• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan). Dengan dilakukan pemupukan, maka tanaman akan memperoleh berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya baik unsur hara makro, sekunder maupun mikro. Pemupukan dalam perkebunan kelapa sawit harus mengacu pada konsep keefisienan dan keefektifan yang maksimum, maka untuk itu perlu diperhatikan segi teknis dan segi manajerial pemupukan.

Pengelolaan Pupuk

Pengadaan pupuk. Dalam pengadaan pupuk, PT Inti Indosawit Subur dikelola oleh Departemen Purchasing (Material Control) yang bertugas mengelola penyaluran pupuk ke kebun. Kebun mengajukan permintaan pupuk ke Departemen Purchasing dua bulan sebelum aplikasi pemupukan dilakukan. Pupuk yang diterima kebun disimpan ke dalam gudang pupuk. Gudang pupuk menjadi tempat penyimpanan dan sumber penyuplaian kebutuhan pupuk untuk tiap-tiap afdeling.

Distribusi pupuk. Prosedur penyaluran jumlah pupuk ke tiap lahan afdeling adalah berdasarkan jumlah permintaan pupuk dari tiap afdeling, mandor pupuk membuat berita acara berupa bon bukti permintaan pemakaian barang (BPPB), yang berisi jumlah pupuk yang akan diuntil untuk aplikasi keesokan harinya, bon tersebut harus ditandatangani terlebih dahulu oleh mandor pupuk, Asisten Afdeling, Kepala Tata Usaha (KTU) dan Manajer Kebun. Bon permintaan tersebut dibuat rangkap tiga, masing-masing untuk kantor kebun, kantor Afdeling dan kantor gudang. Setelah bon diterima, kepala gudang memberitahukan ke mandor until pupuk untuk mengeluarkan jumlah pupuk yang akan diuntil berdasarkan jumlah permintaan yang ada di bon.

Organisasi pemupukan. Kegiatan pemupukan di PT Inti Indosawit Subur dilaksanakan secara manual. Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelangsir, penabur, pengumpul karung dan mandor yang bertugas mengawasi dan

(2)

mengarahkan kegiatan pemupukan. Kegiatan pemupukan secara manual menggunakan takaran untuk tabur pupuk dan alat pengaman diri (APD) yang terdiri dari topi, masker, apron, sarung tangan dan sepatu boot.

(1) Penguntilan pupuk

Kegiatan penguntilan pupuk dilaksanakan di gudang pupuk di area khusus untuk penguntilan, dan penguntilan dilaksanakan sehari sebelum aplikasi pupuk ke lapangan. Kegiatan penguntilan bertujuan untuk memudahkan pengeceran pupuk ke setiap TPP (tempat peletakkan pupuk), dosis pupuk yang diterima setiap pokok sesuai dengan rekomendasi dan menghindari bongkahan pupuk sehingga dapat dipecahkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke karung until.

Alat-alat yang perlu disiapkan dalam penguntilan adalah takaran until yang dibuat dari dirijen yang telah dikalibrasi sesuai dengan masing-masing jenis dan dosis pupuk, karung eks goni, tali plastik untuk mengikat untilan, kayu yang dipakai sebagai alat untuk pemecah pupuk yang menggumpal, kayu yang permukaannya rata yang digunakan untuk meratakan pupuk hingga peres pada takaran, timbangan untuk mengecek bobot satu sampel per 10 untilan untuk memastikan bobotnya sesuai dengan dosis untilan dan papan tulis untuk mencatat jumah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis pupuk, tiap blok, dan tiap afdeling sesuai rencana pemupukan. Kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kegiatan Penguntilan Pupuk di Gudang

Sistem penguntilan yang dilaksanakan adalah satu sak pupuk yang berisis 50 kg pupuk diecerkan menjadi 1 until untuk dosis 8 pokok. Keterampilan pekerja dalam penguntilan ini sangat diperlukan agar dosis pupuk tiap untilan tepat sehingga ketika diaplikasikan dosis pupuk yang diterima pokok sesuai dengan

