• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN i KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN i

KATA PENGANTAR

Indonesia secara serius dan konsisten terus menjalankan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Penanganan perubahan iklim yang menjadi program lintas bidang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019, menunjukan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Dalam lingkup global, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan komitmen pasca-2020 pada pertemuan COP 21 di Paris, Perancis, Indonesia akan menurunkan emisi sebesar 29% (skenario fair/menggunakan kemampuan sendiri) dan reduksi emisi minimal sebesar 41% (skenario ambisius/jika dengan dukungan internasional) pada tahun 2030. Komitmen tersebut dikenal dengan

istilah Intended Nationally Determined Contribution (INDC). Penyusunan INDC didasarkan pada hasil kaji ulang RAN-GRK.

Dengan terbentuknya kabinet baru pada tahun 2014 melalui Perpres No. 165 Tahun 2014, tata pemerintahan terkait perubahan iklim di Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut antara lain penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dibentuknya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan berubahnya Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menjadi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Perubahan organisasi kepemerintahan ini tentunya mempengaruhi sistem koordinasi dan pelaksanaan kebijakan perubahan iklim, termasuk diantaranya pembagian peran dan tanggung jawab. Oleh karena itu, telah dilaksanakan Kaji Ulang RAN-GRK sesuai dengan mandat dalam Pasal 9 Perpres No. 61 tahun 2011 yang menyebutkan bahwa RAN-GRK dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional.

Sebagai tindak lanjut Kaji Ulang RAN-GRK, maka perlu dilakukan Kaji Ulang pula terhadap RAD-GRK. Proses kaji ulang diterapkan terhadap aspek-aspek yang relevan dengan kebijakan penurunan emisi GRK, yaitu: (i) data, (ii) metode perhitungan dan proyeksi emisi GRK, (iii) target penurunan emisi GRK setiap bidang, (iv) rencana aksi mitigasi yang disesuaikan dengan RPJMD, serta (v) keterlibatan pemangku kepentingan dalam upaya penurunan emisi GRK. Untuk menyusun kaji ulang RAD-GRK, maka disusunlah buku pedoman ini yang menjelaskan secara ringkas tentang substansi dan sistematika kaji ulang RAD-GRK, sehingga dapat membantu Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan kaji ulang.

Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak dari Kementerian dan Lembaga, khususnya yang tergabung dalam pokja nasional penanganan perubahan iklim, Pemerintah Daerah serta mitra pembangunan yang telah dan akan terus mendukung penanganan perubahan iklim di Indonesia.

Jakarta, Januari 2016

Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

(4)

ii PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KAPEDOMAN PENYUSUNANPEDOMAN PENYUSUNAN iiiiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD-GRK 2012 yang Perlu 10 Direvisi

Tabel 3.2. Contoh Format Pemetaan Sumber Emisi GRK dan Pendataaan 13 16 Kelembagaan Sektor Penghasil Emisi GRK

Tabel 3.3. Kategori Aktivitas Aksi Mitigasi Emisi GRK

Tabel 3.4. Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang 21 Rencana Program Aksi Mitigasi yang Dikelola Pemerintah

Tabel 3.5. Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang 22 24 Rencana Program Aksi Mitigasi yang Dikelola Swasta

Tabel 3.6. Format Rencana Aksi Mitigasi

Tabel 3.7. Format Jadwal dan Besaran Pelaksanan Aksi Mitigasi RAD-GRK serta Contoh Pengisiannya

25 ii PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN ii

DAFTAR ISI

Ii Iii Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Iv 1 1 3 4 5 5 6 7 7 BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum

BAB II. RUANG LINGKUP DAN STRUKTUR RAD-GRK 2.1. Ruang Lingkup

2.2. Struktur RAD-GRK

BAB III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD-GRK 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan RAD-GRK

3.2. Tahapan Proses Penyusunan RAD-GRK 7

10 11 3.2.1. Tahap Evaluasi RAD-GRK 2012

3.2.2. Penghitungan BAU Baseline (Jika diperlukan)

3.2.3. Kaji Ulang Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK dan Penghitungan Target 15 Penurunan Emisi

3.2.4. Tahap Penyusunan Formulasi Strategi Implementasi RAD-GRK 23 25 28 3.2.5. Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

3.2.6. Focus Group Discussion (FGD) mengenai Penyusunan BAU Baseline

3.2.7. Tahap Penetapan Dokumen RAD-GRK dan Sosialisasi 29

(5)

iii

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN iii KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KA iii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD-GRK 2012 yang Perlu 10 Direvisi

Tabel 3.2. Contoh Format Pemetaan Sumber Emisi GRK dan Pendataaan 13 16 Kelembagaan Sektor Penghasil Emisi GRK

Tabel 3.3. Kategori Aktivitas Aksi Mitigasi Emisi GRK

Tabel 3.4. Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang 21 Rencana Program Aksi Mitigasi yang Dikelola Pemerintah

Tabel 3.5. Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang 22 24 Rencana Program Aksi Mitigasi yang Dikelola Swasta

Tabel 3.6. Format Rencana Aksi Mitigasi

Tabel 3.7. Format Jadwal dan Besaran Pelaksanan Aksi Mitigasi RAD-GRK serta Contoh Pengisiannya

25 ii PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN ii

DAFTAR ISI

Ii Iii Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Iv 1 1 3 4 5 5 6 7 7 BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum

BAB II. RUANG LINGKUP DAN STRUKTUR RAD-GRK 2.1. Ruang Lingkup

2.2. Struktur RAD-GRK

BAB III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD-GRK 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan RAD-GRK

3.2. Tahapan Proses Penyusunan RAD-GRK 7

10 11 3.2.1. Tahap Evaluasi RAD-GRK 2012

3.2.2. Penghitungan BAU Baseline (Jika diperlukan)

3.2.3. Kaji Ulang Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK dan Penghitungan Target 15 Penurunan Emisi

3.2.4. Tahap Penyusunan Formulasi Strategi Implementasi RAD-GRK 23 25 28 3.2.5. Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

3.2.6. Focus Group Discussion (FGD) mengenai Penyusunan BAU Baseline

3.2.7. Tahap Penetapan Dokumen RAD-GRK dan Sosialisasi 29

(6)

iv PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

iv PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN iv

DAFTAR GAMBAR

9 11 14 14 Gambar 3.1. Proses dan Penyusunan Revisi Dokumen RAD-GRK

Gambar 3.2. Contoh BAU Baseline Mitigasi Bidang Energi Gambar 3.3. Referensi Penghitungan BAU Baseline GRK Gambar 3.4. Modul Pelatihan Penyusunan BAU Baseline

Gambar 3.5. Referensi yang Dapat Digunakan untuk Menyusun Perencanaan 15 22 Aksi Mitigasi RAD-GRK

Gambar 3.6. Contoh Penyajian Penurunan Emisi GRK Hasil Aksi Mitigasi Gambar 3.7. Format Garis Pelaporan dalam kegiatan PEP

(Dipetakan untuk Setiap Aksi Mitigasi)

(7)

1

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN 1 KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika mendapatkan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya intervensi aksi mitigasi (business as usual/BAU) dan pada COP 21 di Paris Perancis, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan komitmen Indonesia tahun 2030 yang akan menurunkan emisi sebesar 29% (skenario fair/menggunakan kemampuan sendiri) dan menjadi 41% (skenario ambisius/jika mendapat dukungan Internasional). Komitmen ini telah dijabarkan melalui Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).

RAN-GRK berfungsi sebagai pedoman bagi kementerian terkait dalam merumuskan rencana aksi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dokumen RAN/RAD-GRK juga diharapkan untuk menjadi fondasi dari rencana aksi praktis, terukur dan terpadu untuk periode 2010 hingga 2020.

RAN-GRK menetapkan 5 (lima) sektor prioritas pengurangan emisi GRK. Sektor tersebut adalah: kehutanan dan lahan gambut; pertanian; energi; transportasi; industri; dan pengelolaan limbah. Untuk mendukung sektor prioritas tersebut ditetapkan pula beberapa kegiatan pendukung untuk memperkuat kerangka kebijakan, meningkatkan kapasitas dan meningkatkan penelitian yang relevan. Rencana aksi mitigasi emisi GRK yang disusun dalam dokumen RAN-GRK telah mempertimbangkan prioritas dan prinsip-prinsip pembangunan nasional, potensi mitigasi dan kelayakan dalam masing-masing sektor, serta sumber-sumber pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaannya. Upaya mitigasi emisi GRK yang dilaksanakan oleh kementerian terkait dan pemerintah daerah di Indonesia juga telah memperhatikan prinsip pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Sebagaimana dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 61/2011, pemerintah provinsi juga perlu melakukan upaya penanganan perubahan iklim melalui penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). RAD-GRK perlu merujuk pada dokumen RAN-GRK. Aksi mitigasi yang ditetapkan dalam RAD-GRK diharapkan sesuai dengan RPJMD, RKPD, Renstra dan dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya. Pembiayaan aksi mitigasi RAN-GRK maupun RAD-GRK berasal dari pendanaan pembangunan di Kementerian terkait serta anggaran pemerintah daerah, pihak swasta dan dana masyarakat. Bantuan internasional juga ikut berkontribusi dalam pelaksanaan RAN/RAD-GRK melalui penyediaan bantuan teknis (technical assistance).

(8)

2 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

2 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 2

Saat ini, 33 provinsi telah menyusun RAD-GRK yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur. Dengan tersusunnya dokumen RAD-GRK, diharapkan Pemerintah Daerah dapat berkontribusi dalam upaya pencapaian target penurunan emisi GRK sesuai kapasitas dan karakteristik wilayah setiap provinsi. Pelaksanaan RAD-GRK di masing-masing provinsi dikoordinasi oleh Gubernur dan sehari-hari ditangani oleh Kelompok Kerja Pelaksanaan RAD- GRK (Pokja RAD-GRK) yang dibentuk di setiap provinsi.

Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK dalam RAN dan RAD-GRK serta untuk meningkatkan efektivitas implementasi aksi mitigasi penurunan emisi GRK, diperlukan kaji ulang terhadap RAN dan RAD-GRK. Kaji ulang RAN-GRK merupakan proses yang telah dimandatkan dalam Pasal 9 Perpres 61 tahun 2011, dimana disebutkan bahwa RAN-GRK dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional. Beberapa hal yang mendasari kebutuhan kaji ulang RAN-GRK adalah sebagai berikut:

- Perubahan struktur organisasi pemerintahan diantaranya perubahan nomenklatur dengan ditetapkannya Kemenko Bidang Kemaritiman; Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; serta penggabungan beberapa kementerian terkait, termasuk bergabungnya Kementerian PU dengan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian PUPR dan Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dengan demikian, perlu adanya penyesuaian terhadap Perpres 61 tahun 2011 terkait kelembagaan.

- Kaji ulang RAN-GRK yang dimaksud mencakup kaji ulang atas pencapaian penurunan emisi dan perbandingannya dengan target yang tercantum dalam Perpres. Perubahan kebijakan pembangunan nasional dengan ditetapkannya RPJMN 2015 – 2019 akan berimplikasi terhadap target penurunan emisi GRK dalam Perpres 61/2011.

- Dari sisi teknis, adanya metode perhitungan dan faktor emisi baru yang akan mempengaruhi besaran perhitungan target dan pencapaian penurunan emisi.

- Perkembangan dinamika internasional yang mengharuskan setiap negara untuk meningkatkan upaya penanganan isu perubahan iklim untuk jangka panjang yakni periode paska 2020, melalui INDC (Intended Nationally Determined Contribution).

- Perlu dilakukannya hal-hal yang direkomendasikan dari hasil pembelajaran pelaksanaan RAN-GRK guna mewujudkan proses yang inklusif dan komprehensif.

(9)

3

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

2 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 2

Saat ini, 33 provinsi telah menyusun RAD-GRK yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur. Dengan tersusunnya dokumen RAD-GRK, diharapkan Pemerintah Daerah dapat berkontribusi dalam upaya pencapaian target penurunan emisi GRK sesuai kapasitas dan karakteristik wilayah setiap provinsi. Pelaksanaan RAD-GRK di masing-masing provinsi dikoordinasi oleh Gubernur dan sehari-hari ditangani oleh Kelompok Kerja Pelaksanaan RAD- GRK (Pokja RAD-GRK) yang dibentuk di setiap provinsi.

Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK dalam RAN dan RAD-GRK serta untuk meningkatkan efektivitas implementasi aksi mitigasi penurunan emisi GRK, diperlukan kaji ulang terhadap RAN dan RAD-GRK. Kaji ulang RAN-GRK merupakan proses yang telah dimandatkan dalam Pasal 9 Perpres 61 tahun 2011, dimana disebutkan bahwa RAN-GRK dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional. Beberapa hal yang mendasari kebutuhan kaji ulang RAN-GRK adalah sebagai berikut:

- Perubahan struktur organisasi pemerintahan diantaranya perubahan nomenklatur dengan ditetapkannya Kemenko Bidang Kemaritiman; Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; serta penggabungan beberapa kementerian terkait, termasuk bergabungnya Kementerian PU dengan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian PUPR dan Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dengan demikian, perlu adanya penyesuaian terhadap Perpres 61 tahun 2011 terkait kelembagaan.

- Kaji ulang RAN-GRK yang dimaksud mencakup kaji ulang atas pencapaian penurunan emisi dan perbandingannya dengan target yang tercantum dalam Perpres. Perubahan kebijakan pembangunan nasional dengan ditetapkannya RPJMN 2015 – 2019 akan berimplikasi terhadap target penurunan emisi GRK dalam Perpres 61/2011.

- Dari sisi teknis, adanya metode perhitungan dan faktor emisi baru yang akan mempengaruhi besaran perhitungan target dan pencapaian penurunan emisi.

- Perkembangan dinamika internasional yang mengharuskan setiap negara untuk meningkatkan upaya penanganan isu perubahan iklim untuk jangka panjang yakni periode paska 2020, melalui INDC (Intended Nationally Determined Contribution).

- Perlu dilakukannya hal-hal yang direkomendasikan dari hasil pembelajaran pelaksanaan RAN-GRK guna mewujudkan proses yang inklusif dan komprehensif.

3

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 3 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 2

melalui penyediaan bantuan teknis (technical assistance).

Saat ini, 33 provinsi telah menyusun RAD-GRK yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur. Dengan tersusunnya dokumen RAD-GRK, diharapkan Pemerintah Daerah dapat berkontribusi dalam upaya pencapaian target penurunan emisi GRK sesuai kapasitas dan karakteristik wilayah setiap provinsi. Pelaksanaan RAD-GRK di masing-masing provinsi dikoordinasi oleh Gubernur dan sehari-hari ditangani oleh Kelompok Kerja Pelaksanaan RAD-GDR (Pokja RAD-GRK) yang dibentuk di setiap provinsi.

Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK dalam RAN dan RAD-GRK serta untuk meningkatkan efektivitas implementasi aksi mitigasi penurunan emisi GRK, diperlukan kaji ulang terhadap RAN dan RAD-GRK. Kaji ulang RAN-GRK merupakan proses yang telah dimandatkan dalam Pasal 9 Perpres 61 tahun 2011, dimana disebutkan bahwa RAN-GRK dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional. Beberapa hal yang mendasari kebutuhan kaji ulang RAN-GRK adalah sebagai berikut:

- Perubahan struktur organisasi pemerintahan diantaranya perubahan nomenklatur dengan ditetapkannya Kemenko Bidang Kemaritiman; Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; serta penggabungan beberapa kementerian terkait, termasuk bergabungnya Kementerian PU dengan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian PUPR dan Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dengan demikian, perlu adanya penyesuaian terhadap Perpres 61 tahun 2011 terkait kelembagaan.

- Kaji ulang RAN-GRK yang dimaksud mencakup kaji ulang atas pencapaian penurunan emisi dan perbandingannya dengan target yang tercantum dalam Perpres. Perubahan kebijakan pembangunan nasional dengan ditetapkannya RPJMN 2015 – 2019 akan berimplikasi terhadap target penurunan emisi GRK dalam Perpres 61/2011.

