PROPOSAL USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul:
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa SMKN di Jakarta
dengan Diskusi Kelas
Disusun oleh:
Deden Luthfi Fermana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus bertumpuh pada pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran sertanya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang dirumuskan secara jelas dalam UndangUndang No 20 Tahun 2003 pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis bertanggung jawab. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya.
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang tergambar dari hasil belajar terus dilakukan. Namun untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini terlihat dengan masih rendahnya daya serap siswa yang tergambar melalui hasil belajar yang diperoleh sebagai indikator mutu pendidikan. Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar disini dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedang perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam dunia pendidikan pada umumnya ditunjukkan dengan prestasi belajar. Artinya bahwa keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya dapat dilihat pada hasil atau pestasi yang dicapai siswa pada setiap rangkaian mata pelajaran.
Berdasarkan observasi dan pengalaman di SMA/SMK banyak masalah yang timbul tentang pembelajaran di kelas, baik dari karena factor eksternal maupun internal. Secara khususnya, saya akan membahas masalah cara penyampaian materi kepada siswa, karena tidak semua siswa bisa mengerti dengan satu cara saja.
B. Rumusan Masalah dan pemecahannya
Proses pembelajaran yang berlangsung atau dilaksanakan selama ini masih banyak
dalam memanfaatkan media pembelajaran, sehingga anak kurang terlibat secara aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, anak kurang antusias, anak enggan bertanya
kepada guru akibatnya materi yang disampaikan guru tidak terserap dengan baik
Dengan Diskusi Kelas, guru bisa mengetahui karakter setiap siswanya dan setiap siswa
pun bisa mengenali siswa yang lain karena dalam proses diskusi kelas, semua siswa bisa
dengan leluasa menyampaikan masing-masing pendapatnya dan lebih leluasa juga untuk
bertanya tentang apa yang belum ia mengerti.
C. Tujuan Penelitin :
Berdarkan rumusan masalah yang ada, maka Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
1. Membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menarik minat belajar siswa.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran antara siswa dengan guru dan siswa dengan
siswa.
3. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Meningkatkan hasil belajar siswa secara menyeluruh.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Bagi Siswa :o Penelitian dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
o Untuk membantu siswa memudahkan dalam memahami materi dalam pembelajaran.
Bagi Guru :BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Masalah yang telah penulis rumuskan perlu dicari jawabannya, dan untuk
mencari jawabannya perlu dikaji dengan menggunakan teori-teori yang cocok / relevan
dengan masalah tersebut. Adapun teori-teori yang terkait dengan alternatif pemecahan
masalah dipaparkan sebagai berikut :
1. Metode Pembelajaran
Konsep Dasar Metode PembelajaranMetode pembelajaran sebagai cara untuk menyampaikan materi atau bahan
yang akan diajarkan. Pemilihan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran
akan sangat membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan dan
hasil pembelajaran yang telah dicanangkan. Adapun pengertian metode menurut
para ahli sebagai berikut :
Misalnya : untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik
dan alat-alat tertentu.
o Roestiyah N.K ( 1991 : 1 )
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mengajar bahan
pelajaran kepada siswa dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami, dan digunakan oleh siswa.
Metode berasal dari bahasa Yunani dari asal kata methodus yang artinya cara
penyelidikan. Metode adalah cara melaksanakan sesuatu atau mencari pengetahuan.
Dari berbagai pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang sudah dipersiapkan oleh guru dengan sebaik-baiknya
untuk mencapai suatu tujuan. Karena metode tersebut dipergunakan dalam kegiatan
Macam-macam metode pembelajaranMoediono dan Moh. Dimyati ( 1993 : 28 ) mengemukakan ada beberapa metode
pembelajaran sebagai berikut :
- Metode Ceramah - Metode Demonstrasi
- Metode Tanya Jawab - Metode Eksperimen
- Metode Diskusi - Metode Simulasi
- Metode Kerja Kelompok - Metode Penemuan ( Inquiry )
- Metode Pemberian Tugas - Metode Pengajaran Unit
Mulyani Sumantri dan Johar Purnama ( 2001 : 115 ) menyebutkan bahwa
sebenarnya metode mengajar yang dapat dipelajari guru demikian banyak, tetapi
beliau memperkenalkan sepuluh metode mengajar yang paling pokok yaitu :
Metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok,
metode pemberian tugas, metode demontrasi, metode eksperimen, metode
simulasi, metode penemuan ( inquiry ) dan metode pengajaran Unit.
2. Metode Diskusi
a. Pengertian
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam
suatu kelompok untuk saling tukar pendapat untuk membahas suatu masalah secara
bersama-sama dalam mencari pemecahan demi mendapatkan jawaban dan kebenaran
masalah yang dibicarakan.
Metode diskusi adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada kelompok siswa untuk
mengadakan adu argumen secara ilmiah yang berguna untuk mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan maaupun untuk menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah sebagai metode pembelajaran yang melibatkan dan
mengaktifkan siswa untuk membicarakan sreta menemukan alternatif pemecahan suatu
b. Bentuk-bentuk diskusi
Diskusi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan tujuan, berbagai bentuk
diskusi yang terkenal adalah :
The ocial Problema MeetingPara siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelasnya atau di
sekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa terpanggil untuk
mempelajari keadaan sekolahnya dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
The Open-Ended MeetingPara siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan
dengan kehidupan mereka sehari-hari, kehidupan di sekolah dan kehidupan di
lingkungan sekitar mereka.
The Educational-Diagnosis MeetingPara siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud
untuk mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah mereka terima.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di SMKN 12 Jakarta dengan
jumlah murid 324 orang siswa yang terdiri dari 214 laki-laki dan 110 perempuan
yang beraneka ragam latar belakang keluarganya. Lokasi penelitian di SMK Negeri
Jakarta, sedangkan waktu penelitian diawali pada tanggal 11 Juli 2014 sampai
dengan Desember 2014.
B. Perencanaan dan Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan, aksi atau tindakan, observasi
dan refleksi, dengan menggunakan model siklus sebanyak dua siklus, setiap satu siklus
2 kali pertemuan.
1. Siklus pertama
a. Tahap perencanaan merupakan langkah awal dalam penelitian dengan
menetapkan rencana yang akan dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI SMKN 12 Jakarta dengan menggunakan metode diskusi
kelas. Rencana yang disusun berkaitan dengan langkah-langkah dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas. Perencanaan ini
juga mencakup tentang kegiatan aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan.
b. Aksi merupakan tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan
atau meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XI. Hal ini merupakan
tindak lanjut dari perencanaan dalam siklus pertama, yaitu dengan
memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas
sebagai aksi pertama dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa
diberikan soal-soal sementara guru menjelaskan tata cara penyelesaiannya.
Selanjutnya siswa diberi soal-soal sebagai tes pertama dalam mengukur
hasil belajar siswa, yaitu soal yang relevan dengan materi pelajaran yang
dipelajari dengan menggunakan metode diskusi kelas pada siklus pertama.
c. Observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan
tindakan yang dilaksanakan berkaitan dengan pembelajaran. Objek
observasi yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran oleh guru, mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Demikian pula terhadap
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi merupakan kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan atas hasil
dari aksi atau tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelas dalam siklus pertama.
2. Siklus kedua
a. Tahap perencanaan merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
siklus kedua dengan berdasar pada hasil siklus pertama pada siswa kelas XI
SMKN 12 Jakarta. Rencana yang disusun berkaitan dengan
langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas.
Perencanaan ini juga mencakup tentang kegiatan aksi, observasi dan refleksi
yang dilakukan.
b. Aksi merupakan tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan
atau meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XI. Hal ini merupakan
tindak lanjut dari perencanaan dalam siklus pertama sekaligus melakukan
perbaikan berdasarkan hasil siklus pertama, yaitu memberikan pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi kelas sebagai aksi kedua dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa diberikan soal-soal sementara
guru menjelaskan tata cara penyelesaiannya secara diskusi kelas.
Selanjutnya siswa diberikan soal-soal sebagai tes kedua dalam mengukur
hasil belajar siswa, yaitu soal yang relevan dengan materi pelajaran yang
dipelajari dengan menggunakan metode diskusi kelas pada siklus ke 2.
c. Observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelompok sekaligus mengamati dampak dari
tindakan yang dilaksanakan berkaitan dengan pembelajaran. Objek
observasi yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran oleh guru, mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Demikian pula terhadap
d. Refleksi merupakan kegiatan hasil dari aksi atau tindakan yang dilakukan
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas dalam
siklus ke 2.
C. Kriteria Keberhasilan
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif berdasarkan hasil tes
penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Nilai yang
diperoleh selanjutnya dikelompokkan menjadi lima kategori. Kriteria untuk
menentukan hasil belajar siswa dikenakan teknik kategorisasi sebagai berikut :
Skor 0 – 34 dikategorikan sangat rendah
Skor 35 – 54 dikategorikan rendah
Skor 55 – 64 dikategorikan sedang
Skor 65 – 84 dikategorikan tinggi
Skor 85 – 100 dikategorikan sangat tinggi.
Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah setelah diterapkan
pembelajaran dengan metode diskusi kelas setiap awal pembelajaran, maka kualitas belajar
mengalami peningkatan. Kualitas kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ditandai
dengan meningkatnya skor rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.
Adapun teknik analisis kualitatif akan digunakan kategori ketuntasan belajar
siswa yaitu seorang siswa dikatakan telah tuntas hasil belajarnya bila ia telah mencapai
skor 65% atau 6,5 dan ketuntasan klasikal tercapai jika minimal 85% mencapai nilai 65
DAFTAR PUSTAKA
Moedjiono & Moh. Dimyati, 1993. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Dep. P & K
Mulyana Sumantri & Johan Purnama, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV. Maulana.
Sumadi Suryabrata 1995, Metodologi Penelitian. Jakarta ; PT. Raja Grafindo.
Suryobroto. 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta
Rineka Cipta.TIM SBM UNS. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :
Depdiknas Surakarta.
TIM penyusun Kamus. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai