• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN PROPINSI JATIM MENJAWAB DINAMIKA PEREKONOMIAN GLOBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN PROPINSI JATIM MENJAWAB DINAMIKA PEREKONOMIAN GLOBAL"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN PROPINSI JATIM MENJAWAB

DINAMIKA PEREKONOMIAN GLOBAL

Hermanto Siregar

(Guru Besar Ilmu Ekonomi & Wakil Rektor, IPB)

Kuliah Umum dalam Rangka Pengukuhan Pengurus PERHEPI Jatim

(2)

OUTLINE

 Dinamika Global dan Perekonomian

Indonesia: Data Terkini

 Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim

 Tantangan Pengembangan Pertanian

 Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

(3)

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 GDP Growth Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

3

Indonesia : “small open economy” ~ shocks perekonomian global berimbas pada perekonomian nasional  perekonomian daerah.

(4)

-6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Jan -09 A p r-09 Ju l-09 Oct -09 Jan -10 A p r-10 Ju l-10 Oct -10 Jan -11 A p r-11 Ju l-11 Oct -11 Jan -12 A p r-12 Ju l-12 Oct -12 Jan -13 A p r-13 Ju l-13 Oct -13 Jan -14 A p r-14 Ju l-14 Oct -14 Jan -15 A p r-15 Ju l-15

Umum Inti Harga Yang Diatur Pemerintah Barang Bergejolak

Inflasi Bulanan

4

Inflasi dari barang yg diatur pemerintah dan barang bergejolak (termasuk beberapa komoditas pangan) relatif volatile.

(5)

Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

No Sektor 2014Q1 2014Q2 2014Q3 2014Q4 2015Q1 2015Q2

1 PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 5.28 4.99 3.63 2.77 4.00 6.64

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2.00 1.14 0.78 2.22 -1.23 -5.87

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4.52 4.81 4.98 4.24 3.97 4.42

4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 3.29 6.47 5.95 6.50 1.73 0.76

5 PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH,

LIMBAH DAN DAUR ULANG 3.59 3.16 2.81 2.65 2.27 2.15

6 KONSTRUKSI 7.22 6.46 6.53 7.67 6.03 5.35

7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN,

REPARASI MOBIL DAN MOTOR 6.11 5.10 4.78 3.46 3.96 1.69

8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 8.44 8.49 7.98 7.15 6.26 6.59

9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN

MINUM 6.48 6.45 5.90 4.86 3.56 3.87

10 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 9.79 10.46 9.80 10.03 10.06 9.56

11 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 3.23 4.94 1.50 10.20 7.57 2.46

12 REAL ESTATE 4.66 4.93 5.07 5.30 5.26 5.03

13 JASA PERUSAHAAN 10.27 9.99 9.30 9.69 7.36 7.64

14 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 2.85 -2.49 2.58 6.86 4.71 6.46

15 JASA PENDIDIKAN 5.20 5.41 7.27 7.13 5.92 12.16

16 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN LAINNYA 7.75 8.50 9.90 6.09 7.34 8.16

17 JASA LAINNYA 8.37 9.46 9.50 8.37 8.00 8.07

(6)

6

Persentase Penduduk Miskin

Grafik semakin melandai  dibutuhkan upaya dan sumberdaya yg semakin besar utk menurunkan penduduk miskin sejumlah yg sama. Near poor lebih banyak.

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kota 14.6 9.8 14.4 13.5 12.1 11.6 13.4 12.5 11.6 10.7 9.9 9.1 8.6 8.5 8.2 Desa 22.3 24.8 21.1 20.2 20.1 19.9 21.8 20.3 18.9 17.3 16.5 15.5 14.7 14.4 13.8 Kota+Desa 19.1 18.4 18.2 17.4 16.6 15.9 17.7 16.5 15.4 14.1 13.3 12.3 11.6 11.5 11.0

(7)

7

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

Mirip dg kemiskinan, pengangguran semakin sulit diturunkan, bahkan akhir2 ini cenderung meningkat seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi.

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Feb-15 6.08 8.10 9.06 9.67 9.86 11.24 10.28 9.11 8.39 7.87 7.14 6.56 6.14 6.25 5.94 5.81

(8)

Nilai Tukar Beberapa Negara

(Local Currency/USD)

0 5000 10000 15000 20000 25000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Bangladesh Brunei Darussalam China India Japan Sri Lanka Malaysia Philippines Singapore Thailand Indonesia Cambodia Lao PDR Vietnam 8

Negara dg mata uang yang cenderung terus terdepresiasi thdp USD: Vietnam, Indonesia, Bangladesh, Sri Lanka, India

(9)

9

Nilai tukar IDR thd USD semakin

terdepresiasi

10000 10500 11000 11500 12000 12500 13000 13500 14000 14500

(10)

Pertumbuhan Ekspor

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Export Growth 10

(11)

11 11000 11500 12000 12500 13000 13500 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 Ni la i T u ka r (R p /U SD )

Nilai Ekspor (Juta USD)

Ekspor vs. Depresiasi

(12)

Indeks Harga Saham Gabungan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 IHSG 12

(13)

Siregar, Hasanah, Achsani (2012)

• Krisis keuangan global (2008) memengaruhi

perekonomian Indonesia:

– dengan magnitude yang relatif kecil

– terjadi khususnya pada demand side

– hanya dalam jangka pendek.

• Transmisi krisis global ke perekonomian domestik

melalui: jalur ekspor dan jalur investasi. GDP “lebih

responsif” thdp guncangan pada jalur ekspor.

• Namun demikian, GDP Indonesia merespon dominan

terhadap shock dia sendiri atau terhadap domestic

absorption  penguatan ekonomi domestik (termasuk

pertanian/agribisnis di daerah) berpotensi mengatasi

dampak dinamika/krisis global.

(14)

OUTLINE

 Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia:

Data Terkini

 Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim

 Tantangan Pengembangan Pertanian

 Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

(15)

SEKILAS HASIL SENSUS PERTANIAN 2013

Jumlah RT Usaha pertanian di Pulau Jawa menurun

Hasil Sensus Pertanian 2013 untuk tataran nasional:

-

Jumlah rumah tangga (RT) usaha pertanian = 26,14 juta (menurun 16,32 % dibandingkan 2003)

- RT pelaku usaha pertanian mayoritas pada subsektor tanaman pangan (68 % dari total pelaku usaha pertanian)

- Mayoritas RT menguasai lahan < 0.5 ha (56% atau 14,62 juta)

(16)

Berkurangnya jumlah rumah tangga usaha pertanian

menyebabkan meningkatnya luas lahan per rumah tangga

usaha pertanian…

Jenis Lahan Sensus Pertan. 2003 Sensus Pertan. 2013

1. Lahan Bukan Pertanian

0,06

0,03

2. Lahan Pertanian

0,35

0,86

- Sawah

0,10

0,20

- Bukan Sawah

0,25

0,66

3. Lahan Yang Dikuasai

0,41

0,89

Sumber: BPS

Rataan Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (Ha.)

…meskipun secara absolut meningkat, rataan tsb khususnya untuk luas lahan

pertanian masih relatif kecil yaitu 0,86 ha. Di provinsi sentra produksi pangan,

rataan luas lahan pertanian:

-Jawa Barat

0,13 ha (ST 2003)

0,42 ha (ST 2013)

-Jawa Tengah

0,19 ha (ST 2003)

0,35 ha (ST 2013)

-Jawa Timur

0,19 ha (ST 2003)

0,37 ha (ST 2013)

(17)

Distribusi jumlah RT usaha pertanian berdasarkan

kelompok luasan penguasaan lahan

No Golongan Luas Lahan (m2) Jumlah RT Usaha Pertanian Distribusi RT

ST 2003 ST 2013 ST 2003 ST 2013 1 <1,000 9,380,300 4,338,847 30.0 16.6 2 1,000–1,999 3,602,348 3,550,185 11.5 13.6 3 2,000–4,999 6,816,943 6,733,364 21.8 25.8 4 5,000–9,999 4,782,812 4,555,075 15.3 17.4 5 10,000–19,999 3,661,529 3,725,865 11.7 14.3 6 20,000–29,999 1,678,356 1,623,434 5.4 6.2 7 ≥30,000 1,309,896 1,608,699 4.2 6.2 Jumlah 31,232,184 26,135,469 100.0 100.0 Sumber: BPS (2014)

