ANALISIS PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BIAYA OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
BERDASARKAN RETURN ON ASSETS
(Studi Kasus pada PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya)
Diniasari Wahyuni Diniasari.wahyuni@student.ac.id
Program Studi Akuntansi Universitas Siliwangi
Abstrak: Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Sukapura yang berlokasi di Jalan AH.
Nasution Km.8 Tasikmalaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh anggaran pendapatan dan anggaran biaya operasional terhadap Return On
Assets (ROA). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskrptif analisis dan teknik
pengumpulan data dengan cara observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path). Alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 16.00. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan sumber data berupa laporan anggaran pendapatan dan anggaran biaya operasional serta return on assets PDAM Tirta Sukapura Tahun 2005-2012. Adapun hasil penelitian ini bahwa anggaran pendapatan berpengaruh terhadap anggaran biaya operasional, anggaran pendapatan dan anggaran biaya operasional tidak berpengaruh secara parsial tetapi berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA).
Kata Kunci: Anggaran Pendapatan, Anggaran Biaya Operasional, Return On Assets (ROA) Abstract: The research conducted at PDAM Tirta Sukapura located at Jalan AH. Nasution Km.8
Tasikmalaya. The purpose of this research are: to analyze and know the influence of budget revenues and operational cost to return on assets (ROA). In the research it used the authors use deskrptif analysis methods and techniques of data collection by observation, documentation studies and literature studies. Analysis of the data used in this study is the author of path analysis (path). The analytical tool used was SPSS version 16.00. The type of data used is primary data and secondary data with the source data is a revenue budget report and budget operational costs and return on assets PDAM Tirta Sukapura Year 2005-2012. The results of this study that the effect on the revenue budget operating budget, revenue budget and operational budget is not affected by partial but simultaneously influence the Return on Assets (ROA).
1. PENDAHULUAN
Setiap perusahaan berupaya
seoptimal mungkin mencapai tujuan yang telah mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang. Dalam kegiatan
perusahaan, semua bagian seperti pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan akan menjadi satu kesatuan kerja yang harus saling mendukung dalam proses mencapai tujuan.
Untuk dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, PDAM Tirta
Sukapura menyusun anggaran
perusahaan. Dalam menyusun anggaran yang baik, anggaran disusun tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. PDAM Tirta Sukapura setiap tahunnya dalam menyusun anggaran peruahaan mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya: kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah, adanya tanggung jawab sosial yang harus dilakukan, kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi dan lain-lain.
Anggaran ideal merupakan
anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai, sehingga akan selalu terjadi perkembangan perusahaan. Penekanan anggaran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat meminimalisir terjadinya kesenjangan anggaran antara pendapatan dan biaya operassional perusahaan.
Bertitik tolak dengan hal
tersebut, maka penulis mencoba
mengungkapkannya dalam bentuk
karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh Anggaran
Pendapatan dan Biaya Operasional Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan Return On Assets (ROA)”.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
organisasi selama periode yang
dianggarkan.
Menurut Mardiasmo (2004: 61)
Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran
financial, sedangkan penganggaran
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.
2.2 Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran menurut Nafarin (2009: 10) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan 2. Koordinasi 3. Pengendalian
2.3 Jenis Anggaran
Menurut (Nafarin 2009: 31), anggaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Segi dasar penyusunan 2. Segi cara penyusunan 3. Segi jangka waktu 4. Segi bidang
5. Kemampuan menyusun 6. Segi fungsi
7. Segi metode penentuan harga pokok produk
2.4 Anggaran Pendapatan
Menurut Munandar (2010: 30) Anggaran pendapatan ialah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan terperinci tentang penghasilan yang diperoleh perusahaan dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
Menurut Kasmir (2010: 46), komponen pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan atau penghasilan yang
diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok perusahaan.
2.5 Anggaran Biaya Operasional
Menurut Munandar (2010: 75) Anggaran biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu tahun periode akuntansi.
Menurut Munandar (2010: 75) penyusunan anggaran biaya operasional yang lazim terjadi pada suatu
perusahaan adalah mencakup anggaran berikut:
a. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost
Budgeting),
b. Anggaran Biaya Variabel (Variable
Cost Budgeting),
c. Anggaran Biaya Semi-Variabel.