- Dari sisi teknis, adanya metode perhitungan dan faktor emisi baru yang akan mempengaruhi besaran perhitungan target dan pencapaian penurunan emisi.

- Perkembangan dinamika internasional yang mengharuskan setiap negara untuk meningkatkan upaya penanganan isu perubahan iklim untuk jangka panjang yakni periode paska 2020, melalui INDC (Intended Nationally Determined Contribution).

- Perlu dilakukannya hal-hal yang direkomendasikan dari hasil pembelajaran pelaksanaan RAN-GRK guna mewujudkan proses yang inklusif dan komprehensif.

Proses kaji ulang RAN-GRK mulai dilaksanakan sejak Februari 2015 dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan universitas. Target keluaran kaji ulang RAN-GRK adalah sebagai berikut:

1. BAU (Business as Usual) baseline emisi GRK nasional, yaitu emisi GRK tanpa adanya intervensi kebijakan perubahan iklim. Emisi baseline ini merupakan emisi dari keseluruhan sektor yang berperan dalam pelaksanaan RAN-GRK pada kurun waktu 2010 hingga 2030 atau 2045.

2. Penelaahan dampak kebijakan terintegrasi antar sektor terhadap penurunan emisi GRK periode tahun 2010 – 2020 dengan basis kebijakan RPJMN 2015 – 2019.

3. Penelaahan dampak kebijakan terintegrasi antar sektor terhadap penurunan emisi GRK pasca 2020 (hingga 2030 atau 2045).

4. Penyempurnaan kelembagaan untuk perencanaan dan pelaksanaan RAN dan RAD-GRK.

Untuk menghasilkan keluaran kaji ulang yang baik, terutama terkait dengan penghitungan emisi baseline dan Penelaahan dampak kebijakan terintegrasi antara sektor terhadap penurunan emisi GRK, diperlukan metode yang sesuai dan mampu untuk menggambarkan keterkaitan lintas sektor. Berbeda dengan RAN-GRK yang ditetapkan melalui Perpres 61 tahun 2011, penghitungan baseline dan penelaahan dampak kebijakan dalam kaji ulang RAN-GRK saat ini mempertimbangkan dampak kebijakan di satu sektor terhadap sektor lainnya. Hal ini didasari pada pemahaman bahwa penanganan perubahan iklim adalah bersifat lintas sektor dimana pembangunan pada satu sektor dapat mempengaruhi emisi GRK yang dihasilkan oleh sektor lainnya.

Kaji Ulang terhadap RAD-GRK dilakukan dengan mengacu pada kaji ulang terhadap RAN-GRK. Guna memberikan arahan yang lebih jelas kepada Pemerintah Provinsi dalam melakukan kaji ulang RAD-GRK, maka disusun sebuah pedoman singkat yang berisi tahapan yang dalam melakukan kaji ulang tersebut.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan pedoman operasional kepada Pemerintah Provinsi

dalam melakukan kaji ulang RAD-GRK;

b. Menyelaraskan proses kaji ulang RAD-GRK dengan kaji ulang RAN-GRK;

c. Memberikan arahan untuk menjamin konsistensi implementasi aksi mitigasi emisi GRK dengan dokumen RAD-GRK terdahulu.

(10)

4 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

4 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 4

1.3. Landasan Hukum

Landasan Hukum Kaji Ulang RAD-GRK adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework on Climate Change;

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;

f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014; g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

(11)

5

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

4 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 4

1.3. Landasan Hukum

Landasan Hukum Kaji Ulang RAD-GRK adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework on Climate Change;

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;

f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014; g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

5

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 5 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 4

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;

f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014; g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

BAB II

RUANG LINGKUP DAN STRUKTUR RAD-GRK

2.1.

Ruang Lingkup

Berdasarkan pengalaman implementasi RAN dan RAD-GRK yang dilaksanakan sejak tahun 2012, beberapa pokok-pokok yang perlu dipertimbangkan dalam kaji ulang RAD-GRK adalah sebagai berikut:

- Pentingnya sinergi perencanaan dan pelaksanaan RAN dan RAD-GRK secara horizontal (antar sektor) dan secara vertikal (antar berbagai tingkat pemerintahan). Dalam hal ini, diperlukan adanya koordinasi yang kuat antara pemerintah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, mengingat pelaksanaan aksi mitigasi pada umumnya dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota. Untuk itu peran Tim Nasional Koordinasi Perubahan Iklim menjadi sangat penting dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan RAN dan RAD-GRK.

- Perlu adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dan tepat dalam pencapaian target penurunan emisi yang telah ditetapkan dalam RAN dan RAD-GRK. Saat ini, target penurunan emisi GRK pemerintah daerah belum dapat disimpulkan dalam target nasional, walaupun pemerintah daerah memiliki potensi untuk ikut berperan serta dalam pencapaian target penurunan emisi GRK nasional sebesar 26%.

- Perlunya penguatan manajemen pengetahuan (knowledge management). Tingginya rotasi personel di tingkat provinsi, kabupaten dan kota menyebabkan timbulnya kebutuhan untuk pembangunan kapasitas personel dalam hal perubahan iklim yang sistematis dan berkesinambungan. Begitu pula dengan pembangunan bank data, baik di tingkat provinsi dan kabupaten, yang dapat memperlancar dan mengoptimalkan kinerja Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP) terhadap pelaksanaan RAN dan RAD-GRK.

- Perlunya perluasan cakupan pelaporan atas sumber pendanaan yang membiayai aksi mitigasi. Kegiatan dalam ruang lingkup RAN dan RAD-GRK masih terbatas pada kegiatan/aksi mitigasi dengan sumber dana dari anggaran pemerintah (APBN/APBD) dan belum secara maksimal merangkul aksi mitigasi yang telah dijalankan atau bahkan direncanakan untuk dilaksanakan oleh pihak swasta dan komunitas masyarakat. Dengan demikian perlu dikembangkan lebih lanjut sistem perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan RAN maupun RAD-GRK yang melibatkan pihak swasta dan masyarakat.

(12)

6 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

6 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 6

- Perlu ditingkatkannya peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam RAD-GRK Provinsi, mengingat banyak aksi mitigasi emisi GRK yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota serta banyak inisiatif yang telah dilaksanakan namun belum tercakup dalam dokumen RAD-GRK terdahulu.

2.2. Struktur RAD-GRK

Dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dalam kaji ulang RAD-GRK, struktur dokumen RAD-GRK yang disarankan adalah sebagai berikut:

Bab 1. Pendahuluan

1.1.Latar belakang yang menjelaskan mengapa RAD-GRK harus direvisi 1.2.Maksud

1.3.Tujuan

Bab 2. Profil Emisi GRK daerah

2.1. Permasalahan Emisi (populasi kendaraan, konversi lahan, etc) 2.2. Potensi Emisi GRK (bisa diambil dari inventarisasi, BAU baseline) Bab 3. Aksi Mitigasi Inti GRK Daerah

3.1. Opsi aksi mitigasi, perkiraan penurunan emisi, dan indikasi pembiayaan

3.2. Skala prioritas Bab 4. Strategi Implementasi

4.1. Pemetaan kelembagaan dan pembagian peran antar stakeholder (jangan lupa kabupaten/kota)

4.2. Identifikasi sumber pendanaan 4.3. Jadwal implementasi

Bab 5. Monitoring dan Evaluasi 5.1. Apa yang dimonitoring 5.2. Data apa yang diperlukan 5.3. Siapa yang memonitor 5.4. Bagaimana pelaporannya Bab 6. Penutup

(13)

7

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

6 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 6

- Perlu ditingkatkannya peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam RAD-GRK Provinsi, mengingat banyak aksi mitigasi emisi GRK yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota serta banyak inisiatif yang telah dilaksanakan namun belum tercakup dalam dokumen RAD-GRK terdahulu.