Mayoritas usaha pertanian 2013 adalah “gurem”, yakni sekitar 55 persen

(18)

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur

2013 2014Q1 2014Q2 2014Q3 2014Q4 2015Q1 2015Q2

Sisi Penawaran

Pertanian,

Kehuta-nan, dan Perikanan

3.06

2.74

3.62

4.87

3.10

0.83

5.21

Industri Pengolahan

5.85

8.83

6.90

5.75

9.19

5.28

5.30

Sisi Permintaan

Konsumsi RT

6.57

6.36

5.69

5.91

5.73

4.54

4.91

Konsumsi

Pemerintah

6.43

5.70

3.98

2.41

1.08

-2.27

6.68

Net Ekspor Antar

Daerah

-15.74

-10.14

-24.08

-26.73

29.80 103.79

34.97

PDRB

6.08

5.90

5.62

5.90

6.01

5.18

5.25

18

(19)

Nilai Tukar Petani Provinsi Jawa Timur

2015Q1

2015Q2 Perubahan

NTP Tanaman Pangan

98.86

96.44

-2.42

NTP Hortikultura

105.03

103.25

-1.78

NTP Tan. Perkebunan Rakyat

101.79

99.74

-2.05

NTP Peternakan

111.32

112.01

0.69

NTP Perikanan

105.40

105.80

0.40

NTP

104.32

103.05

-1.27

19

(20)

Penyaluran Kredit UMKM di Jatim

20 7% 13% 6% 56% 18% 2015Q1

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan Lainnya 7% 14% 6% 56% 17% 2015Q2

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan

Konstruksi Perdagangan Lainnya

(21)

21 y = 0.2627x + 0.026 R² = 0.8448 12.20% 12.40% 12.60% 12.80% 13.00% 13.20% 13.40% 13.60% 36 .5 0 % 37 .0 0 % 37 .5 0 % 38 .0 0% 38 .5 0 % 39 .0 0% 39 .5 0 % 40 .0 0 % 40 .5 0 % 41 .0 0 % 41 .5 0 % K e m is ki nan K ot a+ D e sa (Y ) Pangsa TK Pertanian y = -0.0008x + 0.0474R² = 0.8824 3.95% 4.00% 4.05% 4.10% 4.15% 4.20% 4.25% 4.30% 4.35% 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Tingkat Pengangguran Terbuka (Y)

Pertumbuhan Industri Pengolahan (%/thn)

Transformasi struktural yg mengurangi

pangsa tenaga kerja pertanian dapat

me-ngurangi kemiskinan (Elastisitas = 0.26)

Industrialisasi dapat mengurangi tingkat

pengangguran terbuka, namun dengan

elastisitas yang sangat kecil (-0.0008)

(22)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI

-

Produksi fluktuatif

- Rata-rata 54.4 persen produksi padi dihasilkan di Pulau Jawa

- Pangsa produksi Pulau Jawa tahun 2011-2013 naik, pada 2014 turun kembali

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional

2010 11.2 11,737.1 10,110.8 823.9 11,643.8 2,048.0 66,412.7

2011 9.5 11,633.9 9,392.0 842.9 10,676.5 1,949.7 65,856.9

2012 11.0 11,271.9 10,232.9 946.2 12,198.7 1,865.9 69,056.1

2013 10.3 12,083.2 10,345.0 921.8 12,049.3 2,083.6 71,279.7

2014 7.4 11,587.6 9,637.0 880.7 12,307.7 2,021.9 70,607.2

Dalam Ribu Ton

2010 2011 2012 2013 2014 54.8 52.4 52.9 60.5 51.6 45.2 47.6 47.1 39.5 48.4 Pangsa Produksi (%) LUAR JAWA JAWA 22

(23)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional 2010 924.0 3058.7 345.6 5587.3 28.6 18307.1 2011 945.1 2772.6 291.6 5443.7 13.9 17643.3 2012 1028.7 3041.6 336.6 6295.3 9.8 19387.0 2013 1102.0 2930.9 289.6 5761.0 12.0 18511.9 2014 1027.5 3016.2 307.6 5789.2 11.3 19127.4 2010 2011 2012 2013 2014 54.3 53.7 55.3 54.5 53.1 45.7 46.3 44.7 45.5 46.9 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa

Dalam Ribu Ton

PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG

- Produksi fluktuatif

- Rata-rata 54.2 persen produksi jagung dihasilkan di Pulau Jawa

- Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren menurun

(24)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional 2010 55.8 188.0 38.2 339.5 11.7 906.1 2011 56.2 112.3 32.8 367.0 5.9 851.3 2012 47.4 152.4 36.0 362.0 5.8 843.2 2013 51.2 99.3 31.7 329.5 10.3 777.0 2014 108.0 129.1 19.9 332.7 5.6 921.3 2010 2011 2012 2013 2014 69.9 67.4 71.6 67.2 64.6 30.1 32.6 28.4 32.8 35.4 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa

PERKEMBANGAN PRODUKSI KEDELAI

- Produksi 2010-2013 menurun, naik kembali pada tahun 2014

- Rata-rata 68.1 persen produksi kedelai dihasilkan di Pulau Jawa

- Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren menurun

Dalam Ribu Ton

(25)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Nasional 2010 110.5 233.4 17.3 1,017.0 2,290.1 2011 81.9 249.5 16.6 1,051.9 2,692.0 2012 102.6 289.8 15.8 1,241.8 2,591.7 2013 92.2 300.0 15.9 1,237.0 2,551.0 2010 2011 2012 2013 60.2 52.0 63.7 64.5 39.8 48.0 36.3 35.5 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa

PERKEMBANGAN PRODUKSI TEBU

- Dalam 3 th terakhir, produksi tebu menurun

- Rata-rata 60.1 persen produksi tebu dihasilkan di Pulau Jawa

- Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren meningkat

Dalam Ribu Ton

(26)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional 2010 116.4 506.4 20.0 203.7 0.4 1,048.8 2011 101.3 372.3 14.4 198.4 0.4 893.1 2012 115.9 381.8 11.9 222.9 1.2 964.2 2013 115.6 419.5 9.5 243.1 1.8 1,010.8 2010 2011 2012 2013 80.7 76.9 76.1 78.1 19.3 23.1 23.9 21.9 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa

PERKEMBANGAN PRODUKSI BAWANG MERAH

- Produksi fluktuatif

- Rata-rata 78.0 persen produksi bawang merah dihasilkan di Pulau Jawa

- Dibanding 2010, pangsa produksi Pulau Jawa tahun 2013 lebih kecil

Dalam Ribu Ton

(27)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional 2010 166.7 134.6 13.0 71.6 4.6 803.7 2011 195.4 119.1 14.4 73.7 3.3 888.9 2012 201.4 130.1 16.5 99.7 6.3 954.3 2013 250.9 145.0 17.1 101.7 5.8 1,012.9 2010 2011 2012 2013 48.6 45.7 47.6 51.4 51.4 54.3 52.4 48.6 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa

PERKEMBANGAN PRODUKSI CABE MERAH

- Produksi dalam 4 th terakhir naik

- Rata-rata 48.3 persen produksi cabe merah dihasilkan di Pulau Jawa

- Dibanding 2010, pangsa produksi Pulau Jawa tahun 2013 lebih tinggi

Dalam Ribu Ton

(28)

Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional 2010 78.9 60.4 2.1 142.1 2.8 518.5 2011 105.2 65.2 2.2 181.8 3.1 594.2 2012 90.5 85.0 2.3 244.0 5.2 702.2 2013 123.8 85.4 3.2 227.5 4.2 713.5 2010 2011 2012 2013 55.2 60.2 60.8 62.2 44.8 39.8 39.2 37.8 Luar Jawa Jawa

PERKEMBANGAN PRODUKSI CABE RAWIT

- Produksi dalam 4 th terakhir naik

- Hampir 60 persen produksi cabe rawit dihasilkan di Pulau Jawa

- Pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren meningkat

Dalam Ribu Ton

28

Untuk seluruh komoditas pertanian di

atas, Jawa Timur unggul dalam produksi

kecuali bawang merah dan cabe merah

Keunggulan tsb didukung oleh

infrastruktur yg relatif lebih baik,

termasuk sistem logistik terutama pasar

tani dan pelabuhan.

(29)

Produksi Padi dengan Inflasi Umum

y = -4.2197x + 9.1249 R² = 0.043 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0.8 0.9 0.9 1.0 1.0 DIY y = -0.5453x + 12.081 R² = 0.143 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 Jatim y = 13.115x - 20.685 R² = 0.4656 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 1.9 1.9 2.0 2.0 2.1 2.1 Banten y = 2.7925x - 28.17 R² = 0.4023 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 11.2 11.4 11.6 11.8 12.0 12.2 JABAR y = 1.3083x - 7.7122 R² = 0.2213 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.2 9.4 9.6 9.8 10.0 10.2 10.4 Jateng

Korelasi antara volume

produksi padi dan laju inflasi umum relatif lemah:

- Aspek

distribusi/perdagangan padi lebih mempengaruhi inflasi umum

dibandingkan aspek produksi semata

- Price setter bukan petani melainkan pedagang. 29

(30)

Produksi Jagung vs Inflasi Umum

y = 0.0166x - 12.154 R² = 0.8514 0 1 2 3 4 5 6 7 900 950 1000 1050 1100 1150 Jabar y = -0.0002x + 6.1056 R² = 0.0008 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2700 2800 2900 3000 3100 Jateng y = -0.0333x + 15.902 R² = 0.6532 0 1 2 3 4 5 6 7 8 280 300 320 340 360 DIY y = -0.0633x + 6.3901 R² = 0.0806 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 5 10 15 20 25 30 Banten y = -0.0018x + 16.122 R² = 0.4601 0 1 2 3 4 5 6 7 8 5400 5600 5800 6000 6200 6400 Jatim 30

(31)

Produksi Kedelai vs Inflasi Umum

y = -0.1698x + 13.389 R² = 0.2308 0 1 2 3 4 5 6 7 46.0 48.0 50.0 52.0 54.0 56.0 58.0 Jabar y = -0.0142x + 7.3475 R² = 0.2426 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 Jateng y = -0.0234x + 13.925 R² = 0.1809 0 1 2 3 4 5 6 7 8 320.0 330.0 340.0 350.0 360.0 370.0 Jatim y = 0.2804x + 3.0131 R² = 0.2013 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.0 5.0 10.0 15.0 Banten y = -0.2937x + 15.584 R² = 0.5324 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 DIY 31

(32)

Produksi Tebu vs Inflasi Umum

y = -0.0057x + 5.0058 R² = 0.0024 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 0 20 40 60 80 100 120 Jabar y = 0.0176x + 0.6731 R² = 0.2304 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0 50 100 150 200 250 300 350 Jateng y = -0.0449x + 6.133 R² = 0.0007 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 15.5 16 16.5 17 17.5 DIY y = -0.0006x + 6.3858 R² = 0.0048 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Jatim 32

(33)

Produksi Bawang Merah vs Inflasi Umum

y = 0.103x - 7.1171 R² = 0.2653 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 100 105 110 115 120 Jabar y = -0.0711x + 6.3866 R² = 0.0691 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0 5 10 15 20 25 DIY y = 0.0119x + 3.1505 R² = 0.0598 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0 50 100 150 200 250 300 Jawa Timur y = 2.1599x + 3.301 R² = 0.6508 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 0 0.5 1 1.5 2 Banten y = 0.0044x + 3.5409 R² = 0.0529 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 0 100 200 300 400 500 600 Jateng 33

(34)

Produksi Cabe Merah vs Inflasi Umum

y = 0.0373x - 3.1502 R² = 0.7895 0 1 2 3 4 5 6 7 0 50 100 150 200 250 300 Jabar y = 0.0918x - 6.7524 R² = 0.7155 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 50 100 150 200 Jateng y = 0.0906x + 4.0131 R² = 0.0198 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 5 10 15 20 DIY y = -0.002x + 5.9045 R² = 0.0011 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 20 40 60 80 100 120 Jatim y = 0.5315x + 2.6958 R² = 0.1425 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 4 6 8 Banten 34

(35)

Produksi Cabe Rawit vs Inflasi Umum

y = 0.054x - 0.9277 R² = 0.5062 0 1 2 3 4 5 6 7 0 50 100 150 Jabar y = 0.0347x + 2.8138 R² = 0.1516 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 20 40 60 80 100 Jateng y = 1.4278x + 1.9096 R² = 0.3998 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 DIY y = -0.0021x + 6.142 R² = 0.0092 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 50 100 150 200 250 300 Jatim y = 0.3665x + 3.97 R² = 0.045 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 Banten 35

(36)

OUTLINE

 Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia:

Data Terkini

 Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim

 Tantangan Pengembangan Pertanian

 Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

(37)

1. Dayasaing Indonesia menghadapi MEA

• Indonesia menduduki peringkat ke-34 (dari 144

negara) dalam Global Competitiveness Report

2014-2015

– peringkat pada tahun sebelumnya adalah ke-38 (dari

148 negara)

– berada pada tahap 2 (efficiency-driven*)

• Untuk subindex basic requirement, efficiency

enhancer, dan innovation and sophistication

factors, peringkat tahun 2014-2015

berturut-turut 46, 46, dan 30.

37

(38)

Peringkat untuk 12 pilar

Pilar

Peringkat

Institusi/Kelembagaan 53

Infrastruktur 56

Kondisi Makroekonomi 34 Kesehatan dan Pendidikan Dasar 74 Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 61 Efisiensi Pasar Barang 48 Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 110 Perkembangan pasar keuangan 42

Kesiapan teknologi 77

Market Size 15

Business Sophistication 34

Inovasi 31

(39)

Peringkat Ease of Doing Business 2015

Topic

Ranking (from 189 country)

Overall 114

Starting a business 155 Dealing with construction permits 153 Getting electricity 78 Registering Property 117

Getting Credit 71

Protecting Minority Investors 43

Paying taxes 160

Trading across border 62 Enforcing contract 172 Resolving insolvency 75 Sumber: Ease of Doing Business, World Bank

(40)

Corruption Perception Index 2014

Negara Peringkat Dunia (dr 175 negara) Peringkat ASEAN

Singapura 7 1 Malaysia 50 2 Thailand 85 3 Philipina 85 4 Indonesia 107 5 Vietnam 119 6 Laos 145 7 Kamboja 156 8 Myanmar 156 9 Brunei NA 2

Sumber: Transparency International

(41)

Masalah dalam

melakukan

bisnis…

(42)

Sumber: Global Corruption Barometer 2013

(43)

• Selama th 2014, kasus korupsi ditemukan

terbanyak di kementerian/lembaga pemerintah,

pemkab/pemkot, pemprov, dan DPR.

• Berdasarkan jenis perkara korupsi, praktik

penyuapan masih mendominasi, lalu pengadaan

barang dan jasa, pencucian uang dan pungutan,

serta perizinan.

Korupsi masih menjadi penghambat utama

peningkatan dayasaing ekonomi daerah

(44)

 Ketimpangan kesejahteraan semakin melebar ~ Gini Rasio:

0,33 (2002)  0,41 (2013)  0,42 (2014)

 Kesenjangan ekonomi antar wilayah (kontribusi wilayah

terhadap PDB) tetap lebar

 Kesenjangan ekonomi antar sektor: sektor pertanian

kontribusi sebesar 14,3 % dari total PDB, tetapi menyerap

sekitar 35 % tenaga kerja

 Ketimpangan penguasaan tanah sebagai aset ekonomi:

56% aset berupa properti, tanah, dan perkebunan dikuasai

hanya oleh 0,2 persen penduduk Indonesia (GR 0,68)

 Ketimpangan akses terhadap pendidikan dan kesehatan

 Ketimpangan akses terhadap jasa keuangan

2. Kesenjangan merupakan tantangan berat

(45)

Kesenjangan Perekonomian Daerah

23.8 58.0 2.5 8.7 7.0 Sumatera Jawa Bali, NTT, NTB Kalimantan

Sulawesi dan Papua

Aktivitas ekonomi pada level nasional masih terkonsentrasi di Pulau Jawa

(kontribusinya thdp PDB 58%), dengan kontribusi PDRB DKI Jakarta sebesar

16.6 persen. Kontribusi PDB dari KTI hanya sekitar 17%.

(46)

Lahan

Konversi ke non-Pertanian sekitar 113.000 ha per tahun

Pembukaan lahan pertanian baru lamban

Mayoritas petani bekerja di lahan sempit dengan rataan luas sekitar ¼ ha.

Permintaan

komoditas

pertanian

terus

meningkat

peningkatan kuantitas dan kualitas produk pangan +

perubahan life style (organik, biofarmaka)

Populasi meningkat dengan laju 1,49% per tahun = 3,6 juta jiwa setahun

Pendapatan perkapita double setiap 4-5 tahun {USD 748 (2001)  USD

1.590 (2006)  USD 3.647(2011)}.

Infrastruktur Pertanian, khususnya irigasi dan jalan pedesaan

dan feeder roads kurang memadai.

46

(47)

Perubahan iklim global

 Meningkatkan ketidakpastian produksi pertanian  Meningkatkan risiko kelangkaan sumberdaya air  Meningkatnya permintaan thdp jasa lingkungan

Gap (S-D):

 Surplus untuk beras (+8,2 juta ton??) dan jagung (+4,0 juta ton??), per 2014.

 Defisit untuk kedelai (-1,3 juta ton) per 2014 dan gula (-1,4 juta ton), per 2012.

Kita butuh cetak biru (blue print) pengembangan untuk setiap komoditas pangan, untuk setiap daerah.

Kendala pemasaran dan sistem logistik, yang menyebabkan marjin

keuntungan Petani relatif kecil dibandingkan middle men maupun

pelaku lainnya dalam supply chain.

Harga output sangat fluktuatif:

menunjukkan besarnya ketidakpastian (uncertainty),

(48)

OUTLINE

 Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia:

Data Terkini

 Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim

 Tantangan Pengembangan Pertanian

 Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

(jangka panjang)

(49)

Perubahan Struktural

Pangsa Sektor Pertanian terhadap PDB Negara2 ASEAN

49 Country Name 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Brunei Darussalam 1.1 0.9 0.7 0.7 0.6 0.9 0.8 0.6 0.7 0.7 Cambodia 31.2 32.4 31.7 31.9 34.9 35.7 36.0 36.7 35.6 na Indonesia 14.3 13.1 13.0 13.7 14.5 15.3 15.3 14.7 14.5 14.4 Lao PDR 39.0 36.2 35.3 36.1 34.9 35.0 32.7 29.5 28.0 na Malaysia 9.3 8.3 8.6 10.0 10.0 9.2 10.4 11.8 10.1 9.3 Philippines 13.3 12.7 12.4 12.5 13.2 13.1 12.3 12.7 11.8 na Singapore 0.1 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Thailand 10.3 10.3 10.8 10.7 11.6 11.5 12.4 13.3 12.3 12.0 Timor-Leste 30.7 28.8 31.2 29.0 24.6 20.5 20.3 16.7 na na Vietnam 20.0 19.3 18.7 18.7 20.4 19.2 18.9 20.1 19.7 18.4 Myanmar na na na na na 41.8 39.9 37.8 34.9 na In percent

Source: Worldbank, 2014 and ASEAN Secretariat, 2014

• Secara umum pangsa pertanian thdp PDB turun, walau tidak terlalu cepat

• Namun peran pertanian masih relatif besar

(50)

50 Country Name 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Brunei Darussalam na 1.3 na na na na na na na Cambodia na 31.0 na na 72.2 57.6 54.2 55.8 51.0 Indonesia 43.3 44.0 42 41.2 40.3 39.7 38.3 39.0 35.1 Lao PDR na na na na na na na na na Malaysia 14.6 14.6 14.6 14.8 14 13.5 13.3 11.5 12.6 Philippines 36.0 36.0 35.8 35.1 35.3 35.2 33.2 33 32.2 Singapore 0.8 1.1 1.3 1.1 1.2 1.1 na na na Thailand 42.3 42.6 42.1 41.7 42.5 39 38.2 38.7 39.6 Timor-Leste na na na na na na 50.6 na na Vietnam 57.9 na 51.7 na na na na 48.4 47.4 Myanmar na na na na na na na na na

Pangsa Sektor Pertanian thdp Tenagakerja Negara2 ASEAN

In percent

Source: Worldbank, 2014

• Peran pertanian lebih besar lagi dlm hal tenagakerja

• Namun penurunan pangsa pertanian terhadap tenagakerja berlangsung relatif

lambat  tenagakerja menumpuk di pedesaan/pertanian

(51)

• Pertumbuhan penduduk dan kenaikan

pendapatan perkapita

– Meningkatkan kebutuhan (kuantitas dan kualitas)

komoditas dan produk pangan

– Perubahan “life style”  organik, biofarmaka, dll

• Kelangkaan energi asal fosil

– Meningkatkan harga energi asal fosil dan

meningkatkan permintaan bioenergi

• Perubahan iklim global

– Meningkatkan ketidakpastian produksi pertanian

– Meningkatkan risiko kelangkaan sumberdaya air

– Meningkatnya permintaan thdp jasa lingkungan

(52)

Mengantisipasi Kekuatan Besar Pendorong Perubahan,

di Masa Y.A.D. Bentuk Pertanian/Agribisnis Kita…

• Sistem Usaha Pertanian Ekologis Terpadu

(SUPET)

– Bentuk dualistik tidak sepenuhnya bisa dihapuskan,

namun bisa diminimalkan

– Rataan penguasaan lahan petani minimal 5 hektar

– Usahatani terpadu: ladang pangan, jasa lingkungan,

(53)

• Sistem Pertanian Bioindustri Terpadu (SPBT)

– Mempererat keterkaitan “On Farm” dan “Industri”

– Tanaman pangan dan “obat”, komoditas industri, kebun energi,

hutan tanaman

– Fokus pada industri pengolahan ~ innovation and technological

base untuk tanaman/komoditas tsb

• Sistem Rantai Pasok Pertanian Terpadu (SRPPT)

– Merealisasikan “multipliers” output, pendapatan, dan t.kerja

– Sistem logistik pendukung SUPET dan SPBT

– Sektor-sektor pendukung SUPET dan SPBT: industri hulu, industri

hilir, jasa pembiayaan, jasa konsultasi, dll

Butir-butir di atas menyerap banyak tenaga kerja, menciptakan

nilai tambah, memperbaiki kesenjangan, dan memberi revenue

bagi pemerintah.

(54)

Prasyarat...

• Transformasi perekonomian

– Infrastruktur dan sistem logistik yang efisien

– Pembangunan sektor konstruksi dan sektor industri

(terutama yang berbasis agro)

– Mobilitas tenaga kerja dan penduduk pedesaan

• Capacity building: manusia dan kelembagaan

– Petani dan Anak petani (pendidikan formal, kewirausahaan)

– Pengembangan koperasi dan BUMDes

• Optimum Trade System

– Resi gudang dan price support utk komoditas pangan

strategis

– Perdagangan antar daerah  perkuat kerjasama antar

daerah bhw Jatim sebagai hub KTI

(55)

• Efficient Financial System

– Lebarkan akses petani dan pengolah hasil pertanian

terhadap kredit

• Kebijakan/regulasi pembiayaan untuk lebih

menggerakkan perbankan terutama BPD dan BPR/BPRS

untuk membiayai usahatani dan industri pengolah hasil

pertanian

• Dana desa (terkait UU No.6/2014 tentang Desa)

ditempatkan di BPD dan BPR/BPRS

– Agricultural saving and investment

– Agricultural insurance

(56)

Terimakasih

Follow me on Twitter:

@hermantoregar

Gambar

Grafik semakin melandai  dibutuhkan upaya dan sumberdaya yg semakin besar utk menurunkan penduduk miskin sejumlah yg sama

Referensi

Dokumen terkait

 Penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi tanah. Rencana pengembangan kawasan permukiman yang terkait dengan pengembangan industri, pertambangan,

16 Saya harus menjadi seorang yang jenius untuk memahami semua tombol khusus yang terdapat pada keyboard komputer 17 Jika diberikan kesempatan, saya akan

Metode angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya..

Tujuan utama dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, menyelesaikan permasalahan mitra, yaitu dalam pembukuan keuangan usaha dan permasalahan dalam pengemasan

Pada praktik mengajar pertemuan ketiga mata pelajaran Pembuatan Hiasan, mahasiswa PPL mengulas singkat materi yang simpaikan pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran

...sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif,

Sebagai contoh untuk sintesis alkena bercabang 3-metil-3-heksena(7) dapat didiskoneksi dengan dua cara , yaitu cara (a) yang akan menghasilkan bahan awal alkil halida sekunder

Hasil kajian menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu memiliki potensi dalam: (1) penyediaan bahan pangan sebagai sumber gizi keluarga; (2)