• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF MAINTENANCE AND REPAIR COSTS FIXED ASSETS TO PRODUCTION VOLUME (a Case in PDAM Tirta Galuh Ciamis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE INFLUENCE OF MAINTENANCE AND REPAIR COSTS FIXED ASSETS TO PRODUCTION VOLUME (a Case in PDAM Tirta Galuh Ciamis)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF MAINTENANCE AND REPAIR

COSTS FIXED ASSETS TO PRODUCTION VOLUME

(a Case in PDAM Tirta Galuh Ciamis) ABSTRACT

By :

Gina Nurulaini Zaraida NPM: 083403082

Advisor :

Iman Pirman Hidayat R. Neneng Rina A

The research object is the cost of maintenance and repair of assets and production volume at PDAM Tirta Galuh Ciamis. The purpose of this study is to investigate the effect of maintenance and repair of assets cost to at PDAM Tirta Galuh Ciamis. In conducting this study the author uses descriptive research case study, data collection through field research and literature. Field research was conducted through observation, documentation and interviews, while the research literature is through the literature that has to do with the problem under study. To analyze the data then used determination coeficient. The results showing the cost of maintenance and repair of assets and production volume significant effect on operating income of PDAM Tirta Galuh Ciamis.

Keywords : cost of maintenance and repair of assets, production volume

ABSTRAK

Objek penelitian ini adalah pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan volume produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menanalisis pengaruh pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap volume produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif studi kasus, pengumpulan data melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara, sedangkan penelitian kepustakaan yaitu melalui berbagai literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Untuk menganalisis data maka digunakan koefisien determinasi. Hasil pembahasan dapat diketahui bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap volume produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis.

(2)

Latar Belakang Penelitian

Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap seperti pada mesin, alat-alat produksi dan kendaraan merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh perusahaan. Akan tetapi di sisi lain, kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tersebut bisa saja mengakibatkan terjadinya kerusakan pada mesin dan alat-alat produksi sehingga akan berimbas pada proses produksi, yaitu terganggunya proses produksi.

Akibat sering terabaikannya kegiatan pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap tersebut, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan- kerusakan dan dampak yang ditimbulkannya tidak akan dirasakan dalam jangka pendek melainkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu manajemen perusahaan selayaknya merencanakan program pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap agar aktiva tetap yang dipergunakan dapat berjalan dengan baik. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya berbagai kesulitan pada waktu-waktu yang akan datang. Keterlambatan perbaikan- perbaikan kecil yang dibiarkan berlarut-larut akan berakibat terhadap kerusakan yang lebih berat. Adanya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap ini, yang dipergunakan oleh perusahaan secara rutin, diharapkan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Melihat hal di atas, jelaslah bahwa dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan ini diperlukan sejumlah pengeluaran yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap. Pengeluaran biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang terkoordinasi dan terencana akan mempengaruhi volume produksi perusahaan. Dengan adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap bisa terjaga dengan baik. Dengan demikian biaya pemeliharaan dan perbaikan akan menetukan kelancaran proses produksi karena aktiva tetap produksi yang dimiliki perusahaan dalam keadaan baik sehingga volume produksi yang optimal bisa tercapai.

Salah satu cara yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis untuk mempertahankan atau memenuhi target produksi yang telah ditentukan, adalah dengan berusaha agar aktiva tetap yang dimilikinya selalu dalam keadaan baik dan dapat berjalan lancar sehingga kapasitas produksi bisa dipertahankan. Tetapi untuk mencapai hal tersebut perusahaan masih mengalami hambatan yaitu masih terjadinya kerusakan-kerusakan pada mesin-mesin produksi, baik kerusakan yang memerlukan penggantian dari komponen mesin tersebut ataupun kerusakan ringan yang hanya memerlukan penyetelan saja. Untuk mencegah atau mengurangi kerusakan tersebut maka PDAM Tirta Galuh perlu melakukan pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang terencana dengan baik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyusun skripsi ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis, untuk itu penulis mengambil judul: “Pengaruh

(3)

Identifikasi Masalah

Mengingat luasnya aspek yang mungkin dihubungkan dengan judul di atas, masalah yang akan dibahas secara garis besar dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap dan Volume Produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis?

