• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Pagelaran Seni Sunda "Agenda Badag".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Promosi Pagelaran Seni Sunda "Agenda Badag"."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

COVER DALAM ………i

LEMBAR PENGESAHAN ………ii

KATA PENGANTAR ………...iii

PERNYATAAN ORIGINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………..vi

DAFTAR ISI………..vii

3.1.1 LSS (Lingkungan Seni Sunda) ………..15

3.1.2 Agenda Badag ………...19

3.1.3 Seni Pertunjukan ………....20

(2)

3.1.5 Seni Karawitan ………..24

3.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ………...42

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota terbesar dan menjadi ibukota provinsi Jawa Barat.

Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, banyaknya seniman dari

Bandung yang konsisten melahirkan karya menjadikan Bandung layak disebut ibu

kota musik dan seni budaya (Kompas, 2011).

Bandung mendapat julukan sebagai kota dengan segudang seniman Sunda sehingga

Bandung merupakan salah satu kota yang mempunyai kebudayaan daerah yang

sangat kental dan kuat yaitu Budaya Sunda. Masyarakat Bandung pun 74% terdiri

dari etnis Sunda dan sisanya adalah Jawa dan pendatang dari berbagai kota lainnya.

Tercatat 15,41% penduduk Indonesia merupakan asli orang Sunda (Ensiklopedia 3

Jawa Barat, Jakarta 2011 : 76). Tetapi seiringnya pergantian jaman, mode dan

masuknya kebudayaan dari luar dan dalam negeri masuk ke kota Bandung.

Mengakibatkan terjadinya pembauran antara kebudayaan daerah yang satu dengan

daerah yang lainnya. Pembauran budaya tersebut juga terjadi antara budaya modern

yang secara perlahan berpotensi menggeser keberadaan kebudayaan tradisional kota

Bandung. Meskipun Bandung termasuk kota mode, tetapi seni dan kebudayaan

(4)

dengan budaya luar, apalagi kota Bandung merupakan kota pariwisata dimana setiap

harinya wisatawan dalam dan luar negeri datang berkunjung ke kota Bandung.

Menurut Ki Nayono (1999/2000 : 2) dalam penyuluhan kebudayaan, mengatakan

bahwa kebudayaan daerah atau lokal mengandung arti yang luas mencakup berbagai

seni kehidupan setempat seperti bahasa, adat istiadat, filsafat, religi, kesenian dan

lain sebagainya yang tumbuh atas suasana lingkungan sendiri. Menurut

Poedjosoedarmo (2000:218) Generasi muda lebih menghargai hasil karya budaya

modern dibanding yang lama.

Kesenian tradisional semakin sulit ditemukan di kehidupan masyarakat perkotaan.

Hal demikian juga dialami oleh seni pertunjukan tradisional dimana sedang

mengalami krisis penonton dan frekuensi pementasannya. Contohnya seni

pertunjukkan Sunda yang terkenal di kota Bandung. Seni pertunjukkan ini

mempunyai nilai-nilai luhur jadi apabila mengalami kepunahan sangat disayangkan.

Untuk menghindari itu harus segera dilakukan tindakan-tindakan penyelamatan.

Kurangnya pengenalan terhadap kesenian gerak Sunda yang membuat generasi

penerus tidak banyak yang tahu tentang kesenian kota mereka sendiri. Selain itu,

harus melakukan suatu cara untuk menghadapi tantangan seperti kasus diatas yaitu

masuknya seni modern. Seni pertunjukkan harus mengadakan terobosan sehingga

dapat menarik minat generasi muda untuk melihat, menekuni, kemudian

(5)

Seperti pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Padahal sudah banyak

himpunan-himpunan tersebut yang sudah mengadakan acara-acara dengan tema

untuk mengangkat Seni Sunda agar terus bertahan dan tidak punah dimakan jaman.

Tetapi karena minimnya peran pemerintah yang turun langsung serta kegiatan/acara

yang sudah pernah dilakukan masih cukup tertutup kepada masyarakat luas dan

sistem promosi yang dibuat untuk menarik perhatian masyarakat luas, sehingga

menyebabkan seni ini tidak berkembang lagi.

