• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap

Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah

Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar

I GEDE ASRI RAMA

NIM. 1220025100

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap

Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah

Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

I GEDE ASRI RAMA

NIM. 1220025100

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skipsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 05 Juli 2016

Tim Penguji Skripsi

Penguji I

I Gede Herry Purnama, S.T.,M.T.,M.IDEA NIP. 19760215 2000 03 1 004

Penguji II

(4)

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skipsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 10 Juli 2016

Pembimbing

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliau, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar”. Penulisan skripsi ini dapat saya selesaikan tepat waktu dengan hasil yang jauh dari sempurna.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan berbagai bantuan, petunjuk, serta saran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kepala TPST dan Masyarakat Desa Kesiman Kertalangu yang telah mengijinkan saya melakukan penelitiian dan memberikan data yang dibutuhkan.

2. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang memberikan bimbingan dalam penyusunan proposal ini.

3. Sang Gede Purnama, SKM.,M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dalam penyusunan proposal ini. 4. I Gede Herry Purnama, S.T.,M.T.,M.IDEA selaku dosen yang telah bersedia

meluangkan waktunya dalam memberikan saran yang positif dalam penyusunan proposal penelitian ini.

5. Teman-teman IKM’12 yang selalu memberikan SEMANGAT dan khususnya Edy Putra, Erma, Yudiastini dan Vani yang telah membantu pembuatan proposal penelitian ini.

6. Teman-teman peminatan kesehatan lingkungan dan keluarga yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Denpasar, 09 Juni 2016

(6)

vi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA EPIDEMIOLOGI

Skripsi, 09 Juni 2016 I Gede Asri Rama

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R (TPST-3R)

Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar

ABSTRAK

Sampah adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan telah dibuang atau segala sesuatu yang sudah tidak diinginkan, tidak disenangi dan telah dibuang yang berasal dari aktivitas manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Kota Denpasar memiliki kepadatan penduduk tertinggi di provinsi Bali yaitu 6.892 jiwa/km2, berdasarkan jumlah penduduk maka diketahui timbulan sampah kota Denpasar pada tahun 2015 mencapai 3.522 m3, salah satu model yang diterapkan Kota Denpasar dalam pengelolaan sampah adalah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (TPST-3R) di Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar. Dalam pelaksanaan pengolahan sampah yang dilakukan, tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) mengalami beberapa kendala seperti Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar, Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Tempat penelitian ini adalah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (TPST-3R) di Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar, Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari tahap persiapan pada bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Mei 2016. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 84 kepala keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah 38.10%. Faktor yang mempengaruhi partisipasi secara bermakna dari hasil uji multivariate adalah pengetahuan masyarakat tentang bank sampah (OR=7.76; 95%CI=2.19-27.58; p=0.002) dan dukungan tokoh masyarakat (OR=20.26; 95%CI=5.10-80.58; p0.001).

(7)

vii SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY

ENVIRONMENTAL HEALTH

Minor Thesis, june 09th, 2016 I Gede Asri Rama

Factor Influencing Public Participation Towards Waste Management Program in Integrated Waste Management Place-3R (Tempat Pengelolaan Sampah

Terpadu-3R) in Kesiman Kertalangu Village, Denpasar City

ABSTRACT

Waste is anything that produced by human activities and have been dumped. Based on Central Statistics Board of Bali Province, Denpasar City has the highest population density in Bali Province as many as 6.892 people/ km2. The number of stack of waste in Denpasar city in 2015 reached 3.522 m3. One of the model applied in Denpasar City in waste management is conducting integrated waste management place-3R in Kesiman Kertalangu Village. In conducting the waste management, integrated waste management place-3R has several obstacles such as lack of public participation in waste management.

This study aimed to identify factor influencing public participation towards waste management in integrated waste management place-3R in Kesiman Kertalangu village, Denpasar City, This study used an analytic observational research with using a cross sectional desaign quantitative approach. This study was conducted in integrated waste management place-3R in Kesiman Kertalangu village, Denpasar City and started from January until May 2016. Sample size in this study was 84 householders.

