• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Sejalan dengan perkembangan waktu, kebutuhan masyarakat pun kian meningkat, beriring dengan permasalahan yang juga semakin kompleks. Di sisi lain sumberdaya yang tersedia, terutama kemampuan keuangan daerah masih relatif terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang semakin meningkat dan sesuai dengan kemampuan yang ada, maka diperlukan suatu perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif, khususnya untuk jangka menengah, yaitu masa lima tahun ke depan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Dengan adanya Rencana Program Investasi Jangka Menengah

BAB 1

(2)

(RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya diharapkan Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

Memenuhi maksud di atas, Pemerintah Kab. Tangerang menyusun dokumen perencanaan, yaitu Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Daerah tahun 2011-2015 sebagai penjabaran dariRencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Pemerintah Kab. Tangerang dan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2010-2030 serta dokumen perencanaan lainnya. Disamping itu, dokumen RPIJM ini disusun berdasarkan arahan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional.

Dan jika mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. Pr.02.03-Dc/496 tanggal 19 Desember 2005 Perihal Panduan Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, dijelaskan bahwa lingkup materi dalam RPIJM Kab/Kota pada dasarnya mencakup penjelasan seperti kebijakan, prioritas program, format dan muatan substansi yang meliputi antara lain :

1. Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai dari APBN maupun APBD (Cost Sharing maupun Joint Program) Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJM Daerah Kab. Tangerang, dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang.

2. Pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di kota-kota yang menjadi prioritas dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.

(3)

a. Isu dan kecenderuangan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan; b. Kerangka logis (logical framework) penyusunan RPIJM Daerah Bidang

PU/Cipta Karya dan sasaran/keluaran yang perlu dicapai; c. Rencana pembangunan perkotaan;

d. Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/anggaran sebagai ringkasan memorandum program);

e. Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan drainase), penyediaan dan pengelolaan air minum: penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir.

f. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

g. Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan. h. Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah.

i. Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah, j. Lampiran penunjang.

Dengan melihat cakupan keluaran yang dihasilkan dari proses penyusunan RPIJM Daerah yang demikian banyak dengan muatan materi yang sangat penting, dirasakan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Selain itu diperlukan proses konsultasi dan koordinasi antar SKPD di Daerah yang intensif guna merumuskan kesepakatan program antar sektor, membuat proses kegiatan penyusunan RPIJM Daerah mutlak membutuhkan waktu yang lebih panjang dan biaya yang lebih besar.

Oleh karena itu, berkaca dari indikasi kegiatan-kegiatan yang harus dilalui dalam proses penyusunan RPIJM Daerah guna mendapatkan hasil yang maksimal dan implementatif sepertinya sulit untuk bisa menghasilkan keluaran-keluaran yang diatur dalam panduan penyusunan RPIJM Kab/Kota. Untuk itu dalam APBD Kab. Tangerang Tahun 2011, Bappeda Kab. Tangerang menyelenggarakan kegiatan RPIJM Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2015

(4)

yang lebih menekankan pada substansi materi skenario pengembangan wilayah kabupaten bidang PU/Cipta Karya.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai kajian/analisis awal terhadap pengembangan dan pembangunan wilayah Kab. Tangerang sebelum dilakukannya proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tangerang 2011-2015 yang lebih detail dengan lingkup program investasi bidang PU/Cipta Karya.

Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun materi skenario pengembangan wilayah dan skenario pembangunan infrastruktur Kab. Tangerang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan (Tahun 2011-2015) sebagai input materi bagi penyusunan RPIJM Kab. Tangerang Tahun 2012-2016 yang optimal.

Sasaran

Adapun sasaran dari kegiatan ini antara lain adalah :

1. Menguraikan strategi pengembangan wilayah Kab. Tangerang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan sesuai dengan RTRW Kab. Tangerang;

2. Menguraikan gambaran kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana dasar (PSD) Bidang PU/Cipta Karya untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

1.3. RUANG LINGKUP

Lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan dan identifikasi terhadap data peraturan perundang-undangan, data perencanaan yang telah ada di Kab.

