• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 52 DESA TAMBANG WILAYAH KERJA PUKESMAS TAMBANG

Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRAK

Tahun 2011 seluruh dunia, sekitar 972 juta orang menderita hipertensi 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistol dan diastolik dengan kosisten diatas 140/90 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terapi jus mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Tambang Wilayah Kerja Pukesmas Tambang. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi exsperimen) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang sebanyak 112 orang. Sampel yang di gunakan ialah klien umur 36-44 tahun penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang berjumlah 30 orang yang diambil secara

purposive sampling. Teknik pengambilan sampel yang dipakai yaitu non probabilitas dengan

metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan rata - rata penurunan tekanan sistol sejumlah 19,34 mmHg dan penurunan tekanan darah diastol sebanyak 11 mmHg. Hasil analisa dengan uji paired t tes ada pengaruh signifikan antara tekanan darah sebelum dan setelah pemberian jus mentimun pada penderita hipertensi dengan didapatkan p= 0,0001< 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 36 – 44 tahun di Desa Tambang Wilayah Kerja Pukesmas Tambang. Saran kepada petugas puskesmas hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Jus Mentimun Daftar Bacaan : 30 ( 2006 – 2015 )

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia 2025 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2009).

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaaan tekanan darah seorang berada pada tingkatan di atas normal. Menurut WHO, batasan hipertensi tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah >

(2)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 53 160/95 mmHg, dinyatakan Hipertensi

pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg disebut Hipertensi perbatasan. Menurut data dari WHO tahun 2011 seluruh dunia, sekitar 972 juta orang tau 26,4% pria dan 26,1% wanita menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 di tahun 2025 dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011 di Indonesia terdapat 46% penduduk tidak menderita hipertensi dan 54% diantaranya menderita hipertensi ( Depkes RI, 2011 ) Sementara itu di Provinsi Riau periode 2013–2014 tercatat penyakit hipertensi mencapai 24%. Padahal tahun 2010 – 2011 dapat turunkan ,9% tetapi justru terjadi penambahan tahun 2012 menjadi 11,4% dan tahun 2013 terus meningkat mejadi 24%. (Profil Kesehatan Riau, 2012 ).

Penyakit hipertensi menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2015 sebesar 22.516 jiwa mengalami hipertensi, dilihat dari urutan 10 besar. Tambang menempati urutan tertinggi yang menderita hipertensi sebanyak 4.504 (20,0%) setelah itu Puskesmas Kampar 2.286 (10,1%) dan Puskesmas Kampar Timur 1.740 (7,72%) .

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi Obat-obatan yang biasanya digunakan dengan pemberian obat antihipertensi yaitu Diuretik, Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang

memerlukan pengobatan jangka panjang. Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi gaya hidup dan pola makan juga bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah.

Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang diolah menjadi jus minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Banyak khasiat yang dapat diperoleh dari mentimun, salah satunya adalah mengobati Hipertensi (Myrank,2009).

Mentimun (Cucumis sativus)

merupakan buah yang banyak ditemukan di masyarakat dan sudah banyak dikonsumsi sebagai pelengkap hidangan. Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit hipertensi, menstabilkan tekanan darah. Kandungan jus mentimun seperti kandungan mineral, potasium, serat, dan magnesium yang dapat mengatur tekanan darah. Mekanisme Kerja Jus Mentimun Untuk Menurunkan Tekanan Darah Kalium yang terdapat pada mentimun dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan vitamin A, B6 dan C hadir dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini diketahui memiliki konsentrasi tinggi mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, dan silika. Berikut ini adalah bagian yang mewakili nilai gizi mentimun.Karena kandungan air pada mentimun yang tinggi maka mentimun menurunkan tekanan darah dengan berkhasiat sebagai diuretik.

(3)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 54 sangat baik. Alasannya adalah sifat

diuretik pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin (Kholish, 2011).