(3)

rekomendasi. Penulis melakukan penimbangan sampel untilan pupuk ZA (Amonium Sulpahte) dengan standar bobot/until adalah 16 kg yang dilakukan pada tanggal 22-23 Maret 2011, data pengamatan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Pengamatan Penimbangan Sampel Untilan Pupuk ZA

Hari Untilan ke - Rata- Tepat

ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata (kg) Dosis (%) ...(kg)... 1 16 17 18 16 17.5 16 16 16 18 16.5 16.70 95.80 2 16 16.2 16.2 16 16 16.4 16.4 15.4 16.5 15.6 16.07 90.29 3 17.5 16 15.9 14.9 15.5 14.6 15.5 15.8 15.8 16 15.75 98.43 Rata-rata 16.17 94.84

Sumber : Pengamatan di lapangan (2011)

Berdasarkan data dari pengamatan didapatkan bahwa persentase dari ketepatan untilan yang dilakukan oleh penguntil adalah 94.84 %. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja penguntil sudah cukup terlatih dalam menguntil pupuk sesuai dosis dan jenis pupuk yang akan diuntil.

Tenaga kerja yang menjadi PHL dalam penguntilan adalah lima orang PHL, namun jumlah anggota penguntil itu tidak tetap tergantung dari jumlah pupuk yang akan diaplikasikan ke lapang untuk keesokan harinya. Norma kerja dalam kegiatan penguntilan adalah 1 500 kg/HK.

(2) Pengangkutan dan pengeceran untilan pupuk

Setelah pupuk selesai diuntil maka keesokan harinya pupuk diangkut dengan menggunakan dump truk untuk dibawa ke TPP (tempat peletakkan pupuk) di blok yang akan dipupuk, setelah sampai diblok yang akan diaplikasikan pupuk, maka pengecer pupuk menurunkan untilan pupuk ke tiap TPP dari atas kendaraan. Jumlah untilan yang diturunkan berdasarkan jumlah untilan yang tertulis di tanda TPP, tanda TPP tertulis di batang kelapa sawit yang terletak di pinggir jalan.

Pada saat kegiatan pengangkutan dan pengeceran untilan pupuk, terdapat beberapa permasalahan yaitu : pada saat menaikkan dan menurunkan pupuk dari dump truk seringkali terjadi kebocoran untilan pupuk, sehingga dosis pupuk dalam untilan menjadi berkurang. Kebocoran yang terjadi disebabkan yaitu karena penguntil kurang mengikat untilan dengan kencang, karung untilan yang sudah tidak layak di gunakan/bocor dan kurangnya kehati-hatian penabur dalam

(4)

menaikkan untilan pupuk ke dump truk atau menurunkan untilan pupuk dari dump truk ke TPP. Oleh karena itu kehati-hatian penabur dalam bekerja perlu ditingkatkan, dan pengawasan oleh mandor until dan mandor pupuk juga harus diperketat agar tidak terjadi kebocoran pada karung untilan pupuk. Selain itu permasalahan lainnya adalah ketepatan waktu sampainya pupuk di lapangan, salah satu hal yang mempengaruhinya terlambatnya pupuk sampai di lapangan adalah karena transportasi untuk mengangkut pupuk yaitu dump truk terpuruk dijalan akibat jalan yang rusak, oleh karena itu perbaikan jalan yang rusak harus segera dilakukan.

(3) Pelangsiran dan penaburan pupuk

Pada PT Inti Indosawit Subur tidak memilik tenaga kerja khusus untuk melakukan pelangsiran pupuk ke dalam barisan tanaman, yang menjadi pelangsir pupuk ke dalam barisan tanaman adalah pemupuk sendiri. Pelangsiran pupuk dimulai dengan membawa untilan pupuk ke dalam blok sampai batas/rintis tengah atau batas alam seperti sungai atau parit dan pupuk diletakkan di tengah pasar/jalan pikul tiap selang 8 pokok tanaman sampai menuju ke collection road. Dengan tidak adanya tenaga kerja khusus pelangsir, hal ini cukup efisien sehingga biaya tenaga kerja dapat dikurangi, namun terdapat juga permasalahan yaitu apabila kondisi lahan yang akan dipupuk terlalu curam atau bergelombang, penabur yang harus melangsir untilan pupuk dengan kondisi lahan tersebut dapat mengalami cepat letih sehingga menyebabkan penabur tidak tepat takaran dalam menabur akibat kondisi yang sudah terlalu letih dan ingin cepat selesai. Oleh karena itu pada kondisi lahan yang curam/bergelombang tersebut perlu dibuat tangga agar memudahkan penabur dalam melangsir atau jika tidak memungkinkan untuk dibuat tangga pada kondisi lahan tersebut dapat diberikan tenaga kerja pelangsir khusus.

Sistem penaburan pupuk di lapangan menggunakan sistem tunggal, artinya kegiatan pemupukan hanya dilakukan pada satu area blok saja dan tidak boleh ada kegiatan lain di blok tersebut pada hari yang sama.

Pemupukan sudah menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian unsur hara yang didapat masing-masing pokok bisa sesuai

(5)

dengan rekomendasi dosis per pokok. Alat tabur yang digunakan terbuat dari pipa

PVC 7” untuk dosis > 1 kg dan permukaan takaran harus diratakan.

Basis pupuk untuk tiap penabur perharinya adalah 400 kg/hari. Berikut disajikan prestasi kerja penabur pada Tabel 10.

Tabel 10. Prestasi Kerja Penabur

Hari Jumlah Prestasi

ke - Jenis Pupuk Pupuk HK kg/HK

(kg) 1 ZA 6960 15 464.00 2 ZA 6400 15 426.67 3 ZA 6000 15 400.00 4 ZA 5740 13 427.67 5 Abu janjang 6696 15 446.40 6 Abu janjang 6000 14 428.57 7 Abu janjang 6420 15 428.00 8 Abu janjang 5832 14 416.57 9 Abu janjang 6000 15 400.00 10 ZA 7572 19 398.53 11 ZA 6032 14 430.86 12 ZA 7888 15 525.87 13 ZA 5120 12 426.67 14 ZA 5454 12 454.50 15 ZA 9108 18 506.00 16 ZA 6858 15 457.20 17 ZA 7600 14 542.86 18 MOP 9050 23 393.48 19 MOP 7750 19 407.89 20 MOP 4500 11 409.09 Rata-rata 439.54

Sumber : Pengamatan di lapangan (2011)

Berdasarkan Tabel 10, rata-rata prestasi kerja penabur berdasarkan bobot pupuk yang diaplikasikan di lapangan yaitu 439,54 kg/HK, hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja penabur telah melebihi standar kebun (prestasi kerja). Tonase pupuk yang melebihi standar bervariasi tergantung dari jumlah tenaga kerja yang hadir, jumlah tonase pupuk yang diaplikasi, jenis dan dosis pupuk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga kerja pemupuk di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur telah efisien sesuai dengan target yang diharapkan.

(6)

(4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk

Setelah selesai pemupukan maka setiap pemupuk bertanggung jawab untuk mengumpulkan karung dari pupuk yang telah ditebar di lapangan, karung tersebut digulung tiap 10 lembar, tujuan dari pengumpulan karung adalah untuk memeriksa atau menyamakan jumlah pupuk yang diangkut dari gudang dengan jumlah karung yang ada di lapangan, selain itu juga untuk memastikan bahwa semua pupuk telah diaplikasikan ke lapangan. Setelah selesai digulung karung tersebut dibawa ke gudang untuk dikumpul dan digunakan lagi untuk penguntilan pupuk keesokan harinya. Selama penulis magang, penabur sudah melaksanakan sesuai dengan SOP, yaitu jumlah karung yang dikirim ke lapangan sama dengan jumlah karung yang dikembalikan ke gudang pupuk. Kegiatan pengumpulan karung dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Pengumpulan Karung Pupuk

Ketepatan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

Kegiatan pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perkebunan kelapa sawit karena biaya yang diperlukan untuk material pupuk dan peralatan, upah penguntil dan pemupuk, dan biaya transportasi yang diperlukan agar kegiatan pupuk berjalan lancar. Selain itu, pupuk yang diaplikasikan di lapangan juga salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Menurut Pahan (2010) strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep keefektifan dan efisiensi yang maksimum. Andayani (2008) menyebutkan untuk mencapai produktivitas optimal sangat perlu memperhatikan prinsip pemupukan yang tepat. Konsep empat tepat (4T) yaitu : tepat waktu aplikasi, tepat jenis, tepat dosis, dan tepat cara dan tempat, merupakan kunci untuk mencapai pemupukan yang efektif dan efisien.