2.2. Struktur RAD-GRK

Dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dalam kaji ulang RAD-GRK, struktur dokumen RAD-GRK yang disarankan adalah sebagai berikut:

Bab 1. Pendahuluan

1.1.Latar belakang yang menjelaskan mengapa RAD-GRK harus direvisi 1.2.Maksud

1.3.Tujuan

Bab 2. Profil Emisi GRK daerah

2.1. Permasalahan Emisi (populasi kendaraan, konversi lahan, etc) 2.2. Potensi Emisi GRK (bisa diambil dari inventarisasi, BAU baseline) Bab 3. Aksi Mitigasi Inti GRK Daerah

3.1. Opsi aksi mitigasi, perkiraan penurunan emisi, dan indikasi pembiayaan

3.2. Skala prioritas Bab 4. Strategi Implementasi

4.1. Pemetaan kelembagaan dan pembagian peran antar stakeholder (jangan lupa kabupaten/kota)

4.2. Identifikasi sumber pendanaan 4.3. Jadwal implementasi

Bab 5. Monitoring dan Evaluasi 5.1. Apa yang dimonitoring 5.2. Data apa yang diperlukan 5.3. Siapa yang memonitor 5.4. Bagaimana pelaporannya Bab 6. Penutup

7

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 7 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 6

Provinsi, mengingat banyak aksi mitigasi emisi GRK yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota serta banyak inisiatif yang telah dilaksanakan namun belum tercakup dalam dokumen RAD-GRK terdahulu.

2.2. Struktur RAD-GRK

Dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dalam kaji ulang RAD-GRK, struktur dokumen RAD-GRK yang disarankan adalah sebagai berikut:

Bab 1. Pendahuluan

1.1.Latar belakang yang menjelaskan mengapa RAD-GRK harus direvisi 1.2.Maksud

1.3.Tujuan

Bab 2. Profil Emisi GRK daerah

2.1. Permasalahan Emisi (populasi kendaraan, konversi lahan, etc) 2.2. Potensi Emisi GRK (bisa diambil dari inventarisasi, BaU baseline) Bab 3. Aksi Mitigasi Inti GRK Daerah

3.1. Opsi aksi mitigasi, perkiraan penurunan emisi, dan indikasi pembiayaan

3.2. Skala prioritas Bab 4. Strategi Implementasi

4.1. Pemetaan kelembagaan dan pembagian peran antar stakeholder (jangan lupa kabupaten/kota)

4.2. Identifikasi sumber pendanaan 4.3. Jadwal implementasi

Bab 5. Monitoring dan Evaluasi 5.1. Apa yang dimonitoring, 5.2. Data apa yang diperlukan, 5.3. Siapa yang memonitor, 5.4. Bagaimana pelaporannya Bab 6. Penutup

BAB III

PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD-GRK

Bab III ini menjelaskan secara runtun tentang proses penyusunan RAD-GRK dan beberapa prinsip penting serta tahapan yang diperlukan agar dokumen RAD-GRK dapat disusun oleh Tim Penyusun Provinsi.

3.1.

Prinsip-prinsip Penyusunan RAD-GRK

Dalam upaya penyusunan RAD-GRK, Pemerintah Provinsi harus mengacu kepada beberapa prinsip yang sejalan dengan prinsip penyusunan RAN-GRK yaitu:

a) RAD-GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan berdasarkan pada kebijakan serta rencana strategis daerah.

b) RAD-GRK tidak menghambat upaya-upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, serta tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat.

c) RAD-GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang lainnya (cross sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan.

d) RAD-GRK merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi GRK.

e) RAD-GRK merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan baru yang lebih memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK.

f ) Penyusunan RAD-GRK harus mengikut sertakan para pelaku pembangunan di daerah dari berbagai unsur masyarakat untuk memperkaya substansi RAD-GRK, meningkatkan kepemilikan (ownership), dan meningkatkan keterlibatan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang telah ditetapkan (participation).

g) Pelaksanaan kegiatan dalam RAD-GRK harus mengikuti sistem

pemantauan, penilaian dan pelaporan yang berlandaskan pada peraturan pemerintah yang berlaku dan bersifat dapat diukur, dilaporkan dan diverifikasi. 3.2. Tahapan Proses Penyusunan RAD-GRK

Tahapan proses penyusunan RAD-GRK terdiri dari: 1. Tahap evaluasi RAD-GRK 2012

2. Tahap penghitungan BAU Baseline (jika diperlukan) Langkah 1. Identifikasi sumber penghasil emisi GRK

Langkah 2. Pendataan kelembagaan publik, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha

(14)

8 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

8 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 8

3. Tahap kaji ulang rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target penurunan emisi

Langkah 1. Identifikasi Rencana Aksi Mitigasi berdasarkan katagori yang ditetapkan

Langkah 2. Penghitungan Target Penurunan Emisi

Langkah 3. Pembahasan Mengenai Development-Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK

4. Tahap Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK Langkah 1. Analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan

Langkah 2. Penetapan kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK

Langkah 3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi 5. Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

Langkah 1. Penetapan indikator yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP Langkah 2. Kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

6. Focus Group Discussion (FGD)

7. Penetapan Revisi dokumen RAD-GRK dan Sosialisasi

Keseluruhan tahapan ini diperlukan untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen RAD-GRK dalah 6 bulan. Gambar 3.1. merinci tahapan lengkap revisi RAD-GRK.

(15)

9

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

8 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 8

3. Tahap kaji ulang rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target penurunan emisi

Langkah 1. Identifikasi Rencana Aksi Mitigasi berdasarkan katagori yang ditetapkan

Langkah 2. Penghitungan Target Penurunan Emisi

Langkah 3. Pembahasan Mengenai Development-Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK

4. Tahap Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK Langkah 1. Analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan

Langkah 2. Penetapan kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK

Langkah 3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi 5. Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

Langkah 1. Penetapan indikator yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP Langkah 2. Kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

6. Focus Group Discussion (FGD)

7. Penetapan Revisi dokumen RAD-GRK dan Sosialisasi

Keseluruhan tahapan ini diperlukan untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen RAD-GRK dalah 6 bulan. Gambar 3.1. merinci tahapan lengkap revisi RAD-GRK.

9

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 9 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 8

Langkah 2. Penghitungan Target Penurunan Emisi

Langkah 3. Pembahasan Mengenai development-Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK

4. Tahap Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK

Langkah 1.Analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan

Langkah 2. Penetapan kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK

Langkah 3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi 5. Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

Langkah 1. Penetapan indikator yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP Langkah 2. Kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

6. Focus Group Discussion (FGD)

7. Penetapan Revisi dokumen RAD-GRK dan Sosialisasi

Keseluruhan tahapan ini diperlukan untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen RAD-GRK dalah 6 bulan. Gambar 3.1 merinci tahapan lengkap revisi RAD-GRK.

Gambar 3.1. Proses dan Penyusunan Revisi Dokumen RAD-GRK

Tahap perhitungan BaU

Baseline

Tahap kaji ulang rencana aksi mitigasi emisi GRK dan perhitungan target penurunan emisi Tahap Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK Tahap Penetapan Dokumen RAD- GRK dan Sosialisasi FGD Tahap Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

Perhitungan Emisi BaU Baseline Identifikasi sumber penghasil Emisi GRK (Jika Diperlukan)

Pendataan kelembagaan publik, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha penghasil Emisi GRK

Identifikasi Rencana Aksi (Berdasarkan Kategori)

Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Perhitungan Target Penurunan Emisi

Focus Group Discussion

(FGD)

Penetapan indikator yang dimonitor dalam PEP RAD-GRK Penetapan indikasi anggaran dan

sumber pendanaan

Penetapan Kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK

 Penetapan Dokumen RAD-GRK  Sosialisasi Dokumen RAD-GRK

Kajian Development Benefit

Penetapan Kelembagaan yang terlibat dalam kegiatan PEP RAD-GRK Tahap evaluasi RAD-GRK 2012

Tahap evaluasi RAD-GRK 2012

(16)

10 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

10 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 10

3.2.1.

Tahap Evaluasi RAD- GRK 2012

Dalam revisi dokumen RAD-GRK, terlebih dahulu dibutuhkan analisis untuk mengenali bagian-bagian dokumen RAD-GRK 2012 yang perlu direvisi. Bagian-bagian yang masih relevan masih dapat digunakan, tetapi bagian tersebut disampaikan/dituliskan kembali di dalam kesatuan Dokumen Revisi RAD-GRK 2015, sesuai urutan penyampaian laporan yang disampaikan pada sub bab 3.2.

Format Evaluasi RAD-GRK 2012 disampaikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD GRK 2012 yang Perlu Direvisi

Parameter yang dievaluasi

Perlu Direvisi Keterangan bagian

yang direvisi ya tidak

A. Penghitungan BaU Baseline

1.Apakah ada perubahan dalam identifikasi sumber penghasil GRK

2.Apakah ada perubahan dalam pendataan kelembagaan publik, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha dari sumber penghasil emisi GRK 3.Apakah ada perubahan dalam Penghitungan Emisi

BAU Baseline

B. Rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target penurunan emisi

1.Apakah ada Kesesuaian Rencana Aksi Mitigasi sesuai katagori yang ditetapkan (dalam pedoman RAD-GRK) 2.Apakah ada Kesesuaian Penghitungan Target

Penurunan Emisi dengan metoda penghitungan penurunan emisi dalam pedoman PEP RAD-GRK 3.Apakah sudah dicantumkan Kajian Development

Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK C. Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK

1.Apakah ada perubahan dalam analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan 2.Apakah ada perubahan dalam penetapan

kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD- GRK

3.Apakah ada perubahan dalam penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi

D. Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi 1.Apakah ada perubahan dalam penetapan indikator

yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP

2.Apakah ada perubahan dalam kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

(17)

11

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

10 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 10

3.2.1.

Tahap Evaluasi RAD- GRK 2012

Dalam revisi dokumen RAD-GRK, terlebih dahulu dibutuhkan analisis untuk mengenali bagian-bagian dokumen RAD-GRK 2012 yang perlu direvisi. Bagian-bagian yang masih relevan masih dapat digunakan, tetapi bagian tersebut disampaikan/dituliskan kembali di dalam kesatuan Dokumen Revisi RAD-GRK 2015, sesuai urutan penyampaian laporan yang disampaikan pada sub bab 3.2.

Format Evaluasi RAD-GRK 2012 disampaikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD GRK 2012 yang Perlu Direvisi

Parameter yang dievaluasi

Perlu Direvisi Keterangan bagian

yang direvisi ya tidak

A. Penghitungan BaU Baseline

1.Apakah ada perubahan dalam identifikasi sumber penghasil GRK

2.Apakah ada perubahan dalam pendataan kelembagaan publik, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha dari sumber penghasil emisi GRK 3.Apakah ada perubahan dalam Penghitungan Emisi

BAU Baseline

B. Rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target penurunan emisi

1.Apakah ada Kesesuaian Rencana Aksi Mitigasi sesuai katagori yang ditetapkan (dalam pedoman RAD-GRK) 2.Apakah ada Kesesuaian Penghitungan Target

Penurunan Emisi dengan metoda penghitungan penurunan emisi dalam pedoman PEP RAD-GRK 3.Apakah sudah dicantumkan Kajian Development

Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK C. Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK

1.Apakah ada perubahan dalam analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan 2.Apakah ada perubahan dalam penetapan

kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD- GRK

3.Apakah ada perubahan dalam penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi

D. Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi 1.Apakah ada perubahan dalam penetapan indikator

yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP

2.Apakah ada perubahan dalam kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

11

PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 11 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 10

3.2.1. Tahap Evaluasi RAD-GRK 2012

Dalam revisi dokumen RAD-GRK, terlebih dahulu dibutuhkan analisis untuk mengenali bagian-bagian dokumen RAD-GRK 2012 yang perlu direvisi. Bagian-bagian yang masih relevan masih dapat digunakan, tetapi bagian tersebut disampaikan/dituliskan kembali di dalam kesatuan Dokumen Revisi RAD-GRK 2015, sesuai urutan penyampaian laporan yang disampaikan pada sub bab 3.2.

Format Evaluasi RAD-GRK 2012 disampaikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD GRK 2012 yang Perlu Direvisi

Parameter yang dievaluasi

Perlu Direvisi Keterangan bagian

yang direvisi ya tidak

A. Penghitungan BaU Baseline

1.Apakah ada perubahan dalam identifikasi sumber penghasil GRK

2.Apakah ada perubahan dalam pendataan kelembagaan publik, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha dari sumber penghasil emisi GRK 3.Apakah ada perubahan dalam Penghitungan Emisi

BAU Baseline

B. Rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target penurunan emisi

1.Apakah ada Kesesuaian Rencana Aksi Mitigasi sesuai katagori yang ditetapkan (dalam pedoman RAD-GRK) 2.Apakah ada Kesesuaian Penghitungan Target

Penurunan Emisi dengan metoda penghitungan penurunan emisi dalam pedoman PEP RAD-GRK 3.Apakah sudah dicantumkan Kajian Development

Benefit dari Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK C. Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD-GRK

1.Apakah ada perubahan dalam analisis indikasi kebutuhan anggaran dan sumber pendanaan 2.Apakah ada perubahan dalam penetapan

kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK

3.Apakah ada perubahan dalam penyusunan Jadwal Pelaksanaan Aksi Mitigasi

D. Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi

1.Apakah ada perubahan dalam penetapan indikator yang dievaluasi/dimonitor dalam PEP

2.Apakah ada perubahan dalam kelembagaan kegiatan PEP tahunan RAD-GRK

3.2.2. Penghitungan BAU Baseline (Jika diperlukan)

Penghitungan emisi baseline bertujuan untuk menghitung tingkat emisi GRK sebelum adanya kegiatan penurunan emisi dan proyeksinya di masa depan (lihat Gambar 3.2). Penghitungan ini dilakukan untuk bidang-bidang dan kegiatan penghasil emisi GRK yang telah dipilih oleh pemerintah daerah melalui identifikasi awal sumber-sumber emisi GRK daerah. Contoh dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Contoh BAU Baseline Mitigasi Bidang Energi

Secara teknis, penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung tingkat (jumlah) emisi yang dihasilkan dari suatu bidang /kegiatan berdasarkan pada:

1. Data historis (hasil inventarisasi emisi GRK) dan

2. Data/informasi masa depan tanpa adanya intervensi kebijakan/ teknologi mitigasi perubahan iklim.

Meskipun tahun dasar adalah tahun 2010 dan diproyeksikan sampai dengan tahun 2020, akan tetapi data historis sebelumnya misalnya data sejak tahun 2009 dapat digunakan sebagai referensi. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa: “baseline = proyeksi emisi GRK (data/informasi masa depan tanpa intervensi mitigasi)”. 0.00 10,000,000.00 20,000,000.00 30,000,000.00 40,000,000.00 50,000,000.00 60,000,000.00 20 10 20 15 20 20 Em isi CO 2 en ergi (t on CO 2e q) Tahun Residual Fuel Oil LPG Natural Gas

(18)

12 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

12 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 12 Langkah 1.

Identifikasi Sumber Penghasil GRK

Identifikasi awal mengenai sumber-sumber emisi GRK perlu dilakukan di awal untuk mendapatkan gambaran tentang pengenalan potensi fisik bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK, cakupan wilayah emisi GRK, dan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian emisi GRK.

Lingkup penghitungan baseline pada RAD-GRK adalah untuk emisi yang dihasilkan dari sektor-sektor sebagai berikut :

1. Sektor Agroforestry and Land Use (AFOLU) a. Kehutanan dan Lahan Gambut

b. Pertanian c. Peternakan

2. Sektor Energi dan Transportasi

a. Sektor Pengadaan dan Penggunaan Energi (di luar industri besar)

b. Sektor Transportasi 3. Sektor Limbah

a. Limbah Padat (sampah) domestik b. Limbah Cair domestik

Identifikasi sumber penghasil GRK dapat dilakukan melalui referensi dari : a. Dari data/informasi umum tentang profil dan potensi fisik daerah

termasuk kegiatan sektor swasta yang menghasilkan emisi GRK pada masing-masing sektor.

b. Hasil Inventarisasi GRK yang bersangkutan yang dilakukan dari Tahun 2012 s/d 2014 (jika sudah tersedia pada Instansi yang membidangi Lingkungan hidup provinsi setempat),

c. Pemerintah Provinsi melalui Pokja perlu mengenali lembaga dan kegiatan dari pihak swasta/pelaku usaha dan kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi) ataupun negatif (menghasilkan emisi GRK). Untuk itu, perlu dilakukan pendataan kegiatan-kegiatan tersebut melalui informasi formal dan non formal melalui koordinasi dengan SKPD provinsi/Kab/Kota sektor terkait.

Hasil inventarisasi sumber penghasil emisi dilaporkan dalam sebuah tabel. Contoh tabel yang memuat pemetaan sumber emisi disajikan pada

Tabel 3.2. Langkah 2. Pendataaan Kelembagaan Publik, Kelembagaan Masyarakat, dan Pelaku Usaha

Pendataan Kelembagaan (stakeholder mapping) dari struktur pemerintahan, masyarakat, pelaku usaha, dan kegiatan masyarakat dan swasta yang menghasilkan emisi GRK dan terkait dengan upaya mitigasi yang dapat diusulkan dalam RAD. Analisis diarahkan kepada peran penting dan pengaruh setiap lembaga/pelaku dari unsur pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat yang berperan sebagai penghasil emisi GRK dan sekaligus berperan sebagai pelaku penurunan emisi GRK di wilayah Provinsi. Contoh format pendataan kelembagaan dapat dilihat di Tabel 3.2.

(19)

13

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN 13 KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 13 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 12 Langkah 1.

Identifikasi Sumber Penghasil GRK

Identifikasi awal mengenai sumber-sumber emisi GRK perlu dilakukan di awal untuk mendapatkan gambaran tentang pengenalan potensi fisik bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK, cakupan wilayah emisi GRK, dan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian emisi GRK.

Lingkup penghitungan baseline pada RAD-GRK adalah untuk emisi yang dihasilkan dari sektor-sektor sebagai berikut :

1. Sektor Agroforestry and Land Use (AFOLU) a. Kehutanan dan Lahan Gambut

b. Pertanian c. Peternakan

2. Sektor Energi dan Transportasi

a. Sektor Pengadaan dan Penggunaan Energi (di luar industri besar)

b. Sektor Transportasi 3. Sektor Limbah

a. Limbah Padat (sampah) domestik b. Limbah Cair domestik

Identifikasi sumber penghasil GRK dapat dilakukan melalui referensi dari : a. Dari data/informasi umum tentang profil dan potensi fisik daerah

termasuk kegiatan sektor swasta yang menghasilkan emisi GRK pada masing-masing sektor.

b. Hasil Inventarisasi GRK yang bersangkutan yang dilakukan dari Tahun 2012 s/d 2014 (jika sudah tersedia pada Instansi yang membidangi Lingkungan hidup provinsi setempat),

c. Pemerintah Provinsi melalui Pokja perlu mengenali lembaga dan kegiatan dari pihak swasta/pelaku usaha dan kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi) ataupun negatif (menghasilkan emisi GRK). Untuk itu, perlu dilakukan pendataan kegiatan-kegiatan tersebut melalui informasi formal dan non formal melalui koordinasi dengan SKPD provinsi/Kab/Kota sektror terkait.

Hasil inventarisasi sumber penghasil emisi dilaporkan dalam sebuah tabel. Contoh tabel yang memuat pemetaan sumber emisi disajikan pada Tabel

3.2. Langkah 2. Pendataaan Kelembagaan Publik, Kelembagaan Masyarakat, dan Pelaku Usaha

Pendataan Kelembagaan (stakeholder mapping) dari struktur pemerintahan, masyarakat, pelaku usaha, dan kegiatan masyarakat dan swasta yang menghasilkan emisi GRK dan terkait dengan upaya mitigasi yang dapat diusulkan dalam RAD. Analisis diarahkan kepada peran penting dan pengaruh setiap lembaga/pelaku dari unsur pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat yang berperan sebagai penghasil emisi GRK dan sekaligus berperan sebagai pelaku penurunan emisi GRK di wilayah Provinsi. Contoh format pendataan kelembagaan dapat dilihat di Tabel

3.2.

Tabel 3.2. Contoh Format Pemetaan Sumber Emisi GRK dan Pendataaan Kelembagaan Sektor Penghasil Emisi GRK

Bidang/sumber data Potensi sumber emisi

Instansi yang membidangi Tingkat Lembaga Nama KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT

Sumber data:

Dinas Kehutanan, Pusat Penelitian Kehutanan, Asosiasi Pengusaha Hutan, Provinsi dalam angka, BPS

Misalnya:

• Kebakaran hutan • Alih fungsi lahan gambut • Penebangan hutan

 Pembukaan lahan hutan untuk

pengembangan perkebunan, Peladangan berpindah Pemda Tingkat provinsi Pemda Tingkat kab/ kota Swasta PERTANIAN Sumber data:

Dinas kehutanan, Fakultas/Pusat Penelitian Pertanian, Asosiasi Pengusaha Pertanian, BPS, Provinsi dalam angka

Misalnya:

• Perluasan lahan pertanian • Penggunaan lahan untuk

persawahan

 Pembakaran lahan untuk

persiapan lahan pertanian

Pemda Tingkat provinsi Pemda Tingkat kab/ kota Swasta ENERGI Sumber Data:

Distamben, PLN, Asosiasi Pengusaha pembangkit listrik, BPS, Provinsi dalam angka

Misalnya:

Jumlah dan kapasitas

pembangkit listrik off grid berbahan bakar fosil (fosil fuel) yang dioperasikan oleh Pemda /pelaku usaha/masyarakat Pemda Tingkat provinsi Pemda Tingkat kab/ kota Swasta TRANSPORTASI Sumber data:

Dinas perhubungan, Kantor Samsat, Asosiasi dealer kendaraan, Pertamina, BPS, Provinsi dalam angka

Misalnya :

jumlah, jenis dan konsumsi bahan bakar dari alat-alat transportasi darat yang

dioperasikan oleh Pemda/pelaku usaha. Pemda Tingkat provinsi Pemda Tingkat kab/ kota Swasta PENGELOLAAN LIMBAH Sumber data:

Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan, PLHD, LSM, BPS, Provinsi dalam angka

Misalnya :

volume dan jenis sampah yang dikelola pemda/swasta Pemda Tingkat provinsi Pemda Tingkat kab/ kota Swasta

(20)

14 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

14 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 14

Langkah 3. Penghitungan Emisi BAU

Baseline

Metodologi Penghitungan Emisi BAU Baseline GRK

Penghitungan BAU Baseline Emisi GRK dilakukan oleh Pokja RAD GRK provinsi. Referensi yang dapat digunakan dalam penghitungan BAU baseline untuk lingkup sektor penghasil emisi dapat dilihat pada Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Emisi GRK yang dikeluarkan oleh Bappenas sebagai berikut (Gambar 3.3. dan Gambar 3.4.):

a. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Emisi dan

Serapan Gas Rumah Kaca Sektor Berbasis Lahan, Bappenas, 2014

b. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Sektor

Berbasis Energi, Bappenas, 2014

c. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline sektor

Pengolahan limbah, Bappenas, 2014, dan Manual Penghitungan Baseline sektor Pengolahan limbah, Bappenas, 2015.

Gambar 3.4. Modul Pelatihan Penyusunan BAU Baseline Gambar 3.3. Referensi PerhitunganBAU Baseline

(21)

15

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN 15 KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 15 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 14

Langkah 3. Penghitungan Emisi BAU Baseline

Metodologi Penghitungan Emisi BAU Baseline GRK

Penghitungan BAU Baseline Emisi GRK dilakukan oleh Pokja RAD GRK provinsi. Referensi yang dapat digunakan dalam penghitungan BAU baseline untuk lingkup sektor penghasil emisi dapat dilihat pada Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Emisi GRK yang dikeluarkan oleh Bappenas sebagai berikut (Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.):

a. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Emisi dan

Serapan Gas Rumah Kaca Sektor Berbasis Lahan, Bappenas, 2014

b. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline Sektor

Berbasis Energi, Bappenas, 2014

c. Pedoman Teknis Penghitungan Baseline sektor

Pengolahan limbah, Bappenas, 2014, dan Manual Penghitungan Baseline sektor Pengolahan limbah, Bappenas, 2015.

Gambar 3.3 Referensi Perhitungan BAU Baseline

Gambar 3.4 Modul Pelatihan Penyusunan BAU Baseline

3.2.3. Kaji Ulang Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK dan Penghitungan Target Penurunan Emisi

Pada tahap ini, Pokja RAD-GRK provinsi memilih dan menetapkan kegiatan-kegiatan mana yang akan dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK. Penetapan tersebut menggunakan beberapa kriteria yang merupakan gabungan antara aspek teknis dan non teknis, misalnya ekonomi, sosial, politis, dll. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pilihan yang dibuat berdasarkan pada berbagai pertimbangan, khususnya kebijakan pembangunan berkelanjutan. Kriteria umum yang digunakan untuk menetapkan rencana aksi mitigasi adalah:

Technically feasible (pelaksanaan aksi dimungkinkan secara teknis),Economically/financially feasible (dimungkinkan secara ekonomis

/pembiayaan),

Politically/socially viable (diterima secara politis dan sosial),

Administratively operable (dapat dilaksanakan sesuai prosedur administrasi yang ada).

Langkah 1. Identifikasi Rencana Aksi berdasarkan katagori yang ditetapkan

Kegiatan yang dikatagorikan ke dalam RAD-GRK adalah kegiatan yang terkatagori kegiatan inti, yang secara langsung menurunkan emisi GRK. Katagori kegiatan aksi mitigasi per jenis sektor disajikan pada Tabel 3.3. Referensi yang dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai aksi mitigasi, contoh aktivitas, data yang perlu dikumpulkan saat PEP RAD- GRK, faktor emisi berikut dan tata cara perhitungan penurunan emisinya dapat melihat kepada Petunjut Teknis PEP RAD-GRK (Gambar 3.5.)

(22)

16 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

16 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 16 Tabel 3.3. Katagori Aktivitas Aksi Mitigasi Emisi GRK

KATAGORI

AKTIVITAS MITIGASI PERTIMBANGAN PENGKATEGORIAN SEBAGAI AKSI MITIGASI

SEKTOR AFOLU

1. Pertanian Ranah Lingkungan dan berkelanjutan a. Interfensi Pada Sistem Pemupukan

Aplikasi pupuk

organik tanah Berimplikasi terhadap penggunaan pupuk organik. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dianggap sebagai aksi mitigasi dari kegiatan pertanian karena adanya peningkatan sekuestrasi atau penambatan karbon dalam tanah dengan asumsi pupuk organik sudah dalam kondisi terdekomposisi sehingga sudah dalam kondisi relatif stabil. UPPO (Unit

Pengolahan Pupuk Organik)

b. Teknologi Budidaya

SRI (System of Rice Intensification) termasuk di

dalamnya budidaya padi organik

Kedua sistem budidaya tersebut menekankan pada pengelolaan dan penghematan air, dimana pada PTT dengan penerapan sistem pengairan berselang atau intermittent mampu menurunkan emisi GRK secara signifkan, sedangkan pada SRI dengan sistem pengairan macak-macak untuk menghemat air, juga mampu menurunkan emisi GRK. Selain itu, jumlah emisi GRK juga dapat diturunkan dengan penggunaan varietas padi rendah emisi. Aplikasi varietas padi rendah emisi atau sistem penggenangan dapat diaplikasikan secara terpisah, tidak dalam paket PTT atau SRI. Jika yang diterapkan adalah paket PTT atau SRI, maka aspek mitigasi dari varietas atau penggenangan tidak dihitung sebagai tindakan mitigasi.

PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu)

c. Pengelolaan Ternak

Pengelolaan kotoran

ternak Kotoran ternak apabila disimpan di tempat terbuka, akan menimbulkan emisi GRK, akan tetapi apabila disimpan dalam biodigester, hal ini selain akan mengurangi emisi GRK terutama gas metana, gas yang dihasilkan juga bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang terbarukan. Contoh aksi mitigasi pada kelompok ini adalah BATAMAS/Biogas.

Pengaturan menu

pakan ternak*) Menekan sumber emisi dari enterik/sendawa ternak*)

2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Pencegahan Penurunan Cadangan Karbon

Kegiatan yang bertujuan untuk mencegah, menghindari, atau mengurangi penurunan cadangan karbon dari tipe tutupan lahan dengan cadangan karbon tinggi ke cadangan karbon rendah.

(23)

17

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN 17 KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAKAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACAPEDOMAN PENYUSUNAN 17

KATAGORI

AKTIVITAS MITIGASI PERTIMBANGAN PENGKATEGORIAN SEBAGAI AKSI MITIGASI

Beberapa kegiatan yang masuk dalam kegiatan ini antara lain

pengamanan (pencegahan pembalakan liar dan

perambahan), perlindungan dan pencegahan kebakaran, kebijakan yang terkait dengan pengendalian alih guna lahan, serta kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki sistem tata kelola hutan dan menjaga stabilitas cadangan karbon.

Peningkatan

Cadangan Karbon Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan serapan karbon melalui peningkatan kualitas dan kuantitas tegakan.

Contoh aksi mitigasi dalam kelompok kegiatan ini misalnya Penanaman baik di kawasan hutan maupun di area penggunaan lain, Rehabilitasi hutan dan lahan, Reklamasi lahan pasca tambang, Penanaman di areal perkebunan, Rehabilitasi mangrove.

SEKTOR ENERGI

1. Pengadaan dan Penggunaan Energi

Pemanfaatan energi terbarukan (on grid dan/atau off grid)**)

Aksi mitigasi ini merupakan upaya dari supply side untuk menyediakan listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan. Emisi GRK dapat menurun karena terdapat pengalihan penggunaan bahan sumber energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang nol emisi. Termasuk ke dalam kategori ini adalah: pembangunan PLTM, PLTMH, PLTB, PLTS, PLT hybrid (bayu dan surya), PLTS penerangan jalan umum (PJU)/lampu pengatur lalu lintas, dan pembangunan PLT biomassa (dari cangkang sawit).

Substitusi Bahan

Bakar Fosil Penggunaan energi dengan faktor emisi lebih rendah

Bertujuan untuk mengurangi permintaan bahan bakar fosil dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Termasuk kedalam kategori ini adalah pembangunan digester biogas, yang penurunan emisi GRK-nya berasal dari substitusi minyak tanah oleh biogas dan pencegahan pelepasan Metana ke atmosfer.

Efisiensi Energi Bertujuan untuk menurunkan konsumsi energi di sisi pengguna (end user). Konsumsi listrik akan menurun sebagai akibat penggunaan peralatan yang hemat energi. Termasuk kedalam kategori ini adalah penggunaan lampu hemat energi (LED/CFL) dan efisiensi energi untuk sistem PJU.

(24)

18 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

18 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 18

KATAGORI

AKTIVITAS MITIGASI PERTIMBANGAN PENGKATEGORIAN SEBAGAI AKSI MITIGASI Pembangunan PLT

Biogas POME Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Palm Oil Mill Effluent (PLT Biogas POME) merupakan upaya pemanfaatan limbah cair dari pabrik kelapa sawit sebagai sumber energi listrik. Perhitungan penurunan emisi GRK dari pembangunan PLT Biogas POME terbagi menjadi 2 (dua), yakni PLT Biogas POME on grid dan off grid.

2. Transportasi

Penerapan Area Traffic Control System (ATCS) /Intelligent

Transportation System (ITS)

Emisi GRK dapat menurun karena :

(1) Dapat meningkatkan efisiensi pemakaian rute berlaluintas, (2) Pengurangan emisi GRK karena panjang perjalanan yang

tidak perlu dan waktu terjebak kemacetan yang makin berkurang.

Reformasi sistem

transit – BRT System Emisi GRK dapat menurun karena perubahan pola transportasi dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal, dalam hal ini yaitu perpindahan ke sistem transit, sehingga konsumsi bahan bakar perkapita menurun.

