• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi di Puskesmas Blang Bintang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi di Puskesmas Blang Bintang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2023 eISSN 2656 – 8446

1

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi di Puskesmas Blang Bintang

Irma Yani Usman, Fia Dewi Auliani, Fauziyah Hayati Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama

*) Email Korespondensi : Irmausman321@Gmail.Com

ABSTRAK

Anemia Defisiensi Zat Besi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara miskin.

Tingkat pengetahuan wanita usia produktif yang rendah akan mempengaruhi akibat jangka panjang anemia defisiensi zat besi mengingat mereka adalah calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi zat besi di puskesmas blang bintang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional . Sample diambil secara berurutan sebanyak 69 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan progam komputer spss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari wanita usia produktif di puskesmas blang bintang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 52,2%, tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 43,5%, dan hanya 4,3% dengan tingkat pengetahuan yang buruk. Puskesmas sebaiknya menyediakan penyuluhan agar mencegah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada wanita usia produktif. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Wanita Usia Produktif, Anemia, Zat Besi ABSTRACT

Iron deficiency anemia is a public health problem that occurs and is widespread throughout the world, both in developing and poor countries. The low level of knowledge of women of productive age will affect the long-term consequences of iron deficiency anemia considering that they are prospective mothers who will give birth to the next generation. Therefore, the purpose of this study was to describe the level of knowledge of women of reproductive age about iron deficiency anemia at blang bintang health center. This research is descriptive with cross-sectional approach. Samples were taken sequentially as many as 69 people. Data collection was done by using a questionnaire. The data were then analyzed using the spss computer program. The results showed that most of the women of productive age at the blang bintang health center had a sufficient level of knowledge as much as 52.2%, a good level of knowledge as much as 43.5%, and only 4.3% with a poor level of knowledge. Health center should provide counseling to prevent iron deficiency anemia in women of reproductive age. In addition, this research can be a reference for further research.

Keywords : level of knowledge, women age productive, anemia, iron

(2)

2

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah (Isnaeni, A.P, 2012). WHO menetapkan nilai normal kriteria anemia pada laki-laki dewasa adalah hemoglobin < 13 g/dl, wanita dewasa tidak hamil hemoglobin < 12 g/dl, wanita hamil hemoglobin < 11 g/dl, anak umur 6-14 tahun hemoglobin < 12 g/dl, dan anak umur 6 bulan – 6 tahun hemoglobin

< 11 g/dl. Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Isnaeni, A.P, 2012).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara miskin. Salah satu masalah gizi kesehatan bagi negara berkembang termasuk di Indonesia adalah anemia defisiensi zat besi. Wanita memiliki risiko tinggi mengalami anemia oleh karena wanita setiap bulannya mengalami siklus haid (menstruasi) (Rahayu, A.Y., F. Putri, A. O. &

Anggraini, L., 2019).

Kejadian anemia defisiensi zat besi sering terjadi pada wanita produktif termasuk remaja putri dan ibu hamil (Subratha, H. F. A. 2020). Berdasarkan data hasil proyeksi penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk usia produktif (15-64) tahun berjumlah 70,72%. Populasi penduduk Indonesia saat ini lebih didominasi oleh kelompok umur produktif yakni antara 15-64 tahun. BPS membedakan penduduk usia produktif menjadi 2 kategori, yang pertama Usia Sangat Produktif (15 - 49), dan kedua Usia Produktif (50 - 64). Jumlah perempuan usia sangat produktif (15-49) mencapai 69,4 juta, Sedangkan untuk usia produktif (50-64) mencapai 16,91 juta (Badan Pusat Statistik (BPS), 2016).

Berdasarkan data awal dari puskesmas blang bintang pada tahun 2020, mencakup 26 desa, antara usia 18-49 tahun terdapat 180 ibu hamil yang mendapatkan fe , 226 orang yang di periksa hb dan 7 orang yang mengindap anemia. Berdasarkan Riskesdas (2018) porposi remaja putri dan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah, yaitu remaja putri mendapat tablet tambah darah 76,2%, dengan jumlah konsumsi tablet tambah darah <

52 butir = 98,6% , remaja putri yang tidak mendapatkan tablet tambah darah 23,8% dengan jumlah konsumsi tablet tambah darah > 52 butir = 1,4% , sedangkan ibu hamil yang medapatkan tablet tambah darah 73,2% dengan jumlah konsumsi tablet tambah darah < 90 butir = 61,9%, yang tidak mendapatkan tablet tambah darah 26,8% dengan jumlah konsumsi tablet tambah darah > 38,1% (Riskesdas, K. 2018).

Hasi penelitian yang dilakukan oleh Desi Pramita Sari 2020 , diperoleh angka kejadian anemia pada remaja putri di Negara berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makanan. Penderita anemia pada remaja juga dilaporkan tinggi berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2016 dengan rincian yaitu prevalensi anemia pada remaja puteri usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Pada dasarnya 23% remaja putri di Indonesia mengalami anemia alias kurang darah. Dengan jumlah remaja putri kurang lebih 21 juta, terdapat setidaknya 4,8 juta yang mengidap kekurangan jumlah sel darah merah (yang mengandung protein hemoglobin, Hb) (Nuria Kaimudin, et al., 2017).