2.6 Return On Assets (ROA)
Menurut Irham (2011: 137) ROA adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva (assets) yang tersedia dalam perusahaan.
Hasil pengembalian investasi atau Return on Investment (ROI) atau
return on total Asset (ROA) merupakan
rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROA juga
merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya.
Rumus untuk mencari Return on
Investment atau Return on total Asset
dapat digunakan sebagai berikut:
Laba Bersih Sesudah Pajak ROA = –––––––––––––––––––––––
Total Aktiva 2.7 Kerangka Pemikiran
Pada umumnya setiap
perusahaan menyusun anggaran
sebagai pedoman untuk melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan.
Adapun pengertian anggaran adalah salah satu alat bantu manajemen yang
memegang peranan dalam
merencanakan sekaligus
melaksanakan pengendalian terhadap jalannya perusahaan.
Anggaran operasional terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran biaya operasional, anggaran beban usaha dan anggaran laporan laba rugi.
Anggaran pendapatan disusun
pertama kali, baik karena merupakan pos yang pertama dalam laporan laba
rugi yang paling penting dan
merupakan elemen yang dipengaruhi ketidakpastian paling besar, tetapi juga karena anggaran pendapatan
mempengaruhi jumlah dari banyak pos lainnya (Govindarajan, 2005: 77).
Anggaran pendapatan dan
anggaran biaya operasional sangat berperan sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang dijadikan sebagai pembanding antara rencana
dan realisasi dengan tujuan
mengevaluasi kegiatan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur
tingkat profitabilitas perusahaan.
Salah satunya dengan mengukur tingkat pengembalian asset (Return
On Assets, ROA) (Agnes, 2005: 7).
Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas, maka peneliti dapat menggambarkan dalam skema sebagai berikut:
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Anggaran pendapatan
berpengaruh terhadap anggaran biaya operasional.
2. Anggaran pendapatan dan biaya operasional baik secara parsial
dan simultan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penulis menetapkan objek
penelitian adalah laporan anggaran pendapatan, anggaran biaya operasional dan retun on assets pada PDAM Tirta Sukapura. Hal ini dipilih karena permasalahan internal dari perusahaan serta data yang dibutuhkan merupakan data konsolidasi.
3.2 Sejarah Singkat PDAM Tirta Sukapura
Sejak tahun 1925 wilayah kota
Tasikmalaya telah mendapatkan
pelayanan air bersih, dari sumber mata air Cibeunigeulis dengan debt air +20 liter/detik ditampung di Reservior Gunung Singa yang berkapasitas +400 M3 dengan jumlah konsumen awal 80 sambungan langganan. Kemudian pada tanggal 11 Juli 1975 didirikan PDAM
Kabupaten Tasikmalaya yang
ditetapkan melalui Perda Tingkat II Tasikmalaya nomor 7 tahun 1975. Tahun 1976-1978 diadakan penelitian
ke sumber mata air Cipondok
Kecamatan Leuwisari yang debit
potensial airnya +500 liter/detik dengan dana bantuan dari pemerintah pusat melalui program bantuan 6 kota di Indonesia (Six Cities Water Supply
Project).
Pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1978-1982. Pada tanggal 5 April 1982 terjadi musibah meletusnya
Gunung Galunggung yang
mengakibatkan 2 buah jembatan pipa terbawa banjir lahar, sehingga 3.000 meter pipa transmisi tidak berfungsi. Pada tahun 1984 jalur pipa transmisi Cipondok Kampung Peuteuy Jaya +2.341 meter yang rusak akibat Anggaran Pendapatan (X1) Return On Assets (ROA) (Y) Anggaran Biaya Operasional (X2)
bencana tersebut direhab kembali dan aliran air kembali normal.
Berdasarkan peraturan daerah Kab. Tasikmalaya nomor 24 tahun 2002 tanggal 28 November 2002, tentang perubahan kedua kali perda Kab. Tasikmalaya nomor 7 tahun 1975
tentang pendirian PDAM Kab.
Tasikmalaya pasal 4, nama PDAM Kab. Tassikmalaya menjadi PDAM
Tirta Sukapura Kabupaten
Tasikmalaya.
Saat ini PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya telah mampu melayani 27 kecamatan dari 47 kecamatan yang ada di Kota dan
Kabupaten Tasikmalaya dengan
sambungan langganan 32.996.