Peremajaan armada

transportasi umum. Emisi GRK dapat menurun karena ada peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi (konsumsi bahan bakar) dari pada kendaraan lama.

Hari bebas

kendaraan bermotor (car free day)

Emisi GRK dapat menurun karena penurunan konsumsi bahan bakar kendaraan sepanjang ruas jalur penerapan car free day.

Penerapan

manajemen parkir. Emisi GRK dapat menurun dengan asumsi pengguna kendaraan yang diparkir tersebut berpindah moda ke angkutan umum, sehingga konsumsi bahan bakar perkapita menurun.

Peremajaan Armada

Angkutan Umum Menggantikan kendaraan angkutan umum yang lama dan tidak layak jalan dengan kendaraan yang baru dengan jenis kendaraan dan rute operasi yang sama dengan yang digantikan. Emisi GRK menurun karena jumlah bahan bakar yang diperlukan per km akan lebih kecil dibanding kendaraan yang sudah tua.

Pelatihan smart

driving (eco driving) Emisi GRK dapat menurun karena peningkatan efisiensi bahan bakar yang dilakukan oleh pengemudi (yang mendapat pelatihan), dengan mengubah perilaku pengemudi berkendaraan yang menunjang penghematan pemakaian BBM.

(25)

19

PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)PEDOMAN PENYUSUNAN 19 KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 19

KATAGORI

AKTIVITAS MITIGASI PERTIMBANGAN PENGKATEGORIAN SEBAGAI AKSI MITIGASI

SEKTOR LIMBAH 1. Limbah Padat Pembangunan dan Operasional TPS Terpadu 3R/ Komposting;

Kegiatan yang bertujuan mengurangi sampah yang masuk ke TPA melalui Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pengolahan sampah organik (komposting/anaerobik digester) pada TPS 3R lebih kecil faktor emisi GRKnya dibandingkan emisi GRK yang timbul di TPA.

Pendirian dan Operasional Bank Sampah.

Kegiatan yang bertujuan mengurangi sampah yang masuk ke TPA melalui Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pengolahan yang ada pada bank sampah dikhususkan pengurangan sampah kertas yang masuk ke TPA.

Peningkatan

FasiIitas Pemrosesan Akhir sampah : - Rehabilitasi/Pemba

-ngunan TPA Open Dumping menjadi TPA Sanitary Landfill, atau TPA controlled landfill + Pengelolaan Gas TPA); atau - Insinerasi sampah

Rehabilitasi TPA melalui perbaikan sistem pengelolaan sampah dapat berupa TPA semi-aerobik atau TPA anaerobic. TPA semi aerobik mengurangi pembentukan metan yang dihasilkan dari penguraian sampah sebesar 50%, Untuk TPA jenis Anaerobik, karena akan timbul gas metan, maka harus dikelola lebih lanjut melalui upaya recovery metan ( dapat berupa flaring/direct use/electricity).

Insinerasi sampah dimaksudkan sebagai perbaikan sistem pengelolaan sampah yang menghindari pembentukan metan dari landfill (TPA).

2. Air Limbah Domestik

Pembangunan Fasilitas Pengolahan Air Limbah on site dengan recovery metan

Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang ditujukan menurunkan emisi gas rumah kaca, walau secara anaerobik tetapi sudah ada upaya recovery gas metan (dibakar/dimanfaatkan), agar gas metan yang dihasilkan tidak lepas ke lingkungan. Aksi mitigasi berupa Pembangunan dan Operasional Sanimas yang dikategorikan MCK++ (MCK yang dilengkapi dengan pengolahan limbah dan pemanfaatan gas metana (biodigester) dan/atau IPAL Komunal yang dilengkapi dengan pemanfaatan gas metana.

Pembangunan Fasilitas Pengolahan Air Limbah secara terpusat (off site)

Kegiatan pengelolaan limbah cair domestik yang ditujukan menurunkan emisi gas rumah kaca dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat pengolahan, berupa

Pembangunan IPLT dan/atau IPAL skala kota. IPAL dapat berupa IPAL dengan sistem Aerobik, atau Sistem Anaerobik tetapi dengan pemanfaatan gas metan.

Keterangan :

*) pada pedoman Juknis PEP sektor lahan 2015, faktor emisi belum tersedia

**) Off Gride : energi listrik yang dihasilkan tidak didistribusikan melalui sistem interkoneksi PLN. On Gride :

(26)

20 PEDOMAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

20 PEDOMAN PENYUSUNAN

KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PEDOMAN PENYUSUNAN KAJI ULANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 20

Secara terinci, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Pokja per bidang dalam melakukan penetapan usulan kegiatan penurunan emisi GRK, yaitu :

a. Mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan yang telah ada (existing actions) yang dikelola pemerintah dan terdapat di dalam dokumen RPJPD/RPJMD/Renstra/RKPD. Apabila program/kegiatan tersebut masuk ke dalam katagori kegiatan yang menurunkan emisi GRK (Seperti tercantum pada Tabel 3.3. maka program/kegiatan tersebut dapat dimasukan sebagai rencana aksi mitigasi di dalam dokumenRAD-GRK.

Identifikasi rencana/program di atas dilakukan terhadap kegiatan yang dikelola oleh :

1. Pemerintan provinsi, melalui SPKD terkait (merangkap anggota pokja RAD-GRK)

2. Pemerintah Kabupaten/kota, melalui SPKD terkait

Contoh format untuk mengumpulkan data di atas dapat dilihat pada

Tabel 3.4.

b. Mengenali sumber penghasil emisi yang sudah memiliki upaya-upaya mitigasi, dari laporan PEP RAD-GRK 2010 sampai dengan 2014.

c. Mengusulkan beberapa kegiatan mitigasi yang baru dari beberapa lembaga publik, swasta dan masyarakat untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK, sepanjang usulan-usulan tersebut memenuhi kriteria technically feasible, economically/ financially feasible, politically/socially viable, dan administratively operable. Untuk itu informasi harus digali dengan format yang dapat dilihat pada

Tabel 3.5.

d. Merumuskan Rencana Aksi Mitigasi yang memuat informasi mengenai Jenis Kegiatan, besaran/satuan, target lokasi. Ringkasan kegiatan dapat disajikan pada Tabel 3.6.

Gambar

Gambar 3.1.  Proses dan Penyusunan Revisi Dokumen RAD-GRK Tahap
Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD GRK 2012 yang Perlu Direvisi Parameter yang dievaluasi
Tabel 3.1. Format Identifikasi bagian dari Dokumen RAD GRK 2012 yang Perlu Direvisi Parameter yang dievaluasi
Tabel 3.2. Contoh Format Pemetaan Sumber Emisi GRK  dan Pendataaan Kelembagaan Sektor  Penghasil Emisi GRK
+7

Referensi

Dokumen terkait

selaku dosen wali, dosen pembimbing II dan Sekretaris Program Studi S1 Teknik Geodesi Universitas Diponegoro yang telah sangat banyak membantu, membimbing, memberi

Pada sisi warga disediakan 4 fungsi tombol darurat, yaitu tombol sedang di rumah, keluar kota, waspada orang asing, tanda bahaya dan permintaan bantuan ke

Pada fase kegiatan penyusunan dokumen teknis, divisi estimasi biaya dan divisi operasional diupayakan selalu berkoordinasi dalam membuat metode kerja, dan

Dengan berlakukanya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 9 Tahun 2006 tentang Bagian Desa dari Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi

Setelah kita membahas tentang apa yang dimaksud dengan misi profetik ilmu serta tanggung jawab ilmuan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai bagaimana

Fungsi Ramp : fungsi berubah bertahap terhadap waktu, berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam melacak target yang bergerak dengan kecepatan konstan..

Meskipun mereka tidak secara lansung mengatakan bahwa penyebab perilaku menyimpang adalah faktor lingkungan, data menunjukan bahwa kondisi lingkungan masyrakat

Untuk dapat menjawab pertanyaan dari rumusan masalah, digunakan teori rational choice , agar dapat mengetahui kebijakan yang diambil oleh sebuah negara berdasarkan