Menurut Soedarsono, Buku Kumpulan Pidato, 1985: 237, pada zaman yang

dikatakan serba modern ini ternyata seni pertunjukan tradisional mendapat dua

saingan yaitu: seni pertunjukan modern dan seni pertunjukan massa. Agar tetap bisa

bertahan hidup seni pertunjukan tradisional harus berani bersaing. Oleh karena itu

seni tradisi harus berani mengadakan perombakan dalam hal penyajiannya. Namun

perombakan penyajian disini juga perlu diingat antara kebutuhan penonton serta

ritual. Penyajian untuk keperluan ritual lebih ditekankan pada tradisi yang asli/baku.

Sedangkan untuk keperluan penonton atau hiburan lebih bersifat fleksibel sesuai

dengan kebutuhan dan selera penonton.

Berdasarkan uraian diatas, desainer dapat menjadi mediator yang bisa diandalkan

antara masyarakat dengan lembaga/ himpunan Seni Sunda yang berada di Bandung

(6)

kepada masyarakat. Event merupakan jalan yang dinilai paling mampu untuk

memperkenalkan kesenian gerak Sunda. Seorang desainer dapat menjadi mediator

antara masyarakat dengan melakukan suatu promosi yang dikemas secara menarik

dan sebagai tindakan awal untuk memperkenalkan kesenian gerak Sunda tersebut

kepada masyarakat luas kota Bandung.

Event yang penulis ambil adalah event “Agenda Badag” dimana event ini menampilkan beberapa kesenian gerak Sunda yang meliputi karawitan, tari dan

teater. Untuk sebuah pengenalan kepada masyarakat penerus kota Bandung dinilai

cukup apalagi tampilan seni tari, karawitan dan teater tersebut masih hidup tetapi

tidak banyak masyarakat yang tahu.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa latar belakang informasi diatas bahwa event merupakan cara

yang dinilai paling mampu untuk memperkenalkan kesenian gerak Sunda, maka

penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperkenalkan kesenian gerak Sunda lewat suatu event?

Masalah ini diambil karena Bandung kaya akan budaya dan lahirnya

seniman-seniman berbakat yang kurang mendapat perhatian oleh masyarakat kota Bandung.

Sehingga Kota Bandung yang dimana terkenal dengan Seni Sundanya lambat laun

akan hanya terdengar namanya saja Kota Sunda tetapi didalam kotanya itu sendiri

(7)

masyarakatnya sendiri. Tentu saja dari semua itu harus ada tindakkan nyata yang

dilakukan oleh penerus-penerus generasi muda kota Bandung.

Maka dari itu, penulis berinisiatif untuk mempromosikan suatu event yang bertema

tentang Seni Sunda yang akan diadakan di kota Bandung yang berfungsi untuk

langkah awal memperkenalkan kesenian Sunda. Desainer menjadi mediator antara

masyarakat Bandung dengan lembaga yang akan mengadakan acara tersebut agar

tujuan, visi dan misi pada acara tersebut dapat ditampilkan dengan menarik dan

tersampaikan kepada masyarakat luas dengan melakukan suatu strategi pada event

tersebut.

1.3Batasan Masalah

Dimulai dari mencari data sebanyak-banyaknya sampai kuisioner yang dibagikan

kepada kalangan anak-anak muda, dan dewasa tentang apa itu Sunda, bagaimana

Seni Sunda di Bandung saat ini. Kemudian mulai masuk kepada salah satu himpunan

sunda di Bandung yaitu LSS (Lingkungan Seni Sunda), STSI (Sekolah Tinggi Seni

Indonesia), serta orang yang mengetahui banyak tentang Seni Sunda khususnya di

kota Bandung ini. Penulis melakukan wawancara terhadap masing-masing pihak

tersebut sehingga mendapat narasumber yang tepat dan terpercaya.

Sehingga penulis menemukan batasan masalah yang meliputi:

1. Seni Sunda sekarang ini ada yang sudah pudar dan ada yang masih aktif tetapi

(8)

2. Seni Sunda kebanyakan menampilkan seni yang tidak bergerak contohnya: seni

pantun, berbahasa Sunda. Tetapi justru seni gerak (tarian, karawitan) sangat penting

dalam tindakan mengenalkan sehingga bisa melestarikannya.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan dari mempromosikan event ini adalah:

1. Mempromosikan event “Agenda Badag” ini kepada masyarakat kota Bandung.

Masyarakat khususnya tingkatan umur dewasa muda (20-30 tahun) dikhususkan

menjadi target dalam acara ini. Karena di usia muda seperti itu pesan suatu event itu

dapat tersampaikan dan mengenalkan event ini sebagai bentuk pengenalan terhadap

macam-macam seni Sunda.