(5)

Tangerang terkait pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya dan data lainnya dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, serta melakukan studi literatur/referensi teknis lainnya.

2. Melakukan kajian terhadap arahan pengembangan struktur wilayah Kab. Tangerang;

3. Melakukan kajian terhadap fungsi dan peran wilayah Kab. Tangerang; 4. Melakukan identifikasi wilayah yang perlu dikendalikan;

5. Melakukan identifikasi wilayah yang perlu didorong pertumbuhannya; 6. Melakukan kajian arahan pengembangan penduduk dan

permukiman;

7. Melakukan kajian arahan rencana induk sistem prasarana dan sarana/infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya;

8. Melakukan identifikasi kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya;

9. Merumuskan “logical framework” keterkaitan antar rencana pengembangan wilayah dan rencana pembangunan infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya.

1.4. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pendekatan dan metodologi yang dianggap mampu merepresentasikan keinginan tugas dan tuntutan dari KAK Metodologi pelaksanaan pekerjaan ini dikembangkan dari pemahaman akan konsep penyusunan RPIJM.

1.4.1. PendekatanUmum 1. Data Yang Diperlukan.

Data yang dibutuhkan dalam rangka Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tangerang ini, meliputi : a. Data eksisting baik berupa data peraturan perundang-undangan,

data perencanaan yang telah ada di Kab. Tangerang terkait pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya.

(6)

b. Teori dan referensi terkait. 2. Cara Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan survei primer dan sekunder. Survei primer dilakukan dengan cara :

a. Survey lapangan dan survey instansional di lingkungan Pemkab. Tangerang. b. Wawancara tidak terstruktur (open ended interview) dengan Narasumber. Pendekatan dalam studi ini dilakukan dengan melakukan kajian deduktif makro dan kajian induktif meso/mikro. Pendekatan deduktif makro analisis dilakukan melalui content analysis, scientific review, dan analisis statistic deskriptif. Content analysis, yaitu melakukan kajian dan review terhadap kebijakan, sistem peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya. Scientific

review, yaitu melakukan kajian dan pemahaman ilmiah dari jurnal-jurnal dan

teori yang telah ada (terdahulu) yang terkait dengan pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya. Analisis statistik deskriptif, yaitu kegiatan analisis terhadap data sekunder makro tyang terkait dengan pekerjaan ini.

Pendekatan induktif meso/mikro, pendekatan induktif meso dilakukan melalui

content analysis, instrumen lapangan, dan kuesioner, pendekatan ini

dimaksudkan untuk melihat kondisi pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya di wilayah Kab. Tangerang sebagai bahan masukan dalam mempertajam dan memperkaya perumusan kebijakan dan strategi yang akan disusun. Sedangkan kajian mikro (cases study) dilakukan melalui instrumen lapangan, kuesioner, dan analisis spasial/kuantitatif pada lokasi studi. Lingkup prasarana dan sarana permukiman bidang PU/Cipta Karya yang menjadi fokus bahasan meliputi prasarana dan sarana air bersih/minum, air limbah, persampahan, drainase, dan ruang terbuka hijau.

(7)

1.4.2. PendekatanTeknis

Pendekatan berpikir dalam proses penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya terutama dalam hal melakukan analisis permasalahan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan perkotaan, pada prinsipnya dapat disederhanakan sesuai dengan norma yang berlaku di dalam setiap proses pengambilan keputusan, yaitu dalam bentuk input/output proses. Dalam hal ini proses yang bisa dilakukan adalah menganalisa dengan “tools” Strength (kekuatan/potensi), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman/resiko).