The result showed proportion of public participation in waste management is 38.10%. Factor that significantly influence the participation in multivariate analysis is public knowledge towards waste bank ( OR = 7.76; 95 % ci = 2.19-management in integrated waste 2.19-management place-3R in Kesiman Kertalangu village, Denpasar City.

(8)

viii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4 Tujuan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Sampah ... 6

2.1.1 Pengertian sampah ... 6

2.1.2 Penggolongan sampah berdasarkan sumbernya ... 6

2.2 Jenis-Jenis Sampah Padat ... 8

2.2.1 Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah... 9

2.2.2 Komposisi sampah padat ... 11

2.3 Pengolahan Sampah Terpadu ... 11

(9)

ix

2.5 Partisipasi Masyarakat ... 15

2.5.1 Pengertian partisipasi... 15

2.6 Tingkatan Partisipasi ... 16

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar ... 18

2.7.1 Karakteristik masyarakat ... 18

2.7.2 Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah ... 18

2.7.3 Pengetahuan masyarakat tentang bank sampah ... 19

2.7.4 Sikap masyarakat tentang pengolahan sampah ... 20

2.7.5 Sikap masyarakat tentang bank sampah ... 20

2.7.6 Perilaku masyaakat ... 21

2.7.7 Sosialisasi pengolahan sampah... 21

2.7.8 Dukungan tokoh masyarakat ... 22

2.7.9 Regulasi tentang pengolahan sampah ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 23

2. 23 3.1 Kerangka Konsep ... 23

3.2 Hipotesis Penelitian ... 24

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ... 24

3.3.1 Variabel ... 24

3.3.2 Definisi operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 29

4.1 Desain Penelitian ... 29

4.2 Populasi dan Sampel ... 29

4.2.1 Populasi ... 29

4.2.2 Sampel ... 29

4.3 Pengumpulan Data ... 30

4.4 Teknik Analisis Data... 31

BAB V HASIL PENELITIAN ... 33

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 33

5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ... 33

(10)

x

5.4 Gambaran Sosialisasi program pengelolaan sampah ... 37

5.5 Gambaran Dukungan Tokoh Masyarakat dan Regulasi Pembuangan Sampah ... 38

5.6 Gambaran Partisipasi Masyarakat Dalam Pengolahan dan Bank Sampah 39 5.7 Hubungan antara karakteristik responden dengan partisipasi pengolahan sampah ... 40

5.8 Hubungan antara pengetahuan pengolahan dan bank sampah dengan partisipasi pengolahan sampah ... 41

5.9 Hubungan antara sikap masyarakat tentang pengolahan dan bank sampah dengan partisipasi pengolahan sampah ... 43

5.10Hubungan antara sosialisasi dengan partisipasi pengolahan sampah ... 44

5.11Hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi pengolahan sampah ... 45

5.12Hubungan antara regulasi pembuangan sampah dengan partisipasi pengolahan sampah ... 46

5.13Hasil analisis multivariate faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu .. 47

BAB VI PEMBAHASAN ... 49

6.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar ... 49

6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar ... 50

6.2.1 Faktor yang Bermakna Secara Statistik ... 51

6.2.2 Faktor yang Tidak Bermakna Secara Statistik ... 52

6.3 Kelemahan Penelitian ... 58

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 59

7.1 Simpulan ... 59

7.2 Saran ... 59

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 25 Tabel 5.1 Gambaran tempat penelitian ... 34 Tabel 5.2 Gambaran karakteristik responden penelitian ... 35 Tabel 5.3 Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pengolahan dan bank sampah ... 36 Tabel 5.4 Gambaran sosialisasi pengolahan sampah ... 37 Tabel 5.5 Gambaran dukungan tokoh masyarakat dan regulasi pembuangan

sampah ... 38 Tabel 5.6 Gambaran partisipati masyarakat dalam pengolahan dan bank sampah 39 Tabel 5.7 Hubungan antara karakteristik responden dengan partisipasi pengolahan

sampah ... 40 Tabel 5.8 Hubungan antara pengetahuan pengolahan dan bank sampah dengan

partisipasi pengolahan sampah ... 42 Tabel 5.9 Hubungan antara sikap masyarakat tentang pengolahan dan bank

sampah ... 43 Tabel 5.10 Pengaruh sosialisasi pengolahan sampah terhadap partisipasi

pengolahan sampah ... 44 Tabel 5.11 Pengaruh dukungan tokoh masyarakat terhadap partisipasi pengolahan

sampah ... 45 Tabel 5.12 Hubuungan antara regulasi pembuangan sampah dengan partisipasi

pengolahan sampah ... 46 Tabel 5.13 Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengolahan

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Jadwal Pelaksanaan

Lampiran 2: Lembar Persetujuan Responden Lampiran 3: Kuesioner Penelitian

Lampiran 4: Hasil Uji Validasi Lampiran 5: Hasil Olah Data Lampiran 6: Ethical Clearance

Lampiran 7: Surat rekomendasi Badan Penanaman Modal dan Perzinan Provinsi Bali

Lampiran 8: Surat rekomendasi ijin penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar.

(14)

xiv

TPST : Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R : Reduce, Reuse dan Recycle

JICA : Japan International Cooperation Agency Dkk : Dan Kawan-Kawan

SD : Standar Deviasi IQR : Interquartil range OR : Odd Ratio

CI : Convidence Interval BPS : Badan Pusat Statistik

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah menjadi salah satu masalah yang ada di perkotaan, karena timbulan sampah yang ada di perkotaan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010). Setiap aktivitas manusia akan menghasilkan sampah, sampah adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan telah dibuang (Osei-mensah, P. dkk) atau segala sesuatu yang sudah tidak diinginkan, tidak disenangi dan telah dibuang yang berasal dari aktivitas manusia (Mubarak, W. I dan Chayatin, N. 2009).

Permasalahan sampah juga terjadi pada Kota Denpasar, hal tersebut terjadi karena Kota Denpasar memiliki kepadatan penduduk tertinggi di provinsi Bali yaitu 6.892 jiwa/km2, berdasarkan jumlah penduduk maka diketahui timbulan sampah kota Denpasar pada tahun 2015 mencapai 3.522 m3 (BPS, 2015). Dengan mengetahui banyaknya timbulan sampah maka diharapkan adanya sistem pengelolaan sampah yang memadai dari pemerintah kota Denpasar, sampah yang tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah baik mulai dari lingkungan sampai pada gangguan kesehatan manusia.

(16)

2

menyebabkan kerusakan lingkungan, incenerator yaitu model membakar sampah dimana model ini dapat mereduksi 84% dari total sampah dan composting yaitu memanfaatkan sampah organik dan mampu mereduksi 62,5% dari total sampah.

Saat ini tempat pengolahan sampah terpadu Desa Kesiman Kertalangu menerapkan model pengelolaan sampah yaitu dengan menggunakan prinsip pengelolaan sampah Reuse, Reduce dan recycle (3R). Prinsip 3R yang dijalankan oleh tempat pengolahan sampah terpadu Desa Kesiman Kertalangu mencakup pengomposan dan bank sampah, dengan bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA) tempat pengelolaan sampah terpadu 3R dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola sampah di kawasan Desa Kertalangu menjadi pupuk kompos.

JICA merupakan salah satu badan yang mempunyai program pengelolaan sampah yang berasal dari Jepang, dimana pengelolaan sampah ini menggunakan prinsip pemilahan sampah langsung pada sumbernya dan mengelola sampah menjadi kompos. Program bank sampah yang dijalankan oleh tempat pengelolaan sampah terpadu 3R didasari oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2012 dan atas keputusan Walikota Denpasar nomor 188.45/195/HK/2015, dimana bank sampah dapat menjadi wadah/tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R. Dengan melakukan pemilahan sampah langsung pada sumber timbulan sampah, maka didapatkan dua jenis sampah yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang diperoleh dari masyarakat akan diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik akan dijual/ditabung di bank sampah yang ada di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R).

(17)

3

berupa pupuk kompos dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesiman Ketalangu yang didapat melalui penjualan sampah anorganik. Dalam pelaksanaan pengolahan sampah yang dilakukan, tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) mengalami beberapa kendala seperti Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R). Kurangnya partisipasi masyarakat dapat menghambat kelanjutan program tersebut, karena menurut Aryenti (2011) partisipasi masyarakat merupakan aspek yang sangat menunjang keberhasilan dari program 3R dan menurut Chaerunissa, C (2014) partisipasi masyarakat merupakan hal utama dan terpenting dalam keberhasilan program.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

Japan International Cooperation Agency membantu pengolahan sampah di

(18)

4

partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu Denpasar.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.

1.4.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.

b. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Teoritis

(19)

5

pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.

b. Dapat dijadikan referensi dalam pengembangan dan penelitian selanjutnya.

1.5.2 Praktis

a. Memberikan masukan kepada pengelola tempat pengelolaan sampah terpadu 3R (TPST- 3R) Desa Kesiman Kertalangu dalam pengembangan cakupan program.

b. Memberikan masukan kepada dinas kebersihan dan pertamanan kota Denpasar dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Sampah

2.1.1 Pengertian sampah

Sampah padat merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan telah dibuang (Osei-mensah, P., dkk. 2014) atau sampah merupakan benda yang tidak terpakai, tidak disenangi dan telah dibuang yang berasal dari kegiatan manusia (Mubarak, W. I dan Chayatin, N. 2009) serta menurut American Public Health Association dalam bukunya Sumantri, A. (2015), sampah merupakan sesuatu yang telah digunakan, tidak terpakai dan telah dibuang yang berasal dari hasil kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Pengertian sampah mempunyai batasan-batasan seperti adanya suatu benda atau zat padat serta bahan, adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan aktivitas manusia, benda/zat padat/bahan tersebut tidak dipakai dan telah dibuang, dan pembuangan dilakukan dengan cara yang diterima oleh umum.

2.1.2 Penggolongan sampah berdasarkan sumbernya

Menurut Babayemi, J.O dan Dauda, K.T (2009) Sampah yang terbentuk dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan sumber keluaran sampah.

(21)

7

a. Sampah pemukiman penduduk/ sampah rumah tangga

Sampah yang keluar dari area penduduk/ rumah tangga biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa orang yang tinggal di dalam area pemukiman, jenis sampah yang biasanya dihasilkan adalah sisa makanan, sampah kering, abu dan sisa tumbuhan.

b. Industri

Industri yang dimaksud adalah perusahaan yang melakukan suatu proses sehingga dalam prosesnya tersebut mengeluarkan sampah, sampah yang biasa dihasilkan adalah sampah basah, sampah kering dan sampah berbahaya. c. Tempat umum/ tempat perdagangan

Tempat umum merupakan tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan dan termasuk juga tempat perdagangan, sampah yang biasa dihasilkan adalah sisa makanan, sampah kering, dan lainnya.

d. Pertanian

Merupakan tempat yang digunakan untuk bercocok tanam seperti kebun, ladang, dan sawah. Sampah yang biasanya dihasilkan adalah tumbuhan yang sudah membusuk dan pembungkus pupuk atau pembasmi hama.

e. Sarana umum

(22)

8

2.2 Jenis-Jenis Sampah Padat

Menurut Sumantri, A. (2015), sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti sebagai berikut :

a. Berdasarkan zat kimia

1. Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, daun, sayur, buah dan lainnya.

2. Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang tidak mudah membusuk seperti kaleng, besi, plastik, gelas dan lainnya.

b. Berdasarkan ciri sampah

1. Garbage, dimana sampah ini terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat. Karena mudah terurai/membusuk maka jenis sampah ini sering kal menimbulkan bau yang tidak sedap.

2. Rubbish, merupakan jenis campuran sampah yang terdiri dari zat organik dan anorganik.

3. Ashes, merupakan jenis sampah hasil pembakaran dari industri.

4. Street sweeping, merupakan sampah yang berasal dari jalan akibat aktivitas mesin maupun manusia.

5. Dead animal, merupakan jenis sampah yang berasal dari bangkai binatang yang mati akibat kecelakaan oleh manusia atau alami.

6. House hold refuse, merupakan jenis sampah campuran seperti garbage,ashes dan rubbish yang berasal dari pemukiman.

(23)

9

8. Demolision waste,merupakan jenis sampah yang berasal dari sisa-sisa bangunan.

9. Sampah industri, merupakan sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan dan industri.

10.Santage solid, merupakan jenis sampah yang terdiri dari benda-benda solid biasanya bersifat organik yang berasal dari pintu masuk pengolahan limbah cair.

11.Sampah khusus, merupakan jenis sampah yang memerlukan penangan khusus.

2.2.1 Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah

Menurut Osei-mensah, P. dkk (2014) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah sampah yaitu :

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk mempengaruhi jumlah sampah, karena semakin banyak penduduk maka aktivitas dari manusia semakin meningkat. Aktivitas yang dimaksud adalah pendidikan, pekerjaan dan lainnya.

b. Sosial ekonomi dan budaya

(24)

10

c. Waktu

Jumlah sampah yang terbentuk tergantung pada waktu seperti harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan.

d. Jenis rumah

Perbedaan rumah pada suatu populasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis sampah yang akan terbentuk seperti sampah pada rumah sederhana akan berbeda dengan rumah yang mempunyai beberapa fasilitas di dalamnya. e. Jenis kegiatan

Perbedaan kegiatan pada suatu populasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis sampah seperti sampah dari aktivitas industri akan berbeda dari sampah dari aktivitas rumah tangga.

f. Musim

Musim mempengaruhi jenis dan jumlah sampah karena jumlah dan jenis sampah musim hujan sangat berbeda dengan jumlah dan jenis sampah musim panas.

g. Sistem pengelolaan yang digunakan

(25)

11

2.2.2 Komposisi sampah padat

Menurut Das, S., dkk (2013) bahwa sampah padat yang terbentuk terdiri dari beberapa sampah yaitu :

a. Logam seperti kaleng, paku, besi dan lainnya.

b. Kertas seperti koran, majalah, karton, buku dan lainnya.

c. Plastik seperti botol plastik, gelas plastik, pembungkus plastik dan lainnya. d. Kaca seperti gelas kaca, lampu, dan lainnya.

e. Garbage seperti sisa makanan, sayuran, buah dan lainnya.

Selanjutnya komposisi sampah padat tersebut dikelompokkan oleh Osei-mensah, P. dkk (2014) menjadi organic waste (sayuran, sisa makanan, daun dan lainnya), Recyclable waste (kertas, kaca, plastik, logam dan lainnya), soiled waste (kain dan lainnya), dan toxic waste (alat rumah sakit dan lainnya).

2.3 Pengolahan Sampah Terpadu

Menurut Rizal, M. (2011) umumnya ada beberapa tahapan dalam pengelolaan sampah padat yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan akhir akhir/pemusnahan. Namun, dalam pengolahan sampah terpadu terjadi beberapa kegiatan tambahan seperti pemilahan, penggunaan ulang, dan pengolahan sebelum pengolahan akhir (BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2011). Adapun kegiatan yang terjadi pada pengolahan sampah terpadu yaitu :

a. Pengumpulan

(26)

12

menurut Sumantri, A. (2015), sebaiknya tempat pengumpulan sampah sementara harus memenuhi persyaratan seperti konstruksi harus kuat dan tidak boleh bocor, memiliki penutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan serta ukuran tempat sampah yang sesuai sehingga mudah diangkut.

Dari tempat pengumpulan tersebut selanjutnya sampah akan dibawa ke rumah sampah/dipo, adapun menurut Sumantri, A. (2015) pembangunan dipo harus memenuhi beberapa persyaratan seperti dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah, memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah, memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat serta binatang lain masuk ke dalam dipo, ada keran air untuk membersihkan tangan, tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus, dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

b. Pemilahan

Tujuan pemilahan sampah adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin sampah yang masih bisa digunakan, dimanfaatkan ataupun memiliki nilai ekonomi. Pemilahan sampah disesuaikan dengan jenis sampah yaitu organik, anorganik dan residu.

c. Pengolahan

(27)

13

d. Pengangkutan

Menurut Sumantri, A. (2015), Setelah sampah dari pemukiman/masyarakat terkumpul di dipo, selanjutnya sampah tersebut diangkut menuju tempat pengolahan atau tempat pembuangan akhir.

e. Pengolahan akhir/pemusnahan

Merupakan tahap akhir dalam pengelolaan sampah, dalam tahap ini sampah yang diolah merupakan residu sampah yang harus dimusnahkan. Biasanya teknik pengolahan yang dilakukan menggunakan pembakaran (Incenerator)

2.4 Jenis-Jenis Teknologi Pengelolaan Sampah

Menurut Surjandari, I. dkk (2009), bahwa jenis pengolahan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara/model yaitu :

a. Pengolahan sampah dengan kompos

Merupakan suatu strategi yang menggunakan sampah yang mudah membusuk, sampah ditumpuk pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan membusuk/terjadi proses degradasi alami. Produk akhir dari proses ini dapat dijadikan sebagai pupuk alami, cara ini biasanya menggunakan sampah organik.

b. Pengolahan sampah dengan recycle.

(28)

14

sampah anorganik, dengan menggunakan strategi akan meningkatkan pendapatan pekerja.

c. Pengolahan sampah dengan incenerator

Merupakan suatu strategi pengolahan sampah dengan cara membakar sampah, sampah yang dibakar merupakan sampah kering dan mampu terbakar habis. Strategi ini berpotensi menyebabkan pencemaran, karena pembakaran menghasilkan dioksin yang merupakan senyawa kimia berbahaya.

Selain itu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa sampah padat dapat dikelola dengan lebih baik seperti :

a. Pengolahan sampah sebagai biogas

Sampah organik yang ditumpuk dalam waktu lama akan menghasilkan beberapa gas yang disebut biogas, gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi terbaharukan. Biogas yang dihasilkan oleh tumpukan sampah organik mengandung sekitar 50-70% gas metana dan 30-50% gas karbon dioksida, untuk memaksimalkan produksi biogas maka dapat dilakukan beberapa tahapan seperti hydrilysis, acidogenesis, acetogenesis dan methanogenesis (Muzenda, E. 2014).

b. Melakukan reuse, reduce dan recycle melalui bank sampah

Untuk memaksimalkan proses pengolahan sampah dengan prinsip reuse, reduce dan recycle maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Melalui Bank Sampah. Menurut Novianty, M.(2014)

(29)

15

penghasilan tambahan dan meningkatnya derajat kesehatan dari adanya bank sampah.

2.5 Partisipasi Masyarakat 2.5.1 Pengertian partisipasi

Menurut Jeniffer, R. dkk (1998) partisipasi merupakan terlibatnya pihak-pihak yang mempengaruhi dan mengendalikan inisiatif pembanguunan sedangkan menurut Nasdian (2006), partisipasi merupakan proses aktif, inisiatif yang diambil oleh warga komunitas sendiri dengan menggunakan sarana dan prasarana. Cohen dan Uphoff dalam Rosyida, I., dkk (2011) membagi partisipasi kedalam beberapa tahapan yaitu :

a. Tahapan pengambilan keputusan

Tahap ini dapat diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat yang diadakan oleh pemberi program, tahap pengambilan keputusan yang dimaksud adalah pada perencanaan dan pelaksanaan suatu program.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahapan terpenting dalam suatu program, karena inti dari program adalah pelaksanaan dari program, wujud nyata partisipasi pada tahap ini dibagi menjadi tiga yaitu sumbangan pikiran, sumbangan materi dan tindakan sebagai anggota program.

c. Tahap evaluasi

Partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksaan program selanjutnya.

(30)

16

Tahap ini dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat, selain itu dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan maka manfaat akan semakin besar dirasakan.

2.6 Tingkatan Partisipasi

Arnstein dalam Wicaksono (2010) membagi tingkatan partisipasi menjadi beberapa tingkatan yaitu :

a. Manipulasi (manipulation)

Merupakan tingkatan partisipasi masyarakat yang paling rendah, karena hanya nama yang dipakai sebagai anggota. Dalam hal ini tidak ada peran serta masyarakat secara langsung karena anggota hanya bersifat sebagai alat publikasi.

b. Penyembuhan (therapy)

Tingkatan partisipasi yang hanya melibatkan masyarakat sebagai pendengar pasif, dalam kegiatannya hanya bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang ikut didalamnya.

c. Pemberian informasi (informing)

Tingkatan partisipasi yang hanya bersifat pemberitahuan kepada masyarakat, dalam tingkatan partisipasi ini lebih menekankan informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

d. Konsultasi (consultation)

(31)

17

pikiran, pertemuan lingkungan masyarakat dan mendengar pendapatt masyarakat.

e. Perujukan (placation)

Tingkatan partisipasi yang menempatkan masyarakat yang dianggap mampu kedalam anggota, walaupun usul masyarakat kadang diperhatikan namun suara masyarakat sering tidak didengar karena kedudukan masyarakat masih relatif rendah.

f. Kemitraan (partnership)

Tingkatan partisipasi yang terbentuk atas kesepakatan bersama dan berbagi tanggung jawab dalam perencanaan, pengendalian keputusan, penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah yang dihadapi.

g. Pelimpahan kekuasaan (delegated power)

Tingkatan partisipasi yang memberikan kekuasaan kepada anggota dan memberikan kewenangan untuk membuat keputusan pada rencana atau program tertentu.

h. Masyarakat yang mengontrol (citizen control)

(32)

18

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar

2.7.1 Karakteristik masyarakat

Dalam penelitian ini, karakteristik yang diteliti dari masyarakat adalah umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Suroso, H. dkk (2014) diketahui bahwa tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan mempunyai hubungan yang bermakna dengan keaktifan dalam berpartisipasi.

2.7.2 Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah

Pengetahuan adalah kesan dimana dalam pikiran manusia sebagai hasil dalam penggunaan panca indera, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belifes), takhayul

(superstitious), maupun penerapan-penerapan yang keliru atau (miss informations) Mulasari, Surahma A. (2013), sedangkan menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil seseorang yang telah melakukan penginderaan terhadap objek melalui panca indra sehingga mengalami suatu perubahan pengetahuan. Menurut Toxonomy Bloom dalam notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang terhadap objek memiliki tingkatan yang berbeda yaitu :

(33)

19

b. Memahami yang merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu objek secara benar dan dapat mengimplementasikannya secara luas.

c. Aplikasi yang merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari sesuai dengan situasi kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis yang merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau komponen-komponen dan masih memiliki kaitan satu sama lain.

e. Sintesis yang merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan komponen/bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi yang merupakan suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi/penelitian terhadap suatu objek.

Pengetahuan yang ada di masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana menurut Budiman (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, informasi, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia.

2.7.3 Pengetahuan masyarakat tentang bank sampah

(34)

20

peningkatan ekonomi masyarakat dari pengolahan sampah dapat dilakukan dengan metode bank sampah (Sofiana, M. dkk, 2015).

2.7.4 Sikap masyarakat tentang pengolahan sampah

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap objek atau stimulus. Menurut Toxonomy Bloom dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu menerima merupakan suatu kemampuan untuk mempertahankan stimulus, merespon merupakan suatu kemampuan untuk memberikan jawaban, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan, menghargai merupakan suatu kemampuan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu permasalahan dan bertanggungjawab merupakan kemampuan untuk menanggung risiko atas pilihan yang dibuat.

Sikap yang ada dimasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana Azwar (2013) menjelaskan bahwa ada enam faktor yang dapat mempengaruhi sikap di masyarakat yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya, media mas, lembaga pemdidikan/agama dan emosional.

2.7.5 Sikap masyarakat tentang bank sampah

(35)

21

2.7.6 Perilaku masyaakat

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan semua tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati langsung. Perilaku masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dijelas menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) bahwa perubahan perilaku dipengaruhi oleh tiga kelompok faktor yaitu :

a.Faktor predisposisi (predisposing factor)

Merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.

b.Faktor pendukung (enabling factor)

Merupakan faktor yang dapat memfasilitasi seseorang untuk melalukan suatu tindakan, faktor pendukung mencakup umur, status sosial, ekonomi, pendidikan, SDM, serta sarana dan prasarana untuk terjadinya suatu tindakan/perilaku.

c.Faktor pendorong (reinforcing factor)

Merupakan faktor yang memperkuat seseorang untuk melakukan suatu tindakan/perilaku, faktor penguat mencakup keluarga, tokoh masyarakat dan lainnya.

2.7.7 Sosialisasi pengolahan sampah

(36)

22

masyarakat pada tahap perencanaan berpengaruh pada terhadap pelaksanaan kegiatan. Adanya pengaruh tahap perencanaan terhadap partisipasi masyarakat disebabkan karena pada tahap perencanaan dimulai dengan sosialisasi.

2.7.8 Dukungan tokoh masyarakat

Dukungan tokoh masyarakat dalam penelitian ini adalah sebagai orang yang memiliki wewenang dan mampu sebagai penggerak masyarakat atau penghubung petugas TPST-3R ke masyarakat, tokoh masyarakat yang dimaksud meliputi kepala desa, kelian banjar dan kepala lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Surotinojo, I (2009), tokoh masyarakat memiliki pengaruh yang bermakna dalam tingkat partisipasi masyarakat.

2.7.9 Regulasi tentang pengolahan sampah

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Setiarso (2006) proses penelitian dan pengembangan suatu ilmu dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari kondisi tiga elemen dasarnya, yakni (1) komunitas ilmuwan dan

Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada

penelitian ini mendapatkan hasil penelitian berkaitan dengan persepsi pemuda dalam menggunakan facebook adalah cukup bervariatif mereka cenderung menanggapi situasi

menunjukkan bahwa dari ketiga model sistem saluran tersebut pola saluran A dan pola saluran C tidak terdapat cacat penyusutan, sedangkan hasil coran pada pola saluran B masih

Sugihastuti dan Saptiawan juga menambahkan bahwa nilai-nilai dari budaya patriarki ini seakan-akan dilegalkan oleh masyarakat dimana perempuan dianggap sebagai golongan

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya peneliti mampu menyelesaikan Skripsi ini, yang berjudul STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG MELEK MEDIA PADA

Hasil dari penelitian ini adalah telah dirancang suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat mengolah data pendistribusian PLG pad PT SAK dan menghasilkan informasi

Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Salah satu permasalahan pakan yang sering dihadapi oleh peternak adalah fluktuasi