• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa dan Perancangan Sistem Informasi (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

OBAT PADA POLIKLINIK BAPPENAS DENGAN METODOLOGI

BERORIENTASI OBYEK

Akbar Firdiansyah

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur

Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260

Telp. (021) 5853753 ext. 303, Fax. 5853489

E-mail : akbar.firdiansyah@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Dengan memanfaatkan teknologi informasi manusia dapat melakukan berbagai kegiatan yang sebelumnya mustahil untuk dilakukan seperti bertukar informasi dalam hitungan menit bahkan detik. Teknologi informasi telah memungkinkan pekerjaan administrasi perkantoran dilakukan lebih cepat. Hal ini tentunya akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah meningkatnya produktifitas organisasi, efisiensi pekerjaan dan penghematan biaya.

Dalam proses bisnisnya, Poliklinik Bappenas sudah menggunakan komputer dalam kegiatan operasional seperti pembuatan dokumen permintaan obat, pengelolaan stok obat dan pencatatan data berobat pasien. Meski sudah menggunakan komputer, masih terdapat masalah dalam pengelolaan data persediaan obat. Banyaknya jumlah obat yang dikelola serta banyaknya jumlah pasien yang memanfaatkan layanan poliklinik Bappenas mengakibatkan proses perhitungan persediaan obat menjadi relatif lama.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis melakukan penelitian dan memberikan solusi berupa rancangan sistem informasi persediaan obat berorientasi obyek. Diharapkan sistem informasi persediaan obat berorientasi obyek dapat membantu merekam semua data obat yang masuk dan keluar sehingga masalah di atas tidak terjadi lagi.

(2)

1. PENDAHULUAN

Poliklinik Bappenas adalah unit layanan kesehatan yang memberikan layanan kesehatan bagi para pegawai di Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional. Pegawai dapat

memperoleh layanan kesehatan berobat jalan secara cuma-cuma.

Persediaan obat yang sesuai dengan

kebutuhan poliklinik Bappenas dapat

memungkinkan poliklinik Bappenas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasien. Agar persediaan obat di poliklinik Bappenas selalu dapat dipenuhi, perlu dilakukan kontrol persediaan obat secara teratur.

Meski upaya kontrol persediaan obat telah dilakukan masih terdapat masalah dalam pengelolaan obat. Dengan jumlah persediaan obat yang mencap ai ribuan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan informasi persediaan obat terkini ketika dibutuhkan juga saat pembuatan laporan persediaan obat.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemanfaatan sistem informasi terkomputerisasi dapat dijadikan solusi yang tepat. Dengan adanya sistem informasi terkomputerisasi, persediaan obat akan tercatat dengan jelas sehingga lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu manfaat lainnya yang akan didapat adalah laporan persediaan dapat di hasilkan lebih cepat.

2. LANDASAN TEORI

2.1.PENGERTIAN SISTEM

Rudy Tantra (2012:1) mengatakan sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem (sistem yang lebih kecil) yang saling terhubung dan terkait untuk mencapai suatu tujuan [7].

2.2.PENGERTIAN INFORMASI

Informasi dapat dipahami sebagai

pemrosesan input yang terorganisir, memiliki

arti, dan berguna bagi orang yang

menerimanya. Data berbeda dengan informasi. Data dapat didefinisikan sebagai fakta-fakta yang masih mentah atau acak yang menjadi

input untuk proses yang menghasilkan

informasi [7].

2.3.PENGERTIAN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi adalah cara yang

terorganisir untuk mengumpulkan,

memasukkan, dan memroses data dan

menyimpannya, mengelola, mengontrol dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan [7].

2.4.KONSEP DASAR ANALISA SISTEM

Mulyanto (2009:125) menjelaskan bahwa

Analisa sistem adalah : “Teori sistem umum

yang sebagai sebuah landasan konseptual yang

mempunyai tujuan untuk memperbaiki

berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah

sasaran sistem yang sedang berjalan,

merancang atau mengganti output yang sedang

digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama

dengan seperangkat input yang lain (bisa jadi

lebih sederhana dan lebih interaktif) atau

melakukan beberapa perbaikan serupa” [5].