Pendekatan berpikir tersebut hendaknya dilakukan secara holistic, berdimensi spasial maupun sektoral, sebagaimana pula ditekankan dalam Strategi Pembangunan Perkotaan dalam KSNP Pengembangan Perkotaan, bahwa pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya menyangkut fungsi perumahan/permukiman secara kontekstual, tidak hanya mencakup pemenuhan atau penyediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan yang diperlukan saja. Akan tetapi, menyangkut pengendalian fungsi kawasan perkotaan agar secara sinergi dapat meningkatkan produktifitas ekonomi perkotaan ataupun wilayah, serta peningkatan efisiensi pelayanan dan penggunaan sumber daya sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunannya. Dalam hal ini, pendekatan tersebut harus dituangkan di dalam Rencana Pembangunan ataupun Skenario Pengembangan dan Pembangunan Perkotaan sebagai payung untuk pengkajian lebih lanjut/mendalam. Dala hal ini, kajian teknis/sektoral, kajian masalah lingkungan, kajian financial, dan kajian kapasitas kelembagaan.

Pendekatan terhadap kondisi yang diinginkan pada hakekatnya adalah merupakan pendekatan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan perkotaan. Hasil tinjauan terhadap hal ini, skenarionya harus dijabarkan dan siepakati oleh pihak-pihak terkait, serta perlu diupayakan untuk ditetapkan bilamana memungkinkan. Skenario tersbut harus dimuat di dalam Rencana Pembangunan Perkotaan (RPP). Dalam penjabarannya scenario tersebut pada hakekatnya harus disusun berdasarkan Kebijakan dan Strategi pembangunan yang berlaku, baik yang bersifat Nasional maupun bersifat Regional Daerah dan Lokal. Di dalam suatu Rencana Pembangunan Perkotaan akan memuat kandungan :

(8)

 Formulasi Arah dan Kebijakan Pembangunan Perkotaan;

 Penetapan Arah Pengembangan dan Pembangunan baik yang menyangkut pembangunan kawasan (development need), maupun yang menyangkut kebutuhan prasarana dan sarana dasar (basic needs).

Pendekatan terhadap kondisi yang ada saat ini perlu memperhatikan hal-hal seperti:

 Kondisi alam wilayah (geografis) ataupun karakteristik kawasan yang dianalisis;

 Keadaan sistem pelayanan prasarana yang ada;  Situasi dan kemampuan pembiayaan;

 Keadaan kelembaga terkait.

Pendekatan pemrograman investasi untuk mendukung perwujudan kondisi yang diinginkan pada prinsipnya adalah melakukan justifikasi suatu investasi atas dasar prinsip Koordinasi Pengaturan, Integritas Perencanaan, dan Sinkronisasi Program (KIS), pada Skala Prioritas tertentu. Dengan melakukan, 1) Assesment terhadap kebutuhan (demand), dan 2) Assesment terhadap kemampuan atau kapasitas (supply), serta 3) Penetapan Spesifikasi dan Justifikasi Program/Proyek Investasi berdasarkan skala prioritas.

a) Demand Assesment;

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam melakukan analisis terhadap kondisi yang diinginkan b) Supply Assesment;

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam melakukan analisis terhadap kondisi yang ada. Selain perlu dilihat kemungkinan adanya potensi, peluang, serta kecenderungan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan keuangan. Dalam hal ini hendaknya tidak dibatasi hanya pada kemampuan pemerintah saja, namun juga hendaknya melihat potensi pasar, swasta dan masyarakat serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan.

(9)

c) Spesifikasi dan Justifikasi Program/Proyek

Dalam hal ini perlu membandingkan antara kondisi yang diinginkan dan kondisi saat ini, sehingga akan terlihat suatu gap atau kesejangan yang memerlukan dukungan atau dorongan yang akan diprogramkan untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan tersebut adalah justru menyangkut permasalahan yang sangat mendasar terutama berkaitan dengan penyediaan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya serta menyangkut permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian fungsi kawasan.

Untuk mengurangi kesejangan tersebut, biasanya diperlukan suatu investasi yang terprogram secara efektif dan efisien. Tepat sasaran, tepat cara, tepat lokasi, tepat waktu, dan tepat fungsi.

Gambar 1.1.