Berdasarkan National Nutrient Database for Standard Reference dari

United States Department of

Agriculture, Agricultural Research

Service, 100 gram mentimun

mengandung 16 mg Kalsium, 13 mg Magnesium, 24 gram Fosfor, 147 mg Kalium, 2 mg Natrium, 2,8 mg Vitamin C, 105 IU vitamin A. Mentimun juga berperan dalam membantu meningkatkan sistem imun. Mentimun juga merupakan sumber serat yang cukup banyak sehingga dapat melancarkan sistem pencernaan.

Dosen sekaligus peneliti di IPB Dr Umi Cahyaningsih menyatakan, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari sayuran bernama latin

cucumis sativus ini, salah satunya

menurunkan tekanan darah tinggi. mentimun memang memiliki kandungan air dan berbagai zat porganik yang berfungsi menurunkan tekanan darah tinggi.

Survey yang dilakukan pada 10 penderita hipertensi di Desa Tambang, 3 orang mengatakan pernah mencoba jus mentimun sebagai obat herbal penurun tekanan darah, 7 orang mengatakan bahwa mereka hanya mengetahui bahwa mentimun hanya di gunakan sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan, mereka tidak mengetahui tentang jus mentimun bisa mengobati hipertensi. Padahal pengobatan sangat penting mengingat hipertensi merupakan penyakit kronis yang

secara rutin bisa mengakibatkan terjadinya stroke, gagal jantung, gagal ginjal.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 36 - 44 di Desa Tambang Wilayah Kerja Puskesmas Tambang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi exsperimen) dengan rancangan non- equivalent

pretest-posttest. Hidayat (2012)

menjelaskan bahwa metode quasi

exsperimen (non-equivalent pretest-posttest design) Penelitian dilakukan

pada bulan April - Mei tahun 2016. di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang. Dengan sampel klien umur 36-44 tahun penderita hipertensi yang ada di Desa Tambang A. Analisa Univariat

Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil sebelum minum jus mentimun, rata - rata tekanan darah sistolik 144,67 mmhg, sedangkan rata - rata tekanan darah diastolik 96,67 mmhg. Sedangkan hasil sesudah minum Jus Mentimun, rata - rata tekanan darah sistolik 129,67 mmhg, sedangkan rata - rata tekanan darah diastolik 86,50 mmhg.

Setelah dilakukan uji t-dependen maka didapatkan hasil:

(4)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 55 Dari tabel diatas didapatkan bahwa

rata- rata tekanan darah sistol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 144,67 mmHg dengan standar deviasi 7,871 mmHg dan setelah diberikan jus mentimun 129,67 mmHg dengan standar deviasi 7,535 mmHg. Sedangkan rata - rata tekanan darah diastol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 96,67 mmHg dengan standar deviasi 3,790 mmHg dan setelah diberikan jus mentimun 86,50 mmHg dengan standar deviasi 5,277 mmHg. Hasil uji Statistik didapatkan nilai p = 0,0001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata- rata antara tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitan dengan judul “Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 36 - 44 tahun di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang”, maka dapat diuraikan pembahasan sebagai berikut :

1. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Jus Mentimun

Hasil analisis data tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun didapat rata-rata tekanan darah sistolik 144.67 mmHg dan setelah diberikan jus mentimun 129.67 mmHg sedangkan tekanan darah diastol sebelum diberikan jus mentimun 96.67 mmHg dan setelah diberikan jus mentimun mengalami penurunan 86.50 mmHg.

Hasil observasi yang didapatkan Desa Tambang bahwa terjadinya peningkatan tekanan darah sering disebabkan oleh kebiasaan hidup penderita hipertensi seperti konsumsi makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi.kandungan garam yang tinggi dalam tubuh dapat mengganggu kerja ginjal. Garam harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam membuat volume darah meningkat. Volume darah semakin tinggi sedangkan lebar pembuluh darah tetap, maka alirannya jadi deras, yang artinya beban jantung bekerja keras tekanan darah menjadi semakin meningkat ini juga dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Beberapa cara untuk mengurangi konsumsi garam diantaranya konsumsi lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan, batasi penggunaan garam pada makanan dengan cara menggantinya dengan rempah-rempah tertentu yang dapat memperkaya rasa atau gunakan bumbu pengganti garam, pilih produk makanan yang rendah garam, perbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu faktor lainnya yang menyebabkan hipertensi adalah responden yang sering mengalami stress, merokok dan kurang melakukan olahraga yang teratur sehingga terjadi penurunan dalam relaksasi otot polos

Variabel mean Std. Deviation SE P Value N Sitolik Sebelum 144.67 7.871 1.437 0.0001 30 Sesudah 129.67 7.535 1.376 0.0001 30 Diastolik sebelum sesudah 96.67 3.790 1.092 0.0001 30 86.50 5.277 1.263 0.0001 30

(5)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 56 renggang pembuluh darah dalam

mengakomodasikan volume darah yang di pompa ke jantung.

Kraktristik penderita hipertensi di Desa Tambang sebagian besar responden berjenis kelamin Perempuan sebesar 56,7% sebagian besar responden tingkat pendidikannya SMP 53,3% dan pekerjaan sebagian besar adalah Petani dan IRT. Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing masing orang tidak sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan di antara faktor penyebab hipertensi adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, stress, dan kurang olah raga. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dan kurangnya olah raga sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah dalam tubuh.

Salah satu tanaman herbal yang dapat menurunkan tekanan darah adalah mentimun. Kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan fospor dapat mengobati hipertensi. Selain itu mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah (Astuti, 2012).

Menurut analisis peneliti, jus mentimun ini dapat digunakan sebagai obat alternatif yang pada penelitian ini dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.

Hal ini telah dibuktikan juga oleh Dadang (2014) melalui penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi”. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah setelah minum jus mentimun dengan

mengkonsumsi jus mentimun dengan rata - rata sebesar 130,68/73,23 mmHg dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,000).

2. Pengaruh Pemberian Jus Menimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah minum jus mentimun adalah sitolik sebesar 15 mmHg dan diastolik sebesar 10.17 mmHg dengan menggunakan uji Paired Sample T-test menunjukkan nilai p = 0,0001 < α = 0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna terhadap tekanan darah antara sebelum dan sesudah minum jus mentimun. Hal ini berarti bahwa jus mentimun berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi di Desa Tambang.

Menurut asumsi peneliti bahwa kandungan kalium yang tinggi terkandung di dalam jus mentimun dapat menjaga tekanan darah, sehingga kerja jantung lebih ringan, aliran darah menjadi normal apabila seorang penderita hipertensi mengkonsumsi jus mentimun dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Hal ini telah dibuktikan juga oleh Iswanto (2015) melalui penelitiannya yang berjudul “Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi”. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah setelah minum jus mentimun dengan rata-rata sebesar 130/80 mmHg, lebih rendah dari pada sebelum mengkonsumsi jus mentimun dengan rata - rata sebesar 140/90 mmHg dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,0001).

(6)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 57 Hasil penelitian ini juga didukung

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kholish (2011) kalium yang terdapat pada mentimun dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air mereka adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan vitamin A, B6 dan C hadir dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini diketahui memiliki konsentrasi tinggi mineral seperti kalsium, magnesium, dan silika. Para ahli menjawab alasan mengapa khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik. Alasannya adalah sifat diuretik pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul“ Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Tambang wilayah kerja Puskesmas Tambang “ dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Ada pengaruh komsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah dengan nilai p< 0,0001)

DAFTAR PUSTAKA

Amran.(2010). Herbal untuk Keluarga Jus

Herbal Segar dan Menyehatkan.

Jakarta : Pt Elek Media Komputindo

Annonymous.(2011).http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/m anfaat mentimun -dalam- penurunan.html diperoleh tanggal 23 januari 2016

Aphrodita,M.(2010). Tanaman obat untuk

penyakit hipertensi Jakarta :

AgroMedia Pustaka.

Arita.(2010). Pengasuhan Asuhan

Keperawatan Gangguan

Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba

Medika.