3.3 Visi dan Misi PDAM Tirta Sukapura
a. Visi PDAM Tirta Sukapura
Kabupaten Tasikmalaya adalah: “ Maju Bersama dan Berkembang Sehat Dengan Pelayanan Prima”
b. Misi PDAM Tirta Sukapura
Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1. Meningkatakan kualitas dan
kuantitas kepada pelanggan dengan pelayanan prima. 2. Menurunkan kehilangan air
dari 60,20% menjadi 52,04% diakhir tahun 2012. 3. Meningkatkan efektivitas penagihan diatas 90%. 4. Meningkatakan efisiensi biaya. 5. Komputerisasi sistem
pelaporan perusahaan secara
Online atau SIMPADU
(Sistem Informasi Manajemen Terpadu).
6. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan karyawan.
7. Memberikan kontribusi
terhadap pembangunan daerah (PAD).
3.4 Lokasi Perusahaan
PDAM Tirta Sukapura
Kabupaten Tasikmalaya berkantor
pusat di Jl. Jendral A.H.Nasution Km.8 Tasikmalaya 46181 Jawa Barat. Tlp. (0265) 325065 Fax. (0265) 330921.
3.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti suatu kelompok manusia, objek, suatu kondisi, serta suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan sistematis, fakta yang akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta
hubungan antara fenomena yang
diselidiki (Sugiyono, 2012: 54).
Pendekatan studi kasus yaitu ilmu yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi di perusahaan yang diteliti (Sugiyono, 2012: 60).
3.6 Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Bebas (Independen
Variabel)
a. Anggaran Pendapatan (X1) adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan mengenai
besar kecilnya pendapatan
yang dapat diperoleh
perusahaan.
b. Anggaran Biaya Operasional (X2) adalah rencana rinci
mengenai besarnya biaya
dalam kegiatan opeasional perusahaan.
2. Variabel Dependen (Dependent
Variable)
Return On Assets (ROA) (Y)
adalah hasil pengembalian atas
sejumlah aktivitas berdasarkan laba setelah paja dan bunga yang diperoleh
perusahaan. Secara terperinci
operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
3.7 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang
diperoleh dalam bentu-bentuk angka
seperti perencanaan dan realisasi
anggaran serta laporan keuangan
perusahaan.
Sumber data yang akan menjadi analisis dalam tulisan ini adalah: 1) Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). 2)
Data Sekunder, yaitu merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
3.8 Prosedur Pengumpulan data
Data yang digunakan adalah
time series data, yaitu data yang
diperoleh dengan mengamati deretan nilai-nilai variabel menurut waktu yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.
Data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian ini dikumpulkan melalui 2 tahapan yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan
(Library Research). Penulis
mengumpulkan data dengan
cara membaca
literatur-literatur, bahan referensi,
bahan kuliah dan hasil
penelitian yang relevan
dengan kasus yang akan dibahas.
b. Dokumentasi Perusahaan.
Melakukan pengumpulan
data dengan cara mencatat
mengenai laporan-laporan
serta mengamati
dokumen-dokumen yang ada di
perusahaan. Data ini
diperoleh dari kantor pusat PDAM Tirta Sukapura dan
No Variabel Definisi Indikator
1. Anggaran Pendapata n (X1) Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan terperinci tentang penghasilan yang diperoleh perusahaan dari waktu ke waktu selama periode tertentu (Munandar, 2010: 30). 2. Anggaran Biaya Operasion al (X2) Anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu tahun periode akuntansi (Munandar, 2010: 75) 3. Return On Assets (ROA) (Y)
Suatu rasio untuk mengukur imbalan hasil perusahaan berdasarkan pendayagunaan total asset (Agnes, 2005: 19).
data yang digunakan laporan keuangn konsolidasi.
