
pertimbangan dan peraturan yang lebih khusus. Hal ini mencakup, misalnya,
menetapkan maksud dan tujuan mediasi, mengukur keberhasilan mediasi, serta
mengakreditasi para mediator. Family Court selama bertahun-tahun telah berupaya
menyempurnakan dan mengembangkan suatu kerangka yang digunakan sebagai
acuan bagi cara kerja para mediator yang khusus bekerja di bidang perkara hukum
keluarga. Pada tahun 2013 dan ke depannya, kedua Pengadilan akan melanjutkan
kegiatan terkait mediasi pada perkara hukum keluarga. Kedua Pengadilan akan
bekerja sama untuk menyempurnakan dan mengembangkan tata cara mediasi yang
lebih disesuaikan dengan perkara hukum keluarga, termasuk penyusunan kebijakan,
peningkatan kapasitas. serta monitoring dan evaluasi.
6.2. Layanan Pengadilan yang Terjangkau dan Mudah Diakses (prodeo, sidang keliling, dan posbakum)
Family Court dan Mahkamah Agung telah bekerja sama memperkuat pemberian
layanan pengadilan yang terjangkau dan mudah diakses selama beberapa tahun. Kegiatan ini mencakup dilakukannya survei data dasar di bidang hukum keluarga
dan akta kelahiran yang dilakukan di Peradilan Umum dan Peradilan Agama (2OO7
-2009) yang mengukur (i) kepuasan klien terhadap layanan yang diberikan pengadilan
hukum keluarga (ii) kemampuan perempuan yang hidup di bawah garis kemiskinan
Indonesia dalam mengakses pengadilan untuk perkara hukum keluarga mereka.
Kerjasama ini akan berlanjut dengan fokus pada upaya rneningkatkan dan
memperluas akses pada pengadilan di bidang hukum keluarga (seperti misalnya
pernikahan, perceraian, dan akta kelahiran) bagi perernpuan, kaum miskin. warga
di daerah terpencil, serta kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya. Hal ini akan
8.
I'ENGATURAN MANAJEMEN DAN IMPLEMENTASI
Kegiatan-kegiatan ini akan tunduk pada ketentuan mengenai konsultasi' administrasi'
dan implementasi sebagaimana tercantum dalam Nota Kesepahaman'
Ditandatangani dalam ttga
bahasa inggris dan bahasa
rangkap di Brisbane podu tunggul 3 Oktober 2O12 dalam
Indonesia. Kedua naskah memiliki nilai otentik yang sama'
ATAS NAMA FEDERAL COURT AUTRALIA , a * " " . , . , : , . S I $ " . '
Y.M. Patrick Keane Ketua ATAS NAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ATAS NAMA FAMIIJ COURT
Y.M. Diana BrYant Ketua pf Y.M.