2. Bagaimana Pengaruh Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap Terhadap Volume Produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis?

Kerangka Pemikiran

Pemeliharaan dan perbaikan adalah suatu kegiatan yang menjamin fasilitas mesin-mesin produktif akan dapat beroperasi secara efektif sehingga biaya mesin yang tidak produktif dapat diminimumkan. (T. Hani Handoko, 2000:157). Biaya pemeliharaan dan perbaikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan memperbaiki aktiva agar berada dalam kondisi operasi yang baik. (Zaki Baridwan, 2000:245).

indikator Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Aktiva Tetap menurut Zaki Baridwan (2000:245) diantaranya:

1. Biaya pemakaian perlengkapan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan yang kurang apabila mesin tersebut mengalami gangguan atau ada kekurangan pada mesin yang dimiliki perusahaan. (Seperti pada pompa dan hydrant).

2. Biaya penggantian komponen merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kerusakan pada mesin dan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut merupakan alat yang penting digunakan untuk pengoperasian proses produksi.

3. Biaya service merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar ongkos perbaikan pada mesin.

4. Biaya gangguan operasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar ongkos perbaikan mesin karena mesin tersebut digunakan untuk kegiatan operasi produksi.

Tujuan produksi adalah menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sesuai dengan kehendak konsumen dalam hal jumlah, kualitas, harga serta waktu. (Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo,2000:9). Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan produksi yang matang, dengan perencanaan tersebut maka kegiatan produksi dapat berjalan dengan efisien. Pada pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus diproduksi serta menetukan bagaimana dan kapan produksi harus dilaksanakan. (Sukanto Reksohadiprodjodan Indriyo Gitosudarmo,2000:52).

Dalam rencana produksi biasanya ditentukan berapa barang yang akan diproduksi, dalam menentukan rencana produksi tersebut biasanya perusahaan mengacu pada target penjualan yang ingin dicapai perusahaan. Dari target penjualan itulah baru ditentukan berapa yang akan diproduksi. Rencana produksi yang ditetapkan tidak selalu sesuai dengan realisasinya, antara rencana produksi dengan realisasi biasanya ada selisih, semakin kecil selisih antara rencana dengan

(4)

realisasi, berarti semakin efisien kegiatan produksi yang dilakukan. Selisih tersebut biasanya terjadi karena adanya gangguan dalam proses produksi, gangguan tersebut salah satu faktornya yaitu terjadinya kerusakan pada mesin atau alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semakin kecil selisih antara rencana produksi dengan realisasi produksi berarti semakin lancar proses produksi, berarti biaya pemeliharaan dan perbaikan yang ditetapkan semakin berpengaruh positif terhadap volume produksi.

Volume produksi adalah jumlah barang atau jasa yang berhasil diproduksi pada satu periode. Penentuan volume produksi dalam pelaksanaan operasi perusahaan sangat perlu bagi perusahaan, karena hal ini akan mempunyai hubungan langsung dengan efisiensi biaya produksi serta tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan (Agus Ahyari 2002:83). Volume produksi yang ditetapkan perusahaan akan tercapai apabila didukung dengan peralatan produksi yang baik dan selalu siap untuk digunakan sehingga proses produksi berjalan lancar, untuk mempertahankan agar aktiva tetap selalu dalam kondisi baik maka diperlukan adanya anggaran biaya untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan. Adapun indikator Volume Produksi yaitu Jumlah produk yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian diatas pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap merupakan input dalam menjaga keandalan aktiva tetap sehingga proses produksi berjalan lancar, kapasitas produksi bisa dipertahankan serta kulitas/ kuantitas produk yang dihasilkan pun sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian volume produksi yang diharapkan pun bisa tercapai.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh terhadap volume pruduksi”.

Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Ciamis yang berlokasi di Jl. Mr Iwa Kusumasomantri No. 16 46200 - Ciamis Telp (0265) 772094. Email tirtagaluh_cms@yahoo.com. Yang menjadi objek penelitian adalah pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan volume produksi.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan dengan studi kasus, sedangkan metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,2010:21).