3.9 Model/Paradigma Penelitian
Model/ paradigma penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path), untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian variable X terhadap kejadian lainnya (variable
Y). Selain itu, digunakan juga
pengujian hipotesis yang terdiri atas analisis koefisien uji t statistik dan uji F statistik. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan alat program SPSS 16.00 for windows.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pada PDAM Tirta Sukapura Tahun 2005-2012
Tabel 4.1
Anggaran dan Realisasi Pendapatan PDAM Tirta Sukapura
Tahun 2005-2012
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirta sukapura yang diolah kembali oleh penulis
4.1.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Pada PDAM Tirta Sukapura Tahun 2005-2012
Tabel 4.2
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirta Sukapura
Tahun 2005-2012
Sumber: Laporan Keungan PDAM Tirta Sukapura yang diolah kembali oleh penulis
Tahun Anggaran Biaya Operasional
Realisasi Selisih % Realisasi Terhadap Anggaran Biaya Operasional A C E F C-A (C/A x 100%) 2005 10.527.437.000 6.045.452.500 (4.481.984.500) 57,43% 2006 11.669.151.000 7.202.033.790 (4.467.117.210) 61,72% 2007 12.956.723.000 8.985.130.665 (3.971.592.335) 69,35% 2008 14.262.898.000 10.702.581.753 (3.560.316.250) 75,04% 2009 14.171.506.000 10.545.919.949 (3.652.586.060) 74,42% 2010 15.588.658.000 11.809.563.482 (3.779.094.520) 75,76% 2011 17.147.524.000 12.420.328.225 (4.727.195.780) 72,43% 2012 18.760.367.000 19.384.776.044 624.409.040 103,33% Tahun Anggaran Pendapatan Realisasi Selisih % A C E F C-A (C/Ax 100%) 2005 14.980.598.000 11.063.822.846 (3.916.775.160) 73,85% 2006 16.644.619.000 12.402.986.182 (4.241.632.820) 74,52% 2007 18.467.017.000 17.317.680.599 (1.149.336.410) 93,77% 2008 20.343.419.000 18.951.044.554 (1.392.374.450) 93,16% 2009 22.819.591.000 19.614.989.166 (3.204.601.840) 85,96% 2010 25.101.552.000 20.506.126.709 (4.595.525.300) 81,69% 2011 27.611.680.000 21.898.474.468 (5.713.205.540) 79,31% 2012 24.742.680.000 31.545.054.185 6.802.374.180 127,49% Anggaran Pendapatan (X1) Indikatornya : Realisasi anggaran pendapatan dibagi dengan anggaran pendapatan tiap tahunnya
Return On Assets (ROA) (Y)
Indikatornya : Laba setelah bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva
Anggaran Biaya Operasional(X2)
Indikatornya : Realisasi anggaranbiaya operasional dibagi dengan anggaran biaya operasional tiap tahunnya
4.1.3 Return On Assets (ROA) yang dimiliki PDAM Tirta Sukapura Tahun 2005-2012
Tabel 4.3
Return On Assets (ROA) PDAM Tirta Sukapura tahun 2005-2012
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirta Sukapura yang diolah kembali oleh penulis
4.2 Pembahasan
4.2.1 Anggaran Pendapatan, Anggaran Biaya Operasional dan Return On Assets (ROA) Pada PDAM Tirta Sukapura
1. Anggaran Pendapatan Pada PDAM Tirta Sukapura
Anggaran pendapatan pada PDAM Tirta Sukapura dari tahun 2005-2012 kondisinya dibilang cukup stabil karena anggaran pendapatan hampir terealisasi secara penuh dan hanya beberapa tahun saja yang melampaui target yaitu pada tahun 2012. Jika dilihat anggaran hanya sebesar Rp. 24.742.680.000 namun
realisasi mencapai Rp.
31.545.054.185. Besarnya realisasi
pendapatan terhadap anggaran
pendaapatan paling tinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 127,49% dan yang paling rendah yaitu pada tahun 2005 sebesar 73,85%.
2. Anggaran Biaya Operasional Pada PDAM Tirta Sukapura
Anggaran biaya operasional PDAM Tirta Sukapura cukup stabil, dikarenakan hampir setiap tahunnya perusahaan dapat mengefektifkan dan
mengefisiensikan anggaran biaya
operasional yang telah disusun. Hanya pada tahun 2012 saja realisasi melebihi dari yang telah dianggarkan,
yaitu anggaran sebesar Rp.
18.760.367.000 sedangkan
realisasinya sebesar Rp.
19.384.776.044. Hal itu dapat
dikarenakan kurang tepatnya manajer dalam merencanakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada tahun 2012. Besarnya realisasi biaya operasional terhadap anggaran biaya operasional yang paling tinggi pada tahun 2012 yaitu 103,33% dan yang paling rendah pada tahun 2005 yaitu 57,43%.
3. Return On Assets (ROA) Pada PDAM Tirta Sukapura
Return On Assets (ROA) pada
PDAM Tirta Sukapura selama
delapan tahun dari 2005 sampai 2012. Dimana semakin besar ROA maka semakin baik pengembalian atas aktiva. Pada PDAM Tirta Sukapura selama delapan tahun yang diteliti menunjukkan nilai ROA yang positif, artinya setiap tahun PDAM Tirta Sukapura selalu mengalami laba. Jumlah total aset yang paling tinggi
Tahun Total Asset EBIT ROA
(%) 2005 16.739.681.754 892.787.254 5,34% 2006 19.402.243.214 1.421.836.781 7,33% 2007 20.418.116.739 2.177.962.750 10,67% 2008 23.463.434.274 2.352.352.721 10,03% 2009 25.221.944.246 2.779.683.259 11,02% 2010 23.472.229.562 2.278.696.769 9,71% 2011 25.421.868.039 2.152.501.436 8,47% 2012 29.414.654.414 4.068.760.978 13,83%
adalah pada tahun 2012 sebesar Rp. 29.414.654.414 dan yang paling rendah pada tahun 2005 sebesar Rp. 16.739.681.754. Besarnya laba setelah bunga dan pajak paling tinggi adalah
pada tahun 2012 yaitu Rp.
4.068.760.978 dan paling rendah pada tahun 2005 yaitu Rp. 892.787.254.
Return On Assets paling tinggi yaitu
pada tahun 2012 sebesar 13,83% dan yang paling rendah pada tahun 2005 sebesar 5,34%.
4.2.2 Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Anggaran Biaya Operasional Pada PDAM Tirta Sukapura
Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS versi 16.00 bahwa koefisien hubungan anggaran pendapatan dengan anggaran biaya operasional ( X1X2) adalah sebesar 0,923 sehingga di dapatkan R square
0,853 atau 85,3% yang mana
hubungan antara anggaran pendapatan dengan anggaran biaya operasional termasuk kategori yang sangat kuat sesuai dengan tingkat ketentuan menurut Sugiyono (2012: 184).
Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian teruji, artinya anggaran
pendapatan berpengaruh terhadap
anggaran biaya operasional. Adapun
untuk melihat apakah pengaruh
tersebut signifikan sebesar 0,001 dengan tingkat keyakinan 5% atau 0,05. Demikian pengaruh antara
anggaran pendapatan terhadap
anggaran biaya operasional. Selain itu, tingkat signifikansi bisa juga diukur dengan menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi
16.00 pada tabel Coefficients
diperoleh thitung sebesar 5,891 dengan
tingkat keyakinan 5%, diperoleh ttabel sebesar 1,943. Dengan menggunakan kaidah penerimaan Ho jika thitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung >ttabel maka 5,891 > 1,943 atau thitung>ttabel. Oleh karena itu Ho ditolak sehingga
menunjukkan bahwa anggaran
pendapatan berpengaruh signifikan terhadap anggaran biaya operasional pada PDAM Tirta Sukapura.
4.2.3 Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Biaya Operasional Secara Parsial Terhadap Return On Assets Pada PDAM Tirta Sukapura
1. Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Return On Assets Pada PDAM Tirta Sukapura
Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS versi 16.00 bahwa
koefisien jalur variabel anggaran
pendapatan dengan return on assets adalah sebesar 0,313 dan koefisien
determinasinya ( YX2)2 sebesar
(0,313)2 = 0,097 atau 9,7%. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian teruji, artinya anggaran
pendapatan berpengaruh terhadap
return on assets. Adapun untuk melihat
apakah pengaruh tersebut signifikan
atau tidak maka dilakukan
perbandingan nilai perhitungan
signifikansi sebesar 0,637 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0,05, demikian pengaruh antara anggaran pendapatan
terhadap return on assets tidak
signifikan. Selain itu, tingkat
signifikansi bisa pula diukur dengan
menggunakan uji t. berdasarkan
perhitungan SPSS versi 16.00 pada
tabel coefficients diperoleh thitung
sebesar 0,637. Dengan tingkat
sebesar 1,943. Dengan menggunakan kaidah penerimaan Ho jika thitung<ttabel dan penolakan Ho jika thitung>ttabel maka 0,637 < 1,943 atau thitung<ttabel. Oleh karena itu Ho diterima sehingga
menunjukkan bahwa anggaran
pendapatan berpengaruh tidak
signifikan terhadap return on assets pada PDAM Tirta Sukapura.
2. Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Terhadap Return On Assets Pada PDAM Tirta Sukapura
Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS versi 16.00 bahwa koefisien jalur variabel anggaran biaya operasional terhadap return on assets
adalah sebesar 0,610 koefisien
determinasinya ( YX2)2 sebesar
(0,610)2 = 0,372 atau 37,2%. Dari hasil
analisis menunjukkan bahwa hipotesis teruji, artinya variabel anggaran biaya
operasional berpengaruh terhadap
return on assets. Adapun untuk melihat
apakah pengaruh tersebut signifikan
atau tidak maka dilakukan
perbandingan nilai perhitungan
signifikansi sebesar 1,241 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0,05, demikian pengaruh antara variabel anggaran biaya operasional terhadap return on
assets tidak signifikan. Selain itu,
tingkat signifikansi dapat diukur
dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.00 tabel coefficients diperoleh thitung
sebesar 1,241. Dengan tingkat
keyakinan 5% dan n=6, diperoleh ttabel sebesar 1,943. Dengan menggunakan kaidah penerimaan Ho jika thitung<ttabel dan penolakan Ho jika thitung>ttabel maka 1,241<1,943 atau thitung<ttabel. Oleh karena itu Ho diterima sehingga
menunjukkan bahwa anggaran biaya
operasional berpengaruh tidak
signifikan terhadap return on assets pada PDAM Tirta Sukapura.
4.2.4 Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Biaya Operasional Secara Simultan Terhadap Return On Assets Pada PDAM Tirta Sukapura
Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien jalur ( YX1X2) sebesar 0,907 dan koefisien
determinasinya ( YX1X2)2 sebesar
(0,907)2 = 0,822 atau 82,2%. Hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu anggaran pendapatan dan biaya operasional secara simultan terhadap return on
assets adalah sebesar 82,2% dengan
nilai residu 100% - 82,2% = 17,8% faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel yang mungkin berada pada angka 17,8% dan dianggap berpengaruh terhadap return on assets adalah anggaran beban usaha yang terdiri dari anggaran biaya administrasi dan umum serta biaya penjualan. Anggaran beban usaha diasumsikan memiliki pengaruh terhadap return on
assets karena variabel tersebut
berpengaruh langsung terhadap
besarnya laba yang diperoleh
perusahaan.
Dari uraian sebelumnya
menunjukkan bahwa hipotesis teruji, artinya variabel anggaran pendapatan
dan anggaran biaya operasional
berpengaruh terhadap return on assets. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka
dilakukan perbandingan nilai
perhitungan signifikansi sebesar 0,013
dengan tingkat keyakinan yang
demikian pengaruh anggaran
pendapatan dan anggaran biaya
operasional terhadap return on assets. Selain itu, tingkat signifikansi pula bisa diukur dengan menggunkan uji F.
Dengan menggunakan tingkat
keyakinan sebesar 95% (α=0,05) dan df1=2 yang diperoleh dari df1=k-1 serta df2=6. Dimana k adalah jumlah variabel (bebas+terikat) dan n adalah jumlah tahun yang diteliti. Maka, diperoleh
Ftabel sebesar 6,67 sedangkan hasil
perhitungan uji F diperoleh Fhitung
sebesar 11,56. Jadi Fhitung>Ftabel
sehingga dapat diartikan bahwa
anggaran pendapatan dan anggaran biaya operasional berpengaruh secara simultan terhadap return on assets pada PDAM Tirta Sukapura. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Siti (2002) bahwa anggaran pendapatan dan biaya operasional berpengaruh terhadap
return on assets.
Dari nilai koefisien jalur dan korelasi tersebut, kemudian digunakan untuk mencari pengaruh proporsional setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X1 dan X2 Terhadap Y
No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 Variabel X1 Y X1 Y = ( YX1)2 = (0,313)2 = 0,097 0,097 Y X1 X2Y: = ( YX1) (rX2X1) ( YX2)x2 = (0,313) (0,923) (0,610)x2 = 0,352 0,352 Total Pengaruh X1 Y = 0,097 + 0,352 = 0,450 0,450 2 Variabel X2 Y X2 Y =( YX2)2 = (0,610)2 = 0,372 0,372 Total Pengaruh X2 Y 0,372
3 Total Pengaruh X1 dan X2
Terhadap Y Secara Simultan
= 0,450+0,372 = 0,822
0,822
4 Pengaruh Residu (ρYε 2) = 1-R2
= 1-(0,907)2 = 1-0,822 = 0,178 0,178 5 Total Pengaruh = 0,822+0,178 = 1 1
Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien jalur
anggaran pendapatan terhadap
anggaran biaya operasional adalah
sebesar 0,923, koefisien jalur
anggaran pendapatan terhadap return
on assets adalah sebesar 0,097 dan
koefisien jalur anggaran biaya
operasional terhadap return on assets melalui anggaran biaya operasional
sebesar 0,352, sehingga total
pengaruh anggaran pendapatan
terhadap return on assets sebesar 0,450. Sedangkan koefisien jalur untuk anggaran biaya operasional terhadap retun on assets sebesar
0,372. Dengan demikian, total
pengaruh anggaran pendapatan dan anggaran biaya operasional terhadap
return on assets adalah sebesar 0,822.
Sedangkan jumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi return on assets yaitu 0,178.
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Anggaran dan realisasi pendapatan
dan biaya operasional setiap
tahunnya mengalami peningkatan walaupun masih timbul selisih dari perbandingan antara anggaran dan realisasinya. Selisih terjadi karena terlalu tingginya relisasi pendapatan yang akan diperoleh perusahaan
setiap tahunnya dibandingkan
dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya. Dan selisih terjadi karena terlalu rendahnya realisasi
biaya operasional yang akan
diperoleh perusahaan setiap
tahunnya dibandingkan anggaran yang telah ditetapkan. Return On
Assets setiap tahunnya mengalami
peningkatan meskipun ada beberapa tahun yang mengalami penurunan.
2. Berdasarkan hasil perhitungan
metode regresi linier yang
menghasilkan koefisien jalur
anggaran pendapatan berpengaruh signifikan terhadap anggaran biaya
operasional karena anggaran
pendapatan merupakan anggaran yang pertama dibuat dan akan mempengaruhi anggaran lainnya pada PDAM Tirta Sukapura.
3. Berdasarkan hasil perhitungan
metode regresi linier yang
menghasilkan koefisien jalur
anggaran pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On
Assets dan anggaran biaya
operasional berpengaruh tidak
signifikan terhadap Return On
Assets pada PDAM Tirta Sukapura.
Anggaran pendapatan dan anggaran
biaya operaional berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan terutama Retutn
On Assets.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Agar dapat memaksimalkan
realisasi pendapatan dan biaya
operasional, perusahaan sebaiknya
memperhatikan perkembangan
anggaran dan realisasi pendapatan
serta biaya operasional setiap
tahunnya. Selain itu,
mempertimbangkan perbandingan
yang proporsional antara peningkatan aktiva dan perolehan laba rugi perusahaan yang berpengaruh besar terhadap penilaian kinerja keuangan, khususnya Return On Assets. Dan
mempertimbangkan kemungkinan
pengaruh variabel lain yang
digunakan dalam mengukur
pengaruhnya terhadap Return On
Assets misalnya anggaran beban
usaha yang terdiri dari anggaran biaya administrasi dan umum serta biaya penjualan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi yang akan melakukan penelitian
selanjutnya mengenai anggaran
pendapatan dan biaya operasional, sebaiknya penelitian dilakukan lebih lanjut dengan menambah variabel dan diharapkan melakukan penelitian pada perusahaan lain, untuk mengetahui
apakah ada pengaruh signifikan
berdasarkan analisis yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir, 2005. Analisis Kinerja
Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT
Govindarajan, Anthony R, 2005.
Management Control System. Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Henry, Simamora. 2012. Akuntansi
Manajemen. Edisi Ketiga. Duri: Star
Gate Publisher.
Irham, Fahmi. 2011. Analisis Laporan
Keuangan, Bndung: Alfabeta.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
Nafarin. M. 2009. Penganggaran
perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.