(7)

Ketepatan waktu pemupukan. Waktu pelaksanaan pemupukan di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur, dilaksanakan dua kali aplikasi yaitu semester pertama (Januari-Juni) dan semester kedua (Juli-Desember). Jadwal waktu kegiatan aplikasi pemupukan tiap jenis pupuk terdapat di buku pedoman rekomendasi pemupukan tiap afdeling. Salah satu faktor yang berhubungan terhadap ketepatan waktu aplikasi pemupukan adalah curah hujan.

Pengamatan waktu pemupukan Dolomit, Amonium Sulphate (ZA), Rock Phospate (RP), dan Muriate of Potash (MOP) dapat dilihat pada Tabel 11 dan kondisi curah hujan dapat dilihat pada Gambar 8.

Tabel 11. Kesesuaian Waktu Pemupukan

Jenis pupuk Realisasi

Januari Februari Maret April Mei Juni

Dolomit * *

ZA * **

RP **

MOP **

Ket : * curah hujan < 60 mm ** curah hujan 60-300 mm *** curah hujan > 300 mm

Gambar 8. Curah Hujan Januari-Mei 2011

Agar unsur hara pupuk yang dapat diserap oleh tanaman dapat optimum maka pemupukan seharusnya dilakukan pada rata-rata curah hujan 60-300 mm/bulan. Hasil pengamatan penulis selama magang realisasi waktu pemupukan untuk jenis pupuk sudah cukup baik, namun aplikasi ZA pada bulan maret yang curah hujannya < 60 mm kurang baik. Hal ini karena pada kondisi curah hujan tersebut dapat menyebabkan ZA berpotensi untuk menguap. Waktu dalam

mm

(8)

realisasi pemupukan sendiri dipengaruhi oleh ketersediaan pupuk digudang, kondisi cuaca pada hari aplikasi, luas lahan yang akan dipupuk dan jumlah tenaga kerja yang ada.

Ketepatan dosis pemupukan. Pengamataan ketepatan dosis dilakukan oleh penulis pada TM. Penulis mengambil lima sampel penabur (tiap penabur 10 sampel until). Setiap kali jalan, penabur membawa untilan pupuk yang berisi pupuk 16 kg untuk jenis pupuk ZA dan 8 kg untuk jenis pupuk MOP. Standar perusahaan yaitu 8 pokok per until. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan dari lima penabur disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12.Ketepatan Dosis Pupuk Jenis

Blok Penabur ke - Rata - Ketepatan

Pupuk 1 2 3 4 5 rata dosis (%)

...pokok/until... ZA B90c 8.20 7.90 8.00 7.70 7.80 7.92 98.98 B90a 8.30 7.80 7.90 7.70 8.40 8.02 99.75 MOP B89a 8.20 7.90 8.10 8.30 7.80 8.06 99.25 B89b 7.90 8.20 8.00 8.20 8.00 8.06 99.25 Rata-rata 99.30

Sumber : Pengamatan di lapangan (2011)

Berdasarkan data pengamatan, diketahui bahwa rata-rata persen ketepatan dosis pemupukan secara umum adalah di atas 99 %. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan dosis pemupukan, ketepatannya sudah mendekati dosis 100 %.

Ketepatan cara pemupukan. Cara penaburan pupuk harus praktis, tetapi tetap dijamin bahwa pupuk yang diberikan dapat mudah dijangkau oleh ujung akar tanaman, sedangkan tempat penaburan untuk beberapa jenis pupuk tertentu harus ditabur di piringan yang bersih dari gulma dan bebas dari genangan air.

Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 10 sampel tanaman dari 5 orang penabur. Penulis mengamati ketepatan cara pada pemupukan ZA di blok B90c, RP di blok B90a, dan MOP di blok A90c dengan menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan (50 cm). Hasil pengamatan ketepatan cara penaburan oleh lima penabur contoh disajikan dalam Tabel 13.