Kerangka Pencapaian Pembangunan Infrastruktur

Program investasi yang diusulkan pada prinsipnya harus justified dan rekomendasinya dapat memuat beberapa alternatif dan mengungkapkan secara jelas :

 Lokasi;

GAP

Kondisi Saat Ini Kondisi Yang

Diinginkan

Porgram Investasi (Harus Justified)

(10)

 Besaran, volume, harga satuan, dan biayanya;  Sumber dana;

 Skala prioritas;

 Keterpaduan rencana dan sinkronisasi program, secara fungsional, baik dari segi fisik maupun non fisik antar kegiatan, antar komponen dan dari segi pendanaan.

Paling tidak, dalam pemrograman investasi ini, tahun pertama harus betul-betul akurat sehingga tidak mengalami kesulitan dalam appraisalnya, dapat segera diprogramkan tahun pertamanya dan dianggarkan.

1.4.3. MetodologiPelaksanaanPekerjaan

Untuk mencapai tujuan pekerjaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tangerangini, metode yang akan dilaksanakan meliputi 4 (empat) kegiatan utama yang harus dilakukan konsultan yaitu :

A. Tahap Persiapan

Tahap Persiapan pekerjaan ini lebih difokuskan pada kegiatan identifikasian yang meliputi antara lain:

 Penyusunan metode dan rencana kerja.  Mobilisasi personil.

 Studi literatur dan teori.

a. Melakukan studi literatur dan teori terkait.

b. Melakukan kajian data peraturan perundang-undangan, data perencanaan yang telah ada di Kab. Tangerang terkait pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya di Kab. Tangerang.

 Persiapan survey.

a. Menyiapkan materi survey.

(11)

c. Melakukan identifikasi terhadap kondisi dan permasalahan pengembangan wilayah dan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya di Kab. Tangerang.

d. Menyusun metode survey lapangan.

e. Menyusun persiapan dan data yang dibutuhkan untuk observasi lapangan.

f. Identifikasi instansi terkait.

g. Membuat cek list data instansional. B. Tahap Survey Dan Pengumpulan Data

Kegiatan survey dan pengumpulan data yang dilakukan mencakup 2 jenis kegiatan survey, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Survey Primer (survey lapangan/langsung);

Kegiatan survey ini merupakan pengumpulan data yang ada di lingkungan Pemkab. Tangerang, khususnya di Bappeda Kab. Tangerang. Data-data yang dihimpun meliputi :

a. Kebijakan dan peraturan terkait dengan pengembangan wilayah dan infrastruktur di Kab. Tangerang. Data tersebut dikoleksi melalui :  Intensitas kegiatan masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan.

 Laporan-laporan dari instansi terkait.

 Keberadaan prasarana dan sarana permukiman bidang PU/Cipta Karya termasuk kondisi dan jenisnya.

Cross Check antara data sekunder dengan kondisi lapangan.

 Dokumentasi.

b. Kondisi dan jenis sarana dan prasarana permukiman :

Cross Check Kondisi Lapangan.

 Wawancara.

 Dekomentasi Video/Audio dan lainnya.

(12)

Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh data dari instansi-instansi terkait baik berupa uraian, tabulasi, maupun peta dan gambar. Data– data yang akan dikumpulkan tidak hanya terfokus kepada kawasan perencanaan (mikro) tetapi juga data kawasan/daerah yang berada di sekitarnya, serta data yang bersifat lebih makro dalam lingkup city

wide secara keseluruhan. Adapun data yang diperlukan meliputi:

a. Kebijaksanaan tata ruang dan pembangunan kawasan secara keseluruhan dan pada daerah studi yaitu :

 Dokumen RTRW Kota induk, dan wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh.

 Dokumen perencanaan lainnya yang terkait pada wilayah studi. b. Kondisi fisik geografis kawasan.

c. Data jumlah dan struktur penduduk. d. Data kondisi sosial ekonomi.

e. Data dan informasi pembangunan di wilayah studi yang meliputi :  Data usulan program pembangunan prasarana dan sarana

permukiman.

 Pelaksanaan program pembangunan prasarana dan sarana permukiman.

C. Tahap Kompilasi Data Dan Analisa

Pada tahapan ini dilakukan penyusunan tabulasi data secara sistematis, terstruktur dan terklasifikasi sesuai dengan model analisis yang akan digunakan. Kegiatan analisa merupakan kegiatan penilaian kondisi lokasi studi saat ini dengan mengacu pada metode pendekatan kajian yang digunakan. Dalam kegiatan analisa diketahui kondisi potensi dan masalah yang ada di wilayah studi sehingga dapat dibuat suatu indikasi dan hasil analisa.

Kegiatan analisa dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdiri atas beberapa bagian kegiatan :

(13)

 Arahan pengembangan struktur kabupaten Tangerang;  Fungsi dan peran kota;

 Identifikasi wilayah yang dikendalikan;

 Identifikasi wilayah yang didorong pertumbuhannya;  Arahan pengembangan penduduk dan permukiman;  Arahan rencana induk sistem prasarana dan sarana.

b. Skenario Pembangunan Kabupaten Tangerang, dengan lingkup :  Rencana induk sistem (RIS)/Masterplan infrastruktur;

 Identifikasi kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur;

 Logical framework : Keterkaitan rencana pengembangan wilayah dan masterplan infarstruktur;

 Prioritas pembangunan infrastruktur kabupaten. D. Tahap Perumusan, Pembahasan dan Finalisasi.

Hasil-hasil analisa pada tahapan sebelumnya, kemudian dirumuskan untuk dibahas dan difinalkan sebagai output pekerjaan.

Lebih jelasnya mengenai metode pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

(14)

1

Persiapan

2

Pengumpulan Data dan Inforamsi

3

Kajian

4

Rencana • Penyusunan Rencana Kerja • Penyusunanpendekata n dan metodologi pelaksanaan pekerjaan Penyiapan personil Koordinasi Tim Penyiapan studi literatur Pengumpulan Data Sekunder • RPJPD/RPJMD • RTRW/RDTR • RP4D • Master Plan Infrastruktur (transportasi, drainase, sampah, air limbah)

Kondisi, potensi dan permasalahan permukiman/ bangunan &

infrastruktur cipta karya

Skenario Pengembanganwilayah Kabupaten

• Arahan pengembangan struktur kabupaten

• Fungsi dan peran kota

• Identifikasi wilayah yang dikendalikan

• Identifikasi wilayah yang didorong perkembangannya

• Arahan perkembangan penduduk dan permukiman

• Arahan rencana induk infrastruktur Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten • Rencana infrastruktur • Kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur

• Prioritas pemb. infrastruktur

Pengumpulan Data Primer • Observasi lapangan • Wawancara/disk usi Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah • Pembangunan permukiman • Penataan bangunan/lingk. • Pembinaan jalan • Penyehatan lingkungan

(sampah, air limbah, drainase)

• Penyediaan dan pengelolaan air minum • Kelayakan investasi • Sinkronisasi program

pusat dan provinsi

Keuangan Daerah dan Pembiayaan

Program Pembangunan

(15)

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

SistematikalaporanpendahuluanpenyusunanRencanaProgram InvestasiJangkaMenengah(RPIJM)KabupatenTangerangdiantaranyaberisik an : BAB 1 PENDAHULUAN

: Berisikan Latar belakang penyusunan, maksud, tujuan dan lingkup kegiatan.

BAB 2

GAMBARAN UMUM

: Berisikan mengenaigambaran umum Kabupaten Tangerang sebagai wilayah studi.

BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN : Berisikan mengenaimetodologi dalammelaksanakan pekerjaan. BAB 4 ORGANISASI PEKERJAAN

: Berisikan mengenaistruktur organisasi, rencana kerja, dan personil yang terlibat dalam melaksanaanpekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model

(3) kedisiplinan belajar santri berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan menghafal al- Qur’an santri pondok pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, hal ini terbukti

manual, namun salah. Pilih ulang jenis jaringan berdasarkan jenis SIM/USIM card yang digunakan. Terkoneksi ke Internet, namun tidak bias membuka halaman website apa pun.

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi