iv
ABSTRAK
EFEK SARI KUKUSAN BROKOLI (Brassica oleraceae var italica) TERHADAP BERAT LIMPA dan GAMBARAN HISTOPATOLOGIS LIMPA
PADA MODEL MENCIT KOLITIS
Christina Indrayanti, 2010. Pembimbing : Lusiana Darsono, dr., M. Kes
Kolitis ulserativa (UK) adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan adanya inflamasi difus pada mukosa usus. Model mencit yang diinduksi kolitis akan menunjukkan tanda-tanda inflamasi yang serupa dengan UK pada manusia yaitu pembesaran dan perubahan gambaran histopatologis limpa. Brokoli mengandung senyawa antioksidan seperti sulforafan yang dapat menghambat terjadinya gambaran klinik tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sari kukusan brokoli terhadap berat limpa dan luas zona marginalis pada gambaran histologis limpa pada mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS.
Penelitian ini dilakukan pada mencit galur Balb/C jantan berumur 8 minggu dengan berat rata-rata 20-25 gram yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan (n=5). Kelompok kontrol negatif hanya diberi aquadest. Kelompok kontrol positif diinduksi kolitis tanpa pemberian sari kukusan brokoli. Kelompok kontrok brokoli diberi sari kukusan brokoli tanpa diinduksi kolitis dengan DSS. Kelompok I, II, III diberi sari kukusan brokoli dengan dosis berturut-turut 0,5 mL, 1 mL, dan 1,5 mL dan diinduksi kolitis dengan DSS 2,5% selama 7 hari. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Parameter yang diamati adalah berat organ limpa dan luas zona marginalis pada gambaran histologis limpa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diberi sari kukusan brokoli dalam berbagai dosis memiliki berat limpa dan luas zona marginalis yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Dosis 1,5 mL memiliki berat limpa dan gambaran luas zona marginalis pada gambaran histologis paling rendah dibandingkan dengan yang diberi dosis 0,5 mL dan 1 mL.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian sari kukusan brokoli dengan dosis 1,5 mL merupakan dosis terbaik untuk mengurangi berat limpa dan luas zona marginalis limpa pada mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF BROCCOLI (Brassica oleraceae var italica) STEAMED JUICE TOWARDS SPLEEN WEIGHT AND HISTOPATHOLOGICAL
APPEARANCE IN COLITIS MICE MODEL Christina Indrayanti, 2010. Supervisor : Lusiana Darsono, dr., M. Kes
Ulcerative colitis (UC) is a chronic inflammatory bowel disease characterized by diffuse mucosal inflammation and ulceration restricted to the colon and extends proximally. This mice model showed inflammatory sign of the spleen similar to UC in human, characterized by enlargement and alteration of histopathological appearance of the spleen. Broccoli contains sulforaphane, which is considered to be effective in preventing colitis due to its antioxidant activity.
The aim of this research is to examine the effect of steam broccoli juice towards spleen weight and histopahological splenic marginal zone width in colitis mice model.
Eight week old Balb/C male mice (20-25 g) were divided into six groups (n=5). The control groups were given only aquadest (negative control group) and broccoli steamed juice (broccoli control group) for 14 days. The other four groups were induced by DSS (2.5%) for 7 days, and after that were treated with aquadest (positive control group), 0.5 mL (group I) , 1 mL (group II), and 1.5 mL (group III) of broccoli steamed juice, for another 7 days. All mice were humanly sacrificed on the 15th day, spleen were obtained, weighed, and examined histopathologically. Data were analyzed by One-Way ANOVA continued with Tukey-HSD (α = 0.05).
The result of this research indicates that groups treated with broccoli steamed juice showed decreased spleen weight and splenic marginal zone compared to DSS treated group. Group III has the lowest spleen weight and splenic marginal zone compared to group I and II.
As conclusions, administration of broccoli steamed juice decreases spleen weight and splenic marginal zone in colitis mice model and 1.5 mL/ day of broccoli steamed juice is the most effective dose.
viii
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian... 6
ix
2.1Anatomi Limpa... 7
2.2Histologi Limpa... 9
2.3Imunologi... 14
2.4Kolitis Ulserativa... 17
2.5Model Hewan Kolitis... 21
2.6Antioksidan... 23
2.7Brokoli... 28
BAB 3 ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Subjek, Alat dan Bahan penelitian... 35
3.1.1Subjek Penelitian... 35
3.2.5Perhitungan Besar Sampel... 38
3.3Prosedur Kerja... 39
3.3.1Pengumpulan Bahan... 39
3.3.2Persiapan Bahan Uji... 39
3.3.3Pelaksanaan Penelitian... 40
3.3.4Pembuatan Preparat Histologis... 41
3.3.5Analisis berat dan Gambaran Histopatologis... 43
3.3.6Metode Analisis Data... 44
3.3.7Hipotesis Statistik... 44
3.3.8Kriteria Uji... 44
x
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data hasil Penelitian... 45
4.1.1Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli... 46
4.1.1.1 Pengujian Statistik terhadap Berat Limpa...46
4.1.1.2 Pengujian Statistik terhadap Gambaran Histopatologis... 50
4.2Pembahasan...53
4.3Uji Hipotesis... 55
4.3.1Uji Hipotesis Berat Limpa... 55
4.3.2Uji Hipotesis Luas Zona Marginalis Jaringan limpa... 55
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan... 57
5.2Saran... 57
DAFTAR PUSTAKA... 58
LAMPIRAN...61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbandingan Limpa Normal dan Hipersplenisme……… 9
Gambar 2.2 Histologi Limpa………...……….. 13
Gambar 2.3 Pertahanan Tubuh Manusia………..……….. 14
Gambar 2.4 Tahapan Fagositosis………...……….... 17
Gambar 2.5 Patogenesis Ulserative Colitis dan Chron’s Disease…………...…..… 21
Gambar 2.6 Macam-macam Jenis Radikal Bebas………….……….25
Gambar 2.7 Reaksi Penghambatan Antioksidan Primer……….………... 26
Gambar 2.8 Antioksidan bertindak Sebagai Prooksidan………... 26
Gambar 2.9 Cara Kerja Antioksidan dalam Menghambat Kerusakan Sel………….27
Gambar 2.10 Mekanisme Kerja Brokoli……….... 31
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rerata Berat dan Luas Zona Marginalis Jaringan Limpa………..…….... 45
Tabel 4.2 Rerata Berat Jaringan Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan………... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa………..…. 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-rata Metode Tukey-HSD Berat Limpa………...… 48
Tabel 4.5 Rerata Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan..…….... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji ANOVA Efek Sari Brokoli Terhadap Luas Zona Marginalis.... 50
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Rata-rata Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa………….…. 49
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Berat Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan………. 61
Lampiran 2 Data Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan……….. 62
Lampiran 3 Pengujian Statistik Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa……...… 63
Lampiran 4 Pengujian Statistik Efek Brokoli Terhadap Gambaran Histopatologis.. 66
Lampiran 5 Perhitungan Dosis………...…69
Lampiran 6 Gambar Alat dan Bahan………. 70
Lampiran 7 Pembuatan Blok paraffin……….... 71
63
LAMPIRAN
LAMIRAN 1
Data Berat Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan
64
LAMPIRAN 2
Data Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan
65
LAMPIRAN 3
Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli Terhadap Berat Limpa
Oneway
Interval for Mean Minimum Maximum
66
Post Hoc
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound Kontrol Positif Kontrol Negatif .3400(*) .08935 .010 .0637 .6163 Kontrol Brokoli .3220(*) .08935 .016 .0457 .5983 Brokoli Dosis 1 .3660(*) .08935 .005 .0897 .6423 Brokoli Dosis 2 .3740(*) .08935 .004 .0977 .6503 Brokoli Dosis 3 .3760(*) .08935 .004 .0997 .6523 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.3400(*) .08935 .010 -.6163 -.0637 Kontrol Brokoli -.0180 .08935 1.000 -.2943 .2583 Brokoli Dosis 1 .0260 .08935 1.000 -.2503 .3023 Brokoli Dosis 2 .0340 .08935 .999 -.2423 .3103 Brokoli Dosis 3 .0360 .08935 .998 -.2403 .3123 Kontrol Brokoli Kontrol Positif -.3220(*) .08935 .016 -.5983 -.0457 Kontrol Negatif .0180 .08935 1.000 -.2583 .2943
67
Homogenous Subsets
Hasil
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2
Brokoli Dosis 3 5 .1600 Brokoli Dosis 2 5 .1620 Brokoli Dosis 1 5 .1700 Kontrol Negatif 5 .1960 Kontrol Brokoli 5 .2140 Kontrol Positif 5 .5360
Sig. .990 1.000
68
LAMPIRAN 4
Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli Terhadap Gambaran Histopatologis
69
Post Hoc
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound Kontrol Positif Kontrol Negatif .5000(*) .03709 .000 .3853 .6147 Kontrol Brokoli .2820(*) .03709 .000 .1673 .3967 Brokoli Dosis 1 .2820(*) .03709 .000 .1673 .3967 Brokoli Dosis 2 .3160(*) .03709 .000 .2013 .4307 Brokoli Dosis 3 .3720(*) .03709 .000 .2573 .4867 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.5000(*) .03709 .000 -.6147 -.3853 Kontrol Brokoli -.2180(*) .03709 .000 -.3327 -.1033 Brokoli Dosis 1 -.2180(*) .03709 .000 -.3327 -.1033 Brokoli Dosis 2 -.1840(*) .03709 .001 -.2987 -.0693 Brokoli Dosis 3 -.1280(*) .03709 .023 -.2427 -.0133 Kontrol Brokoli Kontrol Positif -.2820(*) .03709 .000 -.3967 -.1673 Kontrol Negatif .2180(*) .03709 .000 .1033 .3327
70
Homogenous Subsets
Hasil
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2 3
Kontrol Negatif 5 .4100
Brokoli Dosis 3 5 .5380
Brokoli Dosis 2 5 .5940
Kontrol Brokoli 5 .6280
Brokoli Dosis 1 5 .6280
Kontrol Positif 5 .9100
Sig. 1.000 .187 1.000
71
LAMPIRAN 5
Perhitungan Dosis
Dosis Brokoli
Dosis manusia = 500 g
Dosis Untuk mencit 20 g = 500 x 0,0026 = 1,3 g ≈ 1,5 g
1,5 gr = 0,5 cc Sari Kukusan Brokoli
Perlakuan 1 = 1,5 gr = 0.5 cc
Perlakuan 2 = 3,0 gr = 1,0 cc
Perlakuan 3 = 6,0 gr = 1,5 cc
DSS
Serbuk DSS yang digunakan adalah 2,5 g dilarutkan dengan akuades 100 ml
sehingga didapatkan larutan DSS 2,5 %. Larutan ini diberikan pada mencit
72
LAMPIRAN 6
Gambar Alat dan Bahan
Neraca analitis
Neraca analitis Neraca analitisNeraca analitis Kandang Mencit
Kandang Mencit
Brokoli Kukus
Brokoli Kukus Sari KukusanSari Kukusan
Sari Kukusan Sari Kukusan
Penyondean
Penyondean
Pembedahan Pembedahan
73
LAMPIRAN 7
Pembuatan Blok Parafin dan Pewarnaan Preparat
Inkubator
Blok Parafin Microtom
74
75
LAMPIRAN 8
Gambar Preparat Histopatologis
Kontrol Positif
76
Kontrol Brokoli
77
Brokoli Dosis 2
78
RIWAYAT HIDUP
Nama : Christina Indrayanti
NRP : 0710203
Tempat dan Tanggal lahir : Blitar, 26 Desember 1988
Alamat : Jl. Raya Utara no. 9, Lodoyo-Blitar
Riwayat Pendidikan :
TK St. Maria, Blitar, (1993-1995)
SDK St. Maria, Blitar, (1995-2001)
SMP Yos Soedarso, Blitar, (2001-2004)
SMA St. Yusuf, Malang, (2004-2007)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit
menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare
berdarah, kram perut dan demam. KU bisa terjadi pada umur berapapun, tapi
umumnya dimulai antara umur 15-30 tahun. Tidak seperti penyakit Crohn, KU tidak
selalu memperngaruhi seluruh ketebalan kolon dan tidak pernah mengenai usus halus.
Penyakit ini biasanya dimulai di rektum atau kolon sigmoid (ujung bawah dari kolon)
dan akhirnya menyebar ke sebagian atau seluruh kolon. Sekitar 10% penderita hanya
mendapat satu kali serangan. Penyebab KU tidak diketahui, namun faktor keturunan
dan respon sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif di usus, diduga berperan dalam
terjadinya penyakit ini.
Induksi kolitis pada mencit dapat dilakukan dengan pemberian DSS (dextran
sulfate sodium). DSS oleh sistem pertahanan tubuh mencit dianggap sebagai sebuah
radikal bebas dan menyebabkan kolitis akut. Radikal bebas ini akan mengaktifkan
sistem imun tubuh terutama limpa, dimana proses pada limpa ini diawali oleh suatu
proses inflamasi pada usus sehingga terjadi kerusakan epitel yang merangsang
penarikan sel – sel imun untuk menghancurkan penyebab inflamasi tersebut. Antigen
ini akan dibawa oleh APC (Antigen Presenting Cell) dalam sirkulasi darah dan
ditangkap oleh sel fagosit limpa. Antigen ini merangsang respon antibodi lgM dan sel
mediator inflamasi seperti limfosit dan neutrofil di sentrum germinal. Limpa yang
terus menerus dirangsang untuk menghasilkan sel inflamasi yang berlebihan akan
2
(Okayasu et al., 2004). Aktivitas limpa yang berlangsung terus menerus ini akan
membuat limpa akan bertambah besar karena selain sel-sel yang terus menerus
diaktivasi dan akhirnya berkumpul, juga karena usaha dari limpa itu sendiri yang
dapat dilihat juga dari pertambahan jumlah ototnya (Suttie, 2006).
Pada beberapa penelitian sebelumnya didapatkan bahwa jika DSS ini terus
menerus diberikan maka akan terjadi pembesaran limpa karena aktivitas melawan
inflamasi semakin bertambah (Meira et al., 2008). Pada akhirnya limpa yang sangat
membesar juga menangkap sel darah merah yang normal dan menghancurkannya
bersama dengan sel-sel yang abnormal.
Salah satu cara penangkalan terhadap radikal bebas adalah dengan
antioksidan. Banyak antioksidan yang terkandung dalam sayur-sayuran ataupun
buah–buahan, salah satunya terdapat pada sayuran brokoli. Brokoli (Brassica
oleracea var Italica) ini menyimpan kandungan lemak, protein, karbohidrat, serat,
air, zat besi, kalsium, mineral, dan bermacam vitamin. Diantaranya vitamin A, C, E,
ribofavin, dan nikotinamid. Selain itu, Brokoli mengandung sulforafan, yaitu sebuah
senyawa yang dapat memperkuat sistem kekebalan dan menjadi kekuatan utama
untuk melawan infeksi dan inflamasi. Kandungan sulforafan brokoli mampu
mendetoksifikasi dan secara efektif mengeluarkan penyebab inflamasi (Shapiro et al.,
2001).
Berdasarkan hal-hal di atas, maka pemberian brokoli diharapkan dapat
menekan proses infeksi dan inflamasi sehingga tidak terjadi pembesaran limpa dan
perubahan histopatologis yang berlebihan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk
melihat efektivitas Brokoli (Brassica oleracea var Italica) dalam mengurangi proses
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah :
apakah sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) berefek terhadap berat
limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit model kolitis.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan makanan yang
berefek pencegahan terhadap kolitis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari kukusan brokoli
(Brassica oleracea var Italica) terhadap berat limpa dan perubahan histopatologis
limpa pada mencit model colitis.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat secara akademis untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
bidang farmakologi terutama mengenai efek sari kukusan brokoli terhadap penyakit
kolitis.
Manfaat praktis untuk memberikan informasi mengenai manfaat brokoli
sehingga dapat dijadikan alternatif prevensi penyakit kolitis.
1.5 Kerangka Pemikiran
Penyakit radang usus (IBD), termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa,
adalah penyakit peradangan kronis dari saluran pencernaan. Dalam perkembangan
penyakitnya, ditemukan penyebab dari IBD meliputi disfungsi imun, kerentanan
4
penyebab spesifik IBD kurang diketahui, namun proses patologis yang terjadi telah
banyak diidentifikasi dan ditandai dengan proses inflamasi granulomatosa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri utama dari IBD adalah
disfungsi regulasi sistim imun yang kronis, yang merupakan mediator utama
kerusakan jaringan yang berkaitan dengan kolitis. Beberapa jenis lekosit terlibat
dalam patogenesis kolitis, antara lain limfosit, makrofag, sel T, neutrofil, dan monosit
berperan penting dalam modulasi respon imun kronis dan kerusakan jaringan.
Limpa adalah organ tubuh yang berfungsi untuk pertahanan utama ketika
terinvasi oleh bakteri atau benda asing melalui darah dan bila tubuh belum memiliki
antibodi. Hal ini menyebabkan limpa sangat rentan terhadap mikroorganisme yang
dikenal oleh limpa sebagai suatu antigen (radikal bebas).
Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan
memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan
mengalami pematangan di dalam bagian putih ini. Bagian merah limpa mengandung
sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan
(misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembuluh darah. Bagian ini juga
memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel
yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya serta berfungsi sebagai
cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.
Sehingga jika terjadi suatu proses inflamasi seperti kolitis, antigen akan
memasuki limpa melalui aliran darah dan akan merangsang limpa untuk menjalankan
fungsinya, salah satunya dengan mengaktifkan respon antibodi IgM dan sel – sel
inflamasi yang dibutuhkan dan hal ini akan membuat limpa membesar karena bekerja
secara berlebihan. Kerja limpa dalam merespon antigen ini akan mengakibatkan
terjadinya pembesaran limpa (Miera et al., 2008).
Dekstran sodium sulfat (DSS) telah digunakan secara ekstensif untuk
menyelidiki peran berbagai leukosit selama kolitis. Analisis histopatologis biasanya
menunjukkan infiltrasi signifikan granulosit dan sel-sel imun mononuklear, serta
5
imun yang sama dengan sel yang terlibat dalam IBD manusia termasuk neutrofil,
monosit, dan limfosit dalam sistem regulasi (Okayasu et al., 2004).
Seperti yang kita ketahui, untuk menangkal suatu radikal bebas adalah dengan
memberikan suatu antioksidan. Brokoli (Brassica oleracea) mengandung sulforafan,
yaitu sebuah antioksidan yang dapat memperkuat sistem kekebalan dan menjadi
kekuatan utama untuk melawan inflamasi dan infeksi. Kandungan antioksidan
sulforafan brokoli mampu menekan penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi
dan menghambat proses inflamasi (Jeffery dan Araya., 2008).
Glukosinolat (β-thioglycoside-N-hydroxysulfates) di hidrolisis oleh enzim mirosinase yang terdapat di dalam tumbuhan. Pada brokoli, glukosinolat yang utama
adalah glukorafanin. Hasil pemecahan glukorafanin adalah sulforafan, yang memicu
produksi enzim fase II. Yang termasuk dalam enzim fase II yaitu, glutathion
S-transferase (GST), sulfotransferase, N-acetyl-transferase. Enzim tersebut
mempunyai aktivitas antikanker, dan mempunyai efek sebagai antioksidan (Lampe et
al., 2002).
Dengan pemberian sari brokoli, diharapkan dapat mencegah terjadinya
pembesaran limpa dan perubahan gambaran histopatologis limpa akibat pemberian
DSS pada model mencit kolitis jantan galur Balb/C. Oleh sebab itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui potensi Brokoli untuk mencegah pembesaran limpa dan
perubahan histopatologis limpa.
1.6 Hipotesis
Sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) mempunyai efek
menghambat pembesaran limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit
6
1.7 Metodologi
Data yang diamati adalah berat limpa dan gambaran histopatologis limpa
mencit jantan galur Balb/C yang diinduksi kolitis dengan DSS. Lalu dilakukan
analisis secara statistis dengan menggunakan One-way Uji Analisis Varian
(ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Tukey HSD.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 – Juli 2010, bertempat di
Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK), Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Pemberian brokoli dapat menghambat peningkatan berat limpa pada mencit model kolitis.
Pemberian brokoli dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis pada mencit model kolitis.
5.2 Saran
Diperlukan waktu penelitian yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Diperlukan penelitan lebih lanjut untuk mengetahui dosis optimal brokoli yang menghambat pembesaran limpa dan menghambat pembesaran luas zona marginalis limpa.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik brokoli.
59
Daftar Pustaka
Amersham. 2010. Dextran Sulphate Sodium Salt.
http://www.apczech.cz/pdf/DF_Dextran_Sulfaphate.pdf. 12 Juli 2010.
Andrew W Suttie. 2006. Histophatology of the Spleen. Toxicologic Pathology. 34;
466-503.
Basten, GP, Y Bao, G Williamson. 2002. Sulforaphane and its gluthatione conjugate
but not sulforaphane nitrile induce UDP- glucuronosyl transferase(UGT1A1)
and glutathione transferase (GSTA 1) in cultured cells. Carcinogenesis . 23
(8). P.1399-1404.
Gartner L.P, Hiatt J.L. 2007. Color Textbook of Histology. 3th ed. Philadelphia : W.B
Saunders Company.p.398-409.
Gordon I. 1990. Functional Food, Food Design. Pharmafood. New York: Champman
dan Hall.
Janeway C.A. 2005. Immunobiology 6th Ed. Garland Sciene, USA.
Jeffery E.H, M Araya. 2009. Physiological Effects of broccoli consumption.
Phytochem Rev. 8:283-298.
Karen Garna Baratawidjaja. 2000. Imunologi Dasar Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru.
61-87.
Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, 2005.Cellular Adaptation, Cell Injury, and Cell
Death. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA :
60
_______________________________.2005. Acute and chronic Inflammation. In :
Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of
Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p.49-60.
_______________________________2005. The Gastrointestinal Tract. In : Kumar
V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of
Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p. 849-851.
Lampe, Johanna W, Sabrina Peterson. 2002. Brassica, Biotransformasion and cancer
risk : genetic polymorphisms alter the preventive effects of cruciferous
vegetables. The Journal of Nutr.132:2991-2994.
Lisiane B. Miera, James M. Bugini, Stephanie L. Green., et al. 2008. DNA damage
induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice.
J. clin. Invest. 118:2516-2525.
Okayasu I, Hatakeyama S, Yamada M, et al . 1990. A novel method in the induction
of reliable experimental acute and chronic ulcerative colitis in mice.
Gastroenterology. 98 :694–702.
Okayasu I, et al. 2004. Dysplasia and carcinoma development in a repeated dextran
sulfate sodium-induced colitis model. J. gastroenterol. Hepatol.
17:1078-1083.
Prof. DR. Dr. Tanwir Y. Mukawi, 1989. Tekhnik pengelolaan sediaan histopatologi
dan sitologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Rosenberg D, Giardina C, Tanaka T. 2009. Mouse models for the study of colon
carcinogenesis. Carcinogenesis, 30(2): 183-96.
Seril D.N. Liao J, Yang G.Y, Yang C.S. 2003. Oxidative stress and ulcerative
colitis-associated carcinogenesis: studies in humas and animal models.