1.5Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Mencari informasi tentang keberadaan Seni Sunda di Bandung (Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Kota Bandung), STSI, mencari himpunan-himpunan Seni

Sunda yang aktif.

2. Wawancara terbuka dengan pihak-pihak bersangkutan. Terlebih dengan pihak

LSS (Lingkungan Seni Sunda) yang berada di ITB. Serta dengan panitia pihak acara

Agenda Badag.

(9)

1.6Kerangka Perancangan

Fakta

Masalah

Penyebab Masalah

- Sebagian besar penduduk kota Bandung adalah orang Sunda dan Bandung merupakan kota sejuta seniman

- Masyarakat banyak yang tidak mengetahui tentang event-event acara seni Sunda

- Seni gerak Sunda sudah banyak yang pudar

- Diperlukan cara memperkenalkan kesenian sunda kepada masyarakat

- Kurangnya pengenalan kesenian sunda pada generasi penerus - Bentuk promosi event tidak luas

dan tidak dikemas sesuai jaman.

Mempromosikan event “Agenda Badag” karena event ini berpotensi juga untuk memperkenalkan macam-macam seni gerak Sunda agar

tidak punah karena acara ini berlangsung rutin setiap tahunnya.

(10)

1.7Pembabakan

Dalam Bab I penulis menjabarkan mulai dari latar belakang permasalahan yang

diambil kemudian rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode

penelitian, kerangka perancangan dan pembahasan.

Bab II, penulis melakukan uraian teori sesuai dengan permasalahan yang diangkat

seperti.

Bab III, pembahasan tentang LSS ITB, mengenai sejarah LSS tersebut, kilasan

tentang Agenda Badag, dan data tentang permasalahan yang dihadapi, SWOT, STP,

lalu memasuki tinjauan projek yang akan dilakukan dan berhubungan dengan

masalah yang diangkat. Serta adanya jenis proyek sejenis.

Bab IV, pemecahan masalah. Seperti strategi yang meliputi komunikasi, kreatif, dan

media yang akan digunakan. Lalu penulis memasukan hasil karyanya. Kemudian

(11)

4.7 Kesimpulan

Kurangnya media promosi dan cara promosi yang tidak dikemas secara menarik dan

meluas, menyebabkan pertunjukkan yang mengangkat tema kesenian Sunda tidak

banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal masyarakat butuh sebuah mediator yang

menghubungkan mereka dengan suatu acara-acara. Apalagi sekarang Seni Sunda yang

ada di kota Bandung melalui survei dinyatakan sudah sangat menurun baik secara

jumlahnya maupun perkembangan masyarakat yang mengetahui macam-macam dan

sejarah mengenai Seni Sunda tersebut padahal seperti yang kita tahu kalau kota Bandung

sendiri merupakan kota dengan segudang seniman dan hasil-hasil karyanya yang luar

biasa.

Dari sini adanya suatu acara pertunjukkan merupakan strategi yang paling baik

dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan kembali macam-macam Seni Sunda.

Generasi muda sekarang banyak berpikir kalau Seni Sunda itu sekarang sangat tidak

menarik bila dibandingkan dengan Seni Moderen padahal berubahnya jaman, Seni

Sunda yang sekarangpun berubah kemasan menjadi lebih menarik dan tidak

membosankan seperti yang mereka pikir. Maka dari itu, promosi kali ini sekaligus ingin

memperlihatkan pencitraan Seni Sunda yang semangat, ceria, anggun, dan banyak

macamnya.

Mengangkat suatu event dari komunitas Seni Sunda dimana masih dipegang oleh

anak-anak muda kota Bandung, merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena sekaligus

(12)

komunitas anak muda yang peduli terhadap keberadaan Seni Sunda yang sudah menurun

dari waktu ke waktu sehingga muda-mudi lain diluar sana ikut tergerak bermula dari

mengenal Seni Sunda itu sendiri dan gol terbesarnya mereka ikut berperan aktif untuk

mencintai dan merawat keberadaan Seni Sunda.

