• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KOLEKSI MUSEUM ADITYAWARMAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH GURU IPS SMP N 31 PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN KOLEKSI MUSEUM ADITYAWARMAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH GURU IPS SMP N 31 PADANG JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KOLEKSI MUSEUM ADITYAWARMAN

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

OLEH GURU IPS SMP N 31 PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1)

VIVI DESWITA SARI

NPM. 12020069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

PEMANFAATAN KOLEKSI MUSEUM ADITYAWARMAN

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

OLEH GURU IPS SMP N 31 PADANG

1Vivi Deswita Sari

2Dr.H. Buchari Nurdin, M.Si 3Jaenam, M.Pd

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat. 2Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.

3Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat.

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The rationale behind of the research was; the student considered the history subject is a bored subject. The teacher has no variation in giving the explanation about the subject. Hence, the teacher should be creative in giving the explanation and make it become more interesting. One of the interesting media that can be used is Adityawarman Museum. The purpose of the research are to describe about; how the teacher design the used of Adityawarman Museum as the interesting media in history subject, the realization of history learning program in Adityawarman Museum and then desribe about the constraints that is faced by the teacher during using Adityawarman Museum as the history learning media. The types of the research was qualitative. It was taken located in SMPN 31 Padang and Adityawarman Museum. The participants were the social studies teachers, Adityawarman museum’s guide and the students. The technics of collecting the data were Documentation and Interview. Meanwhile, the analysis technics of the data were; data collecting, data reduction, data presentation and the conclusion. The result of the research are; First, in the draft of the learned realization (RPP) should be appropriate with the material of the subject and also the aim of the media that is available in Adityawarman Museum. It should be related with the competence basis (KD ) and then it is clarified by the teacher into indicator, to reach that indicator the teacher should divide the student into eight groups before coming to Adityawarman Museum. Second, in the realization, the teacher can do four time visits by bringing the student as much as six classes in different time, in the realization each students in the museum can collect the media that is appropriate with the material subject. Third, There are some constraints, those are ; the limitedness of the media that is available in Adityawarman Museum and the problem of time for teachers to visit the museum.

(4)

2

PENDAHULUAN

Selama ini pelajaran sejarah di sekolah, sering dianggap sebagai pelajaran hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini dianggap tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Salah satu faktor yang menyebabkan pelajaran sejarah terasa membosankan karena media yang digunakan oleh guru cenderung kurang bervariasi.Sehingga guru dituntut untuk dapat kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran sejarah supaya menjadi menarik, dan salah satu media yang dapat dimanfaatkan adalah Museum Adiyawarman Berdasarkan data kunjungan yang diperoleh penulis di kantor museum pada tanggal 11 Mei 2016, dapat dilihat dari bulan Agustus 2015-2016 Mei, terdapat 30 sekolah yang ada di Kota Padang, berkunjung ke Museum Adityawarman. dari sekian banyak sekolah yang berkunjung ke Museum Adityawarman adalah, SMP N 31 Padang yang paling sering berkunjung yaitu empat kali kunjungan. Oleh karena itu penulis memilih sekolah SMP N 31 Padang, untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang begaimana pemanfaatan Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah di SMP N 31 Padang tersebut.

Dengan demikian timbul pertanyaan apa program Guru IPS untuk memanfaatkan Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah? Untuk jawabannya akan dilakukan penelitian yang mendalam, yang hasilnya akan ditulis dalam bentuk Skripsi dengan judul “Pemanfaatan Kolesi

Museum Adityawarman Sebagai Media Pembelajaran Sejarah Oleh Guru IPS SMP N 31 Padang

Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merancang pemanfaatan

Museum Adityawarman dalam

pembelajaran sejarah.

2. Bagaimana pelaksanaan program

pembelajaran sejarah di Museum Adityawarman.

3. Apa saja kendala yang dihadapi guru

dalam penggunaan Museum

Adityawarman sebagai media

pembelajaran sejarah.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mendeskripsikan guru merancang

pemanfaatan Museum Adityawarman

dalam pembelajaran sejarah.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program pembelajaran sejarah di Museum Adityawarman.