Astuti (2011). Pengaruh jus mentimun

terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jember. Dari

http//scribd.com/doc/1094842997. Diperoleh pada tanggal 19 Mei 2016 Dadang (2014) Pengaruh jus mentimun

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa

Karang Sewu Kulon

Progo.http//scholarship.jurnal

kesehatan.com.Diperoleh tanggal 20 Mei 2016

Depertemen Kesehatan RI, (2009) Tujuan pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia 2025

Depertemen Kesehatan RI, ( 2011 ) Angka

Kasus Hipertensi di Dunia

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2013). Data Kasus Hipertensi

Kabupaten Kampar 2015

Dewi.(2010). Hidup dengan Tekanan

Darah Tinggi. Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan

Hidayat.(2012). Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Selemba Medika

(7)

Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 58 Medika

Indriyani. ( 2009 ).Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jakarta : Nuha Medika

Iskandar.( 2010 ). Metode Penelitian

pendidikan dan Sosial (Kualitatif

dan Kuantitatif ). Jakarta : Gaung Perseda Press

Iswanto (2015) Pengaruh Pemberian Jus

mentimun terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

http//manfaat.co.id/manfaat-jus-mentimun.diperoleh tanggal 12 Februari 2016

Isnaini.(2009). Tanaman Lalap Berkhasiat

Obat. Jakarta : Penebar Swadaya

Junaidi.(2010). Keperawatan Medikal

Bedah .Jakarta : EGC

Joint,National,CommiteVII. (2009).

Keperawatan Kardiovaskuler.

Jakarta: Harapan Kita

Kasjono, yasril. ( 2009 ). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Kholish (2011) Pengaruh jus mentimun

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi.http//scholarship.jurnal

kesehatan .com diperoleh tanggal 17 Mei 2016

Kholilatul (2009) Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika

Myrank.(2009). Khasiat Mentimun Untuk Hipertensi.Jakarta : Salemba Medika

Mary Baradero,M . (2008) Buku Saku Diagnosa Keperawatan .Jakarta : EGC

Pelajar

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.

Jakarta : Rineka Cipta

Profil Kesehatan Profinsi Riau, (2012)

Angka Kasus Hipertensi di Dunia

Palmer,Williams. (2007). Tekanan darah

tinggi. Jakarta : Erlangga

Sugiyono.(2005).Metode Penilitian dan

Teknik Analisa Data.Jakarta :

Salemba Medika

Udjianti.(2010).Klien gangguan

kardiovaskuler. Jakarta:Penerbit

buku kedokteran

Wiryowidagdo.(2008). Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi dan kolesterol. Jakarta : Agromedia

Pustaka

Wajan Juni Udjianti. ( 2010 ). Asuhan

Keperawatan Hipertensi.Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Sistem optik interferometer Michelson yang telah dibangun memiliki tinggi berkas 11,7 cm, pola frinji dari laser He-Ne kurang kontras frinji terang dan gelap yang

Teknis analisis data yang digunkan merupakan anaisis data kualitatif dan data kuantitatif.Pengembangan modul matematika berbasis masalah untuk kelas VIII SMP/ MTs

Manfaat praktis, dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam rangka mewujudkan program Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak dalam mewujudkan

Tujuan promosi adalah untuk memengaruhi suatu konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan volume penjualan, di segi lain ada juga dari promosi yaitu menjual suatu barang

Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan yaitu kejadian hujan yang paling sering terjadi adalah kejadian hujan durasi 3 jam yaitu sebanyak 150 kejadian atau 45,45%

%DXUDQ SHPDVDUDQ MDVD EHUSHQJDUXK SRVLWLI GDQ VLJQLILNDQ VHFDUD SDUVLDO WHUKDGDS OR\DOLWDV DQJJRWD KDO LQL GDSDW GLOLKDW GDUL VHPXD QLODL SRVLWLI EHUDUWLEDXUDQ SHPDVDUDQ MDVD

Manfaat dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan peneliti dalam mengetahui Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang Lansia UPT

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pola asuh ayah, pola asuh ibu, dan konsep diri dengan kemandirian belajar pada siswa kelas