Dengan memakai konsep kemegahan, event yang betul-betul akan dilaksanakan pada

tahun 2012 ini dikemas dengan slogan “Hate Kuring Nyaah Ka Seni Sunda” dan

mengajak mengenal dengan slogan “Hayu Mumulei Apal Ka Seni Sunda”. Strategi yang

digunakan tentang kemegahan adalah dengan menunjukkan dari foto, warna,

background dari situ bisa terlihat kemegahan Seni Sunda yang banyak ragamnya,

semangat, colorful, ceria, bersahabat tetapi tidak meninggalkan kesan megah Sundanya

itu sendiri.

Media promosi secara tidak langsung sudah berperan ikut memperkenalkan ragam Seni

Sunda dari berbagai foto-foto yang dipakai, tetapi bila sebagain masih menilai kalau

media promosi hanya membantu proses mengenalkan acara tersebut maka, ditambah dua

media yang berperan lebih aktif dan menonjol untuk memperkenalkan Seni Sunda yaitu

Website dan Buku Panduan Acara plus agenda mini yang bisa diakses setiap waktu dan

buku sebagai media yang bisa bertahan lama. Serta adanya desain booth di tempat acara

dimana masyarakat bisa masuk dan melihat bahkan mencoba langsung menggunakan

(13)

4.8 Saran

Kesenian Sunda merupakan salah satu kebudayaan Sunda yang sangat penting untuk

dijaga agar tidak punah lambat laun keberadaannya. Apalagi tentang suatu kesenian.

Karena dari kesenian, ciri khas suatu bangsa itu bisa terlihat dan dikenal oleh

masyarakat lainnya. Contoh sifat mereka, cara mereka hidup dan sifat kebersamaannya.

Ketika jaman sudah berubah, banyak hal baru dan jauh lebih moderen dan lebih dapat

menarik perhatian masyarakat khususnya kota Bandung yang dikenal sebagai kota

mode. Meskipun setiap tahunnya acara-acara tentang kesenian Sunda masih ada di

Bandung, tetapi sejauh ini, hanya komunitas tertentu saja yang tahu. Banyak masyarakat

asli kota Bandung yang tertarik sangat sulit untuk mengakses acara-acara seperti itu. Jadi

apabila promosi dilakukan lebih luas dan lebih menarik, maka masyarakat yang lebih

ingin mengetahui lebih dalam tentang kesenian Sunda lebih banyak lagi. Bentuk

promosipun harus dirubah sesuai jaman. Tampilan harus lebih moderen, tetapi tetap

tidak meninggalkan kesan khas dari seni Sundanya itu sendiri. Dari satu event saja,

masyarakat sudah bisa mengenal jauh tentang ragam dan ciri khas dari seni Sunda

(14)

DAFTAR PUSTAKA

K.M., Saini. Taksonomi Seni. Bandung: STSI Press,2001.

Koran Pikiran Rakyat 28 Oktober 2007 halaman J, Seni Sunda “Buhun” Kian Ditinggal.

Sukanda, Enip. “Tembang Sunda Cianjuran: Sekitar Pembentukan dan Perkembangan.”

Bandung: Proyek Pengembangan IKI ASTI Bandung, 1984.

Sumardjo, Jakob. Simbol-simbol Artefak Budaya Sunda. Bandung: Kelir, 2003.

Peursen, C.A. van. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius 1988.

Referensi Pendukung:

Ensiklopedia 3 Jawa Barat, Jakarta: PT Lentera Abadi,2011.

http://www.indonesia.travel/id/destination/596/saung-angklung-udjo/article/89/angklung-keindahan-harmoni-nada-bambu-dari-tatar-sunda

http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-jaipong-sejarah-perkembangan-seni-tari-tradisional-jawa-barat/

http://www.anneahira.com/alat-musik-jawa-barat.htm

http://www.pinginpintar.com/arti-warna-/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa komunitas perkusi Discoetnic Percussion menjalankan perannya dalam mengkomunikasikan eksistensi budaya musik Sunda di kota Bandung

Diharapkan melalui Promosi Seni Bela Diri Tarung Derajat untuk Meningkatkan Kemampuan Bela Diri Remaja Bandung ini, remaja kota Bandung dapat mengerti berbagai manfaat yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengetahuan masyarakat Sunda Muslim di Kota Bandung menunjukkan tingkat kualitas yang sangat tinggi.