3. Untuk mendeskripsikan Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam penggunaan Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah.

Adapun manfaat penulisan dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan bahan tambahan reverensi bagi pengembangan ilmu, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan museum sebagai media pembelajaran IPS.

b. Praktik pemanfaatan Museum

Adityawarman sebagai media

pembelajaran IPS Sejarah. 2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan tambahan pengetahuan

dan wawasan dalam proses

pembelajaran yang menunjang kepada

peningkatan hasil belajar

pembelajaran Sejarah.

b. Sebagai informasi bagi guru tentang pentingnya pembelajaran sejarah sekaligus sebagai panduan dalam menjalankan tugas mengajar yang

menyangkut dalam upaya

pemanfaatan museum terhadap media pembelajaran Sejarah.

c. Membantu siswa dalam pemanfaatan museum sebagai media pembelajaran Sejarah serta membantu siswa lebih termotivasi untuk belajar sejarah.

Museum adalah sebuah lembaga tetap, terbuka untuk umum. Mempunyai tugas mengumpulkan, merawat, mengkaji, dan mengkomunikasikan koleksinya untuk kepentingan pendidikan, studi dan “kesenangan” bagi masyarakat (Pedoman Museum Indonesia 2012). Sesuai dengan tugas dan fungsi yang sedemikian itu, sudah selayaknya museum mempunyai program

(5)

3

atau kegiatan (edukatif). Program tersebut biasanya menjadi kegiatan bimbingan edukatif di museum (Isnudi, 2014:21-22).

Menurut Azhar Arsyad (2011:3) kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar, sedangkan dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar, pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Bila media digunakan dalam proses pembelajaran, menurut Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya, 2012:58) media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Roeslan Abdulgani dalam (Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Majid, 2011:8) sejarah adalah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusian di masa lampau, yang mengandung tiga dimensi waktu yaitu: masa lampau, sekarang, dan akan datang.

METODOLOGI

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan mendeskripsikan pemanfaatan koleksi Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah oleh guru IPS SMP N 31 Padang. Penelitian kualitatif menurut Maleong (2010:6), merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian Observasi.

Penelitian ini di laksanakan pada semester ganjil bulan Juli-Agustus 2016. berlokasi di SMP N 31 Padang.

Informan dalam penelitian ini adalah Guru IPS, pemandu Museum Adityawarman, dan siswa di kelas VII SMP N 31 Padang. Sesuai dengan sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah Dokumentasi, Wawancara, dan observasi. Menurut Bogdan yang dikutip oleh sugiyono (2012:334) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara , bahan lapangan dan lainya. Miles dan Huberman dalam

sugiyono (2012:337-345) langkah-langkah dalam analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Rancangan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah

Guru merancang pembelajaran dalam perangkat RPP, yang disusun oleh guru IPS SMP N 31 yang dikembangkan dari K.D yang berbunyi adalah memahamai berubahan masyarakat Indonesia pada zaman Pra-Aksara, Hindu-Budha, dan zaman Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik. Kemudian K.D ini dijabarkan guru ke dalam indikator yang berbunyi, menjelaskan kehidupan masyarakat masa Pra-Aksara, membedakan masa berburu, masa bercocok tanam dan masa perundagian. Menjelaskan proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha, mengetahui pengaruh kebudayaan Hindu-Budha dan peninggalan sejarah dalam beberapa bidang. Menjelaskan proses masuknya kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, mengetahui peninggalan benda-benda pada zaman Islam . Untuk mencapai indikator tersebut guru menyabarkan ke dalam tujuan pembelajaran yang berbunyi siswa dapat mengamati gambar kehidupan masyarakat Pra-Aksara, Hindu-Budha, dan Islam, siswa dapat mengetahui kehidupan masyarakat pada zaman Pra-Aksara, Hindu-Budha, Islam, dan siswa dapat menjelaskan kehidupan masyarakat pada zaman Pra-Aksara, Hindu-Budha, dan Islam. Guru juga merancang, dimana siswa dibagi atas delapan kelompok sebelum mengunjungi Museum Adityawarman.