(5)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (X) Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan memperbaiki aktiva agar berada dalam kondisi operasi yang baik. (Zaki Baridwan, 2000:245) Biaya penggantian komponen Biaya service Biaya gangguan operasi Biaya pemakaian perlengkapan Rasio Volume Produksi (Y)

Jumlah produk yang diproduksi pada

periode tertentu. (Agus Ahyari, 2002:83)

Jumlah produk yang dihasilkan

Adapun Alat Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Sederhana

2. Analisis Korelasi 3. Pengujian Hipotesis

a. Penetapan hipotesis operasional

Ho : ρ = 0 : Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap tidak berpengaruh terhadap volume produksi.

Ha : ρ ≠ 0 : Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh terhadap volume produksi.

(6)

Hasil penelitian dan Pembahasan

Perusahaan mendefinisikan aktiva tetap sebagai harta benda modal yaitu barang-barang berwujud dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Barang-barang tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Untuk lebih memperjelas konsep tentang aktiva tetap, PDAM Tirta Galuh Ciamis membagi aktiva tetapnya dalam dua kelompok yaitu Harta Benda Modal Bergerak (HBMB) dan Harta Benda Modal Tetap (HBMT).

1. Harta Benda Modal Bergerak (HBMB)

Yang dimaksud dengan harta benda modal bergerak adalah barang yang menurut sifat dan penggunaannya dapat dipindah-pindahkan (movable asset). 2. Harta Benda Modal Tetap (HBMT)

Yang dimaksud dengan harta benda modal tetap adalah barang yang menurut sifat dan penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan yaitu tanah, bangunan dan instalasi penghasil.

Adapun kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan PDAM Tirta Galuh Ciamis adalah sebagai berikut :

1. Biaya penggantian komponen

Yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh untuk mengganti kerusakan pada pada mesin dan perlengkapan sesuai dengan spesifikasi dan umurnya, artinya komponen tersebut harus diganti mengingat pemakaian atau masa ekonomisnya.

2. Biaya Service

Yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh untuk membayar ongkos perbaikan.

3. Biaya Gangguan Operasi

Yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PDAM Tirta Galuh Ciamis untuk membayar ongkos perbaikan mesin produksi karena mesin tersebut digunakan untuk kegiatan operasi produksi. Biaya gangguan ini misalnya diakibatkan oleh :

a. Kehilangan air secara fisik atau secara teknis b. Kehilangan air secara non fisik atau non teknis 4. Biaya Pemakaian Perlengkapan

Yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh untuk perlengkapan diantaranya yaitu upah kerja, biaya pemakaian bahan atau peralatan dan pengeluaran biaya lainnya yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi transmisi dan distribusi lainnya.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap PDAM Tirta Galuh Ciamis selama periode Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 cenderung mengalami peningkatan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada PDAM Tirta Galuh Ciamis terbesar yaitu terjadi pada Tahun 2011 yakni sebesar Rp. 1.765.863.730,00 sedangkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terkecil terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 290.412.140,00.

(7)

Volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis selama periode Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 cenderung fluktuatif. Peningkatan volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis tertinggi yaitu terjadi pada Tahun 2011 yaitu sebesar 5.792.327 M3 dan hal ini dikarenakan adanya perluasan pasar distribusi air olahan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus bertambah dari tahun ke tahun yang pada akhirnya pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan volume produksi terendah terjadi pada Tahun 2009 yaitu sebesar 5.326.416 M3 karena pada waktu itu distribusi air masih relatif sangat terbatas dan terjadi kemarau panjang sehingga debit air berkurang. PDAM Tirta Galuh Ciamis memberlakukan kebijakan untuk memutus sementara saluran langsung ke pelanggan. Pemutusan sambungan pada musim kemarau tersebut disebabkan karena semakin kecilnya pasokan air baku untuk PDAM. Kebijakan untuk memutus sambungan atau penyaluran air itu karena sumber air baku yang kecil. Selain itu juga untuk meringankan beban bulanan pelanggan sehingga pemutusan itu juga merupakan langkah membantu pelanggan.