2.5.VISUAL BASIC

Sugi Mulyono (2008) menjelaskan bahwa

Visual Basic adalah sebuah software untuk

membuat sebuah program aplikasi lain dengan bahasa pemograman yang dapat bekerja pada sistem Windows. Membuat program dengan Visual Basic sangat mudah, karena software ini

telah mengaplikasikan IDE (Integrated

Development Environment) atau suatu bidang

kerja yang dapat menghasilkan program aplikasi [6].

2.6.DATABASE

Windu Gata (2013:19) mengungkapkan

bahwa database merupakan kumpulan data

yang saling berhubungan. Hubungan antar data

dapat ditunjukkan dengan adanya field kunci

dari setiap table yang ada. Dalam satu file atau

table terdapat record-record yang sejenis, sama

besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam [3].

2.7.MYSQL

Muhammad Irsyad (2012) menjelaskan

bahwa MySQL adalah Relational Database

Management System (RDBMS) yang

didistribusikan secara gratis di bawah lisensi

(3)

bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang

bersifat closed source atau komersial [2].

2.8.TEORI PERSEDIAAN

Menurut Eddy Herjanto (2011:237),

persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barangjadi, ataupun suku cadang.

Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut.

 Menghilangkan risiko keterlambatan

pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan

 Menghilangkan risiko terhadap kenaikan

harga barang atau inflasi

 Memberikan pelayanan kepada pelanggan

dengan tersedianya barang yang

diperlukan [4].

2.9.POLIKLINIK

Bagaskara (2012) menjelaskan bahwa poliklinik adalah salah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang kesehatan. Sebuah poliklinik yang menawarkan

fasilitas perawatan kesehatan yang di

khususkan untuk perawatan pasien rawat jalan.

Tujuan utama dari poliklinik adalah melayani para pasien yang akan berobat dan

merupakan kegiatan utama, untuk itu

penyediaan informasi yang dapat mendukung

dan meningkatkan sistem sangatlah di

butuhkan [1].

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian yang dilakukan secara bertahap yang secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui studi lapangan ke Poliklinik Bappenas, mengamati aktivitas yang berjalan.

Melakukan wawancara dengan

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti kepada penanggung jawab poliklinik dan menganalisa

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

Selain itu, penulis juga melakukan

penelitian kepustakaan dengan cara

mempelajari literatur-literatur, buku-buku,

bahan kuliah, sumber bacaan lainnya yang

merupakan landasan teori yang erat

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Analisa Sistem

Merupakan kegiatan mempelajari dan mengetahui apa yang dikerjakan sistem yang ada.

Setelahnya, menspesifikasikan sistem yaitu dengan menspesifikasikan masukan

yang digunakan, database yang ada, proses

yang dilakukan dan keluaran yang

dihasilkan.

Adapun tahapan – tahapan pada analisa

sistem antara lain pembuatan :

(1)Activity Diagram

Activity Diagram adalah alat untuk

memodelkan alur kerja atau workflow

sebuah proses bisnis dan urutan aktifitas didalam suatu proses.

(2)Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah alat untuk

mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna.

(3)Use Case Description

Use Case Description adalah alat untuk

mendeskripsikan secara rinci mengenai

use case.

c. Rancangan Sistem

Tahap perancangan sistem adalah

merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang akan

diusulkan, dengan disertai rancangan

(4)

Adapun tahapan pada rancangan sistem antara lain pembuatan :

a) ERD (Entity Relationship Diagram)

b) Logical Record Structure

c) Normalisasi

d) Spesifikasi basis data

e) SequenceDiagram

f) Class Diagram

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.ULASAN SINGKAT ORGANISASI

Poliklinik Bappenas adalah unit layanan

kesehatan di Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (Kemen PPN).

Poliklinik Bappenas memberikan pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan, konsultasi dan pengobatan rawat jalan secara cuma-cuma kepada para pegawai di lingkungan Bappenas dan beroperasi setiap hari kerja dari pukul

07.30 – 16.00.

4.2.PROSES BISNIS SISTEM BERJALAN

a. Proses Permintaan Obat

Petugas membuat memorandum

permintaan pengadaan obat yang berisi daftar obat yang diminta beserta rincian

jumlah berikut harganya, setelahnya

dikirimkan kepada kepala poliklinik

(Kepala Biro Sumber Daya Manusia) untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala Biro Umum untuk dibelikan obat yang diminta.

b. Proses Penerimaan Obat

Setelah surat permintaan pengadaan obat diterima dan persediaan obat yang

diminta dibeli. Petugas poliklinik

menerima pengiriman obat dari supplier

beserta surat pengiriman obat.

Petugas melakukan pemeriksaan

kesesuaian obat yang diminta dan obat yang

diterima, jika tidak sesuai petugas

mengembalikan obat beserta surat

pengiriman obat untuk diganti, jika obat

yang dikirim sudah sesuai petugas

menandatangani surat penerimaan obat dan memberikan salinannya kepada pengirim.

c. Proses Registrasi Berobat

Pegawai yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di polikinik Bappenas

melakukan registrasi berobat terlebih

dahulu. Petugas mencatat data registrasi pasien pada dokumen registrasi berobat dan pasien menunggu giliran berobat.

d. Proses Pencatatan Hasil Pemeriksaan

Pasien mendapat giliran berobat, lalu dokter memeriksa pasien dan memberikan

therapic. Setelahnya dokter akan mencatat

hasil pemeriksaan pasien yang isinya

berupa diagnosa penyakit, dan therapic

yang diberikan kepada pasien pada

selembar kartu hasil pemeriksaan atau dikenal juga dengan nama kartu rekam medis atau kartu riwayat berobat.

e. Proses Penukaran Resep

Setiap kali pasien berobat, dokter akan membuatkan resep obat apabila dibutuhkan oleh pasien. Kemudian pasien

dapat menukarkan resep obat yang

diperoleh dari dokter di poliklinik Bappenas dengan obat yang tersedia pada poliklinik

Bappenas. Petugas akan mencatat

pengeluaran obat pada dokumen

pengeluaran obat

f. Proses Pembuatan Laporan Registrasi

Berobat

Setiap bulan, petugas poliklinik

membuat laporan kunjungan pasien yang dibuat berdasarkan dokumen registrasi berobat pasien dan diberikan kepada kepala poliklinik.

g. Proses Pembuatan Laporan Persediaan Obat

Setiap bulan, petugas poliklinik

membuat laporan persediaan obat

bulananyang berisi informasi obat yang keluar dari poliklinik dibuat berdasarkan dokumen penukaran resep obat beserta stok terbaru dari obat yang ada di poliklinik untuk kemudian diserahkan kepada kepala poliklinik

4.3.ANALISA SISTEM SUSULAN

a. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Dari hasil analisa sistem berjalan, penulis menemukan bahwa Poliklinik Bappenas membutuhkan sebuah sistem informasi persediaan obat yang memiliki

fitur untuk dapat memasukan dan

menyimpan data supplier, data obat, data

pasien, data dokter, cetak memorandum

permintaan obat, penerimaan obat,

(5)

b. FISHBONE DIAGRAM

Kesulitan mengelola data obat dan Pembuatan laporan

persediaan obat butuh waktu relatif lama Metode

Obat

Data

Petugas Jumlah data yang

dicatat banyak

Kurang teliti mencatat data obat Jumlah obat yang dikelola

cukup banyak Metode pencatatan transaksi

tidak tepat Metode pembuatan laporan

tidak tepat

Gambar 1: Fishbone Diagram

c. USE CASE DIAGRAM

Petugas

Entry Supplier

Entry Dokter

Entry Obat

Entry Pasien

Gambar 2: Use Case Master

Petugas

Cetak Permintaan Obat

Entry Penerimaan Obat

Entry Registrasi Berobat

Entry Penukaran Resep

Entry Hasil Pemeriksaan

Gambar 3: Use Case Transaksi

Petugas

Cetak Laporan Rekap Registrasi Berobat

Cetak Laporan Rekap Persediaan Obat

Kepala Poliklinik

Gambar 4: Use Case Laporan

4.4.MODEL DATA

a. CLASS DIAGRAM

+getkddokter()

Gambar 5: Class Diagram

b. LOGICAL RECORD STRUCTURE

pasien

(6)