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil yang tinggal di perkotaan dan juga di perdesaan berkisar 48,9 %. Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb <11,0 g/dl yang diperiksa pada saat kunjungan pertama (K1).

Ibu hamil dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan anemia defisiensi zat besi. Kondisi anemia pada ibu hamil harus dideteksi sedini mungkin dan diberikan penatalaksanaan dan penanganan yang tepat untuk mencegah ibu melahirkan

(3)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2023 eISSN 2656 – 8446

3 bayi dengan anemia defisiensi zat besi yang akan menghambat pertumbuhan sel-sel otak dan sel tubuh lainnya yang dapat bermanifestasi dalam bentuk stunting maupun wasting.

(Badan Pusat Statistik., 2018)

Faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut yaitu tingkat pengetahuan yang kurang tentang penyakit dan asupan gizi besi yang baik. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) sewaktu makan menyebabkan penyerapan zat besi semakin rendah. Tingkat pengetahuan wanita usia produktif yang rendah akan mempengaruhi akibat jangka panjang anemia defisiensi zat besi apabila wanita tersebut nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, risiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal (Soraya, M. N., 2013).

Berdasarkan uraian diatas, anemia defisiensi merupakan suatu masalah yang sering dialami oleh wanita usia produktif, maka peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Blang Bintang.

METODE

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2021. Jenis dan desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah wanita usia produktif berjumlah 226 orang yang berkunjung ke Puskesmas Blang Bintang.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 wanita usia produktif (15-49) tahun. Dengan teknik consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi. Rumus yang digunakan peneliti untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin yaitu:

n= jumlah sampel N= jumlah populasi

E= batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Wanita usia produktif (15-49) tahun.

- Wanita yang berkerja.

- Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Usia < 15 tahun atau > 49 tahun.

- Tidak bersedia menjadi responden.

N = 226__

1+N(E)2 n = 69,32 n = 69

(4)

4

variabel terikat (dependent). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan yang diisi oleh responden. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengelolahan data agar data dapat dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat ini disajikan dalam bentuk tabel yang disertai dengan narasi singkat.

HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN Hasil Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pasien yang datang berobat ke Puskesmas Blang Bintang. Dari 69 orang pasien wanita Puskesmas Blang Bintang seluruhnya menjadi subjek penelitian.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

Usia Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

15-24 tahun 13 18,8%

25-34 tahun 26 37,7%

35-49 tahun 30 43,5%

Total 69 100%

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 69 responden dengan kelompok usia 35-49 tahun memiliki frekuensi dan persentase terbesar yaitu 30 orang (43,5%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.

Pendidikan Terakhir

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

Tidak Sekolah 12 17,4%

SD 12 17,4%

SMP 19 27,5%

SMA 13 18,8%

D1 7 10,1%

D3 3 4,3%

S1 3 4,3%

Total 69 100%

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 69 responden dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMP dengan jumlah 19 orang (27,5%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 22 31,9%

Pedagang 9 13,0%

Wiraswasta 3 4,3%

Buruh 8 11,6%

Lain-lainnya 17 24,6%

PNS / Pegawai Swasta 10 14,5%

Total 69 100%

(5)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2023 eISSN 2656 – 8446

5 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 69 responden dengan pekerjaan paling banyak sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 22 orang (31,9%).

Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat pengetahuan wanita usia produktif di Puskesmas Blang Bintang yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat sebagai berikut Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Anemia Defisiensi

Zat Besi.

Variabel Kategori Frekuensi

(Orang)

Persentase (%)

Tingkat Pengetahuan Baik 30 43,5%

Cukup 36 52,2%

Buruk 3 4,3%

Total 69 100%

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 36 orang (52,2%),

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Usia.

Usia

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk

Total %

N % N % N %

15-24 tahun 3 10,0% 10 27,8% 2 66,7% 15 21,7%

25-34 tahun 12 40,0% 12 33,3% 0 0,0% 24 34,8%

35-49 tahun 15 50,0% 14 38,9% 1 33,3% 30 43,5%

Total 30 100 36 100 3 100 69 100

Dari tabel 5 dapat dilihat tingkat pengetahuan baik pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 30 orang (43,5%), Demikian juga tingkat pengetahuan baik pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 15 orang (50,0%), (66,7%) dan responden yang berusia 15-24 memiliki proporsi 1 orang (33,3%).

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir.

Pendidikan Terakhir

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk

Total %

N % N % N %

Tidak Tamat SD 2 6,7% 9 25,0% 1 33,3% 12 17,4%

SD,SMP,SMA 22 73,3% 20 55,6% 2 66,7% 44 63,8%

Perguruan Tinggi 6 20,0% 7 19,4% 0 0,0% 13 18,8%

Total 30 100 36 100 3 100 69 100

(6)

6

berpendidikan terakhir SD,SMP,SMA memiliki proporsi lebih banyak yaitu 44 orang (63,8%), Demikian juga pada tingkat pengetahuan baik pada responden yang berpendidikan terakhir SD,SMP,SMA memiliki proporsi lebih banyak yaitu 22 orang (73,3%),

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan.

Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk

Total %

N % N % N %

Ibu Rumah Tangga 8 26,7% 13 36,1% 1 33,3% 22 31,9%

Pedagang 6 20,0% 3 8,3% 0 0,0% 9 13,0%

Wiraswasta 2 6,7% 1 2,8% 0 0,0% 3 4,3%

Buruh 2 6,7% 6 16,7% 0 0,0% 8 11,6%

Lain-lainnya 6 20,0% 9 25,0% 2 66,7% 17 24,6%

PNS / Pegawai Swasta 6 20,0% 4 11,1% 0 0,0% 10 14,5%

Total 30 100 36 100 3 100 69 100

Dapat dilihat dari tabel 7. Dimana tingkat pengetahuan baik responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga memiliki proporsi yang lebih banyak dibandingkan pekerjaan lainnya yaitu 8 orang (26,7%).

Dari hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Blang Bintang dapat dilihat pada tabel 4.4 mayoritas berada pada kategori cukup yaitu 36 orang dengan persentase 52,2% ,kategori baik yaitu 30 orang dengan persentase 43,5%, dan kategori buruk yaitu 3 orang dengan persentase 4,3%. Adanya perbedaan hasil penelitian di beberapa daerah yang berbeda tersebut, menandakan bahwa status sosial-ekonomi, budaya, termasuk kepercayaan perihal gizi dan gaya hidup secara keseluruhan cukup berpengaruh. Usia, Pendidikan, pendapatan, pengalaman serta sumber informasi, dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial budaya masyarakat setempat pun secara tidak langsung akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena sistem sosial budaya akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi.

Tingkat pengetahuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurbaiti (2013) hasilnya menunjukan bahwa, dari 33 responden yang berpengetahuan kurang dengan mengalami anemia sebanyak 28 orang (84,8%), sedangkan dari 13 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mengalami anemia sebanyak 10 orang (76,9%)25. Hal ini disebabkan pengetahuan yang baik tentang anemia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesadaran individu dalam mencegah anemia.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah Didapatkan dari 69 orang wanita usia produktif yang menjadi subjek penelitian sebanyak 43,5% (30 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 52,2% (36 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, dan 4,3% (3 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan buruk. Tingkat pengetahuan berdasarkan usia menunjukan bahwa yang memiliki proporsi paling banyak yaitu 43,5% (30 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik adalah usia 35-49 tahun. Tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa yang memiliki proporsi paling banyak yaitu 73,3% (22 orang)

(7)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2023 eISSN 2656 – 8446

7 memiliki tingkat pengetahuan baik adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA).

Tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa yang memiliki proporsi paling banyak yaitu 26,7% (8 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dengan pekerjaaan sebagai IRT.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), (2016). Jumlah Wanita Usia Produktif Di Indonesia Tahun.

Badan Pusat Statistik. (2018). Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil..

Fitriany, J. S. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan.

Malikussaleh.

Isnaeni, A.P, 2012. Faktor – Faktor Berhubungan Dengan Anemia Pada Remaja Putri, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 99–33 (2012).

Nurbaiti (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 11 Banda Aceh.

Nuria Kaimudin Et Al. (2017)Skrining Dan Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Sman 3 Kendari. J. Ilmu. Mhs. Kesehatan. Masyarakat. 2, 1–10 (2017).

Rahayu, A.Y., F. Putri, A. O. & Anggraini, L. (2019). Metode Orkes-Ku Dalam Mengindentifikasi Potensi Kejadian Anemia Gizi Pada Remaja. (2019).

Riskesdas, K. (2018) Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. 44, 1–200 (2018).

Soraya, M. N (2013). Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Di Puskesmas Keling Ii Kabupaten Jepara. (2013).

Subratha, H. F. A. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Di Tabanan. J. Med. Usada 3, 48–53.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pelayanan masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi dan faktor risiko yang berkorelasi dengan kejadian anemia defisiensi zat besi pada wanita

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

18 Tahun 2004: Yaitu merupakan peraturan daerah Kabupaten Pamekasan Tantang Larangan Terhadap Pelacuran dalam Wilayah Kabupaten Pamekasan, pelaksanaannya baik yang

Dalam situs Computer science Lab pada artikel Ilustrasi sejarah komputer menyebutkan bahwa istilah komputer dikaitkan dengan sebuah profesi

bahwa Pemerintah Daerah Kata Mojokerto telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Untuk mengetahui pengaruh current ratio dan return on equity terhadap price earning ratio secara simultan pada perusahaan industri logam dan sejenisnya

Berdasarkan rata–rata tanggapan mahasiswa yang diperoleh melalui angket disimpulkan bahwa mahasiswa memberikan tanggapan yang baik sebesar 77% setuju terhadap

Perlindungan hukum bagi pasien yang mengalami kerugian akibat pengobatan tradisional dilakukan dengan ketentuan pidana tentang setiap orang yang tanpa izin