• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Kepemimpinan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Kepemimpinan

Penempatan Pegawai

School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation

(2)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Pertemuan 8 Semester 3/ Ganjil Tahun 2016-2017

(3)

KEPEMIMPINAN

aLini gilang,sh.mm .

Kepemimpinan adalah proses yang dijalankan oleh Pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah direncanakan, sebagaimana tertuang didalam rencana organisasi dan memastikan setiap elemen organisasi dapat bekerjasama dan membangun organisasi yang kondusif dan solid serta memiliki arah yang jelas

(4)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Teori kepemimpinan situasional atau the situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis buku Situational

Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of

Organizational Behavior (sekarang sudah terbit dalam edisi

(5)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

 Hersey dan Blanchard mengungkapkan teori

kepemimpinan yang dikenal dengan “Cycle Theory of Leadership” pada tahun 1982 yang bertolak dari siklus kehidupan manusia.

 Menurut penelitian yang mereka temukan bahwa gaya

kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan mendiagnosis situasi sebaik-baiknya.

(6)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Asumsi dalam Kepemimpinan Situasional:

 Bahwa “tidak ada cara terbaik” untuk mempengaruhi

oranglain  bersifat situasional

 Efektivitas kekepimpinan dipengaruhi tiga faktor, yaitu:

1) Perilaku tugas

2) Perilaku hubungan 3) Kesiapan pengikut

(7)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

 Definisi kepemimpinan situasional adalah “a

leadership contingency theory that focuses on followers readiness/ maturity”.

 Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa

gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.

Kepemimpinan Situasional = Kesiapan Bawahan + Pemilihan Gaya Kepemimpinan

(8)

 Gaya kepemimpinan situasional cukup menarik di era saat

ini, karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/ menyesuaikan dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya.

 Hal itu sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini yang

menuntut pemimpin harus bersifat akomodatif dan aspiratif terhadap lingkungan kerjanya.

(9)

 Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan

situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik.

 Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan

(10)

 Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh

terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan.

 Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada

fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik.

(11)

 Seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah.

 Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua

konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

(12)

 Gaya kepemimpinan yang tepat bergantung pula oleh

kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut.

 Teori kepemimpinan situasional dari Hersey dan

Blanchard mengidentifikasi empat level kesiapan pengikut dalam notasi R1 hingga R4.

(13)

Tingkat Kesiapan Pengikut

(14)

Tingkat kesiapan/kematangan pengikut ditandai oleh dua karakteristik sebagai berikut:

(i.) the ability for directing their own behavior

Kemampuan

ii.) the extent to which people have and willingness to accomplish a specific task Kemauan.

(15)

Berdasarkan kriteria mampu dan mau, maka diperoleh empat tingkat kesiapan/ kematangan para pengikut sebagai berikut:

4 Tingkat Kesiapan Pengikut

(Follower Readiness)

(16)

R1: Readiness 1 — Kesiapan tingkat 1 menunjukkan bahwa

pengikut tidak mampu dan tidak mau mengambil tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas.

Pada tingkat ini, pengikut tidak memiliki kompetensi dan tidak percaya diri (dikatakan Ken Blanchard sebagai “The honeymoon is over“).

Follower Readiness

R2: Readiness 2 — Menunjukkan pengikut tidak mampu

melakukan suatu tugas, tetapi ia sudah memiliki kemauan.

Motivasi yang kuat tidak didukung oleh pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-tugas.

(17)

R3: Readiness 3 — Menunjukkan situasi di mana pengikut

memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang

memadai untuk melaksanakan tugas-tugas, tetapi pengikut tidak mau melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpinnya.

R4: Readiness 4 — Menunjukkan bahwa pengikut telah

memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas, disertai dengan kemauan yang kuat untuk melaksanakannya.

(18)

Gaya Kepemimpinan

(19)

 Tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok

yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda pula.