4.5.DESIGN GUI

a. STRUKTUR MENU

Sistem Informasi Persediaan Obat Poliklinik Bappenas

Master Transaksi Laporan

Entry Dokter

Entry Supplier

Entry Obat

Entry Pasien

Cetak Permintaan Obat

Entry Penerimaan Obat

Entry Registrasi Berobat

Cetak Laporan Permintaan Obat

Cetak Laporan Penerimaan Obat Cetak Laporan Rekap Registrasi

Berobat Cetak Laporan Hasil

Berobat

Cetak Laporan Penukaran Resep Entry Hasil Berobat

Entry Penukaran Resep

Cetak Laporan Rekap Persediaan

Obat

Gambar 7: Struktur Menu

b. RANCANGAN FORM

Gambar 8: Rancangan Halaman Utama

Gambar 9: Rancangan Entry Supplier

Gambar 10: Rancangan Entry Dokter

Gambar 11: Rancangan Entry Obat

Gambar 12: Rancangan Entry Pasien

Gambar 13: Rancangan Cetak Permintaan Obat

Gambar 14: Rancangan Entry Penerimaan Obat

(7)

Gambar 16: Rancangan Entry Hasil Pemeriksaan

Gambar 17: Rancangan Entry Penukaran Resep

Gambar 18: Rancangan Cetak Laporan Permintaan Obat

Gambar 19: Rancangan Cetak Laporan Penerimaan Obat

Gambar 20: Rancangan Cetak Laporan Rekap Registrasi Berobat

Gambar 21: Rancangan Cetak Laporan Penukaran Resep

Gambar 22: Rancangan Cetak Laporan Hasil Pemeriksaan

(8)

5. PENUTUP

5.1.KESIMPULAN

Setelah mempelajari pemasalahan dan melakukan analisa sitem berjalan pada Poliklinik Bappenas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pengembangan sistem informasi

persediaan obat sangat diperlukan.

Sehingga setiap persediaan obat yang masuk dan keluar dapat tercatat dengan jelas dan akurat, dan kontrol terhadap persediaan obat dapat berjalan lebih baik.

5.2.SARAN

Untuk mendapatkan manfaat dan hasil yang diharapkan penulis juga menyarankan hal berikut:

a. Menyediakan fasilitas hardware dan

software yang sesuai kebutuhan untuk menerapkan rancangan sistem informasi persediaan obat ini.

b. Melakukan back-up data yang ada secara

rutin untuk menghindari kerusakan data atau kehilangan data.

c. Melakukan pemeliharaan perangkat lunak

dan perangkat keras.

d. Melakukan evaluasi penggunaan sistem

informasi persediaan obat secara berkala.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Bagaskara, R. Edith Inder, Wahyul Amien

Syafei, and R. Rizal Isnanto. Perancangan

Sistem Informasi Poliklinik. TRANSIENT,

2012

[2] Irsyad, Muhammad, Cepy Slamet, Ate

Susanto. Perancangan Website Sekolah

Pada SubSystem User Interface. Sekolah

Tinggi Teknologi Garut, 2012

[3] Gata, Grace, Windu Gata. Sukses

Membangun Aplikasi Penjualan dengan

Java. Jakarta : Elex Media Komputindo,

2013

[4] Herjanto, Eddy. Manajemen Operasi Edisi

3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2011

[5] Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep

dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2009

[6] Mulyono, Sugi dan Sartono Agus.

Kumpulan Software Pilihan Paling Dicari. MediaKita:Jakarta, 2008

[7] Tantra, Rudy.Manajemen Proyek Sistem

Gambar

Gambar 5: Class Diagram
Gambar 11: Rancangan Entry Obat
Gambar 21: Rancangan Cetak Laporan Penukaran  Resep

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi campuran bahan minuman dalam bentuk simplisia antara bawang dayak dengan rosella yang dapat diterima

Hasil Penelitian tersebut berlawanan karena KAP The Big Four memiliki banyak pengetahuan tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan

NOMOR 2348/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN5.

Tingginya kadar organik pada suatu perairan umumnya akan mengakibatkan meningkatnya jumlah populasi hewan bentos dan sebagai organisme dasar, bentos menyukai substrat yang kaya

- Ukiran corak ini biasanya terdapat dalam bentuk papan tebuk tidak silat. Awan Bentuk Huruf, Larik

Wawancara merupakan segala kegiatan untuk menghimpun data secara lisan dan tatap muka dengan siapa yang diperlukan mengenai pendapat dan kesan pribadi (Sudijono, 1982: 24).

(6) Apabila permohonan SIKPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak atau hasil pemeriksaan fisik kapal tidak sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Direktur

Dengan membandingkan antara produktivitas teoritis hopper terhadap produktivitas teoritis alat angkut maka .diketahui upaya apa saja yang dapat meningkatkan