Berdasarkan pada data yang terkumpul, selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 16.00 (Lampiran 1) kemudian dianalisis untuk mengukur tingkat hubungan fungsional, keeratan hubungan dan pengaruhnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persamaan Regresi Linier

Untuk mengetahui hubungan fungsional antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dengan volume produksi digunakan persamaan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis yang penulis dapat diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 5.275.310 + 0,00027 X. Jika diumpamakan PDAM Tirta Galuh Ciamis menetapkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (X) sebesar Rp. 100.000.000,- maka jika dimasukkan ke dalam persamaan regresi tersebut maka dapat diprediksi volume produksi (Y) yang akan tercapai adalah sebagai berikut :

Y = 5.275.310 + 0,00027 (100.000.000) Y = 5.275.310 + 27.000

Y = 5.302.310

Berdasarkan persamaan regresi di atas, jika diasumsikan PDAM Tirta Galuh Ciamis menetapkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap sebesar Rp. 100.000.000 maka volume produksi adalah sebesar 5.302.310 M3. 2. Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 1 maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,878 artinya bahwa antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dengan volume produksi mempunyai hubungan atau korelasi sebesar 87,8 %. Besarnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0, 878 dimana nilai tersebut mendekati 1 dan bernilai positif, ini berarti terdapat hubungan positif antara kedua variabel penelitian tersebut.

(8)

3. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (variabel X) terhadap volume produksi (variabel Y), penulis menggunakan pengujian koefisien determinasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan (lampiran 1) besarnya koefisien determinasi sebesar 0,771 ini berarti bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh terhadap volume produksi sebesar 77,1 %. Tingginya pengaruh tersebut tidak lepas dari kontribusi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dalam meningkatkan volume produksi, dengan demikian semakin tinggi biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang dikeluarkan oleh PDAM Tirta Galuh Ciamis maka volume produksi yang dicapai cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya sebesar 23,9 % merupakan pengaruh dari faktor lain yang dapat mempengaruhi volume produksi yang tidak dibahas dalam penelitian ini, misalnya faktor manajemen PDAM dan kondisi perekonomian secara domestik.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang penulis ajukan adalah : Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap berpengaruh secara signifikan terhadap volume produksi. Dalam pengujian hipotesis tersebut dilakukan melalui tahapan yang penulis sajikan pada BAB III.

Perhitungan SPSS for Window Versi 16.00 (lampiran 3) maka diperoleh Pvalue

= 0,04a pada tingkat kesalahan adalah sebesar 5 % atau ( = 0,05), yaitu Pvalue

< atau 0,04 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis. Hal ini mengandung arti bahwa setiap penambahan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap akan meningkatkan volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis. Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap secara optimal cenderung dapat menjamin aktivitas produksi sehingga akan mendukung pencapaian volume produksi sesuai dengan yang diharapkan.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Zaki Baridwan, (2000: 245) bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan alat-alat produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar berada dalam kondisi operasi baik. Sehingga proses produksi akan berjalan lancar dan produk yang dihasilkan akan sesuai rencana. Biaya pemeliharaan dan perbaikan alat-alat produksi merupakan salah satu faktor dalam mempertahankan dan mencapai volume produksi yang diharapkan perusahaan.

Selain itu, juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Desy Mardaniati (2005) dalam penelitiannya mengkaji bahwa Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin-mesin Produksi berpengaruh signifikan Terhadap Perolehan Pendapatan, yang merupakan studi kasus pada PT. Margi Wahyu Jakarta.

(9)

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Total biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap PDAM Tirta Galuh Ciamis selama periode Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 cenderung mengalami peningkatan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap pada PDAM Tirta Galuh Ciamis terbesar yaitu terjadi pada Tahun 2011 sedangkan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terendah terjadi pada Tahun 2007. Namun demikian penulis tidak mambahas lebih jauh dalam penelitian ini dan merupakan kelemahan peneliti.

2. Volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis selama periode Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 cenderung fluktuatif. Peningkatan volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis tertinggi yaitu terjadi pada Tahun 2011 hal ini dikarenakan adanya perluasan pasar distribusi air olahan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus bertambah dari tahun ke tahun yang pada akhirnya pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan volume produksi terendah terjadi pada Tahun 2009. Namun demikian penulis tidak mambahas lebih jauh dalam penelitian ini dan merupakan kelemahan peneliti.

3. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terhadap volume produksi pada PDAM Tirta Galuh Ciamis, artinya semakin tinggi biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang dikeluarkan oleh PDAM Tirta Galuh Ciamis maka volume produksi yang dicapai cenderung akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka diperoleh saran yang diharapkan dapat bermanfaat yang berguna bagi pihak perusahaan maupun peneliti selanjutnya di masa yang akan datang, yaitu :

1. Bagi Perusahaan

- Sebaiknya PDAM Tirta Galuh Ciamis dapat menekan kerusakan yang berat agar tidak berdampak negatif kepada perusahaan yang dapat menyebabkan biaya pemeliharaan semakin meningkat.

- Selanjutnya diharapkan PDAM Tirta Galuh Ciamis diharapkan melakukan beberapa pergantian untuk aktiva tetap yang sudah tua dan sangat krusial, diantaranya pergantian pipa, meter air dan untuk menjaga pelayanan terbaik kepada masyarakat, hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas volume produksi.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya walaupun nilainya sedikit berbeda. Disarankan untuk peneliti selanjutnya yaitu dapat menambah atau mengganti salah satu variabel bebasnya, atau mengganti variabel terikat, misalnya membahas tentang pengaruh biaya pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi terhadap volume kehilangan air PDAM serta dampaknya terhadap pendapatan penjualan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ahyari. 2002. Pengendalian Produksi, Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta :

BPFE.

Blocher, Chen, Lin, diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani. 2002. Manajemen

Biaya, Buku I. Jakarta : Salemba Empat.

digilib. Unikom.ac.id/go.php?id=jbptunikompp-gdl-sl-2005

Hani T. Handoko, 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Harmanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta : Salemba Empat. Hasan Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Henry Simamora. 2002. Akuntansi Biaya Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi-2.

Yogyakarta: YKPN.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat.

Irton. 2009. Handbook of Accounting, Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Kieso, Donald E; Jerry J. Weygant; Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi

Intermediate, Edisi kesepuluh. Dialihbahasakan Gina Gania & Ichsan

Setyo Budi. Jakarta : Erlangga.

Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian, Jakarta : Penelitian Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen, Edisi Tiga. Yogyakarta : Aditya Media. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya, Bandung : Refika Aditama.

Pandji Anoraga. 2004. Manajemen Bisnis, Jakarta : Rineka Cipta. Rudiyanto. 2008. Penganggaran, Jakarta : Erlangga.

Sofyan Assauri. 2004. Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Revisi. Jakarta : FEUI.

S.R, Soemarso. (2003). Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : CV Alvabeta.

Supriyono. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta : BPFE.

__________. 2000. Pengumpulan Biaya Dan Penentuan Harga Pokok, Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo.2000. Manajemen Produksi, Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE.

Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar. 2003. Kamus Akuntansi, Cetakan kedua. Jakarta : Gagas Promosindo.

Yuyun Yuningsih. 1999. Peranan proses design dalam meningkatkan volume produksi, Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.

Zaki baridwan. 2000. Intermediate Accounting, Edisi Keenam. Yogyakarta : BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Fahmi Wiranata, yaitu: objek yang diteliti penulis pada perusahaan Asuransi Bumiputera Syariah Cabang Semarang

Pada tahap ini konselor membuka kesempatan bagi anggota kelompok untuk menentukan agenda. Agenda adalah tujuan yang akan dicapai dalam kelompok tersebut. Agenda

Pada bulan Januari 2016, dari sebelas sub kelompok dalam Kelompok Bahan Makanan, 7 (tujuh) sub kelompok mengalami kenaikan. indeks dan 2 (dua) sub kelompok

Menurut Mulyadi (2016), penjualan kredit ialah jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu

Setelah dilakukan uji coba alat PGS untuk menilai status gizi terhadap 20 orang subjek pasien oleh 20 orang pasangan responden perawat, ternyata dengan pembagian kelompok

Ajaran tentang kedaulatan negara pertama kali dimunculkan oleh Jean Bodin melalui bukunya De Republica, Pemikiran yang menonjol dari pemikiran Bodin dalam buku tersebut adalah

Jika peristiwa di atas dikaitkan dengan makna teoretik hukum hak asasi manusia, terlihat jelas bahwa hukum dan HAM merupakan sesuatu yang masih dipertimbangkan oleh individu

Processor Intel Celeron merupakan processor yang dikeluarkan sebagai processor yang ditujukan untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kinerja processor yang