 Hersey dan Blanchard memilah gaya kepemimpinan

dalam perilaku kerja dan perilaku hubungan yang harus diterapkan terhadap pengikut dengan derajat kesiapan/kematangan tertentu.

Perilaku Kerja meliputi penggunaan komunikasi

satu-arah, pendiktean tugas, dan pemberitahuan pada pengikut seputar hal apa saja yang harus mereka lakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya.

(20)

 Pemimpin yang efektif menggunakan tingkat perilaku

kerja yang tinggi di sejumlah situasi dan hanya sekedarnya di situasi lain.

Perilaku hubungan, meliputi penggunaan komunikasi dua-arah, mendengar, memotivasi, melibatkan pengikut dalam proses pengambilan keputusan, serta memberikan dukungan emosional pada mereka.

 Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbeda

(21)

Kategori

dari

keseluruhan

gaya

kepemimpinan diatas diidentifikasi mereka

dalam 4 notasi yaitu

S1

sampai

S4

yang

merupakan kombinasi dari dua perilaku

diatas:

S1: Telling (Pemberitahu)

S2: Selling (Penjual)

S3: Participating (Partisipatif)

S4: Delegating (Pendelegasian)

(22)

22

(23)

S1: Telling (Pemberitahu) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan

pengikut rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan

perilaku hubungan yang terbatas.

 Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut

directing, instructing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah.

 Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal: apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan.

 Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.

(24)

S2: Selling (Penjual) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan

pengikut moderat (R2).

 Gaya ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku

hubungan yang tinggi.

 Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut.

(25)

S3: Participating (Partisipatif) — Gaya ini paling tepat

untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat

(R3).

Gaya ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku

hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah.

 Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu

atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan.

(26)

S4: Delegating (Pendelegasian) — Gaya ini paling tepat untuk

kesiapan pengikut tinggi (R4).

Gaya ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku

kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada

tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.

 Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada

level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya.

Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan

termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas

pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.

(27)

 Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang bisa disebut teroptimal setiap saat bagi seorang pemimpin.

 Pemimpin yang efektif butuh fleksibitas, dan harus beradaptasi di setiap situasi.

 Prinsip “One Size Fits All” tidak berlaku dalam gaya kepemimpinan, terutama menghadapi tingkat kesiapan bawahan yang berbeda.

(28)

Model Kepemimpinan

Situasional

(29)

Pengertian Kepemimpinan Situasional lanjutan:

Merupakan perkembangan dari model efektivitas pemimpin tiga demensi Reddin (efektivitas, hubungan pemimpin dengan

tugas dan hubungan kerja )

Kepemimpinan situasional didasarkan kepada :

Tingkat pengarahan yg diberikan pemimpin ( perilaku petugas)

Tingkat dukungan yg diberikan pemimpin (perilaku hubungan)

Tingkat kematangan bawahan/pengikut yang menggambarkan pelaksanaan tugas, fungsi dan tujuan tertentu

(30)

Pengertian Kepemimpinan Situasional :

Konsep kepemimpinan situasional menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan level kematangan para pengikut/staff.

Kematangan (maturity) didefinisikan sebagai kemampuan (ability) dan

kemauan ( willingness).

Gaya kepemimpinan (S1, S2, S3 dan S4) diterapkan sesuai dengan

(31)

Teori Situasional Hershey dan Blanchard - SLT

(Situational Leadership for Transformational Model)

(32)

R-1 R-2 R-1 R-4 S-1 S-2 S-3 S-4

(33)

Gaya kepemimpinan yang diterapkan tergantung pada level kematangan orang yang dipengaruhi pimpinan

Kurva berbentuk lonceng disebut kurva perspektif menunjukkan gaya kepemimpinan sesuai dengan level kematangan

Gaya kepemimpinan dalam kurva tersebut :

Memberitahukan (telling)Menjajakan (selling)

Mengikutsertakan (participating)Mendelegasikan (delegating)

(34)

Gaya yg disebutkan merupakan kombinasi dari perilaku tugas dan perilaku hubungan

Perilaku tugas adalah sejauh mana pemimpin

mengarahkan subordinat/bawahan

Perilaku hubungan sejaumana pemimpin melakukan

hubungan dua arah dengan staf/ bawahannya, menyediakan dukungan dan dorongan

(35)

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat

Gaya S-1 (Telling)

 Memberi petunjuk yang rinci dan jelas (who, what, when,

where, and how to do)

 Mendefinisikan secara operasional peran pengikut  Komunikasi satu arah

 Pemimpin yang membuat keputusan

 Supervisi ketat dan meminta pertanggungjawaban pengikut

 Instruksi bertingkat

(36)

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat

Gaya S-2 (Selling)

 Menyediakan petunjuk mengenai (who, what, when,

where, and how to do)

 Pemimpin yang membuat keputusan dan menjelelaskan, membuka peluang klarifikasi

 Melakukan dialog dua arah  Menjelaskan peran pengikut

 Mengajukan pertanyaan utk mengindentifikasi level kemampuan

(37)

Gaya S-3 (Participating)

 Membagi tanggungjawab untuk membuat keputusan

 Memenuhi “kebutuhan ingin tahu” pengikut

 Memfokuskan kegiatan utk mencapai hasil

 Mengikutkan konsekuensi tugas utk meningkatkan komitmen dan motivasi

 Menggabungkan pembuatan keputusan dengan pengikut  Menentukan langkah2 berikutnya

 Memberi dorongan dan dukungan

 Mendiskusikan ketakutan para pengikut  Memdorong pengikut memberi masukan  Mendengarkan pengikut secara aktif

(38)

Gaya S-4 (Delegating)

 Mendengar dan mengevaluasi perkembangan  Mendelegasikan tugas dan aktivitas

 Pengikut membuat keputusan

 Mendorong kebebasan utk mengambil resiko  Supervisi longgar

 Memonitor aktivitas  Memperkuat hasil

 Memberi dukungan dgn menyiapkan sumber

Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat

38

(39)

Buat secara Individu :

“Mind Mapping”

(Materi Kuliah Minggu ini)

Persyaratan

1. Maksimal 1 (satu) halaman

2. Informatif (dapat diberi gambar, warna, symbol, dll ilustrasi)

3. Tidak Pakai Cover (cukup menulis nama, NIM, dan Nomor Urut Absensi di lembar Mind Map)

4. Ditulis tangan atau diprint (menggunakan software Mind Map) 5. Tidak boleh copy paste (harus unik Individual)

6. Dikumpulkan saat kuliah pertemuan berikutnya

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan yang terjadi cenderung menggunakan gaya kepemimpinan Laissez Faire dan gaya

Permasalahan dan tujuan pada pe- nelitian ini adalah apakah gaya kepemim- pinan tranformasional berpengaruh lebih besar dari gaya kepemimpinan transak- sional terhadap

1. Kepala Sekolah hendaknya bisa menerapkan kombinasi kedua gaya kepemimpinan baik Transformasional maupun Transaksional sesuai dengan situasi dan sifat tugas

Hasil penelitian menunjukan bahwa (a) Gaya kepemimpinan otokratik, guru merasa tertekan dan cenderung tidak dapat berinovasi dalam melaksanakan tugas, (b) gaya

Nugroho (2018) variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan bukan hanya gaya kepemimpinan namun ada motivasi dan loyalitas, dengan hasil yang menunjukkan bahwa gaya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode wawancara dan observasi maka diperoleh gaya kepemimpinan pada kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3 Tangerang adalah

Dalam prakteknya, gaya kepemimpinan transforma- sional, dan gaya kepemimpinan transaksional bisa diguna- kan bersamaan atau bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi Dari berbagai

Hasil uji hipotesis secara parsial, gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin memiliki t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga menunjukkan hipotesis diterima yang berarti gaya