b. Pelaksanaan program rencana pembelajaran sejarah di Museum Adityawarman

Guru membawa siswa sebanyak empat kali kunjungan. Kunjungan pertama guru membawa siswa kelas VII-2 pada tanggal 13 November VII-2015 pada

(6)

4

jam pelajaran terakhir di hari kamis. Guru telah mempersiapkan materi yang akan di sesuaikan pada media (koleksi) yang ada di museum. Siswa di bagi menjadi delapan kelompok, dimana kelompok satu dan kelompok empat mendapatkan materi yang sama tentang kehidupan masyarakat pada zaman pra-aksara, selanjutnya kelompok dua dan kelompok lima mendapatkan materi yang sama tentang kehidupan masyarakat pada zaman hindu-budha, selanjutnya kelompok tiga dan kelompok enam juga mendapatakan materi yang sama tentang peninggalan zaman Islam, kelompok enam dan kelompok tujuh mendapatkan materi yang sama senjata peninggalan perang pada zaman dahulu di Sumatera Barat . Setelah semua siswa mengetahui siapa saja anggota kelompoknya dan apa materi yang harus mereka cari siswa pun menyebar ke dalam ruangan museum yang dibantu oleh pemandu museum.

Kelompok yang ditugaskan materi pada zaman Pra-Aksara mengamati dan mengupulkan media (koleksi) yang ada di Museum Adityawarman yaitu pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, siswa melihat media yang ada di museum seperti fosil manusia purba yaitu Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Florensis, tempurung kepala Homo Erectus Paleojavanicus, dan peninggalan peralatannya seperti kapak persegi, kapak lonjong, serpihan pacitan. Dan kelompok yang ditugaskan materi pada zaman Hindu-Budha mengamati dan mengumpulkan media (koleksi) yaitu seperti pada bidang sastra dan bahasa yaitu ditemukan disekitar museum beberapa batu yang bertuliskan huruf palawa pada masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, dan juga ditemukan peninggalan di bidang arsitektur seperti Replica Bangunan Candi Borobudur, candi prambanan, prasasti saruaso I, dan patung-patung dewa.

Kelompok yang ditugaskan materi pada zaman Islam mengamati dan mengupulkan media (koleksi) yang ada di Museum Adityawarman yaitu tulisan yang ditulis pada kertas panjang yang terdapat penjelasan proses masuknya islam ke Indonesia, dan peninggalan kitab-kitab seperti kitab Al-qur’an,

mujarobat, kitab hadist, dan kitab dua puluh. Setelah siswa selesai mengumpulkan sampel dari media yang diamati siswa pun kembali berkumpul untuk diambil absen, dan baru mereka pulang.

Siswa mengumpulkan media (koleksi) yang sesuai dengan materi merekapun disuruh untuk membuat laporan kunjungan ke Museum Adityawarman dengan cara diketik terdiri dari cover, isi materi, dan foto koleksi-koleksi benda yang mereka lihat di museum disesuaikan dengan materi masing-masing kelompoknya yang terdapat pada buku siswa. Setelah itu dikumpulkan dengan waktu yang telah ditentukan guru yaitu minggu depan setelah mereka berkunjung. Dan laporan tersebut di diskusikan didalam kelas. dalam pelaksanaannya, guru membawa siswa dalam empat kali kunjungan, di waktu dan hari yang berbeda. uinjungan pertama guru membawa satu kelas VII.2 pada jam pulang sekolah, berikutnya kunjungan ke dua guru juga membawa satu kelas, dan kunjungan berikutnya dua kelas di waktu jam pelajaran, kunjungan ke empat guru membawa dua kelas lagi. c. Kendala yang dihadapi dalam

penggunaan Museum Adityawarman sebagai media pembelajaran sejarah

Pada saat berkunjung ke museum Adityawarman ditemukan beberapa kesulitan diantaranya, (1) keterbatasan media yang tersedia di museum adityawarman. (2) lebih banyaknya siswa yang bermain dari pada belajar atau mengumpulkan media untuk pembelajaran. (3) dari segi waktu guru sedikit mangalami kesulitan dalam membagi waktu untuk berkunjung. KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Adityawarman Sebagai Media Pembelajaran Sejarah Oleh Guru IPS SMP N 31 Padang”. Maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dalam rancangan pembelajaran

sejarah dengan pemanfaatan Museum Adityawarman, guru

(7)

5

menjabarkan RPP sesuai dengan K.D, Kemudian K.D ini dijabarkan guru kedalam indikator untuk mencapai indikator tersebut guru menyabarkan ke dalam tujuan pembelajaran. Dan sebelum berkunjung ke Museum Adityawarman guru merancang pembagian kelompok sesuai materi dengan media yang ada di museum, sebanyak delapan kelompok pada tiap kelas yaitu dari kelas VII.1-VII.6.

2. Dalam pelaksanaannya, guru membawa siswa dalam empat kali kunjungan, di waktu dan hari yang berbeda. kunjungan pertama guru membawa satu kelas VII.2 pada jam pulang sekolah, berikutnya kunjungan ke dua guru juga membawa satu kelas, dan kunjungan berikutnya dua kelas di waktu jam pelajaran, kunjungan ke empat guru membawa dua kelas lagi.

3. Guru dan siswa juga menemukan kendala saat berkunjung ke museum adityawarman, beberapa kendala diantaranya, keterbatasan media yang tersedia di museum adityawarman. dan lebih banyaknya siswa yang bermain dari pada belajar atau mengumpulkan media untuk pembelajaran. Dan dari segi waktu guru sedikit mangalami kesulitan dalam membagi waktu untuk berkunjung.

SARAN

Sebagai penutup penulis juga mengemukakan saran semoga bermanfaat demi mempertahankan mutu pendidikan dalam bidang studi IPS di SMP N 31 Padang :

1. Kepala Sekolah, demi meningkatkan mutu pendidikan khususnya guru IPS diberi kesempatan untuk menambah varian dalam belajar, menggunakan media pembelajaran yang tidak hanya terpaku di dalam kelas.

2. Dinas dan Instansi Pendidikan yang terkait untuk memberikan fasilitas kepada sekolah SMP N 31, untuk bisa menggunakan media

pembelajaran yang lebih menarik lagi.

3. Guru IPS yang mengajar di SMP N 31 Padang agar lebih kreatif dalam menggunakan metode dan media serta alat yang beragam agar peserta didik tidak jenuh dalam pembelajaran IPS khusunya sejarah.

4. Bagi peneliti lain, penulis menyarankan agar mahasiswa lainnya dapat meneruskan penelitian tentang pemanfaatan museum sebagai salah satu media pembelajaran sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Majid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Isnudi. 2014. Bunga rampai “kumpulan

makalah, seminar, diskusi museum dan sejarah”. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Dektorat Jenderal Kebudayaan.

Maleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA Wina, Sanjaya. 2012. Media Komunikasi sPembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pendidikan Se-Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian lanjut menunjukan bahwa dimensi nilai-nilai budaya merupakan pembentuk variabel budaya organisasi paling

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program

Operasi Dan Laba Bersih dalam Meprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran sifat listrik dan magnetik lapisan tipis bahan nanokomposit Fe-C dengan variasi kandungan Fe yang ditumbuhkan pada

4 buku tentang Street art Yogyakarta antara tradisi dan modernisasi mempunyai perbedaan dari buku-buku yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya, yaitu buku ini tidak

Semua temuan yang terkait dengan pengelolaan aset tetap tersebut menunjukkan bahwa salah satu aspek pengelolaan aset berupa revaluasi yang tercermin dalam perubahan nilai aset

To determine the unit transcription labor cost, divide the total transcriptionist annual compensation by the total annual productivity.. Total (sum) medical transcriptionist

Di hadapan Anda terdapat 3 konsentrasi minuman instan beras merah organik.. Cicipilah rasa masing-masing sampel secara berurutan dari kiri