(9)

Tabel 13. Ketepatan Cara Penaburan Pupuk

Jenis Penabur ke - Rata- Ketepatan

pupuk 1 2 3 4 5 Rata (cm) cara (%) ...cm... ZA 61.60 61.52 68.40 61.00 59.00 62.30 80.25 RP 66.20 61.90 60.00 57.90 65.00 62.20 80.39 MOP 59.70 60.30 64.50 59.20 62.00 61.14 81.78 Rata-rata 61.88 80.80

Sumber : Pengamatan di lapangan (2011)

Berdasarkan hasil pengamatan tepat cara, diketahui bahwa rata-rata ketepatan cara dari penabur sudah di atas 80 %. Hal ini menunjukkan cara pemupukan sudah dilaksanakan dengan cukup tepat.

Ketepatan jenis pupuk. Aplikasi jenis pupuk yang digunakan di PT Inti Indosawit Subur adalah berdasarkan buku rekomendasi pemupukan yang diterbitkan oleh bagian Departemen R & D Asian Agri. Rekomendasi pemupukan dibuat berdasarkan hasil analisis tanah, daun dan produksi. Pupuk yang diaplikasikan berdasarkan rekomendasi pemupukan PT Inti Indosawit Subur pada tahun 2011 menggunakan pupuk tunggal yaitu Dolomit untuk memenuhi kebutuhan unsur Mg dan untuk meningkatkan pH tanah, ZA untuk memenuhi unsur N, MOP untuk memenuhi unsur K, RP untuk memenuhi unsur P, dan Borax untuk memenuhi unsur B.

Nitrogen, unsur hara ini berperan penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, antara lain untuk pembentukan protein, sintesis klorofil, dan untuk proses metabolisme. Kekurangan unsur N akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara lainnya. Gejala defisiensi N yakni daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan, kecepatan produksi daun menurun, anak daun sempit dan menggulung. Beberapa penyebab kekurangan N ini antara lain karena berkurangnya proses mineralisasi N terutama pada tanah tergenang atau pada pH tanah asam di bawah empat, tidak cukup atau tidak efektifnya aplikasi nitrogen, selain itu juga karena tingkat persaingan tanaman yang tinggi terhadap gulma.

Fosfor berperan penting dalam pertumbuhan akar selama tahap awal pertumbuhan tanaman dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah,

(10)

gejala kekurangan unsur P adalah tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah pendek dan batang tumbuh meruncing, dan anak daun berwarna ungu pada alang-alang (Imperata cylidrica).

Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit. Gejalah defisiensi unsur K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuning tua kecokelatan dan berbintik orange.

Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi unsur Mg yaitu tampak dari helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari.

Boron berperan penting dalam merangsang kegiatan meristematik tanaman, sintesis gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein. Gejala kekurangan unsur B pada tanaman kelapa sawit, yakni munculnya daun ikan, daun pancing, daun kecil dan daun sirip ikan, daun rapuh, dan berwarna hijau gelap.

Berdasarkan hasil pengamatan, aplikasi jenis pupuk di PT Inti Indosawit Subur sudah tepat jenis sesuai dengan buku rekomendasi pemupukan yang diterbitkan oleh Departemen R & D. Jenis pupuk dan kandungan unsur hara yang digunakan di PT Inti Indosawit Subur disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Jenis Pupuk yang Digunakan di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur

Jenis pupuk Kelembaban Kandungan Hara (%)

Dolomit 1.0 % max 20-24 % MgO

30 % CaO

Amonium Sulphate (ZA) 1.0 % max 21 % N

23-24 % S Muriate of Potash (MOP) 0.7 % max 60 % K2O

Rock Phosphate (RP) 1.0 % max 28 % P2O5

Borax (NA2B4O7. 5 H2O) - 11-12 % B

(11)

Kehilangan pupuk. Sumber kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang, penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran untilan ke lapangan, serta pelangsiran pupuk ke lapangan dan penaburan pupuk, walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat (bocor), selain itu juga karena lantai tempat untilan yang tidak dialas sehingga sisa-sisa pupuk yang tidak bisa disekop menjadi tertinggal atau tersapu. Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk. Pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor, lalu pupuknya tercecer.

Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari kendaraan dilemparkan ke tepi jalan tempat TPP. Lemparan tersebut dapat menyebabkan terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor terhadap penguntil untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hati-hati.

Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan. PPKS (2003) menyatakan bahwa kebutuhan pupuk per hektar di perkebunan kelapa sawit kurang lebih 24 % dari total biaya produksi atau sekitar 40-60 % dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan secara efektif dan efisien. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: 1). perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk, dan penyediaan pupuk yang cukup, 2). organisasi kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi, 3). kontrol dan pengawasan. Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan.

(12)

Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan di PT Inti Indosawit Subur, antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik, seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena topografi areal/blok yang bergelombang dan areal/blok yang berawa-rawa, ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan, hambatan karena hujan lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak. Selain itu ditemukan kesalahan yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di lapangan, antara lain, penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan yaitu pupuk tersebar merata dipiringan, tipis serta tidak boleh ada bongkahan pupuk di piringan yang bersih dari gulma dan bebas dari genangan air, dan jarak sebar pupuk dari pokok adalah 50 cm.

Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan. Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang belum mendapatkan pupuk atau melebihi dosis yang diperlukan, dan kehilangan pupuk karena tercecer.

Produktivitas. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuain lahannya (Sutarta et al., 2003). Pemupukan yang baik dapat dicapai jika manajemen pemupukannya telah efektif dan efisien. Produktivitas di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur dari lima tahun terakhir ( 2006-2010) yang dibandingkan dengan standar produksi kelapa sawit D x P di Indonesia berdasarkan kesesuaian lahan kelas S1 dan S2, dapat dilihat pada Tabel 15.

Menurut PPKS (2005), produksi tanaman merupakan hasil interaksi berbagai faktor yaitu bahan tanaman, kondisi tanah, iklim (curah hujan, suhu, dan cahaya), kegiatan kultur teknis dan pengelolaan panen. Pemupukan merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan kultur teknis yang menentukan produktivitas tanaman.

(13)

Pada Tabel 15, dapat diketahui bahwa rata-rata produktivitas tanaman di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur pada lima tahun terakhir melebihi standar produktivitas TBS D x P pada lahan kesesuaian kelas S1 dan S2. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pemupukan di PT Inti Indosawit Subur sudah efektif yang mencakup 4 T, yaitu : tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, dan tepat cara dan tempat.

Tabel 15. Rata-rata Produktivitas Tanaman di Kebun Buatan, PT IIS

Tahun Produktivitas (ton/ha/tahun)

RP * SP ** tanam Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 S1 S2 1988 22.80 23.37 22.79 24.66 22.27 23.18 18.90 18.00 1989 23.66 24.78 26.56 27.60 23.79 25.28 19.80 19.00 1990 23.14 24.06 24.83 26.12 22.96 24.22 21.90 21.00 1991 23.37 24.24 26.32 25.56 22.64 24.43 23.10 21,50 Rata-rata 23.24 24.11 25.12 25.98 22.91 24.28 20.93 19.88

Sumber *) Rata-rata produktivitas (ton/ha/th) (Kantor Kebun Buatan, 2011) **) Standar produktivitas (ton/ha/th) Sumber : Pusat Penelitian Kelapa

Gambar

Gambar 6. Kegiatan Penguntilan Pupuk di Gudang
Tabel 9. Data Pengamatan Penimbangan Sampel Untilan Pupuk ZA
Tabel 10. Prestasi Kerja Penabur
Gambar 7. Pengumpulan Karung Pupuk
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Untuk menghitung kadar dalam cuplikan digunakan metode komparatif, untuk itu diperlukan cuplikan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan, yang jumlah dan komposisi

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas Iklan simPATI

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran

Berkenaan dengan ayat di atas, Hamka berkomentar sebagai berikut. 56 Ahmad Musthafa Al-Maraghi. 57 Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Dapatlah kita memahamkan sedalam-dalamnya

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian